Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

Suspensi Kering Amoxicillin

Disusun Oleh :

1. Agi Wiarti (071911040)


2. Dila Apriani (071911034)
3. M Shadam Gusbian CH (071911025)
4. Ariaditya Wibowo (071911051)

Dosen Pengampu :

apt. Dyah Ayuwati Waluyo, M.Farm

Program Studi S1 Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan & Teknologi

Universitas Binawan

Jakarta

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Suspensi Kering Amoxicillin" dengan
tepatwaktu.

Makalah disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Farmasi.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang formulasi sediaan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu apt. Dyah Ayuwati Waluyo, M.Farm selaku
dosen Mata Kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Farmasi. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Deseember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
Tujuan ................................................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 3

1. Pengertian Suspensi .................................................................................................... 3


2. Macam Sediaan Suspensi ............................................................................................ 3
3. Keuntungan Sediaan Suspensi .................................................................................... 4
4. Kerugian Sediaan Suspensi ......................................................................................... 4
5. Bahan yang digunakan ................................................................................................ 5
6. Formula yang digunakan .............................................................................................. 12
7. Prosedur pembuatan .................................................................................................... 12
8. Evaluasi yang dilakukan .............................................................................................. 13

Bab III Penutup ............................................................................................................. 14


Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
Daftar pustaka .................................................................................................................. 15
Lampiran .......................................................................................................................... 16

ii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa dan merupakan sistem heterogen yang terdiri
dari dua fase. Fase kontinu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat, dan fase
terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut,
Dengan kata lain, suspensi merupakan campuran yang masih dapat dibedakan antara pelarut
(pendispersi) dan zat yang dilarutkan (terdispersi).tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase
kontinu.

Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan digunakan.
Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi yang homogen maka dalam
formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi kering biasanya terdiri dari
bahan pensuspensi pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa atau aroma, buffer dan zat
warna. Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil
untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air (sebagai contoh
obatobat antibiotik) sehingga lebih sering diberikan sebagai campuran kering untuk dibuat
suspensi pada waktu akan digunakan. Biasanya suspensi kering hanya digunakan untuk
pemakaian selama satu minggu dan dengan demikian maka penyimpanan dalam bentuk cairan
tidak terlalu lama.

Antibiotik adalah obat yang hanya diresepkan untuk melawan bakteri. Obat ini bekerja dengan
dua cara, yaitu membunuh bakteri atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik tidak
mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus (seperti flu biasa atau flu) atau jamur (seperti
kutu air atau kadas). Amoxicillin adalah obat antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi
bakteri, seperti otitis media, gonore, atau pielonefritis. Obat ini juga sering digunakan bersama
obat proton pump inhibitors (PPIs) untuk menangani tukak lambung yang disebabkan bakteri
H. pylori.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari suspensi?

2. Ada Berapa Macam Sediaan Suspensi?

3. Apa Keuntungan Sediaan Suspensi?

4. Apa Kerugian Sediaan Suspensi?

5. Apa Saja Bahan yang Digunakan untuk Membuat Suspensi Antibiotik?

6. Bagaimana formulasi yang digunakan untuk membuat suspensi kering amoxicillin?

7. Bagaimana prosedur pembuatan suspensi kering?

8. Evaluasi apa saja yang dilakukan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari suspensi

2. Mengetahui macam Sediaan Suspensi

3. Mengetahui Keuntungan Sediaan Suspensi

4. Mengetahui Kerugian Sediaan Suspensi

5. Mengetahui bahan yang digunakan untuk membuat suspensi antibiotik

6. Mengetahui formulasi yang digunakan untuk membuat suspensi kering amoxicillin

7. Mengetahui prosedur pembuatan suspensi kering

8. Mengetahui evaluasi apa saja yang dilakukan

2
Bab II

Pembahasan

1. Pengertian Suspensi

Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut yang terdispersi dalam cairan pembawanya. Suspensi dapat
didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus
disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat
minimum. Dalam sediaan suspensi terdapat serbuk/partikel padat yang terdispersi dalam
cairan pembawa. Terdiri dari fase kontinu dan fase luar, cairan/semisolid merupakan fase
luar pembawanya. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan
atau suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai
sebelum digunakan. Jenis produk ini umumnya campuran serbuk yang mengandung obat dan
bahan pensuspensi yang dengan melarutkan dan pengocokan dalam sejumlah cairan
pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.

Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan
digunakan. Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi yang homogen maka
dalam formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi kering biasanya terdiri
dari bahan pensuspensi pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa atau aroma, buffer
dan zat warna. Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak
stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air (sebagai
contoh obat-obat antibiotik) sehingga lebih sering diberikan sebagai campuran kering untuk
dibuat suspensi pada waktu akan digunakan. Biasanya suspensi kering hanya digunakan
untuk pemakaian selama satu minggu dan dengan demikian maka penyimpanan dalam
bentuk cairan tidak terlalu lama.

2. Macam Sediaan Susensi

a. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus
yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan
untuk penggunaan oral.

3
b. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.

c. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai
untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril.

3. Keuntungan Sediaan Suspensi

 baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk
anak-anak

 memiliki homogenitas yang cukup tinggi

 lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan
saluran cerna tinggi

 dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat

 dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air

4. Kerugian Sediaan Suspensi

 memiliki kestabilan yang rendah

 jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnya
menjadi buruk

 aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang

 ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan

 suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan

 pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila
terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan

4
5. Bahan yang Digunakan untuk Membuat Suspensi Antibiotik

a. Zat Aktif

Nama Senyawa :Amoxicillin

StrukturAmoxicillin:

NamaKimia:(6R)-6-[α-D(4Hydroxyphenyl)glycylamino]penicillanic acid

Berat Molekul : 365,4 g/mol

Rumus Molekul : C16H19N3O5S (Martindale, 1982)

Kandungan : Amoxicillin mengandung tidak kurang dari 90,0%C16H19N3O5S, dihitung


terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi yang setara dengan tidak kurang dari 900 μg dan
tidak lebih dari 1050 μg per mg C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian: serbuk hablur putih; praktis tidak berbau.

Kelarutan: sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
karbontetraklorida, dan dalam kloroform.

Baku pembanding : Amoxicilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.

(Anonim a, 1995)

Stabilitas :Amoxicillin yang merupakan derivat penicillin mengalamihidrolisis


yangmendegradasi produksi cincin ß-laktam (Lund, 1994).

Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya

Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-350C

5
Terhadap pH : 3,5- 6,0

pH: antara 3.5 dan 6.0, dilakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg per mL.

Dosis pemakaian sirup kering amoxicillin, sebagai berikut :

Dosis umum anak-anak

0-1 tahun : 100 mg x3 (setiap 8 jam)

1-3 tahun : 125 mg x3 (setiap 8 jam)

3-10 tahun : 250 mg x3 (setiap 8 jam) (Tjay, dkk., 2008)

Kekuatan Sediaan : 125 mg/5 ml (BNF, 2014)

b. Bahan Tambahan

Carboxymethylcellulosum Natrium

 Definisi: Karboksil metil selulosa natrium merupakan garam natrium dari


polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari
9,5 % natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

 Pemerian: Serbuk atau granul, putih sampai kren, higroskopik.

 Kelarutan: Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam
etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.

 Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.

 Sifat Fisikokimia

Berat jenis : 0.52 g/cm3

pKa : 4.30

Titik leleh : 227°C - 252°C

 Kegunaan: sebagai bahan pensuspensi, peningkat viskositas, coating agent; stabilizing


agent dan penyerap air. Sebagai zat tambahan, CMC Na dapat digunakan baik pada
sediaan oral maupun topikal. Sebagai bahan pengikat, CMC Na digunakan dalam
konsentrasi 1,0- 6,0 %.

6
 Stabilitas dan kondisi penyimpanan: CMC Na merupakan senyawa yang stabil, bersifat
higroskopis. Pada kondisi dengan kelembaban yang tinggi CMC Na dapat menyerap air
> 50%. Pada larutan air CMC Na stabil dalam pH 2-10, dan akan terjadi pengendapan
pada pH dibawah 2, serta penurunan viskositas terjadi dengan cepat pada pH diatas 10.

 Ketidaktercampuran: CMC Na ini tidak tercampur pada larutan yang bersifat asam kuat,
dan dengan garam – garam logam yang dapat larut seperti alumunium, merkuri, dan
seng. Pengendapan kemungkinan terjadi pada pH dibawah 2 dan juga dapat terjadi
bilamana CMC Na dicampur dengan etanol (95%).

Laktosa

 Struktur Kimia

 Definisi: Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau
mengandung satu molekul air hidrat

 Pemerian: Serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau putih krem. Tidak berbau dan
rasa sedikit manis. Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau

 Kelarutan: Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

 Kejernihan dan warna: Larutkan 3 gr dalam 10 ml air mendidih, terbentuk larutan jernih,
tidak berwarna atau hamper tidak berwarna dan tidak berbau.

 Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

 Kegunaan: pengikat dan pemanis

 Ketidaktercampuran: Laktosa anhidrat tidak bercampur dengan oksidator kuat. Ketika


dicampur dengan leukonutrien hidrofobik antagonis dan laktosa anhidrat atau laktosa
monohidrat yang disimpan dalam enam minggu pada suhu 40°C and 75% RH, campuran

7
yang mengandung laktosa anhidrat memperlihatkan ketercampuran dan degradasi obat
(Rowe et al., 2003).

Asam Sitrat

 Struktur Kimia

 Definisi dan Kandungan: Asam sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu molekul
air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O7,
dihitung terhadap zat anhidrat.

 Pemerian: Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih,
tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam
udara kering.

 Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, sukar larut dalam
eter

 Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

 Kegunaan: Sebagai pengasam, antioksidan, penyangga (buffer), peningkat rasa. Asam


sitrat yang bisa digunakan adalah 0,1 -2 % sebagai buffer, dan 0,3-2 % sebagai pengikat
rasa.

 Stabilitas: Asam sitrat monohidrat kehilangan air saat kristalisasi pada udara kering atau
saat dipanasi pada suhu 400C. Sedikit mencair pada udara lembab. Asam sitrat
monohidrat disimpan pada tempat sejuk dan kering.

 Ketidaktercampuran: Asam sitrat tidak bercampur dengan kalium tartrat, alkali dan
alkali tanah, karbonat, dan bikarbonat, asetat, serta sulfida. Asam sitrat juga tidak
bercampur dengan oksidator, basa, reduktor, dan nitrat. Potensial dapat meledak bila

8
dikombinasikan dengan logam nitrat. Pada penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal
dari sirup dengan keberadaan asam sitrat.

Natrium Benzoat

 Struktur Kimia:

 Kandungan: mengandung tidak kurang dari 99,0% C7H5NaO2, dihitung


terhadap zat anhidrat.

 Pemerian: butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak
berbau.

 Bersifat higroskopis.

 Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

 Kegunaan: Menghambat pertumbuhan mikroba, pengawet.

 Konsentrasi: Natrium benzoat 0,1% pada sediaan suspensi

 Kelarutan:

9
 Ketidaktercampuran: Efektivitas pengawet akan dihambat dengan adanya
kaolin.

Sorbitol

 Kandungan: Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah
kecil alkohol polihidrik lain.

 Struktur Kimia :

 Rumus Molekul : C6H14O6

 Berat Molekul : 182,17

 Pemerian: serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih; rasa manis.
Serbuk sorbitol bersifat higroskopis.

10
 Kelarutan: sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam ethanol, dalam
methanol dan dalam asam asetat.

 Keasaman kebasaan pH larutan: 10% b/v 4,5 – 7,0 (Kibbe, 2000).

 -
gamma Polymorph

 Stabilitas: Sorbitol secara kimia relatif inert dan dapat bercampur dengan
sebagian besar bahan tambahan. Sorbitol stabil dalam udara tanpa kehadiran katalis atau
dingin, asam encer dan alkalis. Sorbitol tidak mudah menguap, terbakar, tidak bersifat
korosif.

 Sorbitol tahan terhadap fermentasi oleh mikroorganisme, walaupun begitu


sebaiknya sedian ditambahkan pengawet.

 Inkompatibilitas: Sorbitol dapat membentuk khelat yang larut air dengan ion
logam bivalen atau trivalent dalam suasana asam kuat dan kondisi basa. Penambahan PEG
kedalam larutan sorbitol, dengan pengocokan kuat memproduksi “waxy”, gel yang terlarut
dalam air dengan titik leleh 35 – 400C. larutan sorbitol juga bereaksi dengan besi oksida
menjadi tidak berwarna.

 Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat. Larutan dapat disimpan
dalam gelas, plastik, alumunium, dan wadah stailess steel. Penyimpanan dilakukan pada
tempat yang kering dan sejuk.

Oleum Citri

 Pemerian: cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas agak pahit.

 Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) P, larutan agak beropalesensi,
dapat bercampur dengan etanol mutlak P.

 Penyimpanan: dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk.

11
6. Formula yang Digunakan

No Bahan Fungsi Jumlah %b/v

1. Amoxicillin Zat aktif 3,25 gr 3,25

2. CMC Bahan 0,935 gr 0,935


pensuspensi

3. Natrium Benzoat Pengawet 0,230 gr 0,230

4. Laktosa Buffer 39,015 gr 39,015

5. Sorbitol Anticaplocking 6,885 gr 6,885

6. Asam Sitrat Buffer 1 gr 1

7. Oleum citrii Perasa q.s -

7. Prosedur Pembuatan Suspensi Kering

a. Timbang seluruh bahan sesuai perhitungan yang telah dibuat.


b. Bahan yang telah ditimbang lalu dibuat granul, pertama dimasukkan asam sitrat,
kemudian diikuti dengan natrium benzoat, dan amoxicillin (campuran I).
c. Pencampuran laktosa dan sorbitol dilakukan pada mortir terpisah. Setengah bagian dari
laktosa yang akan dicampur dengan sorbitol digerus dahulu di dalam mortar kemudian
ditambahkan sorbitol lalu gerus homogen. Kemudian sisa laktosa dimasukkan sedikit
demi sedikit ke dalam mortir sambil digerus homogen. Campuran ini selanjutnya
dimasukkan ke dalam campuran I, gerus homogen.
d. Kemudian ditambahkan oleum citrii sedikit demi sedikit, digerus hingga homogen.
e. Massa granulasi dikeringkan dengan oven pada suhu ≤ 50oC selama ±15 menit,
kemudian diayak dengan mesh 60.
f. Lalu dicampurkan dengan CMC, diaduk hingga homogen, kemudian dimasukkan
secara perlahan ke dalam botol yang telah ditara sebelumnya, kemudian diberi etiket,
brosur, dan dimasukkan ke dalam kemasan.

12
8. Evaluasi yang dilakukan
 Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH universal, suspensikan sirup kering
antibiotic yang telah dibuat dengan aquadest, lalu dilakukan uji pH dengan
mencelupkan kertas uji pada sedikit larutan sirup kering kemudian perhatikan
perubahan yang terjadi pada kertas uji dan sesuaikan dengan indicator warna yang
tertera pada pH universal
Hasil yang di dapatkan pada pengujian yaitu pH 5

 Organoleptis
Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau,warna, dan rasa

 Massa Jenis
Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang (a). Kemudian aquadest
dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang beratnya (b). Piknometer dibersihkan
dan dikeringkan. Suspensi dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian ditimbang
beratnya (c). Massa jenis suspensi Amoxicillin ditentukan menggunakan persamaan
(1). ρ = 𝒄−𝒂 𝒃 − 𝒂 x ρ

13
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat
akan digunakan. Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi yang
homogen maka dalam formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komposisi
suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi pembasah, pemanis,
pengawet, penambah rasa atau aroma, buffer dan zat warna. Pada praktikum kali ini
kami membuat sediaan suspensi Sirup kering dengan Amoxicillin sebagai zat aktif
utama. Pengujian yang dilakukan yaitu Uji PH, dan didapatkan hasil yaitu bernilai
5

14
DAFTAR PUSTAKA

https://gudangilmu.farmasetika.com/apoteker-harus-tau-prinsip-sediaan-suspensi-dan-
kestabilannya/ yang diakses pada 7 Desember 2021 pukul 22.05 WIB

https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/keuntungan-dan-kerugian-sediaan-
suspensi.html yang diakses pada 7 Desember 2021 pukul 22.11 WIB

Anonim a. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Anonim b. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Anonim. 2009. Suspensi Oral Amoxicillin, (cited 2010 Mar, 4). Available
from:http//:www.patentstorm.us/

Anonim. 2014. British National Formulary . London : Pharmaceutical Press

Astuti, K. W., N M. P. Susanti, I M. G. Wirasuta, dan I N. K. Widjaja. 2007. Petunjuk


Praktikum.

Farmasi Fisika. Bukit Jimbaran: UNUD.

Bühler, V. 1998. Generic Drug Formulations, (cited 2010 Apr, 15). Available from:
http://anhuipharm.com.cn/pdf

15
Lampiran

Proses pencampuran bahan-bahan pada Sirup Kering Antibiotik

Proses Uji pH dan Hasil yang di dapatkan

Penimbangan sediaan

16
Evaluasi Berat Jenis

Evaluasi Viskositas

17

Anda mungkin juga menyukai