Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENGAJARAN

PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN

Mata Ajar : Promosi Kesehatan


Pokok Bahasan : Kejang ( epilepsy)
Hari/ Tanggal : Minggu/ 5 Desember 2021
Waktu : 30 menit
Sasaran : Warga kp. Kongsi rt 001/004
Penyuluh : Delviana Nur Hawa

I. Tujuan Umum
Setelah warga mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan dapat memahami apa itu kejang

II. Tujuan Khusus


Setelah warga mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan:
1. Warga mampu menyebutkan definisi kejang dengan menggunakan kata-kata sendiri dengan
benar.
2. Warga mampu menyebutkan penyebab terjadinya kejang
3. Warga mampu menyebutkan komplikasi kejang
4. Warga tahu bagaimana cara menghadapi seseorang apabila terjadi kejang

III. Kegiatan Belajar Mengajar

A. Pembukaan/ Introduksi; 3 menit


PERAWAT AUDIENS

1. Memberikan salam, memperhatikan sikap tempat Menyimak.


duduk audiens.
2. Memeriksa kehadiran audiens yang mengikuti Mengacungkan jari/
pendidikan kesehatan. menjawab.
3. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Menjawab pertanyaan.

4. Mengkomunikasikan pokok bahasan yang akan Menyimak dan menulis


dibicarakan.
5. Kontrak waktu Menyimak.
6. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar. Menyimak.
7. Memberikan pertanyaan apersepsi. Menjawab pertanyaan

B. Pengembangan (Kegiatan inti): 24 menit


PERAWAT AUDIENS
1. Menjelaskan definisi kejang Menyimak.
2. Menjelaskan penyebab kejang Menyimak.

3. Menjelaskan tanda dan gejala kejang Menulis.

4. Menjelaskan cara-cara perawatan pada seseorang


yang mengalami kejang
5. Warga mampu menyebutkan komplikasi kejang
6. Mensimulasikan cara-cara perawatan seseorang
yang mengalami kejang
7. Memberikan pertanyaan pada audiens. Menjawab pertanyaan.

8. Menjawab pertanyaan yang diajukan audiens. Bertanya.

9. Memberi pujian pada audiens yang menjawab


pertanyaan.
C. Penutup/ Konsolidasi; 3 menit
PERAWAT AUDIENS
1. Memberikan evaluasi secara lisan Menjawab pertanyaan.
2. Menyimpulkan materi penkes. Menyimak dan
berpartisipasi
Menjawab salam.
3. Memberikan salam penutup.

IV. Struktur materi

1. Definisi kejang
Kejang adalah gejala yang timbul dari efek langsung atau tidak langsung dari penyakit sistem
saraf pusat (SSP) atau disfungsi otak. Disfungsi otak tersebut dapat disertai dengan motorik,
sensorik dan gangguan otonom tergantung pada daerah otak yang terlibat baik organ itu sendiri
atau penyebaran ke organ yang lain.

Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat
atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta adanya
pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan. Terjadinya kejang dapat disebabkan oleh
malformasi otak congenital, faktor genetis atau adanya penyakit seperti meningitis, ensefalitis
serta demam yang tinggi atau dapat dikenal dengan istilah kejang demam, gangguan
metabolisme, trauma, dan lain sebagainya. Apabila kejangnya bersifat kronis dapat dikatakan
sebagai epilepsi yang terjadi secara berulang-ulang dengan sendirinya. (Hidayat, 2006) .

Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan segera. Diagnosa
secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih
parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat dituntut untuk
berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga dan pasien, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu
kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang
demam adalah: mencegah/mengendalikan aktivitas kejang, melindungi pasien dari
trauma,mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positif, memberikan
informasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan penanganannya.
(Doengoes, 2000)
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai dapat
diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan kejang mioklonik. a.
Kejang Tonik Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat.
Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik
umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai
dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai
deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang
meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus b. Kejang Klonik Kejang Klonik dapat
berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-
pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak
disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat
disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau
oleh ensepalopati metabolik. c. Kejang Mioklonik Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan
ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat.
Gerakan tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan
saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak
spesifik.(Lumbang Tebing, 1997)

2. Gejala Kejang
Gejala kejang parah meliputi gemetar hebat dan kehilangan kendali. Namun, kejang ringan juga
bisa menjadi tanda masalah medis yang signifikan. Karena itu, penting untuk mengenalinya.
Beberapa kejang dapat mengakibatkan cedera atau menjadi penanda dari kondisi medis
tertentu.
Kejang terjadi karena sistem kelistrikan otak yang tak berfungsi dengan baik, sebagaimana
seharusnya. Melansir laman Mayo Clinic, beberapa kejang merupakan ujung dari penyakit
serius. Misalnya seperti penyakit otak, tumor, kondisi genetik, atau penyakit maupun kelainan
lain yang dapat didiagnosis.
*Beberapa orang dengan gangguan kejang memiliki pemicu yang menyebabkan kejang
terjadi. Adapun pemicu kejang yang umum seperti berikut:
 Makanan atau obat-obatan
 Hormon
 Stres
 Kurang tidur
 Kepekaan terhadap cahaya.

3. Komplikasi
 Cedera/ terjatuh
 Tersedak
 Menggingit lidah/ bibir
 Kurang dari 5% anak yang pernah mengalami kejang demam berkembang menjadi
epilepsi.
V. Metode Pembelajaran
1. Ceramah dan tanya jawab.
2. Diskusi.
3. Simulasi
4. Demonstrasi

VI. Media Pembelajaran


1. Lembar balik.
2. Leaflet.
3. Alat-alat peraga.

VII. Evaluasi
1. Jumlah butir tes :3
2. Prosedur tes : lisan.
3. Soal tes:
a. Sebutkan definisi kejang menurut ibu/ bapak yang ibu/ bapak pahami!
b. Menurut ibu/ bapak apa penyebab kejang ?
c. Sebutkan komplikasi kejang ?
4. Kunci jawaban:

a. Kejang adalah gejala yang timbul dari efek langsung atau tidak
langsung dari penyakit sistem saraf pusat (SSP) atau disfungsi otak. Disfungsi otak tersebut
dapat disertai dengan motorik, sensorik dan gangguan otonom tergantung pada daerah otak
yang terlibat baik organ itu sendiri atau penyebaran ke organ yang lain.

b. Terjadinya kejang dapat disebabkan oleh malformasi otak


congenital, faktor genetis atau adanya penyakit seperti meningitis, ensefalitis serta demam yang
tinggi atau dapat dikenal dengan istilah kejang demam, gangguan metabolisme, trauma, dan
lain sebagainya.

c. Cedera/ terjatuh
Tersedak
Menggingit lidah/ bibir
Kurang dari 5% anak yang pernah mengalami kejang demam berkembang menjadi epilepsi.

VIII. Daftar Pustaka


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (1985). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : FKUI.
https://gaya.tempo.co/read/1517745/apa-saja-penyebab-terjadinya-kejang
https://www.halodoc.com/kesehatan/kejang

Anda mungkin juga menyukai