Anda di halaman 1dari 7

Topik 1

SEJARAH KB DI INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR 1

Diskusi Kelompok Tentang Sejarah KB di Indonesia

A. Disklipsi Singkat
Modul ini membahas tentang sejarah KB di Indonesia.

B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan pembelajaran praktik diskusi kelompok, praktikan diharapkan
mampu memahami tentang sejarah KB di Indonesia.

C. Petunjuk Praktikum
1. Baca dan Pahami Bahan Ajar Tentang sejarah KB di Indonesia.
2. Praktikan boleh menambah bacaan lain dengan melakukan penelusuran
pustaka
3. Siapkan alat sesuai kegiatan praktikum
4. Kerjakan kegiatan praktikum berikut teknik diskusi secara berkelompok

D. Tata Tertib
1. Praktikan wajib mentaati peraturan yang berlaku saat praktikum
2. Kehadiran anda harus sesuai jadwal yang ditetapkan.
3. Berpenampilan sopan dan rapi sesuai atribut kampus.
4. Menandatangani daftar hadir pratikum (terlampir) dan diketahui oleh
pembimbing
5. Bila praktikan berhalangan hadir, harus meminta ijin kepada pembimbing (sakit:
melampirkan surat keterangan dokter, ijin: melampirkan surat keterangan dari
orangtua/wali).
Sejarah KB di Indonesia
1. Sejarah KB di Indonesia
Pada mulanya, program KB di dunia muncul karena kaprihatinan sekelompok orang
terhadap kesehatan ibu di Inggris. Setelah itu, kesadarah untuk mengatur
kehamilan dan kelahiran mula tumbuh dan berkembang.
Perkembangan KB di Indonesia dimulai pada akhir 1960-an. Pada Februari 1967,
kongres PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pertama diadakan
dengan tujuan agar program KB segera direalisasikan oleh pemerintah.
Pada April 1967, Gubernur Jakarta Ali Sadikin, mulai merencakan program KB
secara resmi di Jakarta raya Oktobr 1968, LKBN ( Lembaga Keluarga Berencana
Nasional) resmi didirikan.
Program KB mulai benar-benar direalisasikan pada tahun 1970-an, namun
partisipasi masyarakat masih sangat rendah dan pemerintah terkesan memaksa.
Pada 1980-an, pemaksaan mulai dikurangi dan program KB dimulai.
Pada tahun 1988, terjadi perkembangan kebijakan dari pemerintah, dimana
masyarakat mulai membayar sendiri untuk kontrasepsinya dan bebas memilih
asalkan sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Mulai awal tahu 1990-an
sampai sekarang program KB terus dikembangkan dan mulai mendapat respon
positif dari masyarakat.
a. Faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia.
1) Sosial ekonomi
Kemajuan program KB tidak bias lepas dari tingkah ekonomi masyarakat
karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi
yang digunakan.
2) Budaya
Faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam pemilihan metode
kontrasepsi. kepercayaan religius, serta budaya, tingkat pendidikan
persepsi mengenai kehamilan dan status wanita. Penyedia layanan harus
meyadari bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan
metode.
3) Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan
keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.
4) Agama
Diberbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien
dalam memilih metode. Contohnya penganut katolik yang taat membatasi
pemilihan kontasepsi mereka pada KB alami. Sebagai pemimpin islam
mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian lainnya
mengizinkan. Sedangkan hindu dilarang menyiapkan makanan selama
haid sehingga pola haid yang tidak teratur menjadi masalah.
5) Status wanita
Di daerah-daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita
memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode
yang lebih mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil
keputusan. Juga di daerah yang wanita lebih dihargai, mungkin hanya
dapat sedkit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya,
peraturan yang mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB
dapat diperoleh.
b. Organisasi-organisasi KB di Indonesia : PKBI dan BKKBN
1) Organisasi non pemerintah yaitu PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia)
Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan, khususnya dari kalangan kesehatan memulai prakasa kegiatan
KB. Kegiatan kelompok ini berkembang hingga berdirilah Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Pada tahun 1957 tepatnya pada
tanggal 23 Desember 1957 dengan Dr.R Soeharto sebagai Ketua PKBI
adalah pelopor pergerakan keluarga berencana yang membantu
masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela.
Tujuan dari PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga
sejahtera melalui 3 macam usaha yaitu:
a) Mengatur kehamilan
b) Mengobati kemandulan
c) Memberi nasehat perkawinan
Pada tahun 1970 LKBN dibubarkan oleh pemerintah dan kemudian
dibentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
2) Organisasi pemerintah yaitu BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional)
Keputusan Presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu
Depkes sebagai unit pelaksana program KB. BKKBN yaitu badan resmi
pemerintah yang bertanggungjawab penuh mengenai pelaksanaan
program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah:
a) Memungkinkan program-program melepaskan diri pendekatan klinis
yang jangkauannya terbatas.
b) Memungkinkan besarnya peranan pakar-pakar non medis dalam
mensukseskan program keluarga berencana di Indonesia melalui
pendekatan ke masyarakat.
Sedangkan fungsi BKKBN adalah pengkoordinasi, perencana,
perumus kebijaksanaan, pengawas pelaksanaan dan evaluasi. Pada
waktu itu tujuan program Keluarga Berencana adalah :
a) Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak keluarga dan
bangsa.
b) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat
dan bangsa
Dalam perkembangan selanjutnya BKKBN mengembangkan lagi
kegiatannya menjadi Program Nasional Kependudukan dan KB (KKB)
yang pada waktu ini mempunyai 2 tujuan:

a) Tujuan demografis, yaitu mengendalikan tingkat pertumbuhan


penduduk berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada
tahun 1979 menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50 % dari
keadaan pada tahun 1971
b) Tujuan normatif, yaitu dapat dihayati Norma Keluarga Kecil
bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada satu waktu akan
menjadi falsafah hidup masyarakat dan bangsa Indonesia.

PENILAIAN DISKUSI KELOMPOK

No Aspek yang dinilai 1 2 3 4


1 Media presentasi
1. Tidak menggunakan media presentasi apapun
2. Menggunakan media presentasi namun tidak
menarik audien
3. Menggunakan media presentasi yang menarik
audien tetapi tidak digunakan secara optimal
4. Menggunakan media presentasi yang menarik
audien, digunakan secara optimal, dan
mendukung tersampaikannya pesan kepada
audien
2 Presentasi
1. Berpatokan pada catatan, tidak ada ide yang
dikembangkan diluar catatan, suara monoton
2. Secara umum pembicara tenang, tetapi dengan
nada yang datar dan cukup sering bergantung
pada catatan. Kadang-kadang kontak mata
dengan pendengar diabaikan
3. Pembicara tenang dan menggunakan intonasi
yang tempat, berbicara tanpa bergantung pada
catatan, dan berinteraksi secara intensif dengan
pendengar. Pembicara selalu kontak mata
dengan pendengar.
4. Berbicara dengan semangat, menularkan
semangat dan antusiasme pada pendengar
3 Penguasaan materi
1. Tidak menguasai materi sama sekali, sangat
tergantung pada catatan
2. Menguasai sedikit materi dan masih bergantung
pada catatan
3. Menguasai materi, namun tidak mampu
mengungkapkan dengan baik (perlu adanya
pemancing)
4. Sangat menguasai materi, mampu
menyampaikan dengan sangat baik dan mudah
dimengerti
4 Kerjasama tim
1. Tidak berkontribusi apapun dalam hasil kerja tim
2. Membuat beberapa kontribusi nyata dalam hasil
kerja tim
3. Berkontribusi secara “adil” dalam hasil kerja tim
4. Sangat berkontribusi dalam hasil kerja tim
Nilai akhir = Jumlah nilai
16

( 50 % x Nilai Laporan ) +(50 % x Diskusi)


Skor Total=
2

Koreksi Pembimbing Praktikum:


Nilai Paraf

Kesimpulan: KOMPETEN / T I D A K KOMPETEN

Anda mungkin juga menyukai