Anda di halaman 1dari 7

JHE 1 (1) (2016)

Journal of Health Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/

KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN


PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Hevi Mavidayanti , Mardiana

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Latar Belakang: BBPOM Semarang pada tahun 2014 dilakukan pengujian sampling PJAS di 109
Diterima Maret 2016 SD di Jawa Tengah, PJAS yang tidak memenuhi syarat sebanyak 15%. Penelitian ini bertujuan
Disetujui April 2016 untuk mengetahui kebijakan sekolah dalam pemilihan makanan jajanan pada anak sekolah dasar
Publikasi April 2016 di SDI Al Madina dan SDK Sang Timur.
________________ Metode: Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik snowball sampling. Informan penelitian
Keywords: yaitu kepala sekolah, kepala koperasi, guru kelas, wali murid SDI Al Madina, sanitarian
Elementary school children, puskesmas, petugas UKS, pengelola kantin, dan penjaja makanan jajanan. Teknik pengambilan
school policy, snacks data menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi.
selection Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat penjaja makanan di depan SDI Al
____________________ Madina dibandingkan dengan SDK Sang Timur yang masih banyak ditemukan penjaja makanan
di depan sekolah.
Simpulan: Penerapan kebijakan pemilihan makanan jajanan di SDI Al Madina lebih konsisten
dibandingkan SDK Sang Timur.

Abstract
___________________________________________________________________
Background: Based on the annual report of Semarang NADFC in 2014, 15% of student snacks did not meet
requirements as a healthy snacks. The purpose of this research was to determine school policy of snacks selection
among elementary school children in SDI Al Madina and SDK Sang Timur Semarang.
Methods: This research was descriptive qualitative with snowball sampling technique. The informants were
headmaster, head of cooperative, classroom teacher, student parents, local public health service sanitarian,
UKS officer, canteen manager, and food vendor. The technique of data collection used were interview,
observation, and documentation.
Results: It showed that there were no food vendors in front of SDI Al Madina compared with SDK Sang
Timur that still many food vendors in front of the school.
Conclusion: The implementation of snacks selection policy in SDI Al Madina was more consistent than SDK
Sang Timur.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2527-4252
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: hevimavidayanti@ymail.com

71
Hevi Mavidayanti / Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2016)

PENDAHULUAN menjadikan gerakan jajanan anak sekolah yang


aman, bergizi dan bermutu sebagai gerakan
Makanan jajanan menurut FAO (Food bersama seluruh komponen bangsa.
and Agriculture Organization) didefisinikan Laporan dari kinerja BPOM pada tahun
sebagai makanan dan minuman yang 2013, BPOM sudah mampu menurunkan
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima jumlah persentase PJAS yang tidak memenuhi
di jalanan dan di tempat-tempat keramaian syarat dengan hasil uji PJAS dari tahun 2010
umum lain yang langsung dimakan atau sampai 2013 mengalami peningkatan yaitu
dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan 55,52% menjadi 80,79% yang memenuhi syarat.
lebih lanjut (Judarwanto, 2008). Makanan Pada tahun 2014 terjadi penurunan PJAS yang
jajanan di sekolah ternyata sangat berisiko memenuhi syarat dibandingkan tahun 2013,
terjadi cemaran biologis atau kimiawi yang yaitu 76,18% dari 90% yang ditargetkan
banyak mengganggu kesehatan (Judarwanto, (BPOM, 2014). Data Kejadian Luar Biasa
2009). Di perkotaan maupun di pedesaan (KLB) keracunan pangan yang dihimpun oleh
makanan jajanan sudah menjadi bagian yang Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Keamanan Pangan- BPOM RI dari Balai
Anak-anak dari berbagai golongan apapun pada Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada
umumnya menyukai jajan. Budaya jajan tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa 17,26-
menjadi bagian dari keseharian hampir semua 25,15 % kasus terjadi di lingkungan sekolah
kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak dengan kelompok tertinggi siswa sekolah dasar
usia sekolah dan golongan remaja. Kandungan (SD). Berdasarkan laporan tahunan BBPOM
zat gizi pada makanan jajanan bervariasi, Semarang pada tahun 2014 dilakukan pengujian
tergantung dari jenisnya yaitu sebagaimana sampling PJAS di 109 SD di Jawa Tengah,
yang kita ketahui ada makanan utama, PJAS yang tidak memenuhi syarat sebanyak
makanan kecil (snack), maupun minuman. Besar 15% yaitu masih ditemukannya PJAS yang
kecilnya konsumsi makanan jajanan akan mengandung pemanis melebihi batas,
memberikan konstribusi (sumbangan) zat gizi berkapang, mengandung formalin, mengandung
bagi status gizi seseorang (Titi, 2004). boraks, bermikroba (BBPOM Semarang, 2014).
Kebiasaan jajan di sekolah sangat Anak-anak tertarik dengan jajanan
bermanfaat jika makanan yang dibeli itu sudah sekolah karena warnanya yang menarik,
memenuhi syarat-syarat kesehatan, sehingga rasanya yang menimbulkan selera dan harga
dapat melengkapi atau menambah kebutuhan yang terjangkau. Bahkan mereka tidak
gizi anak. Disamping itu juga untuk mencegah memperhitungkan lagi berapa uang saku yang
kekosongan lambung, karena setiap 3-4 jam digunakan untuk membeli makanan jajanan
sesudah makan, anak akan merasa lapar. yang kurang memenuhi standar gizi. Selain hal
Apabila anak merasa lapar, akan berpengaruh tersebut, kenyataan bahwa banyak makanan
terhadap konsentrasinya sehingga anak tidak jajanan yang disediakan atau dijual di kantin-
dapat memusatkan kembali pikirannya pada kantin sekolah maupun pedagang makanan
pelajaran yang diberikan oleh guru dikelasnya sekitar sekolah yang berjumlah lebih dari 5
(Yusuf, et al, 2008). pedagang setiap harinya dengan berbagai jenis
Menurut Boediono dalam Suara dagangan makanan jajanan, yang sering
Pembaharuan 2011, masalah jajanan anak dikonsumsi oleh anak-anak sekolah. Hal itu
sekolah tampaknya hanya masalah kecil, terjadi juga di Sekolah Dasar Katolik Sang
namun dampaknya besar terhadap Timur Kota Semarang yang sudah memiliki
kelangsungan generasi bangsa dimasa depan kebijakan yang dinilai bagus dalam pemilihan
karena resiko kesehatan yang ditimbulkan makanan jajanan.
akibat jajanan yang tidak aman dan tidak Sekolah Dasar Katolik Sang Timur Kota
bermutu sehingga sangat penting untuk Semarang dinilai memiliki kebijakan yang bagus

72
Hevi Mavidayanti / Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2016)

dalam pemilihan makanan jajanan oleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan


BBPOM Semarang. Hal ini dibuktikan dengan dengan kebijakan sekolah dalam pemilihan
diberikannya piagam bintang satu keamanan makanan jajanan. Informan dalam penelitian
pangan untuk kantin sekolah yang telah ini dipilih melalui teknik snowball sampling yaitu
menerapkan prinsip dasar keamanan pangan. sampel dipilih berdasarkan rekomendasi orang
Banyaknya berbagai masalah keamanan pangan ke orang yang sesuai dengan penelitian dan
jajanan disebabkan karena penjaja pada adekuat untuk diwawancarai.
umumnya belum memenuhi syarat sesuai Jumlah informan di Sekolah Dasar
Permenkes Nomor 236/Menkes/Per/IV/SK/ Katolik Sang Timur yaitu 3, terdiri dari 1 kepala
VII/2003 tentang persyaratan higiene dan sekolah/ suster, 1 pengelola kantin, 1 petugas
sanitasi makanan jajanan. Hal ini menyebabkan unit kesehatan sekolah. Sedangkan di Sekolah
perlunya pengawasan dari pihak sekolah dalam Dasar Islam Almadina yaitu 3, terdiri dari 1
membuat peraturan mengenai makanan jajanan kepala sekolah, 1 kepala koperasi, dan 1 guru.
sehat dan menggiatkan kembali peran usaha Jumlah informan dapat bertambah apabila
kesehatan sekolah (UKS). Peraturan makanan informasi yang didapatkan belum cukup.
jajanan di sekolah pada umumnya diatur dalam Triangulasi di Sekolah Dasar Katolik Sang
kebijakan yang dibuat oleh pihak sekolah. Timur dalam hal ini adalah wali murid, pihak
Kepala sekolah adalah pejabat berwenang tinggi puskesmas dan penjaja makanan di depan
dalam penentuan kebijakan di setiap sekolah. sekolah. Jumlah triangulasinya yaitu 1
Keamanan pangan di sekolah termasuk walimurid, 1 sanitarian puskesmas Tlogosari
keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS), Wetan, dan 2 penjaja PJAS. Sedangkan di
juga menjadi lingkup yang seharusnya menjadi Sekolah Dasar Islam Almadina triangulasinya
tanggung jawab pihak sekolah dengan kepala yaitu wali murid, pihak puskesmas Pegandan.
sekolah sebagai pimpinan pengawasan PJAS di Jumlah triangulasinya yaitu 1 wali murid dan 1
lingkungan sekolah (Andarwulan et al, 2009). sanitarian puskesmas Pegandan, dengan
Data sekolah dasar di Kota Semarang wawancara mengenai pelaksanaan kebijakan
oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan sekolah dalam pemilihan makanan jajanan.
(BBPOM) Semarang ada tiga Sekolah Dasar Instrumen dalam penelitian ini adalah
yang dinilai bagus dalam menerapkan kebijakan peneliti sendiri yang dibantu dengan
tentang pemilihan makanan jajanan, yaitu SD menggunakan pedoman wawancara mendalam
Al Azhar 14, SD 02 Lamper Kidul dan SD (indept interview) yang dilengkapi dengan daftar
Katolik Sang Timur. Dari ketiga sekolah pertanyaan yang berhubungan dengan fokus
tersebut, SD Katolik Sang Timur adalah sekolah penelitian, serta alat rekam suara (recorder)
yang dinilai sudah bagus dalam menerapkan untuk membantu penulisan hasil penelitian.
kebijakan tentang pemilihan makanan jajanan Teknik pengambilan data dilakukan melalui
terhadap siswanya, tetapi masih ditemukan metode wawancara. Prosedur penelitian terdiri
banyak penjaja makanan di luar lingkungan dari tahap prapenelitian, pelaksanaan penelitian
sekolah. serta tahap pasca penelitian.Pada tahap
prapenelitian, dilakukan menyusun rancangan
METODE awal penelitian, melakukan survei pendahuluan,
mengurus perizinan, mengamati lapangan,
Jenis penelitian ini adalah deskriptif menyiapkan perlengkapan penelitian, persoalan
kualitatif. Penelitian dilaksanakan SDI Al etika penelitian. Pada tahap pelaksanaan
Madina dan SDK Sang Timur Kota Semarang. penelitian, memahami latar penelitian dan
Sumber data diperoleh dari data primer dan persiapan diri, mewawancarai informan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini mengenai pelaksanaan kebijakan sekolah dalam
didapat dari hasil wawancara, observasi serta pemilihan makanan jajanan.
dokumentasi, sedangkan data sekunder didapat

73
Hevi Mavidayanti / Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2016)

Teknik analisis data dalam penelitian ini di dalam sekolah juga disediakan kantin yang
terdiri reduksi data yaitu catatan lapangan yang menyediakan jajan alami buatan wali murid
didapat selama di lapangan dirangkum yang dititipkan di kantin sekolah. Sekolah juga
kemudian diikhtisarkan dan diseleksi. menyediakan katering yang dikelola oleh wali
Kemudian displai data, melihat gambaran murid atas pengawasan sekolah. Penerapan
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari kebijakan ini dinilai penting karena kesehatan
hasil penelitian.Tahap yang terakhir adalah nomor satu, sehingga jika memperhatikan
pengambilan keputusan, melukiskan dan kesehatan anak akan berkembang dengan baik
menuturkan apa yang dihasilkan, sehingga dan bisa mencapai cita-citanya. Dalam
dapat mengerti masalah yang diteliti. pemberlakuannya diperlukan peran kerjasama
kepala sekolah, guru dan semua warga sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Kareen & Kathleen (2009),
mengkaji tentang masa kecil dan remaja
SD Katolik Sang Timur Semarang merupakan masa penting pembangunan
merupakan sekolah dasar yayasan karya Sang intervensi promosi kesehatan , karena banyak
Timur yang berada di Kota Semarang yang kebiasaan makan , gaya hidup dan perilaku pola
beralamatkan di Jl. Wanara Timur Raya 1 dibentuk yang menetap sepanjang masa dewasa.
Kelurahan Pedurungan Tengah Kecamatan Dari orang dewasa awal anak memperoleh
Pedurungan. SD Islam Al Madina Kota pengaruh penerimaan makanan tertentu dan
Semarang merupakan sekolah dasar yayasan pengembangan perilaku makan yang sehat , dan
pendidikan islam yang berada di Kota sebagai anak-anak sangat dipengaruhi oleh
Semarang yang beralamatkan di Jl. Menoreh kelompok teman sebaya, lingkungan sekolah
Utara IX No. 57 Kecamatan Gajahmungkur, dan media pemasaran pada preferensi makanan
Kota Semarang. dan kebiasaan makan menjadi semakin penting.
Bentuk kebijakan mengenai pemilihan Kebijakan sekolah dalam pemilihan
makanan jajanan yang diterapkan di SDI Al makanan jajanan yang diterapkan di SDI Al
Madina adalah konsep awalnya yaitu siswa Madina dan SDK Sang Timur merupakan
dibiasakan tidak diperbolehkan membawa kebijakan yang tidak diwujudkan dalam bentuk
uang, sehingga pada saat istirahat, siswa tidak perundang-undangan ataupun peraturan tertulis.
jajan dan memakan bekal makanan yang Kebijakan tersebut diterapkan berdasarkan
dibawakan orangtuanya dari rumah. Kemudian warisan dari pejabat-pejabat sekolah terdahulu
seiring waktu berjalan, ada usulan dari wali yang seiring perkembangan jaman mengalami
murid untuk diadakan kantin yang perubahan-perubahan atau modifikasi sehingga
menyediakan makanan jajanan yang sehat, sampai sekarang menjadi kebiasaan.
karena anak terkadang juga bosan dengan Implementasi kebijakan sekolah dalam
masakan orangtuanya. Dan juga ada usulan pemilihan makanan jajanan pada anak SDI Al
untuk disediakan katering yang dalam Madina dan SDK Sang Timur merupakan
koordinasi sekolah. Tetapi sementara ini, untuk proses yang dinamis dimana semua pelaksana
pengadaan kantin dan katering yang dalam kebijakan melakukan kegiatan yang disepakati
koordinasi sekolah belum bisa direalisasikan. karena dinilai penting dan efektif untuk
Untuk mendukung keberhasilan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan
pemberlakuan kebijakan diperlukan kerjasama atau sasaran. Apabila semua melakukan
antar warga sekolah, termasuk guru, wali kegiatan yang disepakati sehingga terbentuk
murid, siswa. Sedangkan di SDK Sang Timur anak-anak peserta didik yang sehat dan
dapat diketahui bentuk kebijakan yang berkembang dengan baik.
diterapkan yaitu anak-anak tidak diperbolehkan Keberhasilan suatu implementasi
jajan di luar sekolah, anak-anak dibiasakan kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses
membawa bekal makanan dari rumah. Namun dan pencapaian tujuan hasil akhir (output),

74
Hevi Mavidayanti / Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2016)

yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang pentingnya sarapan pagi. Hasil wawancara
ingin diraih. SDI Al Madina apabila dilihat dari dengan wali murid sebagai informan triangulasi
proses dalam mencapai tujuan kebijakan, lebih juga sudah sesuai, yaitu siswa selalu sarapan
konsisten dibandingkan SDK Sang Timur. Di pagi sebelum berangkat ke sekolah. Sehingga
SDI Al Madina tidak terdapat penjaja makanan tubuh memeperoleh gizi yang cukup dan
jajanan di depan sekolah dan tetap konsisten konsentrasi belajarnya di kelas tidak buyar
dalam melaksanakan kebiasaan membawa bekal karena alasan tidak sarapan pagi sebelum
makanan dari rumah yang merupakan bagian berangkat ke sekolah. SDI Al Madina belum
dari isi kebijakan warisan pejabat sekolah terdapat kantin. Pembangunan kantin masih
terdahulu. Di SDK Sang Timur juga konsisten dalam rencana. Sedangkan di SDK Sang Timur
dalam melaksanakan kebiasaan membawa bekal sudah terdapat 1 kantin yang menyediakan
makanan dari rumah, tetapi di depan sekolah makanan jajanan pasar buatan wali murid yang
masih banyak ditemukan penjaja makanan. dititipkan dengan seijin kepala sekolah yang
Sedangkan terkait dengan penghargaan atas sehat dan bergizi. Di dalam kantin juga terdapat
penerapan kebijakan, SDK Sang Timur sudah poster-poster yang berisi pesan-pesan kesehatan
banyak mendapat penghargaan dan mengikuti mengenai perilaku makan jajanan di sekolah.
lomba-lomba sekolah sehat sampai tingkat Peraturan pemilihan makanan jajanan
nasional. dibuat oleh pendiri yayasan sejak dahulu dan
SDI Al Madina meskipun lebih konsisten tidak tertuang dalam tulisan, kemudian
tetapi belum pernah mendapatkan penghargaan peraturan tersebut diadopsi dan dilanjutkan
atas penerapan kebijakan dan belum pernah sampai sekarang. Pengawasan PJAS di
mengikuti perlombaan. Berdasarkan penelitian lingkungan sekolah SDI Al Madina dipegang
untuk mengetahui dampak pendidikan gizi oleh kepala koperasi dan kepala sekolah. Sama
terhadap pemilihan makanan jajanan pada anak halnya yang terdapat di SDK Sang Timur,
usia 6 sampai 7 tahun dilakukan studi kuasi peraturan pemilihan makanan jajanan juga
eksperimen dengan membandingkan 2 sekolah, dibuat oleh pendiri yayasan sejak berdirinya
dengan satu sekolah mendapat intervensi berupa sekolah dan tertuang dalam bentuk lisan saja,
Nutriactive Pengalaman Sehat yang terdiri dari tidak ada dalam bentuk tertulis. Pengawasan
pelajaran gizi, makanan jajanan yang sehat, dan PJAS di lingkungan SDK Sang Timur dipegang
pendidikan kepada orangtua siswa dan satu oleh kepala sekolah, guru dan dokter kecil.
sekolah lainnya tidak menerima intervensi. Peran pemerintah untuk mengawasi
Penelitian menunjukkan hasil bahwa siswa di penjualan makanan jajanan belum maksimal,
sekolah yang diberikan intervensi pendidikan yaitu belum memberikan penyuluhan kepada
gizi, pemilihan makanan jajanan terhadap PJAS secara berkala dan rutin, belum juga
makanan jajanan sehat lebih bagus dilakukan pelatihan penjaja membuat pangan
dibandingkan sekolah yang tidak diberikan jajanan yang aman, larangan kepada penjaja
intervensi (Matvienko, 2007). untuk tidak menjual pangan jajanan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang mengandung bahan tambahan pangan yang
dilakukan, dapat diketahui bahwa SDI Al berbahaya juga belum secara ketat dilakukan.
Madina sudah menerapkan kepada siswanya Di SDI Al Madina berdasarkan wawancara
untuk membawa bekal makanan dari rumah. yang dilakukan dengan petugas puskesmas
SDK Sang Timur juga sudah menerapkan setempat, yang dalam hal ini adalah sanitarian
kepada siswanya untuk membawa bekal yaitu pengujian sampling dan inspeksi sanitasi
makanan dari rumah. Tetapi di SDK Sang dilakukan di sekolah-sekolah yang mempunyai
Timur telah disediakan katering atas kerjasama kantin dan terdapat penjaja makanan jajanan di
dengan wali murid. depan sekolah, tidak termasuk SDI Al Madina.
SDI Al Madina dan SDK Sang Timur Inspeksi dilakukan 2 sampai 3 bulan sekali.
telah menyampaikan informasi mengenai Hasil sampling dan inspeksi sanitasi dilaporkan

75
Hevi Mavidayanti / Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2016)

ke Dinas Kesehatan. Pembinaan sanitarian UKS dan kerjasama katering antara wali murid
dilakukan oleh BBPOM, kemudian sanitarian dan sekolah. UKS memberikan peran terhadap
yang terjun ke sekolah-sekolah menyampaikan implementasi kebijakan yaitu ketika lomba
tentang keamanan pangan jajanan ke anak- sekolah sehat, kantin sebagai bagian dalam
anak, petugas UKS, pengelola kantin, dan penilaian, UKS mengkoordinir dalam
penjual-penjual di depan sekolah. pengawasan dari pengolahan sampai penyajian
Sedangkan di SDK Sang Timur makanan yang ada di kantin. Dokter kecil yang
berdasarkan yang diungkapkan petugas telah dilatih juga berperan dalam proses
puskesmasnya yaitu sanitarian bahwa memang pengawasan. Sehingga apabila didukung dengan
seharusnya yang berperan besar terhadap fasilitas-fasilitas yang cukup berperan, hal ini
diberlakukannya kebijakan pemilihan makanan akan mendukung dalam pengimplementasian
jajanan anak sekolah adalah instansi-instansi kebijakan. Penelitian Hubbard et al (2014),
kesehatan dan pihak-pihak terkait hal tersebut. mengkaji tentang bekal makanan apa saja yang
Seperti Dinas Kesehatan, BPOM, LabKes, dibawa anak-anak sekolah dasar dari rumah ke
sanitarian, pengelola kantin, kepala sekolah. sekolah. Hasil dari penelitian yang
Tetapi pelatihan dan penyuluhan terhadap menggunakan analisis cross sectional ini yaitu
penjaja makanan depan sekolah belum anak-anak membawa bekal sandwich, makanan
dilakukan secara maksimal. Hal tersebut diatas ringan, susu, minuman kemasan manis.
terjadi karena memang program pengawasan Penelitian lanjutan diperlukan untuk
pangan di Indonesia belum dapat dilaksanakan memahami beberapa faktor penentu perilaku
secara optimum. Antara lain dikarenakan anak-anak membawa bekal makanan kemasan,
karena beberapa hambatan, yaitu belum termasuk kendala yang dihadapi keluarga dalam
mantapnya kelembagaan dan koordinasi menyiapkan bekal makanan. Diperlukan
pengawasan pangan, peraturan dan pedoman kerjasama antara kebijakan kesehatan sekolah
yang masih belum lengkap, jumlah dan kualitas dengan orangtua untuk meningkatkan kualitas
SDM yang terbatas. Keterbatasan dalam jumlah makanan yang dibawa dari rumah.
tenaga pengawas pangan dan dana pengawasan
mengakibatkan rendahnya jumlah sarana SIMPULAN
produksi pangan yang mendapat pengawasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
SDI Al Madina semua wali murid mendukung kebijakan yang diterapkan di SDI Al Madina
kebijakan. Dukungannya diberikan dalam dan SDK Sang Timur bukan merupakan
bentuk membawakan bekal makanan dari kebijakan yang berbentuk perundang-undangan
rumah. Sehingga tidak terlalu sulit dalam ataupun peraturan tertulis, tetapi sudah menjadi
pelaksanaan pengimplementasian kebijakan. Di kebiasaan yang melekat pada warga sekolah
SDK Sang Timur juga semua wali murid yang merupakan warisan dari pejabat sekolah
mendukung kebijakan. Dukungannya terdahulu. Sarana prasarana fasilitas yang
ditunjukkan dengan wali murid menitipkan mendukung dalam implementasi kebijakan lebih
makanan jajanan pasar buatannya di kantin lengkap di SDK Sang Timur daripada SDI Al
sekolah.Kebijakan pemilihan makanan jajanan Madina. Penghargaan yang diperoleh SDK
yang diterapkan di SDI Al Madina dan SDK Sang Timur sudah banyak, sedangkan SDI Al
Sang Timur ini termasuk instrumen untuk Madina belum pernah mendapatkan
melakukan suatu tindakan dalam bidang penghargaan terkait dengan penerapan
pendidikan yang erat kaitannya dengan bidang kebijakan. Tetapi meskipun demikian, SDI Al
kesehatan yang dianggap akan membawa Madina termasuk sekolah yang konsisten
dampak positif bagi kehidupan warga sekolah. melaksanakan kebijakan yang telah diterapkan
Di SDK Sang Timur fasilitas yang yaitu siswanya membawa bekal makanan dari
mendukung kebijakan yaitu terdapat kantin, rumah dan tidak terdapat penjaja makanan

76
Hevi Mavidayanti / Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2016)

jajanan di depan sekolah, sedangkan SDK Sang ------------------, 2009, Faktor Resiko Gangguan
Timur meskipun siswanya membawa bekal Perkembangan Bicara Dan Bahasa Pada Anak.
makanan dari rumah dan terdapat katering, di diakses tanggal 12 Mei 2014,
(http://speechclinic.com/)
depan sekolah masih terdapat penjaja makanan
Andarwulan et al, 2009, Monitoring dan Verifikasi Profil
dan siswa membeli pada saat pulang sekolah.
Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
Saran yang diberikan yaitu pihak sekolah Nasional tahun 2008, Southeast Asian Food
diharapkan melakukan perbaikan fasilitas UKS and Agricultural Science and Technology
baik secara fisik bangunan maupun tenaga (SEAFAT Center-IPB), Bogor.
pengelola, karena mengingat pentingnya peran Hubbard, Kristie L et al, 2014, What’s in Children’s
UKS bagi kesehatan siswa, juga terkait dengan Backpacks: Foods Brought from Home,(Online),
peran terhadap penerapan kebijakan pemilihan Vol. 114, No. 9, hal 1424-1431, diakses 27
makanan jajanan. Pembinaan dari sekolah Mei 2015,
(http://www.sciencedirect.com/science).
terhadap penjaja makanan diharapkan dapat
Judarwanto, W, 2006, Antisipasi Perilaku Makan
dilaksanakan secara berkala dan terprogram.
Anak di Sekolah, diakses 13 Mei 2015,
(http:/www.pdpersi.co.id)
UCAPAN TERIMA KASIH Karen W. Cullen dan Kathleen B, 2009, The Impact of
the Texas Public School Nutrition Policy on
Peneliti mengucapkan terimakasih Student Food Selection and Sales in Texas, Am J
kepada SDI Al Madina, SDK Sang Timur, Public Health, Volume 99 No (4): hal.706–712.
Puskesmas Pegandan, Puskesmas Tlogosari atas Matvienko, O, 2007, Impact of a Nutrition Education
Curriculum on Snack Choice of Children Ages Six
dukungan dan kerjasamanya.Terimakasih juga
and Seven Years, (Online), VOL. 39, No. 5, hal
peneliti sampaikan kepada orangtua wali murid
281-285, diakses 26
dari dua sekolah tersebut dan penjaja makanan
Mei2015,(http://www.sciencedirect.com/scie
di depan SDK Sang Timur yang telah bersedia nce?_ob=ShoppingCartURL&_method=add&
berpartisipasi dalam penelitian dan pihak-pihak _eid=1s2.0S1499404607000929&_ts=1432623
lain yang telah membantu jalannya penelitian 788&md5=77db75478458b1d9882b6349a4d4
ini. 31fc).
Yusuf, L.dkk, 2008, Teknik Perencanaan Gizi Makanan
DAFTAR PUSTAKA : JILID 3 untuk SMK. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.

-----------------, 2008, Perilaku Makan Anak Sekolah,


diakses 12 Mei 2014, (http://ludruk.com)

77

Anda mungkin juga menyukai