PKM-K (Chicha Dan Renita)
PKM-K (Chicha Dan Renita)
KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh :
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar adalah usaha kuliner. Hal
ini dikarenakan tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan. Di
Indonesia banyak sekali tanaman yang bisa kita manfaatkan sebagai bahan dasar
pembuatan makanan. Salah satunya adalah Pare. Pare merupakan makanan yang
kurang diminati masyarakat. Hal ini dikarenakan rasanya yang pahit, namun pare
juga memiliki kandungan gizi yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan.
Kandungan gizi pare per 100 gram meliputi :
1. Energi = 29 kkal
2. Protein = 1,1 gram
3. Lemak = 0,3 gram
4. Karbohidrat = 6,6 gram
5. Kalsium = 45 mg
6. Fosfor = 64 mg
7. Zat Besi = 1 mg
8. Vitamin A = 180 IU
9. Vitamin B1 = 0,08 mg
Karena saat ini produk olahan pare masih jarang ditemukan, mengakibatkan
persainganyang tidak terlalu ketat. Sehingga peluang produk ini dipasaran
lumayan besar.
Kami dari kelompok yang atas nama Chicha Novitasari dan Renita Elinda
akan merintis usaha, yaitu usaha “ Keripik Pare Anti Pahit “. Tidak semua orang
suka makan pare, karena rasanya yang pahit meski sudah dibuat sayur dengan
tambahan bumbu. Lalu bagaimana jika sayur pare itu dibuat menjadi keripik?
Adalah Chicha dan Renita, sedang merintis usaha keripik pare asal
Palembang, yang berinovasi membuat pare menjadi keripik pare anti pahit.
Semula kedua wanita ini hanya seorang mahasiswa teknik kimia angkatan 2019.
Namun Chicha panggilan akrabnya, kerap mengeluhkan temannya yaitu Renita
yang tidak suka makan sayur, termasuk pare. Chicha pun berpikir mengajak
temannya Renita untuk memodifikasi sayur pare menjadi makanan ringan atau
cemilan yang tidak berasa pahit.
Dahulu Chicha selalu kesal dengan temannya Renita yang susah sekali makan
sayur, lalu Chicha mencari cara bagaimana cara Renita suka makan sayur, Chicha
terus bereksperimen hingga akhirnya nemu ide membuat keripik. Chicha dan
Renita menuturkan, keripik buatannya tidak serta merta disukai kaum awam
karena keripik pare masih pahit. Setelah melalui berbagai uji coba, Chicha dan
Renita mahasiswa teknik kimia itu pun berhasil meramu pare menjadi keripik
yang gurih, renyah dan tentu tidak pahit.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengoptimalkan pare menjadi variasi produk yang enak
dan menarik ?
2. Bagaiamana cara membuat keripik pare menjadi keripik yang tidak pahit ?
3. Bagaimana cara memasarkan produk yang telah dihasilkan secara efektif
dan efisien ?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengoptimalkan manfaat dari pare dengan cara menghasilkan produk
makanan ringan yang sehat dan berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
2. Agar kaum awam atau masyarakat umum menyukai sayur pare yang
secara umum dikenal pahit
3. Meningkatkan keterampilan dalam memasrkan produk dengan efektif dan
efisien.
Jenis produk yang akan dihasilkan dalam usaha ini adalah jenis makanan
ringan yaitu berupa keripik. Keripik yang akan diproduksi adalah keripik yang
berbahan dasar pare. Kami memilih pare sebagai bahan dasar pembuatan karena
pare memiliki kandungan gizi yang tinggi serta barangnya mudah diperoleh
dengan harga yang terjangkau. Keripik pare yang akan dihasilkan berbeda dengan
keripik yang lain. Keripik ini berupa keripik pare anti pahit.
Adapun karakteristik produk yang akan dihasilkan dari usaha ini adalah
produk berupa keripik pare. Terbuat dari pare yang diiris tipis, direma – remas
dengan garam untuk menghilangkan rasa pahit terlebih dahulu, kemudian dibalut
dengan tepung krispi dan digoreng menjadi seperti kentuki.
Keripik Pare Anti Pahit ini adalah suatu makanan ringan yang berbahan dasar
pare yang mengandung gizi tinggi. Keunggulan dari produk yang akan dihasilkan
antara lain :
= Rp 9.450.000
= Rp 9.450.000 – Rp 6.449.500,00
= Rp 3.000.500
a. Perhitungan BEP
1. BEP Volume Produksi = Total biaya/ Harga
= Rp 6.449.500,00/ Rp 1.500,00
= Rp 4.300
Jadi pada tingkat volume produksi 4.300 bungkus, usaha ini berada pada
titik impas. BEP ini terjadi pada bulan ke tiga produksi.
2. BEP Harga Produksi = Total biaya produksi/ Hasil Produksi
= Rp 6.449.500,00/ 6.300
= Rp 1.100,00
Jadi, pada tingkat harga Rp 1.100,00 usaha ini berada pada titik impas
3. B/C Ratio = Hasil penjualan/ Total biaya Produksi
= Rp 9.450.000,00/ Rp 6.449.500,00
= 1,45
Karena ratio lebih besar dari satu yaitu 1,45 maka usaha ini layak untuk
dijalankan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Persiapan Alat
1. Talenan
2. Wajan penggoreng
3. Pisau
4. Sutil
5. Ember
6. Baskom
7. Kompor
8. Serok
b. Bahan yang digunakan antara lain :
1. 100 kg pare
2. 50 kg minyak goring
3. 50 kg tepung terigu
4. 25 kg tepung beras
5. 15 kg telur
6. 7,5 kg bubuk pedas
7. 5 kg garam
8. 2 galon air
9. 30 bungkus plastic kemasan
10. 2 buah staples
2. Pelaksanaan
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Pengolahan bahan
3. Promosi
Promosi dilakukan dengan cara menawarkan produk ke konsumen langsung,
membuat brosur atau memasang pamflet di pinggir-pinggir jalan dan menyebar
luaskan di social media.
4. Pemasaran
Pemasaran produk keripik pare ini akan dilakukan denga cara menawarkan
produk secara langsung kepada konsumen dan menitipkan keripik pare ini ke
toko-toko.
5. Evaluasi
1. RANCANGAN BIAYA
3 Perjalanan 500.000,00
4 Lain-lain 590.000,00
Jumlah 6.449.500,00
1. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Selama 5 bulan
Kegiatan Bulan
I II III IV V
1. Persiapan program
a. Persiapan Bahan
b. Persiapan Alat
c. Persiapan Tempat
2. Pelaksaan Program
a. Produksi
b. Promosi
c. Penjualan Produk
3. Evaluasi
4. Penyusunan Laporan
3.342.500
SUB
TOTAL
3. Perjalanan
4. Biaya Dan Lain – Lain
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Marga SMPN Karya SMAN Karya Sakti
Sakti Sakti
Jurusan
Tahun Masuk –
Lulus