PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
RIMA DESRIAYU
NIM. 1744000032
yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat
pengetahuan serta wawasan yang penulis miliki. Sehingga pada proposal masih
banyak kekurangan baik itu dalam penyajian materi maupun penggunaan bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi agar tidak terulang lagi dalam pembuatan tugas berikutnya.
kepada Ayahanda Rasiadi, A.md. Ak dan Ibunda Fitriani yang selain menjadi
sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis, juga telah banyak memberi dorongan
moril, materil, kasih sayang serta perhatian yang tiada terhingga. Penulis dalam
menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam
i
Selama proses menyusun Proposal ini penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan maupun bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ini.
2. Ibu Hj. Nuriandy, B.A., selaku Pembina Yayasan Potensi Utama Medan.
Utama Medan.
Potensi Utama.
5. Ibu Lili Tanti, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Potensi Utama.
6. Bapak Alim Murtani, M.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
7. Ibu Eka Purnama Sari, S.E, M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen
8. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya pada penulis selama berada
9. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan berupa doa,
motivasi dan juga dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
10. Teman tersayang Yunda, Afifah, Widya, Dandy, yang membantu serta
ii
11. Saudara tercinta Rica Almayanti, Surya Dikjaya, yang ikut serta telah
2017 yang selalu bersama-sama dalam suka maupun duka selama belajar
Penulis,
Rima Desriayu
NIM. 1744000032
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
iv
2.4 Hipotesis Penelitian....................................................................................38
3.3.1 Populasi...............................................................................................41
3.3.2 Sampel.................................................................................................42
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan tersebut yaitu dalam hal pengembangan teknologi dan gaya hidup,
dimana hal ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi yang kini terjadi. Industri
makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang
menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup
sehingga hal tersebut yang bisa dikatakan menjadi alasan mengapa bisnis restoran
Cafe dan restoran siap saji saat ini merupakan tren gaya hidup bagi kaum
dewasa. Cafe dan restoran siap saji di anggap sebagai tempat makan yang mampu
sarana untuk bersantai bersama teman atau keluarga, bersosialisasi dengan rekan
bisnis dan bahkan ada juga yang datang untuk menikmati suasana kesendirian.
Oleh sebab itu menikmati jamuan di cafe dan restoran siap saji menjadi kebiasaan
Dalam bisnis cafe dan restoran, untuk dapat membuat restoran lebih terlihat
menarik maka pada produk atau jenis makanan yang ditawarkan harus
1
2
Mempunyai kelebihan serta perbedaan harga, varian menu, serta suasana restoran.
Inovasi suasana tempat, persepsi harga dan variasi menu yang terjangkau
yang menjadi pilihan konsumen adalah suasana tempat. Suasana tempat yang
memutuskan untuk datang dan menikmati pelayanan yang disediakan oleh sebuah
sebuah cafe yang berdiri pada Juni 2014 dikota Bandung, yang telah berkembang
pesat hingga telah membuka 112 cabang di 16 kota besar yaitu Bandung, Jakarta,
yang bertemakan anak muda yang menjual atau menyajikan menu-menu yang
disajikan oleh warung kopi (warkop) seperti, indomie, roti bakar, susu segar,
dan kopi sebagai produk utama. “Nongkrong dan sosialisasi sekarang sudah
menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang, tak terkecuali remaja (usia
sekolah), mahasiswa, eksekutif muda, bahkan sampai orang tua tidak ketinggalan
mereka,” kata salah satu pemilik Warunk Upnormal. Fenomena itulah yang
3
menciptakan sebuah kebutuhan akan tempat yang nyaman dengan makanan yang
Kota Medan adalah salah satu kota yang terkenal dengan banyaknya bisnis
menariknya, dalam industri makanan dan minuman atau kuliner ini tidak hanya
didominasi oleh perusahaan skala kecil dan menengah saja, melainkan beberapa
perusahaan besar turut aktif dalam persaingan. Persaingan yang terjadi di masa
kini sesungguhnya bukan terletak pada produk yang ditawarkan, melainkan pada
konsumen, karena konsumen merupakan target utama dalam menjual produk dan
memahami beberapa variabel seperti persepsi harga, suasana tempat, gaya hidup,
Adapun tersebut mencakup kreasi dari mie instan yang mengedepankan selera
anak muda dan tren makanan yang sedang berkembang pada saat ini (contohnya
tren masakan pedas dengan level bertingkat). Adapun inovasi dan kreativitas
dan lain-lain pada pelayanannya. Ditambah juga oleh adanya WiFi sehingga anak
muda yang perlu jaringan internet akan datang, dan singgah dalam waktu yang
rata-rata baik dari sisi penyajian, harga maupun suasana tempat. Slogannya yaitu
varian topping menjadi menu andalan Warunk Upnormal. Hal ini cukup berhasil
Tabel 1.1
Data Pengunjung Konsumen PT Panca rasa nusantara (Warunk Upnormal
Medan) 2020
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dari awal tahun 2020 sampai
memasuki bulan mei 2020 ada kenaikan jumlah konsumen pada Warunk
Upnormal, sedangkan memasuki bulan juni 2020 jumlah konsumen mulai ada
penurunan.
5
yang sebenarnya dengan yang diharapkan, pada fenomena gap ini terjadi
Fenomena gap yang terjadi pada PT Panca Rasa Nusantara (Warunk Upnormal)
Kepuasan yang diharapkan konsumen wifi yang kencang dan memadai sarana
fasilitas, namun keadaan yang terjadi Wifi yang berada di Warunk Upnormal
terkadang tidak aktif dan sangat lambat sehingga membuat customer merasa tidak
puas.
Terlihat pada gambar 1.1 diatas mengenai ulasan konsumen dari media
sosial instagram waruk upnormal yang bertulis di kolom komentar bahwah wifi di
6
dengan foto yang ada di buku menu, namun keadaan yang terjadi foto makanan
dan minuman tidak terlihat sama persis dengan yang ada di gambar pada buku
menu.
mengatakan pesanan tidak sesuai ekspetasi yang dia harapkan, hal tersebut
menjadi ketimpangan antara sesuatu yang diharapkan yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
7
dengan harga, namun keadaan yang terjadi kualitas rasa yang tidak sebanding
dengan harga.
mengatakan rasa tidak sebanding dengan harga, hal ini terjadi karna kelalaian
Dari fenomena gap di atas dilihat bahwa ada beberapa harapan kepuasan
konsumen yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi pihak Warunk Upnormal
antara kinerja (hasil) produk yang diperkirakan terhadap kinerja (atau hasil) yang
diharapkan.
ditentukan berdasarkan lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh sebuah
perusahaan, yaitu :
1. Kualitas Produk
2. Kualitas Layanan
3. Emosional
4. Harga
5. Biaya
setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk
beda baik itu kotor, menarik, megah, dan suram. Suatu toko harus membentuk
suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik
disimpulkan bahwa suasana tempat adalah suatu karakteristik fisik yang penting
bagi setiap bisnis, hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman untuk
pembelian.
konsumen dan bentuk emosional yang terasosiasi mengenai apakah harga yang
ditawarkan oleh penjual dan harga yang dibandingkan dengan pihak lain masuk
Jika restoran menyediakan menu yang beranekaragam atau bervariasi, akan lebih
Tabel 1.2
Nawari dan Siska dwi Setyawati (2019), Maria Kristina (2017), dan Dora Rinova
Tabel 1.3
Made Adi Juniantara (2018) dan Dora Rinova (2018) Menjelaskan bahwa persepsi
dengan hasil penelitian dari Grace Marleen Wariki dan Hendra Tawas (2015).
konsumen.
Tabel 1.4
Moh Muswaqim dan Dheasey Amboningtyas (2016) dan Esa Yanri Mekar Lorena
12
dan Sri Martini (2019), menjelaskan bahwa variasi menu berpengaruh signifikan
dari Andi Angriani (2018) yang menunjukan bahwa variasi menu tidak signifikan
Ada beberapa masalah dalam suasana tempat, persepsi harga dan variasi
Upnormal. Adapun jumlah dan deskripsi yang diajukan konsumen dapat dilihat
Tabel 1.5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa suasana tempat yang diberikan oleh
para konsumen. Dapat dilihat dari hasil Pra Survey menunjukan hasil lebih
banyak yang memilih Tidak Setuju sebanyak 16% dibandingkan dengan memilih
Sangat Setuju, Setuju, Netral, dan Sangat Tidak Setuju. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya keluhan dari konsumen mengenai Suasana tempat yang berada pada
menunjukan kearah negatif, hal ini dapat dilihat bahwa konsumen menunjukan
Nusantara(Warunk Upnormal).
Selain suasana tempat, harga juga salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen dimana produk yang bernilai lebih mahal dari
yang berkualitas lebih tinggi. Sebaliknya, ada beberapa produk memiliki kualitas
yang sama (dengan barang yang harganya lebih mahal) tetapi harganya murah.
jumlah dan deskripsi keluhan yang diajukan pelanggan dapat dilihat pada data
berikut ini:
Tabel 1.6
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persepsi harga yang diberikan oleh
survey menunjukan hasil mencapai 15% memilih Tidak Setuju lebih banyak
dibandingkan memilih Sangat Setuju, Setuju, Netral dan Sangat Tidak Setuju. Hal
ini dapat dilihat dari masih adanya keluhan konsumen mengenai Persepsi harga
minuman yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada beberapa masalah dalam variasi
komplain kepada perusahaan adapun jumlah dan deskripsi keluhan yang diajukan
Tabel 1.7
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variasi menu yang diberikan oleh
survey menunjukan hasil mencapai 17% memilih Tidak Setuju lebih banyak
dibandingkan memilih Sangat Setuju, Setuju, Netral dan Sangat Tidak Setuju. Hal
ini dapat dilihat dari masih adanya keluhan konsumen mengenai variasi menu dari
Dari fenomena gap dan research gap di atas, maka dapat ditarik
penelitian yang berbeda dengan variabel yang sama. Hal ini diperkuat dengan
adanya research gap dalam penelitian terdahulu. Dengan melihat latar belakang
16
Nusantara(Warunk Upnormal)
Nusantara(Warunk Upnormal)
masalahsebagai berikut:
membuat batasan masalah dalam penelitian ini tentang kepuasan konsumen dalam
ini akan difokuskan pada suasana tempat, persepsi harga dan variasi menu.
1. Manfaat Teoritis
c. Bagi publik atau pihak lain, penelitian ini juga diharapkan bisa
2. Manfaat Praktis
Rasa Nusantara.
LANDASAN TEORI
2.1.1Kepuasan Konsumen
keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan
konsumen adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan yang timbul karena
mereka.
dan Wirtz (2011:74), kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan
keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat
konsumen.
Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan
yang dia terima dan harapannya, seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai
yang diberikannya oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinan menjadi
19
20
ditentukan berdasarkan lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh sebuah
perusahaan yaitu :
1. Kualitas Produk
2. Kualitas Layanan
3. Emosional
4. Harga
5. Biaya
kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan
perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk
b. Ghost shopping
atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahamimengapa hal itu terjadi.
Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate
22
memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga
para pelanggannya.
sebagai berikut :
Menurut Tommy Setiawan Ruslim dan Mukti Rahardjo (2020), yang dikutip
dalam (Lovelock at el. 2004), dimensi kepuasan konsumen dapat dibagi menjadi
penyesuaian (customize) kepada konsumen untuk suatu produk atau jasa yang
diinginkan konsumen.
atau jasa.
kecewa dan merasa puas terhadap produk atau jasa yang sesuai dengan janji
satu bagian dari bauran ritel yang akan memberikan nilai lebih bagi konsumen.
24
Pada penelitian Nawari dan Siska dwi setyawati, 2019 dikutip dalam
Kotler dan keller (2009:146), mengenai suasana toko yaitu “Suasana toko
karakteristik fisik restoran yang digunakan untuk membangun kesan dan menarik
pelanggan. Suasana toko merupakan suasana terencana yang sesuai dengan pasar
yang berbeda di setiap cafe yang mereka datangi. Suasana cafe yang tercipta
penerangan dan segala sesuatu yang akhirnya membentuk perasaan nyaman atau
kecewa yang dapat dirasakan konsumen. (Dora Rinova dan Fenny Meilani, 2018)
be divided into these key elements: exterior, general interior, store layout, and
bagian dalam toko (interior), tata letak ruangan (store layout) akan dijelaskan
dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik,
sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering
menilai toko dari penampilan exterior ini terdiri dari sub elemen-sub
elemen sebagaiberikut:
b. Marquee (Simbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau
penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari
nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi
c. Entrance (PintuMasuk)
26
d. Display Window
e. Parking (TempatParkir)
Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat
parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan
Yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah pembeli berada
di toko adalah display. Desain interior dari suatu toko harus dirancang
a. Flooring(Lantai)
Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting,
yang merekalihat.
toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling
terang yang berada dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini
makanan.
d. Fixture(Penempatan)
dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena
penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang
berbeda pula
f. Temperature (SuhuUdara)
28
Pengelola cafe harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan
g. Service Level
h. Price(Harga)
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar
i. Cash Refister(Kasir)
j. Technology Modernization(Teknologi)
k. Cleanliness(Kebersihan)
makan di tempattersebut.
fasilitas toko. Pengelola cafe juga harus memanfaatkan ruangan café yang
sebagai berikut :
1. Bagian luar
2. Bagian dalam
3. Tata letak
4. Tanda-tanda informasi
dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari
menggunakan produk atau jasa tersebut,di masa lalu harga telah menjadi hal
tidak seperti sifat-sifat produk dan komitmen jalur distribusi, harga dapat berubah
dengan cepat. Pada saat yang sama, penetapan harga dan persaingan harga adalah
31
masalah yang utama yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran (Ratlan Pardede,
2016)
membuat perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan harga atau rentang
hargayang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut. Harga
diterima konsumen atau tidak. Pada penelitian Ratlan Pardede (2016), dikutip
1) Perhatian Selektif
kebutuhan saat ini, stimulasi yang kalau diantisipasi serta stimulasi yang besar
2) Distorsi Selektif
32
pengertian pribadi.
3) Ingatan Selektif
fleksibel, dapat diubah dengan cepat sejalan dengan perubahan pada pasar
termasuk masalah dalam persaingan harga. Secara umum penetapan suatu harga
bertujuan untuk mencari laba agar sebuah perusahaan dapat berjalan dengan
kondisi yang persaingan semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan memerlukan
b. Laba maksimum saat ini banyak perusahaan berusaha menetapkan sebuah harga
pangsa pasar mereka. Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi sebuah volume
penjualan, biaya unit akan rendah dana laba jangka panjang akan semakin tinggi.
Menurut Kotler dan Armstrong (2016), ada empat indikator yang terkait dengan
1. Keterjangkauan harga.
biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan biaya
pelanggan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah dengan kualitas
sebagainya.
Menu berarti daftar makanan, yang dihibungkan dengan kartu, kertas atau
media lain, dimana daftar makanan itu tertulis, Menu berarti makanan yang
tersedia untuk pelanggan (customer)yang dapat mereka pilih dan nikmati (Stenly,
2016).
yang menyangkut kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga
ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Pada penelitian Huznul Karya
untuk dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi oleh konsumen yang dihasilkan oleh
suatu produsen.
yang tepat untuk suatu produk, melainkan menemukan produk yang tepat untuk
pelanggan, pada penelitian Bob Sabran (2016), dikutip oleh Kotler& Keller
masing memiliki perbedaan dalam hal selera dan kesukaan bentuk atau rasa.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
berikut :
H1
Suasana Tempat
Variasi Menu
H3
H4
sebab jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang didapat melalui pengumpulan data atau
kuesioner.
H4 : Diduga Suasana tempat, persepsi harga, dan variasi menu secara simultan
Nusantara
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti setiap hubungan antar
variabel. Dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data yang terdiri dari angka-
angka jawaban responden atau data yang dapat dihitung dan akan dimasukkan
Menurut Sugiyono, (2016). Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat
diukur secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan
dengan bilangan atau berbentuk angka. Dalam penelitian ini, hal yang dibutuhkan
a. Data Primer
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui
sebuah kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau
adalah kuesioner.
39
40
b. Data Sekunder
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder
diperlukan data primer. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak
1. Lokasi
Warunk Upnormal, yang beralamat Jl. Gagak Hitam Komplek OCBC No 41-43
Medan Selayang.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021 dan direncanakan selesai
pada bulan Agustus 2021, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Bimbingan dan
perbaikan
proposal
4 Seminar dan
perbaikan
proposal
5 Pengolahan dan
analisis data
6 Penyusunan dan
bimbingan skripsi
7 Sidang meja
Hijau
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi memiliki jumlah yang besar
ini teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
ini, penulis menggunakan rumus Wibisono yang menjelaskan bahwa rumus ini
n = Zα/2σ ²
𝑒
n = (1,96).(0,25 ²= 96,4
0,05
Keterangan :
n : Jumlah sampel
Z : nilai tabel Z (nilai yang didapat dari tabel normal atas tingkat
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan
melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
Tabel 3.2
Aspek Pengukuran Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Skala
3.Ukuran porsi
makanan dan
minuman.
1. Kuesioner (Angket)
responden. Skala yang dipakai adalah skala likert, yaitu skala yang sering dipakai
Tabel 3.3
Skala pengukuran likert
No Alternatif Jawaban Bobot
1 Sangat Puas 5
2 Puas 4
3 Cukup Puas 3
4 Tidak Puas 2
5 Sangat Tidak Puas 1
Sumber : Sugiyono, (2016:94).
1. Uji Validitas
validitas dalam penelitian di artikan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur
peneliti tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validtidaknya suatu alat ukur
tergantung pada kemampuan atau tidak alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki. Jika butir-butir sudah valid berarti butir tersebut
r hasil > r tabel maka item variabel disimpulkan valid, dan apabila r hitung atau r
2. Uji Reliabilitas
Menurut Umar (dalam Febby Gita Cahyani et al, 2016:8) menyatakan bahwa
dengan menggunakan cara one shot method atau pengukuran sekali saja. Untuk
variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,60.
fakta yang terjadi pada variabel yang diteliti dengan program SPSS.
linear berganda harus mempunyai beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi
untuk menghasilkan estimator linier yang tidak bias, karena uji-uji tersebut
merupakan persyaratan dari analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam
sebagai berikut:
48
1. Uji Normalitas
plot) untuk menguji kenormalitasan jika penyebaran data (titik) disekitar sumbu
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable
multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 1 atau sama dengan nilai VIF < 10.
49
3. Uji Heterokedastisitas
dalam sebuah regresi terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedestisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada
menyempit) maka telah terjadi heteroskedestisitas. Jika ada pola yang jelas, serta
heteroskedestisitas.
statistik.
Keterangan :
Y : Kepuasan Konsumen
50
hipotesis berguna untuk mengetahui apakah secara parsial atau simultan memiliki
hubungan antara X1,X2,X3 berpengaruh terhadap Y ada dua jenis koefesien yang
dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
5%.
51
Jika hasil uji t > 0,05 maka ditolak, berarti tidak ada pengaruh secara
parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu tidak mempunyai
Jika nilai hasil uji t < 0,05 maka ditolak, berarti ada pengaruh secara
parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu mempunyai pengaruh
yang signifikan.
variabel dependen.
dependen.
Jika t-hitung > t-tabel (sig<0,05) maka Ho diterima, jika t-hitung< t-tabel
R2
k
Fn=
(1-R2)/n– k – 1)
Sumber : Sugiyono
Keterangan :
Fn : Nilai uji F
2. Jika nilai Rsquare dibawah 0,5 maka dapat dikatakan kurang baik.
Kd = r2x 100%
Keterangan :
b. Jika R2= 0 atau mendekati 0, maka menunjukan korelasi yang lemah atau
tidak ada korelasi sama sekali antara variabel-variabel yang diteliti atau diuji.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Felendika Friska. (2019). Pengaruh Variasi menu dan cita rasa, kebersihan
Cahyani, Febby Gita, dan Sonang Sitohang. 2016. “Pengaruh Kualitas Produk,
Fatmawati, Nurul dan Euis Soliha (2017). Kualitas Produk, Citra merek dan
1-20.
Kotler dan Keller, 2016. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
Borobudur Semarang.
Nawari dan Siska dwi setyawati. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, suasana
Pardede, Ratlan (2016). Pengaruh Persepsi Harga dan Kualitas Produk Terhadap
Rinova, Dora. (2018). Pengaruh Persepsi, kualitas pelayanan, harga, dan suasana
: 2087-0957 , 1-69.