Anda di halaman 1dari 19

Ringkasan Materi BAB 5

“Studi Kelayakan Bisnis”

Dosen Pengampu : Putu Riesty Masdiantini, S.E., M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. I Kadek Dwi Ananta (2017051002)


2. Komang Tri Novianingsih (2017051003)
3. Pande Putu Maesiya Diantari (2017051006)
4. Kadek Eri Manda Sastrini (2017051017)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis (SKB)


Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah
kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang
berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini,
pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar
implementasi kegiatan usaha. Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis
dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana
peluncuran produk baru. Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan
antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas
pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin
baru, memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya
pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan,
proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.

Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu:

1. Orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan
yang secara ekonomis, dan
2. Orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-
beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan
nilai atau keuntungan ekonomis.

B. Manfaat SKB
Dengan membuat suatu penilaian terlebih dahulu sebelum membuka bisnis
yang kemudian dituangkan secara tertulis, manfaat yang diperoleh dari hasil laporan
study kelayakan bisnis ini bias digunakan sebagai pedoman/alat untuk mengetahui
sampai sejauh mana kegiatan bisnis telah dilakukan. Pada intinya laporan SKB ini bias
untuk pengawasan. Manfaat studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak yang
berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri :
1. Pihak Pertama (Bagi Analisis)
a. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yabg sistematis dalam
menghadapi suatu masalah dan mencari jawabannya.
b. Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan
menjadikannya sebagai alat bantu dalam perhitungan datau pengukuran,
penilaian dan pengambilan keputusan.
c. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek bisnis secara
komprehensif sehingga penyusunannya akan mendapatkan pembelajaran dan
pengalaman yang sangat berharga.
2. Pihak Kedua
a. Pihak Investor.
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan investor
akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena
investor memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan
diperoleh dan jaminan modal yang akan ditanamkan.
b. Pihak Kreditor.
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan bisnis
dan mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilliki.
c. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan bisnis
untuk mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan dari modal
sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor
d. Pihak Pemerintah dan masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu oleh
pemerintah.
e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat
dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena
sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.

C. Tujuan SKB
Ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha dilakukan perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu :
1. Menghindari resiko kerugian
Resiko kerugian dimasa yang akan dating yang penuh dengan ketidakpastian,
dalam hal ini studi kelayakan untuk meminimalkan resiko yang baik yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan
dijalankan, dimana, dan bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan
yang akan di peroleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan.
3. Memudahkan pelaksanaan perkerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan
bisnis, perngerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.
4. Memudahkan pengawasan
Dengan melaksanan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
5. Memudahkan pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan, jika terjadi
penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di lakukan pengendalian
atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar
tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan
tercapai.
D. Pentingnya SKB
Perkembangan aktivitas bisnis yang pesat menjadikan para pelaku bisnis
memiliki ketertarikan berlebih terhadap studi kelayakan bisnis. Mengapa harus
mempelajari studi kelayakan bisnis? Studi kelayakan bisnis menjadi sarana untuk
mengetahui dan melakukan kajian mendetail dari berbagai aspek baik kuantitatif dan
kualitatif atas bisnis yang dijalankan. Bahkan kondisi lingkungan pun juga diperhatikan
dalam studi kelayakan ini.
Kondisi lingkungan bisnis yang dinamis serta persaingan yang ada membuat
para pelaku bisnis tidak cukup jika hanya mengandalkan pengalaman saja dalam
memulai usahanya. Para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan studi kelayakan atas
ide bisnis yang akan dijalankan. Dalam studi kelayakan kita memperhatikan semua
aspek agar dapat melihat apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Suatu
usaha dapat dikatakan layak jika mendatangkan manfaat atau pengembalian yang lebih
daripada dampak negatif yang akan diterima oleh semua pihak (stake holder). Secara
umum studi kelayakan bisnis akan memberikan dampak bagi para pelaku bisnis agar:
a. Dapat menilai dan melihat bagaimana prospek bisnis secara sistematis dan
berkesinambungan
b. Dapat menilai bisnis dari berbagai pengaruh baik aspek kuantitatif dan kualitatif
c. Dapat menilai berbagai bentuk risiko pada bisnis secara komprehensif.
d. Dapat memberikan rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Studi kelayakan bisnis diperlukan pada semua bisnis yang akan dijalankan, walaupun
tingkat intensitasnya berbeda antara bisnis satu dengan yang lainnya. Intensitas dalam
penyusunan ini dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:

a. Besar kecilnya dampak yang akan timbul


Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi intensitas dalam penyusunan studi
kelayakan akan memperkecil dampak yang dapat timbul dari aktivitas bisnis.
Sedangkan semakin rendah intensitas dalam penyusunan studi kelayakan dan
analisanya akan dapat memperbesar dampak yang dapat ditimbulkan dari
aktivitas bisnis.
b. Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis.
Jika tingkat kepastian yang diinginkan semakin tinggi maka semakin tinggi pula
intensitas dalam penyusunan studi kelayakan. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat intensitas bisnis yang diinginkan, maka semakin rendah pula intensitas
dalam penyusunan studi kelayakan.
c. Banyak-sedikitnya investasi yang ditanamkan dalam bisnis.
Semakin besar nilai investasi yang akan ditanamkan maka intensitas studi
kelayakan juga semakin tinggi. Sedangkan jika nilai investasi yang ditanamkan
sedikit maka intensitas dalam penyusunan studi kelayakan juga semakin rendah.

E. Proses dan Tahap SKB


Berikut ini terdapat beberapa tahapan dalam studi keayakan bisnis, terdiri atas:
1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilak produk laku untuk
dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik
serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih
dengan memperhatikan:
• ide proyek sesuai dengan kata hatinya
• pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis
• keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan
metode ilmiah:
• mengumpulkan data
• mengolah data
• menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
• menyimpulkan hasil
• membuat laporan hasil
3. Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria
yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
• mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
• mengevaluasi proyek yang akan dibangun
• mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan
ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan diperkirakan
akan diperoleh.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, perlu
dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika dibanding
usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan
proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga
perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.
6. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan
proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga
perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.
7. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek.Setelah
proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis
secara rutin.Agar selalu bekerja secaa efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk
mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.

F. Analisis Kelayakan Usaha


Analisis Kelayakan usaha merupakan Usaha atau disebut juga feasibility study
adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu
gagasan usaha. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan
suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial
maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko
kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari. Aspek- aspek yang perlu
diperhatikan dalam analisis kelayakan usaha, yaitu :
1. Aspek hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan
keabsahandokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ijin-ijin
yang dimiliki.Kelengkapan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan
dasar hukum yangharus dipegang, apabila di kemudian hari timbul
masalah.Dokumen yang diperlukan meliputi:Akte Pendirian Perusahaan dari
Notaris, Bentuk badan usaha, serta keabsahannya dan bentuk badan usaha
tertentu, seperti PT dan Yayasan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman,
Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)Di
samping dokumen di atas, perusahaan juga perlu memiliki ijin-ijin tertentu,
yaitu Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen
Perdagangan, Surat Ijin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen
Perindustrian, Ijin domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat, Ijin
mendirikan bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat,
Ijin gangguan, diperoleh melalui kelurahan setempatSelain itu juga dibutuhkan
beberapa dokumen penting lainnya, antara lain: Bukti diri (KTP/SIM),
Sertifikat tanah dan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB).
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam
aspekpasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan adalah :
a. Ada-tidaknya pasar (konsumen)
b. Seberapa besar pasar yang ada
c. Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
d. Perilaku konsumen
e. Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut
pasaryang ada.

Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk
mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu :

a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat


minat yang memadai terhadap penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,
pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang
akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan
kebijakan perusahaan. Dalam menentukan pasar tersebut maka akan
dilakukan survei terhadap populasi yang telah ditentukan.
Berikut teori dalam pemilihan populasi, metode sampling, juga penetapan
jumlah sampling dalam penelitian :
1) Memilih Populasi Survei
Survei digunakan untuk memprediksi permintaan sebagai dasar
untuk membuat keputusan finansial. Dalam memilih populasi survei
dengan tingkat akurasi dan representasi tertentu dari fakta
keseluruhan dengan pertimbangan teknik, waktu, dan biaya maka
dilakukan teknik sampling yang disebabkan banyaknya objek yang
harus diteliti.
2) Metode Sampling
Dalam garis besarnya terdapat dua macam metode sampling, yaitu :
• Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi
memiliki kemungkinan dipilih yang sama besarnya. Terdiri
dari Simple Random Sampling, Proportionate Stratified
Random Sampling, Disproportionate Stratified Random
Sampling, Systematic Sampling, Cluster Sampling,
Multistage Sampling.
• Non Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam
populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama besar,
karena tidak diketahui dan dikenal populasi yang
sebenarnya. Terdiri dari Convenience Sampling, Judgment
Sampling, Quota Sampling, dan Snowball Sampling.
3) Ukuran Sampling
Ukuran sampel yang digunakan didasarkan pada jumlah minimum
ukuran sampel yang diperlukan, diperoleh dengan teknik
perhitungan melalui suatu rumusan matematis, serta ukuran sampel
dalam suatu penelitian akan mempengaruhi valid atau tidaknya suatu
penelitian tersebut. Teori yang dikemukakan oleh Gervitz dalam
bukunya.
3. Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah
investasi,biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi
berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasipembelian
aktiva tetap maupun modal kerja, selain itu juga biaya-biaya yangdiperlukan
selama umur investasi dan pendapatan.Untuk dapat melakukan penilaian
investasi, maka sebuah perusahaan harusmemubuat laporan keuangan.
4. Aspek Teknis dan Operasi
Dalam aspek teknis atau operasi, hal-hal yang perlu digambarkan, yaitu :
a. Lokasi usaha
Lokasi merupakan tempat melayani konsumen. Dengan demikian, maka
perlu dicari lokasi yang tepat sebagai tempat usaha
b. Penentuan layout/tata letak
Penentuan layout perlu dilakukan secara cermat dengan
mempertimbangkanfaktor keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi,
biaya, fleksibilitas.Kemudian layout juga harus memudahkan untuk
melakukan pemeliharaanruangan atau gedung.
c. Teknologi yang digunakan
Teknologi yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi
saat inidan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi,
supayatidak terjadi kelebihan kapasitas.
d. Volume produksi
Volume produksi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan,sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas.
Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah dalam
penyimpanan, sedangkanvolume produksi yang kurang akan menyebabkan
hilangnya pelanggan.
e. Bahan baku dan bahan penolong
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan
haruscukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan volume
produksi.
f. Tenaga kerja
Meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan kualifikasi yang
sesuaidengan pekerjaan yang ada agar penyelesaian pekerjaan bisa lebih
cepat, tepatdan hemat.
5. Aspek Ekonomi Sosial
Dampak ekonomi meliputi:
a. Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun
masyarakat yang di luar pabrik
b. Peningkatan pendapatan masyarakat
Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa tersedianya sarana dan
prasarana, antara lain:
a. Pembangunan jalan
b. Penerangan
c. Sarana telepon
d. Sarana air minum
6. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek dampat lingkungan yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Dampak terhadap air
b. Dampak terhadap tanah
c. Dampak terhadap udara
d. Dampak terhadap kesehatan manusia

G. Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru


Sebelum suatu usaha baru dimulai, terlebih dahulu harus disiapkan suatu rencana usaha
yang baik dan evaluasi. Suatu rencana usaha yang baik biasanya berisi komponen-
komponen sebagai berikut :
1. Ringkasan pelaksanaan usaha, berisi pernyataan singkat tentang :
• Kegiatan pokok perusahaan dan system pengelolaan
• Ciri-ciri dari produk/ jasa dan pelayanannya
• Ukuran pasar dan prospek/ potensi pasar
• Ringkasan proyeksi keuangan
• Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaanya
2. Deskripsi usaha, harus memuat tentang :
• Visi dan misi perusahaan
• Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
• Struktur usaha
• Bentuk perusahaan
3. Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan, yaitu memuat tentang :
• Produk barang dan jasa yang akan disajikan
• Keunggulan dari barang dan jasa seta pelayanan yang ditawarkan
• Peluang pengembangan barang dan jasa
• Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa
4. Analisis produksi, harus memuat tentang :
• Kecenderungan industri yang disenangi
• Lingkungan industri yang berpengaruh
• Izin dan peraturan untuk membangun industri
• Ukuran industri yang akan didirikan
• Keunggulan dan kelemahan industri baru
5. Analisis pasar, memuat tentang
• Target atau sasaran pasar
• Kebutuhan pelanggan
• Potensi/ prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
• Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
6. Strategi pemasaran, harus memuat tentang :
• Lokasi pemasaran
• Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
• Personal yang akan melakukan penjualan
• Kebijaksanaan harga yang sesuai
• Tujuan dan sasaran promosi serta rencana untuk mencapai tujuan
tersebut
7. Pengelolaan, harus memuat tentang :
• Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
• Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
• Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
• Pimpinan atau direktur pengelola
8. Operasi usaha, harus memuat tentang :
• Pemasok utama
• Kebutuhan-kebutuhan karyawan
• System dan prosedur operasi
• Tata ruang dan denah rencana
• Keperluan peralatan dan biaya
• Peralatan tetap dan perabot kantor
• Keperluan persediaan bahan baku
• Semua biaya operasi yang diperlukan
9. Proyeksi keuangan, harus memuat tentang :
• Jumlah ekuitas (modal milik sendiri) yang dimiliki
• Jumlah dan jenis serta sumber keuangan
• Rencana penggunaan dana
• Proyeksi arus kas dan pendapatan

Agar yakin bahwa suatu usaha adalah siap dimulai, maka perlu diadakan evaluasi
terhadap beberapa aspek berikut :

1. Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan


a. Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan singkat secara
keseluruhan, baik tentang usulan usaha, maupun barang dan jasa yang
akan dihasilkan
b. Identifikasi kecenderungan industri yang sedang digemari saat ini
c. Susun proyeksi laba dan penjualan tahun yang akan datang untuk bisnis
baru
d. Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja serta kecakapan
yang diperlukan
2. Evaluasi Misi Bisnis
a. Apa tujuan dari bisnis anda?
b. Produk dan jasa apa yang akan disediakan
c. Filosofi manajemen bisnis apa yang anda miliki?
3. Evaluasi Lingkungan Bisnis
a. Identifikasi kecenderungan umum seperti budaya, penduduk, perubahan
politik, teknologi dan lain-lain
b. Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang sudah ada, baik tingkat
local maupun nasional
c. Identifikasi kondisi bisnis yang ada, seperti harga, tenaga kerja, upah
dan factor ekonomi lainnya
d. Identifikasi informasi industri tentang:
• Industri yang paling dominasi saat ini, baik industri kecil
ataupun besar
• Kegagalan yang dialami industri tersebut
• Industri apa yang cenderung paling potensial?
• Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap?
4. Evaluasi Produk dan Jasa
a. Gambaran produk yang dihasilkan, misalnya ukuran, bentuk, bahan,
berat, kecepatan barang, pengepakan dan susunannya
b. Jasa-jasa apa saja yang akan anda sediakan, apakah :
• Untuk menarik perhatian public atau individu
• Memberikan jaminan waktu untuk melayani permintaan dengan
cepat
• Pengadaan pesanan pelanggan
• Jaminan pengembalian uang

5. Evaluasi Pesaing
a. Identifikasi nama pesaing bisnis anda :
• Jika bisnis anda ritel atau jasa, seberapa jauh jarak pesaing dari
lokasi bisnis anda
• Jika bisnis anda besar dan industri, bagaimana area bisnis anda
dibanding pesaing
b. Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis anda dan bandingkan
dengan pesaing mengenai :
• Pemilihan produk
• Pangsa pasar
• Kualitas produk
• Kualitas pelayanan
• Frekuensi promosi
• Harga
• Karyawan
6. Evaluasi Harga
a. Apa tujuan yang ingin dicapai dari penetapan harga?
• Apakah untuk mencapai target tingkat laba tertentu?
• Apakah untuk memperoleh pangsa pasar?
• Apakah untuk mencapai target volume penjualan tertentu?
b. Mark-up apa yang anda targetkan?
• Jika ritel: mark-up biaya dan mark-up penjualan
• Jika perusahaan jasa: mark-up upah tenaga kerja per jam dan
biaya material lainnya per jam
• Jika barang industri: mark-up biaya total dan mark-up jumlah
barang yang diproduksi
• Jika pedagang besar: mark-up biaya rata-rata, mark-up barang
masuk dan keluar
• Bagaimana harga dan mark-up bisnis anda jika dibandingkan
dengan pesaing?
• Kebijaksanaan apa yang akan anda gunakan? Apakah harga
umum?
c. Apakah anda akan menggunakan strategi-strategi berikut dibawah ini?
• Harga perkenalan : Harga rendah untuk masuk pasar
• Skimming price : Harga awal tinggi dan selanjutnya lebih
rendah
• Price-lining : Harga berdasarkan kategori barang
• Odd-ending : Harga yang tidak bulat, misal Rp. 39.900
• Loss-leader : Menjual beberapa jenis barang di bawah harga
pokok
• All-one-price : Harga yang sama untuk semua barang sejenis
• Bunding : Harga yang lebih murah untuk pembelian
beberapa barang sekaligus dalam satu waktu
7. Evaluasi Keunggulan Persaingan
a. Keunggulan persaingan apa yang dimiliki bisnis anda, apakah kualitas,
harga, lokasi, seleksi, pelayanan atau kecepatan waktu
b. Gambarkan bagaimana anda meraih keunggulan persaingan melalui
kualitas, harga, lokasi, seleksi, pelayanan dan kecepatan waktu. Apakah
akan lebih baik?
c. Gunakan cara-cara untuk memenangkan persaingan sebagai berikut:
• Segera penuhi kebutuhan pelanggan yang belum pernah
terpenuhi
• Gunakan pelayanan yang lebih baik
• Buatlah etalase yang lebih baik
• Kualitas yang lebih tinggi dengan harga yang sama
• Kualitas yang lebih murah bagi kualitas yang sama
• Jaminan keamanan produksi yang lebih baik
• Pelayanan kepada pelanggan secara pribadi
• Informasi produksi yang lebih lengkap dan baik
• Susunan toko yang lebih menyenangkan
• Lokasi dan kemasan barang yang lebih menarik
8. Evaluasi Pasar dan Pemasaran
a. Identifikasi segmen pasar bisnis anda berdasarkan area geografi,
kependudukan, manfaat bagi pelanggan, jaminan barang lainnya bagi
konsumen dan gaya hidup serta tingkat pendapatan pelanggan
b. Identifikasi manajemen pemasaran bisnis anda, khususnya tentang iklim
bekerja, system pengupahan, etika dan budaya bekerja
c. Identifikasi kedekatan dengan bahan baku, pelanggan, transportasi,
fasilitas dan akses lain, serta peraturan daerah setempat dan kualitas
kehidupan daerah tersebut
d. Identifikasi tipe-tipe promosi yang akan digunakan, apakah pemasaran
langsung, publistis, periklanan dan promosi penjualan, termasuk media
yang dipilih dan biaya promosi
e. Identifikasi tujuan promosi anda, apakah untuk :
• Mencapai volume penjualan tertentu
• Meningkatkan penjualan
• Meningkatkan kesadaran konsumen
• Menginformasikan barang dan jasa
• Mengantisipasi pembelian musiman
9. Evaluasi Manajemen dan Personal
a. Identifikasi pendidikan, pengalaman dan ketrampilan pemilik serta
karyawan
b. Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia apakah diperlukan
untuk menduduki jabatan tertentu, paruh waktu, penuh waktu, system
penggajian biasa atau honorer
c. Identifikasi jaminan-jaminan yang akan diberikan kepada karyawan
d. Identifikasi jumlah dan kualifikasi karyawan
e. Lengkapi bisnis anda dengan struktur organisasi dan skedul waktu setiap
minggunya
10. Evaluasi Rsiko yang Tidak Terkontrol
Identifikasi risiko yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi
bisnis anda seperti keadaan ekonomi, cuaca, teknologi baru, perang harga oleh
pesaing, selera konsumen, dan pesaing baru

H. Sumber- Sumber Data dan Informasi


Melakukan SKB atau studi kelayakan bisnis memang memerlukan data
daninformasi yang akurat. Tujuan dari investasi yang sebelumnya telah di tetapkan
sangat mempengaruhi beberapa hal seperti jenis, cara memperoleh data dan sumber dari
data tersebut. Namun, tidak semua data yang berhasil di peroleh merupakan data yang
layakdan valid untuk di jadikan acuan dari SKB.
Secara umum, SKB membutuhkan 2 jenis dari golongan data yang merupakan
data kualitatif berupa sejarah atau sebuah pernyataan dari perusahaan dan juga data
kuantitatif yang merupakan data berisi angka seperti jumlah dari anggaran dan jumlah
dari level produksi. Sedangkan untuk masalah dari sumber data sendiri juga di
golongkan ke dalam 2 golongan yaitu sumber data primer dan juga data sekunder. Data
primer merupakan jenis data yang akan di dapatkan Ketika melakukan survey dan data
sekunder adalah data yang didapatkan secara langsung di lapangan. Data tersebut bisa
didapatkan dengan memerlukan dana, tenaga dan waktu yang cukup, ini akan
tergantung pada seberapa banyak data yang dibutuhkan.
Adapun Sumber-sumber Data dan Informasi, dapat didapatkan dari :
a. Publikasi Ekonomi dan Bisnis yang diambil dari koran majalah
b. Publikasi Bank Indonesia,Persatuan Bank-Bank Swasta Nasional
(PERBANAS), dan lembaga keuangan lainnya
c. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar
Modal (Bapepam)
d. Biro Pusat Statistik (BPS)
e. Asosiasi Industri dan dagang yang membawahi jenis usaha yang sejenis
f. Lembaga-lembaga penelitian seperti LIPI ataupun swasta
g. Departemen Teknis. (mis: jika usaha pertanian maka dari Departemen
Pertanian)
h. Universitas dan Perguruan Tinggi
i. Sumber-sumber lain yang sah
DAFTAR PUSTAKA

Juliawanti Linda. Juni 2021. Studi Kelayakan Usaha, Beserta Tujuan, Aspek dan Tahapannya.
https://lifepal.co.id/media/studi-kelayakan-usaha/. Diakses pada tanggal 3 Oktober
2021.

Sekar. Oktober 2019. Pentingnya Studi Kelayakan Bisnis Bagi Perusahaan.


https://ajaib.co.id/ini-alasan-pentingnya-studi-kelayakan-bisnis-bagi-perusahaan/ .
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2021

Gie. July 2020. Studi Kelayakan Bisnis: Pengertian, Aspek, Tujuan, dan Manfaatnya.
https://accurate.id/marketing-manajemen/studi-kelayakan-bisnis/. Diakses pada
tanggal 3 Oktober 2021
KOPNA UNISBA. Agustus 2017. Studi Kelayakan Bisnis.
https://kopmaunisba.wordpress.com/2017/08/20/studi-kelayakan-bisnis/. Diakses pada
tanggal 3 Oktober 2021.
Dosen Pendidikan. Agustus 2021. Makalah Studi Kelayakan Bisnis.
https://www.dosenpendidikan.co.id/studi-kelayakan-bisnis/. Diakses pada tanggak 3
Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai