Anda di halaman 1dari 14

KERAJAAN MUGHAL SAMPAI

TERBENTUKNYA BANGLADESH
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Drs. Wahyudi, M.Pd.

Disusun :
1. IVAN MAULANA AZHAR M (1703036035)
2. SITI NUR SHOBIYA H (1703036036)
3. ANIS FITRIA (1703036037)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Islam di India menurut Harun Nasution terbagi menjadi tiga periode yaitu
periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Awal mulanya kekuasaan Islam
di India muncul pada periode klasik yakni pada masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan
Khalifah Walid bin Abdul Malik pada periode 705-715 M.
Dari ketiga periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam
di India adalah pada periode pertengahan. Pada periode ini muncul tiga kerajaan Islam
yang besar yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan
Mughal di India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan
tersebut, berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia. Kerajaan
Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap
dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat bangsa lain
tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan sultan – sultannya
yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur dunia.
Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih
diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India
yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang
dipengaruhi oleh agama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses berkembangnya kerajaan mughal?
2. Apa yang menjadi penyebab runtuhnya kerajaan mughal?
3. Bagaimana Proses terbentuknya bangladesh?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Berkembangnya Kerajaan Mughal India


a) Sejarah Berdirinya kerajaan Mughal India
Kerajaan mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Safawi.
Jadi, diantara tiga kerajaan besar islam , kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan mughal
bukanlah kerajaan islam pertama di anak benua india . Awal kekuasaan islam di india
terjadi pada masa khalifah al-Walid dari Dinasti Umayyah. Penalukan wilayah ini
dilakukan oleh tentara bani umayyah dibawah pimpinan Muhammad Ibnu Qasim.1
Pada masa Mu‟awiyah I, terjadi perampokan terhadap orang-orang Islam
di India. Atas izin Khalifah Al-Walid, ia mengirim Muhammad Ibn Qasim (usianya 17
tahun), untuk memimpin pasukan. Dalam waktu 4 tahun lebih, Sind dan Punjab dapat
ditaklukkan dan dikuasai. Muhammad Bin Qasim menjadi gubernur yang menjalankan
pemerintahan dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Riwayatnya berakhir tragis akibat
pertikaian politik, setelah itu ada 9 orang gubernur tetap berkuasa di wilayah itu sampai
datangnya dinasti Ghazni. Pada tahun 1206 M berdirilah kesultanan Delhi yang meliputi
: Dinasti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1290-1320 M), Tughlug (1320-1414 M),
Sayyed (1414-1451 M), dan Lodi (1451-1526 M).
Dinasti Mamluk didirikan oleh seorang budak yang bernama Altamasy. Altamasy
berhasil memperluas kekuasaan Islam ke sebelah utara (Malawa) dan menyelamatkan
negerinya dari serangan Mongol. Setelah itu ia menunjuk anak perempuannya, Raziya,
sebagai pengganti dengan alasan semua anak lakilakinya tidak ada yang mampu. Dalam
sejarah Islam Sultan Raziya adalah perempuan pertama yang berkuasa. Pada tahun 1240
M terjadi pemberontakan untuk menolak sultan perempuan yang menjatuhkan Raziya
oleh Bahram Shah, putra dari Iltutmish, namun Bahram Shah tidak mampu memimpin ,
akhirnya pada tahun 1246 M pamannya, Nasiruddin Mahmud naik tahta, kemudian ia di
gantikan oleh Balban. Dengan dukungan para pembesar istana, Jalaluddin Khalji naik
tahta pada tahun 1290M. Setelah itu Alauddin naik tahta berkat dukungan para

1
Dr. Badri Yatim,M.A., Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2003)hlmn.145
bangsawan. Pengganti Alauddin Khalji adalah Quthubuddin Mubarak Khalji. Lima bulan
kemudian Ghazi Malik Tughlaq, gubernur Depalpur, dapat menguasai Delhi dengan
membunuh Khusru.
Ghazi Malik menduduki tahta dengan gelar Ghiyasuddin Tughlug. Ghiyasuddin
Tughlug meninggal dunia pada tahun 1325 M. Juna Khan terpilih sebagai pengganti
Sultan ia naik tahta dengan gelar Muhammad Ibn Tughlug. Ia wafat pada tahun 1351 M
ketika negara dilanda pemberontakan. Fihruz Shah, sepupunya, naik tahta setelah
meredam pemberontakan di Sind dan penyerangan Mongol. Setelah kematian Fihruz
pada tahun Shah pada tahun 1388 M penggantinya tidak ada yang mampu. Nashiruddin
Muhammad Tughluq adalah orang terakhir dalam Dinasti Tughlug. Pada tahun 1414 M,
Khizir Khan, utusan Timur di Debalpur dan Multan dapat menguasai politik di Delhi.
Khizr Khan merupakan pendiri dari Dinasti Sayyid. Ia meninggal dunia pada
tahun 1421 M. Kemudian Mubarak Shah naik tahta, namun ia terbunuh pada tahun 1434
M. Keponakan Mubarak, Muhammad Shah, naik tahta. Muhammad Shah memimpin
selama 12 tahun, ia di gantikan oleh anaknya, Alauddin Alam Shah. Bahlul Lodi naik
tahta pada tahun 1451 M. Ia bertahta selama 38 tahun dan meninggal pada 1389 M.
Nizam Khan, putra kedua Bahlul Lodi naik tahta dengan gelar Sikander Lodi. Ia
meninggal dunia pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama 28 tahun.
Akhirnya, Ibrahim Lodi, naik tahta. Tetapi terjadi pemberontakan di Jalal Khan. Ia
banyak memenjarakan bangsawan yang menentang. Hal ini memicu lebih banyak
pemberontakan.
Pada 21 April 1526 M terjadi pertempuran yang dahsyat di panipat antara Babur
dan Ibrahim Lodi. Pasukan Lodi berjumlah 100.000 kekuatan tentara dengan 1000
pasukan gajah, sedangkan tentara Babur hanya berjumlah 25.000.47 Ibrahim Lodi beserta
ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Walaupun pasukannya lebih kecil
jumlahnya, barangkali karena keperkasaan yang diwarisi leluhurnya serta prajuritnya
yang terlatih dan loyal, Babur berhasil tampil sebagai panglima yang memenangkan
pertempuran. 2Setelah Babur memperoleh kemenangan ia beserta pasukannya memasuki

2
http://digilib.uinsby.ac.id/366/9/Bab%202.pdf dikutip pada 16 maret 2018 pukul 15.08 wib
kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur
di kota Delhi, maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.3

b) Para Penguasa Kerajaan Mughal India


1. Babur (1526-1530 M)
Babur bernama lengkap Zahiruddin Muhammad Babur. Babur merupakan cucu
Timur Lenk dari pihak ayah dan keturunan Jenghiz Khan dari pihak ibu. Ayahnya
Umar Mirza, merupakan seorang penguasa Ferghana. 4 Masa pemerintahan Babur
ditandai oleh dua persoalan besar yakni bangkitnya kerajaan-kerajaan Hindu yang
mencoba melepaskan diri dari kekuasaan Islam, mereka memberontak antara tahun
1526 dan 1527 M dan munculnya penguasa muslim yang mengakui pemerintahannya
di Afghanistan yang masih setia kepada keluarga Lodi. Namum Babur dapat
menyelesaikan semua persoalan tersebut.
2. Humayun (1530-1540 M Dan 1556 M)
Babur digantikan oleh putra sulungnya, Humayun yang bernama lengkap
Naseeruddin Humayun. Ia adalah seorang raja yang dermawan, ramah dan suka
memaafkan. Pada awal pemerintahannya, Humayun mengalami kesulitan karena
perilaku dari saudara-saudaranya yang menuntut hak untuk memerintah. Pada 1540
M, terjadi perang antara Mughal dengan orangorang Afghan di Qanuj. Namun
sayang, keberuntungan tidak lagi berpihak kepada Mughal, dan mereka kalah.
Humayun mencoba kembali merebut kekuasaannya di Delhi. Pada tahun 1555 M ia
menyerbu Delhi yang saat itu diperintah Sikandar Sur (dari Dinasti Sur 1540-1555).
Akhirnya ia bisa memasuki kota ini dan ia bisa memerintah kembali sampai tahun
1556 M. Pada tahun 1556 M, ia meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya
Jalaludin Muhammad Akbar.
3. Akbar (1556-1605 M)
Sepeninggal Humayun, tahta kerajaan Mughal dijabat oleh putranya Akbar. Ia
bergelar Sultan Abdul Fath Jalaluddin Akbar Khan. Masa pemerintahannya dikenal
sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang

3
K.Ali., Sejarah Islam(Tarikh Modern),(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,1997)hlmn.352
4
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304486/penelitian/4.Pengaruh+Islam+di+Asia+Selatan.pdf dikutip pada 16
maret 2018 pukul 15:13
besar di India. Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan
sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Setelah
persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program
ekspansi. Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai
sebuah kesultanan besar. Di samping itu Akbar menerapakan politik “Sulh-e-Kul”
atau toleransi universal, yang memandang semua rakyat sama derajatnya, mereka
tidak dibedakan sama sekali oleh ketentuan agama atau lapisan sosial. Pada tahun
1605 M, raja Mughal yang sangat mashur ini wafat.5
4. Jehangir (1605-1627 M)
Setelah Akbar, yaitu anaknya Jehangir. Masa pemerintahan Jehangir kurang lebih
selama 23 tahun. Ia adalah penganut ahl al-sunnah wa al jama‟ah, sehingga Din-i-
Ilahi yang dibentuk ayahnya menjadi hilang pengaruhnya. Pemerintahan Jehangir
juga diwarnai dengan pemberontakan di Ambar yang tidak mampu dipadamkan.
Pemberontakan juga muncul dari dalam istana yang dipimpin oleh Kurram, putranya
sendiri. Dengan bantuan panglima Muhabbat Khar, Kurram menangkap dan
menyekap Jehangir. Berkat usaha permaisuri, permusuhan ayah dan anak ini dapat
dipadamkan. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala,
Mewar, dan Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia
lakukan mempertegas kenegarawan yang diwarisi oleh ayahnya, Akbar.
5. Syah Jehan (1627-1658 M)
Syah Jehan tampil menggantikan pemerintahan Jehangir. Syah Jehan adalah
seorang yang terpelajar, ia memiliki bakat kepemimpinan dan memiliki jiwa
intelektual dan seni. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Hal
ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa
pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa
pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau
keamanan, namun berhasil dipadamkan. Pada akhirnya Darsyikuh dibunuh oleh
Aurangzeb. Syah Jehan meninggal dunia pada 1657 M, setelah menderita sakit keras.
6. Aurangzeb / Alamghir I (1658-1707 M)

5
Dr. Badri Yatim,M.A., Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2003)hlmn.148-149
Aurangzeb bergelar Alamghir Padshah Ghazi. Ia penguasa yang berani dan bijak,
kebesarannya sejajar dengan Akbar, Pendahulunya. Pada tahun 1668 M, menyuruh
perusakan kuil-kuil Hindu yang disalahgunakan untuk kegiatan-kegiatan politik dan
mensponsori pengkodifikasian hukum Islam yang di kenal dengan Fatawa-I,
Alamgiri. Tindakan Aurangzeb di atas menyulut kemarahan orang-orang Hindu. Hal
inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan di masanya. Meskipun
pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat dipadamkan, tetapi tidak sepenuhnya
tuntas. Hal ini terbukti ketika Aurangzeb meninggal pada 1707 M, banyak provinsi-
provinsi yang letaknya jauh dari pusat kerajaan memisahkan diri.
7. Pemerintahan Pasca-Aurangzeb
Sepeninggal Aurangzeb pada tahun 1707 M, kesultanan Mughal di perintah oleh
generasi-generasi yang lemah. Sampai tahun 1858 M sultan-sultan Mughal tidak
mampu lagi mengendalikan wilayah yang cukup luas dan kekuatan lokal Hindu yang
cukup dinamis, di samping karena konflik di antara mereka sendiri yang berebut
kekuasaan. Sultan-sultan penerus Aurangzeb yaitu : Bahadur Syah (1707-1712 M),
Azimusyah (1712-1713 M), Farukh Siyar (1713-1719 M), Muhammad Syah (1719-
1748 M), Ahmad Syah (1748-1754 M), Alamghir II (1754-1759 M), Syah Alam
(1761-1806 M), Akbar II (1806-1837 M), dan Bahadur Syah II (1837-1858 M).6

B. Proses Kemundurannya Kerajaan Mughal India


Setelah satu setengah abad dinasti mughal berada dipuncak kejayaannya , para
pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot. Suksesi kepemimpinan ditingkat
pusat menjadi ajang perebutan, ajang sparatis hindu din india tengah, sikh di belahan
utara dan islam di bgian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu para
pedagang inggris yang untuk pertama kali diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di
india dengan di dukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai pantai.
Pada masa Aurangzeb , pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang
sudah muncul tapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan

6
http://digilib.uinsby.ac.id/366/9/Bab%202.pdf dikutip pada 16 maret 2018 pukul 15:27 wib
Aunrangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat,
penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi masalah yang ditinggalkan.
Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam,
putratertua Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Putra Aurangzeb ini
kemudian bergelah BahadurSyah (1707-1712 M). Ia menganut aliran Syi‟ah. Pada masa
pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan Sikh
sebagai akibat dari tindakan ayahnya. Ia juga dihadapkan pada perlawanan penduduk
Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi‟ah kepada mereka.
Setelah Bahadur Syah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama, terjadi
perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana. Bahadur Syah diganti oleh anaknya,
Azimus Syah. Akan tetapi, pemerintahannya ditentang oleh zulfiqar Khan, putra Azad
Khan, wazir Aurangzeb.Azimus Syah meninggal tahun 1712 M dan diganti oleh
putranya, Jihandar Syah yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar, adiknya sendiri.
Jihandar Syah dapat disingkirkan oleh Farukh Siyartahun 1713 M.
Farukh Siyar berkuasa sampai tahun 1719 M dengan dukungan kelompok sayyid, tapi
tewas ditangan para pendukungnya sendiri (1719 M). Sebagai gantinya, diangkat
Muhammad Syah Asyfar di bawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah berhasil
melenyapkan kekuasaan Safawi di Persia. Keinginan Nadir Syahuntuk menundukkan
kerajaan Mughal terutama karena menurutnya, kerajaan ini banyak sekali memberikan
bantuan kepada pemberontak Afghaan di Persia.Oleh karena itu pada tahun 1739 M, dua
tahun setelah menguasai Persia, ia menyerang kerajaan Mughal. Muhammad Syah tidak
dapat bertahan dan mengaku tunduk pada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali
berkuasa di Delhi setelah ia bersedia memberi hadiah yang sangat banyak kepada Nadir
Syah. Kerajaan Mughal baru dapat melakukan restorasi kembali, terutama setelah jabatan
wazir dipegang Qilich Khan yang bergelar Nizam Al-Mulk (1722-171732 M) karenamen
dapat dukungan dari Marathas. Akan tetapi, tahun 1732 Nizam Al-Mulk meninggalkan
Delhi menuju Hiderabad dan menetap di sana.
Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap
daerah lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah
pusat, bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Hiderabad
dikuasai Nizam Al-Mulk, Marathas dikuassai Shivaji, Rajput menyelenggarakan
pemerintahan sendiri di bawah pemerintahan Jai Singh dan Amber, Punjab dikuasai oleh
kelompok Sikh, Oudh dikuasai oleh Sadat Khan, Bengal dikuasai Syuja‟ Al-Din,
menantu Mursyid Qulli, penguasa Bengal yang diangkat Aurangzeb. Sementara wilayah-
wilayah pantai banyak yang dikuasai oleh para pedagang asing, terutama EIC dari
Inggris.Disintegrasi wilayah kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk oleh
sikap daerah, yang disamping melepasakan loyalitas terhadap pemerintah pusat, juga
mereka senantiasa menjadi ancaman serius bagi eksistensi dinasti Mughal itu sendiri.
Setelah Muhammad Syah meninggal, tahta kerajaan dipegang oleh Ahmad Syah
(1754-1759 M), kemudian diteruskanoleh Al-Maghir II(1754-1759 M), dan kemudian
dilanjutkan oleh Syah Alam (1761-1806 M). padatahun 1761 M, kerajaan Mughal
diserangoleh Ahmad Khan Durranidari Afghan, kerajaan Mughal tidak dapat bertahan
dan sejakitu Mughal berada dibawah kekuasaan Afghan. Meskipun Syah Alam tetap
diizinkan memakai gelar Sultan.
Ketika kerajaan memasuki keadaan yang lemah seperti ini, pada tahun itu juga,
perusahaan inggris (EIC) yang sudah sangat kuat mengangkat senjata melawan
pemerintah kerjaan Mughal. Peperangan berlangsung larut-larut. Akhirnya, Syah Alam
membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, Bengal, danOrisakepadaInggris.
Sementaraitu, Najib Al-Daula, wazir Mughal dikalahkanolehaliansiIkh-Hindu, sehingga
Delhi dikuasaiSindhiadari Marathas.Akan tetapi, Sindhia dapat dihalau kembali oleh
Syah Alam dengan bantuan Inggris (1803 M).
Syah Alam meninggal tahun 1806 M. Tahta selanjutnya kemudian dipegang oleh Akbar
II (1806-1837 M). Padamasa pemerintahan Akbar memberi konsekuensi kepada EIC
untuk mengembangkan usahanya di anak benua India sebagaimana yang diinginkan
Inggris, tapi perusahaan harus menjamin kehidupan raja dan keluarga di istana. Dengan
demikian, kekuasaan sudah berada ditangan Inggris, meskipun kedudukan dan gelar
sultan dipertahankan. Bahadur Syah (1837-1858 M), penerus Akbar, tidak menerima isi
perjanjian antara EIC dengan ayahnya yaitu, sehingga terjadi konflik antara kedua
kekuasaan tersebut.
Pada waktu yang sama, pihak EIC mengalami kerugian, karena penyelenggaraan
administrasi perusahaan yang kurang efisien, padahal mereka harus tetap menjamin
kehidupan istana. Untuk menutupi kerugian sekaligus mememnuhi kebutuhan istana, EIC
mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar.
Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam
bangkit mengadakan pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahdur Syah untuk
menjadi lambing perlawanan itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan Kerajaan
Mughal di India. Dengan demikian terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan
Inggris pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapatkan
dukungan dari beberapa penguasa local Hindu dan Muslim. Inggris kemudian
menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap pemberontak.Mereka diusir dari kota Delhi,
rumah-rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, Raja terakhir
Mughal, diusir dari istana (1858 M). Dengan demikian, berakhirlah sejarah kekuasaan
dinasti Mughal di daratan India dandan tinggallah di sana umat Islam yang harus
berjuang mempertahankan eksistensi mereka.
Ada beberapa factor yang menyebabkan kekuasaandinasti Mughal itu mundur pada satu
setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M. yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer
Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim
Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam
mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
2. Kemrosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik, yang mengakibatkan
pemborosan dalam pengunaan uang Negara.
3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalammelaksanakan ide-ide
puritan dan kecenderung anaksetisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi
oleh sultan-sultan sesudahnya.
4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah
dalam bidang kepemimpinan.7

C. Proses Terbentuknya Bangladesh


Masa kemunduran terjadi karena ketidakstabilan kekuasaan di dalam,
kepemimpinan pusat menjadi ajang perebutan, di samping itu didukung oleh faktor

7
Dr. Badri Yatim,M.A., Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2003)hlmn.159-163
eksternal. Berbagai gerakan separatis muncul dan semakin mengancam diantaranya
gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian
timur.Faktor eksternal yang mendukung runtuhnya Mughal adalah datangnya IEC
(perusahaan asing Inggris) yang hampir menguasai wilayah India. Ketika posisi kerajaan
Mughal yang semakin melemah, pada saat itu juga, perusahaan IEC yang sudah kuat
mengangkat senjata melawan pemerintah kerajaan Mughal. Akhirnya, Syah Alam sebagai
sultan pada masa itu membuat perjanjian damai dengan menyerahkan sebagian wilayah
kepada Inggris.8
Pada tahun 1930 Muhammad Iqbal ( 1875-1938) dan Muhammad Ali Jinnah
(1876-1948) dari Liga Muslim menyerukan pembuatan negara Muslim yang terpisah. Pada
tingkat itu terdapat tiga posisi Muslim yang saling berbeda mengenai kemerdekaan dan
nasionalisme. Pertama, Menurut para pemuka agama yang tradisional semacam Maula
Abul „Ala Al Maududi mengemukakan argumentasi bahwa nasionalisme dan Islam
merupakan dua ideologi yang saling berlawanan. Nasionalisme adalah bentuk
partikularisme yang berlawanan dengan universalisme Islam. Nasionalisme lahir dari Barat
yang berakar pada perasaan nasional yang sempit, rasial, geografis yang merupakan
karakteristik Barat. Oleh karena itu, seluruhnya termasuk dalam kesatuan masyarakat yang
universal di bawah kekuasaan hukum Tuhan. Dan barang siapa menerima prinsip
Islam tidak bisa terbagi oleh perbedaan nasionalitas, baikpun nasionalisme Muslim,
dinyatakan melawan Islam dan ditolak.Kedua, posisi Muslim diwakili oleh Abdul Kalam
Azad (1888-1958), tokoh teoritikus terbesar dalam Gerakan Khilafat, yang masih
mendukung partai kongres, bahkan menjabat sebagai presidennya. Sejak berakhirnya
gerakan Khilafat, filsafat politiknya beralih kepada “composite nationalism”, yang terdiri
dari masyarakat Hindu dan Muslim yang saling bekerja sama. Walaupun dengan alasan
yang berbeda, ia lebih conderung sepakat dengan al Maududi dan pemuka keagamaan
tradisonal yang menentang pembentukan Pakistan sebagai negara Muslim. Ketiga, posisi
Muslim yang diwakili Muhammad Iqbal dan Ali Jinnah. Keduanya lebih memilih untuk
memisahkan diri dan mendirikan negara Muslim. Karena banyak pertimbangan-
pertimbangan. Diantaranya, munculnya konflik-konflik komunal antara Muslim dan
Hindu menyebabkan bangkit prihatin bahwa perpisahan antara Muslim-Hindu niscaya

8
Ibid,hlmn.160
akan mengandung efek yang serius terhadap hah-hak Muslim sebagai penduduk minoritas
dalam sebuah negara yang didominasi oleh Hindu.
Bagi sosok seperti Iqbal dan Ali Jinnah, pembaharu agama dan politikus sekuler,
awalnya memilih jalan kemerdekaan nasionalisme India. Kemudian beralih pada
Nasionalisme Muslim dan mendirikan sebuah negara Muslim yang terpisah. Pada tanggal
20 Maret 1940, Muslim League mengadakan sidang tahunan memutuskan sebuah resolusi
menyerukan penciptaan negara Muslim dalam wilayah barat laut (lembah Indus) dan
wilayah belahan timur (Bengala) tempat kediaman mayoritas Muslm. Pada 16 Desember
tahun 1971 adalah awal dari cikal bakal terbentuknya negara Bangladesh. Dua pekan
setelah India menginvasi wilayah bagian Timur Pakistan, kenyataan pahit harus diterima
Pakistan. Tentara mereka yang berjumlah 90 ribu harus menyerah terhadap pasukan India
di wilayah tersebut. Kekalahan itu begitu menyakitkan bagi Pakistan. Pasalnya, kekalahan
tersebut berakibat pada langkah Pakistan Timur yang resmi memisahkan diri dari
negaranya dan mendeklarasikan diri sebagai Bangladesh. Semenjak Inggris mengakhiri
kekuasaannya pada 1947 dari Barat dan Timur Pakistan kerap berseteru. Perbedaan budaya
serta adanya negara India yang memisahkan barat dan timur ini semakin memicu dan
membakar semangat Timur Pakistan untuk merdeka.
Sebenarnya sebelum peperangan itu pecah, pada Bulan Maret tentara Pakistan
Timur sudah memploklamirkan negara Bangladesh. Tapi hal itu tak berlangung lama,
Pakistan segera mengambil tindakan dan melakukan serangan ke daerah itu. Namun,
Bangladesh tampaknya harus banyak berterima kasih kepada India. Kalau tidak ada
bantuan dari negara tersebut sulit rasanya negara Bangladesh bisa berdiri sampai sekarang
ini. Walau mendapat bantuan India, jalan panjang tetap harus dilalui Bangladesh, banyak
warga terbunuh jutaan orang mengungsi menjadi harga mahal yang harus di bayar
Bangladesh.Tetapi perjuangan Bangladesh akhirnya membuahkan hasil. Pada 1974
Pakistan akhirnya resmi mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara Bangladesh.9

9
http://eprints.radenfatah.ac.id/632/1/PUJIATUN%20PATMASARI_AdabSKI.pdf dikutip pada 16 maret 2018 pukul
16:45
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kerajaan mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Safawi
tepatnya tahun 1526 M .Raja-raja terbesar terkenal dari dinasti Moghul adalah Sultan
Akbar, Sultan Shah Jahan, dan Sultan Aurangzib. Sultan Akbar terkenal sebagai raja
yang berusaha melakukan akomodasi politik dankultur atas kekuasaan Islam dan
masyarakat Hindu di India. Di bawah kepemimpinannya Moghul berhasil berkembang
menjadi dinasti yang besar. Sultan Shah Jahan terkenal dengan peninggalannya dalam
seni dan bangunan. Makam Tajmahal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat
ini merupakan salah satu bangunan peninggalan masa pemerintahannya. Sementara
Sultan Aurangzib sebagai pemimpin yang berhasil mengembangkan kekuasaan Dinasti
Moghul meliputi wilayah terluas.
Setelah masa pemerintahan Aurangzeb gagal membangun kesatuan kerajaan,
hingga akhirnya Mogul terpecah menjadi beberapa kerajaan yang berdiri sendiri.
Bersamaan melemahnya Moghul, bangsa-bangsa Barat terus melakukan penetrasi di
India. Akhirnya Inggris berhasil menjadi negara yang paling berkuasa di India hingga
tahun 1947.
Bangladesh yang berasal dari bangsa bengali atau bengala yang merupakan
negara dengan rakyat terpadat dan termiskin di dunia. Pada 1974 Pakistan akhirnya resmi
mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara Bangladesh.
DAFTAR PUSTAKA

K.Ali.,1997.Sejarah Islam(Tarikh Modern).Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

Yatim, Badri .,2003.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

http://digilib.uinsby.ac.id/366/9/Bab%202.pdf dikutip pada 16 maret 2018 pukul 15.08 wib

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304486/penelitian/4.Pengaruh+Islam+di+Asia+Selatan.pdf dikutip
pada 16 maret 2018 pukul 15:13

Anda mungkin juga menyukai