Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PROYEK INOVASI

PEMANFAATAN VIDEO EDUKASI PENGARUH TERAPI


KOMPLEMENTER (BEKAM) TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi tugas Project Based Learning Mata Kuliah Terapi
Bekam

Disusun Oleh :

Alfatihiyatul Fati (719621317)


Lailatul Maftuhah (719621255)
Irham Kholilullah (719621300)

Fasilitator:
Nailiy Huzaimah, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks,
karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diketahui penyebab
kematian di Indonesia untuk semua umur, telah terjadi pergeseran dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu penyebab kematian pada
untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak disebabkan oleh
penyakit tidak menular (PTM), baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hasil
Riskesdas juga menggambarkan hubungan penyakit degeneratif seperti
sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan penyakit jantung dengan
status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain).
Hingga pada saat ini Penyakit tidak menular (PTM) menjadi salah satu
penyebab kematian terbanyak di dunia, World health organization pada tahun
2018 menyatakan 71% kematian didunia diakibatkan oleh PTM, tidak hanya
membunuh pada usia lanjut saja namun PTM juga dapat membunuh pada usia
muda. PTM juga meninggalkan beban finansial dan sosial yang sangat besar
bagi negara baik yang berpenghasilan tinggi,menengah, maupun rendah.
Tercatat di Indonesia, pembiayaan untuk penyakit katastropik pada tahun 2018
menyedot 25% dari jumlah proporsi pembiayaan secara keseluruhan Penyakit
cardiovaskular salah satu penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%),
sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang
lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian
disebabkan diabetes.
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius pada
saat ini adalah penyakit kardiovaskuler atau hipertensi yang sering disebut
sebagai the silent killer. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyerang dan
menyebabkan organ-organ penting dalam tubuh manusia rusak, penyakit yang
dapat terjadi pada sesorang yang terkena hipertensi yakni seperti; serangan
jantung, stroke, dan gangguan pada ginjal.(Rahajeng & Tuminah, 2021).
Menurut WHO dan the international Society of Hypertension (ISH) rata-rata
penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun dan telah mencapai angka
hingga 74,5 juta jiwa yang mederita hipertensi, tetapi hampir sekitar 90-95%
kasus tidak diketahui penyebabnya. (Hartati, 2018)
Sedangkan data yang diperoleh dari WHO mengenai kejadian Hipertensi
di negara yang berkembang termasuk di Indonesia kini telah mencapai angka
65,74% atau telah mencapai sekitar 65 juta penderita, kejadian hipertensi di
Indonesia kini mencapai angka 34,1% dan lebih sering terjadi pada wanita
dengan angka yang mencapai 36,9%.(Tamako, 2016).
Di Indonesia penyebaran penyakit meluas keseluruh lapisan masyarakat
jumlah penyakit hipertensi berdasarkan Riskesdas (2018), prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 34,1% orang yang mengalami hipertensi hanya
1/4 yang terdiagnosis, sisanya 3/4 tidak terdiagnosis. Data menunjukkan
hanya 0,8% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi minum obat
hipertensi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI,2017)
menyatakan prevalensi masyarakat Indonesia dengan hipertensi sebesar
30,9%. Masyarakat daerah perkotaan juga lebih banyak menderita hipertensi
(31,7%) jika dibandingkan dengan masyarakat daerah pedesaan (30,2%). Hal
ini menunjukkan bahwa sebagaian besar penderita hipertensi tidak menyadari
menderita hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan.
Peran perawat sebagai pemberian perawatan (Care Giver), pembela
keluarga (advocate), pendidik, konseling, kolaborasi, peneliti dan pencegahan
penyakit (Hidayat,2012). Salah satu peran perawat dalam pencegahan
penyakit yaitu mencegah komplikasi hipertensi penanganan dapat dilakukan
secara pengobatan farmakologis, pengobatan nonfarmakologis, maupun
pengobatan komplementer. Akhir-akhir ini banyak orang menyukai
pengobatan komplementer, beberapa alasan diantara nya: tidak menggunakan
bahan-bahan kimia dan efek penyembuhan cukup signifikan dan salah satu
pengobatan komplementer yang dapat menangani hipertensi yaitu terapi
bekam (Umar, 2008).
Penggunaan terapi komplemeter bekam masih banyak masyarakat yang
tidak mau untuk melakukannya meskipun terbukti menurunkan tingkat
tekanan darah pada penderita hipertensi, hal ini diesebabkan kurangnya
informasi yang didapatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu penting bagi
masyarakat untuk mengetahui dampak-dampak positif dari terapi bekam.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian “Pemanfaatan Video Edukasi Pengaruh Terapi Komplementer
(Bekam) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi”.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas maka rumusan masalah yang didapat adalah
“Mengidentifikasi pemanfaatan video edukasi terapi bekam terhadap
penurunan tekanan darah penderita hipertensi?”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yakni :
1. Menganalisis kebutuhan pemanfaatan Video Terapu Bekam terhadap
Penurununan Tekanan Darah Penderita Hipertensi.
2. Mengidentifikasi peluang pemanfaatan Video Edukasi sebagai sarana
edukasi kepada Masyarakat.
D. Sasaran Dan Target Capaian

Anda mungkin juga menyukai