Skripsi
Oleh:
SILVIANA ANUGRAH ABDULLAH
NIM. 20800116031
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 20800116031
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan
Peserta Didik Kelas V MIN 2 Takalar.” Salawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta sahabat yang telah membawa
kita dari alam jahiliah menuju alam yang senantiasa dirahmati oleh Allah swt.
menyelesaikan penulisan ini, tetapi doa, usaha, dan dukungan yang senantiasa
diberikan oleh keluarga. Orang tua tercinta, Abdullah (Almarhum) dan Hadana
penulisan ini. Penulis juga menyadari bahwa ini semua dapat terselesaikan atas
berbagai pihak, terutama pihak instansi yang bersangkutan. Oleh karena itu,
1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. Rektor UIN Alauddin Makassar
beserta Wakil Dekan, Dr. Shabir U., M.Ag., Dr. M. Rusdi, M.Ag., dan Dr.
iv
3. Dr. Usman, M.Pd. dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I. Ketua dan Sekretaris Jurusan
4. Dr. Andi Halimah, M.Pd. dosen pembimbing I dan Dr. Besse Marjani
terselesaikan.
5. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. dan Hj. Andi Hasrianti, S.S., M.Pd. penguji I
Prodi PGMI yang telah membantu dalam proses penyelesaian tulisan ini.
telah membantu dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi dan penyelesaian studi
v
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1-9
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus .................................. 6
C. Rumusan Masalah ................................................................. 6
D. Penelitian Relevan................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIS ........................................................ 10-27
A. Tanda Baca ............................................................................ 10
B. Karangan ............................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 28-32
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................... 28
B. Sumber Data dan Data .......................................................... 28
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 29
D. Instrumen Penelitian .............................................................. 29
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................. 30
F. Pengujian Keabsahan Data .................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 33-56
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 33
B. Pembahasan ........................................................................... 54
BAB V PENUTUP ............................................................................. 57-58
A. Kesimpulan ........................................................................... 57
B. Implikasi Penelitian ............................................................... 58
vi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 59
LAMPIRAN ........................................................................................................ 62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 77
vii
DAFTAR TABEL
viii
ABSTRAK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai alat untuk berkomunikasi karena bahasa merupakan salah satu kebutuhan
vital manusia. Manusia tidak dapat berinteraksi dengan orang lain karena lawan
bicara tidak mungkin memahami siapa, apa, di mana, kapan, dan bagaimana
(1) bahasa sebagai komunikasi, (2) bahasa sebagai alat ekspresi, (3) bahasa
sebagai alat adaptasi dan integrasi, (4) bahasa sebagai alat kontrol sosial. 2 Bahasa
merupakan sarana yang cukup penting dalam segala aspek, khususnya dalam
aspek pembelajaran bahasa di sekolah. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar karena adanya bahasa. Jadi, pembelajaran bahasa harus
mendapat perhatian yang lebih serius dan dilakukan dengan maksimal agar dapat
dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menjadikan peserta didik menjadi
pengguna bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran Bahasa Indonesia
1
Muhammad Asdam, Bahasa Indonesia Pengantar Pengembangan Kepribadian
(Makassar: CV. Awal, 2012), h. 1.
2
Sinta Diana Martaulina, Bahasa Indonesia Terapan (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2018), h. 11.
3
Shindu Aulia Prahastantika, “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Penulisan Teks Nonfiksi
Menggunakan Bahasa Sendiri pada Siswa Kelas IVB SDN Sukamakmur 01 Jember”, Skrpsi
(Jember: Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, 2019), h. 1.
1
2
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar serta menumbuhkan
Artinya bahwa dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut aktif untuk
pada kemampuan membaca dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki
oleh peserta didik adalah keterampilan menulis karena menulis merupakan suatu
4
Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia (Jakarta: Kencana, 2009), h. 41.
5
Linda Dwi Astuti, “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis
Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SDN Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucukwangi
Kabupaten Pati”, Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Pendidikan UN Semarang, 2016), h. 1-2.
3
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Jadi, dengan menulis seseorang dapat
mengungkapkan atau
3
mengekspresikan diri dan perasaannya melalui suatu karya atau produk yang
disebut tulisan.6
Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram menafsirkan ayat
mengawali dakwah Islam dengan seruan dan ajakan untuk membaca dan menulis
menulis itu juga merupakan hal yang penting untuk dimiliki, dipelajari, dan
diasah.
atau ide seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis dan mempunyai tujuan
6
Endah Septiana Kuspitasari, “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada
Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Diponegoro 8 Rowalo”, Skripsi (Purwokerto: Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMP, 2013), h. 1.
7
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Dharma Art, 2015), h.
597.
8
Tafsir Quran Surah Al „Alaq. https://tafsirweb.com/12870-surat-al-alaq-ayat-4.html
(Diakses 13 Desember 2019).
4
meningkatkan rasa ingin tahu, serta minat peserta didik untuk menulis. Analisis
karangan dilakukan karena karangan adalah suatu tulisan yang sering dijumpai,
baik dalam situasi formal ataupun nonformal. Analisis karangan bertujuan agar
Selain itu, kesalahan dalam bahasa tulis juga biasanya dikarenakan kurangnya
minat peserta didik dalam menulis, membaca, dan perbendaharaan kata yang
masih terbatas atau minim. Jadi, jika seorang peserta didik gemar membaca dan
menulis maka kesalahan yang ditemukan juga akan semakin sedikit atau bahkan
Peneliti melihat pada hasil tulisan peserta didik kelas V MIN 2 Takalar
saat melakukan observasi awal, adanya keberagaman hasil karya peserta didik.
Keberagaman tersebut terlihat adanya peserta didik yang masih salah dalam
menggunakan huruf, kata, ataupun tanda baca. Salah satu bagian ejaan yang tidak
lepas dari sebuah tulisan adalah penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca
struktur dan organisasi suatu tulisan. Bayangkan bila sebuah tulisan tidak
menggunakan tanda baca, mungkin pembaca akan merasa bingung dan kesulitan
9
Ilmia Rajab, “Analisis Penggunaan Tanda Baca dalam Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X SMAN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep”, Skripsi (Makassar: Fak.
Bahasa dan Sastra UNM, 2017), h. 4-5.
5
penggunaan tanda baca pada sebuah tulisan dapat membantu pembaca untuk
memahami makna atau isi suatu tulisan sehingga dipandang sebagai hal yang
penting.
Salah satu contoh dari kesalahan penggunaan tanda baca yaitu kesalahan
penggunaan tanda titik (.). Sering dijumpai sebuah tulisan yang tidak
antara kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya. Selain itu penghilangan tanda
titik juga tidak memberi jeda sewaktu membaca tulisan yang akan berakibat
kesalahpahaman atau salah arti. Selain kesalahan penggunaan tanda titik, ada
dalam sebuah tulisan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai
panduan dalam menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar terdapat 15 tanda
baca.
masing-masing, yaitu: tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda
titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda elipsis (…), tanda tanya (?),
tanda seru (!), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik ganda
(“…”), tanda petik tunggal („...‟), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau
apostrof („).10
termasuk penggunaan tanda baca ketika menulis. Cenderung pendidik dan peserta
itu sehingga lama kelamaan menjadi kebiasaan dan kesalahannya pun dianggap
hal yang biasa. Mengingat pentingnya sebuah tanda baca dalam suatu bahasa tulis
10
Andi Halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Makassar:
Alauddin University Press, 2013), h. 19.
6
maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah di atas dengan mengangkat
Fokus penelitian dan deskripsi fokus dapat dilihat pada tabel di bawah ini!
tanda baca dalam karangan tanda baca yang sering muncul dalam menulis
peserta didik. karangan, yaitu tanda titik, tanda koma, dan tanda
C. Rumusan Masalah
D. Penelitian Relevan
7
ini, di antaranya:
yang paling sering dilakukan oleh peserta didik yaitu pada penulisan
ejaan dan faktor penyebab kesalahan ejaan dalam penulisan kembali teks
11
Yeti Puspitasari, “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf
Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin Bogor”, Skripsi (Jakarta: Fak. Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h. 36-103.
8
tanda koma, kesalahan tanda titik koma, dan kesalahan tanda hubung. 13
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
12
Shindu Aulia Prahastantika, “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Penulisan Kembali Teks
Nonfiksi Menggunakan Bahasa Sendiri Pada Siswa Kelas IVB SDN Sukamakmur 01 Jember”, h.
43-65.
13
Susan Nauli Silitonga, “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa SD Negeri
Gemawang Sinduadi Mlati Sleman,” Skripsi (Yogyakarta: Fak. Bahasa dan Seni, 2016), h. 40-56.
9
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat
menjadi rujukan dan menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang
b. Bagi pendidik, peneliti berharap memiliki manfaat untuk guru sebagai saran
agar membiasakan peserta didik untuk menulis sesuai dengan kaidah yang
kelas V.
c. Bagi peserta didik, peneliti berharap peserta didik dapat meningkatkan rasa
TINJAUAN TEORETIS
A. Tanda Baca
pendengar atau lawan bicara, hal ini dikarenakan adanya bantuan unsur-unsur
bahkan menguasai tata cara penulisan yang sesuai dengan kaidah yang telah
unsur yang terlibat, yaitu: penulis sebagai penyampai atau pemberi pesan; isi
tulisan sebagai hal yang disampaikan; saluran atau media dalam menyampaikan
merupakan sebuah simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati
Tulisan sebagai hal yang disampaikan melukiskan lambang atau simbol yang
dapat menggambarkan
1
David Budianto RM, “Analisis Kesalahan Tanda Baca dan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dalam Karangan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V di MI AL-ISLAM
Kota Bengkulu”, Skripsi (Bengkulu: Fak. Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2019), h. 3.
2
Yeti Puspitasari, “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf
Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin Bogor”, h. 1.
10
11
maksud dari penulisnya dan dipahami oleh pembaca. 3 Menulis merupakan bentuk
mengatur tata cara penulisan terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) terdiri dari 4 bab, yaitu
pemakaian atau penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan
Suatu tulisan tidak akan bermakna dan bisa juga mengandung arti ganda
jika tidak dibarengi dengan penggunaan ejaan yang baik dan benar, sesuai PUEBI.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia merupakan pedoman yang mengatur tata
cara dalam menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar, salah satunya
penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca dalam sebuah tulisan dapat
membantu pembaca untuk memahami makna atau pesan yang disampaikan oleh
penulis agar pembaca tidak salah paham dalam memahami makna sebuah tulisan.
Bayangkan bila sebuah tulisan tidak menggunakan tanda baca, mungkin pembaca
akan merasa bingung dan kesulitan karena tanda baca dalam sebuah tulisan itu
dimulai dari kelas II tema 6 pada kompetensi dasar 3.7. Kompetensi dasar pada
kalimat, nama bulan dan hari, nama orang) serta mengenal tanda titik pada
3
Ida Marlina, dkk., "Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Pengisian Teks
Dialog Rumpang Di Sekolah Dasar," Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 5, no. 2 (2018), h. 3.
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/7115. (Diakses 13 Desember 2020).
12
kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya.” Aspek psikomotorik pada
materi penggunaan tanda baca ini berupa perintah untuk menulis dengan tulisan
tanda tanya (?). Biasanya seseorang menggunakan tanda tanya pada akhir sebuah
Sebaliknya, juga sering dijumpai tulisan yang tidak menggunakan tanda tanya
pada akhir kalimat tanya sehingga pembaca dapat salah paham dan bingung,
Masalah seperti ini sering terjadi sehingga sebagai pengguna bahasa alangkah
Salah satu hal yang sering diabaikan oleh seseorang dalam menulis adalah
penggunaan tanda baca padahal tanda baca dalam sebuah tulisan itu berfungsi
untuk membantu kita dalam memahami isi tulisan. Penggunaan tanda baca yang
Tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan dan hal yang
tidak dapat dipisahkan dari sebuah tulisan. Jika sebuah tulisan tidak menggunakan
tanda baca maka seseorang mungkin saja kurang paham dengan isi bacaan
tersebut karena tanda baca berfungsi untuk menuntun pembaca dalam memahami
isi dari sebuah tulisan. Tidak seperti ketika berbicara, lawan bicara dapat
4
TIM Redaksi BIP, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah
(Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018), h. i.
13
gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Selain itu, lawan bicara dapat
bertanya langsung kepada pembicara jika kurang memahami tuturannya, hal ini
tidak terjadi dalam interaksi penulis—pembaca. Oleh karena itu, seorang penulis
perlu menggunakan dan menguasai penggunaan tanda baca sebagai jembatan yang
yang penting dalam bahasa tulis, di mana tanda baca dapat membantu pembaca
untuk dapat memahami jalan pikiran penulisnya. Alangkah sulitnya bila harus
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
sebagainya).8 Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanda baca adalah tanda atau simbol
yang penting dalam sebuah bahasa tulis karena dapat membantu pembaca untuk
memahami isi atau makna sebuah tulisan. Tanda baca dapat membantu pembaca
5
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia (Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 79.
6
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran
Aktif (Jakarta: Kencana, 2017), h. 43-44.
7
Andi Halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, h. 19.
8
Bella Novita, dkk., “Analisis Penggunaan Konjungsi dan Tanda Baca dalam Teks LHO
pada Siswa SMA Kelas X,” Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1, no. 2 (2018), h. 128.
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/128. (Diakses 05 Agustus 2020).
14
untuk memahami sebuah tulisan karena tanda baca mempunyai makna tersendiri
khususnya penulisan karya ilmiah yang harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).9 Jenis dan penggunaan tanda baca dalam PUEBI
ini:
1) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh: W. R. Supratman
3) Tanda titik digunakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
4) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
9
Riri Ariyanti, “Analisis Kesalahan Penggunaan Penggunaan Tanda Baca pada Koran
Mercusuar,” Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 4, no. 4 (2019), h. 12.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/download/12178/9361. (21 Desember 2019).
15
6) Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
7) Tanda titik digunakan setelah nama penulis, tahun, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan penerbit dalam daftar
pustaka.10
b. Tanda Koma
Ihwal pemakaian tanda koma yang cenderung sangat banyak aturan dan atau
ketentuannya tersebut telah diatur dengan sangat terperinci di dalam buku PUEBI.
sepertinya memang harus mendapatkan perhatian yang lebih cermat dari para
mahasiswa, dosen, peneliti, guru, pelajar, dan penulis pada umumnya.11 Beberapa
atau pembilangan.
Contoh: Saya membeli buku, pulpen, mistar, penghapus, dan kertas HVS.
10
Syahruddin, dkk., Mari Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar (Makassar: CV
Permata Ilmu Makassar, 2011), h. 68.
11
Kunjana Rahardi, Memerantikan Ejaan dalam Karya Tulis Ilmiah (Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), h. 64.
16
2) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
oleh karena itu, jadi, lagi pula, dengan demikian, meskipun begitu, akan
tetapi.
5) Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti o, ya,
wah, aduh, hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik,
atau Nak.
7) Tanda koma digunakan di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama dan tempat wilayah atau
catatan akhir.
10) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
atau marga.
11) Tanda koma digunakan di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
Contoh: Rp10,50
Contoh: Semua warga, baik anak-anak maupun orang tua, harus ikut
dalam perayaan 17-an ini.
13) Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain
12
Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET, 2017), h. 81-86.
18
2) Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
tunggal persemester.
Contoh: Ibu membeli baju, jilbab, dan sepatu; kue, lauk, dan sayur.
1) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
2) Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
3) Tanda titik dua digunakan dalam teks drama setelah kata yang
13
TIM Redaksi BIP, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
h. 58-59.
19
4) Tanda titik dua digunakan (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii)
surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.14
Contoh: Sebelum berangkat Kuliah Kerja Nyata (KKN), kamu harus se-
ungkapan.
(1) Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital;
(4) Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital;
14
Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, h. 87-88.
20
Kata ganti –ku, -mu, dan –nya dengan singkatan yang berupa huruf
kapital;
Contoh: di-read.
3) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau
sampai.16
15
As‟ad Sungguh, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 45-47.
16
TIM GRASINDO, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah
(Jakarta: PT Grasindo, 2016), h. 96.
21
1) Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog.
i. Tanda seru (!) digunakan setelah ungkapan atau pernyataan yang berupa
17
TIM GRASINDO, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
h. 70-71.
18
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 96.
22
Contoh: Fungsi bahasa meliputi (1) sebagai komunikasi, (2) sebagai alat
ekspresi, (3) sebagai alat adaptasi dan integrasi, dan (4) sebagai alat
kontrol sosial.
1) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan dalam
19
Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, h. 96-97.
20
As‟ad Sungguh, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah, h.
53.
23
2) Tanda petik ganda digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau
Contoh: Dia membeli buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”
3) Tanda petik ganda mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
Contoh: “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, „Ibu, aku
1) Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
21
Andi halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, h. 19.
22
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 79.
24
2) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta
setiap.23
B. Karangan
1. Pengertian Karangan
mengarang: tulisan, cerita, artikel, buah pena. Karangan adalah hasil perwujudan
gagasan sesorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh
masyarakat pembaca.25
pikiran manusia yang tersusun dari rangkaian kata demi kata membentuk sebuah
karangan adalah hasil perwujudan dari gagasan atau ide seseorang yang
23
TIM GRASINDO, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
h. 76-77.
24
Andi Halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, h. 19.
25
The Liang Gie, Terampil Mengarang (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 2.
26
Sugina, “Analisis Kesalahan Berbahasa Karangan Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 01 Karangpandan, Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016," Kepala UPT
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jenawi Karanganyar, vol. 4, no. 1 (2018), h. 61-62.
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/stilistika/article/download/98/88. (Diakses 20
Desember 2019).
25
dituangkan dalam bahasa tulis dan mempunyai tujuan tertentu. Ciri-ciri karangan
yang baik (1) mudah diterima dan dipahami oleh pembaca, (2) kalimat
penjelasnya logis, (3) setiap kalimat tersusun dengan urut dan logis, serta (4)
efisien dan ekonomis agar pembaca mudah menangkap atau memahami isi
karangan.27
2. Tujuan Karangan
Menulis adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh seseorang,
bahkan ada yang menyebutnya sebagai hobby. Selain itu, ada pula orang yang
menulis karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan karangan,
menceritakan kisah atau pengalaman masa lalu, dan atau sekadar ingin menghibur
pembaca.28
Tugas membuat karangan yang diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk
mengetahui pengalaman peserta didik, meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik,
serta melatih kemampuan peserta didik dalam menggunakan kosakata. Selain itu,
peserta didik juga dilatih untuk mengingat kembali pengalaman yang pernah
Salah satu materi yang terdapat di dalam tugas peserta didik untuk
membuat karangan yaitu pada materi kelas 5 SD dalam tema 5 sub tema 2
27
Guru sekolah.co.id, “Karangan, Ciri-Ciri, Pengertian, Jenis-Jenis, Langkah beserta
Contoh Lengkap”, Situs Resmi Guru Sekolah. https://gurusekolah.co.id/jenis-karangan/ (15
November 2020).
28
Barnawi dan M. Arifin, Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2016), h. 17.
26
Utara dan ketampakan buatan yaitu kebun teh yang berada di Puncak, Bogor.
Setelah membaca teks bacaan yang berjudul “Indahnya Kebun Teh di Puncak,
Bogor” peserta didik diberi tugas untuk membuat pertanyaan berdasarkan bacaan
yang telah dibaca kemudian diperiksa dengan cara bertukar dengan teman
sebangku. Tugas peserta didik pada pembelajaran ini tidak hanya membuat
pertanyaan, tetapi peserta didik juga diberi tugas untuk berlatih membuat teks
3. Penggolongan Karangan
utama dalam karangan narasi, yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau
waktu.31
yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga
29
Diana Puspa Karitas, Tema 5 Ekosistem: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
(Balitbang: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, 2017), h. 76-81.
30
The Liang Gie, Terampil Mengarang, h. 25.
31
Intan Pandini, "Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan pada
Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMAN Model 5 Palu," Bahasa dan Sastra, vol. 5, no. 4 (2020),
h. 83. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/12747. (Diakses 13 Januari
2021).
27
objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca
memaparkan sebuah gagasan atau ide kepada pembaca dengan tujuan untuk
alasan atau argumen yang kuat untuk memengaruhi pembaca sehingga pembaca
32
Yossy Idris, dkk., “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui
Metode Discovery Dengan Menggunakan Media Gambar Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia TA 2011/2012 Universitas Ekasakti Padang,” Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, vol. 2, no. 3 (2014), h. 17.
https://scholar.google.co.id/citations?user=K28EaHIAAAAJ&hl=id. (Diakses 13 Desember 2020).
33
Nunung Yuli Eti, Paragraf (Klaten: PT Intan Pariwara, 2018), h. 36-41.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Sulaiman Saat dan Sitti Mania mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah
mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting social dalam suatu tulisan
yang bersifat naratif dengan menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu
kejadian terjadi.2
2. Lokasi penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu wali kelas V yang menghasilkan
data berupa hasil wawancara dan tulisan karangan peserta didik kelas V MIN 2
1
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi Peneliti
Pemula (Gowa: Pusaka Almaida, 2019), h. 129.
2
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 29.
28
29
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk memperoleh data.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.3 Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian
ditujukan kepada Guru Kelas V yang dapat dilakukan di ruang kelas, ruang guru,
atau sebagainya.
2. Dokumentasi
wawancara yang berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu, biasanya berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Dokumen dalam penelitian ini
data. Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
yaitu:
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 231.
30
dan alat perekam untuk mencatat hal-hal atau informasi yang disampaikan
Salah satu analisis data yang populer digunakan oleh para peneliti kualitatif adalah
analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman. Berikut tahapan analisis
datanya:
1. Reduksi Data
memilih dan memfokuskan data dalam reduksi data yaitu dengan memberikan
kode pada setiap kesalahan. Penggunaan kode pada kesalahan penggunaan tanda
baca peserta didik dalam tulisan karangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini!
4
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 246.
5
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
(Jakarta: Kencana, 2014), h. 407-408.
31
2. Penyajian Data
yang biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, bagan, hubungan antar
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
yaitu:
1. Mengumpulkan data;
2. Mengidentifikasi kesalahan;
4. Menjelaskan kesalahan;
6. Mengoreksi kesalahan.7
6
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya
(Jakarta: Grasindo, 2010), h. 120-125.
7
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa
(Bandung: Angkasa, revisi 2011), h. 63-64.
32
mengecek kembali data-data yang telah ditemukan atau dilakukan dengan teknik
pemeriksaan. Keabsahan data ini bertujuan untuk meyakinkan semua orang bahwa
1. Meningkatkan Ketekunan
mengecek kembali data-data yang telah didapatkan dengan cermat. Dengan cara
tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.
penelitian. Diskusi ini dilakukan bersama dosen pembimbing, dosen penguji, dan
rekan-rekan sejawat dengan tujuan untuk meningkatkan kredibilitas hasil
penelitian sehingga data dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diakui
kebenarannya.
33
BAB IV
A. Hasil Penelitian
mendalam kepada guru kelas V, dalam hal ini Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai
Peneliti melihat tulisan karangan peserta didik tidak dibatasi, ada peserta didik
yang membuat karangan narasi, deskripsi, atau yang lainnya. Peserta didik
membuat karangan berdasarkan hasil amatannya mengenai ketampakan alam di
sekitar lingkungan sekolah yang dapat diceritakan atau digambarkan dalam bentuk
dalam menerapkan penggunaan tanda baca yang tepat sangat bervariasi. Ada
beberapa peserta didik yang masih kurang tepat dalam menggunakan tanda baca
sehingga perlu diperbaiki, sama halnya dengan pendapat atau pandangan yang
1
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
33
34
2
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
3
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
4
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
5
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
35
6. Kesalahan tanda baca apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
Tanda koma adalah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh peserta
didik karena banyaknya kaidah dalam penggunaan tanda koma itu
sendiri.6
7. Apa yang menyebabkan peserta didik melakukan kesalahan penggunaan
tulisan karangan peserta didik yang telah lalu untuk dianalisis sebagai sumber data
6
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
7
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
8
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
36
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
sekolah. sekolah.
olahraga, olahraga.
sekolah.
dan dan kiri banyak koma setelah kata kanan dan kiri
pernyataan.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
1 KPTK Waktu itu kami Tanda titik setelah Waktu itu kami
4 KPTK dan Kami ada cerita Menggunakan tanda Kami ada cerita
pernyataan.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
dan lain-lainya.
2 KPTK dan Aku lihat juga Menggunakan tanda Aku lihat juga
KPTT kolam ikan, air koma setelah kata kolam ikan, air
lain-lainnya lain-lainnya.
lainnya.
unsur tambahan.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
pernyataan.
bersih…. bersih….
ikan-ikannya. ikan-ikannya.
41
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
dipagari.
sekolah.
guru. guru.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
pohon kelapa,
….
44
bunga. bunga.
ada beberapa pot titik setelah kata sepatu ada beberapa pot
untuk untuk
menyimpan menyimpan
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
jeruk.
pernyataan.
kantin ada pot kantin dan pot bunga kantin, ada pot
sebagainya.
cantik cantik.
guru kami, al- titik setelah kata pel guru kami, Al-
Qur‟an, dan pel karena akhir kalimat Qur‟an, dan pel.
pernyataan.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
sekolah juga ada titik setelah kata pohon sekolah juga ada
sekitarnya sekitarnya.
akhir kalimat
48
pernyataan.
sebagainya sebagainya.
tambahan.
ditanam.
menjual
kerupuk.
menjual es krim.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
50
….
KPTT saya ada banyak koma setelah kata saya ada banyak
rumah dan ada poto-poto guru karena rumah dan ada
seharusnya
hat kelas yang hat kelas yang
menggunakan tanda
luas dan cantik, luas dan cantik.
titik setelah kata
kalimat pernyataan.
akhir kalimat
pernyataan.
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
tangan tangan.
pernyataan.
52
Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
pohon-pohon pohon-pohon
batu. batu.
sedangkan.
KPTH sini dan ada indah karena unsur sini dan ada
warni. warni.
untuk menyambung
B. Pembahasan
agar pembaca dengan mudah dapat memahami makna dan maksud suatu tulisan.
Salah satu bagian dari ejaan yang harus diperhatikan ketika menulis yaitu
penggunaan tanda baca karena dapat memengaruhi makna, tujuan, ataupun nada
suatu tulisan. Tanda baca merupakan simbol yang penting dalam sebuah bahasa
55
tulis karena dapat membantu pembaca untuk memahami isi atau makna suatu
tulisan. Tanda baca ini mempunyai 15 jenis dan mempunyai fungsi atau
sering dijumpai, baik dalam situasi formal ataupun nonformal. Analisis karangan
diperbaiki sehingga bisa menghasilkan karangan yang lebih baik lagi. Senada
sumber data yang tepat sehingga akan memberikan hasil yang optimal (Sudrajat,
2018).
peserta didik mengenai penggunaan tanda baca ketika menulis sudah cukup baik,
dapat dilihat pada hasil tulisan peserta didik meskipun belum secara keseluruhan.
Kendala yang dihadapi oleh peserta didik dalam menggunakan tanda baca ketika
menulis yaitu karena terlalu lama memikirkan apa yang akan ditulis. Oleh karena
itu, apabila waktu untuk mengerjakan hampir habis maka peserta didik terburu-
buru menulis dan kurang memperhatikan lagi ejaan yang tepat, termasuk
kesalahan penggunaan tanda baca yaitu karena motivasi belajar siswa yang masih
rendah dan guru yang belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal,
lebih menekankan aspek teoretikal dari pada keterampilan praktis bahasa tulis
(Puspitasari, 2014).
mempunyai kesalahan, ada yang berbeda dan ada yang sama antara satu dengan
56
yang lainnya. Apabila dilihat dari tulisan peserta didik, tidak ada yang menulis
secara sempurna atau tidak ada kesalahan dalam menggunakan tanda baca, ada
yang salah dalam menggunakan tanda baca dan ada yang menghilangkan tanda
baca itu sendiri. Adapun kesalahan dalam menggunakan tanda baca karena peserta
didik sering lupa dan terburu-buru ketika menulis sehingga masih terjadi
didik yang dilakukan oleh peneliti, mempunyai jawaban atau gambaran yang
sama. Narasumber menyatakan bahwa kesalahan penggunaan tanda baca yang ada
dalam karangan peserta didik yaitu kesalahan penggunaan tanda titik, kesalahan
penggunaan tanda koma, dan kesalahan penggunaan tanda hubung, dapat dilihat
pada tulisan peserta didik. Namun kesalahan penggunaan tanda titik koma tidak
Kesalahan penggunaan tanda titik sering terjadi karena peserta didik tidak
memberi tanda titik pada akhir kalimat pernyataan. Penelitian yang dilakukan oleh
Hariani menunjukkan bahwa ada 21% peserta didik yang masih salah dalam
menggunakan tanda titik. Kesalahan penggunaan tanda titik tersebut terjadi karena
peserta didik tidak memberi tanda titik pada akhir kalimat pernyataan (Hariani,
2016).
karena menggunakan tanda koma itu sendiri pada akhir kalimat pernyataan,
seharusnya menggunakan tanda titik. Selain itu, peserta didik juga tidak
koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat
Nasution menyatakan bahwa kesalahan tanda koma terjadi pada kalimat tersebut
karena pada akhir kalimat tidak diberikan tanda titik melainkan tanda koma
(Nasution, 2013).
tidak menggunakan tanda hubung untuk menandai bagian kata yang terpenggal
oleh pergantian baris. Selain itu, peserta didik juga tidak menggunakan tanda
Kesalahan dalam penggunaan tanda titik koma yaitu karena peserta didik
tidak menggunakan atau menghilangkan tanda titik koma itu sendiri. Peserta didik
terlalu banyak menggunakan tanda koma dalam kalimat tersebut dan itu dapat
digantikan dengan menggunakan tanda titik koma. Tanda titik koma dalam tulisan
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain dalam kalimat
majemuk.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa setiap peserta didik mempunyai kesalahan dalam menggunakan tanda baca,
ada yang sama dan ada yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis tulisan peserta didik, ada 4 kesalahan
penggunaan tanda baca yang dilakukan oleh peserta didik dalam menulis
karangan, yaitu tanda titik, tanda koma, tanda hubung, dan tanda titik koma.
dilakukan oleh peserta didik. Hal yang menjadi penyebab kesalahan penggunaan
tanda koma yaitu karena peserta didik menghilangkan atau tidak menggunakan
tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian. Tidak hanya itu,
peserta didik juga tidak menggunakan tanda koma untuk mengapit keterangan
memberi tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Kesalahan penggunaan tanda hubung juga sering dilakukan oleh peserta didik
karena tidak menggunakan tanda hubung untuk menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris. Selain itu, peserta didik juga tidak menggunakan
tanda hubung untuk menyambung unsur kata ulang. Kesalahan penggunaan tanda
titik koma dilakukan karena peserta didik tidak menggunakan tanda titik koma
sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu
57
58
penggunaan tanda baca yaitu karena lupa dan terburu-buru ketika menulis, untuk
B. Implikasi Penelitian
baik itu dari pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, maupun dari peneliti itu
sendiri. Sekiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak sekolah
maupun pihak peneliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka
benar serta ejaan yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia.
59
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Anggi Citra dan Avini Martini. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam
Karangan Narasi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kecamatan
Sumedang Selatan.” Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 7 no. 2 (2018).
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP/article/view/6267
(Diakses 23 Februari 2021).
Ariyanti, Riri. “Analisis Kesalahan Penggunaan Penggunaan Tanda Baca Pada
Koran Mercusuar.” Jurnal Bahasa dan Sastra, vol. 4 no. 4 (2019).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/download/12178/936
1 (21 Desember 2019).
Asdam, Muhammad. Bahasa Indonesia Pengantar Pengembangan Kepribadian.
Makassar: CV. Awal, 2012.
Astuti, Linda Dwi. “Hubungan Penguasaan Kosakata Dengan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SDN Gugus Sultan Agung
Kecamatan Pucukwangi Kabupaten Pati”. Skripsi. Semarang: Fak. Ilmu
Pendidikan UN Semarang, 2016.
Barnawi dan M. Arifin. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016.
Cahyani, Isah. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kencana, 2009.
Djafar, Hamsiah. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Makassar:
Alauddin University Press, 2013.
Eti, Nunung Yuli. Paragraf. Klaten: PT Intan Pariwara, 2018.
Gie, T. L. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi, 2002.
Halimah, Andi. Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Tafsir Quran Surah Al-„Alaq. https://tafsirweb.com/12870-surat-al-alaq-ayat-
4.html. Diakses 13 Desember 2019.
Idris, Yossy, dkk. “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
Melalui Metode Discovery dengan Menggunakan Media Gambar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TA 2011/2012
Universitas Ekasakti Padang”. Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 2 no. 3
(2014).https://scholar.google.co.id/citations?user=K28EaHIAAAAJ&hl=i
d (Diakses 13 Desember 2020).
Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa.
https://www.pdfdrive.com/analisis-kesalahan-berbahasa-e56587817.html.
Diakses 04 September 2020.
Karitas, Diana Puspa. Tema 5 Ekosistem: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013.
Balitbang: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, 2017.
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Dharma Art, 2015.
Khoirurrohman, Taufiq. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa Kelas
3 SDN Ketug Kecamatan Butuh Tahun Pelajaran 2017/2018.” Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, vol. 8 no. 2 (2018).
59
https://journal.peradaban.ac.id/index.php/jdpgsd/article/view/303 (Diakses
24 Februari 2021).
Kuspitasari, Endah Septiana. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada
Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Diponegoro 8 Rowalo”. Skripsi.
Purwokerto: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMP, 2013.
Marlina, Ida. dkk. "Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Pengisian
Teks Dialog Rumpang Di Sekolah Dasar." Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, vol. 5 no. 2 (2018).
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/7115
(Diakses 13 Desember 2020).
Martaulina, Sinta Diana. Bahasa Indonesia Terapan. Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2018.
Nasution, H. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Karangan
Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Tanjungpinang”. Skripsi.
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Novita, Bella, dkk. “Analisis Penggunaan Konjungsi dan Tanda Baca dalam Teks
LHO pada Siswa SMA Kelas X.” Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1 no.
2 (2018).
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/128
(Diakses 05 Agustus 2020).
Nugraheni, Aninditya Sri. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif Jakarta: Kencana, 2017.
Pandini, Intan. “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan pada
Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMAN Model 5 Palu." Bahasa dan
Sastra, vol. 5 no. 4 (2020).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/12747 (Diakses
13 Januari 2021).
Prahastantika, Shindu Aulia. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Penulisan Kembali
Teks Nonfiksi Menggunakan Bahasa Sendiri pada Siswa Kelas IVB SDN
Sukamakmur 01 Jember”. Skripsi. Jember: Fak. Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember, 2019.
Puspitasari, Yeti. “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca Pada
Paragraf Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor”.
Skripsi. Jakarta: Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2014.
Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo, 2010.
Rahardi, Kunjana. Memerantikan Ejaan Dalam Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya, 2010.
Rajab, Ilmia. “Analisis Penggunaan Tanda Baca dalam Menulis Teks Laporan
Hasil Observasi Siswa Kelas X SMAN 1 Pangkajene Kabupaten
Pengkep”. Skripsi. Makassar: Fak. Bahasa dan Sastra UNM, 2017.
RM, David Budianto. “Analisis Kesalahan Tanda Baca dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dalam Karangan pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V di MI AL-ISLAM Kota Bengkulu”. Skripsi.
Bengkulu: Fak. Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2019.
60
Saat, Sulaiman dan Sitti Mania. Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi
Peneliti Pemula. Gowa: Pusaka Almaida, 2019.
Salam, Sucipto, dkk. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Tanya dan
Tanda Baca Titik Pada Teks Dialog Siswa.” Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, vol. 3 no. 2 (2016).
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/5147
(Diakses 24 Februari 2021).
Sari, D. Rika, dkk. “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia
pada Kolom Opini Surat Kabar Serambi.” Jurnal Bahasa Indonesia, vol. 2
no. 1 (2019) (Diakses 23 Februari 2020)
Satori, Djam‟an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sholikhah, Hani Atus. “Kesalahan Penulisan pada Siswa Tingkat Dasar: Analisis
Isi pada Karangan Siswa MI Nurul Falah OKI Sumsel.” Bahasa dan
Sastra, vol. 3 no. 2 (2017).
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jip/article/view/1652 (Diakses 23
November 2020).
Silitonga, Susan Nauli. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa SD
Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman”. Skripsi. Yogyakarta: Fak.
Bahasa dan Seni, 2016.
Sudrajat, R.T., dkk. “Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Pembelajaran Mata
Kuliah Sintaksis Berbasis Lesson Study pada Mahasiswa Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia Stkip Siliwangi Bandung. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1 no. 1 (2018).
https://www.journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/32
Sumayyah. “Pengaruh Model Picture and Picture Terhadap Keterampilan
Menulis Teks Nonfiksi dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V SD”. Skripsi.
Yogyakarta: Program Pascasarjana, UN Yogyakarta, 2019.
Sungguh, As‟ad. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.
Sugiarto, Eko. KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Pembentukan istilah. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2017.
Sugina, “Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jenawi Karanganyar:
Analisis Kesalahan Berbahasa Karangan Narasi Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 01 Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2015/2016.” Sastra dan Bahasa, vol. 4 no. 1 (2018).
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/stilistika/article/download/98/8
8 (Diakses 20 Desember 2019).
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2013.
Syahruddin, dkk. Mari Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar. Makassar: CV
Permata Ilmu Makassar, 2011.
TIM GRASINDO. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: PT Grasindo, 2016.
61
TIM Redaksi BIP. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2011.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.
62
L
N
Lampiran I
6 Kesalahan tanda baca apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
77