Oleh :
Ni'matu Rafiqoh 2419051
Kumala Dewi Atmojo 2419069
Ina Fitrotul Fikroh 2419083
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Seni Tari......................................................................................3
B. Pendidikan Seni Tari Bagi Anak Usia Dini..................................................4
C. Karakteristik Tari Anak Usia Dini................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat dan
mengabdikan dirinya yang menunjang penyelenggaraan pendidikan dalam
masyarakat. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab untuk
membimbing anak baik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai tujuan yaitu kedewasaan sehingga memenuhi kebutuhan individual
yang mandiri. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan atau status.
Guru merupakan seseorang yang tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
memiliki berbagai peran salah satunya adalah perang guru sebagai pembimbing.
Guru memiliki peran sebagai pembimbing yang memberikan petunjuk atau
bimbingan pada anak, memberikan latihan, membantu anak dalam menemukan
bakat dan minatnya. Tanpa bimbingan dari guru anak akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi perkembangan yang ada pada dirinya. Anak yang kurang
dalam bimbingan akan banyak bergantung pada orang lain dan tidak memiliki
kepribadian yang dewasa. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan sangat diperlukan
anak saat berada di dalam maupun luar sekolah.
Guru pembimbing diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan dengan
pengetahuan dan pengalamannya. Istilah perjalanan tersebut tidak hanya
menyangkut perjalanan fisik tetapi juga menyangkut perjalanan mental,
emosional, kreativitas, moral dan spiritual yang lebih dalam (Novan Ardy Wiyani,
2016, p.180). Dalam proses pembelajaran sebagai pembimbing sangat dibutuhkan
oleh anak didik dalam mengoptimalkan dan mengarahkan tahap
perkembangannya anak didik baik itu perkembangan emosional, kognitif,
kreativitas, moral, maupun spiritual.
Berdasarkan uraian di atas, pada makalah ini akan di jelaskan lebih
mendetail tentang peran guru sebagai pembimbing anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru sebagai pembimbing, pengarah dan pendamping
AUD?
2
2. Bagaimana seorang guru dalam membaca dan menggali multi potensi
AUD?
3. Bagaimana peran guru dalam memaksimalkan potensi AUD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran guru sebagai pembimbing, pengarah dan
pendamping AUD
2. Untuk mengetahui bagaimana seorang guru dalam membaca dan
menggali multi potensi AUD
3. Untuk mengetahui peran guru dalam memaksimalkan potensi AUD
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang membuat kelas menggairahkan anak didik untuk belajar,
memotivasi, dan memberikan kesempatan luas untuk berdiskusi.1
5
didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya sendiri dalam
menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
6
diharapkan. Oleh karena itu, hal pertama kali yang perlu dilakukan guru adalah
membaca minat dan kehendak anak. Pengamatan atau pembacaan ini merupakan
sesuatu yang sangat penting, sebab hal ini akan menjadi landasan untuk membaca
dan menemukan bakat dan potensi yang terpendam dalam diri anak.
Guru di lembaga pendidikan anak usia dini dituntut untuk memiliki
kemampuan dan skill yang mumpuni untuk membaca kecenderungan dan bakat
yang dimaksud. Sebab, sangat mungkin terjadi ada anak yang memiliki
kecenderungan yang sama sekali berbeda (unik) dengan anak-anak lainnya.
Perbedaan yang dimaksud ini dapat terjadi dalam sikap, kata-kata atau bahkan
imajinasinya. Adanya skill yang melekat dalam diri guru sangat dibutuhkan dan
diperlukan untuk membantu dan menemani anak dalam menemukan multipotensi
anak. Misalnya saat anak beraktivitas dan tak bisa diam, selalu ingin berkreasi
walau terkadang menyusahkan banyak orang, maka guru dituntut untuk mampu
memahami anak tersebut. Sebab dapat dimungkinkan sikap dan perilakunya
tersebut merupakan bentuk untuk berkarya menurut potensi dan karakternya.4
C. Memaksimalkan potensi AUD
Peranan guru bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak
sebagaimana di tingkat pendidikan lanjutan, tidak hanya membantu anak yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku (dalam arti anak yang mengalami
masalah dalam perkembangannya), tetapi juga berperan dalam membantu
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, seperti bakat, minat, cita-
cita, dan potensi lainnya. Sebagaimana pendapat Suyadi (2009,172) bahwa
bimbingan dan konseling di lingkungan PAUD memiliki tugas untuk
mengidentifikasi bakat, minat, dan potensi anak sehingga mereka memperoleh
pola pembelajaran dan pengembangan yang tepat. Hasil identifikasi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memberikan stimulasi tumbuh kembangnya anak secara tepat.
4
Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini, (Depok: Rajawali Pers, 2019), Hal. 208-
211
7
potensi anak usia dini secara optimal. Upaya itu dapat dilakukan melalui langkah-
langkah berikut:
8
diberikan kepada anak-anak tertentu, melainkan bagi semua anak tanpa
kecuali. Untuk mengoptimalkan upaya ini maka diperlukan kerja sama dengan
guru lain, orang tua, bahkan pihak lain yang terkait.5
1. Keteladanan
Keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
pengembangan potensi anak. Anak akan berusaha meniru atau mengikuti
pengalaman, pengetahuan dan kebiasaan sikap dan perilaku pendidiknya.
Pada saat anak mulai tumbuh dan berkembang, mereka selalu berusaha
merekam peristiwa, sikap, pembicaraan, perilaku yang dilihat, didengar
dan dirasakan. Pendidik yang menggeluti dalam pendidikan anak usia dini,
hendaknya mampu menunjukkan keteladanan pada anak didiknya, baik
menyangkut kemampuan membaca, sopan-santun berbicara, etika
berpakaian, pengetahuan, hafalan, maupun kepribadiannya.
2. Kesabaran
Kesabaran merupakan wujud keistimewaan seorang pendidik alam
mengelola anak-anak. bersikap dan berpola pikir positif pada anak salah
satu wujud kesabaran seorang pendidik. Keanekaragaman kondisi fisik,
sosial ekonomi dan kepribadian anak sering menimbulkan berbagai sikap
dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Sikap sabar ditunjukkan dengan
5
Wenny Hulukati, Analisis Peran Guru Terhadap Pengembangan Potensi Anak Usia Dini di PAUD
Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Laporan Penelitian, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Gorontalo, 2013, Hal. 24-26.
9
kemampuan pendidik menerima keanekaragaman anak sebagai tantangan,
kekuatan, dan peluang untuk maju.
3. Kesiapan
Dalam menghadapi keanekaragaman anak, seorang pendidik mau tidak
mau harus selalu siap menghadapi reaksi anak mengenai berbagai hal yang
sedang di alami, di lihat, di dengar, dan di baca. Pendidik hendaknya tidak
merasa terganggu, gagap dan terkejut oleh sikap dan perilaku anak yang
memiliki sikap kreatif dan kritis. Agar selalu merasa siap, seorang
pendidik hendaknya memiliki kemampuan metode didaktik dan menguasai
materi yang dipelajari.
4. Kasih sayang
Kasih sayang merupakan modal dasar dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang dilandasi rasa kasih sayang akan melekatkan materi
dan sistem nilai dalam diri anak secara mendalam. Belaian kasih sayang
dan sikap lemah lembut pendidik akan menumbuhkan kesadaran dan
motivasi anak untuk terus belajar.
5. Kecakapan
Kecakapan dalam hal ini, kemampuan pendidik dalam mengelola anak
didik melalui berbagai metode yang sesuai dan memilih materi yang sesuai
dengan kemampuan/karakteristik anak. Misalnya, untuk melatih ingatan
anak dalam membaca atau menghafal dilakukan dari hal-hal yang paling
mudah bagi anak, dan dilakukan secara berulang dengan melibatkan
Indera yang dimiliki anak secara optimal. Membantu mengembangkan
sikap kreatif-kritis dilakukan dengan merangsang anak untuk bertanya
mengenai apa, mengapa, bagaimana, oleh siapa, untuk apa, kapan yang
bersifat analitis terhadap suatu obyek/bacaan, benda, atau peristiwa.
6. Memilih waktu yang tepat
Kepekaan pendidik dalam memilih waktu yang tepat dalam memberikan
bimbingan atau nasehat sesuai dengan apa yang dinginkan oleh anak
memiliki peran yang sangat penting bagi anak. Materi yang diberikan akan
10
diterima dengan senang hati dan penuh kesadaran, sehingga anak mudah
mengingat dan menerimanya.
7. Sesuaikan dengan kemampuan akal anak
Sebelum program pembelajaran dilakukan, biasanya dilakukan berbagai
macam persiapan dengan menyusun perencanaan pembelajaran. Dalam
menyusun perencanaan tersebut, pendidik hendaknya memperhatikan
kemampuan dan karakteristik anak yang telah teridentifikasi pada saat
pendaftaran.
8. Belajar berdasar pengalaman
Belajar berdasar pengalaman dapat dilakukan melalui permainan, outbond,
atau pembelajaran tematik dan tadabur alam (pasar, perkebunan, ke sawah,
di dapur, lingkungan tempat tinggal dan sejenisnya).
9. Tumbuhkan sikap kompetisi
Sesungguhnya jiwa kompetisi mampu membangkitkan potensi yang
dimiliki oleh anak, bahkan kemampuan dan kekuatan yang tak pernah
dialami dapat muncul pada saat kompetisi. Kompetisi dilakukan dalam
menumbuhkan kesadaran pada anak bahwa setiap anak memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing.
10. Membiasakan yang baik
Untuk melakukan kebiasaan yang baik, seorang pendidik harus mau dan
mampu bekerja sama dengan orang tua anak dalam keluarga dan
lingkungannya. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam
membiasakan anak berlaku baik, sopan dan santun, sehingga pendidik di
sekolah/TPA harus menjalin kerja sama yang baik dalam mengelola anak-
anaknya. Kebiasaan awal yang harus ditanamkan pada anak, meliputi;
keyakinan akan selalu hadirnya Allah dalam setiap kehidupan, etika
(sopan-santun), estetika (keindahan/kerapian), pola pikir, dan gaya hidup.
Melalui pembiasaan ini potensi dan bakat anak akan dapat ditemukan.6
6
Sujarwo, Mendidik: Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini, Diklus, Vol. 14, No. 1, 2010, Hal.
61-64.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran guru sebagai pembimbing yaitu membantu murid yang mengalami
kesulitan (belajar, pribadi, sosial), serta mampu mengembangkan potensi
murid melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni,
budaya, olahraga). Perilaku membimbing adalah perilaku yang memancar
dari aspek-aspek kepribadian sebagaimana yang ditampilkan oleh seorang
pembimbing dengan karakteristik-karakteristiknya.
Peranan guru bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak sebagaimana di
tingkat pendidikan lanjutan, tidak hanya membantu anak yang menunjukkan
penyimpangan tingkah laku (dalam arti anak yang mengalami masalah dalam
perkembangannya), tetapi juga berperan dalam membantu mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki anak, seperti bakat, minat, cita-cita, dan potensi
lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Fiah, Rifda El. 2019. Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Depok: Rajawali
Pers.
Hulukati, Wenny. 2013. Analisis Peran Guru Terhadap Pengembangan Potensi
Anak Usia Dini di PAUD Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango,
Laporan Penelitian, Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset.
Sujarwo. 2010. Mendidik: Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini. Diklus. Vol.
14. No. 1.
Taher, Sartika M & Erni Munastiwi. 2019. Peran Guru Dalam Mengembangkan
Kreativitas Anak Usia Dini Di TK Islam Terpadu Salsabila Al-Muthi’in
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Vol. 4 No.
2.
Wilis, Sofyan S. 2003. Peran Guru Mimbar Pendidikan 25 Peran Guru Sebagai
Pembimbing (Suatu Studi Kualitatif). Universitas Pendidikan Indonesia.
No. 1/XXII.
13