Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

a. Pembagian waris pada pasangan menikah di Negara kamboja diatur dalam KUHPerdata
Khmer 2007 dari Pasal 1145 sampai Pasal 1304 KUHPerdata. Pemindahan harta warisan
harus dilakukan menurut wasiat ahli waris jika ia mempunyai wasiat, baik secara lisan
maupun tertulis. ini akan disebut suksesi hukum dengan warisan atau warisan dengan
warisan. Akan tetapi, dalam warisan tidak ada wasiat, maka oemindahan harta warisan
dilakukan menurut ketentuan KUHPerdata yang sah menurut pasal 1145 KUHPerdata.

Undang-Undang menetapkan bahwa warisan harus dibagikan kepada keturunan dalam tiga
tingkatan yaitu :

 jika ahli waris memiliki anak, maka warisan itu diwariskan kepada anak-anak
tersebut. Jika ada anak yang meninggal dunia, maka harta warisan akan dialihkan
kepada anak dari anak tersebut (ahli waris dari ahli waris), yaitu cucu-cucu dari ahli
waris hal itu diberi Nama Suksesi Alternatif.

 Jika ahli waris tidak mempunyai anak (hal ini berbeda dengan mempunyai anak
tetapi anak meninggal), maka harta warisan diserahkan kepada orang tua. Jika tidak
ada anak dan orang tua meninggal, warisan diwariskan kepada kerabat.

 Adapun bagian suami - istri (suami-istri) ahli waris, ia merupakan ahli waris “tetap”,
artinya meskipun ia termasuk dalam salah satu dari ketiga keturunan di atas,
pasangan harus mendapat bagian dalam warisan.

Dalam hal ahli waris, anak-anak dari pasangan itu akan menerima bagian yang sama dengan
setiap anak. Dalam hal ahli waris yang tidak mempunyai anak dan harta warisan dialihkan
kepada ahli waris sebagai orang tua, maka harta itu dibagi menjadi tiga bagian yang sama,
satu bagian untuk ayah dan satu bagian untuk ayah, untuk ibu dan yang ketiga untuk
pasangan. Jika hanya satu ayah atau ibu yang bertahan, setengah dari harta itu diwariskan
dan setengah lainnya pergi ke ayah atau ibu yang masih hidup.

Dalam hal ahli waris yang tidak memiliki anak, orang tuanya masih hidup dan harta warisan
jatuh kepada saudara kandung, setengah dari harta milik pasangan dan setengah lainnya
diambil untuk dibagi rata di antara saudara-saudara kandung.
b. Legitime portie
c. pasangan hidup tidak menikah
Dalam Pasal 14 UU Perkawinan dan keluarga di kamboja menjelaskan bahwa
“perkawinan hanya dapat dianggap sah jika laki-laki dan perempuan yang saling kawin
secara sukarela mengadakan akad nikah bagi seorang perempuan. Akad harus
didaftarkan dalam buku nikah dan harus ditandatangani oleh pencatat, pasangan dan
dua orang saksi dari segala umur
d. Pasa Pasal 948 KUHPerdata samapai Pasal 955 KUHPerdata memuat aturan tentang
syarat-syarat pokok perkawinan yaitu dalam hal Gender dalam undang-undang hanya
mengizikan orang dari lawan jenis untuk menikah. untuk individu sesame jenis, hukum
tidak melarang atau menghukum hidup Bersama tetapi hanya saja negara tidak
mengakuinya.
e. yang disebut anak luar kawin adalah anak yang lahir dari orang tua yang kawin hanya
sah dan ibu dari anak itu lahir Ketika orang tuanya masih atau sudah dalam perkawinan.
Pasal 94 UU Perkawinan dan keluarga Kamboja menjelaskan bahwa “Anak luar kawin
yang diakui oleh orang tuanya dapat menjadi anak kawin apabila orang tua anak
tersebut menikah setelah anak tersebut lahir.”

Anda mungkin juga menyukai