Anda di halaman 1dari 10

Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin

(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

ANALISIS KINERJA USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN PISANG


DI KECAMATAN BINUANG, KABUPATEN TAPIN
(STUDI KASUS USAHA KERIPIK PISANG “HAPPY” BINUANG)

Performance Analysis of Banana Home Industry in Binuang Sub District,


Tapin District (Case Study on “Happy” Banana Chips)
Prayuda Kurniawan*, Djoko Santoso, Masyhudah Rosni
Prodi Agribisnis/Jurusan SEP, Fak. Pertanian – Univ. Lambung Mangkurat, Banjarbaru – Kalimantan Selatan

*Corresponding author: prayuda_kurniawan@yahoo.com

Abstrak. Perindustrian merupakan kegiatan untuk merubah bentuk dari hasil usaha pertanian
sehingga dapat lebih memenuhi kebutuhan manusia. Hasil dari industri pengolahan hasil pertanian
dapat berupa makanan yang menjadi kebutuhan manusia, salah satunya adalah keripik pisang dan
pisang sale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja industri pengolahan pisang di
Kecamatan Binuang. Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah perusahaan Keripik
Pisang “Happy” Binuang milik Bapak Japar yang memproduksi olahan keripik pisang dan piang sale.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan secara observasi
partisipatif dan wawancara mendalam (in-depth Interview). Analisis kinerja dilihat berdasarkan
komponen yang ada pada kriteria tiga sehat usaha, yaitu sehat organisasi, sehat administrasi, dan sehat
usaha. Dalam menentukan kriteria kesehatan usaha, harus diketahui terlebih dahulu penyelenggaraan
usaha yang dijalankan oleh perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang, diantaranya mengetahui
besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan rata-rata delapan kali produksi dalam satu bulan adalah sebesar Rp11.913.602,
dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp16.000.000, maka pendapatan yang diperoleh sebesar
Rp5.311.398, serta keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp4.086.398.
Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha R/C, yaitu perbandingan total penerimaan dengan total
biaya produksi yang lebih dari satu, yaitu memiliki angka perbandingan 1,34 atau 1,34 > 1.
Berdasarkan hasil penelitian usaha perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang merupakan usaha
yang menguntungkan dan layak untuk diusahakan, namun memiliki kinerja usaha yang belum bisa
dikatakan baik, hal ini dikarenakan perusahaan sebagian besar belum berpedoman kepada tiga kriteria
sehat dalam menjalankan kegiatan usaha. Dari hasil analisis ketiga kriteria sehat usaha diatas didapat
persentase sebesar 35,04%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang
secara keseluruhan masuk kedalam ketegori tidak sehat.
Kata kunci: analisis kinerja, pisang, keripik pisang, pisang sale

PENDAHULUAN
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan
Perindustrian merupakan kegiatan manusia provinsi di Indonesia yang tumpuan
untuk merubah bentuk dari hasil usaha pertanian perekonomiannya ada pada sektor pertanian dan
atau pengumpulan sehingga dapat lebih industri pengolahan. Sektor pertanian
memenuhi kebutuhan manusia. Hasil dari Kalimantan Selatan pada tahun 2017
industri pengolahan hasil pertanian dapat berupa berkontribusi sebesar 14,6%, sementara sektor
makanan yang menjadi kebutuhan manusia industri pengolahan berkontribusi sebesar
seperti beras, tahu, tempe dan sebagainya. 14,3% dari total Produk Domestik Regional
Agroindustri dapat menjadi salah satu pilihan Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Selatan
strategis dalam menghadapi masalah dalam (Badan Pusat Statistik, 2018: 397).
upaya peningkatan perekonomian masyarakat di
Diperlukan keterkaitan antara sektor pertanian
pedesaan (Supriyono, 2004: 1).
dan sektor industri pertanian atau agroindustri,

198 – Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

keterkaitan ini terlihat dengan adanya Keripik Pisang “Happy” Binuang memiliki
perkembangan pengolahan hasil pertanian struktur organisasi yang begitu sederhana,
melalui agroindustri. Peran agroindustri di tenaga kerja yang tidak begitu banyak
Indonesia dilakukan salah satunya melalui mengakibatkan pembagian kerja menjadi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). terbatas, hal ini bertolak belakang dengan sehat
Salah satu UMKM yang berkembang adalah secara organisasi suatu usaha. Selain itu terdapat
UMKM yang menggunakan bahan baku kekurangan dalam kesehatan administrasi usaha,
pertanian yang berasal dari sub sektor tanaman sehingga perusahaan ini tidak melakukan
hortikultura. Salah satu jenis tanaman perhitungan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
hortikultura adalah tanaman buah-buahan, salah seperti bahan baku, pengemasan, hingga tenaga
satunya adalah buah pisang. kerja. Hal ini menyebabkan pemilik agroindustri
tidak mengetahui total biaya yang dikeluarkan
Di Kecamatan Binuang buah pisang menjadi
dan pendapatan bersih yang mereka peroleh.
tanaman buah yang paling banyak ditemukan
dengan jumlah tanaman buah pisang yang Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
mencapai 60.755 pohon, dengan jumlah untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang
produksi sebesar 929 kwintal dalam satu tahun kinerja usaha industri perusahaan Keripik
(Badan Pusat Statistik, 2012: 67). Pisang “Happy” Binuang. Ada banyak hal lain
yang bisa menunjukan kinerja yang berkaitan
Pisang adalah salah satu jenis buah-buahan yang
dengan kriteria-kriteria sehat dalam usaha.
memiliki nilai ekonomis tinggi dan mempunyai
Karena beberapa pengusaha mengukur kinerja
peluang usaha yang menjanjikan, namun
usahanya hanya dengan mempertimbangkan
pemanfaatan buah pisang sebagian besar masih
kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu
dikonsumsi dalam bentuk segar tidak diimbangi
produksinya saja, tanpa mengetahui bagaimana
dengan kualitas buah pisang yang baik.
kriteria sehat dalam usaha yang harusnya
Pengolahan pisang menjadi berbagai produk
dimiliki oleh setiap usaha yang dijalani.
olahan dapat meningkatkan penganekaragaman
pangan serta memberikan alternatif dalam
Tujuan dan Kegunaan
memasarkan produk buah segar atau produk
olahan (Cakradinata et al, 2017: 2). Produk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
olahan yang dihasilkan dari buah pisang pun ada mengetahui kinerja usaha industri pengolahan
bermacam-macam, diantaranya: keripik pisang keripik pisang dan pisang sale skala rumah
dan pisang sale. tangga perusahaan Keripik Pisang “Happy”
Binuang milik Bapak Japar.
Agroindustri keripik pisang dan pisang sale
dapat diproduksi dalam waktu singkat dan tidak Kegunaan dari penelitian ini diharapkan: (1)
memerlukan tenaga kerja yang banyak, apalagi Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan
ketersediaan pisang sesuai jenis yang masukan serta informasi yang berguna bagi
dibutuhkan untuk membuat olahan keripik pemilik usaha industri pengolahan pisang untuk
pisang di Kecamatan Binuang cukup memadai perkembangan usaha; (2) bagi peneliti,
untuk melakukan pengolahan hasil pertanian peneliitian ini diharapkan dapat memberikan
tersebut, seperti salah satu industri pengolahan tambahan pengetahuan serta dapat menjadi
pisang di Kecamatan Binuang adalah usaha salah satu referensi maupun pembanding serta
Keripik Pisang “Happy” Binuang yang dikelola memberikan informasi kepada peneliti lain
oleh Bapak Japar. Olahan keripik pisang dengan judul terkait.
perusahaan ini sudah cukup dikenal oleh
masyarakat Binuang. Selain memproduksi
keripik pisang, perusahaan ini juga
METODE
memproduksi olahan pisang sale.
Suatu usaha harus membutuhkan pengelolaan Tempat dan Waktu Penelitian
manajemen yang baik sehingga usaha tersebut Penelitian ini dilaksanakan di tempat usaha
dapat dikatakan sehat. Pengelolaan yang baik industri Keripik Pisang “Happy” Binuang milik
dan benar akan membantu pemilik usaha Bapak Japar yang terletak di Kecamatan
mengetahui tingkat kemajuan maupun Binuang, Kabupaten Tapin. Dimulai dari bulan
kemunduran suatu usaha yang dijalankan. Juli sampai bulan Oktober 2019 yang dimulai
Namun berdasarkan survei awal perusahaan

Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019 - 199


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan baik; (3) Sehat usaha, yaitu adanya pengelolaan
data sampai dengan tahapan penyusunan keuangan yang benar oleh suatu usaha.
laporan.
Selain itu terdapat kondisi yang mendukung
untuk melihat kriteria kesehatan usaha agar
Jenis dan Sumber Data
peneliti dapat melihat kondisi yang ada, apakah
Adapun data yang digunakan dalam penelitian usaha yang dijalani oleh pelaku usaha dapat
ini merupakan data yang dikumpulkan dari data dikatakan sehat, baik sehat secara organisasi,
primer dan data sekunder. Data primer administrasi, serta usaha. Kondisi yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara digunakan adalah (1) Ada, jika kondisi disetiap
mendalam terhadap responden. Sementara data komponen tersedia baik lisan ataupun tidak; (2)
sekunder dalam penelitian ini berasal dari Dikerjakan dengan benar, jika kondisi setiap
instansi pemerintah yang terkait. Data tersebut komponen yang tersedia dilaksanakan dengan
adalah data mengenai keadaan umum daerah benar dan sesuai dengan apa yang telah
penelitian, keadaan perekonomian, keadaan ditentukan sebelumnya; (3) Tertulis dengan
penduduk dan data lainnya yang berhubungan benar, jika kondisi setiap komponen tersedia
dengan tujuan penelitian. dalam bentuk tulisan/catatan dengan prosedur
yang telah ditentukan sebelumnya. Jika kondisi
Teknik Pengumpulan Data satu komponen ada, dikerjakan dengan benar,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini serta ditulis dengan benar maka diberi skor 3.
adalah penelitian partisipatif dengan teknik Jika kondisi ada, tertulis dengan benar namun
pengumpulan data secara observasi partisipatif tidak dikerjakan dengan benar, atau ada, tidak
dan wawacara mendalam (in-depth Interview). tertulis dengan benar namun dikerjakan dengan
Dalam observasi partisipatif, peneliti terlibat benar maka diberi skor 2. Jika kondisi ada
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang namun tidak tertulis dengan benar serta tidak
diamati, dalam hal ini pemilik usaha industri dikerjakan dengan benar maka poin hanya 1.
pengolahan Keripik Pisang “Happy” Binuang. Dan jika kondisi tidak ada maka diberi skor 0.
Sedangkan wawancara mendalam proses Untuk menghitung nilai ketiga kriteria kinerja
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian usaha digunakan rumus sebagai berikut
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka (Riduwan, 2013: 18):
antara pewawancara dengan responden. SK
N= x 100% (1)
SM
Analisis Data
dengan: N nilai sehat organisasi
Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu SK total skor komponen
mengetahui bagaimana kinerja usaha SM skor maksimum
agroindustri dapat diketahui melalui data yang
telah dikumpulkan dari hasil wawancara Selanjutnya persentase nilai dari ketiga kriteria
mendalam dan observasi partisipatif dari kinerja usaha akan diinterpretasikan dalam
UMKM yang bersangkutan, dan akan dianalisis kalimat kualitatif dengan cara sebagai berikut:
secara deskriptif. Dalam mengevaluasi kinerja a. Sangat tidak sehat : Jika N = 0 – 20 %
agroindustri, peneliti menggunakan komponen
kriteria kesehatan usaha. Peneliti menggunakan b. Tidak sehat : Jika N = 21 – 40 %
kriteria kesehatan usaha agar peneliti c. Cukup sehat : Jika N = 41 – 60 %
mengetahui apakah usaha yang dijalani oleh
d. Sehat : Jika N = 61 – 80 %
pelaku agroindustri dapat dikatakan sehat secara
organisasi, administrasi, serta usaha. (1) Sehat e. Sangat sehat : Jika N = 81 – 100 %
organisasi, yaitu adanya kerjasama antara
Setelah didapatkan hasil persentase dari ketiga
pemilik usaha dengan karyawan dan adanya
kriteria sehat usaha maka akan dihitung total
kegiatan organisasi yang terstruktur sehingga
nilai kesehatan kinerja usaha dengan rumus
manajemen usaha dan interaksi antar karyawan
sebagai berikut:
terjalin dengan baik; (2) Sehat administrasi,
yaitu usaha yang mengelola, melengkapi serta SK
memelihara buku administrasi usahanya dengan N= x 100% (2)
SM

dengan: N nilai sehat usaha

200 – Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

SK total skor komponen Pisang “Happy” Binuang ini masih sangat


SM skor maksimum sederhana dan belum bisa dikatakan sehat, hal
ini dikarenakan perusahaan hanya melakukan
Revenue Cost Ratio. Perhitungan hasil analisis
pencatatan yang hanya berupa buku kas harian
pendapatan dengan biaya (RCR) dapat dilihat
itupun tidak dilakukan secara rutin. Berdasarkan
sebagai berikut:
data tersebut, diketahui permasalahan pokok
TR yang umumnya ada pada perusahaan Keripik
RCR = (3) Pisang “Happy” Binuang ini adalah dalam hal
TC
pencatatan keuangannya. Perusahaan ini juga
dengan: TR total penerimaan
tidak menerapkan sistem administrasi sesuai
TC total biaya
dengan kriteria kesehatan usaha, diantaranya
jurnal usaha, buku pembelian, penjualan,
HASIL DAN PEMBAHASAN hutang, piutang, persedian, inventaris, dan
lainnya. Hal ini menunjukan bahwa sehat
Identitas Responden administrasi usaha tidak diterapkan oleh. Sistem
administrasi yang tidak dikerjakan atau tidak
Dalam penelitian ini terdapat UMKM yang
dikerjakan dengan benar berakibat laporan
menjadi objek penelitian dimana pemilik
keuangan yang disajikan oleh perusahaan tidak
usahanya langsung menjadi responden dalam
memberikan informasi yang jelas bagi pemilik
penelitian ini. UMKM tersebut adalah
usaha itu sendiri, serta menejemen maupun
perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang
pihak luar.
yang menjalankan usaha pengolahan keripik
pisang dan pisang sale di Kecamatan Binuang
Kinerja Usaha
Kabupaten Tapin.
Berdasarkan hasil wawancara, jenis buah pisang
Gambaran Umum Usaha yang digunakan dalam pengolahan dua produk
Struktur Organisasi Usaha. Untuk lebih ini menggunakan jenis pisang yang berbeda.
memperjelas tugas dan wewenang karyawan Untuk olahan keripik pisang menggunakan jenis
maka dibuatlah struktur organisasi perusahaan. pisang kepok, sementara olahan produk pisang
Struktur organisasi yang ada pada perusahaan sale menggunakan pisang mahuli. Bahan baku
Keripik Pisang “Happy” Binuang diantaranya. diperoleh langsung dari petani-petani tanpa
(1) Bagian pembelian; (2) Bagian keuangan; (3) perantara yang menjual langsung ke lokasi
Bagian produksi; (4) Bagian transportasi. usaha setiap harinya. Bahan baku akan disimpan
Adapun jumlah tenaga kerja perusahaan keripik terlebih dahulu digudang penyimpanan yang
pisang “Happy” Binuang saat ini adalah berukuran luas 3x3 m sampai bahan baku telah
sebanyak lima orang tenaga kerja diluar siap untuk diproduksi, biasanya penyimpanan
keluarga dan tiga orang didalam keluarga. akan dilakukan 2-3 hari sebelum produksi.
Pembagian kerja pada perusahaan keripik Perusahaan ini juga mengutamakan kualitas
pisang dan pisang sale ini cukup sederhana bahan baku yang ingin dibeli, oleh karena itu
karena jumlah karyawan yang tidak banyak, perusahaan ini memiliki standar sendiri dalam
dalam melaksanakan proses produksinya memilih bahan baku. Khususnya untuk pisang
membagi karyawannya menjadi beberapa kepok, pisang tersebut harus dalam keadaan
bagian dengan tugas dan tanggung jawab yang tidak terlalu mentah dan tidak terlalu matang,
berbeda. Dalam kegiatan operasionalnya tidak kecil, dan tidak terkena penyakit.
bagian-bagian tersebut lebih bersifat fleksibel, Penggunaan pisang yang terlalu tua/matang ini
artinya jika ada karyawan yang telah selesai dihindari karena kandungan gula yang tinggi
menjalankan tugasnya dapat membantu tugas sehingga akan menurunkan kualitas
karyawan dibagian lainnya. Seluruh karyawan produksinya. Sementara pisang mahuli relatif
luar keluarga di perusahaan Keripik Pisang sama dengan pisang kepok hanya saja pisang
“Happy” Binuang merupakan tenaga kerja yang digunakan tidak terlalu muda melainkan
borongan, bukan tenaga kerja tetap. pisang yang telah siap dalam dua tiga hari,
Administrasi Usaha. Dari hasil penelitian yang sehingga penyimpanan di gudang tidak
telah dilakukan bahwa penyusunan laporan membutuhkan waktu yang lama dan langsung
keuangan yang ada pada perusahaan Keripik dapat dilakukan produksi.

Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019 - 201


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

Kegiatan produksi pada perusahaan ini Pisang Sale. Proses pengolahan pisang sale
dilakukan setiap dua hingga tiga kali dalam diawali dengan penyiapan bahan baku yaitu
seminggu bertempat digudang produksi pisang jenis mahuli. Proses pengolahan pisang
dibelakang rumah Bapak Japar, tempat produksi sale kurang lebih sama dengan pengolahan
ini berukuran cukup besar untuk menjalankan keripik pisang yaitu (1) penyortiran dengan
semua kegiatan produksi. memilah bahan baku dengan tingkat
kematangan yang telah disesuaikan; (2)
Proses pemasaran perusahaan menggunakan dua
pembersihan pisang dengan direndam dengan
cara yaitu langsung dipasarkan kepada
air bersih; (3) setelahnya kulit pisang dikupas
konsumen akhir, dan yang kedua dilakukan
dengan pisau pengiris, saat pengirisan ini juga
pengiriman melalui pedagang pengecer. Untuk
diusahakan untuk membersihkan lapian tanin
pengiriman melalui pedagang pengecer,
yang menempel pada daging buah; (4) mengiris
pengiriman dilakukan oleh salah satu karyawan
tipis dengan menggunakan alat khusus untuk
yang menitipkan dan menjual produk kepada
mengiris pisang; (5) pengasapan atau
pedagang pengecer, terdapat kesepakatan harga
penjemuran, jika cuaca cerah dilakukan
antara perusahaan milik Bapak Japar dengan
penjemuran dibawah terik matahari guna
pedagang pengecer. Biasanya harga yang
menghemat biaya; (6) penggorengan dan
disepakati adalah sebesar Rp10.000,00 per
pemberian bumbu; (7) setelah dilakukan
bungkus atau lebih tinggi Rp2.000,00 daripada
penirisan, pisang sale siap dikemas, pengemasan
harga normal.
menggunakan plastik kemasan bening.
Pada pelaksanaannya perusahaan juga memiliki
standar prosedur kerja sendiri yang dipegang Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan
oleh pemilik usaha dan setiap karyawan dalam Keuntungan Pengolahan Pisang Perusahaan
melaksanakan kegiatan produksi sehari-hari. Keripik Pisang “Happy” Binuang
Prosedur-prosedur ini dibuat sebagai acuan
Biaya dalam penelitian ini merupakans seluruh
untuk diterapkan yang tujuannya untuk
biaya yang dikeluarkan untuk proses usaha
memperoleh hasil kerja yang baik, aman, dan
pengolahan pisang. Produk yang diolah adalah
paling efektif. Prosedur tersebut diantaranya,
keripik pisang dan pisang sale. Komponen biaya
penentuan tingkat kematangan bahan baku yang
dalam usaha pengolahan pisang pada
siap diolah, penggunaan air bersih untuk
perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang
perendaman pisang, penggunaan jenis minyak
terdiri dari biaya eksplisit dan implisit.
goreng, prosedur pengasapan atau penjemuran,
hingga prosedur pemeriksaan kemasan sebelum Biaya Eksplisit. Biaya eksplisit pada
produk sampai ke konsumen. perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang
meliputi biaya sarana produksi, penyusutan alat,
Proses Pengolahan Pisang upah tenaga kerja, dan perlengkapan, dan biaya
lain-lain. Input-input biaya sarana produksi
Keripik Pisang. Proses pengolahan diawali dari yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari
tahap penyiapan bahan baku yaitu pisang jenis biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
kepok, penyiapan bahan penolong, serta minyak tanah, dan bahan bakar. Sedangkan
mempersiapkan segala peralatan. Proses biaya penyusutan produk olahan pisang yakni
pengolahan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu keripik pisang hampir seluruhnya sama dengan
(1) penyortiran dengan memilah bahan baku produk pisang sale diantaranya pemotong
dengan tingkat kematangan yang telah plastik, telanan, wajan, baskom besar,
disesuaikan dengan standar perusahaan; (2) keranjang, ember, pisau pengupas, sendok
pembersihan pisang dengan direndam dengan peniris, dan sendok wajan, namun yang
air bersih; (3) setelahnya kulit pisang dikupas membedakan terdapat tambahan biaya
dengan pisau pengiris; (4) mengiris tipis dengan penyusutan pada baskom penyaring untuk
menggunakan alat khusus untuk mengiris keripik pisang yang tidak digunakan untuk
pisang; (5) pengolahan keripik pisang masuk produksi pisang sale, dan baki penjemuran
dalam proses penggorengan dan pemberian untuk pisang sale yang tidak digunakan untuk
bumbu; (6) setelah dilakukan penirisan, keripik produksi keripik pisang. Sementara biaya lain-
pisang siap dikemas, pengemasan menggunakan lain yang dikeluarkan terdiri dari kemasan,
plastik kemasan bening. label/stiker, listrik dan air, transportasi, dan
pajak bumi bangunan.

202 – Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

Tabel. 1 Total biaya eksplisit Tabel 2. Total biaya implisit

Keripik Pisang sale Total biaya Jenis biaya Keripik Pisang sale Total biaya
Jenis biaya pisang (Rp) (Rp) (Rp)
pisang (Rp) (Rp) (Rp)
Biaya 3.724.467 4.510.800 8.235.267 Biaya 600.000 600.000 1.200.000
sarana TKDK
produksi Biaya sewa 12.500 12.500 25.000
Penyusutan 10.127 10.542 20.669 tempat
sendiri
Biaya
TKLK 800.000 1.000.000 1.800.000 Total 612.500 612.500 1.225.000
Biaya lain- 316.333 316.333 632.666 Sumber: Pengolahan data primer (2019)
lain
Total 4.850.927 5.837.675 10.688.602 Pada pengolahan keripik dan sale total biaya
Sumber: Pengolahan data primer (2019) yang dikeluarkan pengusaha untuk mengupah
tenaga kerja dalam keluarga adalah sebesar
Berdasarkan hasil penelitian seperti pada Tabel Rp1.200.000 per bulan. Sedangkan biaya sewa
1, biaya eksplisit usaha pengolahan pisang tempat yang berlaku di daerah penelitian yaitu
perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang Kecamatan Binuang adalah sebesar
selama satu bulan sebesar Rp 10.688.602 yang Rp1.500.000 per tahun untuk luasan bangunan
terdiri dari biaya sarana produksi sebesar 500 m2. Untuk luasan bangunan Keripik Pisang
Rp8.235.267, biaya penyusutan sebesar “Happy” Binuang milik Bapak Japar ini sekitar
Rp20.669, biaya upah tenaga kerja luar keluarga 100 m2, sehingga untuk biaya sewa tempat
sebesar 1.800.000, dan biaya lain-lain sebesar sendiri yaitu sebesar Rp300.000 per tahun, atau
Rp632.666. Biaya eksplisit perusahaan Keripik jika dihitung dalam sebulan adalah sebesar
Pisang “Happy” Binuang pada bulan Agustus Rp25.000.
2019 dilihat dari jenis dua produk olahan yang Biaya Total. Biaya total didapatkan dari hasil
paling besar adalah biaya untuk pisang sale penjumlahan antara biaya eksplisit dan biaya
sebesar Rp5.837.675, yang terdiri dari biaya implisit. Maka dari perhitungan yang dilakukan
sarana produksi sebesar Rp5.510.800, biaya total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
penyusutan sebesar Rp10.542 dan biaya lain- adalah sebesar Rp5.463.427 untuk keripik
lain sebesar Rp316.333. pisang dan Rp6.450.175 untuk pisang sale, atau
Biaya Implisit. Biaya implisit adalah biaya sebesar Rp11.913.602 untuk dua jenis produk
yang tidak benar-benar dikeluarkan, tetapi tetap tersebut.
diperhitungkan sebagai biaya yang seolah-olah
harus dibayar. Biaya implisit pada perusahaan Tabel 3. Total biaya
Keripik Pisang “Happy” Binuang terdiri dari
Jenis Keripik Pisang Total biaya
biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan biaya pisang (Rp) sale (Rp) (Rp)
biaya sewa tempat. Komponen biaya implisit Biaya 4.850.927 5.837.675 10.688.602
dapat dilihat pada Tabel 2. eksplisit
Biaya 612.500 612.500 1.225.000
Berdasarkan Tabel 2, total biaya implisit yang implisit
dikeluarkan perusahaan adalah sebesar 5.463.427 6.450.176 11.913.602
Total
Rp1.225.000 yang terdiri dari biaya TKDK dan
biaya sewa tempat sendiri. TKDK digunakan Sumber: Pengolahan data primer (2019)
pada produksi adalah untuk kegiatan pengirisan, Penerimaan. Penerimaan pada perusahaan
penggorengan serta pengemasan. Upah yang Keripik Pisang “Happy” Binuang diperoleh dari
diperhitungkan dan harus dibayar sebesar hasil perkalian antara jumlah produksi dengan
Rp50.000 per satu kali produksi untuk harga jual pada saat ini. Berdasarkan hasil
memproduksi dua produk dengan waktu kerja penelitian yang telah penulis lakukan hasil
kurang lebih 6 jam sehari. produksi yang diperoleh pada pengolahan
keripik pisang dan pisang sale dalam satu kali
produksi rata-rata menghasilkan masing-masing
125 bungkus, dengan harga jual masing-masing
sebesar Rp8.000. Sehingga penerimaan pada

Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019 - 203


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

masing-masing olahan dengan hari produksi Tabel 6. Total keuntungan


dilakukan rata-rata delapan kali dalam satu
bulannya adalah sebesar Rp16.000.000. Uraian Keripik Pisang sale Total biaya
pisang (Rp) (Rp) (Rp)

Tabel 4. Total penerimaan Penerimaan 8.000.000 8.000.000 16.000.000

Biaya Total 5.463.427 6.450.175 11.913.602


Jumlah
Harga
produksi Penerimaan/ Total 2.536.573 1.549.825 4.086.398
Nama Jual/Bung
rata-rata/ bulan (Rp)
kus (Rp)
bulan Sumber: Pengolahan data primer (2019)
Keripik 8.000 1.000 8.000.000
pisang
Revenue Cost Ratio. Analisis R/C Ratio
Pisang sale 8.000 1.000 8.000.000 digunakan untuk melihat besarnya keuntungan
relatif dari perusahaan Keripik Pisang ‘Happy’
Total 16.000.000
Binuang terhadap biaya yang dikeluarkan.
Sumber: Pengolahan data primer (2019) Usaha mengalami keuntungan dan layak untuk
dikembangkan jika R/C Ratio > 1. Perhitungan
Pendapatan. Pendapatan merupakan pene- hasil analisis pendapatan dengan biaya (R/C)
rimaan yang telah dikurangi dengan biaya dapat dilihat sebagai berikut :
eksplisit. Rincian pendapatan perusahaan
disajikan dalam Tabel 5. TR
RCR2 =
TC
Tabel 5. Total pendapatan 16.000.000
=
11.913.602
Uraian Keripik Pisang sale Total biaya
pisang (Rp) (Rp) (Rp) = 1,34
Penerimaan 8.000.000 8.000.000 16.000.000 Revenue Cost Ratio merupakan nilai
Biaya 4.850.927 5.837.675 10.688.602 perbandingan antara penerimaan dengan total
Eksplisit biaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
Total 3.149.073 2.162.325 5.311.398 bahwa perusahaan Keripik Pisang ‘Happy’
Binuang menghasilkan penerimaan yang lebih
Sumber: Pengolahan data primer (2019) besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dari
Berdasarkan Tabel 5, pendapatan yang diterima perbandingan total penerimaan dengan total
sebesar Rp3.149.073, untuk keripik pisang, dan biaya produksi yang lebih besar dari satu, yaitu
sebesar Rp2.162.325, untuk pisang sale. Total memiliki angka perbandingan 1,34, atau 1,34 >
pendapatan yang diterima perusahaan sebesar 1. Angka tersebut menunjukan bahwa dalam
Rp5.311.398. setiap Rp100 biaya yang dikeluarkan, maka
Keuntungan. Keuntungan merupakan selisih diperoleh penerimaan sebesar Rp134. Dengan
antara penerimaan dengan seluruh biaya yang demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
dikeluarkan, biaya yang dimaksud adalah semua Keripik Pisang ‘Happy’ Binuang ini merupakan
biaya eksplisit dan semua biaya implisit. usaha yang menguntungkan dan layak untuk
Rincian keuntungan perusahaan disajikan dalam dijalankan.
Tabel 6.
Keuntungan yang diterima adalah sebesar Kesehatan Kinerja Usaha
Rp2.536.573,10 setiap bulannya untuk produksi Berdasarkan hasil penelitian kriteria kesehatan
keripik pisang, dan sebesar Rp1.549.824,50 usaha pada perusahaan Keripik Pisang ‘Happy’
untuk produksi pisang sale. Total keuntungan Binuang sehat organisasi perusahaan terhadap
perusahaan Keripk Pisang ‘Happy’ Binuang penilaian lima komponen yang ada, perusahaan
dalam menjalankan usaha pengolahan pisang Keripik Pisang “Happy” Binuang milik Bapak
menjadi keripik pisang dan pisang sale adalah Japar mendapat nilai sebanyak 41 dari total nilai
sebesar Rp4.086.397.60 setiap bulannya. maksimal sebanyak 72 dengan persentase
sebesar 56.9%.

204 – Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

Tabel 7. Komponen kriteria sehat organisasi Hal ini menunjukan organisasi pada perusahaan
perushaan Keripik Pisang “Happy” Keripik Pisang “Happy” Binuang dapat
dikatakan cukup sehat.
Kondisi
No Komponen Skor
(1) (2) (3) Tabel 8. Komponen kriteria sehat administrasi
1. Stuktur organisasi perushaan Keripik Pisang “Happy”
usaha : Binuang
a. Ketua   - 2
b. Sekretaris - - - 0 Kondisi
c. Bendahara   - 2 No Komponen
(1) (2) (3)
Skor
d. Anggota   - 2
2. Deskripsi 1. Jurnal usaha - - - 0
pembagian kerja: 2. Buku/catatan - - - 0
a. Mengupas   - 2 kas masuk
b. Mengiris   - 2 3. Buku/catatan - - - 0
c. Mengasap   - 2 kas keluar
d. Menggoreng   - 2 4. Buku/catatan - - - 0
e. Mengemas   - 2 kas hutang
3. Prosedur kerja : 5. Buku/catatan - - - 0
a. Penyiapan bahan   - 2 kas piutang
baku 6. Buku/catatan - - - 0
b. Penyiapan bahan   - 2 persediaan
penolong 7. Buku/catatan - - - 0
c. Penyiapan bahan   - 2 invetaris
tambahan 8. Buku/catatan - - - 0
d. Persiapan   - 2 transaksi
peralatan 9. Buku/catatan - - - 0
e. Proses produksi   - 2 penjualan
10. Buku/catatan - - - 0
4. Standar prosedur
pembelian
kerja:
- Keripik pisang Total 0
a. Bahan baku   - 2 Keterangan: (1) Ada/Tidak, (2) Dikerjakan
pisang mentah dengan benar/Tidak, (3) Tertulis
b. Air yang  - - 1 dengan benar/Tidak
digunakan harus
sesuai standar
Parmenkas RI Berdasarkan hasil penelitian yang telah
c. Minyak yang   - 2 dilakukan perusahaan Keripik Pisang “Happy”
digunakan minyak Binuang milik Bapak Japar tidak melakukan
kelapa atau sawit pencatatan administrasi, sehingga skor sehat
d. Menggunakan  - - 1
administrasi yang didapat untuk perusahaan ini
larutan bisulfit
0,3-0,5% saat adalah skor 0 dengan persentase 0%. Hal ini
perendaman menunjukan administrasi pada usaha Keripik
e. Pemeriksaan   - 2 Pisang “Happy” Binuang dapat dikatakan sangat
terhadap kemasan tidak sehat.
- Pisang sale
a. Tingkat  - - 1 Berdasarkan hasil penelitian komponen sehat
kematangan usaha pada perusahaan Keripik Pisang “Happy”
pisang 80-90% Binuang milik Bapak Japar menunjukan bahwa
b. Penghilangan  - - 1
komponen sehat usaha pada perusahaan ini
lapisan tanin pada
masuk dalam kategori sangat tidak sehat, hal ini
permukaan
pisang dikarenakan perusahaan tidak melakukan
c. Pengasapan   - 2 pencatatan usaha yang otomatis perusahaan juga
diletakakan diatas tidak membuat laporan keuangan berdasarkan
alas/tampa Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
d. Pemeriksaan   - 2
terhadap kemasan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
5. Tujuan organisasi  - - 1 Dari hasil analisis ketiga kriteria sehat usaha
Total 41 diatas didapat persentase pada perusahaan
Keterangan: (1) Ada/Tidak, (2) Dikerjakan Keripik Pisang “Happy” Binuang milik Bapak
dengan benar/Tidak, (3) Tertulis Japar sebesar 35,04%. Hal ini menunjukan
dengan benar/Tidak bahwa usaha pengolahan pisang menjadi keripik

Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019 - 205


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

pisang dan pisang sale milik Bapak Japar secara dengan baik, hal ini bertolak belakang
keseluruhan masuk kedalam ketegori tidak dengan sehat administrasi dan sehat usaha.
sehat. Dari ketiga kriteria tersebut proses
3. Permasalahan utama pada perusahaan
administrasi sangat mempengaruhi kinerja
Keripik Pisang “Happy” Binuang ini terdapat
usaha yang dijalankan kedua usaha tersebut,
pada proses administrasi karena tidak adanya
karena dalam proses administrasi semua
pembekalan atau pelatihan dari dinas terkait
pencatatan kegiatan usaha tidak dilakukan
sehingga keterampilan pengusaha dalam
dengan benar baik dalam proses keuangan
proses administrasi untuk menjalankan
maupun produksi yang dilakukan.
usahanya tidak dikerjakan dengan benar.
Tabel 9. Komponen kriteria sehat usaha Sistem administrasi yang tidak dikerjakan
perushaan Keripik Pissang “Happy” atau tidak dikerjakan dengan benar berakibat
Binuang laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan tidak memberikan informasi
Kondisi yang jelas bagi pemilik usaha itu sendiri,
No Komponen (1) (2) (3) Skor serta menejemen maupun pihak luar jika
1. Laporan laba rugi - - - 0 pemilik usaha ingin menarik bantuan dana
2. Neraca - - - 0 dari pihak luar karena laporan-laporan
3. Laporan arus kas - - - 0
4. Laporan - - - 0
keuangan yang tidak dapat ditampilkan.
perubahan ekuitas
5. Catatan atas - - - 0 Saran
laporan keuangan
Total 0 Berdasarkan hasil penelitian bahwa usaha
Keterangan: (1) Ada/Tidak, (2) Dikerjakan pengolahan buah pisang menjadi keripik pisang
dengan benar/Tidak, (3) Tertulis dan pisang sale bapak Japar ini merupakan
dengan benar/Tidak usaha yang menguntungkan, sehingga
diharapkan perusahaan Keripik pisang “Happy”
KESIMPULAN DAN SARAN Binuang untuk dapat mengembangkan usahanya
dengan berpedoman pada tiga sehat dalam
Kesimpulan usaha yaitu Sehat Organisasi, Sehat
Administrasi, dan Sehat Usaha, agar usaha yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dijalankan dapat berjalan dengan baik dan
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
mampu mencapai tujuan perusahaan dengan
1. Usaha pengolahan pisang pada perusahaan menejemen yang baik, dalam hal ini perlu
Keripik Pisang “Happy” Binuang merupakan adanya masukan mengenai penerapan
usaha yang menguntungkan dan layak untuk administrasi keuangan yang tepat.
dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
Untuk Dinas terkait diharapkan dapat
perbandingan total penerimaan dengan total
memperhatikan usaha-usaha kecil yang ada
biaya (RCR) diperoleh angka 1,34. Namun,
didaerahnya. Karena pada usaha-usaha yang ada
dari hasil analisis ketiga kriteria sehat usaha
tersebut memiliki potensi dalam usaha rumah
didapat persentase untuk kesehatan kinerja
tangga yang mana pada usaha-usaha ini sangat
usaha perusahaan Keripik Pisang ‘Happy’
membutuhkan bimbingan dalam mengem-
Binuang belum bisa dikatakan sehat, hal ini
bangkan usaha untuk menambah pengetahuan
dikarenakan perusahaan sebagian besar
serta wawasan para pemilik usaha. Dengan
belum berpedoman kepada tiga kriteria sehat
tujuan agar usaha yang dijalankan tersebut dapat
dalam menjalankan kegiatan usaha.
berkembang denga baik dan layak bersaing
2. Pada komponen sehat organisasi perusahaan dengan usaha lainnya yang ada dipasaran.
melakukan kegiatan produksi dengan cukup
baik namun dalam pelaksanaannya
perusahaan tidak memiliki struktur yang DAFTAR PUSTAKA
tertulis sehingga pengerjaannya dilakukan
dan diatur begitu saja tanpa ada pedoman Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan
yang tertulis. Perusahaan juga tidak Binuang Dalam Angka 2012. BPS,
melakukan pencatatan sehingga laporan Kabupaten Tapin
keuangan perusahaan tidak dapat diketahui

206 – Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019


Kurniawan et al, Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin
(Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang)

Badan Pusat Statistik. 2018. Kalimantan Selatan


Dalam Angka 2018. BPS, Banjarmasin
Cakradinata, R.S., Hidayati, & N. Yuliana.
2017. Studi Kelayakan Finansial
Pendirian Agroindustri Berbasis Pisang
di Provinsi Lampung. Universitas
Lampung, Bandar Lampung
Riduwan. 2015. Rumus dan Data Salam
Analisis Statistika. Alfabeta, Bandung
Supriyono. 2004. Pengantar Ilmu Pertanian.
Fakultas Pertanian UNS, Surkarta

Frontier Agribisnis 3(4), Desember 2019 - 207

Anda mungkin juga menyukai