DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok 2
Nama : Aina Fadhla
Khairul Bahri
Mira Ulfa
Safrina
Zulfahmi
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin yang dapat kami lakukan
dan juga dengan kemampuan yang kami miliki serta dari berbagai referensi yang kami
dapatkan sehingga tersusunlah makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang kami susunini dapat menambahi
ilmu dan bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian .........................................................................6
B. Etiologi ..............................................................................6
C. Patofisiologi ......................................................................6
D. Klasifikasi .........................................................................7
E. Manifestasi klinis .............................................................9
F. Pemeriksaan penunjang ..................................................9
G. Penetalaksanaan..............................................................10
A. Pengkajian.......................................................................11
B. Analisa data ....................................................................13
C. Diagnose keperawatan ...................................................16
D. Intervensi ........................................................................16
E. Implementasi ..................................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................20
B. Saran ...............................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan
manusia. Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan
kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya lapangan kerja, hanya
orang-orang yang sempurna dengan segala indranya saja yang mendapat kesempatan kerja
termasuk matanya.mata merupakan anggota badan yang sangat peka. Trauma seperti debu
sekecil apapun yang masuk kedalam mata, sudah cukup untuk menimbulkangangguan yang
hebat, apabila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat.
Salah satu penyakitnya yaitu glaukoma. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua
terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010
akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak
bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.
Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena sering berkembang tanpa gejala yang
nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai
terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak
menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh
glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan
sedini mungkin
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan glaukoma?
C. Tujuan penulisan
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah
sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis
yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segalah akibatnya.
(Indriana dan N Istiqomah; 2004).
Glaukoma adaah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan
intraokuler, penggaungan, dan degenerasi saraf oftik serta defak lapang pandang yang khas.
(Tamsuri A; 2010)
Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra
okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil syaraf
optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam
pengelihatan. (Martinelli; 1991 dan Sunaryo Joko Waluyo; 2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga
terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan
(Dwindra M; 2009).
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aqueus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut
bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan
episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan
dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23
mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi
akan menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina.
Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan
tekanan intraokular, akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Gangguan perdarahan pada pupil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut saraf
pada papil saraf optik.
2. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil
saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan
pada papil saraf optik.
3. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
4. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik.(Tamsuri M, 2010 : 72-73).
E. Klasifikasi
1. Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu timbul pada
mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada kedua
mata. Pada glukoma kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri
osklerosis, pemakaian kartikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan
lain-lain dan berdasarkan anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :
Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup karena ruang
anterior secara otomatis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel
ke jaringan trabekuler dan menghambat humor aqueos mengalir ke saluran
schlemm. Pargerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus,
penambahan cairan diruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua.
Gejalah yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat
nyeri mata yang berat, penglihatan kabur. Penempelan iris memyebabkan dilatasi
pupil, tidak segera ditangni akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang
menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata.
Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam
sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi akibat:
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran,
biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair, berkabut dan peka
terhadap cahaya. Glaukoma Kongenital merupakan perkembangan abnormal dari
sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap kelainan mata sistemik jarang (0,05%)
manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran mata, lakrimasi, fotofobia
blepharospme.
4. Glaukoma Absolut
F. Manifestasi klinik
e) Visus menurun.
f) Edema kornea.
g) Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Oftalmoskopi : untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina, diskus optikus
macula dan pembuluh darah retina.
b. Tonometri : adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler, nilai yang
mencurigakan apabila berkisar antara 21 – 25 mmHg yang mencurigakan apabila
berkisar antara 21 – 25 mmHg dan dianggap patilogi bisa melebihi 25 mmHg.
c. Perimetri : kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang
has pada glaucoma, secara sederhana, lapang pandang dapat diperiksa dengan tes
konfrontasi.
d. Pemeriksaan ultrasonotrapi : adalah gelombang suara yang dapat digunakan untuk
mengukur dimensi dan struktur okuler (Nurarif, 2015 : 37)
H. Penatalaksanaan
Pengobatan dilakukan dengan prinsip untuk menurunkan TIO, membuka sudut yang tertutup
(pada glaucoma sudut tertutup), melakukan tindakan suportif (mengurangi nyeri, mual,
muntah, serta mengurangi radang), mencegah adanya sudut tertutup ulang serta mencegah
gangguan pada mata yang baik (sebelahnya) Untuk melancarkan aliran humor aqueus,
dilakukan konstriksi pupil dengan miotikum seperti pilocarpine hydrochloride 2 -4 % setiap
3-6 jam. Miotikum ini menyebabkan pandangan kabur setelah 1 -2 jam penggunaan.
Pemberian miotikum dilakukan apabila telah terdapat tanda – tanda penurunan TIO.
Penanganan nyeri, mual, muntah, dan peradangan dilakukan dengan memberikan analgesik
seperti pethidine (Demerol),antimuntah atau kortikosteroid untuk reaksi radang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Ny.r saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra terasa sakit jika
ditekan,penglihatan kabur padahal ny.r sudah menggunakan kacamata minus 3 pada mata
dextra dan sinistra,dua bulan yang lalu ny.r menderita kelainan tyroid. Oleh dokter spesialis
mata telah dilakukan pemeriksaan,hasil pemeriksaan ternyata ny.r menderita glaucoma tidak
tau kenapa dia sampai mengalami glaucoma dan mendengar informasi dari orang-0rang
bahwa glaucoma bisa buta, sehingga ny R takut mengalami kebutaan
A. PENGKAJIAN
1. Data pasien
Nama : Ny. R
Umur : 40 thun
Agama : islam
2. Riwayat penyakit :
Keluhan utama :
Klien dating ke rumah sakit, dengan keluhan orbita dextra terasa sakit bila ditekan
penglihatan kabur padahal ny.r sudah menggunakan kacamata minus 3 pada mata
dextra dan sinistra,
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37%
Pernafasan : 20x/mnt
Riwayat penyakit dahulu : klien tidak mempunyai riwayat penyakit atau riwayat
masuk rumah sakit , tetapi 2 bulan yang lalu ny R menderita kelaian tyroid
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan
saraf persepsi sensori
3. Pemeriksaan fisik
1. Aktifitas/istirahat
2. Makanan / cairan
3. Neurosensori
Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaucoma
darurat ) peningkatan air mata
4. Nyeri/ kenyamanan
B. Analisa data
- Klien mengeluh
silau dengan sinar
terang
Do :
- Klien terlihat
menggunkan
kacamata
- Klien tampak
kecoklatan atau
putih susus pada
pupila mata
- Klien terlihat
peningkatan
produksi aiar mata
- Klien mengeluh
pusing tiba tiba
- Klien mengatakan
sakit kepala
- Klien mengeluh
adanya tekanan pada
mata
Do :
- Skala nyeri 6
- Klien terlihat
menekan area mata
- Klien terlihat
memengangi area
kelapa dan mata
- Klien mengerutkan
kening pada saat
melihat
Do :
- Klien terlihat
menggunakan
kacamata
C. Diagnose keperrawatan
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori,gangguan status organ
2. Ganguan rasa nyaman : nyeri b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang
D. Intervensi
- Klien menggunakan
sumber secara efekti
E. IMPLEMENTASI
Hari/tangga No Implementasi dan hasil Paraf
l dx
BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah
sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan atau gejala
patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segalah
akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah; 2004).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.