Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin Belajar Akuntansi Perusahaan Dagang
Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku manusia
sebagai tahap menuju kedewasaan. Sedangkan disiplin merupakan sikap
kepatuhan terhadap tata tertib yang ada. Kata disiplin sendiri berasal dari
bahasa latin disibel yang berarti pengikut, lambat laun kata disibel
mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya taat pada nilai-
nilai yang dipercaya.
Menurut Hamalik (2011:27) “Belajar merupakan modifikasi atau
memperteguh sikap melalui pengalaman-pengalaman yang dilakukan.
Sehingga belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat namun belajar yaitu
mengalami”. Menurut Syah (2010: 87) “Belajar merupakan kegiatan
proses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenjang pendidikan”.Menurut Rahman (2011: 64) “Disiplin berasal
dari bahasa inggris discipline yang memiliki beberapa arti yang
diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang
bermoral, memperbaiki dengan menggunakan sanksi, serta kumpulan tata
tertib untuk mengatur tingkah laku”.
Sedangkan menurut Zainal dalam Soegeng (2004: 32) “Disiplin adalah
suatu aspek kehidupan yang mesti terwujud dalam masyarakat, karena itu
hendaknya mendapatkan perhatian dari pihak yang ada disekolah maupun
diluar sekolah”. Menurut Arikunto (2006: 114) “Disiplin adalah
menunjukan pada seseorang dalam melakukan tata tertib karena didorong

9
10

kesadaran dari dalam hatinya”. Menurut Moenir (2010: 94-96) “Disiplin


merupakan bentuk ketaatan terhadap suatu aturan, baik tertulis maupun
tidak tertulis yang telah ditetapkan, ada dua jenis disiplin yang sangat
dominan yang sesuai dengan kehendak individu”. Ada dua jenis disiplin
yang pertama disiplin dalam hal waktu dan kedua disiplin pada hal
perbuatan atau pekerjaan.
Dari berbagai uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
disiplin belajar Akuntansi Persusahaan Dagang merupakan ketaatan
terhadap suatu aturan yang berlaku dilingkungan universitas baik dalam
hal disiplin waktu pada saat belajar Akuntansi Perusahaan Dagang
maupun disiplin perbuatan seperti taat dan tertib serta fokus saat proses
perkuliahan berlangsung, mengerjakan tugas yang diberikan dosen yang
mesti terwujud untuk mengatur tingah laku mahasiswa agar tujuan yang
diharapkan tercapai.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar


Perilaku disiplin tidak muncul dengan sendirinya, perlu adanya
dorongan dalam diri sehingga dapat menggerakan diri untuk mengerti
tanggung jawab. Tidak hanya itu perlu adanya latihan dan membiasakan
diri untuk senantiasa belajar. Mahasiswa akan sadar akan disiplin belajar
jika belajar merupakan hal penting dalam kehidupannya. Penanaman
disiplin belajar harus dilakukan sedini mungkin sehingga menjadi
kegiatan yang senantiasa dilakukan. Menurut Tu’u (2004: 48) ada empat
faktor yang membentuk disiplin:
1) Kesadaran diri
Pemahaman diri sendiri bahwa disiplin dalam belajar untuk
kebaikan dan keberhasilan diri sendiri, selain itu kesadaran diri
menjadi dorongan/motif yang kuat terwujudnya disiplin. Disiplin
belajar yang terbentuk dari pemahaman diri berpengaruh lebih kuat
daripada disiplin dengan paksaan.
11

2) Pengikutan dan ketaatan


Pengikutan dan ketaatan merupakan penerapan atas peraturan-
peraturan yang dibentuk individu. Langkah ini merupakan lanjutan
dari kesadaran diri yang dibentuk dari dorongan yang kuat.
3) Alat pendidikan
Alat pendidikan memberikan perubahan, pembinaan, serta
membentuk perilaku individu sesuai dengan nilai-nilai yang
diajarkan dilembaga pendidikan formal maupun non formal.
4) Hukuman
Individu yang taat akan akan peraturan disebabkan dua faktor yang
mempengaruhi yakni yang pertama berasal dari kesadaran diri
sendiri, dan yang kedua adanya hukuman yang diberikan. Hukuman
diberikan untuk menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan
penyimpangan yang terjadi. Sehingga perilaku yang dilakukan
sesuai dengan harapan.
Selanjutnya Tu’u (2004: 49-50) mengemukakan bahwa masih ada
faktor-faktor lain yang mendukung terbentuknya disiplin, yaitu:
1) Teladan
Teladan merupakan sebuah perilaku yang baik untuk dicontoh
orang lain. Dalam hal ini peserta didik lebih mudah meniru dengan
yang mereka lihat sebagai teladan, daripada yang mereka dengar.
Karena itu contoh dari orang-orang sekitar sangat berpengaruh.
2) Lingkungan berdisiplin
Lingkungan yang senantiasa disiplin akan lebih kuat pengaruhnya
daripada lingkungan yang kurang disiplin. Bila orang berada
dilingkungan yang memiliki kebiasan disiplin, maka orang tersebut
akan ikut terbawa oleh lingkungan tersebut
3) Latihan berdisiplin
Disiplin akan mudah terbentuk dengan lingkungan yang senantiasa
disiplin. Selain itu disiplin juga dapat dibentuk dengan latihan.
12

Artinya dengan melakukan perilaku disiplin secara terus-menerus


dan membiasakan diri untuk berperilaku disiplin setiap hari.

c. Indikator disiplin belajar


Menentukan nilai disiplin pada siswa tentu ada beberapa perilaku
atau sikap yang dapat mencerminkan bahwa dirinya disiplin.
Kedisiplinan memiliki indikator seperti yang dikemukakan Moenir
(2010: 96) indikator yang dapat dijadikan sebagai penilaian tingkat
kedisiplinan ada dua yakni pertama disiplin pada waktu dan kedua
disiplin pada perbuatan atau pekerjaan, yaitu:
1) Disiplin waktu, meliputi:
a) Tepat waktu ketika belajar, berangkat dan pulang kuliah sesuai
dengan tata tertib yang berlaku.
b) Tidak meninggalkan perkuliahan pada saat berlangsung.
c) Mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan tepat
waktu.
2) Disiplin Perbuatan, meliputi:
a) Tidak menentang dan patuh terhadap peraturan yang berlaku
b) Tidak malas dalam belajar
c) Tidak bergantung pada orang lain demi dirinya sendiri
d) Tidak melakukan kebohongan
e) Bertingkah laku sesuai tata tertib, tidak mencontek saat ujian,
tidak membuat keributan saat mata kuliah berlangsung, tidak
mengganggu orang lain saat perkuliahan berlangsung.

d. Bentuk-bentuk kedisiplinan belajar mahasiswa


Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menggali
potensi diri dengan sejumlah ilmu pengetahuan. Kegiatan belajar
dilakukan dengan harapan akan memperoleh hasil belajar yang
maksimum. Banyak mahasiswa yang sudah bersusah payah belajar
masih mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Menurut Djamarah
13

(2002: 10) “Salah satu penyebabnya adalah cara belajar yang tidak
disiplin, belajar yang kurang teratur, kurang bersemangat, tidak tahu
cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan
waktu, kurang istirahat dan tidur”. Dari pengertian tersebut penulis
mengklasifikasikan menjadi dua disiplin belajar, disiplin belajar baik
saat proses perkuliahan dan disiplin belajar saat dirumah yang dapat
dilakukan mahasiswa, yakni:
1) Disiplin belajar saat proses perkuliahan
Disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukan sikap
aktif, taat, dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku
dengan senang hati. Lembaga pendidikan formal memiliki
peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis untuk ditaati oleh
setiap peserta didik. Menurut Mulyasa (2003:108) “Disiplin
disekolah akan membantu peserta didik menemukan dirinya dan
mengatasi serta mencegah timbulnya masalah-masalah disiplin dan
berusaha menciptakan situasi menyenangkan dalam proses
pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah
ditetapkan”.
Disiplin diperkuliahan berkaitan dengan kerajinan mahasiswa
saat perkuliahan berlangsung. Sikap disiplin ini timbul dari adanya
kesadaran dalam diri mahasiswa untuk menaati peraturan. Menurut
Susilowati (2005:25) ada beberapa sikap disiplin belajar yang dapat
dilakukan mahasiswa dalam kegiatan belajarnya disekolah, yakni:
a) Disiplin mahasiswa saat masuk kelas
Disiplin masuk kelas menunjukan bentuk sikap mahasiswa
yang aktif, patuh, dan taat. Artinya jika mahasiswa masuk kelas
tepat waktu dan tidak pernah absen setiap harinya maka
mahasiswa tersebut dapat dikatakan disiplin.
14

b) Disiplin mahasiswa dalam mengerjakan tugas


Tugas merupakan kegiatan belajar yang diberikan kepada
mahasiswa untuk lebih memahami dan menguasai materi
perkuliahan yang telah diberikan oleh dosen. Tugas diberikan
baik didalam kelas maupun untuk kegiatan diluar kelas. Tetapi
masih banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas dengan
menyalin milik temannya. Perlu adanya kedisiplinan dalam
mengerjakan tugas. Mahasiswa dapat berusaha mengerjakan
tugas yang diberikan dengan usaha sendiri dan tidak
bergantung pada orang lain.
c) Disiplin mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan
Untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan mahasiswa
harus memiliki keaktifan dalam mengikuti proses perkuliahan.
Mahasiswa yang memiliki kedisiplinan tentu akan memiliki
kemandirian, ketekunan, dan keteraturan dalam belajar. Selain
itu, mahasiswa yang memiliki kedisiplinan akan
memperhatikan cara belajar. Dengan memiliki sikap mandiri,
tekun, dan teratur dalam belajar maka akan mencapai hasil
belajar yang efektif dan efisien. Serta mampu mengembangkan
potensi dalam diri yang dimiliki mahasiswa.
d) Disiplin mahasiswa dalam menaati kontrak kuliah
Disiplin mahasiswa dalam kesesuaian tindakan saat proses
perkuliahan ditujukan dengan perilaku menaati tata tertib yang
telah dibuat dan melaksanakannya dengan senang hati.
2) Disiplin belajar mahasiswa saat dirumah
Disiplin belajar mahasiswa seharusnya tidak hanya ditunjukan
saat proses perkuliahan berlangsung. Tetapi juga saat dirumah.
Sebab disiplin dalam belajar akan membantu mahasiswa mencapai
hasil belajar yang optimal. Menurut Susilowati (2005:27) :
15

Disiplin belajar dirumah adalah suatu tingkat konsistensi dan


konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk
memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya
untuk belajar dengan menaati dan melaksankan tugasnya
sebagai siswa dirumah dengan dukungan orang tua yang
mengawasi, mengarahkan serta berupaya untuk membuat anak
menyadari berdisiplin diri.

Menurut Djamarah (2002:40) terdapat beberapa indikator


sebagai kiat-kiat belajar dirumah:
a) Mengatur waktu belajar dirumah
Mahasiswa dapat membuat rencana belajar dirumah sehingga
kegiatan belajar dapat dilakukan secara terjadwal.
b) Mengulangi dan memahami bahan materi yang telah diajarkan
Mahasiswa dapat mempelajari ulang materi yang telah
diberikan dosen saat dirumah, untuk meningkatkan pemahaman
sehingga pada saat ujian tidak bergantung pada teman.
c) Membaca buku-buku refrensi
Mahasiswa dapat menambah wawasan materi dengan membaca
buku refrensi lain.
d) Mengerjakan tugas secara mandiri
Mahasiswa mengerjakan tugas dengan mandiri tanpa
bergantung pada teman.

e. Fungsi disiplin belajar


Disiplin belajar merupakan hal baik bagi mahasiswa, sebab
dengan disiplin belajar mahasiswa akan bersikap memiliki tanggung
jawab dalam belajar dan lebih taat dan patuh saat kegiatan perkuliahan
berlangsung sehingga hasil belajar yang akan dicapai optimal. Seperti
yang dikemukakan oleh Tu’u (2004: 37) fungsi dari disiplin belajar
adalah:
1) Disiplin akan memunculkan sikap tanggung jawab pada diri siswa
yang nantinya akan mendorong siswa mendapatkan hasil belajar
16

yang memuaskan. Dan sebaliknya siswa yang kurang disiplin akan


menghambat prestasi yang akan diperolehnya.
2) Tanpa adanya kedisiplinan pada diri siswa suasana kelas menjadi
kurang kondusif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Disiplin
dapat memberikan dukungan sehingga menciptakan keadaan yang
tenang dan tertib saat proses pembelajaran.
3) Orang tua berharap pada sekolah serta lembaga pendidikan non
formal untuk memberikan pelajaran nilai-nilai dan norma-norma
serta perilaku disiplin yang sesuai dengan nilai kehidupan sosial.
Agar generasi mendatang menjadi indvidu yang tertib, teratur,
berakhlak, dan disiplin.
4) Untuk meraih kesuksesan dalam belajar, disiplin belajar merupakan
suatu tindakan yang wajib dilakukan siswa sebagai subjek yang
melakukan proses pembelajaran.

f. Pentingnya disiplin belajar


Disiplin belajar merupakan perilaku baik yang dapat dijadikan
teladan bagi setiap orang. Sebab belajar adalah aktivitas yang dilakukan
manusia sejak lahir sampai mati. Perilaku disiplin juga tidak dalam hal
belajar saja, namun dengan disiplin senantiasa dalam mengerjakan
apapun akan membuat seseorang taat pada peraturan dan tata tertib.
Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004: 35) pentingnya disiplin
diuraikan sebagai berikut:
1) Memberikan dorongan agar berperilaku yang tidak menyimpang
dari nilai-nilai
2) Membantu peserta didik agar memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungan
3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukan peserta didik
terhada lingkungannya
4) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan
individu yang lainnya
17

5) Menjauhkan peserta didik melakukan hal-hal yang dilarang


disekolah
6) Mendorong peserta didik untuk melakukan hal-hal yang baik dan
benar
7) Peserta didik dapat belajar hidup untuk senantiasa baik, positif, dan
bermanfaat bagi lingkungannya
8) Kebiasaan baik akan membuat ketenangan jiwa dan lingkungannya

2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi pada hakekatnya adalah kehendak untuk melakukan
sesuatu dari dalam individu. Motivasi dapat dipandang sebagai keadaan
internal manusia yang mendorong untuk melakukan tingkah laku secara
terarah. Menurut Santrock dalam Mardianto (2012: 186) “Motivasi
adalah proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan
perilaku”. Sedangkan menurut Ahmad Thontowi dalam Mardianto
(1993: 68) mengemukakan bahwa “Tindakan belajar yang bermotif
dapat dikatakan sebagai tindakan belajar yang dilakukan anak didik
yang didorong oleh kebutuhan yang dirasakannya, sehingga tindakan itu
tertuju kearah suatu tujuan yang diidamkan”.
Menurut Purwanto (2007: 60) “Motif ialah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. Menurut Mc
Donald dalam Wasty Soemanto dalam Purwanto (1990: 91) “Motivasi
yakni suatu perubahan tenaga didalam diri/pribadi seseorang yang
ditandai dengan adanya dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha
mencapai tujuan”. Dan menurut Sardiman (2014:75):
Motivasi belajar merupakan seluruh aktivitas didalam diri siswa
yang menimbulkan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
dari subjek belajar tercapai. Dikatakan keseluruhan karena
umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan
18

siswa untuk belajar. hasil belajar akan maksimal jika didukung


adanya motivasi.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi


belajar merupakan suatu dorongan baik dari dalam maupun dorongan
dari luar diri mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar efektif yang
terarah, terpadu, dan konsisten untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Motivasi belajar memiliki manfaat besar dalam
membentuk sikap taat, patuh dan tertib belajar mahasiswa sehingga
rencana belajar yang dilakukan mahasiswa dapat mencapai keberhasilan
dalam prosesnya. Motivasi juga dapat menumbuhkan sikap tanggung
jawab pada diri sendiri sehingga tidak bergantung pada orang lain.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar


Motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul dari banyak
faktor didalamnya. Faktor motivasi belajar seperti yang dikemukakan
oleh Dimiyati dan Mujiono (2006: 97):

Motivasi timbul melalui diri individu yang bersangkutan ataupun


dari bantuan orang lain atau sesuatu yang berada diluar diri
individu. Motivasi tidak berdiri sendiri, motivasi didukung oleh
beberapa unsur. Unsur yang mempengaruhi motivasi adalah: cita-
cita atau aspirasi peserta didik, kondisi peserta didik (fisik dan
psikis misalnya minat yang dimiliki peserta didik, kemandirian,
lain-lain), lingkungan belajar, unsur dinamis saat pembelajaran,
serta dosen atau pendidik dalam saat melakukan kegiatan
pembelajaran.
Faktor motivasi dipengaruhi oleh beberapa unsur yang
mendukung didalam setiap diri individu. Menurut Sukmadinata (2003:
162) “Usaha keberhasilan dalam proses belajar didukung oleh banyak
faktor, faktor-faktor tersebut bersumber dari baik dari dalam diri
individu maupun dari luar”, yaitu:
1) Faktor-faktor dari dalam individu:
a) Faktor jasmani yang meliputi kesehatan fisik dan panca indra.
19

b) Faktor rohani yang meliputi kondisi psikis, kemampuan


intelektual, afektif, kognitif, dan psikomotorik.
c) Faktor kondisi sosial yang dimiliki mahasiswa dengan orang
sekitarnya
2) Faktor-faktor dari luar individu:
a) Faktor keluarga yang berkaitan dengan keharmonisan dalam
keluarga, sarana untuk belajar didalam rumah
b) Faktor sekolah berkaitan dengan proses pembelajaran yang
diberikan dosen
c) Faktor masyarakat sekitar berkaitan dengan latar belakang
warga sekitar. Jika masyarakat sekitar mahasiswa memiliki
latar pendidikan yang tinggi maka akan memberikan motivasi
yang lebih kepada mahasiswa untuk lebih berhasil,

c. Indikator motivasi belajar


Menurut Sardiman A.M (2014:83) Indikator motivasi belajar pada
diri siswa adalah :
1) Mengerjakan tugas dengan tekun (dapat bekerja secara terus
menerus dalam jangka waktu yang cukup lama, jika belum selesai
tidak akan berhenti).
2) Ulet dalam menghadapi hambatan (tidak cepat putus asa) tidak
memerlukan dorongan eksternal untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas atas prestasi yang telah didapat).
3) Menunjukkan minat dalam berbagai masalah yang terjadi.
4) Lebih menyukai bekerja secara mandiri
5) Lebih cepat merasa bosan pada tugas yang bersifat rutin sehingga
kurang efektif.
6) Dapat mempertahankan opininya (benar-benar yakin akan sesuatu)
7) Tidak dengan mudah melepaskan hal-hal yang telah diyakini
8) Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah yang terdapat
pada soal-soal
20

Jika ada mahasiswa yang memiliki ciri-ciri seperti diatas, maka


mahasiswa tersebut memiliki motivasi yang cukup tinggi. Ciri-ciri
motivasi belajar diatas merupakan faktor yang sangat penting dalam
menunjang proses pembelajaran. Ciri-ciri motivasi belajar tersebut akan
digunakan sebagai penyusunan kisi-kisi instrument angket untuk
mengungkap variable bebas dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar.

d. Ciri-ciri motivasi belajar


Hamzah B. Uno (2011: 23) mengutarakan bahwa ciri-ciri motivasi
belajar yang terdapat pada diri peserta didik, dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Sehingga dalam
pembelajaran siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi belajar perlu dihidupkan secara terus menerus untuk
dapat mendukung sikap disiplin belajar sehingga mencapai hasil belajar
yang optimal yang selanjutnya berkembang pada timbulnya kemandirian
dalam wujud kemampuan siswa mengatasi dinamika dalam belajar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Sifat perilaku siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi dapat ditemukan seperti yang diungkapkan Sugiharto
dkk (2007: 78) antara lain “Pertama, adanya perasaan dan keterlibatan
siswa pada saat belajar yang sangat tinggi, kedua, adanya keterlibatan
dan perasaan segi afektif siswa yang yang tinggi dalam belajar, dan
ketiga, adanya upaya siswa untuk selalu memelihara motivasi belajar
yang tinggi”.
21

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan indikator


motivasi belajar tinggi dapat dilihat dari ketekunan dalam diri siswa
dalam mengerjakan tugas, tidak cepat putus asa menghadapi kesulitan,
tertarik pada berbagai macam masalah dan ingin memecahkannya, lebih
senang bekerja secara mandiri, cepat bosan dengan tugas yang bersifat
rutin, mampu mempertahankan opini, tidak dengan mudah melepas hal
yang diyakini, senang mencari pemecahan berbagai macam masalah
yang terjadi. Motivasi belajar dapat diukur dari adanya dorongan yang
kuat dari dalam diri siswa untuk taat dan tertib belajar dan berhasil
meraih hasil belajar yang memuaskan. Motivasi belajar dapat didorong
dengan adanya pemberian pengakuan berupa penghargaan, memperoleh
pengalaman baru bagi siswa, kondisi lingkungan belajar siswa yang
kondusif saat belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
akan melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
afektif sebagai bentuk bahwa dirinya memiliki motivasi yang tinggi
saat belajar.

e. Macam-macam motivasi belajar


Siswa pada dasarnya memiliki berbagai motivasi belajar. Sebab
motivasi merupakan sebuah dorongan untuk mencapai tujuan. Seperti
yang dikemukakan oleh Hamalik (2011: 112) membedakan motivasi
sebagai berikut:
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tercakup dalam situasi
belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa
sendiri atau motivasi sebenarnya yang timbul dari diri peserta didik.
Misalnya keinginan untuk memperoleh keterampilan tertentu,
memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap
untuk berhasil dan sebagainya.
22

2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang berasal dari luar
diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.
Misalnya: pemberian penghargaan, pujian.
Motivasi yang sangat penting untuk dimiliki seorang siswa adalah
motivasi yang berada pada diri siswa. Keinginan belajar yang muncul
dari dalam dirinya sendiri merupakan dorongan yang sangat kuat untuk
mencapai hasil belajar yang baik. Disamping itu motivasi dari luar diri
siswa akan membant timbulnya dorongan untuk mencapai hasil belajar
yang baik.

f. Fungsi Motivasi belajar


Motivasi memberikan dorongan untuk bertindak dan melakukan
perubahan sebagai suatu usaha untuk mencapai sesuatu. Menurut
Sardiman (2014: 85) selain berfungsi sebagai pendorong dalam
mencapai usaha, motivasi juga berfungsi sebagai:
1) Mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan, tanpa adanya
motivasi maka tidak akan timbul keinginan untuk belajar
2) Motivasi sebagai penentu arah tindakan untuk mencapai tujuan.
Motivasi sebagai penentu tindakan-tindakan apa yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan menyisihkan tindakan
yang tidak bermanfaat.
3) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi yang dimiliki
mahasiswa akan mempengaruhi cepat atau lambatnya melakukan
sesuatu.
Berdasarkan fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar akan memberikan dorongan mahasiswa untuk belajar dan
bertindak kearah tujuan yang akan dicapai. Kemudian motivasi juga
sebagai penentu arah akan tindakan yang harus dilaksanakan. Dan
motivasi juga berfungsi sebagai motor penggerak yang akan
mempengaruhi cepat atau lambatnya seseorang dalam melakukan
23

tindakan. Dengan adanya motivasi belajar dalam diri mahasiswa akan


menimbulkan sikap taat dan patuh serta memiliki tanggung jawab diri
dalam belajar.

g. Pentingnya motivasi belajar


Motivasi berperan sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi yang bersifat positif seperti motivasi belajar sangat dibutuhkan
seseorang, sebab dengan adanya dorongan belajar akan membuat
aktivitas yang dilakukan tidak dianggap sebagai beban namun sebagai
tanggung jawab yang wajib dilaksanakan. Pentingnya motivasi belajar
bagi peserta didik menurut Dimiyati dan Mujiono (2006: 79) yakni:
1) Menyadarkan peserta didik akan kedudukan pada awal
pembelajaran, proses, dan hasil belajar.
2) Memberikan informasi tentang usaha belajar, dengan
membandingkan teman sebayanya sebagai ilustrasi, Dengan adanya
bukti bahwa usahanya belum memadai maka ia akan berusaha
belajar lebih giat lagi.
3) Mengarahkan dalam kegiatan belajar, agar ia mengetahui bahwa
belajarnya kurang efektif. Maka ia akan mengubah cara belajar.
4) Lebih meningkatkan semangat belajar.
5) Menyadarkan bahwa belajar merupakan hal penting yang kelak
akan dibutuhkan dalam mencari kerja.

3. Kemandirian belajar
a. Pengertian kemandirian belajar
Kemandirian merupakan sikap yang dimiliki individu untuk
mengambil inisiatif atau keputusan atas masalah yang dihadapi.
Kemandirian tumbuh sejalan dengan proses kedewasaan. Sikap
kemandirian ditandai dengan kesanggupan individu untuk berdiri sendiri
dan tidak bergantung pada orang lain. Menurut Soedarsono (2000:73)
24

“Kemandirian merupakan suatu hal yang sangat penting, meski, kurang


tepat bila dianggap sasaran akhir”.
Sikap mandiri dapat menumbuhkan rasa percaya diri akan
kemampuan yang dimiliki oleh individu. Menurut Mujiman (2009: 1)
“Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif, yang didorong
motivasi menguasai suatu kompetensi yang dimiliki”. Sedangkan
menurut Slameto (2013: 2) “Kemandirian belajar adalah belajar yang
dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak
luar”. Dalam setiap proses pembelajaran setiap individu dituntut untuk
mandiri karena dengan kemandirian hasil yang akan dicapai akan
optimal.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemandirian belajar merupakan usaha sadar yang dimiliki individu
untuk belajar secara aktif, mampu berdiri sendiri tidak bergantung pada
orang lain, dan mampu melakukan tindakan secara mandiri terhadap
kemampuan yang dimiliki. Sehingga belajar akan dianggap sebgai
sebuah tanggung jawab dalam tahap mengembangkan potensi diri.
Dengan memiliki sikap kemandirian belajar mahasiswa dapat
merencanakan strategi belajar sehingga mahasiswa akan berdisiplin
dalam belajarnya dan proses belajar yang dilakukan akan efektif.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian


Kemandirian merupakan kegiatan yang dilakukan tanpa bantuan
dari pihak luar. Namun kemandirian juga didukung faktor baik dari
dalam diri sendiri maupun dari luar yang berasal dari lingkungan sosial
dan lingkungan yang ada dimasyarakat. Menurut Hamalik (2011: 159)
“Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar antara
lain: faktor fisiologis yang terdiri dari: keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan rumah, dan faktor psikologis yang terdiri dari:
intelegensi, minat dan bakat, serta motivasi”.
25

Mengenai faktor-faktor kemandirian belajar untuk lebih jelasnya


dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor yang berkaitan dengan kondisi
fisik mahasiswa seperti keadaan jasmani yang dimiliki mahasiswa
untuk mengikuti aktivitas belajar baik dilingkungan rumah, sekolah.
Untuk itu mahasiswa harus menjaga kondisi fisik mereka baik
secara preventif maupun kuratif.
2) Faktor psikologis
a) Intelegensi atau IQ merupakan tingkat kecerdasan yang
dimiliki mahasiswa, semakin tinggi IQ yang dimiliki
mahasiswa maka akan mendukung pemahaman materi
pembelajaran dan mendorongnya untuk mengerjakan sendiri.
Dengan demikian mahasiswa akan terbiasa untuk mandiri
dalam belajar
b) Minat merupakan dorongan semangat mahasiswa yang tinggi
terhadap suatu hal
c) Bakat merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki
mahasiswa sejak lahir yang berguna untuk mencapai prestasi
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
d) Motivasi merupakan dorongan psikologis yang muncul untuk
melakukan suatu kegiatan.

c. Indikator kemandirian belajar


Menurut Kartadinata (2001: 34) menyatakan bahwa ada 5 aspek
kemandirian belajar dan dapat dijadikan indikator pengukuran
kemandirian belajar, antara lain:
1) Memiliki rasa kecintaan terhadap belajar
Melakukan aktivitas belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan
tanpa bantuan orang lain semata-mata dilakukan untuk
mendapatkan ilmu baru, dan mengerjakan tugas tanpa menunda
26

waktu, mampu membuat keputusan, dan mampu menyelesaikan


masalah.
2) Progresif, ulet dan tidak mudah menyerah
berpikiran progresif dengan menyiapkan materi belajar dan tidak
mudah menyerah, tekun dan ulet dalam menghadapi masalah,
mempunyai usaha dalam mewujudkan cita-cita.
3) inisiatif atau kreatif
memiliki kreatifitas yang tinggi, terbuka dengan tantangan baru dan
memiliki ide-ide cemerlang serta menyukai hal-hal yang baru.
4) Pemahaman diri
mampu mengendalikan tindakan dan tidak mudah emosi, mampu
menyelasaikan masalah dengan damai dan berpikir dulu sebelum
bertindak. dapat mengenal diri sendiri secara mendalam, percaya
pada kemampuan kompetensi sendiri, dan puas akan usaha sendiri.
5) Tanggung jawab belajar
Memiliki tanggung jawab belajar dan tidak bergantung pada orang
lain, tidak menganggap belajar sebagai beban sehingga akan
memunculkan disiplin dalam belajarnya,
Berdasarkan beberapa indikator diatas penulis dapat menguraikan
bahwa indikator dari kemandirian belajar yang dapat dilakukan
mahasiswa, yakni:
1) mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
yang diberikan dosen dengan sedikit atau tanpa bantuan dari orang
lain. Dengan membuat rencana belajar mahasiswa dapat
memanfaatkan waktu serta mendapat kepuasan atas usaha yang
dilakukan secara mandiri.
2) Berfikir kreatif, ulet, dan tidak mudah menyerah menghadapi soal
yang sulit dalam rangka mewujudkan cita-cita serta menyukai hal-
hal yang baru.
27

3) Memiliki inisiatif dan mampu mengendalikan diri dalam


menghadapi maslah, menyelasaikan maslah yang sulit dengan
tenang dan dengan sikap damai serta memikirkan sebab dan akibat
atas sikap yang akan diambil.
4) Mengetahui kelemahan diri sendiri dan mampu memperbaiki
kekurangan tersebut dengan menerapkan strategi mengatur waktu
belajar dan bermain. Agar potensi yang dimiliki dapat meningkat
lebih baik.

d. Ciri-ciri kemandirian belajar


Sikap mandiri dapat dilihat dari perilaku seseorang seperti tidak
perlu disuruh belajar, dia sudah mengetahui bahwa belajar merupakan
sebuah kewajibannya. Adapun ciri-ciri sikap yang dapat mencerminkan
bahwa seseorang tersebut memiliki kemandirian. Menurut Anton
sukarno (1989: 64) menyebutkan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai
berikut:
1) Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri
2) Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus
menerus
3) Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar
4) Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan
5) Siswa belajar dengan penuh percaya diri
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 145) membagi ciri-ciri
kemandirian dalam lima jenis, yakni:
1) Percaya diri, percaya diri merupakan sikap percaya akan
kemampuan yang dimiliki dan tidak akan mudah goyah oleh
pendapat yang diberikan orang lain.
2) Mampu belajar sendiri, belajar merupakan sebuah kewajiban.
Seseornag yang memiliki kemandirian akan belajar tanpa
bergantung dengan orang lain.
28

3) Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai, dengan bakat


yang dimiliki maka seseorang dapat menerapkan kedalam suatu
lingkup tugas yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang
dimiliki.
4) Menghargai waktu, seseorang yang memiliki kemandirian akan
sangat menghargai waktu, tidak suka menunda-nunda waktu untuk
belajar maupun mengerjakan tugas yang diberikan
5) Bertanggung jawab, tanggung jawab merupakan sikap yang sangat
menonjol dari orang yang memiliki kemandirian. Orang yang
mandiri akan siap menanggung resiko yang akan dating dikemudian
hari.

e. Bentuk-bentuk kemandirian belajar


Kemandirian belajar merupakan kondisi dimana seorang individu
tidak bergantung pada orang lain, bertanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah belajar yang dihadapinya. Kemandirian akan
terwujud apabila mahasiswa dapat aktif mengontrol diri untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam proses
pembelajaran. Selanjutnya Desi Susilowati (2009: 7-8) mendeskripsikan
bentuk-bentuk kemandirian belajar:
1) Siswa berusaha meningkatkan tanggung jawab dalam berbagai hal
saat mengambil keputusan.
2) Siswa yang mandiri akan memandang kemandirian sebagai bagian
dari diri siswa.
3) Siswa yang mandiri tidak semata-mata menjauhkan diri dari orang
lain, tetapi ingin memiliki penguasaan materi yang lebih.
4) Siswa yang melakukan pembelajaran yang mandiri dapat berbagi
pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi
5) Siswa yang belajar secara mandiri dapat memanfaatkan sumber
daya dan aktivitas seperti belajar berkelompok, kegiatan
korespondentif, dan melakukan latihan-latihan soal.
29

6) Guru dapat memberikan peran kepada siswa untuk aktif berdialog


antar siswa sehingga akan terlihat perkembangan berfikir yang
terjadi pada siswa
7) Pembelajaran terbuka dapat digunakan sebagai metode
pembelajaran baru sehingga guru dapat menilai dan mengevaluasi
hasil dari kemampuan belajar mandiri siswa

f. Fungsi kemandirian belajar


Menurut Mardziah Hayati (2001: 3) fungsi dari kemandirian
dalam belajar dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Mahasiswa yang memiliki kemandirian akan memiliki kesadaran
dan tanggung jawab yang lebih besar untuk belajar dan menjadikan
belajar sebagai sebuah tanggung jawab agar belajar lebih bermakna
untuk dirinya.
2) Kemandirian memandang permasalahan sebagai tantangan yang
harus dihadapi dalam rangka mengembangkan potensi diri.
3) Kemandirian membuat mereka lebih termotivasi, gigih, percaya
diri, disiplin diri dan berorientasi pada tujuan.
4) Memungkinan untuk mereka belajar dan bersosialisasi lebih efektif
dilingkungan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
5) Mampu mencari informasi dari berbagai sumber.
Berdasarkan fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
kemandirian belajar akan membuat seorang individu memiliki kesadaran
dan tanggung jawab dalam belajar. Kemandirian memandang
permasalahan sebagai suatu tantangan. Kemandirian akan memberikan
motivasi. Dalam belajar dan bersosialisasi akan lebih efektif serta
memberikan kemampuan untuk mencari informasi dari berbagai
sumber.
30

B. Penelitian Terdahulu yang relevan


a. Penelitian dari Miftakul Jannati (2016) dengan judul “Pengaruh motivasi
belajar dan kemandirian belajar terhadap disiplin belajar ekonomi siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 11 kota Jambi”. Hasil analisis kuantitatif
dibuktikan dengan analisis regresi berganda, adapun spesifikasi yang
digunakan adalah Y= 25.043 + 0.442X1. adanya pengaruh yang signifikan
dari variable disiplin terhadap kemandirian belajar, ditunjukkan dari analisis
regresi berganda yaitu Y= 25.043 + 0.312 X2. Dan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kemandirian belajar
terhadap disiplin belajar dengan analisis regresi berganda yaitu Y = 25.043 +
0.442 X1 + 0.312 X2 dan nilai R square 0,559 atau 55,9 % dengan
Sumbangan Efektif motivasi belajar 24,7% dan kemandirian sebesar 31,2%
kemandirian belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar dan disiplin
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
b. Penelitian dari Anjarsari, Octaviani (2015) dengan judul “Pengaruh
kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar
mahasiswa pada mata kuliah dasar akuntansi keuangan 1 program studi
pendidikan akuntansi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan UMS tahun
2014/2015” hasil penelitian dengan analisis regresi ganda diperoleh 1)
Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
mahasiswa. Semakin tinggi kemandirian belajar mahasiswa, maka semakin
tinggi kecenderungan mahasiswa untuk memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Sebaliknya semakin rendah kemandirian belajar mahasiswa, maka
mahasiswa memiliki kecenderungan memiliki motivasi belajar yang rendah.
Variabel pengaruh kemandirian belajar memberikan sumbangan relatif
sebesar 62,8% dan sumbangan efektif 38,0% terhadap motivasi belajar
mahasiswa; 2) Lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar mahasiswa. Semakin baik lingkungan belajar, maka semakin tinggi
motivasi belajar mahasiswa. Sebaliknya semakin kurang baik lingkungan
belajar, maka semakin rendah pula motivasi belajar mahasiswa. Variabel
31

lingkungan belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 37,2% dan


sumbangan efektif 22,6% terhadap motivasi belajar mahasiswa; 3)
Kemandirian belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama
berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa. Tinggi rendahnya
motivasi belajar mahasiswa ditentukan oleh tinggi rendahnya kemandirian
mahasiswa dalam belajar dan kualitas lingkungan belajar mahasiswa. Secara
keseluruhan variabel pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar
memberikan sumbangan sebesar 60,6% terhadap motivasi belajar.
c. Penelitian dari Laila, Mardiyah (2016) dengan judul “Hubungan antara
motivasi belajar dan disiplin belajar pada mata kuliah pemangkasan rambut
mahasiswa program studi D4 tata rias dan kecantikan”. Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh skor rata-rata persentase Motivasi belajar 58.67%
dengan kategori rendah, Disiplin Belajar berada pada persentase 54.75%
dengan kategori rendah. Hasil analisis korelasi sebesar 0,615 dengan
interprestasi korelasi yang kuat, sedangkan berdasarkan uji keberartian
korelasi diperoleh harga t hitung> t tabel (3.613 > 2,011) yang berarti bahwa
“Terdapat Hubungan yang positif dan antara Motivasi Belajar dengan
Disiplin Belajar Mata Kuliah Pemangkasan Rambut Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan FPP UNP”

C. Kerangaka Berfikir
a. Pengaruh Motivasi belajar (X1) terhadap Disiplin belajar (Y)
Motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran.
Seperti yang diungkapkan Ahmad Thontowi (1993: 68) bahwa “Tindakan
belajar yang bermotif dapat dikatakan sebagai tindakan belajar yang
dilakukan anak didik yang didorong oleh kebutuhan yang dirasakannya,
sehingga tindakan itu tertuju kearah suatu tujuan yang diidamkan”. Karena
motivasi belajar memiliki fungsi memberikan dorongan kepada mahasiswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuannya. Motivasi belajar juga akan memberikan banyak
32

dampak positif dalam belajar, seperti taat dan tertib dalam belajar, semangat
pada saat pembelajaran, aktif pada saat kegiatan pembelajaran, dan mampu
mengutarakan opini. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
lebih bertanggung jawab dalam aktivitas belajarnya. Dengan menganggap
bahwa belajar merupakan sebuah tanggung jawab dan bukan sebagai beban
maka sikap disiplin belajar yang dimiliki mahasiswa akan meningkat.
b. Pengaruh kemandirian belajar (X2) terhadap disiplin belajar (Y)
Tujuan dari pelaksanaan pembelajaran adalah merubah tingkah laku
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Kemandirian belajar merupakan suatu sikap yang perlu
ditanamkan pada diri individu. Menurut Slameto (2013: 2) “Kemandirian
belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa
bantuan dari pihak luar”. kemandirian merupakan bentuk kesadaran diri
akan tanggung jawab yang perlu diwujudkan. Sebab dengan kesadaran
dalam belajar seorang individu akan memiliki tanggung jawab dalam
melakukan sesuatu dan tidak terus menerus bergantung pada orang lain.
kemandirian yang diterapkan dilembaga pendidikan akan berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan disiplin belajar. Dengan kemandirian
belajar siswa akan lebih berusaha taat, tertib, aktif saat proses pembelajaran
berlangsung. Jadi dengan kemandirian belajar maka ketaatan dan keteraturan
dalam aktivitas belajar akan memungkinkan siswa tersebut memiliki
kedisiplinan dalam dirinya.
c. Pengaruh Motivasi belajar (X1) dan Kemandirian belajar (X2) terhadap
Hasil belajar (Y)
Disiplin belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
motivasi belajar dan kemandirian belajar. Motivasi belajar yang berasal baik
dari luar maupun dari dalam diri mahasiswa pada umumnya memberikan
dorongan untuk belajar dengan harapan akan memiliki keteraturan dalam
belajar dan memberikan efek positif pada diri mahasiswa. Dan kemandirian
belajar dapat tercipta jika mahasiswa memiliki motivasi belajar didalam
33

dirinya, karena dengan memiliki motivasi belajar mahasiswa akan mengerti


rasa tanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain. Tanggung jawab
yang dimiliki mahasiswa akan membuat sikap taat dan tertib pada saat
kegiatan pembelajaran. Dengan ketaatan dan ketertiban aktivitas
pembelajaran yang dilakukan lebih optimal, sehingga meningkatkan
kedisiplinan belajar. Hubungan dari kedua faktor tersebut dapat digambarkan
dalam kerangka berpikir berikut :

MOTIVASI
BELAJAR (X1)
DISIPLIN
BELAJAR (Y)
KEMANDIRIA
N BELAJAR
(X2)

D. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenaranya.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap disiplin belajar mata kuliah
Akuntansi Perusahaan Dagang pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi
angkatan 2017.
2. Ada pengaruh antara kemandirian belajar dterhadap disiplin belajar mata
kuliah Akuntansi Perusahaan Dagang pada mahasiswa pendidikan Akuntansi
angkatan 2017.
3. Ada pengaruh antara motivasi belajar dan kemandirian belajar terhadap
disiplin belajar Akuntansi Perusahaan Dagang pada pendidikan Akuntansi
Angkatan 2017.

Anda mungkin juga menyukai