Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


KEPEGAWAIAN DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMSEL

PELATIHAN BERSIFAT CLASSROOM TRAINING


ATAU ON THE JOB TRAINING
UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SDM

Isnawijayani

Anggota Dewan Riset Daerah Sumsel

ABSTRAK

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.49 Tahun 1985 tentang Komputerisasi
Kepegawaian Departemen Dalam Negeri maka Sistem informasi Manajemen (SIM) pegawai
berbasis komputerisasi diimplementasikan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera
Selatan. Sampai saat ini SIM tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena informasi
yang disajikan tidak memiliki kualitas dan tidak mampu memberikan konstribusi yang diharapkan.
Program pengembangan SIM Pegawai (SIMPEG) melalui mekanisme perancangan,
pembangunan sistem, sesuai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi yang telah di
modifikasi. Perubahan lainnya yang ditempuh adalah pada pola pengolahan data. Persoalan-
persoalan itu dikaji untuk mempelajari keberhasilan dan hambatan yang mempengaruhi
implimentasi kebijakan sistem informasi manajemen. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas
perangkat keras komputerisasi. Kemampuan SDM pegawai masih perlu ditingkatkan pengetahuan
dan keahliannya melalui pelatihan yang bersifat Class-room Training ataupun On the Job Training.
Dan diperlukan dana yang mendukung.

Kata Kunci : Implementasi, pelayanan, komputerisasi, Pelatihan SDM

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

PENDAHULUAN mampu menghasilkan dan


Perkembangan teknologi menyampaikan informasi secara
informasi memainkan peranan yang cepat, tepat, lengkap dan akurat untuk
amat menentukan bagi birokrasi mendukung berbagai upaya dalam
publik. Hal ini menuntut pelayanan mewujudkan sasaran yang
publik birokrasi yang konsisten, ajeg, dikehendaki.
dan professional. Pelaku birokrasi Sistem informasi yang mendapat
Publik seharusnya lebih prioritas adalah upaya mendukung
mengkonsentrasikan layanan pembinaan pegawai dan pemantapan
masyarakat. Sukar membayangkan administrasi kepegawaian melalui
jika seorang manajer modern dapat pengembangan Sistem Informasi
bekerja efektif tanpa adanya Manajemen Kepegawaian yang
dukungan informasi (Siagian, 1984 : disingkat SIMPEG. Secara umum
240 – 241). tujuan SIMPEG adalah menunjang
Pembangunan, pemanfaatan, terselenggaranya Administrasi
pengembangan dan penguasaan Kepegawaian dalam organisasi. Hal
informasi memerlukan perencanaan ini sesuai dengan Keputusan Menteri
dan pemograman yang tepat dan Dalam Negeri No.49 Tahun 1985
terselenggara secara terus menerus, tentang Komputerisasi Kepegawaian
terstruktur serta mempunyai pola yang Departemen Dalam Negeri.
jelas dari stratejik sutatu organisasi. Parameter utama keberhasilan
Informasi yang dihasilkan terbentuk pengembangan SIMPEG adalah
dari hasil kerja yang sistematik dalam terbentuknya himpunan data
pengelolaan statu sistem. (database) pegawai di lingkungan
Keseluruhan sub-sistem atau Depdagri. Kecuali itu, mengingat
komponen yang menggerakan sistem bahwa jumlah PNS di lingkungan
informasi itu karena dapat terlaksana Depdagri sangat besar dan tersebar,
sesuai rencana. maka parameter kedua yang
Sistem informasi merupakan menentukan adalah peremajaan (up
suatu kesatuan tatanan yang terdiri dating) terhadap himpunan data yang
dari atas organisasi, manajemen, telah terbentuk. Kedua parameter itu
teknologi, himpunan data (database) sangat bergantung pada keberhasilan
dan sumberdaya manusia yang

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

kondisi-kondisi atau sub-sistem yang Sebagai upaya pendukung


membentuknya. penyelenggaraan SIMPEG di Badan
Beberapa masalah yang dapat Kepegawaian Daerah Provinsi
diidentifikasikan dari kondisi itu Sumatera Selatan , penulis sangat
antara lain: berminat untuk mengadakan kajian “
1. Pola pengolahan data yang Implementasi Kebijakan
sifatnya sentralisasi, karena Pengembangan Sistem Informasi
teknologi informatika masih Manajemen Kepegawaian di Badan
sangat mahal termasuk Kepegawaian Daerah Provinsi
keseluruhan aspek yang Sumatera Selatan”.
diperlukan untuk itu. Kajian ini bertujuan untuk
2. Akibatnya, pekerjaan pembuatan mengetahui Implementasi Kebijakan
data base awal, maupun Pengembangan Sistem Informasi
peremajaan (up dating) data Manajemen Kepegawaian di Badan
sangat sulit dilaksanakan Kepegawaian Daerah Provinsi
mengingat volume data yang Sumatera Selatan dan untuk
sangat besar dan tersebar. megetahui apa yang harus dilakukan
3. Mekanisme dan prosedur kerja dengan SDM yang ada. Dengan cara
yang tetap (protap) tidak observasi, wawancara, dan
terlaksana dengan baik, termasuk berdiskusi.
disiplin pegawai dalam mengisi
formulir pendataan, sebagai PENDEKATAN KAJIAN
sumber data yang belum Kajian terhadap kebijakan
sepenuhnya kondusif. termasuk kajian empirik. Kajian inii
hanya terdiri dari 1 (satu) variabel
Kesemuanya menyebabkan data yaitu Implementasi Kebijakan
base yang ada di Badan Pengembangan Sistem Informasi
Kepegawaian Daerah Provinsi Manajeman Kepegawaian.
Sumatera Selatan tidak pernah valid
dan akurat, dan belum mampu DEFINISI KONSEPTUAL
menunjang kebutuhan informasi untuk Implementasi Kebijakan
pengambilan keputusan di bidang pengembangan Sistem Informasi
kepegawaian. Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

adalah program kerja dilaksanakan masalah (gap), atau sebaliknya


untuk membatu percepatan diprediksikan berhasil tanpa kendala
pelaksanaan tugas di bidang yang berarti. Oleh karena itu fokus
Pemerintahan dan pembangunan studi ini yang sangat dianjurkan dan
yang menjadi wewenang dan digambarkan oleh Thoha adalah pada
tanggung jawab Badan Kepegawaian. antara lain :
Teori implementasi, menurut a. Isi kebijakan (content)
Miftah Thoha pada prinsipnya b. Seluruh Indikator yang
dipergunakan untuk mempelajari mempengaruhinya (contex).
apakah suatu kebijakan yang diambil Sebagai ilustrasi , studi
jika dikaitkan dengan sasaran atau implementasi dapat digambarkan
out-comes dari kebijakan tersebut sebagai berikut :
dalam pelaksanaanya akan dijumpai

B
D
C
Kebijakan Output

E
I III

II – Implementasi
Gambar : Teori Implementasi

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

Dari gambaran skema tersebut Informasi Manajemen Departemen


menunjukan bahwa kebijakan Dalam Negeri (SIMDAGRI) sebagai
implementasi pengembangan Sistem sistem informasi manajemen yang
Informasi manajemen kepegawaian mencakup seluruh sub sistem
(SIMPEG) yang merupakan isi informasi yang mendukung kebutuhan
kebijakan (content). Sedangkan informasi bagi penyelenggaraan
variable tersebut diatas dapat fungsi utama, dan penunjang bagi
disimpulkan bahwa: Departemen Dalam Negeri yang
1. Faktor C menggambarkan terintegrasi secara baik untuk
bahwa implementasi kebijakan memenuhi kebutuhan informasi para
SIMPEG berjalan sebagaimana pengambilan keputusan disemua
yang direncanakan tanpa eselon/jajaran Pemerintah Daerah
mengalami sesuatu hambatan sesuai dengan strata informasi yang
berarti dalam pencapaian ditentukan.
sasaran atau tujuan (output). Selanjutnya teori
2. Factor A dan B pembangunan sistem informasi
menggambarkan bahwa manajemen, dapat digambarkan
implementasi kebijakan SIMPEG dalam siklus
dalam pencapaian sasaran atau sebagai berikut :
tujuan mengalami beberapa
kendala dari satu atau lebih
indikator
3. Factor D dan E menggambarkan
bahwa implementasi kebijakan
SIMPEG sama sekali tidak
mencapai sasaran atau tujuan
dengan banyak indikator yang
mempengaruhi.

PENGERTIAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN (SIM)
Departemen Dalam Negeri
merumuskan pengertian Sistem

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

NEED
User Requirement

EVALUASI RANCANGAN UMUM


Evaluation Global Design

IMPLEMENTASI RANCANGAN DETAIL


Implementation Detail Design

UJI COBA PEMBUATAN APLIKASI


Data Test Data Test

Gambar : Siklus Pembangunan Sistem Informasi

sistem informasi manajemen PEMBAHASAN HASIL KAJIAN


kepegawian dapat disimpulkan Setelah mengadakan observasi,
sebagai suatu totalitas yang terpadu maka hasil dan pembahasannya
terdiri atas perangkat pengolah ádalah:
meliputi pengumpul, prosedure, 1. Unsur Database (Relation Data
tenaga pengolah, perangkat lunak Base Management
dan sebagainya, perangkat System/RDBMS).
penyimpan meliputi pusat data, Sebagaimana diketahui
bankdata dan sebagainya serta bahwa perangakat lunak yang
perangkat komunikasi, yang saling digunakan untuk menjalankan
berkaitan, berketergantuangan dan RDBMS dan pembuatan program-
saling menentukan dalam rangka program input untuk file induk (master
penyediaan informasi untuk file) ataupun program-program
mendukung proses pengambilan penunjang (tabel-tabel) adalah
keputusan dibidang kepegawaian. SYBASE, sedangkan penulisan

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

program-program report (output), 1. Penambahan kemampuan


digunakan POWERBUILDER dan Server, dengan peningkatan
INFOMAKER, dengan pertimbangan prosesor Pentium III-450 menjadi
harga dan kemampuan teknisnya Core 2 duo 2.0 Ghz .
dalam pemrosesan data, agar 2. Peningkatan pada client dengan
mengikuti perkembangan Ilmu prosesor Pentium III menjadi
Pengetahuan dan teknologi Core 2 duo 2.0 Ghz Perangkat
khususnya di bidang Informasi dan keras yang ideal untuk
Teknologi yang begitu pesat di masa pengembangan SIMPEG yang
mendatang, kiranya unsur penunjang mempunyai kemampuan layanan
RDBMS tersebut di atas, perlu dikaji pemrosesan data pegawai,
secara mendalam dan komprehensif mencakup pula jaringan kerja
untuk diganti dengan yang terbaru komputer yang terpadu, dimana
atau up to date. hal tersebut dapat digambarkan
2. Unsur Perangkat Keras dan sebagai berikut.
Jaringan Komputer (Hardware)
Pengembangan hardware
terutama ditujukan untuk
mempercepat “respon time” dan “time
sharing” untuk penggunaan bersama
antara client (time sharing). Disamping
itu jaringan komputer tersebut
sebaiknya juga ditambah dengan
beberapa client yang dihubungkan ke
bagian tertentu di masing-masing Biro
Kepegawaian untuk mempermudah
up-dating secara on-line, dengan
demikian pendekatannya betul-betul
langsung kepada pengguna (user).
Dengan pola pikir tersebut maka
masing-masing lokasi pengembangan
hardware yang harusnya dilaksanakan
adalah :

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

GAMBAR KONFIGURASI HARDWARE YANG IDEAL

Gambar : Sumber Operasional Komputer dan Penyajian Data / BKD

Berdasarkan gambar tersebut di atas, Perangkat lunak SIMPEG memiliki


dengan peningkatan kapasitas kemampuan layanan fungsional,
perangkat keras (hardware) seperti Pemasukan (perekaman) data
diharapkan dapat menambah FIP-01 dan FIP-02. Peremajaan data
kelancaran pelaksanaan tugas dan sesuai FIP-03. Pengisian tabel (data)
meningkatkan pelayanan kepada pendukung (rujukan). Pelaporan data
publik. pegawai. Pengiriman data pegawai
3. Unsur Perangkat Lunak secara dialing-up. Pengetesan
(Software) password dan otorisasi. Pengamanan
Sebagai salah satu unsur yang sistem melalui backup data dan
esensial dalam operasional pengamanan dari pengguna yang
komputerisasi, maka aplikasi SIMPEG tidak mempunyai otorisasi.
merupakan faktor yang berperanan Penelusuran data sesuai kategori
besar keberhasilan pelaksanaan penelusuran tertentu. Layanan
tugas. Dalam hal mana, aplikasi yang analisis dan statistik data pegawai.
berfungsi dengan baik dan lancer, Badan pertimbangan jabatan dan
tentunya akan mempengaruhi kepangkatan untuk eksekutif. Semua
produktifitas kerja.

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

data PNS lengkap dapat ditampilkan, pengujian sistem, pelatihan bagi


termasuk jabatan dan golongannya. progammer dan operator,
Persoalan yang dihadapi adalah pengoperasian sistem dan konversi
sejauh mana data PNS itu telah data.
terbentuk dalam database pada setiap Tahapan implementasi sistem
level pemerintahan. Implementasi dimaksud secara sederhana
SIMPEG meliputi beberapa tahap tergambar sebagai berikut :
kegiatan yaitu persiapan sistem,

PERSIAPAN SISTEM

PEMBANGUNAN DAN
UJI COBA SISTEM

PELATIHAN

PENGOPERASIAN DAN
KONVERSI DATA

Gambar : Proses Implementasi Sistem

1. Tahapan Persiapan a. Menyusun daftar kebutuhan


Langkah awal siklus informasi yang akan dihasilkan
pembangunan dan pengembangan (user requirment);
suatu sistem informasi. Tahap b. Membuat disain sistem secara
persiapan ini meliputi langkah-langkah umum (global design)
sebagai berikut : Untuk menghasilkan kedua tugas
diatas, Menteri Dalam Negeri pada

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

tahun 1994 telah membentuk Tim pendukung lainnya seperti ruangan


Perancang SIMPEG yang terdiri atas yang kondusif.
unsur-unsur Departemen Dalam 2. Tahap Pembangunan dan uji
Negeri, Pejabat Pemerintah Daerah coba
serta nara sumber dari Badan Dilakukan kerja sama dengan
Kepegawaian Negara (BKN). pihak ketiga (konsultan) untuk
Bersamaan dengan itu telah pula penyusunan rancangan rinci (detail
dirancang perangkat lunak yang akan design) serta penulis program
digunakan, yaitu : (programming), kegiatan ini dapat
a. Operating System ditetapkan diselesaikan pada akhir tahun 1996,
Windows dengan asumsi bahwa dan pada tahun 1997 dilakukan uji
perangkat keras yang akan coba sistem
digunakan adalah Personal Persoalan ini muncul antara lain
Computer (PC) dengan teknik karena keterbatasan kemampuan dan
Client-Server. jumlah perangkat keras, terbatasnya
b. Relational Database kemampuan SDM yang telah dilatih
Management System (RDBMS) dalam mengaplikasikan
yang akan digunakan adalah keterampilannya. Dan yang
SYBASE dengan pertimbangan terpenting adalah kurangnya
kemampuan dan harga. dukungan bagi pemberdayaan aplikasi
c. Development Tools yang ini, satu dan lain hal sebagai sesuatu
digunakan Power Builders dan yang baru maka manejer di Badan
infomaker. Kepegawaian belum sepenuhnya
d. Jaringan Komputer (LAN) memahami akan arti pentingnya
dengan perangkat lunak berbasis SIMPEG serta masih terpaku pada
Windows NT dan data base pekerjaan rutin lainnya dan masih
terpusat di Biro Kepegawaian bertumpu pada pengolahan data
dengan penunjang atau backup secara manual, mengingat bahwa
database di PUSLAHTA/KPDE. pekerjaan pembuatan database
Langkah persiapan sistem tidak dianggap masih lama dan menyita
saja menyangkut persiapan waktu sementara permintaan
perangkat keras dan perangkat informasi datang bertubi-tubi.
lunak tetapi juga persiapan sarana Disamping itu belum ada prioritas

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

perekaman data untuk PNS serta kemampuan SDM di bidang


dilingkungan pemerintah Provinsi teknologi informasi yang menangani
terlebih dahulu, melainkan ingin kegiatan ini jauh lebih baik, begitu
langsung mendata PNS dilingkungan juga dengan tenaga administrasi yang
Kabupaten/Kota, sehingga jumlahnya tersedia cukup banyak, dan telah
menjadi sangat besar, dengan kata berhasil membuat database awal
lain strategi yang dilakukan dalam serta peremajaan data dengan baik.
pelaksanaan SIMPEG belum tepat, 3. Tahap Pelatihan
karena tidak adanya prioritas Selain dukungan dari manajemen,
pendataan, sementara tersedianya sumber daya manusia
Kabupaten/Kota belum terjamah oleh untuk menjalankan sistem yang akan
komputerisasi ini. Hal ini berbeda diimplementasikan merupakan faktor
dengan pelaksanaan di Badan yang sangat penting, karena sebaik
Kepegawaian Daerah Provinsi apapun sistem tersebut tidak akan
Sumatera Selatan. Perbedaan ini memberikan manfaat optimal bila
yang menentukan tingkat keberhasilan yang menjalankan sistem tersebut
uji coba itu adalah pada besaran tidak menguasai sistem yang akan di
volume data yang diolah. Ada implementasikan. Oleh karena itu
anggapan dikalangan Pimpinan di perlu dirancang suatu sistem pelatihan
Daerah bahwa SIMPEG itu dalam yang disesuaikan dengan kemampuan
waktu yang tidak terlalu lama sudah sumber daya manusia yang akan
memberi manfaat kepada mereka, dilatih, baik menyangkut materi, waktu
dipihak lain pengumpulan dan maupun metode pelatihan.
perekaman data berjalan sangat Dengan adanya pelatihan yang
lambat yang pada akhirnya terencana ini, diharapkan tujuan dari
menimbulkan ketidak percayaan pelatihan itu sendiri dapat tercapai,
pimpinan terhadap program ini. dimana para peserta (pengguna
Kondisi ini berbeda dengan di sistem) dapat memiliki pengetahuan
Badan Kepegawaian Daerah yang yang cukup, bukan saja untuk
terkonsentrasi pada volume data di menjalankan sistem, tetapi juga
lingkungan Sekretariat Daerah diharapkan dapat mengatasi kendala-
Provinsi Sumatera Selatan saja yang kendala yang mungkin terjadi.
berkisar 7.321 Pegawai Negeri Sipil,

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

Pelatihan ini dapat diberikan dalam dalam bentuk praktek kerja. Materi
dua pendekatan, yaitu : dalam pelatihan ini biasanya berbeda
a. Class-room Training dari satu pengguna dengan pengguna
merupakan pendekatan pelatihan lain, disesuaikan tugas dan tanggung
yang lebih menekankan pada jawab pengguna tersebut, dan
pengenalan/gambaran dasar secara mencakup operasional aplikasi secara
keseluruhan sistem yang akan mendetail , beserta pemecahan
diimplementasikan. Oleh sebab itu masalah yang mungkin timbul (trouble
dalam pelatihan ini biasanya shooter). Tujuan pelatihan ini adalah
digunakan contoh data yang agar pengguna memperoleh keahlian
sederhana, yang dapat mencermikan yang diperlukan untuk menjalankan
keadaan sebenarnya. Pelatihan ini sistem dalam operasional sehari-hari.
dapat diberikan secara teoritis Kaitannya dengan implementasi
maupun praktek, dalam berbagai Simpeg, dari dana ganjaran tahun
metode seperti ceramah, simulasi dan 1997/1998 dan 1998/1999 yang telah
tutorial. Pelatihan ini biasanya diungkapkan sebelumya, setiap lokasi
diberikan secara serentak meliputi menerima anggaran dalam bentuk
bagian-bagian yang terkait dalam paket, dimana didalamnya disediakan
sistem. Tujuan pelatihan ini agar dana pelatihan dalam rangka alih
pengguna dapat memperoleh teknologi. Sampai saat ini telah dilatih
gambaran besar sistem yang akan sebanyak 65 orang dengan kualifikasi
diimplementasi, sehingga dapat junior progammer.
membuat persiapan-persiapan yang Pengembangan sistem informasi
dibutuhkan. manajemen kepegawaian yang akan
b. On the job Training merupakan dan telah di implementasikan,
pelatihan yang biasanya dilakukan merupakan sistem yang baru.
setelah proses konversi sistem Sedangkan sistem yang lama adalah
dilaksanakan. Pelatihan ini diberikan mengelola data pegawai secara
pada situasi kerja yang sebenarnya, manual. Kondisi kedua sistem ini tidak
dengan memakai data yang dapat diabaikan begitu saja. Dilakukan
sebenarnya pula. Pelatihan ini dengan Pendekatan Pararel,
biasanya dilaksanakan pada tempat langsung, dan pendekatan moduler.
dimana sistem di operasikan, dan

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

Pengolahan data pegawai Menurut hemat penulis rekrutmen


sebaiknya dilakukan dengan tenaga dibidang teknologi informatika
pendekatan moduler, karena tidak selalu tepat apabila dijadikan
penyelenggaraan komputerisasi tidak satu paket kegiatan dengan
sesederhana seperti yang telah pengadaan hardware dan software
direncanakan, sementara kebutuhan seperti pada 21 provinsi penerima
informasi dari hari kehari selalu harus SDO, melainkan harus direncanakan
dipersiapkan. Disamping itu karena sedini mungkin dalam perencanaan
sistem yang baru belum sepenuhnya kebutuhan pegawai utamanya pada
mampu seperti yang diharapkan, peneriman calon Pegawai Negeri
maka informasi yang dihasilkan Sipil. Maksudnya, dalam penerimaan
dengan sistem manual ataupun CPNS formasi untuk sarjana maupun
otomatisasi dapat terus ditingkatkan sarjana muda teknologi informatika
fungsi pelayanan informasinya. mendapat prioritas disetiap provinsi,
4. Unsur SDM Bidang Teknologi kabupaten/kota.
Informasi (Brainware) Akan tetapi dengan adanya
Berhasil tidaknya suatu pekerjaan pembatasan penerimaan CPNS
cukup dipengaruhi oleh unsur dengan kebijaksanaan “zero growth”,
manusianya, oleh karena itu SDM kenyataannya prioritas yang
dalam bidang Teknologi Informasi diharapkan bagi SDM ini masih sulit
(Brainware) yang handal sangat dilaksanakan karena menurut
menentukan kesuksesan tugas. Hasil sementara pihak ada prioritas lain
penelitian di atas dikaitkan dengan yang lebih penting.
kebutuhan SDM secara keseluruhan Kendala lain yang dihadapi,
jelas masih menjadi persoalan atau apabila prioritas penerimaan SDM di
gap yang sangat besar terhadap bidang teknologi informatika dikaitkan
akselerasi implementasi dengan penyerahan wewenang
pengembangan SIMPEG. Oleh karena penerimaan CPNS yang ditetapkan
itu masalah pengadaan atau langsung oleh kabupaten/kota, adalah
rekrutmen SDM perlu direncanakan tidak tersedianya resources itu di
pemecahannya dengan sebaik- hampir semua kabupaten/kota.
baiknya. Dengan kata lain meskipun

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

diprioritaskan tetapi tidak ada komputer, alasannya tidak menarik


pelamarnya. dan sangat menjemukan.
Sebab seperti diketahui tenaga di Alternatif yang lain adalah dengan
bidang ini masih cukup mahal dalam membuka kesempatan kepada PNS
arti orientasinya sebagian besar masih yang berusia muda di lingkungan
ke perusahaan-perusahaan swasta kabupaten/kota untuk mengikuti
ataupun kantor-kantor pemerintahan kegiatan sebagai mahasiswa dengan
di kota-kota besar. Alasannya bukan status tugas belajar pada Perguruan
hanya upah kerja yang diharapkan Tinggi Informatika dan Komputer.
lebih besar, tetapi juga suasana Konsekuensi dari alternatif ini antara
lingkungan kerja yang lebih lain menunggu waktu yang cukup
memungkinkan mereka lama bagi kesiapan SDM itu serta
mengembangkan keahliannya. membutuhkan biaya investasi yang
Pendapat seperti ini menyebabkan cukup tinggi dan resiko apabila studi
keengganan mereka mengabdikan diri mahasiswa tersebut gagal.
di kabupaten asalnya. 5. Mekanisme dan Prosedur
Alternatif lainnya adalah dengan Pada dasarnya mekanisme dan
mendidik (Diklat) kepada PNS yang prosedur pekerjaan sangat dibutuhkan
diarahkan untuk bekerja di bidang sebagai elemen dari pedoman dan
pengolahan data pegawai. petunjuk pelaksanaan pekerjaan yang
Konsekuensi yang dihadapi dari benar dan sistematis, sehingga
alternatif ini adalah kemungkinan standar kerja yang telah ditetapkan
tenaga yang dipersiapkan itu tidak merupakan acuan yang perlu menjadi
memenuhi persyaratan menekuni perhatian. Dengan cara Disiplin alur
pekerjaan yang dimaksud atau tidak data, Disiplin pengolahan data :
memiliki bakat, sehingga meskipun Perekaman, Validasi, Back-up,
melalui kegiatan DIKLAT yang baik Restore, Disiplin Pemanfaatan
terkadang hasilnya tidak mencapai Informasi
sasaran. Sedangkan PNS yang DISKUSI
memenuhi persyaratan bakat yang Dari hasil penelitian yang penulis
mungkin dilakukan melalui test lakukan di lokasi Badan Kepegawaian
kemampuan bakat (aptitude test), Daerah. Hal ini dapat dilakukan
biasanya tidak ingin bekerja di unit karena database PNS di Sumatera

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

Selatan yang telah menampung lebih karena masih dalam proses


kurang 7.321. PNS dalam kondisi pengumpulan dan perekaman data
validitasnya di atas 90 % sehingga yang masih terbatas. Perangkat lunak
mampu menunjukkan kinerja yang aplikasi SIMPEG telah teruji
baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuannya dalam meningkatkan
kemampuannya menunjang kegiatan kinerja Badan Kepegawaian secara
sidang-sidang Badan Pertimbangan keseluruhan, meskipun masih
Jabatan dan Kepangkatan diperlukan peningkatan mutu
(Baperjakat). Sebagaimana yang hardwarenya.
dinyatakan oleh Kepala Bidang diperlukan up-grade aplikasi yang
Administrasi Pengelolaan sistem : berkorelasi dengan tuntutan
“ Memang diakui, meskipun saat ini kebutuhan formula aplikasi (software)
keberadaan Perangkat keras sesuai dengan peraturan
(Hardware) yang tersedia dapat kepegawaian yang berlaku. Hal
dioperasionalkan secara baik, akan tersebut sesuai keterangan Kasubbid
tetapi mengingat meningkatknya Operacional Komputer dan Penyajian
volume kerja dan beban kerja Data
dimasa mendatang serta sejalan “Karena dengan adanya
dengan kemajuan Teknologi dan perubahan peraturan
informasi, saya pikir perlu dilakukan kepegawaian khususnya yang
penambahan jumlah unit barang mengatur tentang sistem data
komputer dan peningkatan kepegawaian, maka menuntut
spesifikasinya, sehingga pelayanan aplikasi SIMPEG yang ada perlu
kepada Publik diharapkan dapat di up-grade dan up-date, terutama
lebih maksimal dan terpadu” berkenaan dengan item-item yang
(wawancara, tanggal 25 Februari terdapat dalam aplikasi tersebut,
2008). sehingga dibutuhkan penyesuaian
dan perubahan seperlunya.
Sedangkan untuk kegiatan yang Dengan demikian, diharapkan
sama pada 14 Kabupaten/Kota yang keaktualan dan kelengkapan data
telah mengimplementasikan sistem pegawai diperoleh dengan cepat
ini, sampai saat ini belum dan baik sesuai dengan
menunjukkan kinerja yang diharapkan, keperluan data kepegawaian”

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

(wawancara tanggal 26 Februari mampu meningkatkan kemampuan


2008). dan keahliannya agar dapat
mengoperasikan komputerisasi
Didalam organisasi publik, banyak (Software dan Hardware) secara
keputusan yang tidak berulang (non- maksimal dan baik.. beragam
recurring/non-repetitive decision) yang tanggapan dari pegawai (PNS) di
harus dibuat oleh para manajer atau lingkungan Pemerintah Daerah,
pembuat keputusan. Sistem padahal partisipasi mereka,
Pendukung Keputusan (Decision terhadap proses pengisian FIP
Support System) sangat penting (Formular Isian Pegawai) sebagai
peranannya dalam membantu proses langkah awal pembentukan dan
pembuatan keputusan dalam peremajaan database pegawai.
organisasi publik. Para manajer Adapun ragam tanggapan tersebut
public harus ditunjang dengan data antara lain :
dan informasi yang akurat dan aktual a. Sebagian besar PNS terutama
untuk dapat membuat keputusan- para pejabat struktural
keputusan strategis (Wahyudi, 1994: memberikan tanggapan yang
263). Dikaitkan dengan aplikasi positif dan rpartisipasi dalam
komputerisasi SIMPEG, maka dapat pengisian FIP yang
diterjemahkan Informasi yang dapat di dipersyaratkan. Meskipun ada
display dikategorikan sebagai diantaranya yang berkomentar
informasi yang terstruktur. seperti :
Persoalan lainnya adalah SDM 1) Mengana data saya tidak ada ?
yang dituntut untuk mampu 2) Kenapa saya harus mengisi
menggunakan SQL (Structure Query formulir seperti ini ?
Language) Sebab tanpa itu 3) Elemen data yang diisi terlalu
penggunaan SQL dalam rangka DSS banyak jumlahnya.
tidak akan berarti. Penerapan 4) FIP ini mengharuskan saya
pendekatan moduler dikaitkan dengan membuka semua dokumen dan
penyajian informasi melalui aplikasi terkadang dokumen itu tidak
SIMPEG. tahu ada dimana.
Dengan demikian sebagai agent b. Kelompok PNS yang mendekati
of change, SDM senantiasa dituntut Batas Usia Pensiun (BUP),

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

memberikan respon yang tidak waktu dan akurat” (wawancara


terlalu kondusif. tanggal 28 Februari 2008).
c. Kelompok PNS yang bekerja tidak
dibelakang meja seperti : sopir, Sedangkan berkenaan dengan
montir, pesuruh, Polisi Pamong alur data yang diamati terutama pada
Praja dan semacamnya, sulit proses peremajaan (updating) data
didapatkan input data karena dengan sample dilingkungan
pada umumnya mereka tidak Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera
sempat mengisi FIP. Satu-satunya Selatan. Asumsi yang digunakan
sumber data diambil dari file adalah bahwa setiap tahun akan
manual masing-masing, yang terjadi perubahan data + 20 % dari
tentu saja tidak lengkap. jumlah PNS yang ada, atau lebih
Sehubungan dengan SDM dan kurang 1664 PNS.
pengisian data FIP tersebut, Kepada Perubahan data meliputi sejumlah
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi kegiatan mutasi pegawai seperti
Sumatera Selatan menyatakan : pangkat, jabatan, pendidikan dan
“Sebagai konsekuensi logis dari pelatihan, status, jumlah anak,
perkembangan Ilmu Pengetahuan kenaikan gaji berkala, tempat bekerja
dan Teknologi, seyogyanya dan sebagainya. Setiap perubahan
pegawai meningkatkan skill-nya data tersebut seharusnya
dan lebih handal, sehingga dilakukan/dicatat dengan
diharapkan mampu melaksanakan mempergunakan FIP-03, sebelum
tugasnya dengan baik. Sedangkan direkam di komputer. Akan tetapi
mengenai pengisian FIP memang dalam pelaksanaannya FIP-03 jarang
dipandang perlu dilaksanakan, hal digunakan. Yang digunakan untuk
ini dimaksudkan dalam rangka perekaman bersumber pada Surat
pemutakhiran dan akurasi data Keputusan baik individu maupun
pegawai yang bersangkutan, kolektif.
Sehingga setiap pimpinan atau Input perubahan data PNS
pihak yang berkepentingan didapat dari :
membutuhkan data-data pegawai a. Unit organisasi, terutama Biro
dapat dipenuhi secara cepat, tepat Kepegawaian dan Bagian
Kepegawaian Komponen di

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

Departemen Dalam Negeri. tersebut untuk segera


Implementasi SIMPEG diremajakan, masih sangat rendah.
menghendaki bahwa perubahan b. Individu PNS
data pegawai yang mempunyai Perubahan data individu seperti
aspek legal, diterima dari intern perubahan status perkawinan,
unit organisasi, dalam arti individu jumlah anak, seminar dan loka
PNS tidak perlu melaporkan karya, pendidikan di luar
perubahan datanya ke Bagian kedinasan dan lain-lain alur
Data Pegawai, sebagai contoh : datanya tidak lancar.
1) Apabila menyangkut perubahan Ketidaklancaran itu sangat
jabatan ataupun mutasi mungkin terjadi pada Unit Kerja
pensiun, maka tembusan aspek dimana PNS itu bekerja.
legal diterima dari Bagian Usaha mengatasi kendala ini
Pengangkatan dan mutlak harus segera dilakukan, sebab
Pemberhentian. tidak ada artinya bila aspek lainnya
2) Apabila menyangkut mutasi berjalan dan tersedia cukup serta
kenaikan pangkat diterima dari baik, tetapi data yang diolah tidak
Bagian Mutasi Kenaikan akurat dan tidak valid.
Pangkat. Menurut hemat penulis, ada
3) Apabila perubahan pendidikan beberapa cara atau metode yang
dan latihan inputnya diterima dapat diterapkan untuk mengatasi hal
dari Bagian Pengembangan itu :
Pegawai. a. Terus menerus melakukan
4) Apabila menyangkut hukuman koordinasi dan sosialisasi
disiplin, inputnya diterima dari mengenai mekanisme dan
Bagian Pembinaan Disiplin prosedur kerja
Pegawai. b. Badan Kepegawaian Daerah
5) Dan seterusnya. secara berkala membuat laporan
Mekanisme ini sudah berjalan kepada masing-masing pimpinan
tetapi tidak disiplin dan belum komponen menyangkut PNS di
profesional, karena kesadaran lingkungannya yang datanya tidak
para pelaksana terhadap terekam dengan baik dan benar
pentingnya perubahan data

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

c. Secara bersama-sama, Badan kami, alhamdulillah sampai


Kepegawaian Daerah menyusun dengan saat ini masalah tersebut
rencana kegiatan dan biaya untuk dapat dihindari dan diminimalisir”
menerapkan strategi pengolahan
data tersebar. Jadi pemutakhiran Dari hasil kajian diketahui lokasi yang
data dapat dilakukan secara telah mengimplementasikan SIMPEG
bersama-sama pula. tersebut pembiayaannya bersumber
Apabila upaya diatas dapat pada APBN. Sehingga masih perlu
terwujud, maka validitas dan akurasi dukungan dana dari APBD, agar
database di Badan Kepegawaian pelaksanaan program Aplilkasi
Daerah akan selalu terjaga dan SIMPEG dapat diaplikasikan secara
terpelihara dengan baik., mampu merata dan terkoneksi seluruh
melakukan “Analisis Data” untuk wilayah Kabupaten/Kota dalam
menghasilkan informasi yang betul- Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini
betul berkualitas dan bermanfaat. senada harapan Kasubbid
Pernyataan hal tersebut di atas, Administrasi Kepegawaian antara lain
sesuai dengan komentar Kabid :
Kepangkatan Penggajian sebagai “Agar sistem administrasi
berikut : kepegawaian dalam wilayah
“Dalam rangka pelaksanaan Provinsi Sumatera Selatan
proses pengangkatan CPNS atau berfungsi dengan baik, harapan
PNS, tentunya kami saya kiranya setiap Daerah
membutuhkan data yang valid dan Kabupaten/Kota telah
akurat, agar tidak terjadi melaksanakan program aplikasi
kesalahan data terutama SIMPEG secara maksimal dengan
menyangkut item-item dalam aplikasi yang sama. Sehingga
penggajiannya. Hal ini senantiasa akan sangat membantu kami
menjadi perhatian kami, demi dalam verifikasi dan evaluasi
menghindari kesalahan dalam data pegawai. Selain itu juga akan
penerbitan keputusan sangat membantu pekerjaan,
pengangkatan pegawai tersebut. demi kemudahan dan kelancaran
Meskipun demikian berkat pelayanan Publik” (wawancara
ketelitian pegawai pada bidang tanggal 28 Februari 2008).

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

SIMPEG dalam wilayah Provinsi mengimplementasikan sistem ini


Sumatera Selatan menunjukan pada dasarnya sudah cukup
keadaan yang urgensi untuk meskipun belum ideal. Terutama
dilaksanaan secara bersama dan besaran memori serta jumlah
terpadu. Pada akhirnya penyajian data workstation (client) untuk
yang bermutu, bermanfaat serta real perekaman data. terutama
time akan terwujud dan memuaskan berkaitan dengan “Respon Time”.
semua pihak. 4. Penciptaan SDM di bidang
teknologi informasi untuk
KESIMPULAN menjalankan aplikasi SIMPEG
ternyata cukup mahal dan sulit.
1. Perangkat lunak aplikasi 5. Variabel Mekanisme dan Prosedur
(aplication software) yang memuat Kerja Tetap (protap) sistem ini,
keseluruhan program-program baik yang menyangkut alur data
komputer untuk menghasilkan menggunakan Formulir Isian
informasi yang telah digariskan Pegawai (FIP) baik FIP 01
oleh pengguna (user maupun FIP 02 dan FIP 03
requirement), telah berjalan maupun input dari aspek legal
dengan baik dan berhasil dalam lainnya belum berjalan dengan
uji coba program, dan telah tertib dan proposional. Hal ini
dibungkus dalam sebuah paket terutama disebabkan kurangnya
aplikasi (aplication package). kegiatan pemasyarakatan
2. Hasilnya dapat digandakan (copy) (sosialisasi) dari sistem ini kepada
untuk dii install di Propinsi dan PNS sebagai obyeknya.
Kabupaten/kota di seluruh
Indonesia. Secara matematika SARAN
kerjasama itu sangat efisien dan 1. Upaya peningkatan SDM bidang
menguntungkan karena dapat teknologi informasi yang
menghemat dana. dilaksanakan baik melalui
Kabupaten/kota ingin membangun kegiatan pelatihan yang sifatnya
aplikasi itu sendiri. – Class-room Training ataupun On
3. Perangkat keras yang dimiliki oleh the Job Training sebaiknya
provinsi yang telah dilakukan untuk beberapa kali

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

dan diikuti oleh pegawai yang Prabu Mangkunegara, Anwar, 2000,


Evaluasi Kinerja SDM, PT.
telah memiliki dasar serta
Refika Aditama, Bandung.
kemampuan menekuni
Priyatno Makhdum, Sistem Informasi
pekerjaan di bidang ini., baik di
Manajemen (untuk
Provinsi maupun Kabupaten dan Administrasi), LAN RI, Jakarta.
Kota minimal 1 (satu) orang.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran
2. Untuk pengambilan keputusan Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian. Bandung: Alfa Beta.
analisis jabatan diperlukan
komputer yang lengkap dan Siagian, Sondang P, 1998,
Manajemen SDM, Bumi Aksara,
terkini.
Jakarta.

Semil, Nurmah, 2005, Jiana, Nomor 1,


DAFTAR PUSTAKA
Pekanbaru.
Arikunto, Suharsini, 1986, Prosedur
Penelitian, Bina Aksara, Steer, Richard, M, 1995, Efektifitas
Jakarta. Organisasi, Airlangga, Jakarta.

Gibson, Ivanvich dan Donelly, 1996, Sutarto, 2000, Dasar-dasar


Organisasi, Prilaku dan Proses, Organisasi, Gajahmada University
Jilid I, Binarupa Aksara, Press, Yogyakarta.
Jakarta.
Sugiono, 2003, Metode Penelitian
Handoko, T. Hani, 2000, Manajemen Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Edisi Tjipto Herianto, Prijono, 1996,
II, Cetakan BPPE, Yogyakarta. Peningkatan Kualitas SDM di
sektor Pemerintah,
Hardjito, Dydiet, 2001, Teori Perencanaan Pembangunan
Organisasi dan Teknik No. 05, Jakata.
Pengorganisasian, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Thoha, Miftah, 1991, Persfektif Prilaku
Birokrasi, CV. Rajawali, Jakarta.
Kuswanto, Sadikin. 2007.
http://sadikinkuswanto.word Wahyudi, Agustinus Sri, 1997,
press.com. Diakses tanggal Manajemen Strategik,
14 Januari 2008. Pengantar Proses Berpikir
Strategik, cetakan Pertama,
Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Penelitian Binarupa Aksara, Jakarta.
Kualitatif, PT. Remaja
Rusdakarya Offset, Bandung. Whittaker, James, 2000, Panduan
Pembelajaran, Panduan
Muhammad Maksun, 2006, Pembelajaran Telaahan
Pengukuran Sektor Publik, Refika Strategik ( Model Whittaker)
Aditama, Bandung. LAN.

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Jurnal Pembangunan Manusia edisi 6

Isnawijayani : Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Anda mungkin juga menyukai