Auditing Perbankan Syariah Yunita
Auditing Perbankan Syariah Yunita
OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
syariah dan PSAK Syariah ”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
ii
B. Sejarah Standar Akuntansi Syariah Di Indonesia....................... 4
D. Psak 101-108............................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
transparansi di segala bidang. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu
Sistem keuangan Islam bukan sekedar transaksi komersial, tetapi harus sudah
sampai kepada lembaga keuangan untuk dapat mengimbangi tuntutan zaman. Bentuk
sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam adalah
terbebas dari unsur riba. Kontrak keuangan yang dapat dikembangkan dan dapat
mudharaba.
dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Standar
akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor,
pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan menganalisis
benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak
1
penyusun dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari
PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh
3
B. Sejarah Standar Akuntansi Syariah yang Berlaku di Indonesia
syariah maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang
mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai produk pertama
DSAK – IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan jempol dan merupakan awal dari
disahkan tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang
perbankan syariah, ini sangat ironis karena ketika itu sudah mulai menjamur entitas
syariah selain dari perbankan syariah, seperti asuransi syariah, pegadaian syariah,
koperasi syariah. Maka seiring tuntutan akan kebutuhan akuntansi untuk entitas
syariah yang lain maka komite akuntansi syariah dewan standar akuntasi keuangan
bagi seluruh lembaga keuangan syariah (LKS) yang disahkan tanggal 27 Juni 2007
dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008 atau pembukuan tahun yang berakhir tahun
2008.
Keenam PSAK itu adalah PSAK No 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah, PSAK No 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), PSAK No 103
tentang Akuntansi Salam, PSAK No 104 tentang Akuntansi Isthisna, PSAK No 105
tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), dan PSAK No 106 tentang Akuntansi
Musyarakah (Kemitraan).
4
Keenam PSAK merupakan standar akuntansi yang mengatur seluruh transaksi
keuangan syariah dari berbagai LKS. Dalam penyusunaan keenam PSAK, KAS
Bank Indonesia. Selain itu, penyusunan keenam PSAK juga mendasarkan pada
sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh dewan syariah nasional
1. PSAK- IFRS
PSAK-IFRS diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Pada PSAK ini wajib
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan
2. SAK ETAP
Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
pengguna eksternal.
5
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP
diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan
pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis
dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban
sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh
PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset
dan kewajiban yang diakui SAK ETAP. SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar
3. PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini
pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis
a. Kerangka Konseptual
c. Akuntansi Murabahah
d. Musyarakah
e. Mudharabah
f. Salam
6
4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
tahapan seperti :
8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik
(Public Hearings)
Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun
7
dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, parisipaso dan akuntabilitas
PSAK No. 101 ini berfungsi untuk mengatur penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk
penyajian dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyatan
bank menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
b. Objek, dan
c. Akad (shighat).
8
c. Kontrak harus bebas dari riba,
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
nya mempunyai semangat saling tolong menolong dan tidak boleh mendapat
tertentu atau penjualan suatu komoditi untuk pengiriman yang ditangguhkan dengan
b. Akad (shighat)
c. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu modal/harga dan muslam fiih (barang
yang dipesan)
9
b. Muslam fiih (barang yang dipesan) : harus jelas jenis, ciri-cirinya,
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan
penjual. Selain itu ada juga istishna paralel, yaitu suatu bentuk akad istishna antara
pembeli)
c. Akad (shighat)
10
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama pemilik dana menyediakan seluruh dana sedangkan pihak kedua (pengelola
dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kespakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana apabila
b. Objek
c. Akad (shighat)
a. Modal ditangan pengusaha berstatus amanah, seperti wakil dalam jual beli,
resiko.
11
f. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset nonkas yang
a. Subjek (‘aqidani)
c. Akad (shighat)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut.
12
Rukun Ijarah :
b. Objek
c. Akad (shighat)
antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau Tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari
Dalam makalah ini, kami menjabarkan beberapa PSAK yang tujuannya untuk
mencari unsur ukhuwah yang terdapat dalam PSAK nomor 101 - 108. yaitu:
14