Anda di halaman 1dari 3

RESUME DISKUSI AUDITING

“ KELOMPOK 7 ”

OLEH :

NAMA : PANDE PUTU MAESIYA DIANTARI

NIM : 2017051006

KELAS : 3A AKUNTANSI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN

2021
PERTANYAAN :

1. Dalam ppt dijelaskan terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam
melakukan pertimbangan materialitas awal dalam laporan keuangan salah satunya adalah
materialitas merupakan konsep relatif, bukan absolut. Mengapa materialitas disebut
sebagai konsep relatif, dan bukan absolut? Dan bagaimana contoh dari materialitas
sebagai konsep relatif?
2. Mengapa konsep materialitas penting dalam audit atas laporan keuangan? Serta mengapa
auditor tidak dapat memberikan jaminan keakuratan laporan keuangan yang di audit
kepada klien?

JAWABAN :

1. Materialitas disebut sebagai konsep relatif, dan bukan absolut karena dalam realitasnya
tidak ada batasan yang benar-benar mutlak. Artinya kondisi materialitas dapat berubah
sesuai dengan besarnya organisasi audit, lingkup pekerjaan yang diaudit, dan dampak-
dampak lain yang berpengaruh terhadap kewajaran laporan keuangan. Jadi tidak mungkin
untuk menentukan semua acuan nilai nominal untuk pertimbangan materialitas awal yang
dapat diterapkan untuk semua klien audit. Contoh dari materialitas sebagai konsep relatif
yaitu misalnya seorang auditor telah menentukan batasan salah saji yang dianggap
material adalah sebesar 2% dari nilai asset yang ada. Sebuah institusi A memiliki nilai
asset sebesar Rp. 2 Trilliun, sehingga batas salah saji yang diperbolehkan adalah Rp. 40
Miliar. Setelah dilakukan audit, maka kesalahan saji yang didapatkan oleh auditor adalah
Rp. 39 Miliar, maka auditor tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat salah
saji yang material dalam laporan keuangannya.
2. Konsep materialitas penting dalam audit atas laporan keuangan karena materialitas
merupakan dasar dalam penerapan standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan
dan standar pelaporan, sehingga konsep materialitas ini sangat penting bagi para akuntan
baik dalam praktik akuntansi maupun dalam proses auditing, karena konsep materialitas
ini dapat memandu patra auditor maupun praktisi akuntansi untuk menilai signifikan
suatu fakta yang terkait yang nantinya akan disusun dan disajikan dalam laporan
keuangan yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pengguna. Kemudian, auditor tidak dapat memberikan jaminan keakuratan laporan
keuangan yang di audit kepada klien karena auditor yang bersangkutan tidak bisa
memeriksa setiap transaksi yang terjadi pada tahun yang diaudit serta tidak bisa
menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas, digolongkan,
dan dikompilasi ke dalam laporan keuangan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai