PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah Jumlah uang beredar,
2010 dan didapat variabel-variabel, yaitu Jumlah uang beredar, Nilai tukar
dahulu untuk melihat apakah data yang diolah memenuhi syarat untuk
Untuk mengetahui besarnya Tingkat Inflasi dari Bank Indonesia pada periode
Uang Beredar
Akhir
Period M2
M1 Uang kuasi Jumlah
e
Uang kartal Uang giral Jumlah Rupiah Valas
2008 72.371 89.815 162.186 444.651 140.191 747.028
2009 76.342 101.389 177.731 511.556 154.766 844.053
2010 80.686 111.253 191.939 551.504 140.465 873.908
2011 75.908 104.204 180.112 550.356 143.215 893.683
2012 109.028 136.918 245.946 651.200 66.277 907.477
2013 123.991 147.149 271.140 744.033 104.506 938.539
2014 150.645 196.359 347.004 850.828 102.109 952.937
2015 182.967 267.089 450.056 982.034 125.557 1.007.591
1.156.63
bervariasi dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu 0.2008% dan
terbesar yaitu 1.4933%. Jumlah uang beredar terendah yaitu terjadi pada
dollar. Ukuran yang digunakan yaitu dalam bentuk persentase. Data tabel
di bawah ini merupakan data suku bunga jangka waktu 10 tahun periode
2000 - 2009.
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa nilai tukar terendah yaitu
tahun 2003 dan nilai tukar yang tertinggi yaitu tahun 2008.
dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu 25.067.400 rupiah dan
pada tahun 2000. sedangkan cadangan devisa tertinggi terjadi pada tahun
2009.
Tahun Jumlah
Sumber :
2008 221.468 Bank
2009 340.325 Indonesia
2010 344.008
2011 370.591
2012 427.226
2013 566.070
2014 699.099
2015 752.373
2016 989.494
2017 1.000.844
terendah yaitu terjadi pada tahun 2000 sebesar 221.468 milliar rupiah.
digunakan dan di uji dalam penelitian ini. maka untuk langkah pertama yaitu
mengujinya dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data yang
normal atau mendekati normal. Salah satu metode yang lebih handal untuk
yang mendekati 1 dan Variance Inflation Factor (VIF) yang nilainya tidak
antar variabel independen yang dalam penelitian ini Nilai tukar (kurs).
berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
yang memiliki nilai tidak lebih dari 1. Sedangkan nilai Variance Inflation
bahwa baik nilai tolerance maupun nilai VIF berada dalam kisaran nilai
variabel independen.
yang mendekati 1 dan Variance Inflation Factor (VIF) yang nilainya tidak
antar variabel independen yang dalam penelitian ini yaitu Nilai tukar
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
yang memiliki nilai tidak lebih dari 1. Sedangkan nilai Variance Inflation
3.161 – 6.784 dan nilai VIF tersebut tidak melewati 10. Dapat
disimpulkan bahwa baik nilai tolerance maupun nilai VIF berada dalam
Tabel 4.7
Durbin Watson
(DW)
Model Summaryb
.
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (DW) yaitu
1.400. Nilai tersebut berada diatas -2 dan berada dibawah +2 atau nilai
tersebut berada diantara -2 dan +2. Dari hasil DW tersebut yang berada
tidak ada autokorelasi tidak dapat ditolak atau dapat disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi.
C. Pengujian Hipotesis
dependen baik secara parsial (uji t) maupun secara simultan (uji F). dan untuk
variabel dependen dalam penelitian ini maka dapat dilihat dari tabel
dibawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
berarti bahwa 93.6% dari variabel kurs dapat dijelaskan oleh variabel Nilai
sisanya yaitu sebesar 16.4% dari variabel kurs dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel lain.
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik
F
ANOVAa
21380168719513910000 6 35633614532523180
1 Residual 000,000 00000,000
33329321841890000000 9
Total 0000,000
probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
lebih besar atau sama dengan 0.05 maka tidak terjadi pengaruh secara
mengetahui uji pengaruh parsial pada penelitian ini maka dapat dilihat dari
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Coefficientsa
dependen yaitu pendapatan dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka
dengan nilai 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini
Devisa dengan nilai 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal
yang diajukan pada penelitian ini. Hipotesis yang di uji yaitu variabel inflasi.
X2 = Nilai tukar
X3 = Pengeluaran pemerintah
X4 = Cadangan devisa
meningkatkan kurs sebesar 0.188%. Dengan catatan variabel lain dalam keadaan
konstan.
bahwa setiap penambahan atau kenaikan jumlah uang beredar sebesar 1% akan
meningkatkan kurs sebesar 0.650%. Dengan catatan variabel lain dalam keadaan
konstan.
Nilai tukar mempunyai tingkat signifikansi 0.011 < 0.05 yang berarti
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kurs. Kemudian jika dilihat tabel
dengan JUB.
maka
Cadangan devisa mempunyai hubungan searah dengan JUB. Sehingga kenaikan
A. Kesimpulan
dapat disimpulkan:
3. Dari ketiga variabel yang paling dominan terhadap kurs ialah variabel
Nilai tukar
sebesar 25.3%
dari variabel kurs dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang diluar
B. Implikasi
untuk acuan dari JUB yang terjadi akibat nilai tukar (kurs). pengeluaran
3. Bagi Akademik
C. Saran
selanjutnya.