Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengolahan dan Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah Jumlah uang beredar,

Nilai tukar (kurs), Pengeluaran pemerintah, Cadangan devisa yang terdaftar di

BI dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2009.

Data tersebut diinput dengan menggunakan Microsoft EXCEL edisi

2010 dan didapat variabel-variabel, yaitu Jumlah uang beredar, Nilai tukar

(kurs), Pengeluaran pemerintah, Cadangan devisa. Setelah itu data diinput

menggunakan SPSS versi 16 dengan menggunakan uji asumsi klasik terlebih

dahulu untuk melihat apakah data yang diolah memenuhi syarat untuk

digunakan dalam regresi berganda. Variabel yang didapat ditransformasikan ke

bentuk natural logarithma (LN). Ini digunakan untuk menstandardisasikan data

mentah, sehingga distribusi masing-masing variabel menjadi normal.

Kemudian variabel-variabel tersebut diinput guna memperoleh output

dari model persamaan regresi berganda. Sekaligus untuk menganalisis pengaruh

variabel independent terhadap variabel dependen dengan dasar keputusan dari

uji F, uji T dan koofisien determinasi (R2).


1. Analisis Deskriptif Variabel

a. Deskripsi Variabel Tingkat Inflasi

Untuk mengetahui besarnya Tingkat Inflasi dari Bank Indonesia pada periode

2000-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Uang Beredar (juta rupiah)

Uang Beredar
Akhir
Period M2
M1 Uang kuasi Jumlah
e
Uang kartal Uang giral Jumlah Rupiah Valas
2008 72.371 89.815 162.186 444.651 140.191 747.028
2009 76.342 101.389 177.731 511.556 154.766 844.053
2010 80.686 111.253 191.939 551.504 140.465 873.908
2011 75.908 104.204 180.112 550.356 143.215 893.683
2012 109.028 136.918 245.946 651.200 66.277 907.477
2013 123.991 147.149 271.140 744.033 104.506 938.539
2014 150.645 196.359 347.004 850.828 102.109 952.937
2015 182.967 267.089 450.056 982.034 125.557 1.007.591
1.156.63

2016 209.747 247.040 456.787 4 166.237 1.222.871


1.320.91

2017 226.006 289.818 515.824 4 176.688 1.397.602

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Jumlah uang beredar

bervariasi dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu 0.2008% dan

terbesar yaitu 1.4933%. Jumlah uang beredar terendah yaitu terjadi pada

tahun 2004. sedangkan inflasi terbesar terjadi pada tahun 2009.


b. Deskripsi Variabel Nilai Tukar (Kurs) 

Nilai Tukar yang di tetapkan oleh Bank Indonesia dengan

dikeluarkannya Sertifikat Bank Indonesia menjadi tolak ukur terhadap US

dollar. Ukuran yang digunakan yaitu dalam bentuk persentase. Data tabel

di bawah ini merupakan data suku bunga jangka waktu 10 tahun periode

2000 - 2009.

Tabel 1.2 Data Nilai Tukar (Rupiah) 

TAHUN USd Rupiah


2008 8.803
2009 8.889
2010 8.931
2011 8.940
2012 9.079
2013 9.283
2014 9.637
2015 12.181
2016 12.412
2017 13.829
Sumber : Bank Indonesia

Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa nilai tukar terendah yaitu

tahun 2003 dan nilai tukar yang tertinggi yaitu tahun 2008.

c. Deskripsi Variabel Cadangan devisa

Untuk mengetahui besarnya Tingkat cadangan devisa dari Bank

Indonesia pada periode 2006-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tahun Tabel 1.3


JUMLAH
Cadangan 2008 25.067 devisa
2009 28.015
(ribu rupiah)
2010 32.037
2011 34.723
2012 36.063
2013 36.320
2014 42.586
2015 51.639
2016 56.920
2017 68.105
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa cadangan devisa bervariasi

dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu 25.067.400 rupiah dan

tertinggi yaitu 68.105.000 rupiah. Cadangan devisa terendah yaitu terjadi

pada tahun 2000. sedangkan cadangan devisa tertinggi terjadi pada tahun

2009.

d. Deskripsi Variabel Pengeluaran Pemerintah (juta rupiah)

Untuk mengetahui besarnya Pengeluaran Pemerintah dari Bank

Indonesia pada periode 2000-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tahun Jumlah
Sumber :
2008 221.468 Bank
2009 340.325 Indonesia
2010 344.008
2011 370.591
2012 427.226
2013 566.070
2014 699.099
2015 752.373
2016 989.494
2017 1.000.844

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Pengeluaran Pemerintah

terendah yaitu terjadi pada tahun 2000 sebesar 221.468 milliar rupiah.

sedangkan Pengeluaran pemerintah tertinggi terjadi pada tahun 2009

sebesar 1.00.844 milliar rupiah.

B. Hasil Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui kevalidan hubungan antara variabel-variaabel yang

digunakan dan di uji dalam penelitian ini. maka untuk langkah pertama yaitu
mengujinya dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier berganda ini. variabel dependen dan variabel independent

maupun kedua-duanya mempunyai distribusi normal maupun tidak. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data yang

normal atau mendekati normal. Salah satu metode yang lebih handal untuk

melihat normalitas data adalah dengan melihat normal probability yang

membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Untuk mengetahui apakah data dari variabel dependen dan variabel

independent dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak maka

dapat dilihat dari gambar normal probability plot di bawah ini.


Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot

Dari gambar grafik normal probability plot tersebut diatas. dapat

diketahui bahwa data yang ditunjukkan berupa titik-titik menyebar

dsekitar garis diagonal. serta penyebarannya mengikuti dan mendekati

garis diagonal. Maka berdasarkan gambar grafik 4.1 diatas dapat

disimpulkan bahwa data dari variabel-variabel penelitian ini terdistribusi

dengan normal dan memenuhi asumsi normalitas.


a. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel

independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. (Imam Ghazali.2006:91) Untuk mengetahui ada

atau tidaknya multikolinearitas dapat diihat dari nilai toleransi (tolerance)

yang mendekati 1 dan Variance Inflation Factor (VIF) yang nilainya tidak

lebih dari 10.

Untuk mengetahui apakah terdapat multikolinearitas atau korelasi

antar variabel independen yang dalam penelitian ini Nilai tukar (kurs).

Pengeluaran pemerintah. Cadangan devisa maka dapat dilihat dari tabel

berikut ini:

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

1 Kurs .228 4.382

Pengeluaran Pemerintah .147 6.784

Cadangan devisa .316 3.161

a. Dependent Variable: Jumlah Uang Beredar

Dari tabel hasil uji multikolinearitas diatas dapat diketahui nilai

tolerance dari variabel independen tersebut yaitu berkisar 0.147 - 0.316

yang memiliki nilai tidak lebih dari 1. Sedangkan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dari variabel independen tersebut nilainya berkisar antara


3.161 - 6.784 dan nilai VIF tersebut tidak melewati 10. Dapat disimpulkan

bahwa baik nilai tolerance maupun nilai VIF berada dalam kisaran nilai

yang memenuhi asumsi bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar

variabel independen.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel

independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. (Imam Ghazali.2006:91) Untuk mengetahui ada

atau tidaknya multikolinearitas dapat diihat dari nilai toleransi (tolerance)

yang mendekati 1 dan Variance Inflation Factor (VIF) yang nilainya tidak

lebih dari 10.

Untuk mengetahui apakah terdapat multikolinearitas atau korelasi

antar variabel independen yang dalam penelitian ini yaitu Nilai tukar

(kurs). Pengeluaran pemerintah. Cadangan devisa maka dapat dilihat dari

tabel berikut ini:

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Kurs .228 4.382

Pengeluaran Pemerintah .147 6.784

Cadangan devisa .316 3.161

a. Dependent Variable: Jumlah Uang Beredar


Dari tabel hasil uji multikolinearitas diatas dapat diketahui nilai

tolerance dari variabel independen tersebut yaitu berkisar 0.147 - 0.316

yang memiliki nilai tidak lebih dari 1. Sedangkan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dari variabel independen tersebut nilainya berkisar antara

3.161 – 6.784 dan nilai VIF tersebut tidak melewati 10. Dapat

disimpulkan bahwa baik nilai tolerance maupun nilai VIF berada dalam

kisaran nilai yang memenuhi asumsi bahwa tidak terdapat

multikolinearitas antar variabel independen.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear berganda terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Jika ada korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk

mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini. maka dapat

dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.7
Durbin Watson
(DW)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Durbin-Watson
Estimate
a
1 .877 .768 .747 . 1.400
03873
a. Predictors: (Constant). Kurs. Pengeluaran Pemerintah. Cadangan Devisa.

b. Dependent Variable: Jumlah Uang Beredar

.
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (DW) yaitu

1.400. Nilai tersebut berada diatas -2 dan berada dibawah +2 atau nilai
tersebut berada diantara -2 dan +2. Dari hasil DW tersebut yang berada

pada posisi -2 sampai +2 maka dalam penelitian ini menyatakan bahwa

tidak ada autokorelasi tidak dapat ditolak atau dapat disimpulkan tidak

terdapat autokorelasi.

d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heterokedastisitas. Salah satu cara untuk memprediksi heterokedastisitas

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot.

Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas pada penelitian

ini maka dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

Jumlah Uang Beredar

Dari gambar grafik scatterplot diatas dapat diketahui bahwa titik-titik

data menyebar diatas dan dibawah angka 0. titik-titik data tidak


mengumpul
hanya diatas dan dibawah saja. dan penyebarannya tidak membentuk pola.

maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian regresi linear berganda

ini tidak terdapat heterokedastisitas.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik. maka langkah berikutnya yaitu

melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen baik secara parsial (uji t) maupun secara simultan (uji F). dan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen (uji R2).

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. maka

perlu diketahui melalui adjusted R square. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variabel dependen dalam penelitian ini maka dapat dilihat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate


Square

,967a ,936 ,904 59693897956,59451


1

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar Rupiah, Pengeluaran Pemerintah, Cadangan


Devisa,
Dari tabel diatas didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0.936 yang

berarti bahwa 93.6% dari variabel kurs dapat dijelaskan oleh variabel Nilai

tukar (kurs). Pengeluaran pemerintah. Cadangan devisa. Sedangkan

sisanya yaitu sebesar 16.4% dari variabel kurs dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel lain.

b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen. Untuk mengetahui uji pengaruh simultan pada penelitian ini

maka dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik
F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

31191304969938610000 3 10397101656646204 29,178 ,001b


Regression 0000,000 0000000,000

21380168719513910000 6 35633614532523180
1 Residual 000,000 00000,000

33329321841890000000 9
Total 0000,000

a. Dependent Variable: Jumlah Uang Beredar


b. Predictors: (Constant), Cadangan Devisa, Pengeluaran Pemerintah, Nilai Tukar Rupiah

Berdasarkan tabel ANOVA atau uji F diatas maka dapat diketahui

bahwa nilai F sebesar 29.178 dengan probabilitas 0.001. Karena

probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

variabel independen secara bersama-sama atau simultan berpengaruh


terhadap variabel dependen.

a. Uji Signifikan Parameter Individual / Parsial (Uji t)

Uji Parsial (Uji t) ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh variabel independen secara parsial atau secara individu dalam

menerangkan variabel independen. Jika nilai signifikansi atau probabilitas

lebih besar atau sama dengan 0.05 maka tidak terjadi pengaruh secara

signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk

mengetahui uji pengaruh parsial pada penelitian ini maka dapat dilihat dari

tabel t test di bawah ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

475841248743,6 208175071304,620 2,286 ,062


(Constant)
46

1 Nilai Tukar Rupiah -13147740,929 42048219,259 -,127 -,313 ,365

Pengeluaran Pemerintah -,032 ,267 -,046 -,120 ,408

Cadangan Devisa 15921,644 8461,578 1,134 1,882 ,109

a. Dependent Variable: Jumlah Uang Beredar

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 3 variabel

independen atau variabel bebas terdapat 3 variabel bebas yang secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

- Variabel Nilai Tukar

Variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan dengan variabel

dependen yaitu pendapatan dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka

Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menandakan bahwa pendapatan


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kurs.

- Variabel Pengeluaran Pemerintah

Variabel kedua yang berpengaruh yaitu jumlah uang beredar

dengan nilai 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menandakan bahwa jumlah uang beredar mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel kurs.

- Variabel Cadangan Devisa

Kemudian variabel ketiga yang berpengaruh yaitu Cadangan

Devisa dengan nilai 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal

ini menandakan bahwa Cadangan Devisa mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel kurs.

D. Hasil Analisis Regresi Berganda

Pembahasan ini kemudian dilanjutkan untuk membuktikan kebenaran

yang diajukan pada penelitian ini. Hipotesis yang di uji yaitu variabel inflasi.

SBI. JUB. dan pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap kurs.

Berdasarkan hasil output SPSS 16 pada tabel 4.10 (table coefficients).

maka persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut :

Y = 2.812 + 0.043 X1 + 0.188X2 + 0.650X3 – 0.178X4

Y = Jumlah uang beredar

X2 = Nilai tukar

X3 = Pengeluaran pemerintah

X4 = Cadangan devisa

Nilai konstanta sebesar 2.812 menyatakan bahwa jika variabel

independen dianggap konstan. maka rata-rata kurs sebesar 2.812%.


Koefisien regresi Nilai tukar (X1) sebesar 0.043 menyatakan bahwa

setiap penambahan atau kenaikan inflasi sebesar 1% akan meningkatkan kurs

sebesar 0.043%. Dengan catatan variabel lain dalam keadaan konstan.

Koefisien regresi Pengeluaran pemerintah (X2) sebesar 0.188

menyatakan bahwa setiap penambahan atau kenaikan SBI sebesar 1% akan

meningkatkan kurs sebesar 0.188%. Dengan catatan variabel lain dalam keadaan

konstan.

Koefisien regresi Cadangan devisa (X3) sebesar 0.650 menyatakan

bahwa setiap penambahan atau kenaikan jumlah uang beredar sebesar 1% akan

meningkatkan kurs sebesar 0.650%. Dengan catatan variabel lain dalam keadaan

konstan.

Hasil dari ketiga variabel independen yaitu Nilai tukar. Pengeluaran

Pemerintah. Cadangan devisa hanya dua variabel yang berpengaruh terhadap

JUB yaitu Nilai tukar dan cadangan devisa.

Nilai tukar mempunyai tingkat signifikansi 0.011 < 0.05 yang berarti

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kurs. Kemudian jika dilihat tabel

4.10 dimana Unstandardized Coefficients (0.188) bernilai positif maka Nilai

tukar mempunyai hubungan searah dengan JUB. Sehingga kenaikan atau

penurunan Nilai tukar akan mempunyai hubungan yang berbanding lurus

dengan JUB.

Cadangan devisa mempunyai tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 yang

berarti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap JUB. Kemudian jika

dilihat tabel 4.10 dimana Unstandardized Coefficients (0.650) bernilai positif

maka
Cadangan devisa mempunyai hubungan searah dengan JUB. Sehingga kenaikan

atau penurunan Cadangan devisa akan mempunyai hubungan yang berbanding

lurus dengan JUB.


BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya ada beberapa hal yang

dapat disimpulkan:

1. Pengujian secara Uji F (simultan). dari hasil penelitian ini menghasilkan

bahwa dari keempat variabel independen yaitu nilai tukar (kurs).

pengeluaran pemerintah. cadangan devisa secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen yaitu JUB.

2. Pengujian secara Uji t (parsial). dari hasil penelitian ini menghasilkan

bahwa dari keempat variabel independen yaitu nilai tukar (kurs).

pengeluaran pemerintah. cadangan devisa secara parsial ketiga variabel

yaitu nilai tukar (kurs). pengeluaran pemerintah. cadangan devisa yang

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu JUB.

3. Dari ketiga variabel yang paling dominan terhadap kurs ialah variabel

Nilai tukar

4. Berdasarkan analisis terhadap persamaan regresi yang diperoleh dari

hubungan variabel independen yaitu nilai tukar (kurs). pengeluaran

pemerintah. cadangan devisa terhadap JUB dapat disimpulkan model

regresi hanya dapat menerangkan sebesar 74.7%. Sedangkan sisanya yaitu

sebesar 25.3%
dari variabel kurs dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang diluar

dari penelitian ini.

B. Implikasi

1. Bagi Bank Indonesia

Dari penelitian ini dapat berguna untuk sebagai bahan pertimbangan

untuk acuan dari JUB yang terjadi akibat nilai tukar (kurs). pengeluaran

pemerintah. cadangan devisa.

2. Bagi Pelaku Ekonomi

Dari penelitian ini dapat berguna sebagai indikator bagi pelaku

ekonomi dalam menjalankan usahanya.

3. Bagi Akademik

Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian yang akan datang.

C. Saran

1. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dan satu

variabel dependen. peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya dapat

menambah dan mengembangkan jumlah variabel yang akan diteliti.

Kemudian sampel yang digunakan adalah Bank Indonesia secara

keseluruhan. peneliti berharap peneliti selanjutnya dapat mengambil

sampel yang lebih terperinci lagi atau sampel kategori lain.


2. Penelitian ini menggunakan model penelitian model regresi

berganda. peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya dapat

menggunakan dan mengembangkan model lain dalam penelitian

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai