Anda di halaman 1dari 10

Review Artikel

THE INFLUENCING FACTORS OF TAX MANAGEMENT IN GO PUBLIC


COMPANIES ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

Kelas FD – Kelompok 8

Diana Ardika Humaida 2019310053


Maya Indah Sari 2019310256
Alfin Sukowati 2019310809

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI
UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS SURABAYA
2021
BAGIAN 1
Review Riset Terdahulu

Judul Riset
THE INFLUENCING FACTORS OF TAX MANAGEMENT IN GO PUBLIC COMPANIES ON
THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

Teori yang Digunakan


Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bakti (Teori kewajiban pajak mutlak)
dimana teori ini menyatakan bahwa warga negara membayar pajak karean baktinya kepada negara.
Teori yang kedua yaitu signalling theory. Signalling Theory adalah isyarat yang dibuat perusahaan
untuk pihak luar. Menurut Scot (2010) dalam Lestari dan Saitri (2017), pada pengumuman laporan
keuangan atau laporan audit berisi informasi yang mampu dijadikan sebagai signal oleh pihak yang
melakukan investasi beserta pihak potensial lainnya untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Motivasi Riset
Terciptanya negara berkembang baik dari segi infrastruktur, teknologi, maupun ekonomi
tidak hanya karena kontribusi pemerintah, tetapi pembangunan ini dapat tercipta karena
penerimaan negara yang berasal dari kontribusi berbagai elemen di negara ini. Di Indonesia
terdapat tiga sumber penerimaan kas negara yaitu penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan
penerimaan hibah. Dilansir dari (Online-pajak.com, 2018), berdasarkan tiga sektor penerimaan kas
negara yang tercatat, pajak memiliki kontribusi terbesar terhadap penerimaan negara. Hal ini
diperkuat dengan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018, dimana
situs Direktorat Jenderal Perbendaharaan (djpb.kemenkeu.go.id, 2019) mengungkapkan jumlah
penerimaan pajak tahun 2018 mencapai Rp1.518,8 T atau 93,9% dari target APBN 2018.
Sebagai wajib pajak, ketika suatu badan atau perusahaan memperoleh penghasilan,
perusahaan telah diwajibkan untuk membayar sejumlah pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan
yang berlaku. Bagi perusahaan tentunya pajak merupakan beban yang harus dibayar oleh
perusahaan, sehingga tidak dapat dipungkiri perusahaan pasti akan berusaha untuk meminimalkan
besarnya pajak yang akan dibayarkan kepada pemerintah untuk mengoptimalkan keuntungan, dan
dalam Di sisi lain, pemerintah ingin memungut penerimaan pajak yang setinggi-tingginya untuk
membiayai pendapatan negara. Jadi, ada beberapa perbedaan kepentingan antara perusahaan dan
pemerintah.
Pada situasi ini, perusahaan dapat melakukan manajemen pajak sebagai upaya untuk
meminimalkan jumlah pajak yang dibayarkan. Pengelolaan pajak merupakan sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan
serendah-rendahnya untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan oleh manajemen atau
dengan kata lain pengelolaan pajak merupakan upaya untuk memenuhi fungsi-fungsi manajemen
yang berkaitan dengan pajak badan. . Ada beberapa fungsi dalam manajemen pajak, salah satunya
adalah perencanaan pajak. Ketika perusahaan melakukan perencanaan pajak, mereka juga
melakukan strategi perencanaan pajak, antara lain (Pohan, 2013): (1) penghindaran pajak, sebagai
strategi dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak
karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan , (2) penghindaran pajak, sebagai strategi
dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara melawan hukum dan tidak aman bagi wajib
pajak, serta bagaimana penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan, (3)
penghematan pajak adalah tindakan penghematan pajak yang dilakukan secara legal.
Salah satu fenomena penghindaran pajak yang dimuat dalam artikel (suara.com, 2017),
Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Yenny Sucipto
mengakui bahwa data penghindaran pajak sulit diakses oleh publik. Menurutnya, penghindaran
pajak merupakan masalah serius di Indonesia. Diperkirakan Rp110 Triliun setiap tahun yang
merupakan tingkat penghindaran pajak sekitar 80% dari angka ini didominasi oleh penghindaran
pajak perusahaan dan sisanya oleh wajib pajak orang pribadi.
Selain fenomena tersebut, ada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Damayanti & Gazali,
2019) dan (Sinaga & Sukartha, 2018) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap manajemen pajak. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Ann & Manurung, 2019) dan (Rodriguez & Arias, 2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak dan penelitian (Irianto, Sudibyo, & Wafirli, 2017)
yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak.
Selanjutnya penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Nurjanah, Diatmika, & Yasa,
2017) dan (Novianti, Praptiningsih, & Lastiningsih, 2016) menunjukkan bahwa intensitas modal
berpengaruh positif terhadap pengelolaan pajak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
(Zulaikha, 2013) dan ( Rodriguez & Arias, 2013) menunjukkan bahwa intensitas modal
berpengaruh negatif terhadap manajemen pajak dan penelitian (Liu & Cao, 2007) menunjukkan
bahwa intensitas modal tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak.
Penelitian lain sebelumnya yang memperkuat penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh (Noor, Fadhzillah, & Mastuki, 2010), (Rodriguez & Arias, 2014), dan (Putri SE,
2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen pajak,
bertolak belakang dengan penelitian (Kraft, 2014) dan (Putri & Gunawan, 2017) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengelolaan pajak dan penelitian
(Susilowati, Widyawati, & Nuraini, 2018) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh pada manajemen pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ariani & Hasymi, 2018), (Hariani & Waluyo, 2019), dan
(Wardani & Putri, 2018) menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pengelolaan
pajak, namun penelitian yang dilakukan oleh (Sadewo & Hartiyah, 2017) dan (Putri VR, 2018)
menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak. Oleh karena itu,
berdasarkan penjelasan mengenai fenomena dan penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Pajak Di
Bursa Efek Indonesia”

Tujuan Riset
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dari fakta dan data yang valid
mengenai pengaruh profitabilitas, intensitas modal, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap
pengelolaan pajak di bidang pertanian, pertambangan dan properti.

Rancangan Riset
Variabel Penelitian :
▪ Variable Dependent : Manajemen pajak
▪ Varible Independent :
1. Profitabilitas
2. Intensitas modal
3. Ukuran perusahaan
4. Leverage
Sampel Riset
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari laporan tahunan dan laporan
keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria:
1. Perusahaan pertanian, pertambangan dan properti yang terdaftar di BEI tahun 2018
2. Perusahaan pertanian, pertambangan dan properti yang telah delisting dari BEI
3. Laporan keuangan tidak lengkap
4. Perusahaan yang mengalami kerugian selama tahun 2018
5. Perusahaan yang mengalami defisit neraca
Dari kriteria tersebut diperoleh 87 sampel.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data menggunakan uji persyaratan analisis, uji asumsi klasik, uji regresi berganda,
dan uji hipotesis.
Uji persyaratan analisis
Adapun pengertian dan uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Uji Normalitas data adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk di analisis dengan
menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Melalui uji ini sebuah data hasil penelitian
dapat diketahui bentuk distribusi data tersebut, yaitu berdistribusi normal atau tidak normal
Uji Asumsi klasik
Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di dalam sebuah
model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah asumsi klasik.
Uji Regresi berganda
Uji Regresi berganda adalah model regresi atau prediksi yang melibatkan lebih dari satu
variabel bebas atau prediktor. Istilah regresi berganda dapat disebut juga dengan istilah multiple
regression. Kata multiple berarti jamak atau lebih dari satu variabel.
Uji hipotesis
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data,
baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol).

Hasil Riset
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap manajemen pajak, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Berdasarkan uji koefisien
regresi parsial yang dilakukan peneliti memberi hasil sebagai berikut :
• Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan pajak, dikarenakan
perusahaan di sector pertanian, pertambangan dan property mampu mengoptimalkan laba
perusahaan sehingga tidak lagi memerlukan pengelolaan pajak dalam upaya
meminimalkan beban pajak.
• Intensitas modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengelolaan pajak,
dikarenakan perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang tinggi cenderung menghindari
pajak, sehingga memiliki Effective Tax Rate yang rendah. Selain itu, hal ini dapat terjadi
karena adanya perbedaan perlakuan terkait aktiva tetap antara peraturan perpajakan dengan
perusahaan.
• Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan pajak. Hal ini
berarti, semakin besar rasio ukuran perusahaan tidak mempengaruhi pengelolaan pajak
suatu perusahaan, karena perusahaan dengan skala besar atau kecil tentunya akan menjadi
sorotan publik termasuk fiskus terkait dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga
perusahaan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pengelolaan pajak
• Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan pajak. Hal ini berarti, banyak
atau sedikit hutang perusahaan tidak memotivasi perusahaan untuk melakukan manajemen
pajak, sehingga hutang tidak menjadi prioritas bagi perusahaan ketika melakukan
manajemen pajak.

Keterbatasan Riset
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada variabel yang digunakan. Dimana pada penelitian ini
variabel independen yang digunakan ada 4 : Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan
intensitas modal. Oleh sebab itu, pada bagian rekomendasi peneliti menambahkan bahwa masih
ada beberapa fasilitas perpajakan yang dapat mempengaruhi manajemen perpajakan.

Peluang Riset yang akan datang


Peluang dari penelitian yang telah dilakukan adalah :
• Bagi perusahaan, bisa lebih mempertimbangkan untuk membuat berbagai celah yang
memungkinakan perusahaan untuk melakukan pengelolaan pajak tanpa harus melanggar
aturan perpajakan untuk mencapai perpajakan yang efektif dan efisien.
• Bagi pengambil kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi agar lebih tanggap terhadap masalah pemungutan pajak.
• Bagi peneliti selanjutnya, variabel-variabel independen yang bisa digunakan dalam
mempengaruhi manajemen perpajakan sangat bervariasi, seperti fasilitas perpajakan,
likuiditas, kompensasi manajemen, dan kepemilikan institusional
BAGIAN 2
IDE RISET

Judul Riset
“Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan
Manufaktur di Jawa Timur yang Terdaftar di BEI “

Teori yang Digunakan


Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
• Teori bakti (Teori kewajiban pajak mutlak) dimana teori ini menyatakan bahwa warga
negara membayar pajak karena baktinya kepada negara.
• Teori Agensi (Agency Theory) menjelaskan tentang konsep pemisahan fungsi antara
manajemen sebagai agent dan pemegang saham atau pemilik perusahaan sebagai principle.
• Teori Akuntansi Positif dengan hipotesis debt covenant menjelaskan semakin tingginya
hubungan perusahaan dengan pihak ketiga (kreditur) maka perusahaan akan lebih menjaga
laba periode berjalan karena semakin tingginya kepentingan perusahaan dengan kreditur
maka kreditur akan lebih mengawasi perusahaan dengan alasan kelangsungan pinjaman
modal eksternal. Sehingga perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi tidak akan
agresif dalam hal perpajakan karena diharapkan mampu menjaga stabilitas laba periode
berjalan, salah satunya dengan mengalokasikan laba periode mendatang ke laba periode
berjalan (Adisamartha dan Noviari, 2015).
Motivasi Riset
Pada dasarnya pajak merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu negara. Dimana pajak ini
menjadi penerimaan negara yang menempati presentase tertinggi dibandingkan sumber
pendapatan lainnya. Subjek pajak sendiri terdiri dari orang pribadi, badan, dan BUT. Suatu badan
atau perusahaan menjadi subjek pajak sejak perusahaan didirikan, dimana besarnya pajak yang
dibayarkan perusahaan dalam setahun dihitung dengan cara mengalikan penghasilan kena pajak
dengan tarif pajak yang berlaku. Perusahaan sebagai wajib pajak berusaha meminimalkan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh laba yang maksimal sehingga dapat memberikan
pertanggungjawaban kepada pemilik atau pemegang saham dan untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan mengupayakan sebuah tindakan yang bertujuan untuk
menurunkan beban pajak melalui perencanaan pajak dengan menggunakan cara yang tergolong
atau tidak tergolong pelanggaran pajak atau bisa disebut agresivitas pajak (Mangoting,2014).
Agresivitas pajak ini menjadi topik menarik untuk diteliti karena masih banyak perusahaan yang
menganggap pajak sebagai bean yang harus dikurangi, sedangkan target penerimaan pemerintah
dari sektor pajak harus bertambah setiap tahun. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
termotivasi untuk menguji apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan laverage berpengaruh
terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur yang terdaftar di BEI dan
juga mencari tahu alasan perusahaan melakukan agresivitas pajak.

Tujuan Riset
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kembali pengaruh variabel profitabilitas,
likuiditas, dan leverage terhadap pajak agresivitas.

Rancangan Riset
Variabel
Variabel Dependen : Agresivitas Pajak
Variabel Independen :
1. Profitabilitas
2. Likuiditas
3. Leverage
Sampel Riset
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Jawa
Timur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Teknik Analisis Data


Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoleniaritas, dan
heteroskedastisitas), uji kelayakan model (uji f, dan uji t), serta analiasis regresi linear berganda.
Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2014:21) metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.

Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik adalah pengujian terhadap model regresi untuk mengindari adanya
penyimpangan pada model regresi dan untuk mendapatkan model regresi yang lebih akurat.
Pangujian asumsi klasik terdiri dari empat pengujian, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskesdastisitas dan uji autokorelasi. Dalam mengolah data penulis dibantu dengan
Software SPSS.

Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel
dependen

Uji F

Uji F Menurut Kuncoro (2009), uji F digunakan untuk menguji signifikan tidaknya pengaruh
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat

Regresi Linear Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi
dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel independen yang diketahui
(Ghozali, 2011)

Anda mungkin juga menyukai