Anda di halaman 1dari 5

B.

Kajian Teori Kecemasan Berkomunikasi

1. Pengertian Kecemasan

Secara umum, kecemasan (anxiety) adalah suatu perasaan kacau atau tidak

enak yang memperingatkan individu akan adanya suatu ancaman atau bahaya

namun wujudnya tidak jelas atau belum menampak; itu secara khusus,

menunjukkan suasana perasaan menyakitkan yang dialami ketika ‘aku’ (ego) atau

‘diri’ (self) terancam; suatu kondisi atau suasana psikis yang ditimbulkan oleh

suatu peristiwa atau stimulus yang diamati akan diterima, atau diantisipasi akan

mengancam.

Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur

baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan

pertentangan batin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang disadari,

seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan

sebagainya. Juga ada segi-segi yang ada diluar kesadaran dan tidak bisa

menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu.

Dalam bahasa Arab dikatakan bahwa bila sesuatu cemas, maka ia akan

bergerak dari tempatnya. Hingga bisa dikatakan bahwa bentuk kecemasan adalah

adanya perubahan atau goncangan yang berseberangan dengan ketenangan yang

Allah gambarkan dalam firma-Nya dalam surah al-Fajr ayat 27-30

Freud dalam Reni menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi terhadap

ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap ditanggulangi dan

berfungsi memperingatkan individu akan adanya bahaya.

Atkinson dalam Safarai & Sahputra menjelaskan bahwa kecemasan

merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti

kekhawatiran dan perasaan takut.

Kecemasan yang dialami bisa mengaruh pada objek tertentu. Yang

dimaksud dengan objek bisa berupa benda tetapi bisa juga berupa situasi. Ini

biasanya mengarah pada phobia. Kecemasan juga bisa dialami meskipun objeknya

tidak jelas atau tidak bisa dikenali. Gejala kecemasan juga bisa beralih dari satu

objek ke objek lainnya. Ini yang menjadi penanda, bahwa sebenernya kecemaan
terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang bersangkutan, bukan

karena situasi riilnya. Kecemasan bersumber dari perasaan karena adanya

hambatan terhadap pemenuhan kebutuhan atau adanya tekanan terhadap diri yang

melebihi kewajaran.

Kecemasan juga bisa menjadi akut, yaitu terjadi secara tiba-tiba dan intensitas kecemasannya tinggi.
Ini sering disebut sebagai serangan panik. Kalau mendapati individu yang mengalami serangan panik,
ini harus diwaspadai karena bisa menjadi tanda-tanda awal dari gangguan yang lebih berat, yaitu
psikosis. 22 Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu
perasaan yang dialami seseorang ketika adanya suatu ancaman atau bahaya yang wujudnya tidak
jelas atapun ada hal yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran
dan perasaan takut.

Bentuk-Bentuk Kecemasan

Menurut Spilberger dalam Safari & Sahputra, kecemasan ada dua bentuk,

sebagai trait anxiety dan state anxiety. Kecemasan sebagai suatu trait, yaitu

kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi

yang sebenarnya tidak bahaya. Kecemasan dalam kategoro ini lebih disebabkan

karena kepribadian individu tersebut memang mempunyai potensi cemas

dibanding dengan individu lain. Kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety),

yaitu keadaan dan kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai

dengan perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan dengan sadar serta bersifat

subjektif dan meningginya aktivitas sistem syaraf otonom, sebagai suatu keadaan

yang berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan khusus.23

Freud dalam Willis, mengemukakan tiga macam kecemasan yairu:

1) Kecemasan realistis, yaitu takut akan bahaya yang datang dari luar;

cemas atau takut jenis ini bersumber dari ego.

2) Kecemasan Neurotis, yaitu kecemasan yang bersumber dari id,

kalau-kalau insting tidak dapat dikendalikan sehingga menyebabkan

orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.

3) Kecemasan moral yang bersumber pada sumber ego, kecemasan ini

dinamakan juga kecemasan kata hati. Kecemasan ini disebabkan

oleh pertentangan moral yang sudah baik dengan perbuatanperbuatan yang mungkin menentang
norma-norma moral itu.24
Berdasarkan macam-macam kecemasan diatas mdapat disimpulkan bahwa

ada beberapa macam kecemasan yaitu kecemasan sebagai suatu trait, yaitu

kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi

yang sebenarnya tidak bahaya, kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety),

kecemasan realistis, kecemasan Neurotis, kecemasan moral

3. Aspek-Aspek Kecemasan

Menurut Blackburn dan Davidson bahwa aspek-aspek yang memengaruhi

kecemasan dapat berupa pengetahuan yang telah dimiliki subjek tentang situasi

yang dirasakan, apakah sebenarnya mengancam/tidak mengancam, seperti

pengetahuan tentang kemampuan dirinya untuk mengendalikan dirinya (termasuk

keadaan emosi maupun fokus kepermasalahannya dalam menghadapi situasi

tersebut. 25

Deffenbacher dan Hazaleus dalam Register mengemukakan bahwa sumber

penyebab kecemasan, meliputi hal-hal di bawah ini

1. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya

sendiri, seperti perasan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan

dengan teman-temannya.

2. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap

rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar,

keringat dingin, dan tegang.

3. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task

generated interference) merupakan kecenderungan yang dialami

seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional

terhadap tugas.

Khawatir merupakan aspek kognitif dari kecemasan yang dialami berupa

pikiran negatif tentang diri dan lingkunganya dan perasaan negatif terhadap

kemungkinan kegagalan serta konsekuensinya seperti tidak adanya harapan

mendapat sesuatu sesuai yang diharapkan, kritis terhadap diri sendiri, menyerah

terhadap situasi yang ada, dan merasa khawatir berlebihan tentang kemungkinan

apa yang dilakukan.


Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspek dari

kecemasan adalah adanya kekhawatiran seperti pikiran yang selalu negatif,

mosionalitas , gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas juga menjadi

aspek dalam kecemasan

4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kecemasan

Adler dan Rodman dalam Ghufron & Risnawati, menyatakan terdapat dua

faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu:

31

a. Pengalaman negatif pada masa lalu

Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu

mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila

individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian yang ama dan juga tidak

menyenangkan, misalnya pernah gagal dalm tes. Hal tersebut merupakan

pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan siswa dalam menghadapi tes.

b. Pikiran yang tidak rasional

Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan karena

suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinanm tentang kejadian itulah

yang menjadi penyebab kecemasan.

Adler dan Rodman memberi daftar kepercayaan atau kecemasan sebagai

contoh dari pikiran tidak rasional yang disebut buah pikiran yang keliru, yaitu:

a) Kegagalan katastropik

Adanya asumsi dari individu bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk pada

dirinya. Individu mengalami kecemasan dan perasaan-perasaan ketidakmampuan

serta tidak sanggup mengatasi permasalahannya.

b) Kesempurnaan

Setiap Individu menginginkan kesempurnaan. Individu ini mengharapkan

dirinya berprilaku sempurna dan tidak ada cacat. Ukuran kesempurnaan dijadikan

target dan sumber inspirasi bagi individu tersebut.

c) Persetujuan
Persetujuan adanya keyakinan yang salah didasarkakn pada ide bahwa

terdapat hal virtual yang tidak hanya diinginkan,tetapi juga untuk mencapai

persetujuan dari sesama teman atau siswa

d) Generalisasi yang tidak tepat

Keadaan ini juga memberi istilah generalisasi yang berlebihan. Hal ini

terjadi pada orang yang mempunyai sedikit pengalaman.26

Namun secara umum faktor yang menyebakan timbulnya kecemasan

adalah faktor internal dan faktor eksternal, yaitu faktor internal yang meliputi rasa

pesimis, takut gagal, merasa tidak sempurna dan ingin selalu sempurna. Faktor

eksternal, yaitu meliputi kurangnya dukungan sosial, pernah mengalami kejadian

buruk dimasa lalu dan takut terulang dimasa depan.

5. Pengertian Komunikasi

Kata “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal dari Bahasa

Latin “communicatus’ atau communication atau communicare yang berarti

“berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi

menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai

kebersamaan.

Muhamad Mufid mendefenisikan sebagai berikut27:

1) Komunikasi merupakan proses dimana individu dalam hubungan

dengan orang lain, kelompok, organisasi atau masyarakat merespon dan

Anda mungkin juga menyukai