Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 p-ISSN 2085-1049

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

PENGALAMAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS MENELAN OBAT


TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN PENDERITA TBC
Anna Nur Hikmawati*,Muskhab Eko Riyadi
STIKES Surya Global, Jalan Ringroad Selatan Blado, Jl. Monumen Perjuangan, Balong Lor, Potorono, Kec.
Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia 55194
*annahikmawati24@gmail.com

ABSTRAK
Tuberkulosis menjadi salah satu permasalahan utama kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja masyarakat dan juga merupakan penyebab kematian utama. Data
profil Dinas Kesehatan DIY merupakan salah satu dari enam provinsi yang belum mencapai target
keberhasilan penanganan Tuberkulosis. Program Directly Observed Treatment Shot-Course menjadi
strategi di Indonesia yang merupakan pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung
minum obat dengan harapan dapat menjamin keteraturan minum obat setiap penderia Tuberkulosis
selama masa pengobatan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengalaman keluarga sebagai
pengawas menelan obat terhadap kepatuhan pengobatan penderita Tuberkulosis di Puskesmas Pleret
Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
Studi Fenomenologi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling. Partisipan
dalam penelitian ini berjumlah 2 partisipan yang terdiri dari keluarga sebagai pengawas menelan obat
pasien Tuberkulosis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (In Depth
Interview). Analisis data menggunakan teknik analisa data menurut Miles & Huberman. Berdasarkan
hasil analisis didapatkan kesimpulan bahwa ditemuakan 10 tema utama yang terdiri dari (1) Kemauan
untuk berobat, (2) Kesabaran dalam proses pengobatan, (3) Pemahaman kondisi kesehatan pasien, (4)
Pendampingan PMO selama berobat, (5) Pemahaman obat pasien, (6) Kelelahan fisik dan psikis, (7)
Pengawasan dan penyiapan obat pasien, (8) Dukungan asuransi kesehatan, (9) Kemampuan
memotivasi pasien, (10) Harapan PMO.

Kata kunci: kepatuhan; PMO; tuberkulosis

THE FAMILY EXPERIENCE AS A SUPERVISOR OF INGESTING DRUGS TO


THE ADHERENCE TO TREATMENT OF TUBERCULOSIS PATIENTS

ABSTRACT
Tuberculosis is one of the main problems in public health that can affect the community work
productivity and is also as the major cause of death. The data taken from DIY Health Office profile
is one of the six provinces that has not achieved the target of successfully treating tuberculosis. The
Directly Observed Treatment Short-Course program becomes a strategy in Indonesia in the form of
a short-term treatment with direct supervision of taking medication with the expectation of
ensuring regularity in taking medication for every tuberculosis sufferer during the treatment period.
The aim of this research was to figure out the family experience as a supervisor in taking
medication to the compliance with the treatment of tuberculosis patients in the Health Center at
Pleret Bantul Yogyakarta. This research used qualitative research with a phenomenological study
approach while the sampling technique was purposive sampling technique. There were 2
participants in this research consisting of families as supervisors to take the medication for
Tuberculosis patients. Data collection was carried out by using in-depth interviews (In Depth
Interview) while the data analysis was using data analysis techniques according to Miles &
Huberman. Based on the results of the analysis, ten (10) main themes were found consisting of (1)
Willingness to seek treatment, (2) Patience within the treatment process, (3) Understanding the
patient's health condition, (4) PMO assistance during treatment, (5) Understanding the patient's
medication , (6) physical and psychological fatigue, (7) Monitoring and preparation of patients’
medication, (8) Health insurance support, (9) Ability to motivate patients, (10) PMO’s expectation.

Keywords: obedience; PMO; tuberculosis

789
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)


Tuberkulosis masih menjadi masalah merupakan salah satu Provinsi di Indonesia
kesehatan global, Sepertiga dari populasi yang mempunyai penderita TB yang masih
dunia sudah tertulat dengan tuberkulosis cukup tinggi. Menurut profil Dinas
dimana sebagian besar penderita Kesehatan (2015) DIY merupakan salah
tuberkulosis adalah usia produktif (17-55 satu dari enam provinsi yang belum
tahun). Hal ini menyebabkan kesehatan mencapai target keberhasilan penanganan
yang buruk di antara jutaan orang setiap TB, angka keberhasilan pengobatan TB
tahun dan menjadi penyebab utama kedua baru mencapai 84,2%, sedangkan standar
kematian dari penyakit menular di seluruh WHO mencapai 85% dan standar MDGs
dunia, setelah Human Immunodeficiency (Milenium Development Goals) sebesar
Virus (HIV) /AIDS (Aquired Immune 95%.
Deficiency Syndrome) (World Health
Organization (WHO), 2015). Kabupaten di Yogyakarta dengan
penyumbang TB terbanyak adalah di
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih Kabupaten Bantul berdasarkan Pofil Dinas
merupakan salah satu masalah kesehatan Kesehatan Kabupaten Bantul tahun (2016)
masyarakat di Indonesia. Penyakit menular penemuan suspek TB di Kabupaten Bantul
yang disebabkan oleh kuman TB mencapai 5.414 orang, dengan BTA positif
(Mycobacterium tuberculosis) ini 321 orang data ini didapatkan dari Rumah
menyerang sebagian besar kelompok usia sakit dan Puskesmas di wilayah Kabupaten
produktif dan kelompok ekonomi lemah. Bantul. Angka kesembuhan hanya
Jumlah kasus TB di Indonesia sekitar 5% mencapai 142 orang atau sekitar 63,39%
dari total seluruh pasien TB di dunia. yang berhasil disembuhkan (Dinas
Menurut laporan WHO tahun 2013, di Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016).
Indonesia diperkirakan 460.000 kasus TB Angka tersebut masih dibawah standar
baru (185 per 100.000 penduduk) dengan WHO, standar WHO mencapai 85% dan
67.000 kematian (27 per 100.000 standar MDGs sebesar 95%. Berbagai
penduduk). Angka Penemuan Kasus strategi dalam upaya menekan angka
(CNR) dilaporkan 328.824 kasus TB kejadian TB di Indonesia telah dilakukan
(322.882 adalah kasus baru). Diperkirakan diantaranya program DOTS. Program
7.500 kasus TB (3,1 per 100.000 DOTS di Indonesia (Directly Observed
penduduk) dengan HIV (Human Treatment Shot-Course), DOTS
Immunodeficiency Virus) positif. Dari merupakan pengobatan jangka pendek
kasus baru diperkirakan ada 1,9% kasus dengan pengawasan langsung. Program
TB RO (Resistan Obat) sedangkan dari DOTS mengalami keberhasilan, DOTS
pengobatan ulang diperkirakan ada 12% dilaporkan tahun 2009 menduduki
kasus TB RO penurunan angka peringkat ke lima setelah India, China,
keberhasilan pengobatan semua kasus Afrika Selatan, dan Nigeria tetapi tahun
tuberkulosis pada tahun 2012 dan 2018 2010 kembali melorot menduduki
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. peringkat ke empat setelah india, China
Pada tahun 2018 angka keberhasilan dan Afrika Selatan (Nizar, 2017).
pengobatan semua kasus tuberkulosis
sebesar 84,6%. Angka kesembuhan semua Strategi DOTS di Indonesia menekankan
kasus yang harus dicapai minimal 85,0% kepada adanya pengawas minum obat
sedangkan angka keberhasilan pengobatan (PMO) untuk setiap penderita TB paru
semua kasus minimal 90,0% (Depkes RI, dengan harapan dapat menjamin
2018a). keteraturan minum obat setiap penderita
TB paru selama masa pengobatan. Depkes
merekomendasikan persyaratan menjadi

790
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PMO adalah dikenal oleh penderita, tempat Teknik analisa data berdasarkan teknik
tinggal tidak jauh dengan Miles & Huberman yang dalam penelitian
penderita/keluarga, dan bersedia membantu ini meliputi data collection, data
penderita, disisi lain PMO harus reduction, data display dan conclusion.
memahami tentang tanda dan gejala, cara Pengujian keabsahan data dalam penelitian
penularan, pengobatan dan pencegahan. ini meliputi pengujian credibility ; yaitu,
PMO sebaiknya berasal dari petugas dengan mentriangulasi (triangulate) data
kesehatan, kader kasehatan atau anggota dan hasil wawancara mendalam (in-depth
keluarga (Nizar, 2017), (Depkes RI, 2018). interview). Pengujian transferability ;
Kepatuhan berobat pasien TB dapat pembuatan laporan penelitian secara jelas,
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara rinci, sistematis dan dapat dipercaya.
lain faktor internal (dari dalam diri pasien) Pengujian dependability ; dilakukan
dan faktor eksternal (berasal dari luar diri dengan cara melakukan audit terhadap
pasien). Faktor internal yang dapat keseluruhan proses penelitian oleh auditor
mempengaruhi pasien adalah karakteristik yang berkompeten di bidangnya.
pasien TB (yang tidak dapat diubah Pengujian confirmability ; pengujian
misalnya usia, jenis kelamin, penyakit dilakukan dengan membicarakan hasil
penyerta), pengetahuan pasien, kemauan penelitian dengan auditor yang
pasien untuk sembuh, PHBS pasien, dan berkompeten di bidangnya.
sebagainya. Faktor eksternal adalah
petugas fasilitas kesehatan, akses ke HASIL
fasilitas kesehatan, dukungan dan motivasi Hasil wawancara mendalam terhadap 2
keluarga, PMO (Pengawas Menelan Obat) partisipan sebagai pengawas menelan obat
yang mendampingi pasien TB paru selama (PMO) pasien TBC didapatkan data jenis
dalam waktu pengobatan (Sutarto, S., kelamin dari 2 partisipan adalah
Susiyanti, E., & Soleha, 2019). perempuan. Usia partisipan 1 berusia 62
tahun dan usia partisipan 2 berusia 34
Penelitian yang dilakukan oleh (Kurniasih, tahun. Tingkat pendidikan partisipan 1
E & Sa’adah, 2017) dengan tema peran adalah SD dan patisipan 2 adalah SMP.
PMO dengan kepatuhan menelan obat Hasil penelitian berdasarkan hasil
pasien TBC mendapatkan hasil yaitu wawancara terhadap partisipan ditemukan
terdapat hubungan yang signifikan antara 10 tema utama sebagai berikut :
peran pengawas menelan obat dengan
kepatuhan berobat pasien TB. Penelitian Tema 1: Kemauan untuk berobat
ini sangat penting dilakukan karena PMO Adanya kemauan maupun keinginan dari
memiliki peran penting terhadap kepatuhan PMO untuk berobat dengan jalan mencari
pengobatan pasien TB sehingga pasien fasilitas kesehatan yang lebih besar
mau berobat dengan rutin sampai maupun dengan usaha mencari pengobatan
pengobatan selesai. alternative. Berikut kutipan wawancara
mendalam dengan partisipan tersebut:
METODE “ kulo ki ngoyak ngoyak … ngejar ngejar
Jenis penelitian yang digunakan adalah selama berobat di puskesmas belum
penelitian kualitatif dengan pendekatan sembuh … terus kulo .. mbok saiki golek
studi fenomenologi. Tekhnik pengambilan dokter .. rumah sakit sing gede …”
sampel dengan purposif sampling. (W1, P1, 12)
Aprtisipan dalam penelitian ini berjumlah
2 orang yang merupakan keluarga sebagai ”saya ngejar-ngejar … selama berobat di
pengawas menelan obat dari pasien TBC. puskesmas belum sembuh .. terus saya
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dorong untuk mencari dokter maupun
wawancara mendalam (in-depth Interview) rumah sakit yang lebih besar”

791
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

“ Wow kulo nganti tumbaske teng pundi *”iya itu .. perokok berat .. tapi sekarang
pundi …nganti tumbas herbal ..” sudah tidak merokok lagi sejak tahu
(W2, P2, 12) sakitnya ..”

*”wah saya sampai membelikan obat Tema 4: Pendampingan PMO selama


dimana-mana .. sampai beli obat herbal berobat
juga”. Adanya usaha untuk mendampingi pasien
selama proses pengobatan maupun
Tema 2: Kesabaran dalam proses mendampingan selama pasien kontrol di
pengobatan layanan kesehatan. Berikut kutipan
Adanya usaha untuk menunggu proses wawancara mendalam dengan partisipan
pengobatan pasien selama berobat di tersebut
rumah sakit. Berikut kutipan wawancara “Ngeh ngancani …ngancani …. Kulo
mendalam dengan partisipan tersebut. selalu dampingi …”
“… kulo sewengi teng ngriku kaleh bapake (W1, P1, 18)
niku …. Le entuk kabar saking betesda
niku pun jam 10 siang seloso..” *”iya menemani .. saya selalu
(W1, P1, 16) mendampingi …”

*”saya semalam di sana dengan bapak .. “ Njih teng pundi pundi … kulo selama
itu dapat kabar dari RS Bethesda dari jam teng ngriki 3 hari .. mboten mulih .. teng
10.00 selasa” betesda mboten mulih ..”
(W1, P1, 20)
Tema 3: Pemahaman kondisi kesehatan
pasien *”iya kemana-mana… saya selama disini
Adanya pemahaman kondisi kesehatan (RS Bethesda) 3 hari … tidak pulang … di
pasien tentang riwayat penyakit pasien dan RS Bethesda tidak pulang ..”
riwayat kebiasaan merokok. Berikut
kutipan wawancara mendalam dengan Tema 5: Pemahaman obat pasien
partisipan tersebut. Adanya pemahaman dan pengetahuan
“… bapake kecuali tbc nggeh wonten PMO tentang jenis obat maupun dosis obat
angsal penyakit jantung … asale darah yang harus rutin diminum oleh pasien.
tinggi .. awal awale ….” Berikut kutipan wawancara mendalam
(W1, P1, 16) dengan partisipan tersebut.
“ Njih .. obate selama .. saking betesda
*” .. bapak selain terkena TBC juga niku merah merah niko …”
mempunyai riwayat penyalit jantung .. (W1, P1, 22)
yang asal muasalnya dari darah tinggi ..“
*”iya .. obatnya yang diminum ..dari RS
“ Misale nek ngangkat bantal .. menggeh Bethesda yang berwarna merah ..”
menggeh … nganggkat barang setitik
menggeh menggeh … “ Tema 6: Kelelahan fisik dan psikis PMO
(W1, P1, 26) Adanya kesedihan PMO selama proses
pendampingan pasien serta adanya
*”misalnya jika mengangkat bantal .. penolakan dan kesedihan terkait kondisi
sesak nafas .. mengangkat brang yang kesehatan pasien. Berikut kutipan
sedikit langsung sesak ..” wawancara mendalam dengan partisipan
“Hah niku … perokok berat .. tapi sakniki tersebut
pun mboten sejak ngertos penyakite ….”
(W2, P2, 16)

792
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

“ Terkadang kulo nggeh muring muring bu Tema 10 : Harapan PMO


.. nek kesel … tapi kulo nggeh tetep sabar Adanya keinginan dan harapan
…” kesembuhan pasien dari PMO. Berikut
(W1, P1, 28) kutipan wawancara mendalam dengan
partisipan tersebut.
*”Terkadang saya juga marah-marah bu “Harapane sembuh … pulih koyo adate …
kalau sedang capek .. tapi saya juga tetap sehat .. kados wingi sehat ….”
sabar .. “ (W1, P1, 44)

Tema 7: Pengawasan dan penyiapan *”Harapannya sembuh… pulih seperti


obat sebelumnya .. sehat …”
Adanya usaha PMO untuk menyiapkan “Njih .. mendukung bu ….”
obat serta adanya usaha untuk pengawasan (W2, P2, 14)
selama dan sesudah minum obat. Berikut
kutipan wawancara mendalam dengan “tapi njih harapane cepet sembuh bu …
partisipan tersebut. alhmdllah kulo pun rong sasi bertahan ..”
“ Kulo ..njih nyepakke ..kulo sing ngladeni (W2, P2, 45)
.. nek bapak dereng ngunjuk dereng kulo
tinggal …” *”Iya harapannya cepat sembuh bu ..
(W1, P1, 30) Alhamdulillah .. saya sudah dua bulan
bertahan ..”
*”Saya juga menyiapkan .. saya yang
melayani .. jika bapak belum minum..
belum saya tinggal .. “ PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan
Tema 8: Dukungan asuransi kesehatan hasil wawancara terhadap partisipan
Adanya kepesertaan asuransi kesehatan ditemukan 10 tema utama sebagai berikut :
pada diri pasien dan PMO. Berikut kutipan Tema 1: Kemauan untuk berobat
wawancara mendalam dengan partisipan Adanya kemauan maupun keinginan dari
tersebut PMO untuk berobat dengan jalan mencari
“ Kulo pun loss soale nggange BPJS ..” fasilitas kesehatan yang lebih besar
(W1, P1, 34) maupun dengan usaha mencari pengobatan
alternativ. Hal ini sejalan dengan
*”saya sudah loss soale memakai BPJS ..” penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Gratis niku … (Prabowo, R.D.R. and Wachidah
(W2, P2, 38) Yuniartika, 2014), menjelaskan bahwa
peran PMO berpengaruh dengan
Tema 9: Kemampuan memotivasi pasien kepatuhan kunjungan pasien ke pelayanan
Adanya usaha dari PMO untuk menghibur kesehatan.
perasaan pasien serta usaha untuk
mendorong pasien untuk rutin minum obat. Tema 2: Kesabaran dalam proses
Berikut kutipan wawancara mendalam pengobatan
dengan partisipan tersebut. Dukungan emosional keluarga/PMO pada
“ Njih .. kulo selalu mengibur …” penderita TBC sangat dibutuhkan karena
(W1, P1, 42) peran PMO adalah memberikan dorongan
kepada penderita agar mau berobat secara
*”iya .. saya selalu menghibur ..” teratur dan mengingatkan penderita untuk
“Iki obat .. susu kui yo ora ono sing enak memeriksakan dahak pada waktu yang
.. akhire kulo njih sing dorong ben minum telah ditentukan. Dengan kinerja PMO
susu .. ahire ngeh telas niku sak gelas …” yang baik, pasien lebih termotivasi untuk

793
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

menjalani pengobatan dengan teratur (Puspitha, A., Erika, K. A., & Saleh, 2020)
(Kusdiman, D. and Darmadja, 2017). bahwa pengetahuan keluarga yang
meningkat akan meningkatkan kemampuan
Tema 3 : Pemahaman kondisi kesehatan dalam merawat dan mengingatkan
pasien penderita tentang pentingnya minum obat
Salah satu tugas PMO adalah memahami TB secara teratur.
kondisi pasien yaitu dalam bentuk
memperhatikan atau mengawasi bila ada Tema 6: Kelelahan fisik dan psikis PMO
gejala efek samping obat, segera minta Keluarga terdekat partisipan ikut
penjelasan atau penanganan selanjutnya merasakan beban penderita TBC. Penderita
kepada petugas kesehatan dan jangan diusahakan agar tidak menularkan
menghentikan minum obat (Depkes RI, penyakitnya dengan membatasi
2018a). Pengetahuan dan sikap PMO aktivitasnya, menjaga pola makan dan gaya
tentang pemahaman kondisi kesehatan hidup. Partisipan disini merasa sedih dan
khawatir akan penyakitnya sehingga dalam
pasien TB juga perlu diperhatikan karena
hal ini partisipan menyarankan penderita
Pengetahuan dan sikap merupakan faktor
untuk berobat berharap penyakitnya bisa
risiko yang berhubungan dengan disembuhkan. Emosi sedih adalah
kepatuhan berobat pasien TB (Fadlilah, gambaran rasa tidak senang yang dialami
2017). oleh seseorang. Emosi sedih terdiri dari
duka, kecewa, hampa dan putus asa (Saam,
Tema 4: Pendampingan PMO selama Z & Wahyuni, 2012).
berobat
Pendampingan PMO selama proses Tema 7: Pengawasan dan penyiapan
pengobatan sangatlah penting seperti yang obat
disampaikan oleh (Natalya, W. and Tugas lain seorang PMO adalah
Anwar, 2016) pasien TB yang didampingi menyarankan penderita untuk minum obat.
PMO memiliki kepatuhan berobat lebih Bagi Penderita TBC, diharapkan teratur
tinggi diabandingkan dengan yang tidak berobat sehingga tidak terjadi kegagalan
didampingi oleh PMO. Hal ini juga sejalan pengobatan yang berakibat timbulnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh resistensi terhadap obat dan sumber
(Rahmi, N., Medison, I., & Suryadi, 2017) penularan. Disini peran PMO sangat
bahwa Tingkat kepatuhan berobat penting menyarankan penderita untuk
penderita TB paru dipengaruhi oleh minum obat secara teratur. Dukungan yang
perilaku kesehatan (tingkat ilmu diberikan keluarga juga erat kaitannya akan
pengetahuan, sikap, dan peran petugas peminuman obat oleh penderita. Pada saat
kesehatan) dan peran dari PMO. PMO melihat langsung bagaimana seorang
penderita meminum dan menelan obatnya,
Tema 5: Pemahaman obat pasien hal tersebut efektif terhadap kepatuhan
Menurut (Pratama, 2018) bahwa minum obat penderita TBC (Susiyanti,
diperlukan pengetahuan bagi PMO terkait 2019). Salah satu tujuannya adalah agar
pengobatan pasien TBC baik benar dalam pasien selalu diingatkan akan pentingnya
jenis obat, dosis, jumlah hari minum, cara pengobatan dan obat yang diberikan juga
dan waktu minum obat. Faktor-faktor yang tidak terputus (Kemenkes RI, 2016).
dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang adalah factor internal (minat, Tema 8 : Dukungan asuransi kesehatan
kondisi fisik, intelegensia), factor eksternal Untuk pasien TB paru untuk pengobatan
(keluarga, masyarakat, sarana) melalui Puskesmas sudah masuk Jaminan
(Notoatmodjo, 2010). Hal ini sejalan Kesehatan Nasional (JKN). Adanya
dengan penelitian yang dilakukan oleh dukungan asuransi kesehatan membuat

794
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

penderita TB lebih termotivasi untuk patuh Dukungan asuransi kesehatan, (9)


melakukan pengobatan. Hal ini sejalan Kemampuan memotivasi pasien, (10)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Harapan PMO. Selama proses pengobatan
(Widyastuti, 2016) dimana didapatkan peran PMO sangatlah penting demi
hasil ada hubungan antara kepemilikan keberhasilan proses pengobatan pasien
kartu asuransi kesehatan dengan kepatuhan TBC walaupun ada beberapa hamabatan
berobat pasien TB paru di Balai Kesehatan seperti hambatan emosional seperti bosan,
Paru Masyarakat Kota Pekalongan marah, sedih akan tetapi dukungan secara
(p=0,049; OR=3,70; 95% CI=1,15-11,86). emosinal dan material selalu diberikan.
Untuk pasien yang tidak patuh berobat
selain menjadi resisten juga meningkatkan UCAPAN TERIMAKASIH
biaya pengobatan (Aprilianto, 2017). Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
KemenristekBRIN yang telah mendanai
Tema 9: Kemampuan memotivasi pasien penelitian ini dalam skema Penelitian
Dukungan emosional keluarga/PMO pada Dosen Pemula, Ketua STIKES Surya
penderita TBC sangat dibutuhkan karena Global dan Kepala Puskesma Pleret Bantul
peran PMO adalah memberikan dorongan yang telah memberikan ijin, Ketua LPPM
kepada penderita agar mau berobat secara STIKES Surya Global yang telah
teratur dan mengingatkan penderita untuk memfasilitasi pelaksanaan penelitian, serta
memeriksakan dahak pada waktu yang semua responden dan semua pihak yang
telah ditentukan. Dengan kinerja PMO telah membantu dalam penelitian ini.
yang baik, pasien lebih termotivasi untuk
menjalani pengobatan dengan teratur DAFTAR PUSTAKA
(Hendiani, N., Sakti, H. and Widiyanti, Aprilianto, E. (2017). Pasien TBC yang
2013). Tidak Patuh Obat, Selain Risiko
Resistensi Juga Memerlukan Banyak
Tema 10: Harapan PMO Biaya. Farmasetika, 1.
Hasil wawancara partisipan mengharapkan http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/
kesembuhan seperti sebelumnya. Kategori article/view/10728
kesembuhan penyakit Tuberkulosis yaitu
suatu kondisi dimana individu telah Depkes RI. (2018a). Infodatin
menunjukan peningkatan kesehatan dan Tuberkulosis.
memiliki salah satu indikator kesembuhan
Depkes RI. (2018b). Peduli TBC,
penyakit Tuberkulosis, diantaranya:
Indonesia Sehat.
menyelesaikan pengobatan secara lengkap
dan pemeriksaan ulang dahak (follow up) Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
hasilnya negatif pada akhir pengobatan dan (2016). Pofil Dinas Kesehatan
minimal satu pemeriksaan follow up Kabupaten Bantul.
sebelumnya negatif (Nizar, 2017) .
Fadlilah, N. (2017). Hubungan
SIMPULAN Karakteristik Pengawas Menelan
Hasil penelitian pengalaman partisipan Obat Terhadap Kepatuhan Berobat
sebagai PMO pasien TB ditemukan 10 Pasien Tuberkulosis di Puskesmas
tema utama yaitu; (1) Kemauan untuk Pragaan Tahun 2016. Jurnal Unair,
berobat, (2) Kesabaran dalam proses 5(3). https://e-
pengobatan, (3) Pemahaman kondisi journal.unair.ac.id/JBE/article/viewF
kesehatan pasien, (4) Pendampingan PMO ile/5654/4269
selama berobat, (5) Pemahaman obat
pasien, (6) Kelelahan fisik dan psikis, (7) Hendiani, N., Sakti, H. and Widiyanti, C.
Pengawasan dan penyiapan obat pasien, (8) G. (2013). Hubungan antara persepsi

795
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dukungan keluarga sebagai [Universitas Muhammadiyah


pengawas minum obat dan efikasi Surakarta].
diri penderita tuberkolosis di bkpm http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/387
semarang. Jurnal Psikologi, 12. 99
https://ejournal.undip.ac.id/index.ph
p/psikologi/article/view/8340 Pratama, A.N.W., Aliong, A.P.R., Sufianti,
N. and Rachmawati, E. (2018).
Kemenkes RI. (2016). Pusdatin Hubungan antara Tingkat
Tuberkulosis. Pengetahuan Pasien dan Pengawas
Menelan Obat (PMO) dengan
Kurniasih, E & Sa’adah, H. . (2017). Kepatuhan Pasien Tuberkulosis di
Pengaruh Peran Pengawas Menelan Puskesmas Kabupaten Jember. E-
Obat (PMO) Dengan Kepatuhan Journal Pustaka Kesehatan, 6.
Minum Obat Pasien Tuberkulosis https://doi.org/10.19184/pk.v6i2.757
Pasru Di Wilayah Kerja Puskesmas 0
Ngawi Kabupaten Ngawi. Jurnal
Kesehatan, Vol 4, No. Puspitha, A., Erika, K. A., & Saleh, U.
http://jurnal.bhmm.ac.id/index.php/j (2020). Pemberdayaan Keluarga
urkes/article/view/68 dalam Perawatan Tuberkulosis.
Media Karya Kesehatan, 3 (1).
Kusdiman, D. and Darmadja, S. (2017). https://doi.org/10.24198/mkk.v3i1.2
Pengukuran Faktor-Faktor Yang 4040.g12827
Berpengaruh Terhadap Pemanfaatan
Ulang Jasa Keperawatan Rahmi, N., Medison, I., & Suryadi, I.
Penyembuhan TB paru. Jurnal (2017). Hubungan Tingkat
Ilmiah Kesehatan, 16. Kepatuhan Penderita Tuberkulosis
http://journals.stikim.ac.id/index.php Paru dengan Perilaku Kesehatan,
/jikes/article/view/294 Efek Samping OAT dan Peran PMO
pada Pengobatan Fase Intensif di
Natalya, W. and Anwar, K. (2016). Puskesmas Seberang Padang
Perbedaan Kepatuhan Berobat Pada September 2012-Januari 2013.
Penderita TB Paru yang Didampingi Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2),
PMO dan Tidak Didampingi PMO di 345–350.
Wilayah Puskesmas Kabupaten https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.702
Boyolali. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1.
http://jurnal.stikesmukla.ac.id/index. Saam, Z & Wahyuni, S. (2012). Psikologi
php/motor/article/view/242 Keperawatan (1st ed.). PT. Raja
Grafindo Persada.
Nizar, M. (2017). Pemberantasan dan
Penanggulangan Tuberculosis. Susiyanti, E. (2019). Hubungan Antara
Gosyen. Karakteristik Pengawas Minum
Obat (PMO) Dengan Konversi TB
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Paru Kasus Baru Di Puskesmas
kesehatan. Rineka Cipta. Panjang Bandar Lampung Tahun
2017 [Universitas Lampung].
Prabowo, R.D.R. and Wachidah
http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/553
Yuniartika, S. (2014). Hubungan
46
Antara Peran Pengawas Minum
Obat (Pmo) Dengan Kepatuhan Sutarto, S., Susiyanti, E., & Soleha, T. U.
Kunjungan Berobat Pada Pasien (2019). Hubungan Antara
Tuberculosis Paru (Bb Paru) Di Karakteristik Pengawas Minum Obat
Puskesmas Nogosari Boyolali (PMO) Dengan Konversi Tb Paru

796
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Kasus Baru Di Puskesmas Panjang


Bandar Lampung Tahun 2017.
Jurnal Majority, 8(1).
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/ind
ex.php/majority/article/viewFile/231
8/2285
Widyastuti, H. (2016). Faktor-Faktor Yang
Berhubungandengan Kepatuhan
Berobat Pasien TB Paru Di Balai
Kesehatan Paru Masyarakat Kota
Pekalongan. Doctoral Dissertation,
Universitas Negeri Semarang.
http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/27967
World Health Organization (WHO).
(2015). Global Tuberculosis Report
2015.

797
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 789 - 798, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

798

Anda mungkin juga menyukai