Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Standar Akuntansi Keuangan Syariah & PSAK Syariah

OLEH:

YUNITA YUSRI (90500118087)

DOSEN PENGAMPU:

JURUSAN : PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya

kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar akuntansi keuangan

syariah dan PSAK Syariah ”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata

kuliah auditing Perbankan Syariah.

Pinrang ,20 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 2

C. Tujuan......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan.................................... 3

ii
B. Sejarah Standar Akuntansi Syariah Di Indonesia....................... 4

C. Jenis Sak Yang Digunakan Di Indonesia.................................... 5

D. Psak 101-108............................................................................... 8

BAB III PENUTUP................................................................................................ 14

A. Kesimpulan................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir

seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal yang dijembatani perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya

transparansi di segala bidang. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu

sering disebut sebagai “Bahasanya Dunia Usaha” (Business Language).

Sistem keuangan Islam bukan sekedar transaksi komersial, tetapi harus sudah

sampai kepada lembaga keuangan untuk dapat mengimbangi tuntutan zaman. Bentuk

sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam adalah

terbebas dari unsur riba. Kontrak keuangan yang dapat dikembangkan dan dapat

menggantikan sistem riba adalah mekanisme syirkah  yaitu :  musyarakah  dan

mudharaba.

Dengan adanya standar akuntansi syariah, laporan  keuangan diharapkan

dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Standar

akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor,

pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan menganalisis

laporan keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang

benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak

1
penyusun dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau

kesamaan interpretasi atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian standar akuntansi syariah?

2. Bagaimana sejarah standar akuntansi syariah di Indonesia?

3. Apa saja jenis SAK yang di gunakan di Indonesia?

4. Bagaimana PSAK 101-108?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian standar akuntansi syariah

2. untuk mengetahui bagaimana sejarah standarakuntansi syariah di Indonesia

3. Untuk mengetahui apa saja jenis SAK yang di gunakan di Indonesia

4. Untuk mengetahui bagaimana PSAK 101-108

D.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur

pembuatan laporan keuangan  agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan

keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite

Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi

Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari

beberapa standard akuntansi yang ada seperti:

a. IAS (International Accounting Standards)

b. IFRS ( International Financial Reporting Standards)

c. GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)

d. ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)

e. PSAK syariah dan juga SAP ( Standar Akuntansi Pemerintahan)

Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga

diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor

serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan

membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. PSAK-IFRS, SAK ETAP

ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.

PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh

Komite Standar Akuntansi Pemerintah.

3
B. Sejarah Standar Akuntansi Syariah yang Berlaku di Indonesia

Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank

syariah maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang

mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai produk pertama

DSAK – IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan jempol dan merupakan awal dari

pengakuan dan eksistensi keberadaan akuntansi syariah di Indonesia. PSAK ini

disahkan tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang

berakhir tahun 2003 . hanya berlaku hanya dalam tempo 5 tahun. 

PSAK 59 dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah hanya di sektor

perbankan syariah, ini sangat ironis karena ketika itu sudah mulai menjamur entitas

syariah selain dari perbankan syariah, seperti asuransi syariah, pegadaian syariah,

koperasi syariah. Maka seiring tuntutan akan kebutuhan akuntansi untuk entitas

syariah yang lain maka komite akuntansi syariah dewan standar akuntasi keuangan

(KAS DSAK) menerbitkan enam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK)

bagi seluruh lembaga keuangan syariah (LKS) yang disahkan tanggal 27 Juni 2007

dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008 atau pembukuan tahun yang berakhir tahun

2008. 

Keenam PSAK itu adalah PSAK No 101 tentang penyajian laporan keuangan

syariah, PSAK No 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), PSAK No 103

tentang Akuntansi Salam, PSAK No 104 tentang Akuntansi Isthisna, PSAK No 105

tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), dan PSAK No 106 tentang Akuntansi

Musyarakah (Kemitraan). 

4
Keenam PSAK merupakan standar akuntansi yang mengatur seluruh transaksi

keuangan syariah dari berbagai LKS. Dalam penyusunaan keenam PSAK, KAS

DSAK mendasarkan pada pernyataan akuntansi perbankan syariah indonesia (PAPSI)

Bank Indonesia. Selain itu, penyusunan keenam PSAK juga mendasarkan pada

sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh dewan syariah nasional

majelis ulama indonesia (DSN MUI). 

C. Jenis SAK yang dijalankan di Indonesia

Jenis SAK yang dijalankan di Indonesia saat ini, antara lain:

1. PSAK- IFRS

PSAK-IFRS diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Pada PSAK ini wajib

diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan

publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan

informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.

Cttn : PSAK-IFRS di wajibkan untuk perusahaan Go public (  perusahaan yang

menjual sahamnya di pasar modal)

2. SAK ETAP

SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi

pengguna eksternal.

5
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP

diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan

pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis

dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban

sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh

SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan

PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset

dan kewajiban yang diakui SAK ETAP. SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar

istilah yang mempermudah untuk memahami SAK ini.

3. PSAK Syariah

PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik

entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini

pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis

syariah dengan acuan fatwa MUI.

PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :

a. Kerangka Konseptual

b. Penyajian Laporan Keuangan Syariah

c. Akuntansi Murabahah

d. Musyarakah

e. Mudharabah

f. Salam

6
4. SAP

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar

Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang

diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-

tahapan seperti :

1.        Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar

2.        Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP

3.        Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

4.        Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja

5.        Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

6.        Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

7.        Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

8.        Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik

(Public Hearings)

9.        Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian

10.    Finalisasi Standar

Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun

daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan

7
dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, parisipaso dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101-108

a. PSAK 101 - Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK No. 101 ini berfungsi untuk mengatur penyajian dan pengungkapan

laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk

entitas syariah yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”. Pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyatan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

b. PSAK 102 – Akuntansi Murabahah

Murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan prinsip jual beli,

dimana bank membelikan kebutuhan barang nasabah (investasi/modal kerja) dan

bank menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati.

         Rukun Murabahah :

a. Subjek (penjual dan pembeli),

b. Objek, dan

c. Akad (shighat).

         Syarat Murabahah :

a. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah,

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diterapkan,

8
c. Kontrak harus bebas dari riba,

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian, dan

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya bila pembelian dlakukan secara hutang.

Dalam akuntansi murabahah terdapat prinsip persaudaraan (ukhuwah) yang esensi

nya mempunyai semangat saling tolong menolong dan tidak boleh mendapat

keuntungan diatas kerugian orang lain.

c. PSAK 103 - Akuntansi Salam

Salam adalah akad pembelian suatu hasil produksi (komoditi) untuk

pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera sesuai dengan persyaratan

tertentu atau penjualan suatu komoditi untuk pengiriman yang ditangguhkan dengan

pembayaran segera/di muka.

         Rukun Salam :

a. Subjek : muslam (pembeli) dan muslam ilaih (penjual)

b. Akad (shighat)

c. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu modal/harga dan muslam fiih (barang

yang dipesan)

         Syarat Salam :

a. Modal/harga : harus jelas dan terukur, berapa harga barangnya, berapa

uang mukanya dan berapa lama, sampai pembayaran terakhirnya.

9
b. Muslam fiih (barang yang dipesan) : harus jelas jenis, ciri-cirinya,

kualitas dan kuantitasnya.

d. PSAK 104 – Akuntansi Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang

tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan

penjual. Selain itu ada juga istishna paralel, yaitu suatu bentuk akad istishna antara

pemesan dan penjual kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada penjual,

penjual memerlukan pihak lain sebagai pembeli.

         Rukun Istishna’:

a. Subjek : shaani’ (produsen atau penjual) dan mustashni’ (konsumen atau

pembeli)

b. Ma’qud ‘alaih (barang yang dipesan)

c. Akad (shighat)

         Syarat Istishna’:

a. Jenis barang yang dibuat, macam, kadar, dan sifatnya jelas,

b. Barang berlaku muamalat di antara manusia, dan

c. Tidak ada ketentuan mengenai tempo penyerahan barang yang dipesan.

e. PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah

10
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak

pertama pemilik dana menyediakan seluruh dana sedangkan pihak kedua (pengelola

dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai

kespakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana apabila

kesalahan terjadi murni karena regulasi usaha. Tetapi jika kesalahan/kerugian

disebabkan karena kelalain mudharib maka kerugian ditanggung oleh mudharib.

         Rukun Mudharabah :

a. Subjek : pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib)

b. Objek

c. Akad (shighat)

         Syarat Mudharabah :

a. Modal ditangan pengusaha berstatus amanah, seperti wakil dalam jual beli,

b. Pengusaha berhak atas keuntungan sesuai kesepakatan,

c. Komponen biaya disepakati sejak awal akad, dan

d. Pemilik modal (shahibul maal) berhak atas keuntungan dan menanggung

resiko.

Pada akad mudharabah terdapat prinsip persaudaraan yang pada dasarnya

merupakan interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk

kemanfaatan umum dengan semangat saling tolong menolong, menjunjung tinggi

nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat sehingga seseorang tidak boleh

mendapat keuntungan diatas kerugian orang lain.

11
f. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian

berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset nonkas yang

diperkenankan oleh syariah.

         Rukun Musyarakah :

a. Subjek (‘aqidani)

b. Objek (ma’qud alaihi)

c. Akad (shighat)

d. Nisbah bagi hasil

         Syarat Musyarakah :

a. Diperbolehkan untuk menerima atau mengirimkan wakil untuk bertindak

hukum terhadap objek perserikataan sesuai dengan izin pihak lainnya,

b. Presentase pembagian keuntungan jelas, dan

c. Keuntungan untuk masing-masing pihak ditentukan sesuai kesepakatan.

g. PSAK 107 - Akuntansi Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang dalam waktu

tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas

barang tersebut.

12
         Rukun Ijarah :

a. Subjek : mu’jir (pemberi sewa) dan musta’jir (penyewa)

b. Objek

c. Akad (shighat)

         Syarat Ijarah :

a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan,

b. Barang yang disewakan tidak termasuk kategori haram, dan

c. Harga sewa harus terukur.

h. PSAK 108 – Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di

antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau Tabarru’ yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang

sesuai dengan syariah.

Dari pengertian nya sudah sangat jelas bahwa asuransi syariah

mengaplikasikan prinsip persaudaraan (ukhuwah). Ukhuwah dalam transaksi syariah

berdasarkan prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling

menolong (ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi

(tahaluf) dan prinsip tersebut diaplikasikan pada asuransi syariah.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur

pembuatan laporan keuangan  agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan

keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite

Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi

Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari

beberapa standard akuntansi yang ada seperti: IAS (International Accounting

Standards), IFRS ( International Financial Reporting Standards), GAAP (Generally

Accepted Accounting Principles), ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) dan

PSAK syariah dan juga SAP ( Standar Akuntansi Pemerintahan).

Dalam makalah ini, kami menjabarkan beberapa PSAK yang tujuannya untuk

mencari unsur ukhuwah yang terdapat dalam PSAK nomor 101 - 108. yaitu:

1.      PSAK 101- Penyajian Laporan Keuangan Syariah

2.      PSAK 102- Akuntansi Murabahah

3.      PSAK 103- Akuntansi Salam

4.      PSAK 104- Akuntansi Istishna’

5.      PSAK 105- Akuntansi Mudharabah

6.      PSAK 106- Akuntansi Musyarakah

7.      PSAK 107- Akuntansi Ijarah

14

Anda mungkin juga menyukai