Anda di halaman 1dari 5

NAMA:NURFAIDAH

NPM:21801082043

TUGAS:PEMERIKSAAN AKUNTANSI I

UJI SAMPLING UNTUK PENGENDALI/COMPLIANCE dan UJI SAMPLING UNTUK SYBSTABTIVE

A. Konsep Sampel Respresentatif


 Sampling representatif merupakan sampling yang karakteristiknya hampir sama dengan
yang dimiliki oleh populasi, yang berarti bahwa item yang dijadikan sampling memiliki
karakteristik yang sama dengan yang tidak dijadikan sampling.
 Hasil sampling dapat menjadi tidak representatif karena adanya kesalahan, risiko
sampling akibat kesalahan ini antara lain:
 Risiko sampling adalah auditor mencapai kesimpulan yang salah karena
sampling populasi tidak representatif.
 Risiko nonsampling adalah auditor tidak menemukan pengecualian yang
terdapat dalam sampling yang digunakan.
 Terdapat dua cara untuk mengendalikan risiko sampling yaitu menyesuaikan ukuran
sampling dan menggunakan metoda pemilihan item sampling yang tepat dari populasi.

B. Membedakan Sampling Statistik dan Nonstatistik serta Sampling Probabilistik dan


Nonprobabilistik
 Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu sampling statistik
dan sampling nonstatistik, keduanya termasuk dalam kategori yang sama karena
melibatkan tiga tahap yaitu:
 Perencanaan sampling
 Pemilihan sampling
 Pengevaluasian hasil, yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.
 Sampling statistik adalah auditor memilih item sampling dengan aturan matematika
sehingga dapat mengkuantifikasi atau mengukur sampel.
 Sampling nonstatistik atau sampling pertimbangan adalah auditor memilih item
sampling berdasarkan keyakinan bahwa sampling tersebut akan memberikan informasi
paling bermanfaat dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar
pertimbangan.

C. Pemilihan Sampling
 Terdapat 2 jenis pemilihan sampling dapat dilakukan:
 Pemilihan sampling probabilistik: pemilihan sampling secara acak sehingga
setiap item memiliki probalitas sama untuk terpilih.
 Pemilihan sampling nonprobabilistik: pemilihan sampling dengan menggunakan
pertimbangan professional bukan dengan menggunakan metode probabilistik.
 Penerapan pemilihan sampling statistik dan nonstatistik dalam praktek metode
pemilihan sampling:
Metode pemilihan sampling probabilistik antara lain:
 Pemilihan sampling acak sederhana yaitu setiap item populasi mungkin memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampling, dengan menggunakan tabel angka
acak. Selain itu juga dapat menggunakan angka acak yang dihasilkan oleh komputer
dengan beberapa keunggulan antara lain penghematan waktu, berkurangnya
kemingkinan kesalah dalam memilih angka dan dokumentasi otomatis.
 Pemilihan sampling sistematis yaitu pemilihan sampling berdasarkan item yang dihitung
dengan menggunakan ukuran interval. Metode pemilihan sampling sistemastis memiliki
keunggulan yaitu lebih mudah digunakan dan lebih mudah untuk mengembangkan
dokumentasi yang sesuai, namun juga mempunyai kekurangan yaitu kemungkinan
terjadi bias.
 Probabilitas proporsional untuk ukuran pemilihan sampling yaitu pemilihan sampling
pada item populasi dengan jumlah tercatat lebih besar dinilai lebih menguntungkan
untuk dipilih Terdapat dua cara untuk memperoleh sampling seperti ini yaitu mengambil
sampling dengan probabilitas proporsional ataupun membagi populasi ke dalam
subpopulasi.
Metode pemilihan sampling nonprobabilistik antara lain:
 Pemilihan sampling sembarangan yaitu pemilihan sampling tanpa bias yang tanpa
memandang ukuran, sumber dan karakteristik lain yang sengaja dilakukan oleh auditor.
Terdapat kekurangan dalam sampling sembarang yaitu sulitnya menjaga supaya tidak
bias dalam pemilihan sampling, namun metode ini bermanfaat digunakan jika biaya
metode pemilihan sampling lebih mahal melebihi manfaat yang diperoleh.
 Pemilihan sampling blok yaitu auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan
sisanya dipilih secara berurutan. Namun penggunaan sampling blok hanya dapat
diterima jika jumlah blok yang digunakan amsuk akal, jika hanya menggunkana sedikit
blok maka probabilitas sampling nonrepresentatif yang diperoleh akan sanagt besar.

D. Sampling untuk pengecualian


 Tingkat keterjadian atau tingkat pengecualian adalah jumlah item yang dari populasi
yang berisikan karakteristik atau atribut kepentingan.
 Terdapat tiga jenis pengecualian yang diperhatikan oleh auditor dan langkah melakukan
pengujian antara lain yaitu:
 Penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan oleh klien, cara pengujian
menggunakan sampling audit untuk mengukur tingkat pengecualian dalam
pengujian pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi
 Salah saji moneter dalam populasi data transaksi, menggunakan cara pengujian
yang sama dengan peyimpangan pertama
 Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo, memutuskan tingkat salah saji
material atau tidak dan mengukurnya dengan nilai mata uang bukan tingkat
pengecualian.
o Estimasi terbaik adalah tingkat pengecualian untuk suatu sampling dapat digunakan
untuk mengetimasi populasi.
o Kesalahan sampling adalah perbedaan tingkat pengecualian sampling dengan tingkat
pengecualian populasi.
o CUER yang merupakan batas dari estimasi interval adalah tingkat pengecualian atas
yang dihitung.

E. Aplikasi Sampling Audit Nonstatistik


Terdapat tiga tahap dan empat belas langkah menggunakan sample nonstatistik dalam
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas tansaksi, yaitu:
Tahap I: Merencanakan Sampel
 Menyatakan tujuan pengujian audit: yaitu untuk menguji keefektifan pengendalian dan
menentukan salah saji dalam transaksi.
 Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan: yaitu dengan cara melakukan
prosedur analitis, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
 Mengidentifikasi atribut dan kondisi pengecualian.
 Mendefinisikan populasi.
 Mendefinisikan unit sampling.
 Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER)
 Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu
rendah (ARO)
 Menguji tingkat pengecualian awal populasi
 Menentukan ukuran sampel awal: terdapat 4 tahap yaitu ukuran populasi, TER, ARO,
EPER

Tahap II : Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

 Memilih sampel, terdapat hal yang perlu diperhatikan auditor agar klien tidak merubah
sampel yaitu auditor tidak boleh memberi tahu klien akun yang akan di audit dan harus
segera mengendalian sapel setelah klien menyediaka dokumen
 Melaksanakan prosedur audit: memeriksa setiap item dalam sampel,
mendokumentasikan pengujian dan pengendalian informasi,

Tahap III: Mengevaluasi hasil

 Menggeneralisasi dari sampel ke populasi


 Menganalisi pengecualian
 Memutuskan akseptabilitas populasis
Semua dari keseluruhan 14 langkah yang ada pada langkah nonstatistik juga berlaku untuk sampling
statistik.

F. Sampling Audit Statistik dan Distribusi Sampling


 Sampling atribut merupakan metode sampling statistik yang paling sering digunakan
untuk menguji pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, dalam pengujian
dan pengendalian hampir sama dengan sampling nonstatistik, hanya saja perhitungan
ukuran sampel awal menggunakan tabel dikembangkan dari ditribusi probabilitas
statistik.
 Distribusi sampling merupakan ditribusi frekuensi dari semua sampel berukuran khusus
yang diperoleh dari beberapa populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Dimana
sampling atribusi didasarkan pada distribusi binomial yang mana setiap sampel dalam
populasi memiliki satu dari dua nilai mungkin, seperti ya/tidak.
G. Aplikasi Sampling Atribut
 Pada prinsipnya bahwa empat belas langkah untuk sampling nonstatistik sama dan
dapat diterapkan pada sampling atribut hanya saja terdapat beberapa bagian yang
berbeda antara keduanya yaitu:
 Dalam menetapkan ARO, untuk nonstatistik menggunakan risiko rendah, sedang, tinngi
dan untuk statistik menggunakan risiko dengan angka. Selain itu metodenya berbeda
karena auditor harus mengevaluasi dengan angka.
 Dalam menentukan ukuran sampel, untuk faktor penentunya sama yaitu terdapat
empat faktor. Namun dalam menentukan ukuran sdengan menggunakan program
komputer atau tabel yang dikembangkan dari rumus statistik.
Jika menggunakan tabel maka auditor, maka diperlukan empat langkah berikut:
o Memilih tabel yang berhubungan dengan ARO
o Menempatkan TER pada bagian atas tabel
o Menempatkan EPER pada kolom paling kiri
o Membaca kebawah kolom TER yang sesuai hingga berpotongan dengan baris
EPER yang tepat, angka pada perpotongan merupakan ukuran sampel awal.
 Dampak ukuran populasi, dengan teori statistik pada penerapan sampling atribut
ukuran populasi tidak dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel.
 Memilih sampel, terdapat perbedaan antara pemilihan sampel statistik dan nonstatistik
yang terletak pada bahwa metode probabilistik harus digunakan pada sampling statistik,
baik samplik acak sederhana mauupun sistematis.
 Dalam mengevaluasi hasil dengan menggeneralisasikan dari sampel ke populasi untuk
sampling atribut menggunakan CUER dengan ARO tertentu dengan komputer khusus
atau tabel dengan rumus statistik.
H. Kebutuhan Pertimbangan Profesional
 Sampling atribut juga mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan professional.
 Dalam pemilihan ukuran sampel walaupun menggunakan TER dan ARO masih
memerlukan tingkat petimbangan profesionalisme yang tinggi, serta EPER juga
memerlukan estimasi yang cermat.

Anda mungkin juga menyukai