A. PENGERTIAN BOTANI
B. TUMBUHAN
Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung selulosa. Tanaman hijau
termasuk dalam kategori autotrof (mampu memproduksi makanan sendiri).[5] Hampir semua
anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi energi sendiri dengan mengubah
energi cahaya matahari melalui proses yang disebut fotosintesis dalam organel sel bernama
kloroplas. Karena warna hijau yang dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang
dipakai adalah Viridiplantae ("tumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta. Namun
ada juga tumbuhan yang bersifat parasit dan beberapa sudah tidak memiliki kemampuan
fotosintesis dengan sedikit atau bahkan tanpa klorofil. Tanaman juga bisa dikarakterisasi dari
cara mereka berkembang biak, kemampuan pertumbuhan, dan pergiliran keturunan.
Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan.
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam
kehidupan:
1. Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya
2. Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan
peran sel penyusunnya
3. Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya,
proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang
lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik
bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya.
● D. REPRODUKSI
Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru.[1]
Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi
selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan
aseksual.
● E. KOMPONEN BIOTIK
Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik
(organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil
dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau.[1][2]
Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan
tergantung kepada organisme lain, baik yang bersifat heterotrof maupun yang autotrof.
Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung
(herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer
dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan.
Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak adalah
manusia.[1][2]
Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk
kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme
detritivor atau pemakan bangka.
● F. KOMPONEN ABIOTIK
Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup
(benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang
terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan
fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang
berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalah
air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi, dan iklim.
● G. EUKARIOTA
Eukariota dapat bereproduksi baik melalui reproduksi aseksual melalui mitosis dan
reproduksi seksual melalui meiosis. Dalam mitosis, satu sel membelah untuk menghasilkan
dua sel yang identik secara genetik. Dalam meiosis, replikasi DNA diikuti oleh dua putaran
pembelahan sel untuk menghasilkan empat sel anak masing-masing dengan setengah
jumlah kromosom dari sel induknya (sel haploid). Sel-sel ini bertindak sebagai sel kelamin
(gamet – masing-masing gamet hanya memiliki satu pelengkap kromosom, masing-masing
campuran unik dari pasangan kromosom orang tua yang sesuai) yang dihasilkan dari
rekombinasi genetik selama meiosis.
● H. MULTISELULAR
Multiselular atau Multiseluler adalah suatu istilah biologi untuk organisme yang mempunyai
banyak sel yang isinya cukup kontras dengan organisme uniselular yang pada umumnya
hanya mempunyai satu sel. Organisme jenis ini biasanya dapat dilihat dengan mata
telanjang (kecuali untuk beberapa organisme yang lebih spesifik). Contoh dari organisme
multiselular adalah hewan dan tumbuhan.
● I. TUMBUHAN BERBUNGA
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan
berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji
atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada
Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun
strobilus atau runjung. Pada melinjo misalnya, pêntil nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto"
hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
● K. LYCOPODIOPSIDA
Di dalam sistematika tumbuhan yang dianut banyak peneliti (lihat Smith et al. 2006[2]),
tumbuhan paku kawat tidak lagi dimasukkan ke dalam kelompok paku-pakuan sejati (divisi
Pteridophyta arti sempit, sensu stricto) melainkan ke dalam divisi tersendiri untuk
menghindari terbentuknya pengelompokan yang parafiletik.
Anggota Lycopodiopsida mempunyai daun yang sempit dan duduk, sehingga terkadang
mirip rambut keras atau sisik. Paku ini juga memiliki batang yang kaku seperti kawat. Karena
itulah paku ini sering disebut sebagai paku kawat. Pada beberapa jenis, daunnya
mempunyai lidah-lidah (ligula). Sporangium pada likofita tersusun dalam strobilus dan
terbentuk di ujung cabang.
● L. TUMBUHAN PAKU
Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan
sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk
reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat
penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan
fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan lautan,
dengan kecenderungan ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk
pertanian. Total spesies yang diketahui sekitar 12.000,[2] dengan perkiraan 1.300[3] sampai
3000 lebih[4] spesies di antaranya tumbuh di kawasan Malesia (yang mencakup Indonesia).
Pengelompokan klasik anggota tumbuhan paku (Pteridophyta, dalam arti luas, mis. menurut
Haeckel (1866)[5]) pada pengetahuan terkini dianggap bersifat parafiletik. Dari
kelompok-kelompok cabang utama tumbuhan berpembuluh, satu kelompok yang mencakup
paku kawat, kumpai, serta rane, ternyata memisah paling awal dari kelompok lainnya.
Kelompok tersebut sekarang dimasukkan dalam divisio Lycopodiophyta. Ini menyebabkan
"Pteridophyta" sekarang memiliki dua pengertian: arti luas (sebagaimana arti klasik,
mencakup Lycopodiophyta) dan arti sempit (arti klasik minus Lycopodiophyta). Kelompok
tumbuhan paku arti sempit bersifat holofiletik atau monofiletik, dan sekarang disebut
Pteridophyta atau, untuk menghindari kebingungan, disebut Polypodiophyta atau
Monilophyta.
● M. LUMUT
Lumut dalam bahasa sehari-hari (kolokial) merujuk pada sekelompok vegetasi kecil yang
tumbuh pada tempat lembap atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi
permukaan. Di perairan lumut dapat menutupi dasar atau dinding sungai atau danau
● N. ALGA HIJAU
Alga hijau adalah kelompok alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Alga hijau
memiliki anggota sekitar 7.000 spesies. Alga hijau juga merupakan alga uniseluler
maupunmultiseluler yang memiliki klorofil yang dominan yang membuat alga berwarna hijau.
Dalamtaksonomi, semula semua alga yang tampak berwarna hijau dimasukkan sebagai
salah satukelas dalam filum/divisio Thallophyta, yaitu Chlorophyceae. Pengelompokan ini
sekarangdianggap tidak valid karena ia tidak monofiletik, setelah diketahui bahwa tumbuhan
merupakan perkembangan lanjutan dari anggota masa lalunya. Sebagai konsekuensi, alga
hijau sekarang terdiri dari dua filum: Chlorophyta dan Charophyta, yang masing-masing
monofiletik.
● O. GENETIKA
Genetika (kata serapan dari bahasa Latin dan Belanda: genetica; dari bahasa Yunani:
γέννω, genno, yang berarti "melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari
pewarisan sifat gen pada organisme maupun suborganisme. Secara singkat dapat juga
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika"
diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
● P. FIKOLOGI
Fikologi (Yunani: φύκος, phykos, "ganggang"; dan -λογία, -logia) atau algologi (Latin: alga,
"ganggang"), adalah subdisiplin botani yang mempelajari alga atau ganggang. Fikologi juga
mempelajari beberapa organisme prokariotik yang dikenal sebagai Cyanobacteria.
● Q. MIKOLOGI
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi (jamur) atau
sering disebut juga cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur,
fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur. Mikologi sangat besar pengaruhnya
terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur;
sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan.
● R. ALGA
Alga adalah sekumpulan organisme autotrof maupun heterotrof (mixotrof) yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Sebagian besar merupakan fototrof,
yaitu memperoleh makanan dengan bantuan foton (cahaya), tetapi ada pula yang
memperoleh nutrisi melalui kombinasi fototrof dengan osmotrof (memperoleh nutrisi dengan
osmosis), myzotrof (memperoleh nutrisi dengan menghisap sel lain), phagotrof (memperoleh
nutrisi dengan memangsa partikel). Penggolongan alga secara tersendiri dibedakan dari
tumbuhan Karena tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun,
dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
● S. JAMUR
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara
generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit
fakultatif, atau saprofit.