Anda di halaman 1dari 11

 

BIMBINGAN DAN KONSELING

“LANDASAN FILOSOFIS DAN RELIGUS”


DOSEN PENGAMPU : AKHIR PARDAMEAN, M.Pd.

OLEH:
KELOMPOK IV

SOFIA AURORA SUSANTO

JURUSAN: PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEMESTER: III (TIGA)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH MEDAN


TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji dan syukur kami sembahkan ke hadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan
karunianya hingga saya bisa menyelesaikan makalah saya dalam pembelajaran Bimbingan Dan
Konseling yang berjudul “Landasan Filosofis Dan Religus”.
Rasa terima kasih juga saya sampaikan pada dosen pengampu Pembelejaran Bimbingan Dan
Konseling yaitu Bapak Akhir Pardamean Harahap, M.Pd karena telah membimbing saya dalam
memahami pelajaran ini,

Rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada keluarga dan teman-teman yang telah
mendukung saya dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih kepada para keluarga yang
telah memberikan semangat kepada saya untuk menempuh pendidikan ini.

Mungkin akan banyak terdapat kekurangan dalam makalah yang telah saya buat ini, namun saya
penulis telah mengupayakan sesuai kemampuan saya untuk menyelesaikan makalah ini. saya
mohon maaf untuk segala kekurangan yang ada dalam makalah saya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hormat Kami

Penulis
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULIAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN

BAB II

PEMBAHASAN

Landasan filosofis

Landasan Religius

Landasan Filosofis dan Religus Untuk Anak Usia Dini

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelayananan bimbingan dan konseling memerlukan pemikiran filosofis


tentang berbagai hal yang bersangkut-paut dalam bimbingan dan konselin.Selain itu filosofis
jugamemungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif,
sertalebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuaanya.Beberapa pemikiran yangterkait
dengan dalam pelayanan bimbbingan dan konseling, yakni tentang hakikat manusia,tujuan dan
tugas kehidupan.Pelayanan bimbingan konseling meliputi serangkaian kegiatanatau tindakan
yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana.Untuk itudiperlukan pemikiran
filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut paut dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.Hakikat manusia yang tergambar diatas akan terwujud selama manusia itu ada.
Untukmengoptimalisasikan perwujudan kemanusiaan itu, upaya-upaya pendidikan,
pembudayaandan konseling perlu diselenggarakan.Di sisi lain upaya-upaya itu perlu didasarkan
pada pemahaman tentang hakikat manusia agar upaya upaya tersebut lebih efektif dan tidak
menyimpang dari hakikat manusia itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja hakikat manusia dalam landasan filosofis dan religius?


2. Apa saja tujuan dan tugas kehidupan dalam landasan filosofis dan religius?
3. Apa saja landasan filosofis dan religus untuk anak usia dini?

C. Tujuan pembahasan

1. Mengetahui hakikat manusia dalam landasan filosofis dan religius


2. Mengetahui tujuan dan tugas kehidupan dalam landasan filosofis dan religius
3. Mengetahui landasan filosofis dan religus untuk anak usia dini
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan filosofis

Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani “philos” yang berarti cinta dan

shopos berarti bijaksana.Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.Secara lebihluas,


filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, serta
selengkap-lengkapnya tentang sesuatu.Pemikiran yang paling dalam, palingluas, dan paling
tinggi itu mengarah kepada pemahaman tentang hakikat sesuatu.Filsafat merupakan pemikiran
yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya,selengkap-lengkapnya, serta
setuntas-tuntasnya tentang sesuatu.Pelayanan bimbingan dankonseling memerlukan pemikiran
filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut-pautdalam bimbingan dan konselin.Selain itu
filosofis juga memungkinkan konselormenjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih
fasilitatif, serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuaanya. Beberapa pemikiran
yang terkait dengan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yakni tentang hakikat manusia,
tujuan dan tugaskehidupan.

a. Hakikat ManusiaAlbert & lukes 1971; Thompson & Rudolph, 1983 (dalam prayitno :
2008), mengemukakantentang hakikat manusia, antara lain :
1. Manusia adalah mahluk rasional yang mampu berpikir dari menggunakan ilmu untukmen
ingkatkan perkembangan dirinya
2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya khususnyaapabila ia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya
3. Manusia terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri,khususnya
melalui pendidikan
4. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk ; dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrolkeburukan.Pada pemahaman tentang hakikat manusia itu agar upaya-upaya
tersebut lebih efeektif dantiddak menyimpang dari hakikat manusia itu sendiri
b. Tujuan dan Tugas kehidupanAlder, 1954 (dalam prayitno) mengemukakan bahwa tujuan
akhir dari kehidupan Psikis adalah “menjamin” terus berlangsungnya eksistensi
kehidupan kemanusian diatas bumi dan memungkinkan terselesaikannya dengan aman
perkembangan manusia.
c. Witney & Sweeney, 1992 (dalam prayitno ; 2008) mengajukan sebuah model tentang
kebahagian dan kesejahteraan hidup serta upaya mengembangkan dan
mempertahankannya sepanjang hayat.

Ketiga ahli tersebut mengemukakan ciri-ciri hidup sepanjang hayat dalam lima kategori
tugas kehidupan, yakni berkenaan dengan spiritualitas, pengaturan diri, pekerjaan,
persahabatan, dan cinta.

1. Tugas Kehidupan Spiritualitas Agama


sebagai sumber moral, etika dan aturan-aturan formal berrfungsi untuk melindungi dan
melestarikan kebenaran dan kesucian hidup manusia. Dimensi lain dari aspek spiritual
adalah kemampuan manusia memberikan arti kepada kehidupannya, optimisme terhadap
kejadian-kejadian yang akan datang dan diterpkannya nilai-nilai dalam hubungan antara
orang serta dalam pembuatan keputusan.
2. Tugas Kehidupan Pengaturan Diri Seorang
Yang mengamalkan hidup sehat akan mampu mengkoordinasikan hidupnya dengan pola
tingkah laku yang bertujuan, tidak sekedar ataupun seadanya, melalui pengarahan,
pengendalian, dan pengelolaan diri sendiri demi peningkatan dirinya sesuaidengan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat luas.
3. Tugas Kehidupan Bekerja
Dengan bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan ekonomis ( keuangan untuk
kehidupan sehari-hari, mengejar sukses yang lebih tinggi, rekreasi, dan lain-lain),
keuntungan psikologis (memunculkan rasa percaya diri, pengendalian dan perwujudan
diri,merasa berguna), keuntungan sosial (memiliki status, dapat bertemu dengan orang
lain, persahabatan)yang semuanya menunjang bagi kehidupan yang sehat dirinya sendiri 
dan orang lain
4. Tugas Kehidupan Persahabatan
Persahabatan merupakan hubungan sosial, baik individu maupun masyarakat yang lebih
luas, yamg tidak melibatkan unsur-unsur perkawinan dan keterkaitan ekonomis.
Persahabatan memberikan keutamaan kepada hidup yang sehat, yaitu :
a. Dukungan emosional - kedekatan, perlindungan, rasa aman, kegembiraan 
b. Dukungan keberadaan - penyediaan kebutuhan fisik sehari-hari, bantuan
keuangan.
c. Dukungan informasi pemberian data yang diperlukan, petunjuk,
peringatan,nasihat.
5. Tugas Kehidupan Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi intim,saling
mempercayai,saling terbuka,saling bekerjasama,dan saling memberikan komitmen yang
kuat
B. Landasan Religius

Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok,
yakni :

a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah mahluk ciptaan tuhan
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan peri kehidupan manusia berjalan kearahdan
sesuai denhgan kaidah-kaidah agama
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkanya secara optimal suasanadan
perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatanyang
sesuai dan meneguhkan KEHIDUPAN BERAGAMA untuk membantu perkembangan
dan pemecahan masalah individu

Ketiga hal tersebut dijabarkan, menjadi

a. Manusia sebagai Mahluk TuhanKeyakinan bahwa manusia adalah mahluk tuhan


menekankan pada ketinggian drajatdan keindahan mahluk manusia itu serta perananya
sebagai kholifah di muka bumi.Danwujud dari keyakinan bahwa manusia adalah ciptaan
tuhan adalah bertakwa dengansegenap jiwa raga.
b. Sikap keberagamaanSikap keberagamaan menjadi tumpuan bagi keseimbangan hidup
dunia dan akhirat.Agama monoteistis, yang Berketuhan Yang Maha Esa, yang firman-
firman ketuhanannyamemadukan secara dinamis keterkaitan kehidupan dunia dan
akhirat, yang kaidah-kaidahnya mampu diterpkan oleh manusia dengan ciri-ciri
keberadaanya itu, agama sepertiitulah yang hendaknya menjadi sikap keberagamaan.
c. Peranan AgamaKajian tentang hubungan agama dan psikologi ini didasarkan pada asumsi
bahwamanusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengalami peristiwa-
peristiwa keagamaan pada dirinya namun kemampuan itu sering kali tidak
termanfaatkan.Landasan religius dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ingin
menetapkan klien sekaligu mahluk tuhan dengan kemuliaan kemanusiaannya menjadi
fokus netral upaya bimbingandan konseling.Kemuliaan manusia banyak diungkapkan
melalui ajaran agama
C. Landasan Filosofis dan Religus Untuk Anak Usia Dini

Selanjutnya berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak dasar
atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Agar pertumbuhan dan
perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada
saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak
yang berbeda satu dengan lainnya. Berdasarkan landasan filosofis dan religi, secara ontologis
anak sebagai makhluk individu yang memiliki aspek biologis, psikologis, sosiologis dan
antropologis. Sedangkan secara epistemologis, pembelajaran pada anak usia dini haruslah
menggunakan konsep belajar sambil bermain learning by playing, belajar dengan berbuat
learning by doing, belajar melalui stimulasi learning by stimulating. Selanjutnya secara
aksiologis, isi kurikulum haruslah benar dan dapat dipertanggung-jawabkan dalam rangka
optimalisasi seluruh potensi anak etis dan berhubungan dengan nilai seni, keindahan dan
keselarasan yang mengarah pada kebahagiaan dalam kehidupan anak sesuai dengan akar budaya
dimana mereka hidup estetika serta nilai-nilai agama yang dianutnya. Jadi pendidikan anak usia
dini menurut landasan ini adalah pembinaan anak usia dini yang meletakkan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak dengan konsep belajar sambil bermain dan kurikulum yang
memuat seluruh potensi anak.

\
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Manusia adalah mahluk rasional yang mampu berpikir dari menggunakan ilmuuntuk
meningkatkan perkembangan dirinya
2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya khususnyaapabila ia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya)
3. Manusia terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri,khususnya
melalui pendidikan)
4. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk ; dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol
keburukan.) :
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah mahluk ciptaan tuhan )
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan peri kehidupan manusia berjalan
kearahdan sesuai dengan kaidah-kaidah agamac)

  Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkanya secara optimalsuasana dan


perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai
dan meneguhkan KEHIDUPAN BERAGAMA untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu

B. SARAN

Agama sebagai sumber moral, etika dan aturan-aturan formal berrfungsi untuk
melindungi dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup manusia. Dimensi lain dari aspek
spiritual adalah kemampuan manusia memberikan arti kepada kehidupannya,optimisme terhadap
kejadian-kejadian yang akan datang dan diterapkannya nilai-nilai dalam hubungan antara orang
serta dalam pembuatan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Amti E. & Prayitno. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
CiptaMugiarso H., dkk. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES PRESS

https://text-id.123dok.com/document/7q068pv3q-landasan-filosofis-dan-religi-landasan-
keilmuan.html

Anda mungkin juga menyukai