Disusun Oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang saya buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan utnuk mengumpulkan
data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh
dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien,
dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam melakukan
pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, antara lain inspeksi
(melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan auskultasi (mendengar). Observasi
(pengamatan secara seksama) Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung
rambut sampai ujung kaki, namun tidak harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang
menggunakan alat seperti pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh, tekanan
darah, dan lainlainnya, sebaiknya dilakukan paling akhir, karena dengan melihat atau
memakai alat-alat, umumnya anak menjadi takut atau merasa tidak nyaman, sehingga
menolak diperiksa lebih lanjut.
B. Tujuan
1. Mengetahui askep tentang kasus kejang
2. Mengetahui teori tentang prosedur pemeriksaan fisik pada anak
3. Mengetahui contoh skenario role play
C. Manfaat
Diharapkan makalah ini akan dapat bermanfaat dalam pemeriksaan fisik pada anak,
dan diharapkan dapat memberikan informasi baru dan menunjang teori-teori yang sudah
ada.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Roger M.D.M.P.H diagnosis
pedriatri : 231) :
1) Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan
koordinasi otot.
2) Gangguan rasa nyaman b.d peningkatan suhu tubuh.
3) Resiko kejang berulang b.d peningkatan suhu.
4) Resiko Defisit volume cairan bd kondisi demam.
5) Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis, penatalaksanaan dan
kebutuhan pengobatan bd kurangnya informasi.
C. Intervensi
D. Implementasi keperawatan
Tindakan keperawatan ( implementasi ) adalah katagori dari prilaku keperawatan di
mana yang di perlukan untukmencapai tujuan dan hasil yang di perkirakan dari
asuhan keperawatn yang di lakukan dan di selesaikan . implementasi mencakup
melakukan, membantu, mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari,
memberkan asuhan keperawtan untuk tujuan yang berpusat kepada klien (Darto
suharso 2013).
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah respon pasien terhadap tindakan dan kemajuan mengarahkan
pencapaian hasil yang di harapkan. Aktivitas ini berfungsi sebagai umpan balik dan
bagian control proses keperawatan, melalui status pernyataan diagnostic pasien
secara individual di nilai untuk diselesaikan, di lanjutkan, atau memerlukan
perbaikan (Darto suharso 2013).
KASUS
1 Pengkajian
a) Identitas klien
Nama : An. F
Tempat/tgl lahir : Tanjung alam, 27 April 2013
Umur : 5 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama ibu : Rita raffia
Pekerjaan ayah : Petani
Pekerjaan ibu : IRT
Suku : Minang
Agama : Islam
Alamat : Baso, pancuran putiah
Diagnosa medis : Kejang Demam
c. Batasi jumlah orang di dalam ruangan dan jumlah orang yang keluar
masuk area pemeriksaan.
d. Nyalakan AC dengan suhu rendah karena kipas angin yang berisik dapat
mempengaruhi hasil auskultasi.
b. Letakkan alat yang menakutkan atau asing bagi anak di tempat yang tidak
terlihat sebelum memulai pemeriksaan pada anak kecil.
a. Lidi kapas
l. Manset tekanan darah
b. Lap / kertas tisue pediatric
c. Bantalan disposibel
d. Tirai / sampiran
f. Sarung tangan
g. Lubrikan
k. Stetoskop
m. Spigmomanometer
s. Kartu mata
n. Termometer rectal dan oral
t. Reflex Hammer
o. Tounge spatel
u. Jam tangan dengan jarum
p. Senter detik
w. Denver Developmental
r. Oftalmoskop
Screening Test (DDST)
2. RR
3. Nadi
4. Suhu
5. Kesadaran
a. Biodata pasien
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku :
Tanggal masuk RS :
Tanggal pengkajian :
b. Biodata penanggungjawab
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
c. Keluhan utama :
h. Antropoemetri
TB :
BB :
1) Ukuran :
2) Bentuk :
- Wajah
1) Bentuk : (simetris/tidak simetris)
2) Paralisis :
5) Ukuran mandibula :
6) Pembengkakan :
7) Hipertelorisme :
8) Tanda Chvostek :
- Mata
1) Photophobia :
2) Ketajaman penglihatan :
4) Nistagmus :
5) Bercak Brushfield :
6) Lakrimasi :
7) Pengeluaran cairan :
8) Kelopak mata :
9) Eksoftalmus / enoftalmus :
10) Konjungtiva :
14) Fundus :
- Hidung
1) Eksterior :
2) Bentuk :
3) Mukosa :
4) Patency :
5) Pengeluaran cairan :
6) Perdarahan :
9) Septum :
- Mulut
4) Gusi
5) Palatum
6) Lidah
7) Ofula
8) Pernapasan mulut
9) Lidah geografik
- Tenggorokan
2) Epiglotis
3) Mukosa
- Telinga
1) Membran timpani
2) Sekret
3) Serumen
- Leher
3) Vena
4) Posisi trachea
6) Edema
7) Auskulasi
8) Pergerakan
j. Pengkajian Kardiovaskuler
1. Nadi
Nadi perifer-------ada atau tidak ada; jika ada, frekuensi, irama, kualitas, dan
Benjolan
Lekukan Harrison
Pengembangan iga
Klavikula
Lingkar dada
3. Kulit
Pucat
Diaphoresis
Suhu abnormal
4. Edema
Periorbital
Ekstremitas
k. Pengkajian respirasi
1. Bernapas
Lingkar dada
Bentuk dada
4. Tampilan umum
Tingkat aktivitas
l. Pengkajian neurologis
1. Tanda-tanda vital
Suhu
Pernapasan
Denyut jantung
Tekanan darah
Tekanan nadi
Bentuk umum
3. Reaksi pupil
Ukuran
Kesamaan respons
Iritabilitas
5. Afek
Alam perasaan
Labilitas
6. Aktivitas kejang
Jenis
Lamanya
7. Fungsi sensorik
8. Reflex
Kemampuan membaca
m. Pengkajian gastrointestinal
1. Hidrasi
Turgor kulit
Membran mukosa
2. Abdomen
Nyeri
kekakuan
Bising usus
Tenesmus
n. Pengkajian renal
1. Fungsi ginjal
Disuria
Urgensi
Adanya asites
Bau-----amonia, aseton
Berat jenis
3. Genitalia
Iritasi
Rabas
o. Pengkajian muskuloskeletal
Kekakuan
Manipulasi mainan
Menggambar
3. Gaya berjalan------ayunan lengan dan kaki, gaya tumit – jari
4. Pengendalian postur
Adanya ataksia
Bergoyang-goyang
5. Persendian
Rentang gerak
Kontraktur
Tonjolan abnormal
6. Tulang belakang
7. Pinggul
Abduksi/Aduksi
p. Pengkajian hematologis
1. Tampilan umum
b. Gelisah
2. Kulit
b. Petekie
c. Memar
d. Perdarahan dari membrane mukosa atau dari luka suntikan atau pungsi vena
e. Hematoma
3. Abdomen
a. Pembesaran hati
b. Pembesaran limpa
q. Pengkajian endokrin
1. Status hidrasi
a. Poliuria
b. Polifagia
c. Kulit kering
e. Iritabilitas
f. Rasa lapar
g. Sakit kepala
h. Gemetar
PENDEKATAN SPESIFIK SESUAI USIA UNTUK PEMERIKSAAN FISIK
SELAMA MASA KANAK-KANAK
POSISI URUTAN PERSIAPAN
BAYI
Sebelum dapat duduk Jika tenang, Auskultasi Buka pakaian seluruhnya
sendiri: posisi jantung, paru, abdomen. jika suhu ruangan
terlentang atau Catat frekuensi jantung memungkinkan.
telungkup, lebih dan pernafasan. Biarkan popok pada bayi
disukai pada Palpasi dan perkusi pada laki-laki.
pangkuan orangtua; arean yang sama. Dapatkan kerjasama
Sebelum usia 4-6 Lakukan pemeriksaan dengan distraksi, objek
bulan : dapat dengan arah dari kepala yang terang, suara-suara
ditempatkan pada sampai kaki seperti gemerincing, berbicara.
meja pemeriksaan. biasa. Senyumlah pada bayi;
Setelah dapat duduk Lakukan prosedur gunakan suara lembut
sendiri: posisikan traumatic terakhir dan pelan
duduk dipangkuan (mata,telinga,mulut Tenangkan bayi dengan
orangtua kapanpun [pada saatmenangis]) botol berisi air gula atau
jika memungkinkan. Lakukan pemeriksaan menyusui
Jika pada meja, reflex ketika memeriksa Gunakan bantuan
lakukan dengan bagian tubuh. orangtua untuk
pengawasan penuh Lakukan pemeriksaan memegang bayi ketika
orangtua. reflex moro pada akhir memeriksa telinga, mulut.
pemeriksaan. Hindari gerakan
yang kooperatif
ANAK PRASEKOLAH
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif
dankomprehensif, memastikan-membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah
danmerencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.Pemeriksaan fisik 2utlak
dilakukan pada setiap klien, tertama pada klien yang baru masuk ke tempat pelayanan
kesehatan untuk di rawat, secara rutin pada klien yangsedang di rawat, sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan klien. ;adi pemeriksaan fisik inisangat penting dan harus di lakukan
pada kondisi tersebut, baik klien dalam keadaansadar maupun tidak sadar.Pemeriksaan
fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik untuk untuk menegakkan
diagnosa keperawatan . memilih intervensi yang tepat untuk proseskeperawatan, maupun
untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
B. Saran
Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harusmemahami
ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harusdilakukan
secara berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.