Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN GURU SEBAGAI PEMBIMBING AUD


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling AUD
Dosen Pengampu : Siti Mumun Muniroh, S.Psi., M.A.

Oleh :
Ni'matu Rafiqoh 2419051
Kumala Dewi Atmojo 2419069
Ina Fitrotul Fikroh 2419083

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKAONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Pekalongan, 5 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Peran guru sebagai pembimbing, pengarah, dan pendamping AUD.......................3
B. Membaca dan menggali multi potensi AUD..........................................................4
C. Memaksimalkan potensi AUD...............................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru merupakan tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat dan
mengabdikan dirinya yang menunjang penyelenggaraan pendidikan dalam
masyarakat. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab untuk
membimbing anak baik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai tujuan yaitu kedewasaan sehingga memenuhi kebutuhan individual
yang mandiri. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan atau status.
Guru merupakan seseorang yang tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
memiliki berbagai peran salah satunya adalah perang guru sebagai pembimbing.
Guru memiliki peran sebagai pembimbing yang memberikan petunjuk atau
bimbingan pada anak, memberikan latihan, membantu anak dalam menemukan
bakat dan minatnya. Tanpa bimbingan dari guru anak akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi perkembangan yang ada pada dirinya. Anak yang kurang
dalam bimbingan akan banyak bergantung pada orang lain dan tidak memiliki
kepribadian yang dewasa. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan sangat diperlukan
anak saat berada di dalam maupun luar sekolah.
Guru pembimbing diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan dengan
pengetahuan dan pengalamannya. Istilah perjalanan tersebut tidak hanya
menyangkut perjalanan fisik tetapi juga menyangkut perjalanan mental,
emosional, kreativitas, moral dan spiritual yang lebih dalam (Novan Ardy Wiyani,
2016, p.180). Dalam proses pembelajaran sebagai pembimbing sangat dibutuhkan
oleh anak didik dalam mengoptimalkan dan mengarahkan tahap
perkembangannya anak didik baik itu perkembangan emosional, kognitif,
kreativitas, moral, maupun spiritual.
Berdasarkan uraian di atas, pada makalah ini akan di jelaskan lebih
mendetail tentang peran guru sebagai pembimbing anak usia dini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru sebagai pembimbing, pengarah dan pendamping
AUD?
2. Bagaimana seorang guru dalam membaca dan menggali multi potensi
AUD?
3. Bagaimana peran guru dalam memaksimalkan potensi AUD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran guru sebagai pembimbing, pengarah dan
pendamping AUD
2. Untuk mengetahui bagaimana seorang guru dalam membaca dan
menggali multi potensi AUD
3. Untuk mengetahui peran guru dalam memaksimalkan potensi AUD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran guru sebagai pembimbing, pengarah, dan pendamping AUD


Peran guru sebagai pembimbing yaitu membantu murid yang mengalami
kesulitan (belajar, pribadi, sosial), serta mampu mengembangkan potensi murid
melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni, budaya,
olahraga). Perilaku membimbing adalah perilaku yang memancar dari aspek-
aspek kepribadian sebagaimana yang ditampilkan oleh seorang pembimbing
dengan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik-karakteristik pembimbing
telah ada dalam diri guru untuk mengolah proses belajar-mengajar (PBM), antara
lain sebagai berikut:
1. Empati (dapat merasakan apa yang dirasakan murid)
2. Attending (ramah, bersahabat, terbuka)
3. Supporting-motivating (mendorong, memotivasi)
4. Unconditional positive regard (menghargai secara positif tanpa syarat,
menerima, toleran, memaafkan apapun keadaannya)
5. Genuine (asli, jujur)
6. Respect (menghormati diri dan hak-haknya)
7. Correct (tepat, jelas, cermat, mudah dimengerti)
8. Realistik (menerima kenyataan)
9. Cerdas, kreatif, dan menguasai ilmu
10. Berwawasan religius, psikologis, sosiologis, dan budaya
11. Terampil dalam tugas
Metode mengajar yang bernuansa bimbingan adalah cara-cara mengajar
yang berorientasi pada pengembangan potensi anak didik sebagai subjek yang
berkembang, yaitu cara yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual anak,
sarat dengan sentuhan emosional yang membuat kelas menggairahkan anak didik
untuk belajar, memotivasi, dan memberikan kesempatan luas untuk berdiskusi.1

1
Sofyan S. Wilis, Peran Guru Mimbar Pendidikan 25 Peran Guru Sebagai Pembimbing
(Suatu Studi Kualitatif), Universitas Pendidikan Indonesia, No. 1/XXII/2003, Hal. 27

3
Guru sebagai pembimbing di ibartkan sebagai pembimbing perjalanan
dengan pengetahuan dan pengalamannya. Istilah perjalanan tersebut tidak hanya
menyangkut perjalanan fisik, tetapi juga menyangkut perjalanan mental,
emosional, kreativitas, moral dan spiritual yang lebih dalam (Novan Ardy Wiyani,
2016, p.180). Dalam proses pembelajaran sebagai pembimbing, sangat dibutuhkan
oleh anak didik dalam mengoptimalkan dan mengarahkan tahap
perkembangannya anak didik, baik itu perkembangan emosional, kognitif,
kreativitas, moral, maupun spiritualnya.2
Guru sebagai pembimbing mempunyai dua macam peranannya yang
mengandung banyak perbedaan dan persamaan. Keduanya sering dilakukan oleh
guru yaitu ingin mendidik, bersikap mengasihi dan mencintai murid. Guru sebagai
pembimbing, memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa
dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek
mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan pengetahuan, tetapi juga
menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.3
Adapun guru sebagai seorang pengarah bagi peserta didiknya, harus
mampu mengarahkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-
permasalahan yang dihadapinya, mengarahkan peserta didik dalam mengambil
suatu keputusan dan menemukan jati dirinya. Selain itu, guru juga dituntut untuk
mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya
sendiri dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
B. Membaca dan menggali multi potensi AUD
Seorang pendidik pada pendidikan anak usia dini disebut sukses bila ia
mampu mengemban tugas dan membuat anak-anak didiknya mampu tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang selalu berpikir positif, bersikap optimis,
serta memiliki kepercayaan dan keyakinan diri. Ide dan konsep yang diemban
sang pendidik terhadap peran yang diembannya dan bagaimana cara ia
2
Sartika M. Taher & Erni Munastiwi, Peran Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas
Anak Usia Dini Di TK Islam Terpadu Salsabila Al-Muthi’in Yogyakarta, Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini, Vol. 4 No. 2., 2019, Hal. 43
3
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo
Offset, 1989), Hal. 15

4
menjalankan amanat serta profesinya tentunya akan bermuara pada sampainya
tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Sebagai teladan (role model) dalam kegiatan pembelajaran di lembaga
pendidikan anak usia dini, anak akan mencontoh guru dalam setiap aspek
perilakunya. Tugas gurulah untuk membaca dan menelusuri semua gagasan dan
potensi anak untuk perkembangan total pribadinya, baik intelektual, emosional,
maupun spiritual. Dalam rentang kehidupannya, anak memiliki banyak sekali
bakat, kecenderungan, dan mutiara-mutiara lain dalam dirinya. Mereka memiliki
potensi yang sangat banyak dan luar biasa, dan semua potensi itu bisa
dikembangkan dengan optimal. Di sinilah tugas guru yang paling penting yaitu,
membaca dan menggali potensi-potensi tersebut untuk dikembangkan secara
maksimal.
Salah satu kewajiban guru yaitu untuk mampu mengeksplorasi apa yang
ada di dalam diri anak saat anak memperlihatkan perilaku tidak biasa. Sebagai
pendidik dan pembimbing, guru hendaklah mampu membaca dengan seksama
latar belakang sang anak berperilaku demikian. Lumrahnya, guru melakukan
observasi dengan dilengkapi “Kertas Aktivitas” yang bertujuan untuk mengetahui
sebab anak berperilaku tak biasa. Tentunya guru mampu menggunakan strategi
yang beragam dalam eksplorasinya, tergantung dengan kepiawaian guru tersebut.
Strategi yang digunakannya ini juga jangan sampai mengganggu proses
belajar anak, mengganggu dan menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
Agar pembacaan dan penggalian potensi anak dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, hal pertama kali yang perlu dilakukan guru adalah
membaca minat dan kehendak anak. Pengamatan atau pembacaan ini merupakan
sesuatu yang sangat penting, sebab hal ini akan menjadi landasan untuk membaca
dan menemukan bakat dan potensi yang terpendam dalam diri anak.
Guru di lembaga pendidikan anak usia dini dituntut untuk memiliki
kemampuan dan skill yang mumpuni untuk membaca kecenderungan dan bakat
yang dimaksud. Sebab, sangat mungkin terjadi ada anak yang memiliki
kecenderungan yang sama sekali berbeda (unik) dengan anak-anak lainnya.
Perbedaan yang dimaksud ini dapat terjadi dalam sikap, kata-kata atau bahkan

5
imajinasinya. Adanya skill yang melekat dalam diri guru sangat dibutuhkan dan
diperlukan untuk membantu dan menemani anak dalam menemukan multipotensi
anak. Misalnya saat anak beraktivitas dan tak bisa diam, selalu ingin berkreasi
walau terkadang menyusahkan banyak orang, maka guru dituntut untuk mampu
memahami anak tersebut. Sebab dapat dimungkinkan sikap dan perilakunya
tersebut merupakan bentuk untuk berkarya menurut potensi dan karakternya.4
C. Memaksimalkan potensi AUD
Peranan guru bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak
sebagaimana di tingkat pendidikan lanjutan, tidak hanya membantu anak yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku (dalam arti anak yang mengalami
masalah dalam perkembangannya), tetapi juga berperan dalam membantu
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, seperti bakat, minat, cita-
cita, dan potensi lainnya. Sebagaimana pendapat Suyadi (2009,172) bahwa
bimbingan dan konseling di lingkungan PAUD memiliki tugas untuk
mengidentifikasi bakat, minat, dan potensi anak sehingga mereka memperoleh
pola pembelajaran dan pengembangan yang tepat. Hasil identifikasi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memberikan stimulasi tumbuh kembangnya anak secara tepat.
Upaya pengembangan potensi anak usia dini perlu dilakukan secara
sistematis dan terprogram sehingga akan memberikan hasil berkembangnya
potensi anak usia dini secara optimal. Upaya itu dapat dilakukan melalui langkah-
langkah berikut:
1. Mengidentifikasi potensi anak
Dalam hal ini mengidentifikasi bakat, minat, kemampuan intelektual,
kemampuan sosial, cita-cita, perkembangan moral, dan perkembangan bahasa.
Berbagai potensi ini dapat diidentifikasi melalui penggunaan metode
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yakni observasi, cheklist,
wawancara, catatan anekdot, sosiometri, dan portofolio. Pengidentifikasian ini
tentu saja dilakukan secara kontinu sehingga dapat diketahui adanya
perkembangan berbagai potensi itu. Di samping itu guru perlu membuat

4
Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini, (Depok: Rajawali Pers, 2019),
Hal. 208-211

6
catatan khusus tentang hasil identifikasi tersebut. Kegiatan ini perlu dilakukan
bersama dengan guru lain dan juga orang tua anak.
2. Memahami potensi anak
Hasil identifikasi yang telah dilakukan memerlukan pengkajian lebih
lanjut seba-sebagai upaya lebih memahami berbagai potensi itu. Hal ini perlu
dilakukan mengingat hasil identifikasi itu kadang-kadang akan menunjukkan
ketidakkonsistenan perilaku ataupun aktivitas yang dilakukan anak. Untuk
melakukan kegiatan ini, guru perlu kerja sama dengan orang tua, bahkan jika
ingin hasilnya lebih baik maka kegiatan ini perlu dilakukan secara khusus oleh
guru bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu keberadaan guru bimbingan
dan konseling di pendidikan anak usia dini (PAUD dan TK) sangat
diperlukan.
3. Mengembangkan potensi anak.
Berbagai kegiatan yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya
tidak akan bermakna apabila tidak disertai dengan upaya pengembangan
berbagai potensi anak itu. Mengikutsertakan dalam berbagai lomba merupakan
bentuk usaha pengembangan potensi anak di samping melalui berbagai
aktivitas yang dirancang dan diimplementasikan guru di PAUD ataupun TK
melalui aktivitas belajar dalam bermain atau biasa disebut belajar sambil
bermain. Tentu saja berbagai kegiatan lomba ataupun lainnya tidak hanya
diberikan kepada anak-anak tertentu, melainkan bagi semua anak tanpa
kecuali. Untuk mengoptimalkan upaya ini maka diperlukan kerja sama dengan
guru lain, orang tua, bahkan pihak lain yang terkait.5
Pendidik memiliki peran yang sangat strategis dalam membantu
mengembangkan potensi anak. Ada beberapa peran yang perlu dilakukan oleh
pendidik dalam menanamkan nilai pada anak antara lain, mengembangkan
keteladanan, kesabaran, kesiapan, kasih sayang, kecakapan, memilih
/menunjukkan respon positif, memahami kemampuan anak, belajar berdasar
pengalaman, menumbuhkan sikap kompetisi dan membiasakan yang baik. Secara
5
Wenny Hulukati, Analisis Peran Guru Terhadap Pengembangan Potensi Anak Usia Dini
di PAUD Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, Laporan Penelitian, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Gorontalo, 2013, Hal. 24-26.

7
operasional langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengelolaan anak
sebagai berikut.
1. Keteladanan
Keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
pengembangan potensi anak. Anak akan berusaha meniru atau mengikuti
pengalaman, pengetahuan dan kebiasaan sikap dan perilaku pendidiknya.
Pada saat anak mulai tumbuh dan berkembang, mereka selalu berusaha
merekam peristiwa, sikap, pembicaraan, perilaku yang dilihat, didengar
dan dirasakan. Pendidik yang menggeluti dalam pendidikan anak usia dini,
hendaknya mampu menunjukkan keteladanan pada anak didiknya, baik
menyangkut kemampuan membaca, sopan-santun berbicara, etika
berpakaian, pengetahuan, hafalan, maupun kepribadiannya.
2. Kesabaran
Kesabaran merupakan wujud keistimewaan seorang pendidik alam
mengelola anak-anak. bersikap dan berpola pikir positif pada anak salah
satu wujud kesabaran seorang pendidik. Keanekaragaman kondisi fisik,
sosial ekonomi dan kepribadian anak sering menimbulkan berbagai sikap
dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Sikap sabar ditunjukkan dengan
kemampuan pendidik menerima keanekaragaman anak sebagai tantangan,
kekuatan, dan peluang untuk maju.
3. Kesiapan
Dalam menghadapi keanekaragaman anak, seorang pendidik mau
tidak mau harus selalu siap menghadapi reaksi anak mengenai berbagai hal
yang sedang di alami, di lihat, di dengar, dan di baca. Pendidik hendaknya
tidak merasa terganggu, gagap dan terkejut oleh sikap dan perilaku anak
yang memiliki sikap kreatif dan kritis. Agar selalu merasa siap, seorang
pendidik hendaknya memiliki kemampuan metode didaktik dan menguasai
materi yang dipelajari.
4. Kasih sayang
Kasih sayang merupakan modal dasar dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang dilandasi rasa kasih sayang akan melekatkan materi

8
dan sistem nilai dalam diri anak secara mendalam. Belaian kasih sayang
dan sikap lemah lembut pendidik akan menumbuhkan kesadaran dan
motivasi anak untuk terus belajar.
5. Kecakapan
Kecakapan dalam hal ini, kemampuan pendidik dalam mengelola
anak didik melalui berbagai metode yang sesuai dan memilih materi yang
sesuai dengan kemampuan/karakteristik anak. Misalnya, untuk melatih
ingatan anak dalam membaca atau menghafal dilakukan dari hal-hal yang
paling mudah bagi anak, dan dilakukan secara berulang dengan melibatkan
Indera yang dimiliki anak secara optimal. Membantu mengembangkan
sikap kreatif-kritis dilakukan dengan merangsang anak untuk bertanya
mengenai apa, mengapa, bagaimana, oleh siapa, untuk apa, kapan yang
bersifat analitis terhadap suatu obyek/bacaan, benda, atau peristiwa.
6. Memilih waktu yang tepat
Kepekaan pendidik dalam memilih waktu yang tepat dalam
memberikan bimbingan atau nasehat sesuai dengan apa yang dinginkan
oleh anak memiliki peran yang sangat penting bagi anak. Materi yang
diberikan akan diterima dengan senang hati dan penuh kesadaran,
sehingga anak mudah mengingat dan menerimanya.
7. Sesuaikan dengan kemampuan akal anak
Sebelum program pembelajaran dilakukan, biasanya dilakukan
berbagai macam persiapan dengan menyusun perencanaan pembelajaran.
Dalam menyusun perencanaan tersebut, pendidik hendaknya
memperhatikan kemampuan dan karakteristik anak yang telah
teridentifikasi pada saat pendaftaran.
8. Belajar berdasar pengalaman
Belajar berdasar pengalaman dapat dilakukan melalui permainan,
outbond, atau pembelajaran tematik dan tadabur alam (pasar, perkebunan,
ke sawah, di dapur, lingkungan tempat tinggal dan sejenisnya).
9. Tumbuhkan sikap kompetisi

9
Sesungguhnya jiwa kompetisi mampu membangkitkan potensi
yang dimiliki oleh anak, bahkan kemampuan dan kekuatan yang tak
pernah dialami dapat muncul pada saat kompetisi. Kompetisi dilakukan
dalam menumbuhkan kesadaran pada anak bahwa setiap anak memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
10. Membiasakan yang baik
Untuk melakukan kebiasaan yang baik, seorang pendidik harus
mau dan mampu bekerja sama dengan orang tua anak dalam keluarga dan
lingkungannya. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam
membiasakan anak berlaku baik, sopan dan santun, sehingga pendidik di
sekolah/TPA harus menjalin kerja sama yang baik dalam mengelola anak-
anaknya. Kebiasaan awal yang harus ditanamkan pada anak, meliputi;
keyakinan akan selalu hadirnya Allah dalam setiap kehidupan, etika
(sopan-santun), estetika (keindahan/kerapian), pola pikir, dan gaya hidup.
Melalui pembiasaan ini potensi dan bakat anak akan dapat ditemukan.6

6
Sujarwo, Mendidik: Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini, Diklus, Vol. 14, No. 1,
2010, Hal. 61-64.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran guru sebagai pembimbing yaitu membantu murid yang mengalami
kesulitan (belajar, pribadi, sosial), serta mampu mengembangkan potensi murid
melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni, budaya,
olahraga). Perilaku membimbing adalah perilaku yang memancar dari aspek-
aspek kepribadian sebagaimana yang ditampilkan oleh seorang pembimbing
dengan karakteristik-karakteristiknya.
Peranan guru bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak
sebagaimana di tingkat pendidikan lanjutan, tidak hanya membantu anak yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku (dalam arti anak yang mengalami
masalah dalam perkembangannya), tetapi juga berperan dalam membantu
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, seperti bakat, minat, cita-
cita, dan potensi lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fiah, Rifda El. 2019. Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Depok: Rajawali
Pers.
Hulukati, Wenny. 2013. Analisis Peran Guru Terhadap Pengembangan Potensi
Anak Usia Dini di PAUD Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango,
Laporan Penelitian, Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset.
Sujarwo. 2010. Mendidik: Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini. Diklus. Vol.
14. No. 1.
Taher, Sartika M & Erni Munastiwi. 2019. Peran Guru Dalam Mengembangkan
Kreativitas Anak Usia Dini Di TK Islam Terpadu Salsabila Al-Muthi’in
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Vol. 4 No.
2.
Wilis, Sofyan S. 2003. Peran Guru Mimbar Pendidikan 25 Peran Guru Sebagai
Pembimbing (Suatu Studi Kualitatif). Universitas Pendidikan Indonesia.
No. 1/XXII.

12

Anda mungkin juga menyukai