Anda di halaman 1dari 65

ANALISIS DAMPAK SUASANA TEMPAT, PERSEPSI HARGA

DAN VARIASI MENU TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN


PT PANCA RASA NUSANTARA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

RIMA DESRIAYU
NIM. 1744000032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat

melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Dampak

Suasana Tempat, Persepsi Harga dan Variasi Menu Terhadap Kepuasan

Konsumen PT Panca Rasa Nusantara”.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pemahaman,

pengetahuan serta wawasan yang penulis miliki. Sehingga pada proposal masih

banyak kekurangan baik itu dalam penyajian materi maupun penggunaan bahasa.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi agar tidak terulang lagi dalam pembuatan tugas berikutnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Ayahanda Rasiadi, A.md. Ak dan Ibunda Fitriani yang selain menjadi

sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis, juga telah banyak memberi dorongan

moril, materil, kasih sayang serta perhatian yang tiada terhingga. Penulis dalam

menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam

bentuk pikiran, tenaga dan waktu yang tidak terukur.

i
Selama proses menyusun Proposal ini penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan maupun bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Austin Alexander Parhusip, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing

Skripsi, yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis demi terselesaikan nya laporan

ini.

2. Ibu Hj. Nuriandy, B.A., selaku Pembina Yayasan Potensi Utama Medan.

3. Bapak H. Bob Subhan, S.T., M.Kom., selaku ketua Yayasan Potensi

Utama Medan.

4. Ibu Dr. Rika Rosnelly, S.Kom., M.Kom., selaku Rektor Universitas

Potensi Utama.

5. Ibu Lili Tanti, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Potensi Utama.

6. Bapak Alim Murtani, M.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Potensi Utama.

7. Ibu Eka Purnama Sari, S.E, M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Potensi Utama.

8. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya pada penulis selama berada

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama.

9. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan berupa doa,

motivasi dan juga dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

10. Teman tersayang Yunda, Afifah, Widya, Dandy, yang membantu serta

mendukung dalam penyusunan proposal ini.

ii
11. Saudara tercinta Rica Almayanti, Surya Dikjaya, yang ikut serta telah

menyemangati saya dalam membuat proposal ini.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan kelas Manajemen B Pagi Angkatan

2017 yang selalu bersama-sama dalam suka maupun duka selama belajar

di Universitas Potensi Utama.

Medan, 28 Juni 2021

Penulis,

Rima Desriayu
NIM. 1744000032

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar belakang masalah................................................................................1

1.2 Identifikasi masalah...................................................................................16

1.3 Rumusan masalah.......................................................................................16

1.4 Batasan masalah.........................................................................................17

1.5 Tujuan Penelitian.......................................................................................17

1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................17

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................19

2.1 Uraian teori.................................................................................................19

2.1.1 Kepuasan Konsumen..........................................................................19

2.1.2 Suasana Tempat..................................................................................23

2.1.3 Persepsi Harga....................................................................................30

2.1.4 Variasi Menu......................................................................................34

2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................36

2.3 Kerangka Konseptual.................................................................................37

iv
2.4 Hipotesis Penelitian....................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................39

3.1 Jenis dan Sumber data................................................................................39

3.1.1 Jenis Data............................................................................................39

3.1.2 Sumber Data.......................................................................................39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................40

3.3 Teknik Pengambilan Sampel......................................................................41

3.3.1 Populasi...............................................................................................41

3.3.2 Sampel.................................................................................................42

3.4 Definisi Operasional variabel dan Aspek pengukuran variabel.................43

3.4.1 Definisi Operasional Variabel............................................................43

3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................45

3.6 Uji Instrumen Penelitian............................................................................46

3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................47

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pengunjung Konsumen PT Panca Rasa Nusantara.........................4

Tabel 1.2 Research GAP Suasana Tempat.............................................................10

Tabel 1.3 Research GAP Persepsi Harga...............................................................10

Tabel 1.4 Research GAP Variasi Menu.................................................................11

Tabel 1.5 Data Komplain Suasana Tempat pada Warunk Upnormal....................12

Tabel 1.6 Data Komplain Persepsi Harga pada Warunk Upnormal......................14

Tabel 1.7 Data Komplain Variasi Menu pada Warunk Upnormal........................15

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................36

Tabel 3.1 Waktu Penelitian....................................................................................41

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel...................................................................43

Tabel 3.3 Skala Pengukuran Likert........................................................................46

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Media Sosial Perusahaan......................................................................5

Gambar 1.2 Ulasan Konsumen................................................................................6

Gambar 1.3 Ulasan Konsumen................................................................................7

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.........................................................................37

Gambar 3.1 Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t...................................................51

Gambar 3.2 Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F..................................................52

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang pesat dan

mengalami metamorphosis yang berkelanjutan. Dimana salah satu contoh

perubahan tersebut yaitu dalam hal pengembangan teknologi dan gaya hidup,

dimana hal ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi yang kini terjadi. Industri

makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang

menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup

sehingga hal tersebut yang bisa dikatakan menjadi alasan mengapa bisnis restoran

menjanjikan. Pada umumnya usaha bisnis didirikan dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan yangsebanyak-banyaknya.

Cafe dan restoran siap saji saat ini merupakan tren gaya hidup bagi kaum

dewasa. Cafe dan restoran siap saji di anggap sebagai tempat makan yang mampu

menghadirkan suasana santai yang dibutuhkan. Cafe dapat dimanfaatkan sebagai

sarana untuk bersantai bersama teman atau keluarga, bersosialisasi dengan rekan

bisnis dan bahkan ada juga yang datang untuk menikmati suasana kesendirian.

Oleh sebab itu menikmati jamuan di cafe dan restoran siap saji menjadi kebiasaan

atau tren gaya hidup bagi kaum dewasa saatini.

Dalam bisnis cafe dan restoran, untuk dapat membuat restoran lebih terlihat

menarik maka pada produk atau jenis makanan yang ditawarkan harus

1
2

Mempunyai kelebihan serta perbedaan harga, varian menu, serta suasana restoran.

Inovasi suasana tempat, persepsi harga dan variasi menu yang terjangkau

dapat membantu dalam meningkatkan omsetpenjualan.Adapun faktor penting

yang menjadi pilihan konsumen adalah suasana tempat. Suasana tempat yang

nyaman akan menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi konsumen sebelum

memutuskan untuk datang dan menikmati pelayanan yang disediakan oleh sebuah

cafe atau restoran.

PT Panca Rasa Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di bidang food

and beverage dengan brand “Warunk Upnormal”. Warunk Upnormal merupakan

sebuah cafe yang berdiri pada Juni 2014 dikota Bandung, yang telah berkembang

pesat hingga telah membuka 112 cabang di 16 kota besar yaitu Bandung, Jakarta,

Palembang, Banten, Batam, Makassar, Purwokerto, Tasikmalaya, Cimahi,

Tangerang, Cirebon, Depok, Medan, Yogyakarta, Semarang dan Malang (sumber:

warunkupnormal.com). Di Medan warunk upnormal berlokasi di jl. Gagak Hitam

Komplek OCBC No 41-43 Medan Selayang. Warunk Upnormal merupakan cafe

yang bertemakan anak muda yang menjual atau menyajikan menu-menu yang

disajikan oleh warung kopi (warkop) seperti, indomie, roti bakar, susu segar,

dan kopi sebagai produk utama. “Nongkrong dan sosialisasi sekarang sudah

menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang, tak terkecuali remaja (usia

sekolah), mahasiswa, eksekutif muda, bahkan sampai orang tua tidak ketinggalan

tertular kebiasaan untuk kumpul bersama teman-teman, untuk sekedar

bersosialisasi, reuni, dan membahas berbagai peluang bisnis bersama relasi-relasi

mereka,” kata salah satu pemilik Warunk Upnormal. Fenomena itulah yang
3

menciptakan sebuah kebutuhan akan tempat yang nyaman dengan makanan yang

enak dan harga terjangkau.

Kota Medan adalah salah satu kota yang terkenal dengan banyaknya bisnis

kuliner menciptakan persaingan yang ketat antar pengusaha kuliner. Sisi

menariknya, dalam industri makanan dan minuman atau kuliner ini tidak hanya

didominasi oleh perusahaan skala kecil dan menengah saja, melainkan beberapa

perusahaan besar turut aktif dalam persaingan. Persaingan yang terjadi di masa

kini sesungguhnya bukan terletak pada produk yang ditawarkan, melainkan pada

upaya merebut dan mempertahankan konsumen. Keberhasilan mempertahankan

konsumen ditentukan dari bagaimana perusahaan dapat memahami keinginan

konsumen yang semakin kompleks. Strategi pemasaran harus berorientasi kepada

konsumen, karena konsumen merupakan target utama dalam menjual produk dan

sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus

memahami beberapa variabel seperti persepsi harga, suasana tempat, gaya hidup,

dan budaya dari konsumen untuk menciptakan strategi pemasaran yangefektif.

Warunk Upnormalmemiliki kreasi menu yang besar pada produknya.

Adapun tersebut mencakup kreasi dari mie instan yang mengedepankan selera

anak muda dan tren makanan yang sedang berkembang pada saat ini (contohnya

tren masakan pedas dengan level bertingkat). Adapun inovasi dan kreativitas

lainnya adalah mengintegrasikanpermainan-permaininteraktif seperti kartu UNO

dan lain-lain pada pelayanannya. Ditambah juga oleh adanya WiFi sehingga anak

muda yang perlu jaringan internet akan datang, dan singgah dalam waktu yang

lama.Sesuai namanya, Warunk Upnormal yang berarti di atas rata-rata, dapat


4

dijelaskan bahwa Warunk Upnormal memang menyajikan varian menu di atas

rata-rata baik dari sisi penyajian, harga maupun suasana tempat. Slogannya yaitu

“Pelopor Indomie Kekinian”, sajian Indomie dengan kurang-lebih memiliki 20

varian topping menjadi menu andalan Warunk Upnormal. Hal ini cukup berhasil

menjadi daya tarik Warunk Upnormal.

Tabel 1.1
Data Pengunjung Konsumen PT Panca rasa nusantara (Warunk Upnormal
Medan) 2020

No Bulan Jumlah Konsumen PT Panca rasa


nusantara (Warunk Upnormal Medan)
1 Januari 7.811
2 Februari 8.118
3 Maret 8.598
4 April 9.513
5 Mei 9.205
6 Juni 8.482
7 Juli 8.281
8 Agustus 7.621
9 September 6.984
10 Oktober 8.856
11 November 7.385
12 Desember 7.793
Sumber : PT Panca rasa nusantara (Warunk Upnormal Medan)

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dari awal tahun 2020 sampai

memasuki bulan mei 2020 ada kenaikan jumlah konsumen pada Warunk

Upnormal, sedangkan memasuki bulan juni 2020 jumlah konsumen mulai ada

penurunan.
5

Menurut Zain (2018), fenomena gap merupakan perbedaan antara keadaan

yang sebenarnya dengan yang diharapkan, pada fenomena gap ini terjadi

ketimpangan antara sesuatu yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Fenomena gap yang terjadi pada PT Panca Rasa Nusantara (Warunk Upnormal)

Kepuasan yang diharapkan konsumen wifi yang kencang dan memadai sarana

fasilitas, namun keadaan yang terjadi Wifi yang berada di Warunk Upnormal

terkadang tidak aktif dan sangat lambat sehingga membuat customer merasa tidak

puas.

Gambar 1.1 Media sosial perusahaan

Sumber: Media sosial instagram perusahaan @warunk_upnormal

Terlihat pada gambar 1.1 diatas mengenai ulasan konsumen dari media

sosial instagram waruk upnormal yang bertulis di kolom komentar bahwah wifi di
6

warunk upnormal terkadang tidak aktif hal tersebut berdampak ketimpangan

antara sesuatu yang diharapkan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Kepuasan yang diharapkan konsumen makanan dan minuman yang sesuai

dengan foto yang ada di buku menu, namun keadaan yang terjadi foto makanan

dan minuman tidak terlihat sama persis dengan yang ada di gambar pada buku

menu.

Gambar 1.2 Ulasan Konsumen

Sumber: Ulasan google Warunk upnormal Medan

Terlihat pada gambar 1.2 diatas mengenai ulasan konsumen yang

mengatakan pesanan tidak sesuai ekspetasi yang dia harapkan, hal tersebut

menjadi ketimpangan antara sesuatu yang diharapkan yang tidak sesuai dengan

kenyataan.
7

Kepuasaan yang diharapkan konsumen kualitas rasa yang sebanding

dengan harga, namun keadaan yang terjadi kualitas rasa yang tidak sebanding

dengan harga.

Gambar 1.3 Ulasan Konsumen

Sumber: Ulasan google Warunk upnormal Medan

Terlihat pada gambar 1.5diatas mengenai ulasan konsumen yang

mengatakan rasa tidak sebanding dengan harga, hal ini terjadi karna kelalaian

pegawai/staff Warunk Upnormal, tetapi pihak perusahaan akan memaksimalkan

lagi kualitas rasa dan penyajian.

Dari fenomena gap di atas dilihat bahwa ada beberapa harapan kepuasan

konsumen yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi pihak Warunk Upnormal

berusaha agar dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Kepuasan konsumen menurut Kotler dan keller (2017:196) adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan


8

antara kinerja (hasil) produk yang diperkirakan terhadap kinerja (atau hasil) yang

diharapkan.

Menurut Richard F Gerson (2016:3), tingkat kepuasan konsumen dapat

ditentukan berdasarkan lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh sebuah

perusahaan, yaitu :

1. Kualitas Produk

Konsumen akan merasakan puas apabila hasil evaluasi mereka

menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas Layanan

Konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan layanan yang

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional

Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang

lain akan kagum terhadap konsumen tersebut apabila menggunakan merek

tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama namun menetapkan harga

yang tergolong murah akan memberikan nilai lebih kepada konsumen.

5. Biaya

Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa.


9

Suasana Tempat menurut Kotler (2016:65) adalah suasana (atmosphere)

setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk

berputar-putar didalamnya. Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-

beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk

suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik

konsumen untuk membeli di toko tersebut.Dari pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa suasana tempat adalah suatu karakteristik fisik yang penting

bagi setiap bisnis, hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman untuk

konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama beradadi dalam

perusahaan dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan

pembelian.

Harga adalah salah satu bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,

elemen lain menghasilkan biaya, Kotler dan Keller (2016:67). penilaian

konsumen dan bentuk emosional yang terasosiasi mengenai apakah harga yang

ditawarkan oleh penjual dan harga yang dibandingkan dengan pihak lain masuk

diakal atau dapat diterima.

Variasi menu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan konsumen. Setiap konsumen memiliki selera makan yang berbeda-beda.

Jika restoran menyediakan menu yang beranekaragam atau bervariasi, akan lebih

memudahkan restoran untuk menarik konsumen.


10

Tabel 1.2

Research Gap Suasana Tempat Terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil Penelitian Peneliti

Suasana Tempat 1.Nawari dan Siska dwi


berpengaruh setyawati (2019)
positif terhadap 2.Maria Kristina (2017)
Pengaruh Suasana tempat kepuasan 3.Dora Rinova (2018)
terhadap kepuasan konsumen
konsumen
Suasana tempat 1.Faisal Hardiansyah
berpengaruh dan Mahmud Nuhung
negatif dan tidak (2019)
signifikan
terhadap kepuasan
konsumen

Pengaruh suasana tempat terhadap kepuasan konsumen yang di teliti

Nawari dan Siska dwi Setyawati (2019), Maria Kristina (2017), dan Dora Rinova

(2018) menjelaskan bahwa suasa tempat berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Faisal

Hardiansyah dan Mahmud Nuhung (2019) yang menunjukan bahwa suasana

tempat tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Tabel 1.3

Research Gap Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil Penelitian Peneliti

Persepsi Harga 1.I Made Adi


berpengaruh positif Juniantara (2018)
Pengaruh persepsi terhadap kepuasan 2.Dora Rinova (2018)
konsumen
11

Harga terhadap Persepsi harga 1.Grace Marleen


kepuasan konsumen berpengaruh negatif Wariki dan Hendra
dan tidak signifikan Tawas (2015)
terhadap kepuasan
konsumen

Pengaruh persepsi harga terhadap kepuasan konsumen yang diteliti oleh I

Made Adi Juniantara (2018) dan Dora Rinova (2018) Menjelaskan bahwa persepsi

harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Bertolak belakang

dengan hasil penelitian dari Grace Marleen Wariki dan Hendra Tawas (2015).

yang menunjukan bahwa Persepsi harga tidak signifikan terhadap kepuasan

konsumen.

Tabel 1.4

Research Gap Variasi Menu Terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil Penelitian Peneliti


Variasi Menu 1.Moh Mustaqim dan
Pengaruh Variasi
berpengaruh positif Dheasey
Menu terhadap
terhadap kepuasan Amboningtyas (2016)
kepuasan konsumen
konsumen 2.Esa Yanri Mekar
Lorena dan Sri
Martini (2019)

Variasi menu 1.Andi Angriani


berpengaruh negatif (2018)
dan tidak signifikan
terhadap kepuasan
konsumen

Pengaruh variasi menu terhadap kepuasan konsumen yang diteliti oleh

Moh Muswaqim dan Dheasey Amboningtyas (2016) dan Esa Yanri Mekar Lorena
12

dan Sri Martini (2019), menjelaskan bahwa variasi menu berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen. Bertolak belakang belakang dengan hasil penelitian

dari Andi Angriani (2018) yang menunjukan bahwa variasi menu tidak signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

Ada beberapa masalah dalam suasana tempat, persepsi harga dan variasi

menu terhadap kepuasan konsumen yang kurang memenuhi harapan konsumen

sehingga konsumen mengajukan keluhan atau komplain kepada Warunk

Upnormal. Adapun jumlah dan deskripsi yang diajukan konsumen dapat dilihat

pada data Pra Survey berikut ini :

Tabel 1.5

Data Komplain Suasana Tempat Pada Warunk Upnormal

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Suasana Tempat (X1) SS S N TS STS


1 Penataan dan pencahayaan ruangan 0 4 1 5 0
ditata dengan rapi mencerminkan
keindahan
2 Desain interior , penataan meja dan 0 5 5 0
kursi membuat Saya merasa
nyaman
sewaktu menikmati hidangan
3 Suhu dalam ruangan terasa sejuk 0 1 3 6 0
sehingga memberikan suasana
nyaman
sewaktu menikmati hidangan
TOTAL 0 10 4 16 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa suasana tempat yang diberikan oleh

PT Panca Rasa Nusantara(Warunk Upnormal) masih kurang memuaskan bagi


13

para konsumen. Dapat dilihat dari hasil Pra Survey menunjukan hasil lebih

banyak yang memilih Tidak Setuju sebanyak 16% dibandingkan dengan memilih

Sangat Setuju, Setuju, Netral, dan Sangat Tidak Setuju. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya keluhan dari konsumen mengenai Suasana tempat yang berada pada

PT Panca Rasa Nusantara(Warunk Upnormal). Hasil Pra survey yang dilakukan

menunjukan kearah negatif, hal ini dapat dilihat bahwa konsumen menunjukan

ketidakpuasan atas suasana tempat yang berada pada PT Panca Rasa

Nusantara(Warunk Upnormal).

Selain suasana tempat, harga juga salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen dimana produk yang bernilai lebih mahal dari

kompetitornya cenderung dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau jasa

yang berkualitas lebih tinggi. Sebaliknya, ada beberapa produk memiliki kualitas

yang sama (dengan barang yang harganya lebih mahal) tetapi harganya murah.

Ada beberapa masalah dalam Harga yang kurang memenuhi harapan

Konsumen sehingga Konsumen mengajukan komplain kepada perusahaan adapun

jumlah dan deskripsi keluhan yang diajukan pelanggan dapat dilihat pada data

berikut ini:

Tabel 1.6

Data Komplain Persepsi Harga Pada Warunk Upnormal

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Persepsi Harga (X2) SS S N TS STS


1 Harga produk yang ditawarkan oleh 0 4 1 5 0
Warunk Upnormal bervariasi dan
terjangkau
14

2 Harga yang ditawarkan Warunk 0 2 2 5 1


Upnormal sesuai dengan kualitas
produk
3 Warunk Upnormal memiliki 2 2 4 2 0
persamaan daya saing harga dengan
harga yang ditawarkan perusahaan
pesaing
4 Harga produk yang ditawarkan 2 2 3 3 0
Warunk Upnormal cenderung rendah
TOTAL 4 11 10 15 1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persepsi harga yang diberikan oleh

Warunk Upnormal masih kurang memuaskan konsumen sehingga hasil pra

survey menunjukan hasil mencapai 15% memilih Tidak Setuju lebih banyak

dibandingkan memilih Sangat Setuju, Setuju, Netral dan Sangat Tidak Setuju. Hal

ini dapat dilihat dari masih adanya keluhan konsumen mengenai Persepsi harga

dari sebuah produk yang ditawarkan Warunk Upnormal.

Selain suasana tempat dan persepsi harga, variasi menu akan

mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk makanan dan

minuman yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada beberapa masalah dalam variasi

menu yang kurang memenuhi harapan konsumen sehingga konsumen mengajukan

komplain kepada perusahaan adapun jumlah dan deskripsi keluhan yang diajukan

pelanggan dapat dilihat pada data berikut ini:


15

Tabel 1.7

Data Komplain Variasi Menu Pada Warunk Upnormal

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Variasi Menu (X3) SS S N TS STS


1 Produk yang dijual di Warunk 0 2 3 5 0
Upnormal memiliki berbagai varian
rasa yang berbeda dengan produk
pesaing
2 Produk yang dijual Warunk 2 5 3 0
Upnormal memenuhi selera
Konsumen
3 Ukuran porsi makanan dan minuman 0 6 2 2 0
yang ditawarkan Warunk Upnormal
sesuai kebutuhan konsumen
4 Jenis pilihan makanan dan minuman 3 7 0
yang lengkap
TOTAL 2 8 13 17 0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variasi menu yang diberikan oleh

Warunk Upnormal masih kurang memuaskan konsumen sehingga hasil pra

survey menunjukan hasil mencapai 17% memilih Tidak Setuju lebih banyak

dibandingkan memilih Sangat Setuju, Setuju, Netral dan Sangat Tidak Setuju. Hal

ini dapat dilihat dari masih adanya keluhan konsumen mengenai variasi menu dari

sebuah produk yang ditawarkan Warunk Upnormal.

Dari fenomena gap dan research gap di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa setiap variabel memiliki pengaruh berbeda dari setiap

penelitian yang berbeda dengan variabel yang sama. Hal ini diperkuat dengan

adanya research gap dalam penelitian terdahulu. Dengan melihat latar belakang
16

diatas, maka penulis mengambil judul “Analisis Dampak Suasana Tempat,

Persepsi Harga dan Variasi Menu Terhadap Kepuasan Konsumen PT

PANCA RASA NUSANTARA”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Kepuasan konsumen yang masih kurang memuaskan, sehingga berdampak

masih adanya komplain konsumen pada PT Panca Rasa

Nusantara(Warunk Upnormal)

2. Suasana tempat yang berada pada PT Panca Rasa Nusantara(Warunk

Upnormal) masih kurang memuaskan bagi konsumen

3. Harga yang ditawarkan oleh PT Panca Rasa Nusantara(Warunk Upnormal)

tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen

4. Terdapat banyak perusahaan pesaing yang menawarkan variasi menu yang

sama dengan produk yang ditawarkan oleh PT Panca Rasa

Nusantara(Warunk Upnormal)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan

masalahsebagai berikut:

1. Apakah suasana tempat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen PT

Panca Rasa Nusantara(Warunk Upnormal)?

2. Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen PT

Panca Rasa Nusantara(Warunk Upnormal)?

3. Apakah variasi menu berpengaruh terhadap kepuasan konsumen PT Panca

Rasa Nusantara(Warunk Upnormal)?


17

4. Apakah suasana tempat, persepsi harga, variasi menu berpengaruh secara

simultan terhadap kepuasan konsumen?

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah maka penulis

membuat batasan masalah dalam penelitian ini tentang kepuasan konsumen dalam

berkunjung ke PT Panca Rasa Nusantara (Warunk Upnormal), dimana penelitian

ini akan difokuskan pada suasana tempat, persepsi harga dan variasi menu.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh :

1. Menjelaskan bagaimana suasana tempat dapat mempengaruhi kepuasan

konsumen PT Panca Rasa Nusantara

2. Menjelaskan bagaimana persepsi harga dapat mempengaruhi kepuasan

konsumen PT Panca Rasa Nusantara

3. Menjelaskan bagaimana variasi menu dapat mempengaruhi kepuasan

konsumen PT Panca Rasa Nusantara

4. Menjelaskan bagaimana suasana tempat, pesepsi harga, variasi menu dapat

mempengaruhi kepuasan konsumen PT Panca Rasa Nusantara

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk tambahan ilmu

pengetahuan dan syarat mendapatkan gelar strata satu (S1)

b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa digunakan sebagai


18

referensi untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.

c. Bagi publik atau pihak lain, penelitian ini juga diharapkan bisa

menambah pengetahuan bagi pembacanya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber

informasi yang mempengaruhi dalam kepuasan konsumen PT Panca

Rasa Nusantara.

b. Bagi Universitas Potensi Utama, diharapkan agar penelitian ini dapat

menambah wawasan dan pelajaran dalam Ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang pemasaran.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Uraian Teori

2.1.1Kepuasan Konsumen

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,

keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan

terjadinya pembelian ulang. Menurut Kotler dan Kevin (2018:139), kepuasan

konsumen adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan yang timbul karena

membandingkan hasil yang dipersepsikan produk atau jasa terhadap ekspektasi

mereka.

Pada penelitian Fahmi Firdaus Rufliansyah, 2018 dikutip dalam Lovelock

dan Wirtz (2011:74), kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan

pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau

keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat

kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi

konsumen.

Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan

harapan (Lupioyadi, 2016), sedangkan menurut Umar (2015), kepuasan

konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa

yang dia terima dan harapannya, seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai

yang diberikannya oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinan menjadi

pelanggan dalam waktu lama.

19
20

2.1.1.2 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen

Menurut Richard F Gerson (2016:3), tingkat kepuasan konsumen dapat

ditentukan berdasarkan lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh sebuah

perusahaan yaitu :

1. Kualitas Produk

Konsumen akan merasakan puas apabila hasil evaluasi mereka

menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas Layanan

Konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan layanan yang

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional

Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang

lain akan kagum terhadap konsumen tersebut apabila menggunakan merek

tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama namun menetapkan harga

yang tergolong murah akan memberikan nilai lebih kepada konsumen.

5. Biaya

Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa.


21

2.1.1.3 Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (2017), ada beberapa metode yang dapat digunakan

dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, diantaranya :

a. Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat pelanggan(Customer Centered) memberikan

kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan

keluhan.Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi

perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk

mengatasi masalah-masalah yang timbul.

b. Ghost shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan

adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap

sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan-temuan nya mengenai

kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman

mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu paraghost shopper

juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.

c. Lost customer analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telahberhenti membeli

atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahamimengapa hal itu terjadi.

Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate
22

juga penting , pening katan customer loss rate menunjukkan kegagalan

perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.

d. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian

survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaanakan

memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga

memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap

para pelanggannya.

2.1.1.4 Indikator Kepuasan Konsumen

Indikator kepuasan konsumen menurut mowen dan minor (2015:92) dapat

digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran

terhadap tingkat kepuasan konsumen, indikator tentang kepuasan konsumen

sebagai berikut :

1. Senang karena menggunakan produk tertentu

2. Adanya kepuasan kualitas produk

3. Minat untuk melakukan pembelian ulang

4. Kesesuaian antara harga dan manfaat produk

5. Kesediaan untuk merekomendasikan produk

Menurut Tommy Setiawan Ruslim dan Mukti Rahardjo (2020), yang dikutip

dalam (Lovelock at el. 2004), dimensi kepuasan konsumen dapat dibagi menjadi

beberapa macam yaitu:


23

a. Harapan (expectations). Kemampuan perusahaan dengan pemberian

penyesuaian (customize) kepada konsumen untuk suatu produk atau jasa yang

diinginkan konsumen.

b. Penyampaian produk atau jasa yang dirasakan (perceived delivery product or

service). Kemampuan pelayanan kepada konsumen pada saat penjualan produk

atau jasa.

c. Konfirmasi atau diskonfirmasi (confirmation or disconfirmation). Kemampuan

perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen dengan tujuan agar konsumen tidak

kecewa dan merasa puas terhadap produk atau jasa yang sesuai dengan janji

perusahaan atau sebaliknya.

d. Perilaku mengeluh (complaining behavior). Kapasitas perusahaan untuk

menjelaskan umpan balik konsumen yang negatif menjadi positif.

2.1.2 Suasana Tempat

2.1.2.1 Pengertian Suasana Tempat

Suasana tempat/toko adalah desain lingkungan untuk merancang respon

emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam

membeli barang (Nofiawaty dan Beli 2015).

Menurut Fadly, (2016) Suasana toko (store atmosphere) merupakan salah

satu bagian dari bauran ritel yang akan memberikan nilai lebih bagi konsumen.
24

Menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, peritel harus mampu

memberikan kenyamanan suasana lingkungan toko, karena keputusan pembelian

konsumen bisa datang dari penciptaan store atmosphere yang baik.

Pada penelitian Nawari dan Siska dwi setyawati, 2019 dikutip dalam

Kotler dan keller (2009:146), mengenai suasana toko yaitu “Suasana toko

(storeatmosphere) suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasaranya dan

yang dapat menarik pelanggan untuk membeli. Atmosfer restoran merupakan

karakteristik fisik restoran yang digunakan untuk membangun kesan dan menarik

pelanggan. Suasana toko merupakan suasana terencana yang sesuai dengan pasar

sasarananya yang yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli.

Suasana cafe/toko merupakan salah satu faktor penunjang bisnis cafe

dimanaatmosphere yang tercipta dapat membuat konsumen merasakan sesuatu

yang berbeda di setiap cafe yang mereka datangi. Suasana cafe yang tercipta

dengan desain interior maupun eksterior, suasana gemuruh/tenang, musik,

penerangan dan segala sesuatu yang akhirnya membentuk perasaan nyaman atau

kecewa yang dapat dirasakan konsumen. (Dora Rinova dan Fenny Meilani, 2018)

2.1.2.2 Elemen Suasana Tempat (StoreAtmosphere)

Store Atmosphere menurut Berman dan Evans (2015), “Atmosphere can

be divided into these key elements: exterior, general interior, store layout, and

displays.”Elemen Store Atmosphere ini meliputi: bagian luar toko (exterior),

bagian dalam toko (interior), tata letak ruangan (store layout) akan dijelaskan

lebih lanjut di bawah ini:


25

1. Exterior (bagian luar toko)

Karakteristik exterior mempunyai pengaruh yang kuat pada citra toko

tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi

dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik,

menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko.

Elemen-elemen Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan

nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus

mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang

sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering

menilai toko dari penampilan exterior ini terdiri dari sub elemen-sub

elemen sebagaiberikut:

a. Storefront (Bagian Muka Toko)

luarnya terlebih dahulu sehingga exterior merupakan faktor penting untuk

mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko.

b. Marquee (Simbol)

Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau

logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan,

penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari

nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi

lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, agar terlihat

berbeda, dan lebih menarik daripada toko laindisekitarnya.

c. Entrance (PintuMasuk)
26

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat

mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan juga

mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masukkonsumen.

d. Display Window

Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko

dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko

tersebut sehingga dapat menarik konsumenmasuk.

e. Parking (TempatParkir)

Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat

parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan

menciptakan Atmosphere yang positif bagi tokotersebut.

2. General Interior (bagian dalamtoko)

Yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah pembeli berada

di toko adalah display. Desain interior dari suatu toko harus dirancang

untuk memaksimalkan visual merchandising. Display yang baik yaitu

yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar

mudah mengamati, memeriksa, dan memilih barang dan akhirnya

melakukan pembelian. Ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi

konsumen pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiridari:

a. Flooring(Lantai)
Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting,

karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa

yang merekalihat.

b. Color and Lightening (Warna danPencahayaan)


27

Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk

mengarahkan atau menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari

toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling

terang yang berada dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik

mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat suasana yang

ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan

dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Scent and Sound ( Aroma danMusik)

Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini

dilakukan akan memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen,

khususnya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan

menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stress sambil menikmati

makanan.

d. Fixture(Penempatan)

Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan

dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena

penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang

berbeda pula

e. Wall Texture (TeksturTembok)

Teksture dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan

dapat membuat dinding terlihat lebihmenarik.

f. Temperature (SuhuUdara)
28

Pengelola cafe harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan

jangan terlalu panas ataudingin.

g. Service Level

Suatu cafe tidak dapat berkembang apabila tidak menerapkan self-service.

h. Price(Harga)

Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar

konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut.

i. Cash Refister(Kasir)

Pengelola cafe harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah

dijangkau oleh konsumen.

j. Technology Modernization(Teknologi)

Pengelola cafe harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin.

Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih mungkin dan

cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan pembayaran cara

lain, seperti kartu kredit ataudebet.

k. Cleanliness(Kebersihan)

Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk

makan di tempattersebut.

3. Layout Ruangan (TataLetak)

Pengelola cafe harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan

fasilitas toko. Pengelola cafe juga harus memanfaatkan ruangan café yang

ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang

layout adalah sebagai berikut:


29

a. Allocation of floor space for selling, personnel, andcustomers.

Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:

- Selling Space (RuanganPenjualan)

Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara

konsumen dan pramusaji.

- Personnel Space (RuanganPegawai)

Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji

seperti tempat beristirahat atau makan.

- Customers Space (RuanganPelanggan)

Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan

konsumen seperti toilet, ruangtunggu.

b. Traffic Flow (Arus LaluLintas)

Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu:

- Grid Layout (PolaLurus)

Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.

- Loop/Racetrack Layout (PolaMemutar)

Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk,

mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran

atau persegi, kemudian kembali ke pintumasuk.

- Spine Layout (Pola BerlawananArah)

Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai

belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.

- Free-flow Layout (Pola ArusBebas)


30

Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang

ditempatkan dengan bebas.

2.1.2.3 Indikator Suasana Tempat

Adapun indikator-indikator suasana toko/tempat menurut Wibowo (2015),

sebagai berikut :

1. Bagian luar

2. Bagian dalam

3. Tata letak

4. Tanda-tanda informasi

2.1.3 Persepsi Harga

2.1.3.1 Pengertian Persepsi Harga

Pada penelitian Ratlan Pardede (2016), dikutip dalam Kotler dan

Armstrong (2007) mengemukakan bahwa harga adalah jumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari

sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut,di masa lalu harga telah menjadi hal

penting yang memengaruhi pilihan pembeli.

Harga merupakan salah satu elemen yang fleksibeldari bauran pemasaran,

tidak seperti sifat-sifat produk dan komitmen jalur distribusi, harga dapat berubah

dengan cepat. Pada saat yang sama, penetapan harga dan persaingan harga adalah
31

masalah yang utama yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran (Ratlan Pardede,

2016)

I Made Adi Juniantara dan Tjokorda Gde Raka Sukawati(2018),

menjelaskan “Harga merupakan dasar terbentuknya keuntungan sehingga seluruh

perusahaan berusaha memaksimalkannya dengan pengembangan pasar”.

2.1.3.2 Faktor-faktor Mempengaruhi Persepsi Harga

Pada saat pemprosesan informasi harga secara kognitif, konsumen dapat

membuat perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan harga atau rentang

hargayang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut. Harga

dalam benakkonsumen yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini

disebut harga referensiinternal. Referensi harga internal pada dasarnya bertindak

sebagai penuntun dalammengevaluasi apakah harga yang ditetapkan dapat

diterima konsumen atau tidak. Pada penelitian Ratlan Pardede (2016), dikutip

dalam Kotler dan Amstrong (2007), menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi

persepsi harga, yaitu :

1) Perhatian Selektif

Orang-orang mungkin lebih memperhatikan stimulasi yang berhubungan dengan

kebutuhan saat ini, stimulasi yang kalau diantisipasi serta stimulasi yang besar

dalam kaitannya dengan ukuran normal.

2) Distorsi Selektif
32

Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengolah informasi menjadi suatu

pengertian pribadi.

3) Ingatan Selektif

Orang-orang akan melupakan kebanyakan dari hal yang mereka

pelajari dan cenderung mempertahankan informasi yang mendukung pendirian

dan kepercayaan mereka.

2.1.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Dalam menetapkan tujuan berdasarkan harga merupakan sesuatu yang

fleksibel, dapat diubah dengan cepat sejalan dengan perubahan pada pasar

termasuk masalah dalam persaingan harga. Secara umum penetapan suatu harga

bertujuan untuk mencari laba agar sebuah perusahaan dapat berjalan dengan

kondisi yang persaingan semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan memerlukan

tujuan-tujuan penetapan harga, menurut Kotler & Keller (2016:491), terdapat

beberapa tujuan penetapan harga yaitu :

a. Kemampuan bertahan perusahaan berusaha mengejar kemampuan bertahan

sebagai tujuan utama mereka jika mengalami suatu kelebihan kapasitas,

persaingan dan keinginan konsumen yang berubah.

b. Laba maksimum saat ini banyak perusahaan berusaha menetapkan sebuah harga

yang akan memaksimalkan laba saat ini.


33

c. Pangsa pasar maksimum beberapa pada perusahaan ingin memaksimalkan

pangsa pasar mereka. Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi sebuah volume

penjualan, biaya unit akan rendah dana laba jangka panjang akan semakin tinggi.

2.1.3.4 Indikator Persepsi Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2016), ada empat indikator yang terkait dengan

harga, yaitu sebagai berikut:

1. Keterjangkauan harga.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

3. Daya saing harga.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Stanton, (dalam Jufrizen dkk. 2020:26)Indikator yang mencirikan harga

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1) Keterjangkauan harga, Keterjangakauan merupakan salah satu syarat pokok

pelayanan pelanggan. Keterjangkauan yang dimaksud disini adalah dari sudut

biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan biaya

diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

2) Kesesuaian harga dengan kualitas pelayanan, Menetapkan harga terlalu tinggi

dengan kualitas pelayanan yang tidak sesuai akan menyebabkan kepuasan

pelanggan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah dengan kualitas

pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan.


34

3) Daya saing harga, Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap

penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan

tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market

share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan

sebagainya.

4) Kesesuaian harga dengan manfaat, Harga dapat menunjukkan kualitas merek

dari suatu produk, dimana pelanggan mempunyai anggapan bahwa harga

yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik.

2.1.4 Variasi Menu

2.1.4.1 Pengertian Variasi Menu

Menu berarti daftar makanan, yang dihibungkan dengan kartu, kertas atau

media lain, dimana daftar makanan itu tertulis, Menu berarti makanan yang

tersedia untuk pelanggan (customer)yang dapat mereka pilih dan nikmati (Stenly,

2016).

Menciptakan suatu variasi pada produk akan menghasilkan keragaman

pilihan bagi konsumen, keragaman produk sendiri adalah kelengkapan produk

yang menyangkut kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga

ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Pada penelitian Huznul Karya

(2019), dikutip oleh Philip Kotler (2002:347), juga mengatakan bahwa

kelengkapan produk adalah tersedianya semua jenis produk yang ditawarkan


35

untuk dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi oleh konsumen yang dihasilkan oleh

suatu produsen.

Tugas dari sebuah pemasaran sebenarnya bukanlah mencari pelanggan

yang tepat untuk suatu produk, melainkan menemukan produk yang tepat untuk

pelanggan, pada penelitian Bob Sabran (2016), dikutip oleh Kotler& Keller

(2009:60), sehingga diharapkan dengan penyajian menu makanan dan minuman

yang bervariasi akan dapat memenuhi keinginan para konsumenyangmasing-

masing memiliki perbedaan dalam hal selera dan kesukaan bentuk atau rasa.

2.1.4.2 Indikator Variasi Menu

Variasi menu makanan Indonesia umumnya menurutJohn H.I dan Maria

J.T (2015) indikator tentang variasi menu sebagai berikut:

1. Jenis pilihan menu makanan dan minuman

2.Rasa makanan dan minuman

3.Ukuran porsi makanan dan minuman.


36

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Hasil


Penelitian Penelitian

1. Fahmi Firdaus Pengaruh Harga Harga (X1) Dari hasil penelitian


Rufliansah dan dan Kualitas Kualitas disimpulkan bahwa
Agus Hermani produk Terhadap Produk semua variabel secara
Daryanto seno Kepuasan (X2) simultan berpengaruh
(2018) Konsumen Kepuasan positif dan signifikan
Konsumen terhadap kepuasan
(Y) pelanggan
2 Rony (2015) Pengaruh Kualitas Dari hasil penelitian
Kualitas Produk Produk disimpulkan bahwa
dan suasana cafe (X1) Variabel X1, X2, X3
Terhadap Suasana berpengaruh
Keputusan Cafe (X2) signifikan terhadap
pembelian dan Keputusan keputusan pembelian
dampaknya Pembelian (Y1)
terhadap (Y1) Keputusan pembelian
Kepuasan Kepuasan (Y1) berpengaruh
Konsumen Konsumen positif dan sifnifikan
(Y2) terhadap kepuasan
konsumen (Y2)
3 Dora Rinova Pengaruh Kualitas Dari hasil penelitian
dan Fenny Persepsi kualitas pelayanan disimpulkan bahwa
Meilani (2018) pelayanan, harga (X1) semua variabel secara
dan suasana cafe Harga (X2) simultan berpengaruh
terhadap Suasana positif dan signifikan
kepuasan cafe (X3) terhadap kepuasan
konsumen pada Kepuasan pelanggan
konsumen kedai Konsumen
susu bandar (Y)
lampung
37

4 Moh Mustaqin Pengaruh variasi Variasi Dari hasil penelitian


dan dheasey makanan, Makanan disimpulkan bahwa
amboningtyas pelayanan, dan (X1) semua variabel secara
(2017) atmosfer Pelayanan simultan berpengaruh
terhadap (X2) positif dan signifikan
kepuasan Atmosfer terhadap kepuasan
pelanggan di (X3) pelanggan
Rumah makan Kepuasan
Borobudur pelanggan
Semarang (Y)
5 Felinda Frika Pengaruh Variasi Variasi Dari hasil penelitian
Astuti (2019) menu dan cita menu (X1) disimpulkan bahwa
rasa, kebersihan Cita Rasa X1, X2, X3
terhadap (X2) berpengaruh positif
kepuasan Kebersihan terhadap Y1
konsumen (X3)
Kepuasan
konsumen
(Y)

2.3 Kerangka Konseptual

Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

H1
Suasana Tempat

Persepsi Harga Kepuasan Konsumen


H2

Variasi Menu
H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


38

Variabel bebas : Suasana Tempat(X1), Persepsi harga (X2), Variasi menu(X3).

Variabel terikat : Kepuasan Konsumen (Y).

2.4 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2017:63), menjelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang dimana rumusan masalah

tersebut menyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara

sebab jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang didapat melalui pengumpulan data atau

kuesioner.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, dan dengan penelitian terdahulu

maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H1 : Diduga Suasana tempat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kepuasan konsumen PT Panca Rasa Nusantara

H2 : Diduga Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

konsumen PT Panca Rasa Nusantara

H3 : Diduga Variasi menu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

konsumen PT Panca Rasa Nusantara

H4 : Diduga Suasana tempat, persepsi harga, dan variasi menu secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen PT Panca Rasa

Nusantara
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

3.1.1 Jenis Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode yang digunakan

untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti setiap hubungan antar

variabel. Dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data yang terdiri dari angka-

angka jawaban responden atau data yang dapat dihitung dan akan dimasukkan

dalam perhitungan atau digunakan dalam analisis kuantitatif seperti variabel-

variabel yang akan diteliti pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

Menurut Sugiyono, (2016). Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat

diukur secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan

dengan bilangan atau berbentuk angka. Dalam penelitian ini, hal yang dibutuhkan

sebagai data kuantitatif adalah jumlah karyawan, dan hasil angket.

3.1.2 Sumber Data

a. Data Primer

Menurut Sugiyono, (2016) Data primer merupakan data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui

sebuah kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau

pengamatan di lapangan. Data primer yang digunakan penulis dalam penelitian

adalah kuesioner.

39
40

b. Data Sekunder

Data Sekunder menurut Sugiyono, (2016) data sekunder merupakan

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder

merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang

diperlukan data primer. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak

langsung yang dipublikasi maupun yang tidak dipublikasi secara umum.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan pada PT Panca Rasa Nusantara dengan brand

Warunk Upnormal, yang beralamat Jl. Gagak Hitam Komplek OCBC No 41-43

Medan Selayang.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021 dan direncanakan selesai

pada bulan Agustus 2021, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal

kegiatakan penelitian dibawah ini.


41

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan (Tahun 2021)

Maret April Mei Juni Juli Agu Sept

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan
Proposal
3 Bimbingan dan
perbaikan
proposal
4 Seminar dan
perbaikan
proposal
5 Pengolahan dan
analisis data
6 Penyusunan dan
bimbingan skripsi
7 Sidang meja
Hijau

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2017) populasi adalah keseluruhan dari objek yang

diteliti. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh konsumen Warunk Upnormal Medan.


42

3.3.2 Sampel

Sugiyono, (2016:96) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi memiliki jumlah yang besar

sehingga peneliti menggunakan sampel dari populasi tersebut. Dalam penelitian

ini teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik non probability sampling, maka penulis menetapkan responden dengan

menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam menentukan sampel penelitian

ini, penulis menggunakan rumus Wibisono yang menjelaskan bahwa rumus ini

digunakan apabila teknik pengambilan sampel jika populasinya tidak diketahui.

Rumus Wibisono untuk populasi yang tidak diketahui sebagai berikut:

n = Zα/2σ ²
𝑒

n = (1,96).(0,25 ²= 96,4
0,05

Maka sampel dari penelitian ini dibulatkan menjadi 100 responden.

Keterangan :

n : Jumlah sampel

Z : nilai tabel Z (nilai yang didapat dari tabel normal atas tingkat

keyakinan, dimana tingkat kepercayaan 95%)


43

σ : Standar deviasi populasi (0,25 = sudah ketentuan)

e : Tingkat kesalahan penarikan sampel 5%

3.4 Defenisi Operasional Variabel dan Aspek Pengukuran Variabel

3.4.1 Defenisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono, (2014) definisi operasional adalah penentuan konstrak

atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan

mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk

melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran konstrak yang lebih baik.

Dalam penelitian ini definisi operasional variabelnya adalah :

Tabel 3.2
Aspek Pengukuran Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Skala

1 Suasana Menurut Fadly, (2016) Adapun Likert


Tempat Suasana tooko (store indikator-
atmosphere) merupakan indikator
(X1)
salah satu bagian dari suasana
bauran ritel yang akan toko/tempat
memberikan nilai lebih menurut
bagi konsumen. Wibowo (2015),
sebagai berikut :
1.Bagian luar
2.Bagian dala
3.Tata letak
4.Tanda-tanda
informasi
44

No. Variabel Definisi Indikator Skala

2 Persepsi Harga merupakan salah Menurut Kotler Likert


Harga (X2) satu elemen yang dan Armstrong
fleksibeldari bauran (2016), ada
pemasaran, tidak seperti empat indikator
sifat-sifat produk dan yang terkait
komitmen jalur distribusi, dengan harga,
harga dapat berubah yaitu sebagai
dengan cepat. Pada saat berikut:
yang sama, penetapan 1.
harga dan persaingan Keterjangkauan
harga adalah masalah yang harga.
utama yang dihadapi 2. Kesesuaian
banyak eksekutif harga dengan
pemasaran (Ratlan kualitas produk.
Pardede, 2016) 3. Daya saing
harga.
4. Kesesuaian
harga dengan
manfaat.

3 Variasi Menu berarti daftar Variasi menu Likert


Menu (X3) makanan, yang makanan
dihibungkan dengan Indonesia
kartu, kertas atau media umumnya
lain, dimana daftar menurutJohn H.I
makanan itu tertulis, Menu dan Maria J.T
berarti makanan yang (2015) indikator
tersedia untuk pelanggan tentang variasi
(customer)yang dapat menu sebagai
mereka pilih dan nikmati berikut:
(Stenly, 2016). 1. Jenis pilihan
menu makanan
dan minuman
2.Rasamakanan
dan minuman
45

3.Ukuran porsi
makanan dan
minuman.

4 Kepuasan Menurut Kotler dan Kevin Indikator Likert


Konsumen (2018:139), kepuasan Kepuasan
(Y) konsumen adalah perasaan konsumen
senang atau kecewa menurut Mowen
pelanggan yang timbul dan minor
karena membandingkan (2015:92)
hasil yang dipersepsikan 1. Senang
produk atau jasa terhadap karena
ekspektasi mereka. menggunakan
produk tertentu
2. Adanya
kepuasan
kualitasproduk
3. Minat untuk
melakukan
pembelianulang
4. Kesesuaian
antara harga dan
manfaat produk
5. Kesediaan
untuk
merekomendasi
kan produk

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode pengumpulan data yaitu data pertanyaan (Questionaire).


46

1. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2016), kuesioner adalah salah satu metode survei

dalam melakukan penelitian yang dipakai untuk mengumpulkan data dari

responden. Skala yang dipakai adalah skala likert, yaitu skala yang sering dipakai

dalam riset berupa survei.

Tabel 3.3
Skala pengukuran likert
No Alternatif Jawaban Bobot
1 Sangat Puas 5
2 Puas 4
3 Cukup Puas 3
4 Tidak Puas 2
5 Sangat Tidak Puas 1
Sumber : Sugiyono, (2016:94).

3.6 Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Menurut Santoso (dalam Febby Gita Cahyani, et al, 2016:8), bahwa

validitas dalam penelitian di artikan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur

peneliti tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validtidaknya suatu alat ukur

tergantung pada kemampuan atau tidak alat ukur tersebut mencapai tujuan

pengukuran yang dikehendaki. Jika butir-butir sudah valid berarti butir tersebut

sudah bisa untuk mengukur faktornya.

Pengujian validitas menggunakan ketentuan jika signifikansi dari r hitung atau

r hasil > r tabel maka item variabel disimpulkan valid, dan apabila r hitung atau r

hasil < r tabel maka item variabel disimpulkan tidakvalid.


47

2. Uji Reliabilitas

Menurut Umar (dalam Febby Gita Cahyani et al, 2016:8) menyatakan bahwa

reliabilitas adalah derajat ketepatan,ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan

oleh instrumen pengukuran. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan cara one shot method atau pengukuran sekali saja. Untuk

mengukur reliabilitas dengan melihat cronbach alpha. Suatu konstruk atau

variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,60.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Sugiyono, (2017:147) Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Deskriptif ini digunakan untuk memperjelas atau menggambarkan

fakta yang terjadi pada variabel yang diteliti dengan program SPSS.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Algifari (Cahyani, et al, 2016:9) Penelitian yang menggunakan regresi

linear berganda harus mempunyai beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi

untuk menghasilkan estimator linier yang tidak bias, karena uji-uji tersebut

merupakan persyaratan dari analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam

teknik analisis. Untuk mengetahuinya terpenuhinya asumsi model klasik adalah

sebagai berikut:
48

1. Uji Normalitas

Ghozali (dalam Cahyani et al, 2016:9) Bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Penelitian ini menggunakan plot probabilitas normal (normal probability

plot) untuk menguji kenormalitasan jika penyebaran data (titik) disekitar sumbu

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kolmogorov

Smirnov menggunakan program SPSS.

H0 : jika nilai sig>0,05 data residual berdistribusi normal.

Ha : jika nilai sig<0,05 data residual berdistribusi tidak normal.

2. Uji Multikolonieritas

Ghozali (dalam Cahyani et al, 2016:9) Uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Salah satu cara mendeteksi adanya multikoniearitas adalah

dengan melihat Tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF). Tolerance

mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable

independen lainnya. Nilai yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 1 atau sama dengan nilai VIF < 10.
49

3. Uji Heterokedastisitas

Ghozali (dalam Cahyani et al, 2016:9) Bertujuan untuk menguji apakah

dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians

berbeda disebut heteroskedestisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada

berbentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka telah terjadi heteroskedestisitas. Jika ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar diatas dan dibawah O pada Y, maka tidak terjadi

heteroskedestisitas.

Untuk melihat adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

statistik.

a. Apabila sig. 2-tailed<ɑ = 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Apabila sig. 2-tailed>ɑ = 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh

variable independen (suasana tempat, perserspi harga, variasi menu) terhadap

variabel dependen kepuasan konsumen. Model regresi yang digunakan dapat

dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + β1X1+ β2X2+ β3X3+ e

Keterangan :

Y : Kepuasan Konsumen
50

a : Konstanta dan Keputusan Regresi

β1β2β3 : Koefisien regresi variabel

X1 : Variabel Suasana tempat

X2 : Variabel Persepsi harga

X3 : Variabel Variasi menu

e : Tingkat kesalahan (error)

3.7.4 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono, (2017) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis diperoleh

dengan memprediksi penelitian terdahulu sebagai referensi dalam pembuktian uji

hipotesis berguna untuk mengetahui apakah secara parsial atau simultan memiliki

hubungan antara X1,X2,X3 berpengaruh terhadap Y ada dua jenis koefesien yang

dapat dilakukan yaitu dengan uji t dan uji f.

1. Uji T ( Uji parsial )

Morissan (Cahyani et al, 2016:10)Uji statistik t untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel independenterhadap variabel dependen, pada

dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of signifikan α =

5%.
51

Jika hasil uji t > 0,05 maka ditolak, berarti tidak ada pengaruh secara

parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan.

Jika nilai hasil uji t < 0,05 maka ditolak, berarti ada pengaruh secara

parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu mempunyai pengaruh

yang signifikan.

a. Bentuk pengujian sebagai berikut :

H0 : β = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

H0: β≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Gambar 3.1 Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t

jika t-hitungdengan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% ɑ= 0,05.

Jika t-hitung > t-tabel (sig<0,05) maka Ho diterima, jika t-hitung< t-tabel

(sig>0,05) maka Ho ditolak.

2. Uji F (Uji simultan)

Menurut Ghozali (Nursanti, 2018:42) Uji Statistik f pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang


52

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau variabel terikat. F hasil perhitungan ini

dibandingkan dengan yang diperoleh dengan menggunakan tingkat resiko

atau signifikan level 5% dengan kriterian sebagai berikut :

R2
k
Fn=
(1-R2)/n– k – 1)
Sumber : Sugiyono

Keterangan :

Fn : Nilai uji F

R : Koefisien korelasi berganda

k : Jumlah variabel independen

n : Jumlah anggota sampel

a. Jika F-hitung > F-tabel (sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima,

b. jika F-hitung< F-tabel (sig>0,005) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Gambar 3.2 Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F


53

3.7.5 Uji Determinasi

Menurut Santoso (Cahyani et al, 2016:10) menyatakan bahwa koefisien

determinasi merupakanukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam persamaan

suatu regresi. Semakin besar koefisien determinasi semakin baik kemampuan

variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Adapun kriteria

pengujian Analisis Koefisien Determinasi Berganda yaitu sebagai berikut:

1. Jika nilai R square diatas 0,5 maka dapat dikatakan baik.

2. Jika nilai Rsquare dibawah 0,5 maka dapat dikatakan kurang baik.

Rumus koefisien determinasi :

Kd = r2x 100%

Keterangan :

Kd : Koefisien determinasi atau seberapa jauh perubahan variabel Y

dipergunakan oleh variabel X

r2 : Kuadrat koefisien korelasi

100% : Pengkali yang menyatakan dalam presentase

a. Jika R2 = 1 atau mendekati 1, maka menunjukan adanya pengaruh positif dan

korelasi antara variabel yang diuji sangat kuat.


54

b. Jika R2= 0 atau mendekati 0, maka menunjukan korelasi yang lemah atau

tidak ada korelasi sama sekali antara variabel-variabel yang diteliti atau diuji.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Felendika Friska. (2019). Pengaruh Variasi menu dan cita rasa, kebersihan

terhadap kepuasan konsumen.

Cahyani, Febby Gita, dan Sonang Sitohang. 2016. “Pengaruh Kualitas Produk,

Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen.”

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 5(3):1–19.

Fatmawati, Nurul dan Euis Soliha (2017). Kualitas Produk, Citra merek dan

Persepsi Harga terhadap proses keputusan pembelian Konsumen

sepeda motor Matic Honda. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan ,

1-20.

Firdaus, fahmi (2018). Pengaruh Harga, Kualitas Produk Terhadap Kepuasan


Konsumen. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. IX, No. IV , 389-401.

Gerson, F. Richard, 2016. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Penerbit


PPM.

Juniantara, I. M., & Sukawati, d. T. (2018). Pengaruh Persepsi Harga, Promosi,


dan Kualitas pelayanan terhadap keputusan dan dampaknya terhadap
loyalitas konsumen. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 11,
2018: 5955 – 5982 ISSN: 2302-8912 , 5955-5982.

Kotler dan Keller, 2016. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat. 2019. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarata: Selemba Empat.

Kristiana, Maria. (2017). Pengaruh Store Atmosphere dan Kualitas Layanan


Terhadap Kepuasan Konsumen Cafe Heerlijik Gelato Perpustakaan
Bank Indonesia Surabaya. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 , 113.
Moh.Mustaqim, & Amboningtyas, D. (2017). Pengaruh Variasi Makanan,

pelayanan dan atmosfer terhadap kepuasan pelanggan di RM

Borobudur Semarang.

Nawari dan Siska dwi setyawati. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, suasana

tempat dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada

rumah makan asih jaya babat. Jurnal of Management and

Accounting Vol. 2 No. 2 October 2019 , 174-188.

Pardede, Ratlan (2016). Pengaruh Persepsi Harga dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen dimediasi Kepuasan Konsumen.

Journal of Business & Applied Management Vol. 10 No. 1 , 55-79.

Rahardjo, T. S. (2016). Identifikasi Kepuasan Konsumen Ditinjau dari Segi harga

dan kualiatas pada Restaurant abuba steak di Grenville. Volume 2,

Nomor 1, Maret 2016 , 55.

Rinova, Dora. (2018). Pengaruh Persepsi, kualitas pelayanan, harga, dan suasana

cafe tehadap kepuasan konsumen. Volume 11 No: 1 April 2018 ISSN

: 2087-0957 , 1-69.

Rony. (2015). Pengaruh Kualitas Produk, suasana cafe terhadap keputusan

pembelian dan dampaknya terhadap kepuasan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai