Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE 2

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH PDGK 4503 PEMBELAJARAN IPA SD /3sks


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

1. Dalam pembelajaran IPA keterampilan proses sains (KPS) dipandang sebagai


keterampilan untuk melatih metode ilmiah kepada siswa dengan harapan pola pikir siswa
terbentuk kemampuan kognitif dan psikomotor yang berkembang dengan baik. Jelaskan
tentang ketrampilan proses sains serta berikan alasan anda mengapa keterampilan proses
sangat penting !

2. Jelaskan ketrampilan proses mengkomunikasikan dalam pembelajaran IPA, serta


kegiatan apa yang anda lakukan dalam keterampilan mengkomunikasikan! Berikan
contoh ketrampilan mengkomunikasikan dalam pembelajaran IPA !

3. Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan media dan alat peraga untuk menjelaskan
proses belajar, sebagai guru kita harus mempertimbangkan media yang akan kita
gunakan, Jelaskan pertimbanga apa yang menjadi dasar dalam pemilihan media serta
buatlah rancangan alat perga untuk menjelaskan tanaman memerlukan air tanaman
memerlukan air!

4. Coba anda jelaskan langkah-langkah penyusunan pembelajaran terintegrasi /terpadu !

5. Coba anda jelaskan kekurangan dari pembelajaran terintegrasi !


Nama : Falatah Fahmi

NIM : 857329719

Kelas : PGSD BI 2021.1 A

Jawaban !

1. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan kinerja (performance skill). Keterampilan


proses sains memuat dua aspek keterampilan, yakni keterampilan dari sisi kognitif (cognitive
skill sebagai keterampilan intelektual maupun pengetahuan dasar yang melatarbelakangi
penguasaan keterampilan proses sains) dan keterampilan dari sisi sensorimotor (sensorimotor
skill).

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan
efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Kemampuan–kemampuan
dasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih yang lama-kelamaan akan menjadi
keterampilan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah
dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan. Jadi,
keterampilan proses sains merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh siswa
saat mereka melakukan penemuan ilmiah, dimana diantaranya mencakup pengamatan
(observasi), mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, berkomunikasi, mengajukan
pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan serta
menerapkan konsep.

Padilla (Susilo, 2013: 6) menerangkan;


Keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu keterampilan proses dasar
dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar merupakan pondasi untuk
mempelajari keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar meliputi
mengobservasi, menginferensi, mengukur, mengkomunikasikan, mengklasifikasikan dan
memprediksi, sedangkan yang termasuk dalam keterampilan proses terintergrasi adalah
mengontrol variabel, memberikan definisi oprasional, merumuskan hipotesis,
menginterpretasikan data, melakukan eksperimen, dan merumuskan model.

2. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler
dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari
grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi
informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan
keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci.
Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil (
seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut
menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.

Mongkomunikasikan dalam ketrampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil


ketrampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulis. Dalam bentuk tulisan dapat berupa
rangkuman, grafik, tabel, diagram, gambar, poster dan lainnya. Ketrampilan berkomunikasi ini
hendaknya dilatihkan kepada siswa agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani
tampil di depan umum.

Karakteristik ketrampilan proses mengkomunikasikan, antara lain: 1) mengutarakan suatu


gagasan 2) menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat suatu
objek atau kejadian 3) mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainya misalnya grafik atau
diagram secara akurat.

3. 1. Apakah media tersebut sesuai kurikulum


2. Apakah media tersebut bersifat akurat dan berdasar perkembangan baru
3. Apakah media tersebut bahasanya jelas dan ringkas
4. Apakah media tersebut akan memotivasi dan menarik perhatian
5. Apakah media tersebut memberi kesempatan siswa turut berpartisifasi
6. Apakah media tersebut memiliki kualitas teknis yang baik
7. Apakah media tersebut memiliki bukti darin ke efektifan nya
8. Apakah media tersebut bebas dari bias dan bebas dari iklan /perdangan, dan
9. Apakah media tersebut dilengkapi pedoman penggunakan atau dokumen lain nya

Alat dan bahan : gunting,pulpen/spidol,kardus,kawat,sedotan,kaleng bekas (kaleng susu frisian


flag) ,benang,bambu kecil,ember cat.

Cara Pembuatan :
1. Buat motif daun pada kardus (ini dapat diganti dengan daun yang asli dan mudah
didapatkan, seperti daun Mangga).
2. Tempelken sedotan aqua gelas pada bagian bawah daun.
3. Ikat kawat pada bambu untuk menempelkan daun.
4. Ikat benang pada ujung tangkai daun kemudian hubungkan ke kaleng.
5. Tempelkan bambu ke kaleng cat bekas sebagai penyangga pohon.
6. Isi air di dalam kaleng bekas tadi,maka daun akan terlihat segar atau bergerak seolah
sedang mekar.

Kegunaan Alat : untuk membuktikan bahwa tumbuhan adalah makhluk hidup yang memerlukan
air (Tema Lingkungan).
4. Dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus
dilakukan.
1. Penetapan mata pelajaran
yang akan dipadukan
Pada penetapan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai
dengan alas an atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi dasar oleh siswa
dan kebermaknaan belajar.
2. Penetapan Kompetensi Dasar
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kompetensi dasar pada jenjang kelas dan semester yang
sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu dengan
menggunakan payung sebuah tema pemersatu.
3. Penetapan Hasil Belajar
Mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehingga dapat diketahui
pokok yang bisa dibahas secara terpadu.
4. PenetapanTema
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1993; Moeliono, 1989; Keraf,1991).
Dalam pengembangan tema - tema pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat sejumlah
aspek yang perlu pertimbangan, diantaranya ;
a. Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa serta terkait
dengan cara kebiasaan belajarnya
b. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat
dan kemampuannya
c. Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa.
5. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar denganTema Pemersatu
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing mata
pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat dalam
bentuk bagan dan/atau matriks jaringan topik yang memperlihatkan kaitan antara tema
pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6. Penyusunan Silabus Pembelajaran Terpadu
Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis – garis besar, ringkasan, ikhtiar atau pokok –
pokok isi materi pembelajaran terpadu. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai.
7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu
Komponen satuan pembelajaran terpadu meliputi :
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi dasar
c. Materi pokok besarta uraiannya
d. Strategi pembelajaran
e. Alat dan media
f. Penilaian dan tindak lanjut
g. Sumber bahan yang digunakan

5. Kekurangan
Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku
agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini,
maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.

Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang
relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena
model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan
asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan
menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat
sulit dilaksanakan.

Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan
atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua
ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini
tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan


pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu
diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.

Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh


(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang
kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik
dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu
bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan
sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi
gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai