Anda di halaman 1dari 131

http://inzomnia.wapka.

mobi

THE MYSTERY OF THE WANDERING CAVE MAN


by Alfred Hitchcock Text by MV. Carey

TRIO DETEKTIF MISTERI MANUSIA GUA


Alihbahasa: Aryotomo Markam

Penerbit: PT Gramedia. Jakarta, Oktober 1988

Edit & Convert: inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

PESAN HECTOR SEBASTIAN

SELAMAT berjumpa, Para penggemar misteri!


Kalau di antara kalian ada yang sudah sangat mengenal Trio
Detektif, silakan lompati bagian ini dan langsung mulai dengan
Bab 1. Tetapi jika ada yang belum pernah berjumpa dengan
Trio Detektif, dengan senang hati saya akan memperkenalkan
mereka.
Jupiter Jones, alias Jupe, yang sangat gemar membaca dan
memiliki otak cerdas serta ingatan yang amat kuat, adalah
pimpinan Trio Detektif. Ia bangga sekali dengan julukan
Penyelidik Satu yang disandangnya. Pete Crenshaw, Penyelidik
Dua, memang tidak sepandai Jupe, tetapi ia memiliki kelebihan
lain. Ia pandai berolahraga. Tidak heran jika tubuhnya
jangkung dan kekar. Selain itu ia juga memiliki rasa setia kawan
yang besar. Bob Andrews menangani urusan Data dan Riset.
Orangnya pendiam, dan walaupun tidak sehebat Pete dalam
olahraga, tapi ia seorang pemberani.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kali ini Trio Detektif menghadapi persoalan yang tak masuk


akal. Mereka mencari makhluk yang telah mati berabad-abad
yang lalu! Makhluk itu pernah terlihat berjalan di malam hari,
di suatu desa. Dalam perburuan itu, mereka menjumpai tiga
orang ilmuwan yang melakukan eksperimen-eksperimen yang
aneh dan menakutkan. Tanpa disadari mereka terperangkap
dalam suatu bangunan kuno, lalu...
Saya tidak berani menceritakannya lagi. Pengalaman mereka
membuat saya ngeri. Lebih baik kalian membacanya sendiri.
Saya hanya bisa mengucapkan selamat bertualang dan
bermisteri.

HECTOR SEBASTIAN

Bab 1
PENDATANG DARI BALIK KABUT

SUARA seorang wanita bernada prihatin terdengar memecah


kesunyian. Jupiter Jones tertegun dan memasang telinganya.
Kabut tebal menyelimuti Rocky Beach sore itu, menghalangi
pemandangan dari Pangkalan Jones ke rumah-rumah di
seberangnya. Jupe berdiri seorang diri. Ke mana-mana ia
memandang, hanya kabut yang dilihatnya. Ia merasa kesepian.
Namun suara itu menggugahnya. Dan sekarang terdengar suara
langkah yang mendekat. Perlahan-lahan Jupe mendekati pintu
gerbang.
Kini samar-samar terlihat bayang-bayang dua orang yang
sedang berjalan, makin lama makin jelas, seakan-akan muncul
dari kabut itu sendiri. Seorang laki-laki tua bungkuk berjalan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tertatih-tatih di trotoar, dipapah seorang wanita muda kurus


dengan rambut panjang terurai.
"Ini ada tempat duduk," wanita itu berkata sambil menuntun
orang tua itu ke arah tempat duduk di samping kantor.
"Istirahatlah dulu. Anda tentu lelah sekali."
"Adakah yang dapat saya bantu?" Jupe mendekati kedua orang
itu.
Orang tua itu memandang dengan linglung, satu tangannya
ditempelkan di kepalanya. "Kami mencari... mencari..." Ia
menoleh kepada wanita itu. "Tolong ceritakan padanya. Kami
ingin... ingin..."
"Harborview Lane," wanita muda itu membantu menjelaskan
pada Jupe. "Kami harus pergi ke sana."
"Ikuti saja jalan besar terus ke barat," dengan sigap Jupe
memberi petunjuk. "Tetapi kelihatannya teman Anda sakit.
Akan saya panggilkan dokter, segera, dan-"
"Jangan!" potong orang tua itu. "Nanti kami terlambat!"
Jupe mengamat-amati orang itu dengan saksama. Wajah orang
itu pucat dan penuh keringat. "Aduh!" orang itu menggumam.
"Capek sekali!"
Kedua tangannya menekan kepalanya. "Mau pecah rasanya
kepalaku ini! Heran, belum pernah aku mengalami sakit kepala
seperti ini!"
"Saya panggilkan dokter, ya!" Jupe mendesak.
Tiba-tiba orang itu berdiri. "Tidak apa-apa, sebentar lagi juga
sembuh, tetapi sulit sekali untuk... untuk..." Ia jatuh terduduk
ke bangku itu, napasnya berat dan tersengal-sengal, berusaha
menahan sakitnya. "Aahhh," gumamnya. Lalu terdiam.
Jupe memegang tangan orang itu. Dingin!

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mata orang itu melotot, tidak berkedip dan... pandangannya


kosong! Suasana hening kembali menyelimuti Pangkalan Jones.
Si wanita muda memegang orang itu sambil terisak-isak.
Terdengar derap langkah yang sigap di trotoar. Bibi Mathilda
muncul di gerbang dan segera menghampiri mereka. Ia
langsung melihat orang tua di bangku, si gadis, dan Jupiter
yang berlutut di hadapan orang tua itu.
"Jupiter, ada apa?" seru Bibi Mathilda cemas. "Akan
kupanggilkan dokter, segera!"
"Ya," Jupiter berkata. "Panggil saja... tapi kukira tidak ada
gunanya lagi. Ia sudah meninggal!"
Setelah itu ingatan Jupe kabur. Ada sirene, ambulans, dan
orang-orang yang sibuk dalam kepekatan kabut. Orang ramai
berkumpul di depan gerbang untuk mengetahui apa yang
terjadi. Gadis berambut pirang itu menangis tersedu-sedu
dalam pelukan Bibi Mathilda. Jupe dan bibinya bersama-sama
dengan gadis pirang itu ikut ke rumah sakit, menyertai
ambulans yang membawa jenazah orang tua itu. Sirene
ambulans meraung-raung dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Semua itu bagaikan mimpi bagi Jupe. Tetapi setibanya di
rumah sakit, Jupe sadar bahwa itu benar-benar terjadi. Jupe,
Bibi Mathilda, dan si gadis menunggu tanpa berkata-kata di
ruang tunggu yang penuh asap rokok. Tegang. Akhirnya datang
seorang dokter.
"Tabahkan dirimu," kata dokter pada si gadis sambil
menyalaminya. "Mungkin lebih baik begitu, daripada hidup
menderita. Apakah Anda saudaranya?"
Si gadis menggelengkan kepalanya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Akan dilakukan otopsi," kata dokter, "untuk menyelidiki


sebab-sebab kematiannya. Ini biasa dilakukan pada orang yang
meninggal tanpa sebab-sebab yang jelas. Tetapi kami
memerlukan izin dari salah seorang saudaranya sebelum kami
dapat melakukannya. Bagaimanakah menghubungi saudaranya?"
Si gadis menggeleng lagi. "Saya tidak tahu. Saya akan tanyakan
pada yayasan."
Kembali ia tersedu-sedu. Seorang perawat datang
menenangkan, sambil menuntunnya meninggalkan tempat itu.
Jupe dan Bibi Mathilda menunggu dengan sabar. Tak lama
kemudian gadis itu kembali. Ia telah menelepon dari kantor.
"Akan datang orang dari yayasan," ia menjelaskan pada Jupiter
dan Bibi Mathilda.
Yayasan apa, ya? Jupe bertanya dalam hati, tetapi ia cukup
maklum bahwa saat itu bukanlah saat yang tepat untuk
menanyakan hal itu.
"Yuk, kita minum di kantin rumah sakit, sambil menunggu," Bibi
Mathilda mengajak. Ia menggamit lengan si gadis dan dengan
lemah-lembut menuntunnya menuju kantin. Mereka minum
tanpa berkata-kata. Akhirnya gadis itu memulai.
"Ia sangat baik hati," gadis itu berkata lirih. "Namanya DR.
Kari Birkensteen, ahli genetika yang ternama. Ia bekerja pada
Yayasan Spicer, mempelajari berbagai macam hewan. Pada
hewan-hewan itu dilakukan eksperimen untuk menguji
kecerdasan mereka-dan juga kecerdasan keturunan mereka.
Saya juga bekerja di sana, membantu memelihara hewan-hewan
itu."
"Aku pernah dengar tentang Yayasan Spicer," kata Jupe.
"Bukankah letaknya di dekat pantai? Dekat San Diego?" Si

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

gadis mengangguk. "Ya, letaknya di kota kecil dekat daerah


berbukit pada jalan yang menuju padang pasir." "Aku tahu,
kota itu bernama Citrus Groove." Jupe melanjutkan.
Untuk pertama kalinya gadis itu tersenyum. "Betul. Saya
senang sekali. Maksud saya, biasanya orang tidak tahu nama
kota itu. Yayasan Spicer cukup dikenal, tetapi kota itu tidak."
"Jupiter banyak membaca, karena itu ia tahu," kata Bibi
Mathilda, "dan ingatannya kuat sekali. Apa yang dibacanya
tentu diingatnya. Saya saja tidak tahu tentang kota dan
yayasan itu. Yayasan apa itu?"
"Yayasan itu adalah suatu lembaga yang melakukan riset di
bidang sains," Jupiter yang menjawab. Ia tiba-tiba merasa
sebagai seorang profesor yang sedang menerangkan suatu
persoalan kecil.
Ia memang selalu begitu kalau sedang menerangkan sesuatu
yang ia kuasai. Bibi Mathilda telah terbiasa mendengarnya, jadi
ia tidak begitu peduli. Tetapi gadis pirang itu terheran-heran.
"Almarhum Abraham Spicer adalah pengusaha plastik," Jupe
meneruskan. "Perusahaannya memproduksi peralatan rumah
tangga. Jutaan yang sudah dihasilkannya semasa hidupnya.
Namun, sesungguhnya ia tidak pernah mencapai ambisinya,
yaitu menjadi ahli fisika. Karena itu, ketika meninggal, ia
mewariskan seluruh kekayaannya pada suatu badan yang
mengumpulkan dana untuk aktivitas sosial. Dari situ dana
disalurkan kepada yayasan tempat para saintis melakukan
riset-riset orisinal dan bahkan revolusioner -di bidang masing-
masing."
Gadis itu melongo melihat cara Jupe berbicara.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bibi Mathilda tersenyum. "Ia memang begitu. Habis, bacaannya


banyak sekali sih!"
"Ooo, pantas," gadis itu memaklumi. "Oke. Maksud saya, itu
baik sekali, yah begitulah. Oh ya, sampai lupa saya
memperkenalkan diri. Nama saya Hess. Lengkapnya Eleanor
Hess, kalau kalian ingin tahu." "Tentu saja kami ingin tahu,"
kata Bibi Mathilda. "Tetapi, maksud saya, saya kan bukan orang
terkenal."
"Tapi itu bukan berarti aku tidak mau mengenal Anda," jawab
Bibi Mathilda. "Aku Nyonya Titus Jones, dan ini keponakanku,
Jupiter Jones."
Eleanor Hess tersenyum. Tiba-tiba ia membuang muka, seolah-
olah takut orang lain tahu lebih banyak tentang dirinya.
"Ceritakan dong, apa saja yang Anda lakukan di Yayasan
Spicer," pinta Bibi Mathilda. "Hewan apa saja yang Anda
pelihara?"
"Hewan-hewan untuk eksperimen," jawab Eleanor seraya
menoleh perlahan-lahan. "Ada tikus putih, ada simpanse, dan
ada seekor kuda."
"Kuda?" Bibi Mathilda kaget. "Ada kuda dalam laboratorium?"
"Oh, bukan. Blaze tinggal di kandangnya. Tetapi ia juga hewan
untuk eksperimen. DR. Birkensteen menyuntikkan isotop pada
induknya, sebelum Blaze dilahirkan. Katanya, itu berpengaruh
pada kromosomnya. Saya tidak paham betul, tetapi ia kuda
yang amat pandai. Ia bisa aritmatika."
Bibi Mathilda dan Jupiter melongo mendengarnya.
"Ah, cuma berhitung yang sederhana saja," tukas Eleanor.
"Jika diletakkan dua buah apel, lalu tiga buah apel, Blaze tahu
bahwa ada lima buah apel. Ia kemudian mengetuk lima kali

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dengan kakinya. Saya kira itu tidak terlalu hebat, tetapi


biasanya kuda kan tidak bisa begitu. Yang benar-benar cerdas
adalah simpanse-simpanse. Mereka itu mengerti bahasa
isyarat, bahkan bisa mengutarakan beberapa hal yang sulit."
"Aku mengerti sekarang," kata Bibi Mathilda. "Lalu apa rencana
DR. Birkensteen setelah mendidik hewan-hewan itu?"
"Sebenarnya bukan hewan-hewan itu yang menjadi tujuannya,"
kata Eleanor pelan. "Ia tidak peduli dengan kuda yang pandai
atau simpanse yang cerdas. Ia sebenarnya ingin menolong
manusia, dan itu dimulainya dengan melakukan eksperimen pada
hewan. Tidak boleh kan, melakukan eksperimen langsung pada
bayi manusia."
Bibi Mathilda merasa ngeri.
Eleanor kembali membuang muka. Ia menjadi tertutup lagi.
"Anda tidak perlu repot-repot menemani saya terus," katanya.
"Terima kasih atas bantuan Anda. Sebentar lagi DR. Terreano
dan Mrs. Coolinwood datang. Mereka akan mengurusnya dengan
dokter di sini, dan... dan..."
Ia menunduk. Air matanya mengalir lagi.
"Tenanglah," kata Bibi Mathilda dengan lemah-lembut. "Kami
tidak kerepotan menemani Anda."
Mereka tetap menunggu, sampai seorang laki-laki kurus,
jangkung, beruban, masuk ke kantin. Eleanor
memperkenalkannya sebagai DR. Terreano. Ia ditemani seorang
wanita bertubuh gemuk, berumur sekitar enam-puluhan,
memakai bulu mata palsu hitam tebal yang amat lentik, dan wig
keriting berwarna merah menyala. Ia adalah Mrs. Coolinwood,
yang lalu mengajak Eleanor ke mobil, sementara DR. Terreano
menghubungi dokter yang mengurus jenazah DR. Birkensteen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bibi Mathilda menggeleng-geleng ketika mereka sudah pergi.


"Orang-orang aneh," katanya. "Tega benar melakukan
percobaan pada hewan agar keturunannya berubah. Si
Terreano itu-menurutmu siapa dia?"
"Pasti seorang peneliti, kalau ia bekerja di Yayasan Spicer,"
kata Jupe.
Bibi Mathilda berkerut dahinya. "Benar-benar orang aneh,"
ulangnya lagi. "Ih, seram. Seenaknya saja mengutak-atik
makhluk-makhluk lain. Itu tidak alamiah! Mengerikan!"

Bab 2
UANG ATAU PENGETAHUAN?

MALAMNYA Bibi Mathilda menceritakan kepada Paman Titus


apa yang terjadi tadi sore di pangkalan mereka. Ia berusaha
menghindarkan pembicaraan mengenai Yayasan Spicer, dan jika
Jupiter menyinggung-nyinggung tentang itu, dengan cepat
dialihkannya ke masalah lain. Eksperimen tentang genetika
membuatnya merasa ngeri. Tetapi meskipun sudah berusaha
keras untuk melupakan Yayasan Spicer, mau tak mau ia akan
teringat kembali, karena berita tentang yayasan itu sering
muncul di koran-koran.
Mula-mula berita tentang kematian DR. Birkensteen. Seperti
yang sebelumnya telah diduga oleh para dokter di rumah sakit,
ia meninggal karena serangan jantung. Diceritakan pula apa
yang telah dikerjakannya selama hidupnya, apa yang ditelitinya,
dan apa yang berhasil ditemukannya di bidang genetika.
Sebagai penutup diberitakan bahwa jenazahnya akan dikirim ke

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tempat asalnya di wilayah Amerika Timur untuk dikebumikan di


sana.
Tidak sampai seminggu kemudian muncul kembali berita
tentang Yayasan Spicer, kali ini mengenai penemuan yang
mengejutkan. Para wartawan membanjiri kota kecil Citrus
Groove untuk meliput peristiwa itu. Seorang ahli arkeologi,
James Brandon, yang juga bekerja di yayasan sebagai peneliti,
telah menemukan tulang-belulang makhluk zaman prasejarah
dalam sebuah gua di pinggir kota.
"Ini misteri besar!" Jupe berteriak. Waktu itu sore hari di
bulan Mei. Jupe dan kawan-kawannya sedang berada dalam
karavan yang merupakan kantor sekaligus laboratorium Trio
Detektif di pangkalan barang bekas yang dikelola oleh keluarga
Jones. Jupe sedang membaca koran dengan teliti. Bob Andrews
mengatur berkas-berkas, sementara Pete Crenshaw
membersihkan peralatan dalam laboratorium kriminal mini itu.
Pete menoleh. "Misteri apa?" tanyanya.
"Manusia gua dari Citrus Groove," kata Jupe. "Apakah ia sudah
dapat dibilang manusia? Berapa ribu tahun umurnya sekarang?
James Brandon, ahli arkeologi yang menemukannya,
menyebutnya hominid. Itu dapat berarti manusia, dapat pula
berarti hewan yang menyerupai manusia. Semacam pramanusia
begitulah."
"He, sore ini James Brandon akan muncul di TV," kata Bob. "Ia
akan menjadi bintang tamu dalam acara Bob Engel Show. Jam 5
sore disiarkannya."
"Sekarang sudah jam 5. Mau nonton?" tanya Pete sambil
mengelap meja.
"Ya, pasti dong," jawab Jupiter Jones.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kantor Trio Detektif memiliki sebuah TV hitam-putih kecil


yang diletakkan di rak buku dekat meja Jupiter. Paman Titus
memperolehnya dalam keadaan rusak ketika ia berburu barang
bekas. Jupiter yang tangannya gatal kalau melihat barang
rusak, dengan cekatan memperbaiki TV itu sehingga dapat
dipakai kembali. TV itu langsung dinyalakan, dan muncullah
wajah Bob Engel, pembawa acara yang hangat dan murah
senyum.
"Tamu kita kali ini DR. James Brandon," kata Engel. "Ia adalah
penemu sisa-sisa fosil manusia prasejarah dalam sebuah gua di
sini, di California Selatan."
Kamera diarahkan pada James Brandon yang kurus dengan raut
muka tegas dan rambut terpotong pendek. Di sebelahnya ada
seorang laki-laki pendek, berperut buncit dan memakai baju
koboi lengkap dengan ikat pinggang lebar dan sepatu bot
bertumit tinggi.
"Hari ini DR. James Brandon ditemani Mr. Newt McAfee. Mr.
McAfee seorang pedagang di kota Citrus Groove, dan ia pemilik
tanah tempat manusia gua itu ditemukan."
"Betul!" kata manusia tembam itu. "Aku McAfee. Ingat-ingat
itu, karena mulai saat ini namaku akan sering disebut-sebut."
Bob Engel tersenyum pahit, lalu mengalihkan perhatiannya pada
DR. James Brandon.
"DR. Brandon," kata Bob Engel. "Dapatkah Anda menceritakan
bagaimana Anda sampai pada penemuan fosil-fosil itu?"
"Itu terjadi secara kebetulan sekali," kata James Brandon
sambil membetulkan posisi duduknya. "Saya sedang berjalan-
jalan sekitar seminggu yang lalu. Waktu itu hujan baru saja
berhenti, dan saya tertarik pada tanah longsor di bukit, di atas

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

padang rumput milik McAfee. Longsornya tanah itu


menyebabkan ada bagian yang terbuka di sisi bukit. Ketika saya
mendekat, saya melihat sebuah gua, dan seperti ada tengkorak
di dalamnya. Hanya tengkoraknya saja yang kelihatan, sisanya
tertimbun dalam lumpur di dasar gua itu. Mula-mula saya tidak
tahu apa yang saya temukan itu, maka-"
"Bukan Anda yang menemukan, Sobat," McAfee memotong.
"Tapi aku!"
Brandon tidak mempedulikannya. "Saya kembali ke Yayasan
Spicer untuk mengambil senter," katanya.
"Dan ketika ia kembali ke tanahku, aku telah menunggunya
dengan senapan di tangan," kata McAfee. "Seenaknya saja ia
memasuki wilayahku tanpa permisi!"
Brandon menghela napas. Kelihatan sekali ia dengan susah-
payah menahan emosinya. "Saya jelaskan apa yang telah saya
lihat," katanya. "Kami melihat lebih dekat, dan saya yakin
bahwa itu memang tengkorak."
"Tengkorak tua!" seru McAfee. "Beribu-ribu tahun umurnya!"
"Sebagian besar kerangkanya masih utuh. Saya belum sempat
mempelajarinya, tetapi ada kesamaannya dengan fosil yang
amat tua yang ditemukan di Afrika." "Apakah ia seorang laki-
laki?" tanya Engel.
Brandon mengerutkan dahinya. "Belum tentu ia manusia. Dilihat
dari ciri-cirinya, ia termasuk hominid, tetapi tidak termasuk
golongan manusia modern. Saya hampir merasa pasti bahwa ia
lebih tua dari hominid-hominid yang pernah ditemukan di
Amerika sampai saat ini."
Brandon semakin bersemangat. "Ada teori yang mengatakan
bahwa orang Indian adalah keturunan kaum pemburu Mongolia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang bermigrasi dari Siberia ke Alaska selama zaman es


terakhir. Itu terjadi kira-kira delapan ribu tahun yang lalu.
Saat itu banyak lautan yang membeku. Selat di antara Siberia
dan Alaska membeku seluruhnya, sehingga
kaum pemburu dari Asia dengan mudah melintasinya, lalu
menetap di tempat yang baru itu. Selanjutnya mereka
menyebar ke berbagai daerah, sampai ada yang mencapai
Amerika Selatan.
"Sampai sekarang teori ini yang diterima. Anda bisa
menjumpainya dalam sebagian besar buku-buku sekolah. Tetapi
kadang-kadang muncul teori lain. Ada yang mengatakan bahwa
sudah ada manusia di Amerika sebelum kaum pengembara
melintasi selat antara Siberia dan Alaska. Bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Amerika.
Manusia Amerikalah yang bermigrasi ke Asia dan Eropa."
"Fosil manusia gua di Citrus Groove itu mendukung teori yang
mana?" tanya Engel.
"Saya belum tahu," kata Brandon. "Umurnya saja saya belum
tahu pasti. Tetapi kerangka yang kami miliki akan dapat-"
"Kerangka itu milikku," potong Newt McAfee dengan bernafsu
sekali. "Pasti milikku itu seorang manusia, tidak salah lagi. Jadi,
jika ia telah di sana sejak dua atau tiga juta tahun yang lalu,
maka-" "Saya tidak bilang begitu!" protes Brandon.
"Anda sendiri yang mengatakan Anda tidak tahu berapa
umurnya!" McAfee mengotot. "Anda bilang lebih dari delapan
atau sepuluh ribu tahun. Aku tidak salah! Dua atau tiga juta
kan lebih dari delapan atau sepuluh ribu. Pasti manusia modern
berasal dari Amerika, bukan Asia atau Eropa. Manusia Amerika

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang menyeberangi selat menuju Eropa dan Asia. Bisa jadi


makhluk di guaku itu merupakan nenek moyang kita semua!"
"Anda sembrono dalam mengambil kesimpulan," kata Brandon
kesal. "Kita akan lakukan penelitian dengan saksama untuk
memastikan-"
"Tidak boleh ada penelitian terhadap makhluk milikku!" kata
McAfee dengan lantang.
Brandon menoleh pada McAfee dengan mata terbelalak.
"Makhluk itu terkubur dalam tanahku, jadi merupakan milikku,
dan tak seorang pun boleh menyentuhnya!" kata McAfee.
"Makhluk itu harus tetap berada di sana, karena akan
kujadikan obyek wisata. Orang-orang pasti akan membanjiri
tempatku untuk melihat manusia gua itu."
"Fosil itu bukan barang tontonan!" tukas Brandon. "Itu adalah
benda yang sangat berharga bagi ilmu pengetahuan!"
"Masa bodoh!" ujar McAfee tak peduli. "Yang penting orang
berminat untuk melihatnya. Aku tinggal mengaturnya saja."
"Anda ngaco! Bicaramu ngawur!" teriak Brandon.
"Sama sekali tidak," kata McAfee seraya memandang lekat-
lekat ke kamera TV. "Aku akan mempersiapkan tempatku, dan
segera kubuka gua itu bagi setiap pengunjung yang ingin
menyaksikan keajaiban terbesar saat ini. Saksikanlah nenek-
moyang kita yang telah berumur jutaan tahun. Aku jamin,
tempatku tidak kalah dengan tempat-tempat hiburan yang
indah-indah di California, dan-"
"Kau sinting!" Brandon berteriak sambil melompat dari tempat
duduknya.
Kamera cepat-cepat dialihkan sehingga yang terlihat hanyalah
wajah Bob Engel. Terdengar teriakan-teriakan dan suara orang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang baku hantam. Dengan tergesa-gesa Bob Engel berkata,


"Sayang sekali, Para pemirsa sekalian, waktu tidak mengizinkan
kita untuk melanjutkan acara yang menarik ini. Sampai jumpa
dalam acara yang sama, minggu depan. Tamu kita minggu depan
ialah..."
Pete mematikan TV. "Wah!" katanya. "Gawat sekali. Tampaknya
Brandon akan memukul KO si McAfee!"
"Aku sendiri sebal pada McAfee," kata Jupe.
"Kalau ia tidak mengizinkan Brandon meneliti tulang-belulang
itu..." "Apakah ia berhak melarang Brandon?" kata Bob.
"Aku kira begitu, sebab gua itu terletak dalam tanah miliknya.
Kasihan ahli arkeologi itu, ia menemukan sesuatu yang sangat
berharga, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa! Mungkin
memang sudah ada ketidakcocokan antara keduanya sejak awal
pertemuan mereka. Bayangkan... McAfee sambil membawa
senjata memergoki Brandon di gua itu, lalu Brandon menjadi
emosi. Itu dapat berakhir dengan... dengan..."
"Pertumpahan darah?" kata Pete.
"Ya, ya... pertumpahan darah!"

Bab 3
SAMBUTAN ANEH

SETELAH wawancara itu, James Brandon tidak pernah muncul


di TV lagi. Justru McAfee yang sering tampil pada beberapa
show, mengiklankan manusia gua Citrus Groove. Sampai
pertengahan Juli, hampir semua orang di California Selatan
sudah tahu tentang manusia gua itu. McAfee menyatakan
bahwa gua itu akan dibuka untuk umum mulai awal Agustus.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Di minggu terakhir bulan Juli, Jupiter bertemu dengan


tetangganya, Les Wolf.
Wolf bekerja sebagai kontraktor pemasangan peralatan dapur
restoran dan hotel. Ia menempati rumah besar, tidak jauh dari
Pangkalan Jones. Jupiter sedang bersepeda melewati rumah
itu ketika ia melihat Mr. Wolf yang sedang berusaha
menangkap kucingnya yang bersembunyi di bawah pagar semak.
Jupe berhenti untuk membantu. Sambil berjingkat-jingkat
didekatinya kucing itu dari belakang. Tiba-tiba ia membuat
gerakan mengejut. Kucing kecil itu melompat ke arah yang
berlawanan, tak sadar bahwa Mr. Wolf sudah menunggunya.
Dengan mudah Mr. Wolf menangkap kucing itu, lalu
mengangkatnya dengan gemas.
"Kutangkap kau, Kucing nakal," kata Wolf sambil tersenyum
lebar pada Jupe. "Terima kasih, Jupe. Istriku pasti marah-
marah kalau kucing ini sampai hilang."
Wolf berjalan masuk ke rumahnya sambil menggendong
kucingnya. Namun di pintu ia berhenti lalu menoleh pada
Jupiter. "Kau tahu, ya, cerita tentang kota kecil dekat pantai
itu? Kota tempat ditemukannya manusia gua? Aku sedang
melakukan pemasangan peralatan dapur di sebuah restoran di
sana. Bibimu menceritakan pada istriku bahwa kau mengikuti
terus berita-berita di koran tentang manusia gua itu."
"Tentu saja aku tahu!" kata Jupe bersemangat. "Gua itu akan
dibuka untuk umum Sabtu ini. Apakah Anda membawa truk
besar ke Citrus Groove nanti? Adakah yang bisa kubantu?"
"Sayang sekali tidak, kau terlalu muda dan bukan pegawai
perusahaanku," kata Mr. Wolf. "Hal Knight yang akan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

membantuku. Tetapi kalau kau mau ikut boleh saja, kau dapat
membonceng di belakang bersama-sama dengan peralatanku...."
"Aku mau!" sahut Jupe cepat. "Boleh kan kuajak Bob dan Pete,
teman-temanku itu?"
"Tentu. Hanya kalian harus mencari tempat menginap sendiri.
Pihak restoran menyediakan tempat untukku dan Hal, tetapi
tidak ada tempat buat kalian. Kira-kira pekerjaan itu akan
selesai dalam tiga hari." "Tidak apa-apa," kata Jupe. "Kami bisa
berkemah di suatu tempat."
Jupe bergegas pulang untuk memberi tahu teman-temannya
serta minta izin pada Bibi Mathilda dan Paman Titus. Jumat
pagi mereka berangkat dengan membonceng truk Mr. Wolf.
Mereka berkendaraan ke arah selatan selama dua jam, lalu
membelok ke timur mengarah ke bukit-bukit. Jalan-jalannya
berkelok-kelok serta turun-naik. Selama perjalanan anak-anak
itu menikmati pemandangan yang indah. Pohon-pohon jeruk
berbuah lebat banyak dijumpai di kiri-kanan jalan, ada pula
padang rumput yang luas dengan sapi-sapi yang sedang
merumput.
Setengah jam kemudian truk itu menurunkan kecepatannya,
yakni ketika melalui kota Centerdale. Akhirnya mereka
menjumpai papan bertuliskan: Anda memasuki wilayah Citrus
Groove. Maksimal 60 km/jam.
Citrus Groove hanya sebuah desa kecil. Meskipun demikian,
desa kecil itu mempunyai fasilitas yang cukup lengkap. Ada
sebuah supermarket, dua pompa bensin, sebuah dealer mobil,
dan sebuah motel kecil bernama The Elms. Mereka melewati
satu-satunya kolam renang di kota itu, kemudian stasiun tua
kereta api, yang sudah tidak dipakai lagi. Di tengah kota

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

terdapat pusat pertokoan yang berbaris memanjang, sebuah


bank, toko besi, apotek, dan perpustakaan umum. Meskipun
kecil, kota itu ramai sekali. Papan bertuliskan "Penuh" dipasang
di depan Motel The Elms, dan orang-orang membentuk antrian
panjang untuk membeli makanan di Kantin Lazy Daze.
"Semua ini gara-gara iklan tentang manusia gua," kata Jupe.
Jupe geli melihat kerumunan orang-orang di stand hamburger,
di Kantin Lazy Daze yang menjual dinosaurus burger.
"Lihat, Jupe, mereka menjual dinosaurus burger. Isinya daging
dinosaurus, ya?" kata Pete. Jupe terbahak-bahak.
"Aduh, Pete! Kau terlalu! Mana ada dinosaurus zaman
sekarang?" katanya. "Paling-paling cuma ukuran hamburger-nya
saja yang besar."
"Macam-macam saja kau, Pete," kata Bob yang turut geli
mendengar kata-kata Pete.
Pete dongkol sekali mendengar tanggapan Jupe. Tetapi ia diam
saja, karena kesalahan memang terletak pada dirinya. Yang
bisa ia lakukan cuma berusaha menyembunyikan rasa malunya.
Les Wolf menghentikan truknya di pinggir jalan. Ia turun dan
keluar untuk berbicara dengan anak-anak itu.
"Restoran Happy Hunter tempat aku bekerja terletak dijalan
ini, setengah mil lagi ke arah sana," kata Wolf. "Aku menelepon
pemiliknya semalam dan ia bilang tempat berkemah dekat kota
penuh. Ia menganjurkan agar kalian menemui Newt McAfee.
McAfee yang biasa mencarikan penginapan bagi pendatang
baru. Rumahnya abu-abu dan terletak di ujung jalan utama itu."
"Mudah-mudahan bukan McAfee yang di TV itu!" seru Pete.
"Kelihatannya memang yang itu," kata Jupe.
Anak-anak itu turun dari truk.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Hubungi aku di Happy Hunter hari Senin," Wolf berpesan. Ia


lalu melanjutkan perjalanannya.
Dari jauh rumah Newt McAfee kelihatan cukup menyenangkan.
Di depannya terdapat halaman rumput dan teras kecil. Tetapi
ketika didekati baru terlihat bahwa rumah itu kurang terawat.
Catnya banyak yang mengelupas, kain gordennya kumal, dan
halamannya banyak ditumbuhi rumput liar.
"Kok tidak terawat, ya?" kata Bob. "Padahal McAfee pemilik
toko besi dan dealer mobil."
"Mungkin tokonya kurang laku, kota ini kan kecil," kata Jupe.
Papan pengumuman yang tertempel di teras mempersilakan
para tamu yang ingin menanyakan tentang penginapan supaya
pergi ke bagian belakang rumah. Anak-anak mengitari rumah
menuju ke belakang. Mereka melihat padang rumput yang
terbentang luas sampai ke sebuah hutan kecil di belakang.
Terdapat sebuah gudang tua tak jauh dari rumah itu. Di sisi
yang berlawanan dengan pusat kota, padang rumput itu dibatasi
bukit-bukit dan jalan yang menuju bukit itu. Di lereng bukit
berdiri sebuah bangunan baru. Bangunan itu modern, terbuat
dari kayu merah, dan tak mempunyai jendela. Di atas pintunya
tertulis: Pintu Masuk Menuju Gua.
"Wah, wah!" kata Pete. "Rupanya tempat ini benar-benar
dikomersilkan."
"Kalian mencari apa?" terdengar suara lembut di belakang
anak-anak itu.
Mereka berbalik, dan Jupe melihat seorang gadis berambut
pirang dengan wajah pucat. Ia langsung teringat pada sore
berkabut di muka rumahnya, tatkala seorang laki-laki tua yang
muncul dari balik kabut meninggal dunia. "Oh!" kata Eleanor

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Hess terkejut. "Kau di sini?" "Hai!" Jupe mengulurkan


tangannya untuk berjabat tangan.
"Saya... ngngng... saya baru saja mau menulis surat kepada
bibimu," katanya sambil menjabat tangan Jupe. "Tapi saya
takut merepotkan."
"Ah, tidak, kami akan senang sekali menerima surat Anda,"
kata Jupe, lalu memperkenalkan Bob dan Pete pada Eleanor.
Ketika itu pintu belakang terbuka, dan seorang wanita gemuk
berambut pendek dan kusut melongok ke luar. "Ellie, mau apa
anak-anak itu?" ia berseru. Ia berbicara dengan kasar, seolah-
olah anak-anak itu tidak mendengarnya.
"Bibi Thalia, ini Jupiter Jones," kata Eleanor. Ia kelihatan
tidak enak. "Ia yang saya ceritakan waktu itu. Ia dan bibinya
yang menolong saya ketika DR. Birkensteen sakit di Rocky
Beach. Dan ini Pete Crenshaw dan Bob Andrews, teman-teman
Jupiter. Mungkin mereka mau melihat manusia gua itu.
Bolehkah mereka menginap di rumah kita, Bibi Thalia?"
Tiba-tiba seorang laki-laki muncul dan berdiri di samping Bibi
Thalia. Wajahnya sudah sering terlihat dalam acara-acara TV.
Eleanor Hess kembali memperkenalkan teman-temannya pada
orang itu. Jupe terbengong-bengong ketika menyadari bahwa
Bibi Thalia adalah istri Newt McAfee-dan itu berarti bahwa
Newt adalah paman Eleanor!
"Jadi kau yang telah berbaik hati pada Ellie," kata Newt.
"Well, kalian boleh menginap di sini. Rumah kami kecil, tetapi
kalian dapat menggelar kasur di loteng gudang itu. Kalian boleh
menggunakan kakus tua di belakangnya, di sampingnya ada
keran air."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mata McAfee yang kecil memandang dengan licik. "Akan kuberi


tarif yang murah, cuma sepuluh dolar semalam bagi kalian
bertiga."
"Paman Newt!" Eleanor Hess memprotes.
"Diam!" kata McAfee sambil memandang tajam pada Eleanor.
Eleanor langsung tertunduk. "Tidak ada tempat lain yang
semurah ini," katanya pada anak-anak itu.
"Kita cari tempat berkemah saja, mungkin ada dekat hutan
kecil itu," usul Bob. Ia menunjuk ke arah hutan kecil di
seberang padang rumput.
"Sekarang musim kering, hutan itu mudah terbakar," kata
McAfee. "Berbahaya."
Jupe mengeluarkan dompetnya, menyerahkan uang sepuluh
dolar pada McAfee. "Ini," katanya. "Untuk malam ini." "Bagus."
McAfee mengantungi uang itu dengan perasaan penuh
kemenangan. "Ellie, antarkan mereka ke gudang." "Hati-hati di
sana, Anak-anak," Bibi Thalia mengingatkan. "Jangan mengotori
tempat itu, dan jangan menyalakan api."
"Kalian tidak merokok, bukan?" tanya McAfee.
"Kami tidak merokok," kata Pete merasa tersinggung. "He,
Jupe, kita pindah saja. Di kota tadi aku melihat taman,
mungkin..."
"Dilarang berkemah di taman," kata McAfee. "Lagi pula ada
alat penyiram otomatis yang setiap tengah malam menyala."
McAfee masuk ke dalam rumah, dan Eleanor mengantarkan
anak-anak ke gudang. Mukanya merah karena malu. "Maaf, ya,"
katanya. "Kalau kalian masih tinggal di sini besok, tidak usah
bayar. Saya punya uang, biar saya yang mengurusnya."
"Tidak usah," kata Jupe. "Tidak apa-apa."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Saya sebal kalau ia bersikap begitu," kata Eleanor pahit.


"Pendapat saya tidak pernah dianggap, karena... karena mereka
selalu bilang bahwa merekalah yang mengurus saya sejak saya
berumur delapan tahun. Orang tua saya meninggal karena
kecelakaan mobil."
Anak-anak itu merasa kasihan melihat Eleanor.
"Bibi Thalia saudara kandung ibuku," katanya melanjutkan.
"Saya harus tinggal di rumah yatim-piatu jika Bibi Thalia tidak
mengurusi saya."
Mereka memasuki gudang yang penuh debu. Ternyata di
dalamnya terdapat sebuah pick-up baru yang masih mengkilat
catnya, dan sebuah mobil sedan besar yang berkilauan.
Terdapat pula bertumpuk-tumpuk koran-koran tua, kertas-
kertas tidak terpakai, serta seonggok peralatan yang sudah
berkarat.
Sebuah tangga tersandar di dinding belakang. Anak-anak itu
menaikinya dan sampai di sebuah ruangan yang gelap dan
pengap. Ada sebuah jendela berlapis debu tebal, dan penuh
sarang labah-labah. Jupe melap kaca jendela itu. Dibukanya
jendela itu lebar-lebar, udara segar menerobos masuk
memenuhi loteng itu.
"Kalian perlu handuk?" terdengar suara Eleanor dari bawah.
"Terima kasih," Pete menyahuti. "Kami sudah bawa sendiri."
Eleanor tetap menunggui di bawah tangga. Akhirnya ia berkata,
"Saya akan mengunjungi yayasan sebentar lagi. Mau ikut? Nanti
akan saya perlihatkan binatang-binatang peliharaan saya."
Ia berusaha sekali untuk bersikap ramah. Jupe melongok ke
bawah. "Kenalkah kau dengan ahli arkeologi penemu tulang-
belulang itu?" tanya Jupe.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"DR. Brandon? Kenal sekali! Kalian ingin berkenalan? Saya


dapat mengenalkannya kalau ia ada di rumah."
"Sejak pertama kali aku mendengar tentang penemuan itu, aku
sudah tak sabar ingin berjumpa dengannya," kata Jupe.
"Apakah ia sudah merumuskan teorinya tentang tulang-belulang
itu? Tahukah ia asal-usul fosil-fosil itu?"
Eleanor mengernyit. "Rupanya setiap orang jadi tertarik pada
manusia gua itu. Padahal ia jelek sekali. Seperti gorila, tetapi
jauh lebih kecil."
Tiba-tiba ia ingat sesuatu. "Jangan pergi ke gua itu kalau tidak
ada orang di sana," ia memperingatkan. "Paman Newt punya
senjata. Ia bilang orang harus membayar untuk dapat melihat
manusia gua. Kalau ada yang berani-berani melanggarnya, ia
tidak akan segan-segan menembaknya."
"Pasti ia benci pada ahli arkeologi itu," tebak Jupe.
"Ya, dan juga pada setiap orang yang mencoba mengusik-usik
manusia gua itu. Saya takut akan terjadi sesuatu- sesuatu yang
mengerikan!"

Bab 4
ELEANOR BERBOHONG

YAYASAN SPICER terletak di sebuah rumah di bukit dan


berjarak setengah mil dari jalan yang melalui rumah McAfee.
Rumah itu dikelilingi kebun-kebun indah, tidak dibatasi dengan
pagar, tetapi hanya dengan tonggak-tonggak serta sebuah
gerbang. Anak-anak mengikuti Eleanor menuju rumah itu.
Eleanor masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mereka langsung berada di ruang tamu besar. Ada James


Brandon di sana. Ia berjalan cepat dengan langkah-langkah
panjang. Ketika Eleanor memanggilnya, ia berhenti. Dengan
kening dikerutkan ia berpaling pada Eleanor dan anak-anak.
"Ada apa, Eleanor?" tanya Brandon.
"Teman-teman saya ingin berkenalan dengan Anda, mereka
tertarik sekali pada manusia gua itu," kata Eleanor sambil
memperkenalkan anak-anak satu per satu.
"Kalian mau nonton sirkus di sini?" kata Brandon dengan nada
mengejek.
"Maksud Anda melihat manusia gua, barangkali," kata Pete.
"Kami ingin sekali melihatnya."
"Kalian semua sama saja," kata Brandon. Ia mengernyit.
"Mereka akan merusak segalanya. Kalau ada fosil-fosil lain di
sekitar bukit-bukit ini, pasti akan hancur. Untung aku tidak
punya senjata, kalau tidak..."
"Kau akan menembaki mereka semua," terdengar suara bernada
tenang.
Anak-anak berpaling. Seorang laki-laki tinggi berwajah sayu
memasuki ruangan. Segera Jupiter mengenalinya sebagai orang
yang datang ke rumah sakit di Rocky Beach, ketika Karl
Birkensteen meninggal. Kalau waktu itu ia mengenakan baju
kelabu yang telah usang, sekarang ia memakai celana pendek
dan polo shirt-kaus olahraga berkerah. Ia duduk di kursi dekat
perapian sambil memandang ke bawah.
"DR. Terreano, ini Jupiter? Masih ingat?" kata Eleanor Hess.
"Oh, siapa ya?" Terreano keheranan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Itu, yang menolong saya waktu saya di Rocky Beach bersama


DR. Birkensteen," Eleanor menjelaskan. "Anda menjumpainya di
rumah sakit itu, ingat?"
"Oh ya, sekarang aku ingat. Halo, apa kabar?" Terreano
tersenyum. Tiba-tiba ia seperti muda kembali.
"DR. Terreano juga ahli arkeologi," kata Eleanor. "Ia banyak
menulis buku tentang arkeologi." Terreano menyeringai.
"Menulis memang merupakan salah satu pekerjaan kami." "Ya,
ya!" kata Jupe bersemangat. "Aku ingat! Anda yang menulis
buku Ancient Enemy, kan?" Alis mata Terreano terangkat. "Kau
tahu? Pernah baca?"
"Ya," jawab Jupe. "Aku membacanya di perpustakaan. Bukunya
menarik sekali, tetapi juga menyeramkan. Kalau manusia selalu
ingin memerangi sesamanya, dan kalau manusia selalu ingin..."
"Menyedihkan, bukan?" kata Terreano. "Sifat merusak memang
merupakan bawaan kita sejak lahir. Itulah yang membedakan
manusia dari makhluk lainnya, di samping akal dan kecerdasan."
"Tidak!" seru Brandon. "Manusia tidak dilahirkan dengan
membawa sifat merusak. Anda salah tafsir."
"Oh, ya?" balas Terreano sambil memandangi Brandon. "Kita
lihat saja almarhum Abraham Spicer. Spicer dikenang karena
jasa-jasanya dalam menolong umat manusia. Dialah pendiri
yayasan ini. Mulia sekali, bukan? Tetapi sebenarnya ia juga
seorang pembunuh. Coba lihat, berapa banyak hewan yang jadi
korbannya."
Terreano menoleh ke arah rak di atas perapian. Di situ
terpajang kepala hewan-hewan buruan bertanduk yang biasa
dijadikan hiasan. Di atasnya terdapat juga kepala-kepala hewan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

lainnya-seekor macan, seekor puma, dan seekor kuda nil. Kulit-


kulit beruang, singa, dan macan tutul, tergelar di lantai.
"Sekarang dibolehkan membunuh hewan," kata Terreano,
"memotong kepalanya, serta mengambil kulitnya untuk
dijadikan pajangan. Suatu saat nanti, orang akan diperbolehkan
pula untuk berbuat serupa terhadap musuhnya, sesama
manusia."
"Mustahil!" seru Brandon.
"Anda selalu menjadi emosi kalau kita berdiskusi tentang hal
ini," kata Terreano. "Mungkin itu menunjukkan bahwa akulah
yang benar."
Seorang laki-laki botak bertubuh pendek tiba-tiba
menyelonong masuk. "Kalian berdebat soal itu lagi?" katanya.
"Aku sudah bosan mendengarnya." Eleanor memperkenalkan
DR. Elwood Hoffer pada anak-anak.
"DR. Hoffer, ahli imunologi-ilmu yang mempelajari kekebalan
makhluk hidup terhadap penyakit," kata Eleanor pada anak-
anak. "Ia punya banyak tikus putih. Lucu-lucu, deh. Bolehkah
saya memperlihatkan tikus-tikus itu pada kawan-kawan saya?"
"Boleh, tapi jangan sentuh apa pun di laboratorium," pesan
Hoffer.
"Baik, DR. Hoffer," jawab Eleanor.
Anak-anak mengikuti Eleanor ke luar, menuju sebuah gedung
panjang yang dibangun membentuk sudut siku-siku dengan
rumah bagian depan.
"Laboratorium-laboratorium terletak di dalam gedung ini," kata
Eleanor. "Tempat DR. Hoffer bekerja di sebelah sini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mereka masuk ke ruangan kecil. Eleanor mengambil empat buah


kedok operasi. "Ini," katanya. "Pakai dulu." Ia memakai
kedoknya, lalu mengenakan sarung tangan karet.
Mereka masuk ke ruangan besar yang terang-benderang. Di
sana terdapat puluhan kandang kecil terbuat dari kaca. Seekor
tikus berlari mondar-mandir di kandang-kandang itu.
"Jangan dekat-dekat, dan jangan pegang-pegang, ya," kata
Eleanor. Ia memberi makan tikus-tikus itu satu per satu.
"Ini tikus-tikus istimewa," ia menjelaskan. "Kau tahu kan,
seperti manusia, tikus juga memiliki imunitas- kekebalan tubuh.
Gunanya untuk menahan penyakit. Nah, DR. Hoffer telah
mengambil sebagian imunitas mereka. Jadi harus dijaga agar
mereka tidak terserang penyakit. Beberapa di antara mereka
ada yang tidak memiliki imunitas terhadap infeksi, lho. Inilah
gunanya kita memakai kedok. Bakteri-bakteri yang terdapat di
mulut kita akan tertahan oleh kedok ini."
"Kasihan!" komentar Bob. "Kalau mereka tidak mempunyai
imunitas, kan mereka akan mati."
"Saya kira beberapa di antaranya akan mati juga," kata
Eleanor. "Tetapi menurut DR. Hoffer, kadang-kadang orang
terserang penyakit justru karena imunitasnya sendiri.
Imunitas itu kan berupa sel-sel tertentu yang akan memakan
bakteri dan virus yang masuk ke tubuh. Tetapi sel-sel itu juga
yang kadang-kadang membuat kita sakit. Penyakit yang
disebabkan sel-sel itu misalnya saja penyakit encok, maag, atau
bahkan beberapa jenis penyakit jiwa."
"Hiii!" Pete tampak ketakutan.
"Tapi kalau tidak ada imunitas, kita kan bisa terserang cacar,"
kata Bob. "dan... dan campak, dan..."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang," sahut Eleanor. "Apa yang diusahakan DR. Hoffer


ialah supaya kita dapat mengontrol imunitas kita. Imunitas itu
harus melindungi kita, jangan malahan membuat kita sakit."
"Hebat!" kata Jupiter. "Apakah hasilnya akan dimuat dalam
buku karangan DR. Terreano yang terbaru?"
"Tidak tahu, ya," jawab Eleanor. "Soalnya DR. Brandon juga
sedang menyusun buku barunya. Isinya tentang manusia yang
disimpan dalam sebuah lemari di kamarnya."
"Manusia disimpan dalam lemari?" tanya Pete keheranan.
"Bukan manusia hidup," Eleanor menjelaskan, "tetapi fosil
manusia. DR. Brandon menemukan tulang-belulangnya di Afrika.
Ia tertarik sekali untuk mempelajari fosil itu. Kalau sedang
meneliti fosil itu, ia sampai lupa makan, bahkan kadang-kadang
lupa tidur. Yang dipikirkannya hanyalah fosil tadi."
"Busyet!" seru Pete. "Apa saja yang dilakukannya?"
"O, banyak," jawab Eleanor. "Mula-mula ia menyusun tulang-
belulang itu sampai tersusun menjadi sebuah kerangka utuh.
Lucu deh, itu lho, seperti teka-teki menyusun potongan
gambar. Lalu kerangka itu difoto dan diukur. Dan selanjutnya
DR. Brandon mempelajarinya dari buku-buku."
"Aku paham sekarang," kata Jupiter. "DR. Brandon pasti ingin
sekali melakukan penelitian serupa terhadap manusia Citrus
Groove."
"Ya," Eleanor nampak murung. "Tapi pamanku tidak
mengizinkan."
Eleanor sudah selesai memberi makan tikus-tikus. Ia dan anak-
anak kembali ke kamar kecil tadi. Kedok-kedok operasi
dilepaskan dan diletakkan dalam sebuah tempat dekat bak cuci.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Eleanor juga melepas sarung tangan plastiknya. Anak-anak


mengikutinya.
"Sekarang kita ke tempat simpanse," kata Eleanor.
Laboratorium yang dulu digunakan DR. Birkensteen terletak di
ujung gedung. Laboratorium itu lebih besar dari laboratorium
DR. Hoffer. Dua ekor simpanse terkurung dalam sebuah
kandang dekat jendela. Banyak mainan di kandang itu, bahkan
ada juga papan tulis dan kapur warna-warni.
Kedua simpanse itu menjerit-jerit kegirangan melihat Eleanor.
Simpanse yang besar menjulur-julurkan tangannya.
"Halo!" Eleanor menyapa. Ia membuka pintu kandang. Simpanse
besar keluar dan menjabat tangan Eleanor.
"Apa kabar?" tanya Eleanor. "Nyenyakkah tidurmu semalam?"
Simpanse itu memejamkan kedua matanya, dan memiringkan
kepalanya ke kiri. Lalu ia menunjuk ke arah jam dinding dan
satu jarinya diputar-putarkan membentuk lingkaran. "Wah,
lama ya, kau tidurnya?" tebak Eleanor.
Simpanse itu melompat-lompat kegirangan sambil bertepuk-
tepuk tangan.
Simpanse kedua keluar kandang. Ia langsung menaiki sebuah
rak yang penuh botol-botol berisi zat kimia.
"Jangan. Jangan! Jangan sentuh!" seru Eleanor. "Ayo, turun!
Duduk di sini!" Eleanor menoleh pada anak-anak sambil tertawa.
"Mereka memang nakal, seperti anak kecil. Apa saja ingin
dipegang dan dimainkan."
Simpanse itu segera turun, dan duduk dengan manisnya di
lantai, menghadap ke Eleanor. Simpanse besar duduk di
sampingnya. Eleanor mengambilkan susu, makanan, dan dua
buah mangkuk dari lemari es.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ih, lucunya!" kata Jupiter. "Mereka seperti orang saja."


"Memang," kata Eleanor sambil menuang susu dan makanan ke
dalam mangkuk. "Mereka menggunakan bahasa isyarat.
Menurut DR. Birkensteen mereka dapat berkomunikasi seperti
anak-anak TK. Saya tidak mengerti bahasa isyarat, jadi cuma
bisa menebak-nebak saja. Tetapi mereka memang benar-benar
lucu."
"Mereka akan diapakan?" tanya Bob.
Eleanor mendesah. "Tak tahu, ya. Bulan depan pengurus inti
yayasan ini akan rapat. Merekalah yang akan menentukan nasib
simpanse-simpanse ini. Dulu yayasan membeli mereka buat
diteliti oleh DR. Birkensteen. Ada banyak simpanse dulunya.
Sekarang tinggal dua."
Eleanor meletakkan kedua mangkuk itu di sebuah meja kecil.
Kedua simpanse berlarian mengikuti Eleanor. Mereka duduk di
kursi kecil di samping meja tadi, lalu makan. Setelah mereka
selesai, Eleanor membujuk mereka untuk masuk ke kandang.
Mereka menjerit-jerit protes sambil menggelantung pada
Eleanor.
"Iya deh," kata Eleanor menenangkan. "Saya akan kembali
secepatnya. Sabar, ya."
Anak-anak memperhatikan. Jupe merasa bahwa baru kali ini ia
melihat Eleanor begitu gembira dan percaya diri. Berbeda
sekali dengan keadaannya ketika di rumah McAfee.
"Mereka kehilangan DR. Birkensteen," kata Eleanor. "Saya juga
kehilangan dia. Ia sangat baik, sekalipun sedang marah."
"Pernahkah ia sakit sebelumnya?" tanya Jupe. "Aku kira
serangan jantung waktu itu terjadi secara mendadak."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang mendadak," kata Eleanor, "tetapi ia agak lain


beberapa saat sebelum kejadian itu. Ia pernah tertidur di
kursinya. Pernah juga ia terlelap ketika simpanse-simpansenya
sedang di luar kandangnya. Wah, semua jadi berantakan. Saya
temani dia pada hari... hari kematiannya itu, sebab saya takut
terjadi apa-apa padanya."
"Apa tujuannya ke Rocky Beach waktu itu?" tanya Jupe.
Jupe bertanya tanpa maksud apa-apa. Ia hanya ingin mengobrol
saja. Tetapi tiba-tiba wajah Eleanor bersemu merah.
"Ia... ia... saya tidak tahu apa-apa." Eleanor membuang muka. Ia
lari meninggalkan anak-anak.
Pete dan Jupe berpandang-pandangan keheranan.
"Ada apa lagi ini?" Pete bingung. "Kenapa ia lari meninggalkan
kita?"
Jupe mengernyit. "Ia berbohong. Kau tentu juga merasakan hal
itu. Tetapi kenapa? Apa yang disembunyikannya?"

Bab 5
KUNJUNGAN PERTAMA KE GUA

ANAK-ANAK kembali ke ruang tamu. Eleanor ada di situ.


Terlihat seorang wanita gemuk sedang merapikan tempat
duduk, dan seorang laki-laki muda berpakaian necis sedang
membersihkan kaca. Melalui kaca terlihat sebuah kolam
renang.
"Selamat pagi, Eleanor," sapa wanita itu. "Itu teman-temanmu,
ya. Senang ya, kau punya teman sekarang."
Jupe segera mengenali suara itu. Ia Mrs. Coolinwood, orang
yang datang ke rumah sakit di Rocky Beach ketika DR.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Birkensteen meninggal. Wig yang dipakainya sekarang


berwarna kuning, namun bulu mata palsunya tetap yang dulu,
hitam tebal dan amat lentik. Bulu matanya dikedip-kedipkan
dengan genit ketika Eleanor memperkenalkan anak-anak.
"Oh," katanya ketika berjabat tangan dengan Jupe. "Bukankah
kau anak muda yang baik hati yang menolong Eleanor waktu itu
di Rocky Beach? Tahukah kau, kau mirip sekali dengan Charles,
Charles Coolinwood. Bahkan gemuknya pun serupa. Ia suamiku
yang terakhir. Orangnya sangat bertanggung jawab."
Jupe cemberut mendengar komentar Mrs. Coolinwood tentang
dirinya. Tetapi ia diam saja, karena Mrs. Coolinwood nyerocos
terus.
Mrs. Coolinwood gemar berbicara. Anak-anak segera menyadari
hal itu. Tapi tak bisa lain, anak-anak terpaksa mendengarkan
celotehnya.
Dengan bersemangat Mrs. Coolinwood menceritakan suami-
suaminya. Panjang-lebar diceritakannya tentang suami pertama
yang memiliki asuransi. Lalu dipaparkan pula tentang suami
kedua yang berprofesi editor film. Kemudian tentang Charles,
yang paling disayanginya, yang bekerja sebagai dokter hewan.
"Mereka semua baik kepadaku," lanjutnya. "Namun mereka
mati muda. Sedih sekali. Setelah Charles meninggal, aku harus
mencari pekerjaan sendiri. Itulah latar belakang mengapa aku
di sini sekarang. Aku menjadi pembantu rumah tangga. Mula-
mula seram juga melihat para ilmuwan itu. Muka mereka selalu
tegang. Tapi setelah mengenal mereka, aku menjadi tenang.
Laki-laki memang begitu. DR. Terreano yang baik hati itu selalu
mengatakan betapa kasarnya manusia itu. Tetapi ia sendiri
tidak tega membunuh seekor lalat sekalipun. Sebaliknya dengan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

DR. Brandon. Menurutnya manusia itu baik. Namun ia sendiri


sering marah-marah. Ia tidak boleh dekat-dekat dengan
pamanmu, Eleanor, pasti mereka akan berantem."
"Memang," jawab Eleanor singkat.
Mrs. Coolinwood lalu pergi. Anak-anak merasa lega.
"Capek juga mendengarnya," kata Pete polos. "Ia nyerocos
terus."
Laki-laki muda yang membersihkan kaca tadi melempar kain
pelnya ke dalam ember. "Kau mengajak teman-temanmu
keliling, ya? Berapa ongkosnya? Sepuluh dolar?" tanyanya
dengan nada mengejek. Eleanor merasa tersinggung. Namun
begitu, ia tetap bersikap ramah.
"Ini Frank," kata Eleanor memperkenalkan. "Frank DiStefano.
Pekerjaannya seperti saya juga, membantu yayasan ini."
DiStefano menyeringai. "Hai, Ellie. Maaf ya, semalam ban
mobilku bocor, sehingga... Well, kupikir kau pasti sudah tidak
menungguku lagi. Sudah terlalu malam."
"Yah, sudahlah," kata Eleanor. Ia lalu mengajak anak-anak ke
luar, mengunjungi kandang kuda yang terletak lima puluh meter
dari rumah itu. Sepanjang jalan Eleanor diam saja. Ketika
bertemu Blaze, kuda eksperimen DR. Birkensteen, ia kembali
gembira. Ia menepuk-nepuk leher kuda itu, membelai-belainya
dengan penuh rasa sayang, dan mengajaknya bicara seolah-olah
kuda itu manusia. Dengan bangga ia mendemonstrasikan
kepandaian kuda itu. Diletakkannya empat buah apel di depan
kandang.
"Berapa?" tanyanya.
Blaze menghentakkan kakinya empat kali.
"Bagus!" kata Eleanor memuji. Apel itu diberikan pada Blaze.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Begitu asyiknya Eleanor dan anak-anak bermain-main dengan


kuda itu sehingga tak terasa hari sudah siang.
"Wah, perutku berbunyi," kata Jupe. "Makan, yuk!"
"Usul yang bagus," sahut Bob. "Perutku juga sudah
keroncongan."
"Usulku," kata Pete, "kita makan dinosaurus burger saja."
Jupe tertawa. "Rupanya kau masih penasaran, ya? Tapi aku
setuju usulmu itu."
Anak-anak pamit pada Eleanor. Bergegas-gegas mereka
kembali ke kota untuk makan siang, tak sabar ingin mencicipi
dinosaurus burger. Ternyata kota sudah semakin ramai, anak-
anak baru memperoleh burger setelah hampir satu jam antri di
depan Kantin Lazy Daze.
Sambil menikmati dinosaurus burger, mereka berjalan-jalan
keliling kota, melihat-lihat keramaian serta toko-toko yang
berlomba-lomba memanfaatkan manusia gua sebagai sarana
promosi. Sehari menjelang pembukaan gua itu, terlihat
kesibukan luar biasa para penjaja yang berusaha keras untuk
membuat dagangannya laku. Macam-macam upaya mereka. Ada
yang menempelkan reklame bergambar manusia gua
mengenakan kulit binatang sambil membawa busur dan anak
panah, ada pula yang bergambar manusia gua dengan istri
manusia gua yang dilukiskan berambut panjang. Tentu ini hanya
karang-karangan saja. Di taman sedang dilakukan persiapan
terakhir untuk merayakan hari pembukaan gua, pita-pita
warna-warni menjuntai dari pohon ke pohon, spanduk dan
balon-balon dijumpai di mana-mana. Meriah sekali suasananya.
Banyak yang menawarkan suvenir berupa gantungan kunci
berbentuk manusia gua. Pedagang es krim tak menyia-nyiakan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kesempatan itu dengan menjual dagangannya dari sebuah truk


yang diparkir dekat stasiun kereta api.
Setelah puas melihat-lihat, anak-anak kembali ke gudang di
belakang rumah McAfee. Seorang laki-laki tinggi dengan wajah
penuh cambang dan berpakaian lusuh terlihat sibuk
membersihkan sebuah karavan yang diparkir di sana.
"Ini tidak boleh!" terdengar ia mengomel. "Sama sekali tidak
boleh. Mereka akan sadari ini nanti. Lihat saja." Anak-anak
mendekat. Ada peralatan makan, tungku kecil, dan sebuah
lemari es di dalam karavan. Sebuah tempat tidur terbujur di
dalamnya.
"Apakah orang itu tinggal di dalam karavan?" pikir Jupe.
Orang itu menoleh pada anak-anak. "Kalian akan merasakannya
kalau kalian menjadi dia." Saat itu terdengar seseorang
berteriak.
"Itu bukan kau punya," terdengar suara James Brandon. Ia
berdiri di luar bangunan dari kayu merah di sisi bukit. "Pergi
kau dari sini!" teriak McAfee dari pintu bangunan itu. Ia
membidikkan senjatanya.
Brandon surut ke belakang. Tinjunya dikepalkan. "Awas kau!"
ancamnya pada McAfee. "Kau tak berhak atas tulang-belulang
itu. Seenaknya kau membuatnya menjadi barang tontonan!"
"Cepat angkat kaki dari sini!" McAfee membalas. "Kalau
memang mau melihat manusia gua milikku, datang saja besok.
Karcisnya lima dolar!"
"Dasar mata duitan!" Dengan geram Brandon berbalik dan pergi
dari situ.
McAfee menyeringai. "Ini cuma kesalahpahaman," katanya pada
anak-anak.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Perbuatan ini salah!" gerutu orang dekat karavan itu.


"Well, salah atau benar ini bukan urusanmu," tukas McAfee.
"Kerjakan saja apa yang kuperintahkan! Mengerti?" McAfee
lalu menoleh pada anak-anak. "Anak-anak, kalian mau melihat-
lihat ke dalam? Karena kalian menginap di tempatku, kalian
boleh melihat manusia guaku dan museum yang kubangun
untuknya."
Ia masuk, diikuti Trio Detektif dengan bersemangat. Baru di
bagian depan mereka sudah ternganga.
Dinding museum penuh dengan foto-foto besar: foto-foto
tulang-belulang dan sebuah tengkorak dilihat dari berbagai
sudut. Di sana-sini disisipkan foto-foto pemandangan indah
yang telah banyak dikenal: semburan air panas di Lassen, air
terjun di Yosemite, pantai indah dekat Big Sur.
Di sebuah meja di tengah ruangan terdapat model perkemahan
Indian lengkap dengan api unggun dan kuda-kuda. Di
sampingnya didapati model manusia prasejarah sedang
bertempur melawan mammoth raksasa.
"Unik, bukan?" kata McAfee. "Ini cuma pembuka. Yang
sesungguhnya terletak di sana."
Sebuah panggung berdiri di seberang pintu masuk. Mulut gua
terletak di balik panggung itu, disinari cahaya lampu sorot.
Jupiter, Pete, dan Bob menaiki panggung itu. Mereka melongok
ke mulut gua. Dilihatnya fosil-fosil itu. Jupe menghela napas.
Bob mendesah.
Manusia gua itu terbaring di sana. Tulang-belulangnya telah
berwarna cokelat. Mengerikan. Rongga matanya seakan
mengancam orang yang melihatnya. Rahang atas menyeringai
menakutkan. Beberapa tulang rusuk masih ada, mencuat dari

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dasar gua. Tulang paha masih lengkap, tetapi tulang kaki bagian
bawah tidak ada. Tulang tangan kirinya dekat sekali dengan
mulut gua, terjulur, seolah ingin meraih sesuatu.
McAfee telah memasang lampu-lampu sorot pada langit-langit
gua. Di dasar gua, dekat fosil, telah dibuatnya api unggun
tiruan. Di sebelah fosil tergeletak keranjang anyaman Indian,
dan sebuah selimut Navajo.
Seketika itu juga anak-anak bersimpati pada DR. Brandon.
Pemandangan itu cukup menyedihkan. Tapi yang lebih parah
lagi, banyak bekas tapak kaki di sekitar fosil. Bahkan beberapa
tulang telah rusak karena terinjak-injak.
"Kalau kakinya masih lengkap, pasti kutambah dengan sepasang
moccasin-sepatu Indian," kata McAfee. "Pasti lebih dramatis
kelihatannya."
Anak-anak tidak mempedulikan. Mereka keluar dari gua. Di
salah satu sisi pintu masuk dipamerkan dan dijual gantungan
kunci dengan hiasan patung-patung plastik kecil berujud
manusia gua, serta T-shirt bertuliskan Citrus Groove. Awal
Peradaban Manusia. Anak-anak tidak mengacuhkannya, melirik
pun tidak.
"Oke, sekarang kita bisa istirahat," kata Newt McAfee. Ia
mematikan lampu, dan mengunci pintu gua. "John the Gypsy
akan berjaga-jaga di luar malam ini. Tak seorang pun bisa
masuk."
"John the Gypsy?" kata Jupe.
McAfee menoleh ke arah laki-laki kurus yang sekarang duduk
di dalam karavan.
"Itu dia. Kami menyebutnya John the Gypsy karena ia tinggal
di karavan itu, bukan di rumah biasa."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ketika McAfee berjalan menuju rumahnya, John the Gypsy


keluar dari karavannya. "Oke," katanya. "McAfee membayarku
untuk berjaga-jaga. Tetapi makhluk gua itu pasti tidak suka
diawasi. Aku saja tidak senang kalau tulang-tulangku diawasi."
"Tapi, ia kan sudah mati," sahut Pete. "Orang mati kan tidak
bisa melihat." "Siapa bilang?" kata John the Gypsy.

Bab 6
MANUSIA GUA GENTAYANGAN!

MENJELANG petang anak-anak menyikat hamburger lagi di


Kantin Lazy Daze. Setelah itu mereka mencicipi es krim yang
dijual di truk dekat stasiun. Hari sudah gelap ketika mereka
tiba kembali di gudang tempat menginap. Melalui jendela
mereka memandang bulan yang mulai muncul, dikelilingi
bintang-bintang yang berkelap-kelip. Padang rumput mulai
diselimuti kabut tipis, namun pandangan belum terhalang.
Dinginnya malam membuat anak-anak segera tertidur.
Lewat tengah malam Jupe terbangun. Ia mendengar suara. Ada
orang masuk gudang. Orang itu terengah-engah seperti habis
lari dikejar hantu.
Jupe berdiri. Ia memasang telinga.
Suara itu hilang sebentar, lalu terdengar kembali.
Pete bangun dan berdiri. "Apa itu?" bisiknya.
Jupe merangkak menuju tangga. Ia mengintip ke bawah. Gelap.
Tidak terlihat apa-apa.
"Anak-anak?" terdengar suara serak. "Kaliankah itu?"
Itu suara John the Gypsy. Tiba-tiba terdengar suara
berdebam.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bob berteriak kaget. Pete meraba-raba mencari senter di


ranselnya. Begitu menemukannya, ia segera lari ke tangga dan
menyenter ke bawah.
John the Gypsy jatuh tersandung barang rongsokan. Ia lalu
berdiri dan memandang ke arah datangnya sinar senter. "Siapa
itu?" ia berteriak dengan panik. "Siapa? Jawab!"
"Kami, John," kata Jupe. Ia, Bob, dan Pete menuruni tangga.
John the Gypsy bersandar pada sisi truk milik McAfee.
Badannya gemetar.
"Ada apa?" tanya Jupe.
"Makh... makhluk itu!" kata John the Gypsy. "Apa kubilang?! Ia
tidak suka diamat-amati." "Kenapa?" kata Pete. "Apa yang
terjadi?"
"Ia... ia ba... bangun dan... gentayangan!" kata John the Gypsy
terbata-bata. "Aku lihat sendiri Pasti tulang-tulang itu telah
hilang."
Melalui pintu gudang yang terbuka anak-anak melihat ke arah
museum. Dengan bantuan sinar bulan tampak pintu museum
masih tertutup rapat.
"Kau mimpi barangkali," kata Bob menenangkan.
"Tidak mungkin." John the Gypsy menggeleng. "Aku sedang di
dalam karavan ketika ada suara pintu dibuka. Aku melihat ke
luar, dan kulihat manusia gua itu berjalan ke luar. Tubuhnya
penuh bulu, seperti gorila. Matanya menakutkan sekali. Seperti
ada api memancar dari kedua matanya. Dan rambutnya...
rambutnya panjang dan acak-acakan. Ia melewati karavanku,
lalu berlari melintasi padang rumput."
John the Gypsy memejamkan matanya, seakan-akan berusaha
menghapus pengalaman menakutkan itu dari ingatannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Mari kita cek," kata Jupe.


Mereka berjalan berdekatan dengan sikap waspada, seolah
takut disergap makhluk zaman prasejarah itu.
Tetapi ternyata pintu museum masih terkunci. Ketika Jupe
memeriksa pintu, Newt McAfee muncul di teras rumah.
"He, ada apa di sana?" seru McAfee. "Sedang apa kalian?"
"Cuma menyelidik," sahut Jupe. "John the Gypsy melihat
sesosok manusia keluar dari gua." Thalia McAfee muncul di
teras. Newt berlari-lari menghampiri mereka. "Siapa?"
tanyanya. "Si Brandon gila itu, ya?"
"Bukan," jawab John the Gypsy, "tapi manusia gua itu. Ia
melarikan diri."
"Mana mungkin?" McAfee tak percaya. Ia lalu melambaikan
tangannya sambil berteriak, "Thalia! Ambilkan kunciku!"
Thalia McAfee datang berlari membawa kunci. McAfee
bergegas membuka pintu museum dan menyalakan lampu. Ia
segera menuju panggung. Anak-anak mengikuti. Mereka melihat
ke dalam gua. Manusia gua masih ada di situ. Posisinya tidak
berubah.
McAfee menoleh pada John the Gypsy. "Kau mimpi!" serunya.
"Buktinya, ia masih ada di sini." "Aku melihatnya keluar gua,"
kata John the Gypsy bersikeras. "Ia memakai bulu binatang
berwarna gelap! Dan ada rambutnya! Panjang dan acak-acakan!"
"Diam kau!" bentak McAfee. "Kau mengigau!"
Ia mematikan lampu dan keluar dari museum. Yang lain
mengikuti.
"Mana mungkin?" gerutunya sambil mengunci pintu museum. Ia
lalu kembali ke rumah. Di teras Eleanor sedang menunggu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Masuk kau, Eleanor," perintah McAfee. "Tidak ada apa-apa.


John gila itu mengigau."
Ia berpaling. "John, kaujaga yang benar. Kau kubayar untuk
menjaga, bukan untuk mimpi, tahu!"
Ia dan Eleanor masuk. Sambil menggerutu John the Gypsy
mengeluarkan kursi lipatnya dari karavan. Diletakkannya kursi
itu di tengah-tengah -antara gua dengan karavan. Ia mengambil
senapannya dan duduk sambil berjaga di kursi.
Trio Detektif kembali ke loteng gudang.
"Pasti ia mimpi," kata Pete.
"Kelihatannya orang itu tidak terpelajar," kata Bob.
"Memang," Jupe menyetujui. "Tapi itu tidak berarti ia salah
lihat, kan? Mungkin saja memang ada seseorang yang
menyelinap."
"Iya, memang. Tapi kan orang bisa saja bermimpi seolah-olah
melihat sesuatu," kata Bob. "John nampaknya yakin sekali,"
tukas Jupe.
"Tapi kan pintunya terkunci. Jadi tidak ada orang keluar dari
gua," Pete mengajukan pendapatnya.
"Mungkin seseorang punya kunci palsunya," kata Jupe. Ia duduk
memandang ke seberang padang rumput melalui jendela. Hutan
kecil di seberang sana tampak hitam menyeramkan, namun
embun yang turun membuat rerumputan di padang rumput
tampak berkilau. Samar-samar dilihatnya jejak-jejak di
rerumputan yang menuju hutan kecil.
Mungkinkah seseorang telah berjalan di sana, merebahkan
rerumputan yang dilaluinya dan menghapus embun di
permukaannya?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jupe berdiri mendekat ke jendela. Dilihatnya John the Gypsy


bangkit dari tempat duduknya dan memandang ke seberang
padang rumput. John mengepit senjatanya. Kepalanya
dimiringkan ke kiri, seolah-olah hendak mendengarkan sesuatu.
Ia berjalan menuju karavannya, mengambil selimut dari tempat
tidur. Ia menyelimuti tubuhnya, lalu duduk kembali di kursinya
dengan sikap waspada.
"Mungkin memang mimpi," kata Jupe perlahan. "Dan ia lalu
ketakutan."
Pete memandang dengan gugup ke luar jendela. "Kalau aku yang
melihat manusia gua gentayangan malam-malam," katanya, "aku
akan lari ketakutan. Hiii!"

Bab 7
MENJELANG PEMBUKAAN GUA

JUPE-LAH yang pertama kali bangun. Ia segera keluar gudang


menuju padang rumput. Sabtu pagi itu matahari bersinar
cerah, menerangi padang rumput dan hutan kecil di
seberangnya. Hutan itu tidak terlihat menyeramkan lagi
sekarang. Jupe mulai berjalan perlahan-lahan menuju hutan.
Matanya mengamati rerumputan dengan cermat, namun tidak
terlihat bekas tapak kaki. Jejak-jejak yang ia lihat semalam
telah hilang tersaput embun pagi.
Setelah kira-kira seratus meter melangkah, ia menjumpai
tempat yang rumputnya tipis. Di sana-sini terdapat tanah yang
tidak ditumbuhi rumput sama sekali. Ia berlutut. Matanya
bersinar-sinar.
Pete muncul di sampingnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa itu?" kata Pete. "Kau menemukan sesuatu?"


"Bekas tapak kaki," kata Jupe. "Seseorang telah berjalan di
sini belum lama ini-ia bertelanjang kaki." Pete membungkuk
untuk melihat jejak itu lebih dekat. Tiba-tiba ia berdiri tegak.
Matanya melihat ke hutan. Wajahnya pucat.
"Bertelanjang kaki?" katanya. "Di... di tanah yang kasar ini?
Jadi John the Gypsy benar-benar melihat sesuatu?" Ia
memandang berkeliling.
Jupe diam saja. Ia malah berjalan mendekati hutan. Dengan
tergesa-gesa Pete mengikutinya. Dengan hati-hati mereka
mengikuti jejak itu. Tetapi sampai di suatu tempat, jejak itu
menghilang.
"Rumputnya tebal di sini," kata Jupe, "tapi di sebelah sana
mungkin ada lagi." Sambil berkata begitu Jupe terus berjalan
makin mendekat ke hutan.
"He, tunggu dulu!" seru Pete. "Jangan masuk ke sana! Mungkin...
mungkin ada orang di dalamnya... dan..., dan kita belum sarapan,
kan? Di kantin pasti banyak orang. Nanti kita kehabisan, lho!"
"Pete, ini penting sekali!" kata Jupe.
"Apanya yang penting?" balas Pete. "Ayolah, kita sarapan dulu.
Nanti saja kita ke sini lagi."
Dengan enggan Jupe menurut. Ia dan Pete kembali ke gudang.
Bob muncul ketika mereka tiba. Saat itu pula Newt McAfee
menampakkan dirinya di teras.
"Pagi," sapa Newt pada anak-anak. "Pagi yang ceria, bukan?
Upacara pembukaan guaku pasti meriah." Ia tersenyum puas.
"He. John!" panggil Newt John the Gypsy keluar dari karavan
sambil memegang semangkuk makanan. "Kau ketemu manusia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

gua lagi semalam?" Newt tertawa kecil, tetapi John


menggerutu.
"Satu sudah cukup, aku tak mau ketemu yang lain lagi," omel
John sambil masuk kembali ke karavan.
Newt berseru lagi, "Jangan pergi dulu, John. Setelah sarapan
aku perlu bantuanmu. Museum itu harus dicek sekali lagi. Lalu
kau tetap berjaga di sini sementara aku mengikuti upacara
pembukaan di taman."
Newt masuk kembali ke rumah, dan anak-anak menuju pusat
kota untuk sarapan. Lagi-lagi Kantin Lazy Daze penuh sesak.
Ketika akhirnya anak-anak mendapat tempat duduk, mereka
sudah sangat lapar.
Ketika menunggu pesanan makanan, anak-anak mendengar nada-
nada meriah yang berasal dari marching band. Sebuah grup
yang terdiri dari pemusik-pemusik muda terlihat sedang
melakukan pemanasan di taman, dikerumuni orang-orang yang
menontonnya.
"Itu pasti band dari SMA sini," Bob menebak.
Di balik kerumunan itu Jupe dan kawan-kawannya masih dapat
melihat seragam merah menyala yang dikenakan pemain
marching band. Mereka mengenakan topi tinggi berwarna
kuning emas, serta selempang biru berumbai-rumbai. Tidak
jauh dari situ terlihat kendaraan dari beberapa stasiun televisi
sibuk mengatur peralatannya.
Ketika anak-anak baru saja mulai sarapan, DR. Terreano masuk
ke kantin. Ia ditemani Hoffer, ahli imunologi. Kedua orang itu
mencari-cari tempat duduk. DR. Terreano melihat Jupe, lalu
tersenyum.
"Kita ajak mereka ke sini yuk," kata Jupe.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Yuk," kata Pete.


Jupe menghampiri mereka dan mengajak mereka duduk
bersama. Kedua ilmuwan itu menerima tawaran Jupe dengan
senang hati.
"Terima kasih," kata Terreano sambil duduk. "Kota ini
semrawut sekali. Selama para turis masih di sini, kota ini akan
tetap semrawut."
"Biasanya kami sarapan di yayasan, tapi kami bosan mendengar
omelan Jim Brandon di sana. Namun aku mengerti perasaannya.
Keadaan ini membuatnya sangat tertekan."
Elwood Hoffer bersin, lalu tersenyum. "Aku alergi debu," ia
menjelaskan pada anak-anak. Berpaling pada DR. Terreano, ia
berkata, "Aku senang kau bisa memahami keadaannya, Phil, tapi
aku rasa Brandon keterlaluan mengata-ngataimu seperti tadi."
"Brandon memang cepat naik darah," kata Terreano kalem. "Ia
frustrasi memikirkan fosil itu. Ia begitu bersemangat untuk
melakukan penelitian lebih lanjut sehingga putus asa ketika
tidak dapat berbuat apa-apa sekarang ini, apalagi ia sendiri
yang menemukannya. Aku akan sangat marah juga, kukira, kalau
menjadi dia."
"Apa yang akan dilakukan DR. Brandon kalau ia boleh meneliti
tulang-belulang itu?" tanya Bob. "Aku dengar ia memakai
metode waktu karbon-14."
"Mungkin dalam kasus ini metode waktu karbon-14 tidak dapat
digunakan," Terreano menjelaskan. "Metode ini bisa dipakai
untuk menghitung umur suatu makhluk. Caranya ialah dengan
mengukur jumlah karbon-14 yang dikandung makhluk itu. Kita
tahu bahwa suatu makhluk yang masih hidup mengandung
karbon-14 dalam jumlah tertentu. Karbon-14 merupakan zat

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

radioaktif. Waktu paruh karbon-14 ialah lima ribu tujuh ratus


tahun. Jadi setelah lima ribu tujuh ratus tahun jumlah karbon-
14 yang dikandung suatu makhluk tinggal setengah dari jumlah
karbon-14 semula. Lalu lima ribu tujuh ratus tahun kemudian,
jadi setelah sebelas ribu empat ratus tahun, jumlah karbon-14
yang
dikandung makhluk itu tinggal seperempat dari jumlah karbon-
14 semula. Begitulah seterusnya. Dengan begini kita dapat
menghitung umur suatu makhluk yang telah mati beberapa ribu
tahun yang lampau. Tetapi, kukira fosil manusia gua itu sudah
terlalu tua. Setelah lebih dari empat puluh ribu tahun, jumlah
karbon-14 yang tersisa terlalu kecil, sehingga tidak dapat
diukur lagi."
Bob memandang dengan takjub. "Anda pikir umur manusia gua
itu lebih dari empat puluh ribu tahun?"
"Aku berani bertaruh," kata Terreano. "Namun, metode waktu
karbon-14 bukan satu-satunya cara untuk menghitung umur
makhluk yang telah mati. Masih ada beberapa metode lain.
Begitu pula terdapat beberapa cara untuk menentukan apakah
suatu makhluk dapat disebut manusia. Itu bisa dilihat dari
caranya berjalan, apakah sudah berdiri atau masih merangkak.
Bisa juga dilihat dari ukuran kepalanya, atau giginya..."
"Gigi?" seru Bob. "Apa hubungannya dengan gigi?"
"Gigi manusia mempunyai susunan seperti setengah lingkaran,"
jawab Terreano. "Sedangkan gigi hewan seperti monyet atau
kera susunannya seperti huruf U. Juga terdapat perbedaan
dalam ukuran geraham, pada..." "Ah, ini dia makanan kita
datang," sela Hoffer.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Maaf," kata Terreano. "Aku tak bermaksud membuatmu


bosan, Elwood."
"Menarik sekali," ujar Bob. "Sekarang aku bisa mengerti
mengapa DR. Brandon sangat marah. Kalau Newt McAfee
sampai merusak fosil manusia..."
"Ia sedang merusaknya," potong Terreano. "Padahal kami
belum sempat melakukan penelitian dengan saksama."
"Sudahlah, Phil," kata Hoffer. "Manfaat penelitian itu bagi
kemanusiaan juga tidak banyak."
Terreano menyeringai. "Mentang-mentang, ya," katanya pada
Elwood. Ia lalu menoleh pada anak-anak. "Penelitian yang
dilakukan DR. Hoffer memang segera dapat dimanfaatkan. Ia
sedang menyelidiki mengapa tubuh kita panas saat kita
demam."
"Aku yakin bahwa gangguan terhadap sistem kekebalan tubuh
kita akan menimbulkan berbagai penyakit," kata Hoffer. "Cuma
sedikit sekali penyakit yang merupakan bawaan sejak lahir. Ini
pendapatku. Kalau Kari Birkensteen berpendapat lain, itu
terserah dia."
Terreano nampak sedih mendengar ucapan Hoffer yang
terakhir. "Manusia briliyan," ia berkata dengan serius. "Kita
kehilangan seorang manusia besar."
"Mungkin," kata Hoffer. "Tetapi rekayasa genetika sama
bahayanya dengan eksperimen nuklir. Bisa merusak umat
manusia."
"Apakah DR. Birkensteen ingin memperbaiki manusia?" tanya
Jupiter. "Kemarin Eleanor bercerita tentang simpanse DR.
Birkensteen. Apakah akan diciptakannya manusia super?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Terreano kebingungan menjawabnya. "Kupikir tidak sejauh itu,


ia cuma ingin memperbaiki keadaan manusia. Menurutnya,
pendidikan sekarang terlalu bertele-tele. Manusia dilahirkan
dengan otak yang cerdas. Kemampuan otak manusia itulah yang
ingin ia manfaatkan sepenuhnya."
"Tetapi aku tidak setuju dengan caranya!" seru Elwood Hoffer.
"Lihat saja hewan-hewan itu. Seenaknya saja ia menyinari
mereka dengan sinar yang mengandung radiasi, lalu
menyuntikkan berbagai zat kimia ke dalam tubuh mereka.
Memang, kuda dan simpanse itu menjadi lebih pandai, namun
umurnya juga jadi lebih pendek!"
"Ya," kata Terreano. "Hewan-hewan itu lebih cepat mati.
Karena itu DR. Birkensteen mencoba memperlambat proses
penuaan. Ia menemukan formula yang bisa mengontrol otak.
Dengan formula itu kapan hewan harus tidur dan kapan harus
bangun bisa diatur sesukanya."
"Penemuan itu sangat orisinal. DR. Birkensteen dapat
memperoleh penghargaan Spicer. Penghargaan itu diberikan
setahun sekali pada ilmuwan yang berjasa menemukan sesuatu
yang bermanfaat bagi umat manusia. DR. Birkensteen dapat
memperoleh lebih dari sejuta dolar."
"Lalu," tanya Pete, "sekarang siapa yang bakal memperoleh
uang sebanyak itu?"
Terreano mengangkat bahu. "Tak tahu, ya. Mungkin DR.
Hoffer, mungkin pula Jim Brandon kalau saja ia berhasil
menemukan sesuatu, yang baru tentang asal-usul manusia,
atau..." "He, lihat!" seru Hoffer. "Itu Brandon."
Mereka melihat ke luar jendela. Brandon sedang berjalan
menembus kerumunan orang, menuju kantin. Terreano

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

melambaikan tangannya ketika Brandon masuk. Brandon


mengambil sebuah kursi kosong, lalu duduk di samping Jupe.
"Beres!" ia berkata dengan tajam. "Sacramento sudah
kuhubungi. Nanti siang aku akan menelepon lagi. Aku akan
bicara langsung dengan gubernur."
"Apakah gubernur mau menolongmu mengeluarkan hominid itu?"
tanya Terreano.
Hoffer memandang Terreano dengan heran. "Kukira kalian
tidak saling menegur."
"Itu dulu," kata Terreano. "Jim, menurutmu apakah gubernur
mau turun tangan dalam kasus ini?"
"Mengapa tidak?" jawab Brandon. "Penemuan bersejarah ini
terjadi di wilayahnya. Ia tentu malu kalau tidak membantu
menyelamatkannya. Dan aku yakin ia mampu melindungi fosil
itu. Pemerintah mempunyai hak untuk menyita milik seseorang
demi kepentingan rakyat banyak."
Brandon berhenti. Di taman marching band mulai memainkan
lagu-lagu mars. Upacara pembukaan akan dimulai.
"Terlambat!" kata Hoffer. "Kau terlambat, Brandon.
Pembukaan sebentar lagi dimulai. Begitu selesai, orang akan
berbondong-bondong mengunjungi gua. Rusaklah fosil-fosil itu.
Kau takkan dapat menahan mereka!"

Bab 8
KOTA CITRUS GROOVE TERBIUS

UPACARA pembukaan agak terlambat dimulainya. Brandon,


Terreano, Hoffer, dan anak-anak mengambil tempat di taman,
berdesak-desakan dengan penonton lainnya. Newt McAfee

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

telah duduk di panggung didampingi istrinya, Thalia, yang


mengenakan gaun panjang serba putih serta sarung tangan
panjang yang juga putih. Di sebelah McAfee duduk seorang
laki-laki ramping memakai jaket bergaris-garis.
"Itu Harry Chenoweth," Terreano berbisik pada Jupe. "Dialah
walikota Citrus Groove, dan juga pemilik apotek. Ia yang akan
membawakan acara pembukaan ini, orangnya memang gemar
berpidato."
Seseorang yang mengenakan jubah berwarna gelap tampak
menyalami McAfee dan istrinya serta walikota.
"Yang baru datang itu pendeta dari Gereja Komunita,"
Terreano melanjutkan.
Terreano tampaknya banyak mengenal tokoh-tokoh di kota
Citrus Groove. Mulai dari pemilik Restoran Happy Hunter dan
Motel The Elms, manajer supermarket, sampai pemilik Kantin
Lazy Daze dikenalnya. Hampir semua tokoh-tokoh kota
berkumpul di situ. Mereka mengambil tempat duduk yang
disediakan di panggung.
"Tentu toko-toko tutup semua," kata Terreano. "Semua orang
berkumpul di sini. Bukan main! Manusia gua itu membangkitkan
gairah setiap penduduk di kota ini, belum pernah kulihat yang
seperti ini. Mereka berlomba-lomba memanfaatkan
kesempatan emas ini. Tak seorang pun melewatkannya."
Jupe memandang ke sekeliling taman dan melihat bahwa kaum
muda pun tak mau ketinggalan dalam mengikuti upacara itu.
Banyak wakil dari organisasi kemasyarakatan yang turut ambil
bagian, dari kepanduan, organisasi pecinta alam, kelompok
pecinta musik, sampai perkumpulan keagamaan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Penjaja es krim memindahkan tempat mangkal truknya ke


dekat kerumunan orang-orang. Es krimnya laris bagai kacang
goreng. Di samping truk itu tampak penjual balon gas
memegang seikat besar balon gas dikerumuni anak-anak kecil.
Kerepotan sekali ia melayani para pembelinya.
Walikota bangkit dan menuju mikrofon, lalu mengangkat kedua
belah tangannya meminta hadirin untuk diam.
Jupiter sekilas melihat Eleanor Hess. Seperti biasanya,
mukanya tampak pucat.
"Hadirin sekalian!" walikota memulai. "Selamat datang di kota
Citrus Groove yang mungil tapi indah ini. Di pagi yang cerah ini
kita akan bersama-sama membuka suatu peristiwa yang akan
dicatat dunia. Sebentar lagi Anda akan bisa menyaksikan fosil
manusia yang menggemparkan. Bagaimanakah rupa manusia gua
itu? Silakan Anda lihat sendiri setelah upacara ini. Terlebih
dulu pendeta dari Gereja Komunita akan memberi sambutan.
Lalu marching band dari SMA Centerdale akan memperlihatkan
kebolehannya. Mereka akan berparade dijalan menuju museum
manusia gua. Dan bintang kita. Miss Patty Ferguson-gadis
teladan dari kota Citrus Groove-akan melakukan pemotongan
pita pertanda pembukaan museum manusia gua. Hadirin
sekalian, selamat menyaksikan!"
Para penonton bertepuk tangan riuh sambil bersorak ketika
walikota selesai berbicara.
Tiba-tiba terdengar suara berdesing. Alat penyiram otomatis
di taman menyala!
Semua terkejut. Mereka saling mendorong berusaha menjauhi
taman. Sia-sia. Massa terlalu padat. Kepanikan melanda taman.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jupiter merasakan air dingin menerjang mukanya. Sekujur


tubuhnya basah. Ia berpaling pada Pete, tetapi tiba-tiba Pete
ambruk ke tanah.
Lutut Jupe terasa lemah. Ia tak dapat lagi berdiri. Tubuhnya
serasa mengambang. Bagai pohon diterjang topan, ia pun
tumbang tak sadarkan diri. Pandangannya menjadi gelap.
Segalanya terasa dingin. Jupe mencium bau tanah. Ia merasa
sekujur tubuhnya kaku. Dengan susah-payah dibukanya
matanya. Ia tertelungkup di tanah. Mukanya mencium rumput.
Alat penyiram otomatis telah berhenti.
"Ooohhh..." terdengar suara yang dikenalnya.
Jupiter menopang tubuhnya dengan siku kanannya. Itu
Brandon. Kepala Pete tertindih tubuh Brandon. Kini terdengar
desahan dan tangisan. Orang-orang mencoba bangkit. Jam
besar di Gereja Komunita mulai berdentang.
Jupe tidak dapat melihat jam itu. Pandangannya masih kabur.
Ia menghitung dentang jam. Jam sebelas! Entah kenapa, ia dan
seluruh orang-orang di taman telah tak sadarkan diri. Selama
empat puluh menit!
Otak Jupe mulai dapat bekerja. Alat penyiram otomatis itu.
Seseorang telah mencampurkan zat pembius ke dalamnya
membuat seluruh penduduk kota terbius.
Beberapa anak kecil menangis di pinggir taman. Si penjual
balon memandangi langit. Balon-balonnya hilang terbang, tidak
ada yang tersisa.
Jupe mencoba bangkit. Dari arah rumah McAfee terlihat John
the Gypsy berjalan sempoyongan mendekatinya.
"Manusia gua!" teriak John the Gypsy. Suaranya parau. "Ia
hilang! Dicuri orang!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bab 9
MENGAPA DICURI?

SELAMA beberapa jam petugas kepolisian setempat sibuk


meneliti daerah di sekitar rumah McAfee. Setiap sudut di
museum difoto, dan disebari serbuk pencari sidik jari. Mereka
memasang pita kuning sebagai batas daerah penyelidikan polisi.
Orang-orang dilarang melanggar batas itu, jadi hanya bisa
berkerumun di luarnya. Reporter televisi tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk mewawancarai beberapa orang yang
dianggap penting dalam kasus itu. Mula-mula McAfee dan
Thalia yang diwawancara sebagai pemilik museum manusia gua.
Seorang kru televisi sibuk mengabadikan wawancara itu. James
Brandon menyusul diwawancara, ia tampak sangat kesal
terhadap peristiwa yang baru saja terjadi. Reporter itu juga
berhasil mewawancara walikota Citrus Groove, dan beberapa
tokoh lainnya. Terakhir mereka mewawancara John the Gypsy.
"Ada sesuatu di belakangku!" kata John the Gypsy pada
reporter itu. "Aku sedang berjaga-jaga, seperti yang
diperintahkan oleh McAfee. Aku mendengar sesuatu di
belakangku, dan... dan... aku menoleh..."
Ia berkata begitu sambil memperagakan apa yang ia perbuat.
"Ada sesuatu yang menyeramkan!" katanya. "Matanya cuma
satu, besar membelalak, dan... dan ia mempunyai belalai seperti
belalai gajah! Ia bukan manusia! Tiba-tiba aku tak sadarkan
diri, terbaring di tanah. Ketika sadar, kulihat pintu museum
terbuka. Aku lihat ke dalam. Makhluk gua itu telah lenyap!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ia mabuk barangkali!" terdengar suara seseorang dari


kerumunan.
Tetapi John tidak mabuk. Dan manusia gua itu memang telah
lenyap.
Akhirnya reporter televisi merasa cukup, dan meninggalkan
tempat itu. Kepala polisi menempatkan dua polisi untuk menjaga
museum dan sekitarnya, lalu pergi. Orang-orang pun bubar.
Sementara McAfee berbincang-bincang dengan salah seorang
polisi yang bertugas jaga, Trio Detektif berjalan menuju
museum.
"Maaf, Anak-anak," kata polisi yang menjaga museum, "kalian
tidak diperbolehkan masuk ke dalam."
Jupe mengamat-amati pintu museum yang setengah terbuka.
"Si pencuri pasti punya kunci palsu, bukan?" katanya.
Polisi itu tampak keheranan. Ia sendiri lalu memandangi pintu
itu.
"Pintu itu tidak rusak sedikit pun," Jupe meneruskan. "Bingkai
pintunya pun demikian. Kalau pencuri itu tidak punya kunci,
pasti ada bekasnya di pintu dan di bingkainya."
Polisi tadi menyeringai. Ia memberi jalan, "Baiklah. Sherlock
Holmes," katanya. "Silakan masuk, dan meneliti di dalam Beri
tahu hasilnya padaku."
Jupe masuk ke dalam museum bersama Pete dan Bob.
Tidak ada yang berubah di dalam, kecuali kini terdapat bekas-
bekas serbuk pencari sidik jari. Jupe memandang berkeliling,
lalu menuju panggung, dan mengamati gua. Tanah di dasar gua
itu tampak rapi, kecuali di tempat tulang-tulang itu berada
sebelumnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Setelah beberapa saat. Jupe batu melihat ada sebuah jejak di


samping tempat tulang-belulang itu. "Jejak itu berasal dari
alas sepatu karet," kata Jupe. "Newt McAfee memakai sepatu
koboi, John the Gypsy memakai sepatu bot kulit. Aku
berkesimpulan bahwa jejak itu berasal dari si pencuri, karena
hanya McAfee dan John the Gypsy yang memasuki museum ini
sejak tadi malam. Si pencuri memakai sepatu olahraga dengan
motif bintang dekat bagian tumit."
Polisi itu mengangguk, "Cocok dengan penelitian kami. Juru
foto kami telah mengambil fotonya. Kami tentu tidak dapat
menggeledah setiap rumah untuk mencari siapa orang yang
memiliki sepatu itu. Tetapi, paling tidak, ini bisa dijadikan
bukti."
Jupe mengeluarkan alat pengukur dari kantungnya, lalu
mengukur jejak itu. Panjangnya dua belas inci. "Orangnya pasti
cukup besar," kata Jupe.
Si polisi menyeringai. "Hebat! Apakah kau ingin menjadi
detektif nanti?"
"Aku sudah menjadi detektif sekarang," tukas Jupe. Ia begitu
yakinnya sehingga tidak mempedulikan si polisi yang terheran-
heran. Sambil bergaya seolah-olah ia yang paling tahu, Jupe
melanjutkan. "Tetapi mengapa?" katanya. "Aku belum paham
apa tujuan pencuri itu. Seseorang telah mencampurkan zat
kimia di alat penyiram otomatis itu sehingga seluruh kota
terbius, dan..."
"Persis dengan gambaran kami," kata polisi. "Kami telah
mengambil contoh air dari alat itu untuk diuji di laboratorium
kami. Kami akan menguji air di waduk juga, letaknya di bagian
utara kota. Dari situlah air disalurkan ke kota."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ajaib," ujar Jupe. "Seperti dalam cerita fiksi saja. Ketika


seluruh kota terbius, si pencuri mengendap-endap menuju
museum. John the Gypsy berhasil dibiusnya, sehingga dengan
tenang ia dapat mengambil fosil itu."
"Tetapi, mengapa? Buat apa pencuri itu capek-capek mencuri
tulang-belulang. Itu kan tidak bisa dijual, tidak seperti
permata atau berlian. Tak seorang pun berminat membelinya.
Hanya dua orang yang paling ingin memiliki tulang itu, McAfee
dan Brandon. Padahal kedua-duanya pingsan saat pencurian itu
terjadi. Jadi pertanyaanku belum terjawab: mengapa fosil itu
dicuri?"
"Memang ini perbuatan kriminal yang aneh," si polisi
menyetujui.
"Apakah kalian dapat menangkap pencuri itu?" tanya Bob.
"Mungkin tidak," jawab polisi itu ragu-ragu. "Banyak pencuri
yang lebih cerdik dari polisi. Kami sering sekali menjumpai
kasus-kasus yang tidak dapat kami selesaikan. Tenaga di
kepolisian terlalu sedikit, sedangkan kasus yang dihadapi
banyak sekali."
Anak-anak termenung.
Si polisi berjalan menuju pintu museum. "Oke, Anak-anak.
Museum akan ditutup sekarang."
Anak-anak keluar dengan patuh. Di luar mereka melihat Newt,
polisi yang satu lagi, Thalia, dan Eleanor sedang berkumpul.
Eleanor baru saja mengambil kiriman di kotak pos. Di
tangannya tergenggam beberapa pucuk surat dan sebuah
majalah.
Newt McAfee tampak membuka sebuah amplop dan mengambil
surat di dalamnya dengan terburu-buru. Ketika Trio Detektif

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mendekat, mereka melihat bahwa surat itu ditulis dengan tinta


hijau menyala.
McAfee pucat-pasi. Tangannya gemetar ketika ia membaca
surat itu. Dengan gugup ia melihat ke arah polisi dan istrinya
berganti-ganti.
"Kurang ajar!" kata McAfee. "Lihat ini!" Ia memegang surat itu
sehingga yang lain dapat membacanya. Surat itu bertuliskan:
"MANUSIA GUA ITU ADA DI TANGANKU AKAN KUTAHAN
TERUS SAMPAI KUPEROIEH $10.000. KAIAU KAU TIDAK
MEMBERIKU UANG, AKAN KULUMATKAN TUIANG-
TUIANG ITU. BERITA SELANJUTNYA MENYUSUL. "
"Sekarang kita tahu," kata Jupe, "mengapa orang itu
mencurinya-untuk meminta tebusan!"

Bab 10
JEJAK BERJARI EMPAT

"SEPULUH RIBU DOLAR!" seru Eleanor Hess. "Banyak sekali!"


Newt McAfee mendengus. "Kalau maling itu berhasil
kutangkap, kuhabisi dia!"
Polisi mengambil surat itu dari tangan McAfee. Ia mengamat-
amati cap perangkonya, kemudian melihat tulisan di suratnya.
"Tulisan tangannya jelek," kata polisi itu. "Tetapi si pencuri
bekerja dengan terencana. Surat ini dikirim kemarin dari
kantor pos di Centerdale."
Sambil menyimpan surat itu di kantungnya, ia bertanya.
"McAfee, siapa saja yang memiliki kunci museum?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Newt McAfee mengeluarkan serangkai kunci dari kantungnya.


"Aku punya selalu kubawa di sini," katanya. "Kunci cadangannya
kusimpan di dapur."
Eleanor bergegas masuk ke rumah. Dalam sekejap ia kembali
lagi. "Kunci itu tidak ada!" kata Eleanor. "Hilang! Tapi beberapa
kunci yang lain masih di tempat semula."
"Bagaimana pencurinya bisa tahu, ya?" tanya Jupe.
"Ada labelnya," jawab Eleanor. "Kami biasa memberi label pada
tiap-tiap kunci."
"Kalian tidak mengunci pintu belakang, ya," kata si polisi.
"Orang di kota ini memang tidak biasa mengunci pintu belakang
rumahnya. Pencuri sambil berlenggang-kangkung bisa memasuki
rumahmu. Dan kalaupun pintu belakang dikunci, tetap mudah
baginya masuk ke dalam. Kunci pintu belakang itu sudah kuno,
dicongkel dengan kawat saja pasti terbuka."
Newt dan Thalia McAfee masuk ke rumah dengan lunglai.
Eleanor mengikuti. Trio Detektif naik ke loteng, dan duduk
dekat jendela. Jupe mengerutkan keningnya.
"Bagaimana pencurinya bisa tahu, ya," kata Jupe, "bahwa kunci
itu disimpan di dapur?"
"Jelas dong," sahut Pete. "Dapur kan memang biasa dijadikan
tempat menyimpan kunci cadangan." Sambil berkata begitu
hidung Pete kembang-kempis penuh rasa kemenangan. Ia selalu
senang jika dapat menerangkan sesuatu pada Jupe, sebab
biasanya ia yang selalu bertanya pada Jupe.
"Betul juga," kata Jupe. "Tapi ada sesuatu yang mengganjal
pikiranku. Jejak di gua itu."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pete terheran-heran. "Kenapa memangnya?" ia bertanya sambil


berkerut dahi. "Kau sendiri yang menyimpulkan bahwa itu jejak
si pencuri yang bersepatu karet. Lalu kenapa?"
"Kau ingat, waktu pertama kali kita melihat gua," ujar Jupe.
"Ada jejak-jejak di sekitar fosil itu kan?" Bob tersentak.
Sementara Pete memandang kedua kawannya dengan
pandangan tidak mengerti. "Ya, ya Jupe," kata Bob. "Kau benar.
Ada yang aneh."
"Ada apa, sih?" Pete bertanya dengan penasaran. "Kalian beri
tahu aku dong."
"Begini, Pete," Jupe menjelaskan. "Waktu pertama kali kita
melihat gua itu, banyak terdapat jejak-jejak kaki di sekitar
tulang-tulang itu, bukan?" Jupe memejamkan matanya sambil
membayangkan kejadian malam itu. "Lalu John the Gypsy
mengaku melihat manusia gua itu berjalan keluar. Kemudian
McAfee membuka museum, dan kita semua masuk. Manusia gua
itu masih di dalam, tetapi jejak-jejak itu hilang. Tanah di dasar
gua itu sudah rapi."
Kini Pete mengerti. "Oh, iya! Betul, betul!" seru Pete. Dalam
hati ia mengakui kejelian Jupiter. "Tetapi... barangkali McAfee
sendiri yang membersihkannya."
"Kita cek saja," kata Jupe sambil bangkit.
Ia turun dari loteng, dan segera berlari menuju rumah
McAfee. Diketuknya pintu belakang. Newt McAfee sendiri
yang membukakan pintu. Ia dan Jupe tampak berbincang-
bincang sebentar. Jupe berbalik dan berlari kembali ke gudang.
"Kata McAfee ia tidak membersihkan jejak-jejak itu," Jupe
melapor pada kawan-kawannya, "dan John the Gypsy juga

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tidak. McAfee tidak semenit pun pernah membiarkan John


berada sendiri di dalam gua."
"Berarti ada seseorang yang memasuki gua malam itu," kata
Bob. "Ia membersihkan dasar gua itu. Buat apa? Aneh!"
"Atau mungkin manusia gua itu sendiri yang merapikannya,"
sahut Pete. "Tapi... itu tak mungkin, kan?" "Well, jejak di
padang rumput yang tadi pagi kutemukan mungkin berguna,"
kata Jupe. "Aku akan pergi sebentar ke toko hobi. Ada yang
perlu kubeli. Kalian tunggu di sini. Pasang mata kalian."
Jupe segera menghilang. Setengah jam kemudian ia kembali
membawa sebuah bungkusan. "Kapur gips," katanya. "Aku akan
membuat cetakan dari jejak di padang rumput itu, sebelum
jejak itu hilang."
Tangannya yang cekatan mulai beraksi di gudang dengan
barang-barang rongsokan yang terdapat di situ. Tak lama
kemudian ia memperoleh sebuah kaleng kosong, dan beberapa
potong kayu kecil dengan ukuran berbeda-beda.
Jupe memasukkan kapur gips ke dalam kaleng, lalu menuangkan
air keran ke dalamnya. Diaduknya campuran itu sampai menjadi
kental.
"Kalau cetakan itu sudah jadi, apakah kita akan mencari orang
yang kakinya seperti itu?" tanya Pete saat mereka melintasi
padang rumput.
"Tentu saja tidak, Pete," tukas Jupe tak sabar. "Aku cuma
ingin memperoleh suatu bukti. Barangkali saja ada gunanya
nanti."
Ketika mereka menemukan jejak itu. Jupe berlutut dan
menyemprotnya dengan penyemprot rambut yang ia beli di toko
hobi.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Buat apa itu?" tanya Pete.


"Untuk melapisi tanah agar tidak menempel pada gips," jawab
Jupe.
Setelah itu Jupe membentuk sebuah bingkai kecil dari kayu-
kayu yang diperolehnya di gudang. Dengan hati-hati
diletakkannya bingkai itu di sekeliling jejak tadi.
Perlahan-lahan adonan gips dituangkan ke dalam jejak. Mula-
mula tipis saja. Untuk memperkuat cetakan, ditaruh beberapa
ranting kecil ke dalamnya. Lalu Jupe menunggu sampai lapisan
itu mengeras, baru menuangkan adonan gips lagi.
"Bagus sekali cara kerjamu, Jupe!" seru Pete.
"Sayang ya, tidak ada klien kita," kata Bob. "Apakah kaupikir
Newt McAfee mau menyewa kita?"
"Apakah kaupikir Trio Detektif mau disewa dia?" Jupe
membalikkan pertanyaan Bob.
"Tidak, Sir! " sahut Pete dengan gaya militer. "Ia suka curang,
istrinya sama saja. Kasihan Eleanor."
Jupe mendesah. "Wanita penjaga toko hobi itu kenal dengan
mendiang ibunya Eleanor," ia mulai bercerita. "Mrs. Hess
cantik sekali sehingga membuat Thalia iri, menurut wanita itu.
Karena itu Thalia melampiaskan iri hatinya pada Eleanor. Kata
wanita itu, Newt sangat pelit. Eleanor harus membayar sewa
kamar untuk tinggal di situ. Dan ini sudah terjadi sejak orang
tua Eleanor meninggal dunia."
"Bagaimana bisa? Waktu itu ia kan baru delapan tahun?" tanya
Bob dengan heran. "Dari mana uangnya? Apakah orang tuanya
memberi uang padanya?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Orang tuanya memiliki rumah di Hollywood," jawab Jupe.


"McAfee mengontrakkan rumah itu, tetapi ia sendiri yang
mengambil uang kontraknya."
"Benar-benar tak tahu diri!" seru Bob kesal. "Kok, kau bisa-
bisanya membuat wanita penjaga toko itu mau bercerita?
Apalagi yang diceritakannya?"
"Well, aku cuma bilang bahwa aku menginap di gudang McAfee.
Lalu ia bertanya berapa ongkos sewanya. Ketika kuberi tahu, ia
langsung bercerita panjang-lebar. Ia juga bilang bahwa John
the Gypsy buta huruf, jadi John selalu mencari pekerjaan yang
aneh-aneh yang tidak memerlukan kemampuan membaca atau
menulis. Menurutnya, Newt McAfee menipu John dalam soal
upah, karena John tidak bisa menghitung berapa jam ia telah
bekerja."
"Malang juga nasib John the Gypsy," kata Bob. "Tapi, kalau ia
buta huruf berarti bukan ia yang mengirim surat ancaman itu."
"Aku mula-mula curiga bahwa John cuma bersandiwara saja
semalam," kata Jupe. "Tetapi setelah kejadian tadi pagi aku
yakin ia tidak terlibat. Ia sangat polos, dan benar-benar
ketakutan waktu itu. Jadi ia tidak perlu dicurigai. Kasus ini
cukup rumit tanpa dia."
"Jadi kita akan menangani kasus ini," keluh Pete. "Siapa klien
kita? Masa Eleanor?"
"Memangnya kita harus selalu punya klien?" seru Jupe. "Kasus
ini kan sangat menarik. Fosil manusia, berumur ribuan tahun,
dicuri. Si pencuri menggunakan zat pembius yang ampuh
sehingga bisa membius seluruh kota. Sangat menantang,
bukan?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bob menyeringai. "Itu gila! Tapi aku suka." Ia duduk di tanah,


mengeluarkan catatan dan penanya, lalu mulai menulis.
"Manusia gua hilang," katanya sambil menulis. "Zat misterius
membius kota. Surat ancaman dengan tulisan tangan yang jelek.
Tetapi itu tidak berarti apa-apa, mungkin tulisan itu sengaja
dibuat supaya jelek. Orang-orang yang dicurigai..."
Bob menoleh ke arah kawan-kawannya. "Brandon?" katanya. "Ia
sangat ingin menyelidiki fosil itu. Dapatkah ia dicurigai?"
"Ia ikut pingsan di taman," sahut Pete. "Aku tertindih olehnya.
He, seluruh penduduk kota terbius. Tidak ada orang yang bisa
dicurigai!"
"Belum tentu," kata Jupe. "Kita tidak tahu apakah setiap orang
terbius waktu itu. Lagi pula mungkin saja pencuri itu punya
suatu cara supaya tidak ikut terbius. Jadi, justru setiap orang
di kota dapat dicurigai." "Ssstt," bisik Bob. "Eleanor datang."
Jupe menengok dan melihat Eleanor berjalan ke arah mereka.
Dengan cepat namun tak kentara, Jupe mengambil posisi
sehingga Eleanor tak dapat melihat cetakan jejak itu. "Hai,"
sapanya pada Eleanor. "Kami sedang... sedang mengobrol soal
kejadian-kejadian tadi pagi."
Eleanor mengangguk. Ia tampak bimbang, takut kalau-kalau ia
mengganggu acara mereka.
"Anu... saya mau ke yayasan sekarang. Kalian... kalian mau ikut?"
"Mau," kata Jupe, "tapi sekarang..."
"Kalau begitu tak usah," cepat-cepat Eleanor memotong. "Tidak
apa-apa, saya sendiri saja." Tiba-tiba ia mendesah, "Sepuluh
ribu dolar! Bukan main banyaknya! Paman Newt akan
mengumpulkan dana dari penduduk kota untuk menebus fosil
itu."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mata Eleanor berkaca-kaca.


"Tenanglah," kata Bob dengan lemah-lembut. "Itu kan cuma
sekumpulan tulang saja. Tidak ada nyawa yang dipertaruhkan."
"Tapi Paman Newt tidak mau tahu. Ia makin sering marah-
marah pada saya. Apalagi akhir-akhir ini tokonya kurang laku,"
isak Eleanor.
"Kau bekerja di toko juga?" tanya Jupe.
Eleanor mengangguk. "Tetapi saya tidak betah. Saya ingin di
yayasan saja. Mereka semua baik, tidak ada yang suka marah-
marah." Tiba-tiba ia tersenyum lagi. "Paling-paling DR.
Brandon, tetapi ia sebenarnya baik. Ia menganjurkan agar saya
bersekolah di San Diego."
"Kenapa kau tidak menurutinya?" tanya Bob.
"Saya kan perlu biaya sekolah, tetapi Bibi Thalia tidak mau
memberi," kata Eleanor. "Ia selalu bilang bahwa menyekolahkan
seorang anak perempuan itu percuma, membuang-buang biaya
saja. Dan menurutnya, saya harus ingat dari mana saya
berasal."
"Maksudnya apa itu?" tanya Pete.
"Saya kira yang ia maksud ialah saya akan jadi sombong kalau
saya bersekolah," kata Eleanor. "Bibi Thalia selalu mengatakan
ibu saya sombong, sehingga tidak mau tinggal di kota ini.
Menurut dia, karena kesombongannya itulah Ibu mengalami
kecelakaan."
Eleanor diam sejenak. Bibirnya dikatupkan rapat-rapat. "Saya
sakit hati mendengarnya!" Suara Eleanor bergetar. "Ibu
orangnya baik, tak pernah mau menyakiti hati orang lain Hati
saya sakit kalau ada orang yang menjelek-jelekkan Ibu. Ayah
juga orang baik. Ia pemain oboe di Los Angeles Philharmonic.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Saya senang mendengarkan ia berlatih, suara oboe merdu


sekali. Saya sampai pernah bercita-citajadi pemain oboe,
tetapi... hhh, mana mungkin sekarang?"
Ia diam lagi. Tampak sekali ia berusaha menahan gejolak
hatinya. "Aku ingin pergi!" Eleanor meledak. "Akan kutabung
gajiku dari yayasan. Lalu aku pergi!"
"Sabar dulu," kata Jupe menenangkan. "Kalau kau pergi kan
mereka tak perlu membayar ongkos hidupmu. Lalu bagaimana
dengan uang kontrak rumahmu di Hollywood?"
Eleanor terkesima. "Oh iya, tetapi saya tidak enak untuk
menanyakannya pada mereka. Mereka akan tersinggung. Saya
akan diusirnya."
"Lho?" kata Pete. "Katanya kau mau pergi."
"Ya, tetapi... ke mana?"
"Kenapa kau tidak ke Hollywood saja?" usul Bob. "Kan kau
punya rumah di sana." "Tidak bisa. Orang yang mengontraknya
kan tinggal di sana."
Eleanor menegakkan kepalanya. "Aku akan menabung. Kalau
sudah cukup, aku akan pergi," katanya tegas. "Sekarang aku ke
yayasan dulu. Mau ikut?"
"Nanti kami menyusul," kata Jupe. "Sekarang kami masih ada
beberapa urusan." Eleanor melangkah dengan yakin menuju
yayasan. "Kelihatannya ia sungguh-sungguh ingin pergi," kata
Pete.
"Ya," Jupe menimpali, "aku senang melihat sikapnya yang
terakhir. Itu akan sangat membantunya untuk mandiri." Anak-
anak segera merubungi cetakan yang sedang dibuat Jupe. Gips
itu sudah mengeras. Dengan hati-hati Jupe mengangkatnya.
Gips itu membentuk cetakan tapak kaki. "Berhasil!" seru Pete.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Lihat!" seru Jupe. "Cuma ada empat jarinya. Satu yang besar,
lalu kosong, lalu tiga kecil-kecil. Kelihatannya seperti jari
keduanya terangkat sehingga tidak meninggalkan bekas." "Kaki
siapa itu?" kata Bob. "Manusia gua?" Pete meneguk ludah.
Jupe mengukur cetakan itu. Sembilan inci.
"Jejak pencuri di gua itu dua belas inci, yang ini cuma sembilan
inci," kata Jupe. "Ja... jadi itu jejak ma... manusia gua?" Pete
pucat.
"Manusia gua itu sudah mati," kata Jupe. "Ia mati ribuan tahun
yang lalu. Makhluk yang sudah mati tidak dapat berjalan,
apalagi meninggalkan jejak. Pemilik jejak ini bisa siapa saja,
tetapi pasti bukan orang mati!"

Bab 11
CATATAN YANG HILANG

ANAK-ANAK menjumpai Eleanor Hess sedang memberi makan


Blaze di kandangnya. DiStefano ada di situ juga, menyandar di
dinding kandang sambil memperhatikan mereka. Ia berpakaian
necis seperti biasanya.
"Kudengar manusia gua itu hilang dicuri," kata DiStefano.
"Untung aku tidak berada di taman waktu itu. Aku terkena flu
sehingga harus berbaring di rumah."
"Kau sudah sembuh sekarang?" tanya Jupe.
"Ya, lumayanlah. Biasanya juga cuma sebentar."
"Kejadian di taman itu benar-benar aneh," kata Pete.
"Semuanya terbius tak sadarkan diri."
"Masa!" DiStefano tercengang. "Kok, bisa?" Dalam sekejap
penampilannya biasa kembali. "Kukira cuma di sini saja orang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

suka tidur siang," ejek DiStefano sambil memandang pada


Eleanor. Melihat Eleanor memasang muka masam, cepat-cepat
ia berkata, "Begitu saja kau marah, aku kan cuma bergurau."
Tanpa menunggu jawaban Eleanor ia nyelonong pergi.
Pete mengawasi kepergian DiStefano. "Eh, ia memakai sepatu
olahraga, ya?"
"Memangnya kenapa? Di kota ini hampir setiap orang suka
memakai sepatu olahraga," kata Eleanor. "Ah, tidak kenapa-
kenapa," buru-buru Pete menimpali.
Setelah selesai memberi makan Blaze. Eleanor pergi menuju
laboratorium tempat DR. Birkensteen dulu bekerja. Anak-anak
menyusul di belakangnya. Begitu mereka masuk, kedua
simpanse langsung menjerit-jerit kegirangan, tangan mereka
menggapai-gapai ke luar kandang.
"Oke! Oke!" Eleanor tertawa sambil membuka pintu kandang.
Kedua simpanse melompat, dan bergelayutan di pundak Eleanor.
"Busyet!" seru Pete. "Mereka suka sekali padamu."
Eleanor tersenyum. "Memang. Saya juga suka sekali pada
mereka. Habis lucu-lucu sih, dan manjanya bukan main pada
saya. Pada mendiang DR. Birkensteen sama saja." "Tentu dong,"
kata Bob.
Jupe tidak berkomentar apa-apa. Perhatiannya terpancing oleh
buku catatan di meja almarhum DR. Birkensteen. Dibukanya
buku itu, lalu dibolak-baliknya halaman-halamannya. Tiba-tiba
dilihatnya sesuatu yang mencurigakan. Dibalik halaman
bertanggal 28 April langsung didapati halaman bertanggal 19
Mei.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"He, ke mana catatan pada awal-awal Mei?" Jupe bertanya.


Alis matanya berkerut. "Menarik sekali! Dia meninggal pada
awal Mei, bukan? Aku ingat betul."
Eleanor diam membisu. Mukanya dipalingkan dari Jupiter.
"Kenapa ia menyobek halaman-halaman ini?" Jupiter bertanya
lagi tanpa melihat pada Eleanor. Ia terlalu tertarik pada
catatan itu.
"Saya... saya tidak tahu kenapa. Benar-benar tidak tahu," kali
ini Eleanor menjawab dengan suara yang hampir tak terdengar.
Simpanse kecil ditimang-timangnya bagai seorang bayi. Bob dan
Pete mengamat-amati dengan saksama dan curiga.
"Kau kan menemani DR. Birkensteen pergi ke Rocky Beach
waktu itu," ujar Jupe. "Mungkinkah halaman yang hilang ini ada
hubungannya dengan kematiannya?"
"Tidak," kata Eleanor. "Saya... saya kira tidak mungkin."
"Atau mungkin ada hubungannya dengan simpanse-simpanse
itu?" desak Jupe.
"Mungkin. Bisa saja. Tapi saya tidak tahu apa-apa. Sungguh.
Saya hanya membantu mengurus hewan-hewan. Saya
menemaninya karena... karena ia baik padaku dan kondisinya
kurang sehat saat itu."
"Di mana tepatnya tujuan yang kaucari di Harborview Lane?
Siapa yang tinggal di sana?" Jupe terus mendesak.
Eleanor tampak gugup. Ia meneguk ludah. Kepalanya tertunduk.
Air mata mulai mengalir di pipinya.
"Saya merasa kurang enak badan hari ini," katanya. "Terima
kasih ya, kalian mau menemani saya."
Anak-anak mengerti maksud Eleanor Mereka pergi
meninggalkan Eleanor di ruangan itu. Di luar mereka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berpapasan dengan Mrs. Coolinwood. Kali ini ia mengenakan rok


merah dan wig coklat tua yang ikal.
"Halo!" sapanya sambil tersenyum lebar. "Mana Eleanor?"
Tiba-tiba terlintas dalam benak Jupe bahwa Mrs. Coolinwood
mungkin tahu sesuatu. Jupe lalu memasang tampang sedih.
"Kami membuat Eleanor sedih," katanya dengan nada memelas.
"Kami bertanya tentang DR. Birkensteen padanya. Lalu ia
menangis."
Mrs. Coolinwood menghela napas panjang. "Ia memang suka
sekali pada DR. Birkensteen. Almarhum merupakan orang yang
paling ramah di sini."
"Tahukah Anda, mengapa ia pergi ke Los Angeles waktu itu?"
tanya Jupe. "Adakah temannya di sana?"
"Aku tak tahu. Ia jarang bercerita tentang hal itu. Mungkin
saja ada urusan dengan hewan-hewannya. Akhir-akhir ini ia
sibuk sekali mengurusi piaraannya itu. Simpanse-simpansenya
dirawatnya seperti merawat anak-anaknya sendiri. Ketika satu
demi satu simpanse-simpanse itu mati, ia sedih sekali, seperti
orang yang ditinggal sahabat karibnya."
"Berapa yang sudah mati?" tanya Pete.
"Banyak. Dan ia melakukan otopsi untuk menyelidiki penyebab
kematian itu. Bahkan kadang-kadang ia mengoperasi simpanse
yang masih hidup untuk memeriksa keadaan kesehatan
simpanse itu. Bukan main memang, perhatiannya pada hewan-
hewan itu."
Sekonyong-konyong terdengar bunyi benda jatuh dari ruang
sebelah.
"Apa itu?" seru Mrs. Coolinwood sambil berlari ke pintu. "Hati-
hati dong, Frank!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Frank DiStefano muncul. Ia membawa ember dan kain lap.


"Tidak ada apa-apa," katanya tanpa rasa bersalah. "Ember ini
kosong, kok."
"Lain kali kau harus lebih berhati-hati!" kata Mrs. Coolinwood.
DiStefano tidak mengacuhkannya, malahan ia tertawa-tawa
sambil melihat pada anak-anak.
"Kenapa kau masih di sini?" Mrs. Coolinwood berseru dengan
tak sabar. "Kan sudah dari tadi kau kusuruh pergi ke toko."
"Iya, iya!" balas DiStefano. "Itu kan cuma urusan kecil."
Mrs. Coolinwood menggeram ketika DiStefano menghilang di
balik pintu menuju ke luar gedung.
Sewaktu anak-anak keluar, mereka melihat DiStefano menaiki
sebuah sedan tua yang sedang diparkir. Setelah menghidupkan
mesinnya, ia menunggu anak-anak.
"Gara-gara wanita cerewet itu aku harus buru-buru pergi ke
toko," kata DiStefano sambil menyeringai. "Kalian mau
numpang?"
Anak-anak melihat ke kursi belakang mobil. Di sana terdapat
setumpuk majalah, sepasang sepatu bot kotor berlumpur,
sekotak tisu, masker, dan pakaian selam basah.
"Trims, tidak usah deh," kata Jupe. "Penginapan kami dekat,
kok." Tanpa menoleh lagi DiStefano langsung tancap gas.
"Sebal aku," kata Pete. "Mulutnya besar sekali."
Jupe hanya menyahut, "Hmm!" Ia sedang memusatkan
pikirannya pada percakapan mereka dengan Mrs. Coolinwood
tadi.
"Sayang sekali DR. Birkensteen tidak banyak bercerita tentang
perjalanannya ke Rocky Beach," kata Jupe akhirnya. "Kalau
saja dia bercerita pada Mrs. Coolinwood, pasti misteri ini

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

cepat terungkap. Mrs. Coolinwood orangnya sangat terbuka, ia


tidak akan menyembunyikan hal-hal yang sekecil apa pun pada
kita. Berbeda sekali dengan Eleanor Hess. Aku yakin Eleanor
menyembunyikan sesuatu pada kita. Tetapi mengapa? Apa yang
disembunyikannya?"
"Barangkali ada hubungannya dengan manusia gua," tebak Bob.
"Mana aku tahu?" Jupe menghela napas.
Trio Detektif baru saja hendak memasuki gudang McAfee,
ketika Thalia keluar dari pintu belakang. "Kalian lihat Eleanor?"
kata Thalia.
"Ia ada di yayasan," Bob menyahuti.
"Dasar!" kata Thalia. "Bisanya main dengan binatang saja! Tidak
pernah ia mau membantu di rumah! Masa ia pernah mau
membawa binatang itu ke rumahku. Kubilang saja padanya,
'Boleh asal kau sanggup membayar sewanya!"'
"Ngomong-ngomong," kata Jupiter mengalihkan pembicaraan,
"polisi waktu itu mengatakan hendak memeriksa air dari sistem
alat penyiram otomatis. Bagaimana hasilnya?"
"Nol besar!" kata Thalia. "Salah seorang polisi barusan
mengabari kami. Mereka tidak menemukan apa-apa dalam air
dari alat penyiram otomatis, dan dari tempat penyimpanan air.
Polisi itu menduga bahwa kota ini dihipnotis!"

Bab 12
MISTERI BANGUNAN TUA

JUPE mendesah saat Thalia McAfee masuk ke rumah. "Aku tak


percaya kota ini dihipnotis," katanya pada kedua temannya.
"Aku masih penasaran pada ilmuwan yang telah meninggal itu."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Memang, orang mati selalu membuat orang lain penasaran,"


kata Pete dengan gaya sok yakin.
"Bukan itu maksudku," tukas Jupe. "Maksudku adalah halaman-
halaman yang hilang pada catatannya. Itu penting sekali artinya
bagi penyelidikan kita. Ah, kalau saja aku dapat membaca
catatan-catatan DR. Birkensteen yang lain, pasti banyak hal
dapat terungkap."
"Aku berani bertaruh bahwa itu tidak mungkin, Jupe," Bob
memperkirakan. "Pekerjaannya sangatlah penting, pasti
catatan-catatannya disimpan di tempat yang aman."
"Hm," kata Jupe. Wajahnya terlihat muram. Tetapi sesaat
kemudian matanya bersinar-sinar. "He, Frank DiStefano tidak
berada di taman tadi pagi," serunya dengan bersemangat.
Bob tersentak. "Ya, ya," gumamnya. "Semua orang yang kita
kenal berada di taman, kecuali Frank DiStefano dan... John the
Gypsy."
Pete melotot. "He!" serunya. "John the Gypsy! Kita tidak boleh
meremehkan dia. Mungkin saja dia cuma berpura-pura bodoh
supaya tidak dicurigai. Mungkin saja dia sesungguhnya pintar
sekali."
"Itu tidak masuk akal," kata Bob. "Ia telah bertahun-tahun di
sini. Kalau ia memang pintar, tentunya ia akan melakukan
pekerjaan yang lebih baik."
"Ini baru masuk akal," kata Jupe. "Tetapi mari kita lakukan
penyelidikan dengan lebih sistematis. Tadi malam John the
Gypsy mengaku melihat manusia gua gentayangan. Tadi pagi
kita menemukan jejak, yang sudah kita buat cetakannya itu, di
padang rumput. Ke mana arah jejak itu?"
"O, iya, mari kita cek ke sana sebelum gelap," ajak Bob.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pete memandang ke arah hutan kecil di seberang padang


rumput.
Trio Detektif menuju tempat ditemukannya jejak berjari
empat di padang rumput. Perlahan-lahan mereka berjalan
menuju hutan kecil. Jupe memimpin di depan. Dengan saksama
diamatinya tanah yang dilalui. Bob paling belakang. Seperti
Jupe, ia asyik mencari jejak selanjutnya. Pete di tengah.
Dengan gelisah ia memandang sekelilingnya.
Persis di pinggir hutan mereka baru menemukan jejak itu
kembali. Rumput tidak tumbuh di situ, sehingga jejak jelas
sekali terlihat. Dengan hati-hati Trio Detektif memasuki
hutan, mengikuti arah jejak tanpa bersuara. Mereka
mengendap-endap seperti kucing mengintai mangsa.
Di tengah hutan mereka menjumpai sebuah tempat terbuka
ditumbuhi alang-alang yang tinggi. Dari sela-sela alang-alang itu
berdiri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh. Temboknya
yang terbuat dari bata telah hancur di sana-sini. Atapnya
berlubang-lubang, sehingga rangka atapnya terlihat jelas. Dan
catnya yang telah mengelupas membuat penampilan bangunan
itu suram dan menyeramkan.
"Kuduga dulunya itu gereja," Bob memperkirakan.
Anak-anak menghampiri gereja tua itu.
Ada dua pintu masuk. Salah satunya telah ambruk karena
engselnya patah. Pintu yang ambruk itu tergeletak di lantai.
Anak-anak melangkah masuk melaluinya.
"Apakah makhluk itu masuk ke sini tadi malam?" kata Pete. Ia
memandang ke sekelilingnya dengan gelisah.
"Mungkin ya, mungkin tidak," sahut Jupe. "Lantai ini keras,
tidak mungkin meninggalkan jejak."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dengan ragu-ragu Bob melangkah ke bagian depan gereja. Di


depan terdapat sebuah tempat yang lebih tinggi.
"Itu altar gereja," kata Bob. "Lihat. Ada sebuah pintu di sana.
Pasti menuju ruangan lain. Kelihatannya seperti ruang tempat
menyimpan jubah."
Trio Detektif saling menunggu. Masing-masing tidak berani
memulai mendekati altar itu. Tetapi masing-masing ingin sekali
tahu apa isi ruangan tersembunyi itu.
Tiba-tiba ada suara.
Ada seseorang di balik pintu yang tertutup itu! Terdengar
suara gemertak dan gemerisik. Sesaat hening kembali. Pete
meneguk ludah.
Bob bergerak mendekati pintu itu. Pete menahannya. "Jangan!"
bisik Pete. "Jangan-jangan itu... dia!"
Pete tidak menjelaskan lebih lanjut. Itu sudah cukup jelas. Bob
dan Jupe segera mengerti maksudnya. Jangan-jangan manusia
gua itu memang gentayangan ke sini. Jangan-jangan makhluk
zaman prasejarah melarikan diri dari si pencuri. Lantas
bersembunyi di ruangan itu. Bersenjata!
Bersenjata? Senjata apa?
"Tidak mungkin!" seru Jupe. Dengan berani ia berlari
mendekati pintu, lalu menaiki altar. Ketika itu terdengar lagi
suara. Seolah-olah ada sesuatu yang menyentuh pintu itu.
Jupe memegang gagang pintu itu. Tiba-tiba ia pucat. Bulu
kuduknya berdiri.
Gagang pintu itu bergerak sendiri! Engsel-engsel yang sudah
berkarat berbunyi berderak-derak. Pintu itu membuka!

Bab 13

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

PENCURIAN LAGI

"OH!" kata DR. Hoffer terkejut. Tangannya memegang gagang


pintu ruangan tempat menyimpan jubah di gereja tua itu. "Aku
tak menyangka kalian ada di sini. Tetapi kenapa kau
memandangiku seperti itu?"
Jupiter masih gemetar, tetapi dipaksakannya untuk tersenyum.
"Kami sedang menyelidik," katanya.
Hoffer melangkah keluar ruangan penyimpanan. Anak-anak
dapat melihat bahwa ruang itu kecil dan ada pintu lagi yang
menuju ke luar bangunan.
"Kalian harus hati-hati di sini," kata Hoffer. "Tempat ini milik
keluarga Lewison. Mereka memiliki rumah besar di balik bukit
ini. Aku dapat izin untuk masuk ke sini, tetapi kalian tidak.
Mereka tidak suka kalau orang asing masuk-masuk ke tanah
mereka tanpa izin."
Ia duduk di suatu tempat di pinggir altar. "Melihat kalian ini
aku seperti melihat diriku sendiri," katanya. "Kalau aku jadi
kalian, pasti aku juga akan masuk ke bangunan tua ini untuk
menyelidik. Sejak kecil aku paling hobi bertualang. Ketika
seumur kalian, aku pernah berlibur ke suatu tempat di
Milwaukee. Di sana aku dan kawan-kawanku menjumpai rumah
kosong. Melalui sebuah jendela yang tak terkunci kami masuk
lalu menemukan sebuah ruangan di bawah tanah. Asyik sekali!"
DR. Hoffer bersin. Ia mengambil sapu tangan yang selalu
tersedia di kantungnya.
"Ini sudah jadi langganan," katanya. "Alergi debu. Aku memang
tak tahan terhadap debu. Mungkin karena itu aku tertarik pada
imunologi."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Oke, Anak-anak," lanjutnya sambil berdiri, "aku harus pulang


sekarang. Kalian pulang juga, kan? Jangan lama-lama di sini.
Edward Lewison terkenal suka mengancam akan menembak
orang-orang yang melanggar wilayahnya." "Persis dengan
seseorang yang kita kenal," kata Jupe. "Newt McAfee." "Kita
pulang saja, yuk," ajak Pete.
Anak-anak mengikuti DR. Hoffer melalui ruangan penyimpanan.
"Lucu, ya," kata Jupe sambil berjalan. "Anda alergi, tetapi
Anda mempelajari imunologi. Kenapa Anda tidak mempelajari
alergi itu sendiri?"
"Kau keliru," tukas Hoffer, "justru aku mempelajari alergi.
Alergi termasuk reaksi imunitas, jadi termasuk dalam
imunologi."
"Oh, ya?" ujar Bob.
Hoffer mengangguk. "Tubuh kita memiliki beragam cara untuk
mempertahankan diri dan menolak penyakit. Di antaranya ialah
dengan antibodi. Antibodi dihasilkan oleh tubuh untuk
menghancurkan virus dan bakteri, atau benda asing yang masuk
ke dalam tubuh. Kalau kau terkena cacar air, tubuhmu akan
membuat antibodi yang akan melawan cacar air itu. Lalu untuk
seterusnya kau tidak akan terkena cacar air lagi, karena
antibodi tadi menetap dalam tubuhmu. Dalam hal ini dikatakan
kau telah imun-kebal -terhadap cacar air."
Anak-anak mendengarkan uraian itu dengan penuh perhatian.
"Nah, kadang-kadang ada orang yang menghasilkan antibodi
yang tidak dihasilkan orang lain," kata Hoffer melanjutkan.
"Contohnya aku ini. Aku alergi debu, kalian tidak. Ini
disebabkan tubuhku menghasilkan antibodi untuk melawan
debu, sedangkan tubuh kalian tidak. Dalam tubuhku, antibodi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

itu bereaksi dengan debu. Hasil reaksi itu menyebabkan


hidungku pilek dan mataku berair.
"Jadi sistem imunitas kita dapat menyelamatkan kita dari
penyakit, tetapi dapat juga menyusahkan kita. Aku yakin bahwa
banyak penyakit lain yang justru disebabkan oleh sistem
imunitas tubuh kita sendiri.
"Sebagai contoh, menurut teoriku, kanker disebabkan oleh
sistem imunitas tubuh kita yang tidak terkendali. Coba kalian
bayangkan orang-orang yang berbuat kriminal."
"Kriminal?" Pete terkejut.
"Perbuatan kriminal merupakan reaksi dari suatu ancaman,"
lanjut DR. Hoffer. "Bayangkan seseorang yang dibesarkan di
daerah yang penuh bahaya. Untuk mempertahankan hidupnya,
ia harus bereaksi terhadap setiap orang asing. Reaksinya bisa
sangat merusak. Tanpa berpikir panjang lagi, ia akan melawan si
orang asing itu dengan membabi buta. Nah, kalian lihat bukan.
Cara orang itu bertahan menjadi tidak terkendali. Berbahaya.
Demikian pula halnya dengan kanker."
Pete cemas.
"Aku sedang mengembangkan teoriku dengan melakukan
serangkaian eksperimen terhadap tikus-tikus," kata DR.
Hoffer meneruskan. "Aku berusaha mengatur sistem imunitas
mereka. Kalau aku berhasil, mereka akan dapat hidup lebih
lama dan lebih tahan terhadap penyakit.
"Ini akan besar artinya bagi kepentingan umat manusia. Jauh
lebih besar dari penelitian yang dilakukan Birkensteen dan
Brandon. Kalau aku berhasil dunia akan lebih bebas dari
penyakit."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mereka telah sampai di padang rumput McAfee. Hoffer


berhenti untuk bersalaman dengan anak-anak. Lalu ia langsung
menuju yayasan.
Sambil memandangi DR. Hoffer, Pete berkata, "Luar biasa. Aku
pilih dia untuk menjadi pemenang penghargaan Spicer."
Jupe mengangguk kecil. Anak-anak berjalan menuju kantin.
Kota tidak lagi seramai sebelumnya, sehingga anak-anak segera
mendapatkan tempat duduk di kantin. Mereka makan sambil
mendiskusikan kejadian-kejadian hari itu.
"Kasus aneh," Pete memulai. "Seluruh kota terbius. Manusia
gua gentayangan. Benar-benar aneh."
"Kita mempunyai cetakan jejak berjari empat itu," ujar Jupe.
"Mungkin dapat dimanfaatkan. Hmm," Jupe berpikir sebentar.
"Bagaimana kalau kita tanyakan pada DR. Brandon. Ia kan ahli
arkeologi. Pasti ia dapat mengenali jejak apa yang kita peroleh
itu."
"Tapi, mana mau DR. Brandon mengurusi jejak di padang
rumput," kata Bob. "Ia kan orang sibuk." "Kita coba saja.
Kukira dia akan tertarik. Apalagi jejak ini kita temukan setelah
malamnya John the Gypsy mengaku melihat manusia gua
gentayangan."
"Oke," sahut Bob menyetujui. "Tidak ada salahnya dicoba."
Dengan terburu-buru anak-anak menghabiskan makan malam
mereka, lalu kembali ke gudang McAfee untuk mengambil
cetakan jejak berjari empat. Mereka segera menuju Yayasan
Spicer. James Brandon sedang berada di ruang kerjanya.
Brandon sedang duduk di mejanya yang penuh dengan tumpukan
kertas dan buku. Ia melotot melihat anak-anak datang ke ruang
kerjanya. Anak-anak masuk dengan perasaan waswas. Tetapi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ketika melihat DR. Brandon menutup bukunya, mereka lega


karena ternyata DR. Brandon tidak marah. Ia cuma sedang
asyik mempelajari buku-bukunya. "Well?" kata Brandon. "Ada
apa?"
"Kami ingin minta saran," kata Jupiter, "dan mungkin informasi.
DR. Brandon, kami tinggal di loteng gudang McAfee. Dari sana
kami dapat melihat museum manusia gua dengan jelas. Tadi
malam ada suatu peristiwa yang cukup mengejutkan."
Jupiter lalu menceritakan pengalaman John the Gypsy, dan
penemuan jejak berjari empat di padang rumput keesokan
paginya.
"Tentu saja jejak itu mustahil berasal dari manusia gua," kata
Jupe. "Tetapi kalau begitu itu jejak siapa? Dengan pengalaman
dan keahlian Anda, mungkin Anda bisa menolong kami."
Brandon tersenyum. "Kalian bicara seperti detektif saja. Well,
kalau kalian mau tahu," lanjutnya sambil memandang sekilas
pada cetakan jejak itu, "ini bukan jejak manusia prasejarah.
Ini jejak manusia biasa. Ia pasti biasa memakai sepatu. Kalau
orang tidak biasa memakai sepatu atau sandal, kakinya akan
melebar dan jarak jari-jarinya merenggang. Tapi kaki ini tidak
melebar, dan jarak jari-jarinya rapat, bahkan ada yang
terdorong ke atas. Pasti orang ini sering memakai sepatu."
"Lalu, apa yang dilihat John the Gypsy kalau begitu?" tanya
Bob. "Ia bilang makhluk itu berambut panjang acak-acakan dan
menyeramkan."
James Brandon mengerutkan keningnya. "Manusia gua itu tidak
mempunyai rambut lagi. Aku tak tahu apa persisnya yang
dilihat oleh John the Gypsy, tetapi yang jelas jejak itu bukan
jejak manusia gua. Jejak itu terlalu kurus dan besar."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Terlalu besar?" Pete nampak bingung. "Jejak itu kecil! Cuma


sembilan inci!"
"Manusia primitif itu sangat kecil," Brandon menjelaskan. "Aku
sempat mengukur fosil di gua itu. Dari ukuran tulangnya, aku
taksir tingginya tak lebih dari sembilan puluh lima sentimeter.
Itu tak lebih dari tiga kaki. Sedangkan orang yang membuat
jejak ini paling sedikit lima kaki tiga inci tingginya."
Brandon mendekati sebuah lemari yang menempel di dinding.
"Waktu aku di Afrika," katanya, "aku sangat beruntung dapat
menemukan sebuah fosil yang masih cukup lengkap. Umurnya
hampir dua juta tahun. Yang itu lebih kecil sedikit dari ukuran
manusia gua. Akan kutunjukkan pada kalian."
Brandon membuka pintu lemari itu lebar-lebar.
Lalu ia berdiri terpaku. Mulutnya ternganga.
"Hilang!" bisiknya.
Ia menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Lalu berteriak.
"Hilang! Dicuri! Hominid-ku dicuri orang!"

Bab 14
CATATAN DR. BIRKENSTEEN

JUPITER berhasil membalas mengerjai Newt McAfee malam


itu. Ia bilang kota Citrus Groove tidak lagi sangat ramai
sehingga tempat perkemahan lebih kosong. Mereka bertiga
akan berkemah saja. Dengan terpaksa McAfee menurunkan
tarif menginap di gudangnya dari sepuluh dolar menjadi tiga
dolar per malam. Anak-anak membayar tiga dolar malam itu,
lalu mereka masuk ke gudang sambil tertawa geli.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sambil berbaring, mereka merenungkan kembali peristiwa hari


itu. Akhirnya Pete memulai. "Semakin tak masuk akal saja.
Sepertinya sekarang ini lagi musim pencurian tulang-belulang."
"Belum tentu fosil milik DR. Brandon dicuri dalam beberapa
hari belakangan ini," kata Bob. "Ia sedang sibuk sekali. Sudah
sekitar dua atau tiga bulan lemari itu tidak pernah dibukanya."
"Jadi kira-kira sejak saat kematian DR. Birkensteen," ujar
Jupe.
Pete protes. "Itu lagi. DR. Birkensteen kan sudah meninggal.
Kenapa orang mati dibawa-bawa? Dia kan tak punya urusan apa-
apa dengan fosil-fosil itu."
"Siapa bilang ia tak punya urusan apa-apa?" tukas Jupe. "Kalau
memang begitu, mengapa Eleanor Hess seolah-olah
menyembunyikan sesuatu pada kita. Mestinya kan ia tahu pasti
alamat yang dituju DR. Birkensteen di Jalan Harborview Lane
itu."
"Tepat!" sahut Bob. "Ada yang disembunyikan Eleanor. Ia tak
pernah berani memandangmu langsung ketika berbicara
mengenai masalah ini."
"Dan mengapa sebagian catatan harian DR. Birkensteen
hilang?" Jupe penasaran. "Apa isi catatan itu? Apakah dia
menyobeknya sendiri? Tapi buat apa? Atau orang lain yang
menyobeknya? Mengapa?"
"He!" seru Pete seraya berdiri. "Mungkin DR. Birkensteen
hendak menghubungi seseorang di Rocky Beach. Lalu ia
mengatakan sesuatu tentang manusia gua pada orang itu. Lalu
timbul ide untuk mencurinya di benak orang itu. Mungkin sekali,
kan? Kenapa kita selalu curiga pada penduduk kota Citrus

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Groove? Padahal kan banyak pendatang dari kota lain akhir-


akhir ini?!"
"Itu memang mungkin," kata Jupe. "Tetapi ingat, DR. Brandon
mengumumkan penemuan manusia gua itu setelah DR.
Birkensteen meninggal."
"Oh, iya," Pete terduduk menyadari kekeliruannya.
"Namun mungkin masih ada hubungannya," kata Jupe. "Kita saja
yang belum tahu. Ah, kalau saja kita tahu apa isi catatan yang
hilang itu. Dan aku jadi ingin sekali mengetahui catatan-
catatannya yang lain. Mungkin itu bisa memberi petunjuk."
"Atau mungkin ada petunjuk dari Rocky Beach," Bob
melanjutkan dengan bergairah. "Aku tahu Jalan Harborview
Lane. Aku punya akal untuk menanyai orang-orang yang tinggal
di jalan itu. Akan kutanyakan apakah tas milik almarhum DR.
Birkensteen tertinggal di sana. Tas itu hilang saat ia ke sini di
bulan Mei yang lalu. Padahal sih, DR. Birkensteen tidak sempat
mengunjungi siapa-siapa di Rocky Beach. Tapi mudah-mudahan
saja ada orang yang kenal dengannya. Oke, kalau begitu aku
akan kembali ke Rocky Beach besok pagi dengan bis."
"Bagus sekali," seru Jupe. "Aku sendiri akan ke yayasan untuk
mencoba menyelidiki catatan kerja DR. Birkensteen. Semoga
DR. Brandon mau membantu."
"Dan aku akan ke Centerdale!" seru Pete.
"Ada apa di Centerdale?" tanya Bob.
"Tak tahu, ya," jawab Pete. "Tapi kan surat ancaman itu dikirim
dari sana. Mungkin ada petunjuk yang bisa kuperoleh di sana."
"Bagus, besok pagi kita akan menyebar untuk mencari
petunjuk," kata Jupe. Ia lalu memejamkan matanya sambil
menghitung dentang jam di menara gereja yang baru saja

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berbunyi. Belum selesai menghitung, ia sudah terlelap. Pulas


sekali. Rasanya baru semenit ia tidur, ketika Pete
mengguncang-guncang badannya.
"Bangun! Bangun!" kata Pete. "Sudah hampir jam delapan!"
Bob sudah bangun lebih dulu. Jupe dan Pete menggabungkan
diri dengannya di keran air di bawah. Ketiganya mencuci muka
sambil menggigil di pagi yang dingin itu.
Anak-anak sarapan di kantin dengan tergesa-gesa. Begitu
selesai, mereka langsung berpisah. Jupe segera pergi ke
Yayasan Spicer.
Pintu depan sedang terbuka. Ia dapat mendengar suara Mrs.
Coolinwood di dalam.
"Aku yakin barang ini tidak berada di sini kemarin," kata Mrs.
Coolinwood. "Aku kan selalu mengeceknya." Jupe melongok.
Mrs. Coolinwood sedang di ruang tamu. Pagi ini ia mengenakan
wig coklat tua yang panjangnya sampai ke bahu.
"Sudah kubilang kau jangan teledor menaruh barang," kata
seorang wanita lain. Ia mengenakan seragam biru dan rok kerja
putih. Sambil memandangi Mrs. Coolinwood bercermin dan
membenahi wignya, ia berkata lagi, "Lagi-lagi kau teledor
menaruh wigmu di ruang tamu ini."
"Tidak mungkin!" seru Mrs. Coolinwood bersikeras. "Masa wig
saja lupa menaruhnya."
Wanita itu melanjutkan mengelap barang-barang. Saat itu Mrs.
Coolinwood baru menyadari kehadiran Jupe di depan pintu.
"Eleanor belum datang," kata Mrs. Coolinwood.
"Aku mencari DR. Brandon, Ma'am, "Jupe mengoreksi. "Ada?"
"Kau sudah tahu kamarnya, kan?" kata Mrs. Coolinwood.
"Datangi saja kalau kau berani."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jupe mengucapkan terima kasih padanya, dan menuju kamar


kerja DR. Brandon. Belum sampai di sana, Jupe sudah dapat
mendengar suara DR. Brandon. Ahli arkeologi itu sedang
berteriak-teriak. Terdengar pula suara berdebam dari arah
kamarnya, seakan-akan ia sedang melempari barang-barangnya.
Jupe ragu-ragu di depan kamar itu. Ia bimbang untuk
mengetuk pintunya.
Tahu-tahu pintu terbuka. "Ada apa?" bentak Brandon ketika
melihat Jupe. "Mau apa kau di sini?" Jupe gelagapan
menghadapi bentakan Brandon.
"Kau jangan membuat anak itu gemetaran dong," kata
seseorang dari dalam kamar Brandon. Terreano nampak duduk
dengan tenangnya di kursi dekat meja Brandon.
Brandon menarik napas dengan cepat seperti hendak berteriak
lagi, tetapi tiba-tiba ia tersenyum. "Maaf," katanya. "Mari
masuk."
Jupe masuk. "Untung ada DR. Terreano," pikirnya.
Di lantai berserakan buku dan kertas. Meja mesin tik terbalik.
Kamar itu seperti kapal pecah. DR. Terreano tersenyum pada
Jupe. "Maklum saja. Beginilah cara DR. Brandon melampiaskan
rasa marahnya." Muka Brandon memerah. Ia mengangkat meja
mesin tik dan membetulkan posisinya dekat meja kerjanya. Lalu
ia mengambil mesin tik dari lantai. Tutupnya jatuh ketika
diangkat. "Brengsek!" umpat Brandon.
"DR. Brandon tak pernah melukai orang," kata Terreano, "tapi
sering berlaku kasar terhadap barang-barang miliknya."
"Siapa yang tidak keki?" Brandon mengumpat lagi. "Si McAfee
gendut itu sembarangan menuduhku. Aku dituduhnya mencuri
manusia guanya, lalu mengirim surat ancaman dengan tulisan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang sengaja dijelek-jelekkan. Lalu ia menuduh aku sengaja


menyembunyikan fosil milikku agar orang terkecoh mengira
dicuri orang lain. Seenaknya saja si Gendut itu."
Mata Brandon memerah. "McAfee baru saja meneleponku dan
bilang begitu. Akan kuhajar dia!" "Jim, tak seorang pun percaya
bahwa kau pencurinya," kata Terreano. "McAfee memang lagi
sewot karena manusia guanya lenyap."
"DR. Brandon, mencurigakan ya, fosil milik Anda itu dicuri
juga," ujar Jupe. "Bukan mencurigakan," seru Brandon. "Itu
perbuatan busuk!"
"Mungkinkah ada pencuri lain yang terlibat?" tanya Jupe.
"Siapa saja yang tahu tentang fosil milik Anda itu?" Brandon
tersentak. "Astaga! Kau benar! Aku tidak mengumumkan fosil
milikku pada siapa-siapa di kota ini. Well, beberapa orang di
yayasan tahu. Mrs. Coolinwood. DR. Terreano ini." "Eleanor
Hess?" tanya Jupe.
"Gadis kecil serba tertutup itu?!" kata Brandon. "Ia tak punya
nyali untuk mencuri seandainya ia tahu bahwa aku punya
hominid. Tapi, tapi... sebentar... aku ingat ia pernah
memperhatikanku. Ya, ya, betul. Ia memperhatikanku dari balik
lemari. Aneh sekali pandangannya."
Terreano tertawa. "Kau tak tahu, ya?" ujarnya. "Ia takut sekali
padamu. Kalau kau berada di dekatnya, ia pasti jadi gugup. Ia
kan masih muda sekali."
"Aku baru tahu," Brandon merasa tidak enak. "Begitu, ya?"
Mukanya makin memerah.
"Eleanor Hess berada dalam posisi yang tidak menguntungkan,"
kata Jupe. "Ia tahu banyak tentang yayasan ini, dan ia juga
tahu tentang kediaman McAfee."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Brandon memandang Jupe sambil memicingkan matanya.


"Kelihatannya kau tertarik sekali pada kasus ini. Mengapa?"
tanyanya.
"Karena kami detektif," jawab Jupe dengan wajah bangga.
"Detektif?" Brandon tersenyum mengejek.
"Ya," jawab Jupe sambil mengeluarkan kartu kecil dari
kantungnya. "Ini," katanya sambil menyerahkan kartu itu pada
Brandon. Di situ tertulis:
TRIO DETEKTIF "Kami Menyelidiki Apa Saja" ? ? ?
Penyelidik Satu - Jupiter Jones Penyelidik Dua - Peter
Crenshaw Data dan Riset - Bob Andrews
"Hm. Mengesankan sekali!" kata Brandon. Ia memperlihatkan
kartu itu pada Terreano sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Kami bukan amatiran, Mr. Brandon," kata Jupe dengan wajah
serius. "Kami telah memecahkan kasus-kasus yang
membingungkan orang-orang yang lebih tua dari kami. Biasanya
kami bertindak atas nama klien kami. Tapi kali ini kami tidak
punya klien. Meskipun demikian, karena kasus ini unik sekali,
kami beranggapan kasus ini perlu kami selesaikan."
"Kita dapat bekerja sama kalau begitu," kata Brandon dengan
tulus. "Baiklah, Kawan muda, aku sependapat denganmu bahwa
Eleanor patut dicurigai karena posisinya. Ia bekerja di yayasan
ini, dan sekaligus keponakan McAfee. Tapi ia tak punya cukup
keberanian untuk mencuri."
"Ia bersahabat dengan DR. Birkensteen," kata Jupe.
"Mungkinkah ada kaitan antara pencurian manusia gua dan
kunjungan DR. Birkensteen ke Rocky Beach?"
"Itu terjadi hampir tiga bulan yang lalu!" tukas Terreano.
"Saat itu manusia gua belum ditemukan!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Meskipun begitu," lanjut Jupe, "tahukah Anda mengapa DR.


Birkensteen berkunjung ke Rocky Beach?"
Brandon mengernyit. "Tidak. Dia tak pernah bicara soal itu."
"Aku kira Eleanor tahu," kata Jupe, "tapi ia juga tak pernah
mau bicara soal itu. Dan ada beberapa halaman yang hilang dari
catatan harian DR. Birkensteen. Catatan pada akhir April
sampai awal Mei. Aku sangat ingin tahu catatan-catatannya
yang lain. Bolehkah aku melihatnya? Mungkin ada yang dapat
dijadikan petunjuk."
Brandon memandang Terreano. Ia lalu mengangguk. "Semuanya
masih tersimpan di kamar almarhum," katanya pada Jupiter.
"Belum ada yang dipindahkan."
Mereka meninggalkan kamar kerja Brandon menuju
laboratorium mendiang DR. Birkensteen.
Terdapat catatan yang tersusun rapi. Dengan apik catatan itu
disimpan dalam map-map yang diberi tanda bertuliskan "Waktu
Reaksi", "Latihan Ketangkasan", dan "Kecakapan
Berkomunikasi". Ada buku-buku catatan berisi laporan
eksperimen dengan reaksi kimia, sinar-X, dan banyak lagi yang
judulnya saja tidak dimengerti oleh Jupe.
"Kita harus memanggil seorang ahli genetika untuk
menerangkan arti catatan-catatan ini," kata Terreano.
Jupe mengangguk sambil membolak-balik catatan-catatan itu.
Beberapa saat kemudian Jupe berkata. "Aneh, tidak ada
catatan sama sekali tentang eksperimen setelah tanggal 1
April."
Brandon memperhatikan buku yang dipegangnya. "Benar,"
ujarnya. "Catatan terakhir di buku ini bertanggal 25 Maret."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mereka memeriksa buku demi buku yang terdapat di sana.


Tidak ada satu pun yang dibuat setelah tanggal 1 April.
"Padahal ia tak pernah berhenti bereksperimen," kata Brandon
keheranan. "Ia bekerja tiap hari. Dan ia selalu bekerja dengan
rapi. Tidak pernah ada yang luput dari catatannya. Ke mana
catatan-catatan itu?" "Ya, ke mana?" sahut Jupe. "Catatan
hariannya pun demikian."
Di meja kerja terdapat setumpuk majalah. Jupe mengambil
satu lalu mulai membukanya halaman demi halaman. Ada kertas
pembatas yang diselipkan di antara halaman majalah itu.
Majalah itu bercap "Milik Perpustakaan Negara Bagian
California".
"DR. Birkensteen mempelajari pengaruh Natrium Pentothal
pada fungsi otak," kata Jupe.
"Natrium Pentothal adalah zat anestesi-pemati rasa," kata
Terreano. "Kalau terhirup akan menyebabkan orang tak
sadarkan diri."
Jupe mengambil majalah lainnya. Di dalamnya terdapat artikel
tentang oksida nitrogen. "Anestesi lagi," kata Brandon. "Ini
memang banyak digunakan dalam pembedahan." Selalu dijumpai
artikel tentang anestesi dalam tumpukan majalah itu. "Lumrah
saja," kata Terreano. "Ia mengoperasi simpanse-simpansenya.
Ia butuh anestesi." "Dan kemarin seluruh kota terbius," gumam
Jupe perlahan.
Mereka melanjutkan pemeriksaan dalam laboratorium itu.
Tidak dijumpai setitik pun zat yang dapat digunakan sebagai
anestesi. Tidak ada ether, tidak ada Natrium Pentothal.
Bahkan tidak ada Novocain.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ketika Jupe meninggalkan laboratorium, pikirannya dipusatkan


pada Eleanor. Diakah yang mengambil catatan-catatan itu?
Kalau ya, apa sebabnya? Ia sangat tertutup dan kelihatan
lemah, tak mungkin terlibat dalam kasus pencurian.
Tetapi, benarkah ia memang lemah dan tertutup?

Bab 15
PERSOALAN SEMAKIN RUNYAM

SAMPAI tengah hari Pete Crenshaw tidak memperoleh hasil


apa-apa. Centerdale sedikit lebih besar dari Citrus Groove,
tetapi tidak banyak perbedaannya. Ada dua supermarket dan
empat pompa bensin di kota itu, sedikit lebih banyak dari yang
terdapat di Citrus Groove. Bis yang dinaiki Pete berhenti di
depan Hotel Centerdale. Tidak ada hal-hal yang mencurigakan.
Dan sesungguhnya, Pete sendiri tak tahu persis apa yang
hendak dilakukannya.
"Tahu begini aku lebih baik menemani Jupe ke Yayasan Spicer,"
pikir Pete sambil menghela napas.
Baru saja berpikir begitu sebuah mobil tua penuh debu
melewatinya di jalan. Mobil itu membelok di sebuah tikungan,
tak jauh dari lokasi Pete berdiri.
Frank DiStefano yang mengendarainya.
Pete berlari cepat ke tikungan itu. Ia melihat DiStefano
meminggirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang kotor tak
terawat. DiStefano masuk ke rumah itu membawa bungkusan
berwarna coklat.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pete menunggu. Tak lama kemudian DiStefano keluar dan


langsung menuju mobilnya. Ia memutar mobilnya, dan
mengendarainya ke arah Pete.
Pete cepat-cepat membuang muka ketika DiStefano
melewatinya. Setelah mobil DiStefano jauh, Pete berjalan
mendekati rumah yang dihampiri DiStefano itu. Di depannya
Pete berdiri memandanginya. Ia bingung apa yang harus
dilakukannya. Tahu-tahu seorang wanita bertubuh montok
berambut pendek muncul di pintu.
"Kau perlu sesuatu?" tanya wanita itu.
"Tidak, Ma 'am, " kata Pete. Ia bengong sebentar. Lalu nyengir.
"Saya cuma ingin ikut dengan DiStefano kalau dia ke Citrus
Groove. Itu kalau ia kembali lagi ke sini. Barusan saya
melihatnya mengendarai mobil."
"Oh, harusnya kaupanggil saja dia tadi," kata wanita itu.
"Kelihatannya ia tak kembali lagi hari ini."
Wanita itu melihat dengan rasa kasihan pada Pete. "Kau bisa
naik bis ke Citrus Groove. Kau punya uang?" kata wanita itu
dengan iba.
"Aku punya uang," sahut Pete. "Tapi kalau ada teman ke sana
kan lebih enak."
"Oke, kalau begitu." Wanita itu lalu membuka atap terpal yang
menutupi mobilnya, lalu mengangkat sebuah kardus berisi
bahan-bahan makanan. Dengan sigap Pete membantu.
"Terima kasih," kata wanita itu sambil menunjukkan jalan ke
dalam rumah. "Anda Mrs. DiStefano?" tanya Pete.
"Ibunya Frank? Oh, bukan. Aku ibu kostnya, pemilik rumah ini.
Ia menyewa kamar padaku." Pete meletakkan kardus di meja
dapur.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau tinggal di Citrus Groove?" tanya wanita itu. Tanpa


menunggu jawaban dari Pete ia langsung bertanya lagi, "Kau
ikut mengalami kejadian aneh kemarin di sana, ketika seluruh
kota terbius? Aku yakin, pasti ada sesuatu yang mencemari
sumber air itu. Yang berwajib harus segera menyelidikinya."
"Sudah," sahut Pete. "Mereka menyelidiki air itu di
laboratorium kriminal mereka. Tapi tak ada apa-apa dalam air
itu."
Wanita itu menggeleng. "Aneh tapi nyata. Tapi si Frank itu
keterlaluan. Masa kemarin ia sakit. Seperti tidak ada hari lain
saja untuk sakit. Ia jadi tidak ikut mengalami peristiwa langka
itu. Sepanjang pagi ia tidur saja di rumah, bersin melulu
kerjanya. Kalau ia tidak sakit kan aku bisa dengar cerita
tentang kejadian itu darinya. Di sini ia cuma tidur saja tak
tergerak sambil menyelimuti tubuhnya dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Tadinya aku ingin ke Citrus Groove sendiri
untuk melihat manusia gua itu, tapi tidak jadi. Habis semua
tempat penginapan penuh sih."
"Memang, kami saja menginap di loteng gudang," kata Pete
sambil keluar dari dapur.
"Siapa namamu?" tanya wanita itu. "Barangkali saja Frank akan
menanyakan siapa tamunya, biasanya sih tidak." "Pete," jawab
Pete. "Mungkin ia sudah lupa pada saya." "Tidak apa-apa, akan
tetap kukatakan padanya," janji wanita itu.
Setelah permisi, dengan gesit Pete menuju jalan utama. Di
depan Hotel Centerdale ia naik bis menuju Citrus Groove.
Pete menjumpai Jupe sedang duduk di ayunan tua di halaman
belakang rumah McAfee. Jupe mendengarkan laporan dari Pete
tentang Centerdale.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Jadi Frank DiStefano memang sakit kemarin pagi," kata Jupe


sambil menghela napas. "Kalau begitu ia tidak bisa dicurigai
sebagai pencuri manusia gua itu. Ia tidak berada di taman
kemarin pagi, tetapi ternyata ia mempunyai alibi lain." Jupe
mengangkat bahunya. "Lenyaplah satu kemungkinan."
Pete duduk berselonjor di rumput. Jupe berpikir sambil
mengerut-ngerutkan keningnya. Alis mata Jupe nampak naik
turun kalau ia sedang berkonsentrasi. Jam empat sore Bob
baru kembali. "Bagaimana?" kata Jupe ketika Bob mendekat.
"Birkensteen mempunyai janji dengan DR. Henry Childers
waktu itu," ujar Bob dengan penuh kebanggaan. "Childers
tinggal di Harborview Lane. Ia ahli anestesi dan praktek di
Rumah Sakit Brendan di Santa Monica. Waktu aku tanyakan
apakah tas DR. Birkensteen tertinggal di sana, ia terkejut
setengah mati seperti tersengat tawon. Ia telah menunggu
Birkensteen sepanjang hari itu, namun Birkensteen tak kunjung
datang. Belakangan baru ia tahu bahwa Birkensteen telah
meninggal."
"Ahli anestesi?" tanya Jupe. "Ia temannya Birkensteen?"
"Bukan. Ia dan Birkensteen punya seorang teman di
Universitas California Los Angeles. Orang itu yang
menceritakan pada Birkensteen tentang DR. Childers. DR.
Childers dan orang itu sama-sama tidak tahu keinginan
Birkensteen yang sebenarnya. Menurut DR. Childers,
tampaknya Birkensteen sangat menggebu-gebu ketika
membuat janji untuk menemuinya di Harborview Lane. Ini
super menarik bahwa ia ahli anestesi. Kutanyakan apakah ia
tahu suatu zat yang dapat membius seluruh kota seperti yang
terjadi di Citrus Groove."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ah!" seru Jupe sambil bangkit. "Apa katanya?"


"Tidak ada. Ia telah mendengar berita tentang kejadian di
Citrus Groove, tapi ia bilang tidak ada zat yang mempunyai
efek seperti itu." "Hhh!" Jupe terduduk kembali.
Saat itu Eleanor keluar dari pintu belakang menuju gudang. Ia
masih sempat mengangguk pada anak-anak. Pamannya menyusul
keluar.
"Ellie, mau ke mana kau?" seru Newt.
"Dorris Clayton mengajak saya makan malam," kata Eleanor.
"Well, jangan malam-malam pulangnya," Newt mengingatkan.
Pick-up berderung. Eleanor keluar dari gudang mengendarainya.
Newt masih mengawasinya dari teras belakang. Jupe bangkit
meninggalkan ayunan itu. Ia berdehem sehingga McAfee
menoleh. "Aku ingin tahu," kata Jupe, "apakah si pencuri sudah
mengirim berita lagi?"
"Belum!" McAfee sewot. "Sekalipun sudah, kau tidak akan
kuberi tahu." Ia masuk sambil membanting pintu.
Anak-anak menghabiskan waktu dengan makan di Kantin Lazy
Daze dan berjalan-jalan keliling kota. Anestesi menjadi topik
pembicaraan yang hangat malam itu.
Eleanor baru pulang lewat tengah malam. Di loteng gudang
anak-anak mendengar dengan jelas derungan truk masuk
gudang. Ia disambut teriakan McAfee yang menanyakan ke
mana saja gadis itu pergi. Setelah Eleanor masuk, terdengar
suara pintu dibanting. Sayup-sayup terdengar bentakan
McAfee dan tangisan Eleanor.
"Astaga!" kata Pete. "Berapa sih umurnya? Masa masih
diperlakukan seperti anak kecil begitu?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Sebenarnya ia sudah cukup umur untuk hidup mandiri," kata


Bob.
Akhirnya suara-suara ribut dari rumah berhenti. Anak-anak
baru bisa tidur setelah itu. Senin pagi-pagi sekali mereka
sudah bangun dan keluar. Sehabis sarapan mereka menelepon
Les Wolf menanyakan kepastian rencana kembali ke Rocky
Beach. Untung Les Wolf menunda kepulangannya sehari, masih
ada yang harus diselesaikannya di Citrus Groove.
Anak-anak sedang menyusuri jalan utama ketika Eleanor
melewatinya dengan naik pick-up. Ia berhenti di pompa bensin.
"Pasti jauh juga ia berkeliling dengan teman wanitanya
semalam," kata Bob. "Aku melihat McAfee baru kemarin
mengisi bensin mobil itu, dan jika sekarang bensinnya telah
kosong lagi berarti..."
Bob terdiam. Bel di pompa bensin telah berbunyi untuk kedua
kalinya. Eleanor mematikan selang pompa dan meletakkannya
pada mesin pompa. Setelah membayar ongkos, Eleanor
bergegas pergi.
"Sepuluh liter lebih," ujar Jupe sambil memperhatikan Eleanor
pergi. "Itu cukup untuk empat puluh kilometer dengan mobil
seperti itu. Jarak ke Centerdale pulang-pergi."
"Barangkali teman wanitanya tinggal di Centerdale," kata Pete.
"Atau ia pergi menemui temannya yang lain. Ia mengisi tangki
bensin penuh-penuh supaya tidak ketahuan oleh pamannya."
Jupe meringis. "Tidak ada alasan untuk curiga seperti itu,"
katanya. "Sama sekali tidak ada alasan untuk mencurigainya.
Kita jangan berspekulasi. Mungkin lebih bijaksana, dan lebih
efisien, untuk menanyainya langsung secara terbuka dari hati
ke hati."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Percuma," kata Bob, "kita pernah mencobanya, kan? Waktu itu


saja ia berbohong. Ia bilang tidak tahu apa-apa tentang
perjalanan ke Rocky Beach."
"Mungkin waktu itu ia malu menceritakannya pada kita bertiga.
Aku yakin ia tidak dapat menyimpan rahasia itu selamanya. Ia
perlu orang yang dapat dijadikan tempat mencurahkan isi
hatinya. Tidak ada salahnya untuk mencoba lagi, kan?"
"Memang tidak salah," kata Bob, "tapi kali ini kau sendiri
sajalah yang menanyainya. Paling-paling ia menangis lagi. Aku
tak tahan melihatnya menangis. Dan aku tak ingin kita terlihat
seperti berkomplot dengannya." "Sepakat!" kata Jupe singkat.
Eleanor sudah pergi ke yayasan ketika anak-anak sampai di
rumah McAfee. Sesuai dengan kesepakatan, Jupe seorang diri
yang menyusul ke yayasan untuk menanyai Eleanor. Baru saja
hendak memijit bel, ia mendengar Eleanor berteriak.
"Apa? Terlambat?" seru Eleanor. "Tidak mungkin terlambat!"
Jendela ruang tamu itu terbuka. Jupe mendekat dan mengintip.
Tidak ada siapa-siapa. Cuma ada kepala-kepala hewan buruan
yang diawetkan saja yang memandang dengan tatapan kosong.
"Aku tak peduli sudah berapa kali ia kauhubungi," seru Eleanor.
"Hubungi lagi dia. Katakan padanya ini cuma main-main!"
Jupe ingat bahwa ada telepon di lorong di samping
laboratorium. Eleanor tentu menggunakan telepon itu. "Kau
pembohong!" teriak Eleanor. "Kau bohong. Kau tidak peduli apa
yang terjadi padaku!" Sepi sejenak. Lalu Eleanor berkata lagi,
"Baik kalau begitu, tunggu saja balasanku." Telepon itu
dibanting.
Jupe menjauh dari jendela. Sedetik kemudian pintu depan
terbuka. Eleanor keluar. Tangannya mengepal dan bibirnya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dikatupkan rapat-rapat. Tanpa menengok ke kanan-kiri ia


melangkah menuju pintu gerbang.
Jupe mengikuti dari belakang dengan jarak yang cukup jauh.
Setengah jalan, ia melihat Eleanor membuka pintu gudang
McAfee. Pete dan Bob muncul di jendela loteng sewaktu pick-
up mundur keluar. Eleanor memutar, lalu mengebut menuju
kota.
Pete dan Bob keluar gudang ketika Jupe sampai di sana.
"Ke mana dia?" tanya Pete.
"Aku tak tahu," sahut Jupe. "Ia sedang marah. Nampaknya ia
nekat mau melakukan sesuatu."
"Bukan hanya dia yang nekat," kata Bob. "Newt McAfee juga.
Sepuluh menit yang lalu ia keluar dengan wajah tegang.
Istrinya marah-marah padanya. Ia bilang sudah cukup banyak
uang yang dikeluarkan untuk membiayai museum itu. McAfee
seolah tak mendengarnya. Ia berjalan terus menuju kota."
"Tebusan," ujar Jupe setelah terdiam sejenak. "Ia akan
membayar tebusan itu! Si pencuri menang juga akhirnya!"

Bab 16
KEJUTAN BESAR

"CEPAT!" seru Jupe. "Kita lihat bagaimana McAfee


menyerahkan uang tebusan itu!" Ia berlari-lari menuju kota.
"Bagaimana caranya?" tanya Pete sewaktu berhasil menyusul
Jupe. "Ia tak bawa mobil." "Itulah yang ingin kita lihat," jawab
Jupe sambil terengah-engah. "Kita harus cepat!"
Anak-anak sedang menyeberangi taman ketika mereka melihat
McAfee keluar dari Kantin Lazy Daze. Mr. Carlson, pemilik

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kantin, menemaninya. Juga dua orang lagi. Jupe mengenali salah


satunya sebagai pemilik apotek. Keempat orang itu bergegas
menuju bank. Seseorang dari motel tampak datang bergabung
dengan tergopoh-gopoh.
"Tepat seperti dugaanku," ujar Jupe. "Seluruh pengusaha di
kota ini bergabung untuk membayar tebusan demi manusia gua
itu."
Jupe duduk di salah satu tempat duduk di taman. Melalui kaca
bank, Jupe masih dapat melihat manajer bank itu berbicara
dengan serius kepada kelima orang itu. Manajer itu berjabat
tangan dengan Newt, lalu mereka segera masuk ke sebuah
ruangan di dalam bank itu.
"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Bob.
"Menunggu saja," sahut Jupe. "Tidak akan lama kita menunggu."
Lima menit kemudian, saat jam gereja berdentang sepuluh kali,
Newt McAfee keluar dari bank. Ia membawa sekantung uang.
Pemilik kantin mendampinginya. "Aha!" seru Jupe.
McAfee dan pemilik kantin menuju pojok taman dekat kantin.
Mereka masuk ke sebuah mobil VW yang diparkir di situ, lalu
pergi.
"Firasatku mengatakan bahwa mereka tak akan lama pergi,"
kata Jupe. Ia memberi isyarat ke arah bank. Dua orang yang
menemani McAfee tadi keluar ditemani manajer bank. Mereka
menunggu di trotoar dengan gelisah. Lalu mereka masuk ke
Kantin Lazy Daze, dan duduk di dekat kasir.
Jam berdentang lagi. Jam sepuluh lima belas. Lalu jam sepuluh
tiga puluh. Saat itu Newt dan pemilik kantin kembali dengan
kendaraan yang sama. Mereka langsung masuk ke kantin.
McAfee sudah tidak lagi membawa kantung uang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jupe ragu-ragu untuk menemui mereka. Ia hanya mondar-


mandir di taman sambil sesekali melirik ke kantin. Bob dan Pete
hanya memandangi tingkah laku Jupe, menunggu apa yang
hendak dilakukannya.
"Percuma kita capek-capek kalau menemui mereka saja tidak
berani," seru Jupe sambil melangkah tegap ke arah kantin.
Kedua temannya segera menyusul.
Kecuali McAfee dan rekan-rekannya, hanya ada seorang kasir
dan seorang pelayan di kantin, ketika anak-anak masuk.
McAfee melihat anak-anak, lalu membuang muka. Jupe, Pete,
dan Bob mengambil meja di seberang meja McAfee. Sambil
tersenyum Jupe mengangguk ke arah McAfee.
"Anda sedang menunggu telepon dari si pencuri?" tanya Jupe
dengan yakin tapi sopan.
McAfee ternganga.
"Anda baru membayar tebusan itu, bukan?" Jupe melanjutkan.
McAfee melompat dari kursinya. Dengan kedua tangannya
dipegangnya kerah baju Jupe. "Dari mana kau tahu?" serunya
dengan nada mengancam. "Kau... kau pasti berkomplot dengan
pencuri itu! Kau memata-mataiku selama ini!" Jupe tidak
melawan. Dengan tenang ia berkata, "Aku tidak berkomplot
dengan siapa pun." "He, Newt, tenanglah," kata pemilik kantin.
McAfee menggeram, tetapi Jupe dilepaskannya juga.
"Perkara kriminal itu kegemaranku, dan juga kawan-kawanku,"
ujar Jupe kalem. "Bahkan lebih dari sekadar kegemaran. Ini
pekerjaan kami. Kami tidak pernah menyetujui perbuatan
kriminal. Malah kami mencoba memecahkannya. Sering kali
kami berhasil."
"Anak ingusan!" umpat McAfee.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah pencuri itu akan memberi tahu di mana tulang-


belulang itu diletakkan?" lanjut Jupe tanpa memperhatikan
umpatan McAfee.
McAfee diam saja, tetapi pemilik kantin menjawab. "Kami...
kami tidak yakin. Kami cuma bisa berharap."
Jupe mengangguk-angguk. Ia mondar-mandir sambil
memandang ke bawah. Sesekali dipegangnya bibirnya. Memang
selalu begitu jika ia sedang berkonsentrasi.
"Andaikan seseorang menemukan uang itu," akhirnya manajer
bank itu berkata. "Andaikan seseorang yang sedang berpiknik
secara kebetulan menemukan uang itu dan..."
"Diam!" teriak McAfee. Ia tegang sekali. Keringat dingin mulai
mengucur dari wajahnya.
Sambil bertopang dagu Bob berpikir di mana kira-kira orang
menyembunyikan manusia gua. "Dalam bioskop," katanya.
"Penjahat selalu menyimpan barang curiannya justru di tempat
yang umum, seperti di terminal bis. Tidak akan ada orang yang
curiga. Tetapi di sini tidak ada terminal bis, ya."
"Ada stasiun kereta api!" seru Jupiter.
Untuk sesaat mereka tercengang. McAfee dan pemilik kantin
bergegas keluar dan melihat ke arah stasiun di salah satu
ujung taman. Tidak ada yang istimewa, stasiun begitu-begitu
saja penampilannya-kotor dan berdebu. "Astaga!" tiba-tiba
pemilik kantin berseru.
Yang di dalam kantin semua menyerbu keluar. Dipimpin McAfee
mereka berjalan menuju stasiun. Anak-anak mengikuti dari
belakang. Begitu sampai, McAfee melongok melalui jendela
yang dilapisi debu tebal. "Jangan!" seru Jupe. "Mungkin ada
sidik j ari!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

McAfee surut ke belakang. Ia menuju pintu stasiun yang sudah


lama tidak pernah dibuka. Dicobanya membuka pintu kayu itu.
Sia-sia. Ditekannya gagang pintu dengan seluruh badannya.
Gagang pintu itu malah patah.
Dalam sekejap orang datang berduyun-duyun. Para pelayan
supermarket, orang-orang di taman berlarian menuju stasiun.
James Brandon dan Philip Terreano yang kebetulan sedang
lewat segera memarkir mobilnya, lalu turun untuk melihat apa
yang terjadi. Elwood Hoffer hanya berdiri di depan apotek,
memperhatikan kerumunan orang di stasiun.
McAfee mendobrak pintu itu. Berulang kali. Akhirnya
terdengar suara berderak. Pintu itu terdobrak dan McAfee
tersuruk ke dalam.
Orang-orang menyerbu ke dalam stasiun.
"Diam di tempat!" teriak McAfee dengan suara menggelegar.
"Jangan sentuh apa-apa!" Semua terdiam.
Hanya ada sebuah kopor lusuh di dalam, tergeletak di lantai di
tengah-tengah ruangan. Di sekitarnya ada bekas-bekas yang
menunjukkan bahwa pembawa kopor itu masuk melalui jendela.
Pemilik kantin perlahan-lahan mendekati kopor. Dengan cepat
dibukanya kopor itu. "Ahh!" serunya tertahan.
James Brandon menyeruak di antara kerumunan. Ia melihat isi
kopor itu; tulang-tulang berserakan dan sebuah tengkorak
memandang ke atap stasiun.
Brandon terkejut. Mukanya pucat, lalu merah padam. Ia
mendorong McAfee. "Apa-apaan ini?" bentaknya.
McAfee mundur terdorong. Wajahnya memancarkan
kebingungan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Philip Terreano menggamit lengan Brandon. "Tenanglah, Jim,"


katanya, "biar aku yang mengurusnya." Ia menoleh pada
McAfee. "Ada suatu... kekeliruan fatal," katanya. "Sepanjang
pengetahuanku, tulang-tulang ini adalah hominid Afrika yang
dibawa Jim Brandon ke sini, dan..." "Kau mencoba menipuku!"
teriak McAfee. "Ini manusia guaku!"
Brandon menahan dirinya. Dengan geram ia berkata, "Ada
buktinya. Aku menempelkan label untuk menunjukkan tanggal
dan lokasi penemuannya."
"Mr. Carlson!" teriak seseorang dari luar. "Mr. McAfee!"
Orang-orang memberi jalan pada kasir kantin. "Seseorang
telah menelepon," lapornya. "Ia bilang Anda dapat menemukan
tulang-belulang itu di kopor yang" -ia tergagap melihat isi
kopor itu- "yang Anda temukan itu!"
"Benar, kan?" seru McAfee. "Tulang-belulang ini berasal dari
guaku. Tidak salah lagi. Pencurinya saja bilang begitu. Dari
mana lagi kalau bukan dari guaku. Kecuali... kecuali kalau semua
ini penipuan belaka!"
McAfee melotot dengan marah. "Penipuan!" teriaknya. "Dari
semula ini cuma penipuan! Semuanya!"
McAfee menerjang Brandon dan mencoba mencekiknya. "Kau
menaruh tulang-tulang itu di guaku!" jeritnya. "Kau cuma
berpura-pura menemukannya! Kau cuma ingin dikenal orang. Kau
memperalatku!"
Terreano melerai kedua orang itu. "Stop, stop!" serunya sambil
memegangi McAfee.
Kepala polisi masuk. Saat itu sekilas Jupe dapat melihat DR.
Hoffer di antara kerumunan orang. Hoffer sedang mengamati

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Brandon. Matanya yang kecil dan hitam tampak bersinar-sinar.


Senyum tersungging di bibirnya.

Bab 17
JUPE MEMECAHKAN PERSOALAN

"JAMES BRANDON telah mempunyai reputasi baik," ujar


Terreano. "Ia tidak perlu melakukan penipuan untuk
membuatnya terkenal. Ia sudah terkenal."
"Masa bodoh dengan tetek-bengek itu," kata McAfee dengan
sengit. "Siapa lagi selain pencuri itu yang tahu bahwa tulang-
belulang ini ada di sini?"
Jupiter melangkah maju. "Si pencuri memang yang meletakkan
tulang-tulang ini," katanya dengan tenang.
Brandon membelalak. "Jangan turut campur kau, Anak muda...."
"Dengar!" seru Jupe. "Dengar dulu! Ini jelas sekali! Ada dua set
fosil di kota ini. Benar?" "Benar," kata Brandon.
"Pada malam sebelum hari pembukaan museum, Mr. McAfee
menyewa seseorang yang biasa disebut John the Gypsy untuk
mengawasi museum. John the Gypsy berjaga-jaga di dekat
pintu masuk museum. Malam itu ia mengaku melihat manusia
gua gentayangan. Ia ketakutan setengah mati sehingga
membangunkan kami. Ia bilang manusia gua itu mengenakan
rambut yang acak-acakan.
"Apa pun yang dilihat John the Gypsy, itu pasti bukan manusia
gua. Aku yakin bahwa John the Gypsy salah lihat. Ia melihat
seseorang keluar dari gua, dan itu dikiranya manusia gua.
Orang itu pasti mempunyai kunci museum, mungkin dicurinya
pula dari dapur McAfee. Orang itu mengambil manusia gua dan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menukarnya dengan fosil hominid Afrika milik DR. Brandon


yang disimpan di kantor DR. Brandon. Orang itu mengunci pintu
kembali, lalu menghilang di hutan kecil di belakang rumah
McAfee sambil membawa manusia gua."
"Gila!" seru Newt McAfee. "Buat apa dia capek-capek berbuat
begitu?"
"Untuk mencemarkan DR. Brandon," sahut Jupe. "Cepat atau
lambat tulang-tulang itu akan diselidiki oleh para ahli. Mereka
akan segera menemukan bahwa tanda-tanda yang dibuat DR.
Brandon-menunjukkan bahwa itu adalah hominid Afrika. Dan itu
akan sangat mempermalukan DR. Brandon."
Terreano menggeleng-geleng. "Tapi Brandon telah memotret
manusia gua itu. Akan jelas terlihat bahwa memang ada dua set
tulang-tulang purbakala. Satu yang disimpan Brandon, dan satu
lagi yang dipotretnya di gua McAfee."
"Dapatkah foto-foto itu dijadikan bukti?" ujar Jupe.
"Tengkorak manusia gua itu sebagian masih terkubur. Foto
yang dihasilkan tidak akan jelas. Orang dapat saja mengatakan
DR. Brandon telah menaruh hominid Afrika-nya di sana."
"Dan itulah yang dilakukannya!" seru McAfee. "Ia menaruh
hominid-nya agar orang lain menemukannya. Aku dan kawan-
kawanku yang akhirnya kena getahnya-sepuluh ribu dolar
amblas begitu saja!"
Ia berpaling pada Brandon. "Akan kuseret kau ke pengadilan!"
ancamnya. Lalu pergi.
Brandon menatap tajam. Lalu ia berlutut untuk mengambil
tulang-tulang itu dari dalam kopor.
"Maaf, DR. Brandon," kata kepala polisi. "Anda tidak dapat
membawa tulang-tulang itu. Kami harus menahannya untuk

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sementara, berikut dengan kopornya untuk dijadikan barang


bukti."
Brandon menjadi masam mukanya. Dengan kesal ia berbalik, lalu
pergi. Kerumunan orang mulai bubar. Trio Detektif juga keluar
dan berkumpul dijalan utama. Pete nyengir.
"Kau berhasil memecahkan problem ini!" serunya.
"Belum tuntas," kata Jupe. "Aku baru menyajikan satu
penjelasan. Masih banyak teka-teki yang harus dipecahkan.
Siapa yang menukar fosil itu? Siapa yang membius kota? Siapa
yang mengirim surat ancaman? Dan di mana fosil manusia gua
itu saat ini berada? Sebelum masalah itu terjawab, tugas kita
belum selesai."
Anak-anak berjalan pulang. Baru beberapa meter, mereka
dipanggil oleh Frank DiStefano. Ia sedang memarkir
kendaraannya di pinggir jalan sambil memandangi orang-orang
yang baru keluar dari stasiun.
"He, apa yang terjadi?" tanya DiStefano dari dalam mobil.
"Apakah mereka berhasil menangkap pencuri itu? Apakah
McAfee dan rekan-rekannya sudah membayar tebusan?"
"Tebusan sudah dibayar," kata Jupe, "pagi tadi."
DiStefano mengangguk. "Bagus," ujarnya. "Sekarang semua
pihak puas, kan?" "Tidak juga," sahut Jupe. "Ada beberapa
permasalahan baru yang timbul." Tiba-tiba Jupe mendapat
ilham. "Kau lihat Eleanor Hess?" tanyanya. DiStefano
menggeleng. "Tidak. Kenapa?"
"Ada yang ingin kutanyakan padanya," kata Jupe. "Mungkin ia
pergi ke Centerdale. Kau akan ke sana?" "Ya. Mau ikut?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

DiStefano membukakan pintu dari dalam. Pete dan Bob


meminggirkan peralatan selam yang terdapat di bangku
belakang, lalu duduk di sana. Jupe duduk di samping DiStefano.
DiStefano menghidupkan mesinnya, lalu mulai berjalan
perlahan-lahan menghindari penyeberang jalan yang keluar dari
stasiun. Setelah stasiun dilewati, ia mempercepat laju
kendaraannya. Mereka melewati toko-toko, lalu sebuah kolam
renang. Di menara luncur terlihat anak-anak kecil sedang
menunggu giliran meluncur dengan tak sabar.
"Senang sekali mereka," kata DiStefano. "Aku iri melihat
mereka pandai berenang, aku sendiri tak bisa berenang."
Sampai di batas kota DiStefano makin mempercepat
kendaraannya.
Jupe menengok ke belakang. Pete sedang memegang peralatan
selam dengan heran. Ketika mengangkat kepala, ia bertemu
pandang dengan Jupe. Jupe memberi kode dengan alisnya. Pete
meletakkan kembali peralatan selam itu, lalu menyandar di
bangkunya.
Jupe menoleh pada DiStefano. Orang itu seperti tersenyum
pada dirinya sendiri sembari mengemudi. Kadang-kadang ia
bersiul perlahan.
Ada beberapa benda di antara bangku Jupe dan DiStefano-
bungkus permen karet, kotak plastik tanpa tutup, kaleng
kosong, dan amplop terbuka dengan tulisan hijau menyala di
bagian belakang.
Jupe mengambil amplop itu. Isinya daftar pekerjaan yang
harus dilakukan DiStefano. "Pompa bensin" tercantum dalam
daftar itu. Juga "A & J Suplai, siap hari Selasa" dan "Servis

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Lab, Wadlee Road". Jupe meletakkan amplop itu kembali. "Kau


tidak bisa berenang," katanya pada DiStefano. "Tidak."
"Tapi kau punya peralatan selam, buat apa?" tanya Jupe lebih
lanjut. "Oh, itu. Itu bukan punyaku. Temanku menitipkannya
padaku."
"Oh, ya?" kata Jupe. Ada sesuatu dalam suaranya yang
membuat DiStefano menoleh padanya. Mereka sudah cukup
jauh dari kota. Di kiri-kanan jalan pohon-pohon besar berbaris.
DiStefano menginjak rem. Dengan perlahan dikuranginya
kecepatan. Kepalanya dimiringkan sedikit seperti hendak
mendengarkan sesuatu. "Suara apa itu?" katanya. "Apa?" tanya
Jupe.
"Suara mesin mobilku aneh," kata DiStefano. "Kau tak
mendengarnya?"
Ia meminggirkan kendaraannya, lalu berhenti. Setelah menarik
rem tangan, ia keluar.
Di belakang, Pete berkerut dahinya. "Aku tidak dengar apa-
apa," katanya.
"Mungkin kau tidak memperhatikan tadi," ujar DiStefano. Ia
berdiri di samping mobil. Sambil membungkuk melihat ke dalam
ia tersenyum sinis.
Jupe menghela napas. "Peralatan selam itu," desahnya. "Aku
paham sekarang. Ada zat anestesi di laboratorium DR.
Birkensteen-yang bereaksi cepat dan kuat sehingga dapat
membius seluruh kota. Zat itu mudah menguap sehingga tidak
meninggalkan bekas sama sekali. Orang tidak akan ikut terbius
jika ia mengenakan masker dan pakaian selam. Dia tidak
menghirup udara luar, dan kulitnya terlindung. John the Gypsy
mengira ia melihat monster bermata satu dan berbelalai.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sebenarnya apa yang dilihatnya sekilas itu adalah masker


selam dan selang udara."
DiStefano memandang Jupe. Tatapannya dingin tanpa ekspresi.
"Eleanor mencari Anda tadi pagi," kata Jupe. "Di mana dia
sekarang?"
Tahu-tahu ada botol semprot plastik di tangan DiStefano.
Jupe menyadarinya. Namun terlambat. DiStefano telah
menyemprotkannya pada Jupe.
Pete berteriak. Ia segera bergerak meraih pegangan pintu di
sisinya.
DiStefano tak memberi ampun. Disemprotkannya isi botol itu
ke wajah ketiga anak itu.
DiStefano membanting pintu mobil, lalu melangkah mundur
menjauh. Lutut Jupe terasa lemas. Lalu ia roboh ke samping.
Kegelapan menyelimuti pandangannya, seperti kabut tebal.
Makin lama makin tebal. Makin gelap, dan gelap, dan gelap.
Namun ada sesuatu yang menggembirakannya.
Sekarang ia tahu jawabannya!

Bab 18
TERPERANGKAP-LALU MENANGKAP!

JUPE tersadar. Tercium bau lumpur. Di dekatnya ada sesuatu


yang bergerak. Bernapas. Namun sekelilingnya tetap gelap!
Tangan Jupe meraba-raba tanah di sekitarnya. Lembab. Tiba-
tiba ia menyentuh sesuatu yang bergerak. "Siapa itu?" kata
Jupe. Ia mencoba memegangnya. Terdengar suara teriakan.
"Eleanor?" panggil Jupe. "Eleanor Hess?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Jangan!" seru Eleanor dengan ketakutan. "Jangan ganggu


saya!" Terdengar erangan Pete dan gumaman Bob.
"Tenanglah, Eleanor," kata Jupe dengan kalem. "Aku temanmu-
Jupiter Jones. Pete, di mana kau? Bob?" "Aku... aku di sini,"
sahut Pete. "Di mana kita?" "Bob?" panggil Jupe. "Oke," sahut
Bob.
"Eleanor, kau tahu di mana kita berada?" tanya Jupe.
"Di ruang bawah tanah gereja kuno," jawab Eleanor. "Tempat
ini sudah lama tidak didatangi orang. Bangunannya sudah rapuh,
bisa rubuh sewaktu-waktu. Dan ruang bawah tanah ini biasa
digunakan untuk menyimpan... menyimpan mayat-mayat!"
Ia mulai menangis. Tangisnya menyedihkan dan menyayat. "Kita
tak bisa keluar! Tidak ada yang akan menolong kita!"
"Aduh, gawat!" seru Pete.
"Ruang bawah tanah," kata Jupe, "di gereja kuno. Tapi... tapi
lewat mana kita masuk sini, Eleanor?" "Ruang ini mempunyai
tingkap, di atas jalan tangga itu," kata Eleanor sambil terisak.
"Tapi dikunci. Aku melihatnya sebentar sewaktu Frank
membukanya. Tapi ia membuatku pingsan lagi." "Dengan botol
semprot itu," kata Jupe.
Eleanor berusaha menghentikan tangisnya. Ia menarik napas
panjang beberapa kali.
"Aku marah sekali pada Frank," katanya. "Aku mencarinya tadi
pagi. Kuancam dia. Kubilang padanya akan kutelepon polisi bila
ia tidak mengembalikan manusia gua itu. Ia akan dipenjara. Lalu
dia bilang, aku akan ikut dipenjara bila ia dipenjara. Tapi aku
tak peduli!"
"Oo, karena itu kau dibiusnya dengan semprotan itu?" tanya
Pete.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ya. Dan ketika sadar, aku sudah berada di sini. Aku takut
sekali. Aku berteriak-teriak. Tapi tidak ada yang datang. Aku
ngeri. Bergerak pun aku tak berani. Takut kalau-kalau ada
lubang perangkap atau ular. Semuanya gelap. Beberapa lama
kemudian Frank datang dan membuka tingkap itu. Saat itu aku
baru sadar di mana aku berada. Aku menaiki jalan tangga itu.
Tapi Frank membiusku lagi. Kukira saat itu ia hendak
menjebloskan kalian kemari."
"Formula yang digunakan Frank ditemukan oleh DR.
Birkensteen, kan?" tanya Jupe.
"Ya. Ia menyebutnya 4-23 karena pertama kali ia memakainya
pada bulan April tanggal 23. Ia bilang simpanse-simpansenya
terlalu pendek umurnya. DR. Birkensteen berharap formula itu
dapat memperpanjang umur mereka. Tetapi kenyataannya itu
cuma membuat simpanse-simpanse itu pingsan. Ia kecewa. Lalu
ia berniat menghubungi seorang ahli di Rocky Beach. Katanya
mungkin formula yang ditemukannya dapat berguna bagi suatu
operasi bedah, karena efek sampingannya tidak ada."
"Jadi itulah tujuannya menemui ahli anestesi di Rocky Beach,"
kata Jupe. "Kasihan, dia telah meninggal sebelum keinginannya
tercapai. Selebihnya kami sudah dapat menduga. Kau memberi
tahu DiStefano tentang formula itu. Dan salah satu di antara
kalian punya ide untuk membius seluruh kota dengan formula
itu, lalu mencuri manusia gua."
Jupe mengira Eleanor akan menangis lagi, namun ternyata ia
keliru.
"Tadinya aku cuma ingin memperoleh uang secukupnya saja,"
kata Eleanor. "Aku cuma perlu beberapa ratus dolar untuk
membiayai hidupku sendiri sampai aku mendapat pekerjaan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang memadai. Tapi Frank menipuku. Sejak awal harusnya aku


sudah tahu itu. Ia memang curang. Aku mendapat banyak
pelajaran dari pengalamanku ini. Aku memang salah. Tapi kalau
ada yang berani-berani mempermainkanku lagi, tak akan kuberi
ampun!"
"Hebat kau, Eleanor!" kata Pete. "Sekarang yang penting
adalah bagaimana kita keluar dari sini."
Ia bangkit. Dengan hati-hati ia melangkah. Baru beberapa
langkah ia sudah tersandung. Untung tidak terjatuh.
"Jalan tangga!" katanya.
"Tunggu aku," kata Bob. Ia lalu meraba-raba mencari posisi
Pete. "Bob, kau di depan, ya!" pinta Pete.
Bob meletakkan tangan Pete di pundaknya. Kedua anak itu
menaiki tangga perlahan-lahan. Tangan kanan Bob memegangi
dinding ruang bawah tanah itu, sedang tangan kirinya meraba-
raba ke depan. Pete mengikuti dari belakang sambil memegang
pundak Bob erat-erat. Tiba-tiba kepala Bob terbentur.
"Aduh!" seru Bob seraya terjongkok. "Ini pasti tingkapnya." Ia
lalu mencoba mendorongnya ke atas. Tingkap itu tidak
bergeming sedikit pun. "Pete, bantu aku!" katanya.
Pete segera membantu. Mereka berjongkok dengan kedua
tangan ke atas mendorong tingkap. "Satu, dua, tiga!" Pete
memberi aba-aba. "Uuhh!" erang Pete sambil mengerahkan
tenaganya. Beberapa kali mereka melakukan itu, namun sia-sia.
Tingkap itu tetap tak bergerak.
"Percuma," kata Bob. "Kita cari jalan lain saja."
"Tidak ada jalan lain," kata Eleanor dengan nada putus asa. Ia
tidak menangis, tetapi suaranya bergetar. "Kita akan terkurung
terus. Kalau Frank tidak kembali pasti kita akan... akan..."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Jangan takut," kata Jupe, "ia pasti kembali." Jupe berkata


begitu hanya untuk menghibur Eleanor. Ia sendiri tak yakin
apakah DiStefano akan kembali.
"Mana mungkin ia kembali!" seru Pete. Rupanya Pete tak
menangkap maksud Jupe itu. "Kalau ia kembali untuk
membebaskan kita kan seluruh rahasianya akan terbongkar."
"He, Pete!" ujar Bob. "Kau pegang ini. Ada bagian tembok yang
sudah rapuh."
Pete tidak menyahuti. Tapi kedua anak itu segera meraba-raba
tembok itu. Memang, di suatu bagian ada tembok yang sudah
rapuh. Semen pelapisnya telah lepas sehingga mereka bisa
merasakan bata di dalamnya. Mereka memukul-mukul tembok
itu. Semen di sekitarnya mulai berjatuhan.
Bob makin bersemangat. Ia mencakar-cakar tembok itu dengan
kedua tangannya. Pete, yang bertenaga lebih besar dari Bob,
menggunakan sisi tangannya untuk mengkarate tembok itu.
Kemudian, "Bata ini mulai longgar!" seru Bob sambil
mempercepat cakaran-cakarannya. "Ayo, sedikit lagi!"
Bob mencakari semen di pinggir-pinggir batu bata itu sampai
didapat pegangan yang cukup kuat. Lalu dengan sekuat tenaga
ditariknya bata itu.
"Berhasil!" teriaknya.
Semen di sekeliling bata itu ambrol dan sebagian meluncur ke
bawah. Dari bawah Jupe berteriak, "Aduh, hati-hati dong!"
"Maaf," kata Bob. Ia mencengkeram bata berikutnya,
mengorek semen di sekitarnya dan menariknya sampai terlepas.
Pete tak mau ketinggalan. Dengan meniru cara Bob, ia berhasil
mencopot dua buah bata. Pekerjaan selanjutnya lebih mudah,
karena sudah terdapat bagian yang bolong.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kini Pete mulai menggunakan kakinya. "Ciaaat!" serunya


menirukan gaya karateka. Dengan sekali tendang dua bata
ambrol.
Eleanor dan anak-anak mulai melihat sinar matahari!
Beberapa bata lagi berhasil dicopot oleh Bob dan Pete. Mereka
terus bekerja sampai didapat lubang yang cukup untuk Bob.
Bob menyusup keluar melalui lubang itu. Wajahnya tampak
kotor dan jari-jarinya berdarah.
Tak lama kemudian terdengar suara di atas tingkap. Bob
sedang menggeser batu-batu yang diletakkan DiStefano di
atas tingkap. Seraya menunggu Bob membuka tingkap, Jupe
memperhatikan keadaan ruang bawah tanah dengan bantuan
sinar yang menerobos melalui lubang tadi. Ruang itu panjang
sempit dan tidak terlalu besar. Sepanjang dinding bagian
dalam, terdapat lekukan-lekukan yang tentunya bekas tempat
menyimpan peti mayat. Ia merinding ketika membayangkan
bahwa mereka sendiri hampir menjadi mayat di sana.
Akhirnya Bob berhasil membuka tingkap. Ketiga temannya
keluar dari ruang bawah tanah.
Wajah Eleanor kotor dan matanya sembab. Celana panjang
yang dikenakannya sobek di bagian lututnya. Namun ia tampak
yakin dan dapat menguasai diri. Baru kali ini anak-anak melihat
rasa percaya diri Eleanor begitu besar.
"Oke," kata Eleanor seraya berjalan ke luar gereja kuno. "Kita
harus menangkap Frank sebelum ia melarikan diri. Kalau sampai
lolos, ia berbahaya. Ia mencuri catatan DR. Birkensteen. Dan ia
punya formula 4-23!"
"Maksudmu ia dapat membuat sendiri zat pembius itu?" kata
Pete.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tentu. Kalau kau tahu caranya tak akan ada masalah. Lebih-
lebih lagi Frank pernah mempelajari kimia sebelum ia
dikeluarkan dari college. " "Wah, gawat!" seru Pete.
Mereka berlari menembus hutan kecil dan melalui padang
rumput. Sesampainya di gudang McAfee, mereka melihat mobil
McAfee di dalam dengan kunci tergantung di tempat kontak.
Rupanya Thalia McAfee baru kembali dari berbelanja, karena
masih terdapat beberapa bungkus bahan makanan di dalam
mobil.
Eleanor masuk ke kursi pengemudi, dan menghidupkan mesin.
"He, tunggu!" teriak Pete. Ia membuka pintu belakang lalu
melompat masuk. Bob menyusulnya di belakang. Sementara
Jupe berlari mengitari mobil dan mengambil tempat di samping
Eleanor.
Thalia McAfee muncul di teras belakang. Ia berteriak-teriak
ketika melihat Eleanor berada di balik kemudi mobil. Eleanor
tidak mengacuhkannya. Ia menekan pedal gas dalam-dalam. Ban
berdecit-decit ketika Eleanor menjalankan mobil itu. Ia ngebut
menuju kota.
"Ke mana kita?" tanya Jupe.
Kali itu Eleanor tampak bingung. Ia mengurangi kecepatan dan
memandang Jupe dengan panik. "Aku... aku pikir sebaiknya ke
Centerdale," katanya kemudian.
Jupe ragu-ragu. "Frank mungkin sudah kabur dari sana,"
katanya. "Ia tentu takut kalau-kalau kita berhasil meloloskan
diri."
"Tidak!" tukas Eleanor. "Justru ia tidak akan terburu-buru. Ia
tidak menyangka bahwa kita bisa lolos secepat ini. Tapi kita

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

harus cepat. Ia dapat memproduksi zat pembius itu secara


besar-besaran."
Eleanor berhenti di tempat parkir dekat kantin. "Aku akan
menghubungi polisi," katanya. "Aku harus memperingatkan
polisi agar berhati-hati."
"Sebentar," kata Jupe. Ia memejamkan matanya, mencoba
mengingat apa yang dilihatnya di amplop dalam mobil
DiStefano.
"Apa lagi?" tanya Eleanor tak sabar. "Cepat, jangan membuang-
buang waktu!" serunya sambil mengguncang-guncang lengan
Jupe.
"Jangan ganggu dia!" Pete memperingati. "Jupe sedang
berusaha mengingat sesuatu." "Wadlee Road," kata Jupe. "Di
mana Wadlee Road?" "Itu daerah industri kecil di Centerdale."
"Itu dia!" seru Jupe. "Ada tulisan itu di amplopnya Servis Lab.
Mungkin itu berarti Servis Laboratorium. Mestinya itu nama
sebuah perusahaan yang menjual zat-zat kimia. DiStefano akan
membeli zat-zat untuk memproduksi formula itu."
"Oh!" kata Eleanor. Bergegas ia keluar mobil sambil merogoh-
rogoh kantungnya mencari uang logam. "Ini!" Bob berdiri di
sampingnya seraya menyodorkan beberapa keping uang logam.
Sekeping uang logam dicemplungkan ke dalam telepon umum,
lalu Eleanor memutar nomor telepon polisi. Ketika diangkat
Eleanor berkata, "Saya Eleanor Hess, keponakan McAfee.
Pencuri manusia gua Citrus Groove ialah Frank DiStefano.
Sekarang mungkin ia berada di Servis Lab di Wadlee Road
Centerdale. Ia akan membeli zat-zat kimia yang dapat
dijadikan formula pembius. Hati-hati! Pembius itu sangat
ampuh!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Eleanor menggantung telepon. Ia dan Bob berlari masuk ke


mobil. Kembali Eleanor menancap gas menuju Centerdale.
"Mudah-mudahan polisi itu tidak terkecoh oleh Frank," kata
Eleanor dengan waswas. "Ya, ya," Jupe mengiyakan.
Mereka berada di luar kota sekarang. Pedal gas diinjak habis
oleh Eleanor. Pohon-pohon di kiri-kanan jalan tampak
berkelebat ketika mobil melewatinya. Ketika melalui tikungan
tajam ban mendecit-decit. Anak-anak menahan napas sambil
menyandar erat ke kursi.
Tidak seorang pun berkata-kata sampai di batas kota
Centerdale. Eleanor mendadak menginjak rem membuat anak-
anak terhenyak ke depan. Kecepatan mobil dikurangi sampai
batas yang diizinkan.
"Pasang mata baik-baik," kata Eleanor. "Barangkali saja kita
berpapasan dijalan dengan Frank."
Mereka membelok setelah melewati supermarket. Tak lama
kemudian mereka melihat suatu kompleks industri. Eleanor
membelok lagi.
"Ini Wadlee Road," kata Eleanor. "Tapi mana mobil polisinya?"
"Itu dia!" kata Jupe sambil menunjuk ke suatu gedung. Di
depan gedung itu ada sebuah mobil polisi. Mobil DiStefano
diparkir tak jauh dari situ. DiStefano sedang berdiri di
samping mobil polisi sambil memegang botol semprot.
Ketika melihat mereka, DiStefano terkejut. Ia lari menuju
mobilnya.
Eleanor membelok masuk ke jalan yang menuju gedung. Anak-
anak sempat melihat bahwa si polisi terkulai lemas pada kemudi
mobilnya. Sementara DiStefano sedang berusaha

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menghidupkan mesin mobilnya. Wajahnya tampak gugup.


Berkali-kali dikontakkan kuncinya. Mesin tidak mau hidup.
Akhirnya DiStefano berhasil. Mobilnya melompat mendecit-
decit ketika ia menginjak gas dalam-dalam. Asap mengepul dari
ban yang bergesekan dengan aspal.
Eleanor nekat mengarahkan kemudinya ke mobil DiStefano
dengan kecepatan penuh.
Kedua mobil itu bertabrakan. Logam-logam yang berbenturan
dan kaca-kaca yang pecah menimbulkan bunyi yang
memekakkan. Eleanor berhasil menubruk sisi kiri mobil
DiStefano. DiStefano terlonjak ke samping.
DiStefano menyumpah-nyumpah sambil keluar dari mobilnya. Ia
lari menyerbu ke arah Eleanor. Di tangannya tergenggam botol
semprot.
Secepat kilat Pete keluar dari kursi belakang. Tangannya
meraih suatu benda yang keras dan bundar. Ia melemparnya
sekuat tenaga. Tepat mengenai kepala DiStefano.
DiStefano terhuyung-huyung. Botol semprot di tangannya
terlepas. Ia sendiri menggeloyor jatuh.
Sirene polisi meraung-raung dari kejauhan. Dalam sekejap
polisi tiba di tempat kejadian. Mobilnya direm mendadak,
beberapa meter saja dari tempat DiStefano tergeletak.
Dengan sigap mereka keluar dengan senjata di tangan. Mereka
melihat DiStefano, lalu menoleh pada Eleanor dan anak-anak.
"Ada barang-barang belanjaan di kursi belakang mobil," kata
Pete sambil nyengir. "Aku timpuk saja ia dengan keju Belanda!"

Bab 19
MUSUH DALAM SELIMUT

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

KEPALA POLISI duduk di teras, di belakang Yayasan Spicer


sambil memandang ke arah kolam renang yang berkilau-kilau
ditimpa sinar mentari pada Selasa pagi.
"Kami memiliki bukti-bukti yang memberatkan DiStefano,"
katanya. "Kami menemukan sidik jarinya pada kopor yang kalian
temukan di stasiun tua. Dan, kopor itu ternyata milik yang
empunya rumah di Centerdale. DiStefano menyewa kamar
padanya."
Polisi itu memandangi orang-orang yang duduk mengelilinginya.
Newt dan Thalia hadir setelah ditelepon Terreano. Eleanor
Hess duduk dekat Mrs. Coolinwood. Semalam ia menginap di
rumah Mrs. Coolinwood.
Jupiter, Pete, dan Bob sempat berbicara panjang-lebar dengan
polisi di Centerdale tadi malam. Mereka kembali ke Citrus
Groove bersama Eleanor.
Phillip Terreano dan James Brandon menyempatkan diri untuk
meninggalkan kantornya pagi itu. Dan DR. Hoffer, yang sedang
berenang ketika kepala polisi datang, segera naik dan
menyelimuti tubuhnya dengan kimono handuk. Ia bergabung
dengan tamu-tamu lainnya di teras.
"Mana manusia guaku?" kata McAfee. "Kapan aku bisa
memperolehnya kembali?"
"Tulang-tulang di kopor itu bukan kau punya!" bentak Brandon.
"Itu tulang-tulang hominid Afrika!"
"Memang ada dua fosil hominid, Mr. McAfee," kata Terreano.
"Dan yang telah ditemukan bukan manusia gua Citrus Groove."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kalau begitu kausembunyikan di mana manusia guaku, Ellie?"


tanya McAfee sambil melotot pada Eleanor. "Kau yang
bertanggung jawab atas pencurian ini!"
Eleanor mengangkat dagunya. "Tidak!" katanya dengan garang.
"Aku tidak tahu apa-apa lagi. Semuanya sudah kukatakan pada
kalian."
"Kalau memang bukan kau pencurinya, mengapa kau dipenjara
sekarang?" sindir Thalia. Ia berpaling pada kepala polisi. "Kau
harus memberi hukuman berat. Ia telah berkomplot dengan
bajingan DiStefano itu." "Miss Hess sekarang bebas dengan
jaminan," kata kepala polisi.
"Jaminan?" gerutu McAfee. "Siapa yang mau menjamin dia?
Aku sendiri amit-amit! Buat apa?" "Aku yang menjamin dia,"
kata James Brandon dengan suara dingin. McAfee tergagap.
"Kau? Kau menjamin dia? Kenapa?"
"Karena aku mau," jawab Brandon singkat. "Penderitaan yang
dialaminya selama tinggal di rumahmu sudah cukup banyak."
Thalia McAfee bergetar karena marah. "Enak saja kau bicara!"
jeritnya. "Kami tidak melakukan kesalahan apa-apa. Dia yang
bersalah! Padahal kami telah susah-payah mengurusnya!"
Eleanor balas memandang Thalia dengan tajam. "Aku cuma ingin
mengambil apa yang jadi milikku! Aku akan meninggalkan
tempat ini untuk bekerja di San Diego dan melanjutkan sekolah
di sana. Selama ini kalian merampas apa-apa yang jadi milikku.
Aku tak punya apa-apa, semuanya kalian makan sendiri!"
Thalia McAfee mendengarkan dengan perasaan kecut.
"Tadinya tak banyak yang kuinginkan," kata Eleanor. "Cuma
sekitar lima ratus dolar. Well, sekarang aku sudah lebih
mengerti. Aku akan meminta pengacara untuk mengurus apa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang sebenarnya kumiliki." "Memangnya kau punya apa?" seru


Thalia. "Kau tak punya apa-apa!"
"Mendiang ayahku mendapat asuransi kecelakaan, bukan?" kata
Eleanor sambil bangkit mendekati Thalia. Thalia membuang
muka, tak berani membalas tatapan tajam Eleanor
"Dan rumah di Hollywood itu sebenarnya warisan dari orang
tuaku," lanjut Eleanor. "Itu juga milikku, bukan? Ke mana
larinya uang sewanya selama bertahun-tahun? Aku tak pernah
menerima sepeser pun!"
Newt McAfee berdehem. "Baik, baik, Ellie," katanya. "Kita
selesaikan urusan ini sendiri saja. Kita kan masih bersaudara,
mengapa harus pakai pengacara segala? Kalau kau mau
bersekolah di San Diego, atau di Oceanside, akan kami carikan
apartemen. Kau akan kami beri beberapa ratus dolar. Beres,
kan?"
"Beberapa ratus?" seru Eleanor. "Kalian pikir aku bodoh mau
ditipu begitu saja?"
"Iya deh, seribu," kata Thalia. "Dua ribu. Dua ribu."
Eleanor membelalak pada Thalia.
"Lima ribu?" kata Thalia.
"Sepuluh!" kata Eleanor dengan tegas.
"Baik, baik, Ellie," kata Newt. "Sepuluh ribu. Kau akan
menerimanya. Nah, sebenarnya kami baik hati, kan?" Eleanor
duduk kembali. "Seharusnya sudah lama aku lakukan ini,"
katanya. "Cuma dulu aku masih takut-takut dan pemalu."
"Bagus, Eleanor," kata Terreano. "Kau harus berani. Tak
seorang pun akan berani mempermainkanmu lagi." "Sekarang
bagaimana dengan tulang-tulang itu," kata Newt McAfee,
"kapan aku bisa membawanya pulang. Aku ingin..."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Untuk sementara ini tulang-tulang dalam kopor itu akan kami


tahan untuk diperiksa," kata kepala polisi. "Baik kau maupun
Mr. Brandon tidak bisa membawanya pulang sampai kasus ini
dituntaskan."
"Apakah Anda ingin memeriksa fosil yang satu lagi?" tanya
Jupiter pada kepala polisi. "Fosil manusia gua Citrus Groove?"
Semua orang menoleh pada Jupe.
"Itu ada di ruang bawah tanah di gereja tua, bukankah
demikian, DR. Hoffer?" kata Jupe. Hoffer terdiam seribu
bahasa.
"Anda ingin mencemarkan nama DR. Brandon," Jupe
melanjutkan. "Anda ingin mendapat penghargaan Spicer. Namun
Anda bersaing dengan tidak sehat. Anda berusaha
menyingkirkan saingan Anda-DR. Brandon-dengan cara
mencemarkan namanya. Andalah yang memasuki museum pada
malam menjelang hari pembukaannya. Anda merencanakannya
dengan baik sekali. Anda tak lupa untuk mengambil kunci pintu
museum dari dapur McAfee dan membuat tiruannya. Lalu Anda
menukar manusia gua dengan hominid Afrika milik DR. Brandon.
Anda dengan teliti menghapus jejak-jejak yang terdapat di
gua.
"Sewaktu Anda keluar membawa manusia gua, John the Gypsy
terbangun dan melihat Anda. Perhitungan Anda tidak meleset.
Dengan cerdik Anda sudah mempersiapkan mantel dari bulu
binatang dan wig panjang. John the Gypsy lalu menyangka ia
melihat manusia gua gentayangan."
Hoffer menyeringai. "Tak masuk akal!" cemoohnya.
"Mula-mula aku tak mencurigai Anda," Jupe meneruskan.
"Namun ketika yang ditemukan di stasiun itu ternyata hominid

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Afrika, aku sekilas melihat Anda tersenyum penuh kepuasan.


Itu sudah cukup buatku untuk mencurigai Anda.
"Aku ingat bahwa terdapat lusinan bulu binatang di yayasan.
Begitu pula, pada hari dicurinya manusia gua, wig panjang milik
Mrs. Coolinwood hilang dan siangnya ditemukan lagi. Itu
menunjukkan pelakunya adalah orang yayasan.
"Sewaktu Pete, Bob, dan aku melintasi padang rumput
mengikuti jejak sampai di gereja tua itu, Anda melihat kami.
Anda kuatir kalau-kalau rahasia Anda terbongkar. Jadi Anda
mengikuti kami, dan pura-pura kaget. Lalu Anda duduk tepat di
atas tingkap agar kami tak menyangka bahwa ada ruang bawah
tanah di situ."
Hoffer tersenyum kecut. "Siapa yang mau percaya dongengan
anak-anak ingusan ini?" katanya sambil melihat berkeliling.
"Anak muda, kalau kau tak ingin berurusan denganku,
berhentilah berkhayal. Aku sama sekali tidak punya urusan
dengan manusia gua."
"Sebagian dari cerita itu memanghasil imajinasi kami," tukas
Jupe. "Namun kami juga punya barang bukti. Anda bekerja
dengan teliti sekali Mr. Hoffer, tetapi justru itu kelemahan
Anda. Manusia gua bertelanjang kaki, jadi Anda malam itu juga
bertelanjang kaki. Dengan kaki telanjang Anda berjalan melalui
padang rumput McAfee. Jejak Anda ada yang tertinggal di
sana. Aku sudah membuat cetakannya. Aku jadi tahu bahwa si
pencuri memiliki kaki kecil, dan salah satu jarinya terangkat."
Semua mata melihat ke kaki Hoffer yang tak bersepatu. Tanpa
disadarinya Hoffer berusaha menyembunyikan kakinya di
bawah kursi. Tetapi ia lalu menyadari bahwa percuma ia
berbuat begitu. Ia bangkit seraya mengangkat kaki kanannya,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

memperlihatkan jari-jarinya. "Silakan lihat kakiku ini, indah


bukan?" tantangnya. "Aku akan panggil pengacaraku."
"Hoffer, tega benar kau," kata Terreano. Suaranya tegas,
tetapi wajahnya sedih.
Hoffer menghindari pandangan Terreano. Ia langsung masuk ke
dalam, diikuti kepala polisi.
Brandon menyeringai riang. "Aku juga akan panggil
pengacaraku," ujarnya. "Mungkin saja aku akan diberi
kesempatan untuk menyelidiki manusia gua itu sebelum kau
memamerkannya lagi, McAfee." Brandon bangkit. Ia masuk ke
ruang tamu sambil tersenyum puas. "Kau tak mempunyai hak
secuil pun!" seru McAfee. "Itu milik-ku!"
"Belum tentu, McAfee," kata Terreano. "Kecuali kalau kau dan
manusia gua itu bersaudara!"

Bab 20
MR. SEBASTIAN TERKESAN

BEBERAPA hari setelah Trio Detektif kembali ke Rocky Beach,


mereka mengunjungi suatu tempat di Cypress Canyon Drive di
Malibu. Tempat itu dulunya sebuah restoran bernama Charlie's
Place. Kini Hector Sebastian yang memilikinya dan menyulapnya
menjadi rumah yang nyaman.
Sebelum menjadi penulis cerita misteri, Mr. Sebastian bekerja
sebagai detektif. Sejak kecelakaan yang membuat kakinya luka
parah, ia berganti profesi menjadi penulis. Trio Detektif
senang berkunjung ke sana untuk mendengar pengalamannya
selama menjadi detektif. Tak jarang pula mereka yang
bercerita mengenai kasus-kasus yang berhasil mereka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pecahkan. Meskipun sibuk, Mr. Sebastian selalu bersedia


meluangkan waktunya untuk mereka.
Jupe, Pete, dan Bob memasuki ruangan besar yang dulunya
adalah ruang makan utama Charlie's Place. Mereka diantar
Hoang Van Don, pelayan berkebangsaan Vietnam. Mr.
Sebastian tidak nampak di sana, tetapi anak-anak mendengar
suara halus seperti suara mesin tik.
"Hai, Anak-anak! Mari ke sini!" sapa Mr. Sebastian dari balik
rak buku pemisah ruangan.
Di meja Mr. Sebastian, mereka melihat sebuah mesin
berukuran sebesar tas kantor yang kelihatan seperti setengah
mesin tik dan setengah televisi. Ia dengan asyik mengetik. Di
layar muncul huruf-huruf yang diketiknya. "Komputer!" seru
Jupe. "Kecil sekali ukurannya?"
"Hebat ya!" kata Mr. Sebastian. "Ini komputer portable-mudah
dibawa-bawa. Sebenarnya sudah lama aku ingin membeli
komputer, tetapi aku masih sayang dengan mesin tik tuaku.
Akhirnya ketika mesin tik itu bolak-balik rusak, aku beli juga
komputer. Aku cukup beruntung, karena model ini baru keluar
dan amat cocok dengan kebutuhanku. Keyboard-bagian yang
seperti mesin tik itu-dan layarnya dapat dilipat ke dalam
sehingga membentuk tas kecil. Beratnya cuma empat kilogram!
Mudah dibawa ke mana-mana, padahal kemampuannya sama
dengan komputer biasa. Selain itu praktis sekali, dapat
menggunakan baterai atau listrik di rumah."
"Wah!" seru Peter kagum.
"Komputer ini amat membantu dalam penyusunan naskah
cerita-cerita yang kubuat. Aku dapat mengubah-ubah
formatnya sesuai dengan kebutuhan, dapat memperbaiki

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kesalahan dengan mudah, dapat memindahkan satu kalimat atau


paragraf dengan cepat semuanya tanpa harus mengetik ulang
secara keseluruhan. Naskahku cukup disimpan dalam disket
penyimpan data berbentuk piringan tipis dan kecil. Praktis
sekali!"
"Lalu bagaimana orang lain dapat membaca naskah itu kalau ia
tidak punya komputer?" tanya Jupe.
"Ooo, mudah," sahut Mr. Sebastian dengan tersenyum. "Kalau
naskahku sudah beres, aku dapat mencetaknya di kertas biasa.
Perhatikan ini."
Ada sebuah mesin lain di samping komputer. Mr. Sebastian
mengetikkan sesuatu pada keyboard. Dan... hup! Mesin itu mulai
bekerja. Dengan gerakan bolak-balik yang cepat mesin itu
mencetak apa yang telah diketik Mr. Sebastian pada
komputernya.
"Hiii, lucu!" kata Bob. "Mesin itu juga dapat mencetak dari
kanan ke kiri!"
"Itulah bedanya," kata Mr. Sebastian. "Mesin tik biasa
umumnya digunakan untuk mencetak dari kiri ke kanan, bukan?"
"Ck ck ck!" Pete hanya bisa berdecak kagum.
"Baik, sekarang giliran kalian menceritakan pengalaman kalian,"
Mr. Sebastian melanjutkan. "Bagaimana kisah kalian dengan
manusia gua Citrus Groove itu?"
Bob menyerahkan catatan yang sudah dilengkapinya dalam dua
hari belakangan ini. Mr. Sebastian membaca dengan penuh
perhatian.
"Bukan main!" katanya begitu selesai membaca. "Menyeramkan
juga! Hampir saja DiStefano lolos!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jupiter mengangguk. "Meskipun ceroboh, hampir saja ia


berhasil lolos. Mungkin ia menganggap dirinya cerdik dengan
menyobek catatan harian DR. Birkensteen, padahal justru itu
yang membuatku curiga. Ketika kutanyakan pada Eleanor, ia
menjawab tidak tahu-menahu tentang catatan itu. Tetapi aku
yakin ia sebenarnya tahu."
"Kasihan Eleanor," kata Mr. Sebastian. "Menurutmu apakah
DiStefano berniat membebaskan kalian dari ruang bawah tanah
itu?"
"Entah, ya," sahut Jupe sambil mengangkat bahu. "Kelihatannya
ia sudah tak peduli lagi dengan nasib kami."
"Cara kerja DiStefano acak-acakan," kata Pete. "Ia amat
ceroboh. Masa peralatan selamnya dibawa-bawa terus di
mobilnya, padahal ia tidak bisa berenang. Begitu juga penanya
yang bertinta hijau menyala."
"Dialah yang mengambil uang tebusan dari suatu tempat di
antara Citrus Groove dan Centerdale," kata Bob. "Kantung uang
itu digeletakkan begitu saja dalam bagasi mobilnya. Sepatu
olahraganya ditemukan polisi di kolong tempat tidurnya di
Centerdale. Tapaknya cocok dengan foto jejak yang diambil
polisi di gua."
"Sebenarnya apa yang membuat kalian mencurigai dia?" tanya
Mr. Sebastian.
"Banyak alasan yang memberatkan dia," Jupe menyahuti. "Siang
hari itu ia tiba-tiba muncul di yayasan, padahal katanya paginya
ia baru sakit. Tak nampak tanda-tanda ia baru sakit waktu itu.
Dan pada saat orang-orang meributkan penemuan tulang-tulang
itu di stasiun tua, ia tenang-tenang saja melihatnya dari jauh.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Wajarnya kan orang akan tertarik dan ikut berkerumun di


stasiun.
"Lalu ia kenal dengan Eleanor sehingga ia bisa tahu banyak
tentang zat pembius yang ditemukan DR. Birkensteen. Dan
dengan mudah ia dapat mencuri kunci gua dari dapur McAfee
karena mendapat informasi dari Eleanor."
"Kalau begitu bagaimana DR. Hoffer bisa masuk ke gua malam
sebelumnya?" tanya Mr. Sebastian.
"DR. Hoffer jauh lebih cerdik dari DiStefano," kata Jupe.
"Jauh-jauh hari ia sudah mencurinya. Setelah membuat
tiruannya ia lalu mengembalikan kunci itu ke tempat semula. Ia
begitu cepat kerjanya sehingga tidak ada orang yang sadar
bahwa kunci itu pernah dicuri."
"Lalu bagaimana dengan kesaksian ibu kost DiStefano di
Centerdale?" tanya Mr. Sebastian lebih lanjut. "Ia kan melihat
DiStefano terbaring sakit."
"Aku sempat bingung ketika mendengar berita itu dari Pete,"
kata Jupe. "Tapi ibu kost itu kan tidak melihat DiStefano
secara langsung. Ia mengatakan bahwa DiStefano menyelimuti
tubuhnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Itu tipuan
yang mudah sekali dibuat. Yang lebih membingungkan ialah
suara bersinnya DiStefano. Ternyata itu pun tidak terlalu sulit.
DiStefano membuat rekaman suara bersinnya sendiri. Ia
menyalakannya pagi itu untuk mengelabui ibu kostnya, lalu
menyelinap keluar lewat jendela.
"Ia lalu pergi ke waduk di bagian utara Citrus Groove. Mungkin
ia mengambil jalan memutar supaya tak terlihat. Dicampurnya
air waduk dengan anestesi itu. Ia menyetel alat penyiram
otomatis agar menyala pada pukul sepuluh lewat dua puluh.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Segera setelah alat penyiram otomatis itu menyala ia pergi ke


museum gua sambil mengenakan perlengkapan selam. Dibiusnya
John the Gypsy, diambilnya kunci museum dari dapur, dan
dicurinya tulang-tulang yang ada di sana. Ia tak sadar bahwa
tulang-tulang itu telah ditukar oleh DR. Hoffer malam
sebelumnya. Dimasukkannya tulang-tulang itu ke dalam kopor
tua yang dibawanya, lalu ditaruhnya di stasiun. Ia telah keluar
lagi dari stasiun melalui jendela, sebelum orang-orang
tersadar.
"Ini semua merupakan kesimpulan kami. Walaupun DiStefano
sama sekali tidak mau buka mulut, ada beberapa fakta yang
mendukung kesimpulan kami ini. Pertama, ada orang yang
melihat mobil DiStefano diparkir dekat waduk pada pagi hari
itu. Dan kedua, Eleanor melihatnya membawa perlengkapan
selam sore-sore, sehari sebelum pencurian itu.
"Eleanor sangat terkejut dan ketakutan ketika mendengar
bahwa DiStefano meminta uang tebusan sebanyak itu. Tapi ia
juga takut untuk memperingatkan DiStefano."
"Kasihan gadis itu!" kata Mr. Sebastian lagi. "Bagaimana
nasibnya?"
"Ia akan menjadi saksi utama di pengadilan," sahut Pete. "Ia
menjalani masa percobaan sekarang ini, tetapi tidak dipenjara."
"Ia juga sudah berani mengungkapkan seluruh isi hatinya
tentang perlakuan McAfee padanya," tambah Jupe.
"Sebenarnya ia amat menghormati paman dan bibinya itu, tapi
ia benci diperlakukan semena-mena oleh mereka. Ia tak berani
melawan selama ini. Dan yang paling menyedihkan ialah, ia tak
diperkenankan bersekolah lagi sejak umur delapan tahun!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mr. Sebastian menggeleng-geleng. "Orang tua macam apa itu?"


gumamnya. "Mereka seharusnya dipenjara juga seperti
DiStefano."
"Memang," sahut Bob menimpali, "mereka juga patut mendapat
hukuman. Tapi Ibu bilang orang semacam itu tidak tenang
hidupnya."
"Siapa yang mempunyai ide mencuri fosil itu?" kata Mr.
Sebastian. "Eleanor atau DiStefano? Mungkinkah Eleanor ingin
membalas dendam terhadap perlakuan pamannya?"
"Eleanor tidak ingat siapa yang mula-mula mengusulkan ide itu,"
kata Jupiter. "Ketika ia memberi tahu DiStefano tentang
penemuan DR. Birkensteen, DiStefano sambil bercanda
mengatakan anestesi itu dapat dimanfaatkan untuk mencari
uang.
"Eleanor menyangka DiStefano memang bergurau waktu itu. Ia
ingat ia sendiri pernah berkata, 'Kita bius Paman Newt, lalu
kita curi manusia guanya. Kalau kita jual ke suatu museum, kita
bisa dapat uang.' Eleanor benar-benar bercanda sewaktu
mengatakan hal itu. DiStefano menimpali dengan berkata, 'Tak
usah dijual, cukup kita sandera saja untuk dimintai uang
tebusan.'
"Eleanor masih menganggapnya main-main kala itu. Namun
lama-kelamaan pembicaraan menjadi serius. Eleanor menjadi
takut. Ia tahu bahwa perbuatan itu salah, dan ia sendiri
sebenarnya tidak suka dengan DiStefano yang tidak simpatik
itu. Tetapi DiStefano nyerocos saja dengan idenya. Malah ia
memanas-manasi Eleanor agar memberontak melawan
pamannya. 'Kapan lagi kau bisa balas dendam terhadap Paman
Newt?' katanya pada Eleanor. Akhirnya Eleanor terpengaruh

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

juga sehingga menyetujui rencana DiStefano. Meskipun


demikian ia sama sekali tidak menyangka bahwa DiStefano
akan meminta tebusan sebesar itu."
"DiStefano pantas diganjar hukuman berat," kata Bob. "Ia
melakukan beberapa kejahatan sekaligus. Pencurian,
pemerasan, dan penculikan. Tidak ada kata ampun baginya."
"Ya, dia memang pantas dihukum berat," Mr. Sebastian
mengiyakan. "Bagaimana dengan DR. Hoffer? Di mana dia?"
"Ia keluar dari Yayasan Spicer-dipecat dengan tidak hormat,"
ujar Jupe. "Mungkin ia hanya dikenakan denda saja, namun
reputasinya telah jatuh. Yang jelas, ia tak bakal meraih
penghargaan Spicer. Pengurus yayasan memutuskan tak ada
yang memperoleh penghargaan itu tahun ini."
"Ironisnya, kalau saja ia tidak berbuat begitu, ia berpeluang
besar untuk meraih penghargaan itu. Penelitiannya sangat
berharga."
"Fosil-fosil itu diapakan sekarang?" tanya Mr. Sebastian.
"Dua-duanya ditahan polisi sampai kasus ini dituntaskan,"
jawab Jupe. "McAfee menjadi berang karena tidak dapat
memamerkan manusia guanya. Sementara itu DR. Brandon pergi
ke Sacramento menemui gubernur untuk meminta agar
diperkenankan meneliti manusia gua itu dan menyelidiki kalau-
kalau ada fosil lain di sekitar bukit itu.
"Eleanor Hess pindah ke rumahnya di Hollywood. Kebetulan
sekali rumah itu sudah selesai masa kontraknya. Eleanor
menjadikan rumah itu sebagai penginapan bagi wanita yang
ingin tinggal di kota itu. Ia akan mendapat uang dan sekaligus
teman di sana."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Hm, tentunya ia akan menjalani hidup yang lebih


menyenangkan di sana," ujar Mr. Sebastian. "Lalu siapa
sekarang yang menyimpan formula anestesi itu?"
"Formula itu berada dalam perut DiStefano sekarang!" kata
Bob. "Ketika borgolnya dilepas di sel penjara, ia menelan
catatan DR. Birkensteen. Kelihatannya itu catatan tentang
formula anestesi DR. Birkensteen. Lenyaplah sudah karya
ilmiah yang menakjubkan itu!"
"Ia datang bagai angin, dan hilang bagai asap," kata Mr.
Sebastian berdeklamasi.
"Sayang, ya," kata Jupe. "Padahal manfaatnya bagi
kemanusiaan belum diketahui."
"Dua pertanyaan lagi, Jupe," kata Mr. Sebastian. "Dari mana
kau tahu tempat Hoffer menyembunyikan manusia gua?"
"Dari sini," kata Jupe sambil menunjuk kepalanya. "Ia tidak
mungkin menyembunyikannya di yayasan, dan tidak mungkin
pula menguburkannya di suatu tempat di tengah malam itu.
Dengan menggunakan logika aku menyimpulkan bahwa manusia
gua itu disembunyikan di ruang bawah tanah gereja kuno itu."
"Kesimpulanku ternyata tepat," lanjutnya. "Polisi menemukan
fosil manusia gua itu di salah satu lekukan di ruang bawah
tanah gereja kuno. Lekukan itu dulunya tempat menyimpan peti
mati. Sewaktu gereja itu ditinggalkan, mayat-mayat
dikuburkan di Centerdale."
"Mr. Sebastian," kata Jupe kemudian, "sebelum Anda
mengajukan pertanyaan yang terakhir, aku ingin meminta
sesuatu. Maukah Anda menuliskan kata pengantar untuk kisah
misteri kami kali ini?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mr. Sebastian tersenyum. "Dengan segala senang hati, Trio


Detektif. Apalagi kini aku punya komputer. Ingat! Lain kali tak
usah pakai tanya segala, aku bangga bisa menulis kata
pengantar itu.
"Dan sekarang giliranku lagi. Pertanyaanku yang terakhir
adalah," kata Mr. Sebastian lambat-lambat, "maukah kalian
kutraktir Marvin Marvellous Burger?"
"Mau! Mau!" seru anak-anak kegirangan.

TAMAT

Koleksi ebook inzomnia

Anda mungkin juga menyukai