Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM

KARANGAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN 2 TAKALAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar


Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
SILVIANA ANUGRAH ABDULLAH
NIM. 20800116031

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Silviana Anugrah Abdullah

NIM : 20800116031

Tempat/Tgl. Lahir : Bontomate‟ne/13 September 1998

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Jl. Monumen Emmy Saelan, Makassar

Judul : Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam

Karangan Peserta Didik Kelas V MIN 2 Takalar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, Maret 2021

Penyusun,

SILVIANA ANUGRAH ABDULLAH


NIM: 20800116031

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan

Peserta Didik Kelas V MIN 2 Takalar.” Salawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta sahabat yang telah membawa

kita dari alam jahiliah menuju alam yang senantiasa dirahmati oleh Allah swt.

seperti sekarang ini.

Berbagai kekurangan dan hambatan yang dilalui oleh penulis dalam

menyelesaikan penulisan ini, tetapi doa, usaha, dan dukungan yang senantiasa

diberikan oleh keluarga. Orang tua tercinta, Abdullah (Almarhum) dan Hadana

serta Tanta Jia yang senantiasa mendukung sehingga dapat menyelesaikan

penulisan ini. Penulis juga menyadari bahwa ini semua dapat terselesaikan atas

kehendak Allah swt. yang selalu memberikan rahmat kepada hamba-Nya.


Selain itu penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari peran dan bantuan

berbagai pihak, terutama pihak instansi yang bersangkutan. Oleh karena itu,

penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. Rektor UIN Alauddin Makassar

beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penulis selama menuntut ilmu

di UIN Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

beserta Wakil Dekan, Dr. Shabir U., M.Ag., Dr. M. Rusdi, M.Ag., dan Dr.

H. Ilyas, M.Pd., M.Si. yang telah memfasilitasi penulis selama menuntut

ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

iv
3. Dr. Usman, M.Pd. dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I. Ketua dan Sekretaris Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang senantiasa membantu dan

memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat.

4. Dr. Andi Halimah, M.Pd. dosen pembimbing I dan Dr. Besse Marjani

Alwi, M.Ag. dosen pembimbing II yang telah membimbing dengan ikhlas

dan sabar serta meluangkan waktunya sehingga penulisan ini dapat

terselesaikan.

5. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. dan Hj. Andi Hasrianti, S.S., M.Pd. penguji I

dan penguji II yang senantiasa meluangkan waktunya sehingga penulisan

ini dapat terselesaikan.

6. Segenap Dosen serta Pegawai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, terutama

Prodi PGMI yang telah membantu dalam proses penyelesaian tulisan ini.

7. Kepala Madrasah, Guru-Guru, Staf, beserta Peserta Didik Madrasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Takalar yang senantiasa menerima dan

membantu penulis dengan senang hati.

8. Teman-teman sejawat Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan


2016, teman-teman PPL MI Al-Abrar, serta teman-teman KKN angkatan

62 posko Lemo Susu yang senantiasa membantu dan mendukung.

Penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi dan penyelesaian studi

ini, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.

Gowa, Maret 2021

Silviana Anugrah Abdullah

v
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1-9
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus .................................. 6
C. Rumusan Masalah ................................................................. 6
D. Penelitian Relevan................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORETIS ........................................................ 10-27
A. Tanda Baca ............................................................................ 10
B. Karangan ............................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 28-32
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................... 28
B. Sumber Data dan Data .......................................................... 28
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 29
D. Instrumen Penelitian .............................................................. 29
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................. 30
F. Pengujian Keabsahan Data .................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 33-56
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 33
B. Pembahasan ........................................................................... 54
BAB V PENUTUP ............................................................................. 57-58
A. Kesimpulan ........................................................................... 57
B. Implikasi Penelitian ............................................................... 58

vi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 59
LAMPIRAN ........................................................................................................ 62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 77

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ............................................ 6


Tabel 3.1 Kode Kesalahan .............................................................................. 30
Tabel 4.1 Hasil Analisis Karangan Subjek 01 ................................................ 36
Tabel 4.2 Hasil Analisis Karangan Subjek 02 ................................................ 37
Tabel 4.3 Hasil Analisis Karangan Subjek 03 ................................................ 38
Tabel 4.4 Hasil Analisis Karangan Subjek 04 ................................................ 40
Tabel 4.5 Hasil Analisis Karangan Subjek 05 ................................................ 41
Tabel 4.6 Hasil Analisis Karangan Subjek 06 ................................................ 43
Tabel 4.7 Hasil Analisis Karangan Subjek 07 ................................................ 44
Tabel 4.8 Hasil Analisis Karangan Subjek 08 ................................................ 46
Tabel 4.9 Hasil Analisis Karangan Subjek 09 ................................................ 48
Tabel 4.10 Hasil Analisis Karangan Subjek 10 .............................................. 49
Tabel 4.11 Hasil Analisis Karangan Subjek 11 .............................................. 51
Tabel 4.12 Hasil Analisis Karangan Subjek 12 .............................................. 52
Tabel 4.13 Hasil Analisis Karangan Subjek 13 ............................................... 53

viii
ABSTRAK

Nama : Silviana Anugrah Abdullah


Nim : 20800116031
Judul : Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan
Peserta Didik Kelas V MIN 2 Takalar
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesalahan
penggunaan tanda baca dalam karangan peserta didik kelas V MIN 2 Takalar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kesalahan-
kesalahan dalam menggunakan tanda baca pada tulisan karangan peserta didik
kelas V MIN 2 Takalar.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang sifatnya deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu guru
kelas V dan tulisan karangan peserta didik kelas V MIN 2 Takalar yang berjumlah
13 karangan. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan
dokumentasi. Instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara dan
format dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tiga
tahap yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengujian
keabsahan data dilakukan dengan meningkatkan ketekunan, menggunakan bahan
refensi, dan diskusi dengan teman sejawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan penggunaan tanda koma
disebabkan karena peserta didik tidak menggunakan tanda koma di antara unsur-
unsur dalam suatu pemerincian; peserta didik tidak menggunakan tanda koma
setelah ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat;
peserta didik tidak menggunakan tanda koma untuk mengapit keterangan
tambahan; peserta didik tidak menggunakan tanda koma untuk menghindari salah
baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Kesalahan penggunaan tanda titik sering terjadi karena peserta didik tidak
memberi tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Kesalahan penggunaan tanda hubung disebabkan karena tidak menggunakan
tanda hubung untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris
dan tidak menggunakan tanda hubung untuk menyambung unsur kata ulang.
Adapun kesalahan penggunaan tanda titik koma karena peserta didik tidak
menggunakannya sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara yang lainnya dalam kalimat majemuk.
Implikasi dari penelitian ini (1) peserta didik meningkatkan rasa ingin tahu
mengenai ejaan karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, terutama ketika
menulis, (2) guru kelas senantiasa mengingatkan, memberikan motivasi, dan
dukungan untuk peserta didik, serta (3) pihak sekolah senantiasa memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya.

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam menjalani kehidupan pada dasarnya membutuhkan bahasa

sebagai alat untuk berkomunikasi karena bahasa merupakan salah satu kebutuhan

vital manusia. Manusia tidak dapat berinteraksi dengan orang lain karena lawan

bicara tidak mungkin memahami siapa, apa, di mana, kapan, dan bagaimana

keadaan seseorang tanpa menggunakan bahasa sebagai sarana utamanya. 1 Ahli


bahasa dalam berbagai literatur bahasa mengemukakan ada empat fungsi bahasa

(1) bahasa sebagai komunikasi, (2) bahasa sebagai alat ekspresi, (3) bahasa

sebagai alat adaptasi dan integrasi, (4) bahasa sebagai alat kontrol sosial. 2 Bahasa

merupakan sarana yang cukup penting dalam segala aspek, khususnya dalam

aspek pembelajaran bahasa di sekolah. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan dapat

berjalan dengan lancar karena adanya bahasa. Jadi, pembelajaran bahasa harus

mendapat perhatian yang lebih serius dan dilakukan dengan maksimal agar dapat

berjalan sebagaimana mestinya. 3


Salah satu pembelajaran bahasa yang umum dan wajib dalam kurikulum

pendidikan di Indonesia yaitu Pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut

dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menjadikan peserta didik menjadi

pengguna bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran Bahasa Indonesia

bertujuan agar dapat membantu peserta didik mengemukakan gagasan dan

1
Muhammad Asdam, Bahasa Indonesia Pengantar Pengembangan Kepribadian
(Makassar: CV. Awal, 2012), h. 1.
2
Sinta Diana Martaulina, Bahasa Indonesia Terapan (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2018), h. 11.
3
Shindu Aulia Prahastantika, “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Penulisan Teks Nonfiksi
Menggunakan Bahasa Sendiri pada Siswa Kelas IVB SDN Sukamakmur 01 Jember”, Skrpsi
(Jember: Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, 2019), h. 1.

1
2

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut,

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.4

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal 21 Ayat 2) pelaksanaan proses

pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.

Artinya bahwa dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut aktif untuk

mengembangkan bakat yang dimilikinya melalui kegiatan membaca dan menulis.

Mengingat bahwa dalam penentuan kelulusan siswa dari satuan pendidikan

diperlukan standar kompetensi kelulusan yang digunakan sebagai pedoman

penilaian maka kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan

pada kemampuan membaca dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Pasal 25 Ayat 3) yang menyatakan bahwa kompetensi lulusan untuk


mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang

sesuai dengan jenjang pendidikan.5

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan meliputi empat

aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki

oleh peserta didik adalah keterampilan menulis karena menulis merupakan suatu

4
Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia (Jakarta: Kencana, 2009), h. 41.
5
Linda Dwi Astuti, “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis
Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SDN Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucukwangi
Kabupaten Pati”, Skripsi (Semarang: Fak. Ilmu Pendidikan UN Semarang, 2016), h. 1-2.
3

kegiatan yang produktif dan ekspresif. Jadi, dengan menulis seseorang dapat

mengungkapkan atau
3

mengekspresikan diri dan perasaannya melalui suatu karya atau produk yang

disebut tulisan.6

Allah swt. berfirman dalam QS Al „Alaq/96: 1-5 tentang anjuran untuk

membaca dan menulis yang berbunyi:


‫ ٱلَّذِي‬٣ ‫ ۡٱق َز ۡأ َو َربُّكَ ۡٱۡل َ ۡك َز ُم‬٢ ‫ق‬ َ ‫سنَ ِه ۡن‬
ٍ َ‫عل‬ ِ ۡ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ٱس ِن َر ِبّكَ ٱلَّذِي َخلَق‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬ ۡ ‫ۡٱق َز ۡأ ِب‬
٥ ‫سنَ َها لَ ۡن يَعۡ لَ ۡن‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬ َ ٤ ‫علَّ َن بِ ۡٱلقَلَ ِن‬
ِ ۡ ‫علَّ َن‬ َ
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya. 7
Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan

Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram menafsirkan ayat

di atas “Yakni mengajarkan manusia menulis dengan pena.” Allah swt.

mengawali dakwah Islam dengan seruan dan ajakan untuk membaca dan menulis

karena di dalamnya terkandung manfaat yang sangat besar.8 Jadi, keterampilan

menulis itu juga merupakan hal yang penting untuk dimiliki, dipelajari, dan

diasah.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan menulis,

mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan adalah

keterampilan dalam menulis karangan. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan

atau ide seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis dan mempunyai tujuan

tertentu. Mengingat pentingnya sebuah keterampilan menulis maka hendaknya

pendidik senantiasa mengajar dan memotivasi peserta didik untuk belajar,

6
Endah Septiana Kuspitasari, “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada
Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Diponegoro 8 Rowalo”, Skripsi (Purwokerto: Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMP, 2013), h. 1.
7
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Dharma Art, 2015), h.
597.
8
Tafsir Quran Surah Al „Alaq. https://tafsirweb.com/12870-surat-al-alaq-ayat-4.html
(Diakses 13 Desember 2019).
4

meningkatkan rasa ingin tahu, serta minat peserta didik untuk menulis. Analisis

karangan dilakukan karena karangan adalah suatu tulisan yang sering dijumpai,

baik dalam situasi formal ataupun nonformal. Analisis karangan bertujuan agar

kesalahan-kesalahan dalam menulis karangan bisa diketahui dan diperbaiki

sehingga bisa menghasilkan karangan yang lebih baik lagi.

Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari

digunakan oleh semua orang dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman

yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang dalam

menggunakan bahasa itu sendiri ketika berkomunikasi, termasuk peserta didik.

Selain itu, kesalahan dalam bahasa tulis juga biasanya dikarenakan kurangnya

minat peserta didik dalam menulis, membaca, dan perbendaharaan kata yang

masih terbatas atau minim. Jadi, jika seorang peserta didik gemar membaca dan

menulis maka kesalahan yang ditemukan juga akan semakin sedikit atau bahkan

tidak ditemukan. Dengan demikian, peserta didik sudah terbiasa menggunakan

bahasa dan ejaan yang tepat dalam mengungkapkan gagasannya. 9

Peneliti melihat pada hasil tulisan peserta didik kelas V MIN 2 Takalar
saat melakukan observasi awal, adanya keberagaman hasil karya peserta didik.

Keberagaman tersebut terlihat adanya peserta didik yang masih salah dalam

menggunakan huruf, kata, ataupun tanda baca. Salah satu bagian ejaan yang tidak

lepas dari sebuah tulisan adalah penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca

merupakan hal yang perlu diperhatikan ketika menulis karena menunjukkan

struktur dan organisasi suatu tulisan. Bayangkan bila sebuah tulisan tidak

menggunakan tanda baca, mungkin pembaca akan merasa bingung dan kesulitan

dalam memahami tulisan sehingga bisa terjadi kesalahpahaman. Manfaat

9
Ilmia Rajab, “Analisis Penggunaan Tanda Baca dalam Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X SMAN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep”, Skripsi (Makassar: Fak.
Bahasa dan Sastra UNM, 2017), h. 4-5.
5

penggunaan tanda baca pada sebuah tulisan dapat membantu pembaca untuk

memahami makna atau isi suatu tulisan sehingga dipandang sebagai hal yang

penting.

Salah satu contoh dari kesalahan penggunaan tanda baca yaitu kesalahan

penggunaan tanda titik (.). Sering dijumpai sebuah tulisan yang tidak

menggunakan tanda titik pada akhir kalimat sehingga pembaca menyambung

antara kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya. Selain itu penghilangan tanda

titik juga tidak memberi jeda sewaktu membaca tulisan yang akan berakibat

kesalahpahaman atau salah arti. Selain kesalahan penggunaan tanda titik, ada

beberapa kesalahan-kesalahan penggunaan tanda baca lainnya yang sering muncul

dalam sebuah tulisan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai

panduan dalam menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar terdapat 15 tanda

baca.

Tanda baca dalam PUEBI mempunyai fungsi berdasarkan bentuknya

masing-masing, yaitu: tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda

titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda elipsis (…), tanda tanya (?),
tanda seru (!), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik ganda

(“…”), tanda petik tunggal („...‟), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau

apostrof („).10

Kesalahan penggunaan tanda baca disebabkan karena terkadang peserta

didik maupun pendidik kurang memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat,

termasuk penggunaan tanda baca ketika menulis. Cenderung pendidik dan peserta

didik menganggap mudah atau tidak menghiraukan kesalahan-kesalahan seperti

itu sehingga lama kelamaan menjadi kebiasaan dan kesalahannya pun dianggap

hal yang biasa. Mengingat pentingnya sebuah tanda baca dalam suatu bahasa tulis

10
Andi Halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi (Makassar:
Alauddin University Press, 2013), h. 19.
6

maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah di atas dengan mengangkat

sebuah judul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan

Peserta Didik Kelas V MIN 2 Takalar”. Analisis terhadap tulisan dilakukan

agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam

menggunakan tanda baca ketika menulis. Sekiranya pendidik dapat lebih

memperhatikan dan menekankan serta selalu mengingatkan kepada peserta didik

untuk memperhatikan hal tersebut ketika menulis.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Fokus penelitian dan deskripsi fokus dapat dilihat pada tabel di bawah ini!

Tabel 1.1 Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Fokus Penelitian Deskripsi Fokus Penelitian

Kesalahan penggunaan Berdasarkan studi pendahuluan, ada beberapa

tanda baca dalam karangan tanda baca yang sering muncul dalam menulis

peserta didik. karangan, yaitu tanda titik, tanda koma, dan tanda

hubung. Karangan yang dimaksud dalam

penelitian ini berupa tulisan peserta didik dalam


mengungkapkan pengalamannya melihat

ketampakan alam di sekitar lingkungan sekolah.

Jadi, peneliti akan menganalisis tulisan karangan

peserta didik dalam menggunakan tanda baca.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti

merumuskan masalah “Bagaimana kesalahan penggunaan tanda baca dalam

karangan peserta didik kelas V MIN 2 Takalar?”

D. Penelitian Relevan
7

Adapun penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian

ini, di antaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yeti Puspitasari dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Analisis Kesalahan Huruf

Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf Deskriptif Siswa Kelas V SD

Negeri Sampay Rumpin Bogor”. Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan

yang paling sering dilakukan oleh peserta didik yaitu pada penulisan

huruf pertama kata awal kalimat dengan persentase 48%, kesalahan

tersebut terlihat pada permulaan kalimat, baik awal kalimat maupun

pergantian kalimat. Tanda baca kesalahan terbanyak yaitu kesalahan

penghilangan tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan/seruan

dengan persentase 39,13%.11

2. Penelitian yang dilakukan oleh Shindu Aulia Prahastantika, mahasiswa

dari Universitas Jember dengan judul skripsi “Analisis Kesalahan Ejaan

dalam Penulisan Kembali Teks Nonfiksi Menggunakan Bahasa Sendiri

pada Siswa Kelas IVB SDN Sukamakmur 01 Jember”. Tujuan


dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan

ejaan dan faktor penyebab kesalahan ejaan dalam penulisan kembali teks

nonfiksi menggunakan bahasa sendiri pada siswa kelas IVB di SDN

Sukamakmur 01 Jember. Berdasarkan data yang diperoleh, kesalahan

penggunaan huruf kapital pada kemampuan menulis kembali teks nonfiksi

menggunakan bahasa sendiri termasuk kesalahan tertinggi dengan

persentase 76,2%, kesalahan penggunaan tanda koma dengan persentase

34,95%, dan kesalahan penggunaan tanda titik dengan persentase 26,8%.

11
Yeti Puspitasari, “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf
Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin Bogor”, Skripsi (Jakarta: Fak. Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h. 36-103.
8

Faktor-faktor penyebab kesalahan ejaan pada penulisan kembali teks

nonfiksi adalah kompetensi siswa dan teknik pembelajaran.12

3. Penelitian yang dilakukan oleh Susan Nauli Silitonga, mahasiswa dari

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul skripsi “Analisis Kesalahan

Ejaan dalam Karangan Siswa SD Negeri Gemawang Sinduadi Mlati

Sleman”. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan kesalahan ejaan yang terdapat dalam karangan siswa SD

Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman yang mencakup kesalahan

pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penggunaan

tanda baca. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa

kesalahan pemakaian huruf kapital adalah kesalahan yang paling dominan

ditemukan, yaitu 6 kasus kesalahan. Kedua, penulisan kata ditemukan

kesalahan kurang huruf, kelebihan huruf, perangai kata, dan kesalahan

pemakaian huruf kapital. Ketiga, kesalahan penggunaan tanda baca yang

ditemukan adalah kesalahan tanda titik pada akhir kalimat, kesalahan

tanda koma, kesalahan tanda titik koma, dan kesalahan tanda hubung. 13
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mendapatkan gambaran mengenai kesalahan penggunaan tanda baca dalam

karangan yang ditulis oleh peserta didik kelas V MIN 2 Takalar.

12
Shindu Aulia Prahastantika, “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Penulisan Kembali Teks
Nonfiksi Menggunakan Bahasa Sendiri Pada Siswa Kelas IVB SDN Sukamakmur 01 Jember”, h.
43-65.
13
Susan Nauli Silitonga, “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa SD Negeri
Gemawang Sinduadi Mlati Sleman,” Skripsi (Yogyakarta: Fak. Bahasa dan Seni, 2016), h. 40-56.
9

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat bagi peneliti,

pendidik, maupun peserta didik:

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat

menjadi rujukan dan menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang

meneliti hal serupa untuk dapat mengembangkan penelitiannya.

b. Bagi pendidik, peneliti berharap memiliki manfaat untuk guru sebagai saran

agar membiasakan peserta didik untuk menulis sesuai dengan kaidah yang

telah ditetapkan. Selain itu, pendidik juga memberikan informasi tentang

gambaran yang lebih konkret mengenai penggunaan tanda baca dan

implikasinya terhadap pembelajaran dalam menulis karangan sekaligus

bentuk penyempurnaan dan pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia di

kelas V.

c. Bagi peserta didik, peneliti berharap peserta didik dapat meningkatkan rasa

ingin tahu dan penguasaan dalam penggunaan tanda baca sehingga

termotivasi untuk memperhatikan penggunaan tanda baca ketika menulis.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tanda Baca

Berkomunikasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu menggunakan

bahasa lisan dan bahasa tulis yang mempunyai karakteristik berbeda.

Berkomunikasi menggunakan bahasa lisan akan lebih mudah dipahami oleh

pendengar atau lawan bicara, hal ini dikarenakan adanya bantuan unsur-unsur

nonlinguistik yang berupa intonasi, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan


sebagainya. Berbeda dalam bahasa tulis, seorang penulis harus mengetahui

bahkan menguasai tata cara penulisan yang sesuai dengan kaidah yang telah

ditetapkan.1 Berkomunikasi menggunakan bahasa tulis paling tidak terdapat 4

unsur yang terlibat, yaitu: penulis sebagai penyampai atau pemberi pesan; isi

tulisan sebagai hal yang disampaikan; saluran atau media dalam menyampaikan

pesan; pembaca sebagai penerima pesan.2

Menulis sebagai suatu keterampilan dalam berbahasa adalah suatu

kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.


Pesan adalah isi yang terkandung dalam sebuah tulisan, di mana tulisan

merupakan sebuah simbol atau lambang yang dapat dilihat dan disepakati

pemakaiannya. Menulis merupakan hal yang sering dilakukan dalam kegiatan

sehari-hari, baik itu di sekolah, tempat bekerja/kantor, dan tempat-tempat lainnya.

Tulisan sebagai hal yang disampaikan melukiskan lambang atau simbol yang

dapat menggambarkan

1
David Budianto RM, “Analisis Kesalahan Tanda Baca dan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dalam Karangan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V di MI AL-ISLAM
Kota Bengkulu”, Skripsi (Bengkulu: Fak. Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2019), h. 3.
2
Yeti Puspitasari, “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf
Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin Bogor”, h. 1.

10
11

maksud dari penulisnya dan dipahami oleh pembaca. 3 Menulis merupakan bentuk

dari kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung sehingga

mempunyai aturan-aturan atau kaidah dalam penggunaannya. Kaidah yang

mengatur tata cara penulisan terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) yang dimunculkan oleh Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) terdiri dari 4 bab, yaitu

pemakaian atau penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan

penggunaan tanda baca. Kesalahan-kesalahan yang sering muncul biasanya

berstruktur penggunaan ejaan yang kurang tepat atau bahkan salah.

Suatu tulisan tidak akan bermakna dan bisa juga mengandung arti ganda

jika tidak dibarengi dengan penggunaan ejaan yang baik dan benar, sesuai PUEBI.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia merupakan pedoman yang mengatur tata

cara dalam menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar, salah satunya

penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca dalam sebuah tulisan dapat

membantu pembaca untuk memahami makna atau pesan yang disampaikan oleh

penulis agar pembaca tidak salah paham dalam memahami makna sebuah tulisan.
Bayangkan bila sebuah tulisan tidak menggunakan tanda baca, mungkin pembaca

akan merasa bingung dan kesulitan karena tanda baca dalam sebuah tulisan itu

berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami sebuah tulisan.

Materi penggunaan tanda baca terdapat dalam kurikulum 2013 yang

dimulai dari kelas II tema 6 pada kompetensi dasar 3.7. Kompetensi dasar pada

kurikulum mengenai materi tanda baca berbunyi “Mencermati tulisan tegak

bersambung dalam cerita dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital (awal

kalimat, nama bulan dan hari, nama orang) serta mengenal tanda titik pada

3
Ida Marlina, dkk., "Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Pengisian Teks
Dialog Rumpang Di Sekolah Dasar," Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 5, no. 2 (2018), h. 3.
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/7115. (Diakses 13 Desember 2020).
12

kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat tanya.” Aspek psikomotorik pada

materi penggunaan tanda baca ini berupa perintah untuk menulis dengan tulisan

tegak bersambung dalam cerita dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital,

tanda titik, dan tanda tanya.

Sering dijumpai sebuah tulisan yang kurang tepat dalam menggunakan

tanda baca sehingga bisa terjadi kesalahpahaman, misalnya dalam penggunaan

tanda tanya (?). Biasanya seseorang menggunakan tanda tanya pada akhir sebuah

pernyataan sehingga seolah-olah penulis itu bertanya padahal itu sebuah

pernyataan yang bersifat informasi sehingga tidak memerlukan jawaban.

Sebaliknya, juga sering dijumpai tulisan yang tidak menggunakan tanda tanya

pada akhir kalimat tanya sehingga pembaca dapat salah paham dan bingung,

apakah kalimat tersebut sebuah pertanyaan atau hanya sebuah pernyataan.

Masalah seperti ini sering terjadi sehingga sebagai pengguna bahasa alangkah

baiknya jika memahami kaidah tersebut kemudian mengaplikasikannya.

1. Pengertian Tanda Baca

Salah satu hal yang sering diabaikan oleh seseorang dalam menulis adalah
penggunaan tanda baca padahal tanda baca dalam sebuah tulisan itu berfungsi

untuk membantu kita dalam memahami isi tulisan. Penggunaan tanda baca yang

benar terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

ditetapkan oleh Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015.4

Tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan dan hal yang

tidak dapat dipisahkan dari sebuah tulisan. Jika sebuah tulisan tidak menggunakan

tanda baca maka seseorang mungkin saja kurang paham dengan isi bacaan

tersebut karena tanda baca berfungsi untuk menuntun pembaca dalam memahami

isi dari sebuah tulisan. Tidak seperti ketika berbicara, lawan bicara dapat

4
TIM Redaksi BIP, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah
(Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018), h. i.
13

memahami maksud pembicara karena pembicara dapat menggunakan intonasi,

gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Selain itu, lawan bicara dapat

bertanya langsung kepada pembicara jika kurang memahami tuturannya, hal ini

tidak terjadi dalam interaksi penulis—pembaca. Oleh karena itu, seorang penulis

perlu menggunakan dan menguasai penggunaan tanda baca sebagai jembatan yang

dapat mewakili maksud dan pikirannya.5

Aninditya dalam bukunya menuliskan bahwa tanda baca adalah unsur

yang penting dalam bahasa tulis, di mana tanda baca dapat membantu pembaca

untuk dapat memahami jalan pikiran penulisnya. Alangkah sulitnya bila harus

memahami suatu tulisan yang tidak dilengkapi dengan tanda baca. 6

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)

atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan

struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat

diamati sewaktu pembacaan dengan aturan tanda baca berbeda antarbahasa,

lokasi, waktu, dan terus berkembang.7

Tanda baca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan


tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dan

sebagainya).8 Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanda baca adalah tanda atau simbol

yang penting dalam sebuah bahasa tulis karena dapat membantu pembaca untuk

memahami isi atau makna sebuah tulisan. Tanda baca dapat membantu pembaca

5
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia (Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 79.
6
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran
Aktif (Jakarta: Kencana, 2017), h. 43-44.
7
Andi Halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, h. 19.
8
Bella Novita, dkk., “Analisis Penggunaan Konjungsi dan Tanda Baca dalam Teks LHO
pada Siswa SMA Kelas X,” Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1, no. 2 (2018), h. 128.
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/128. (Diakses 05 Agustus 2020).
14

untuk memahami sebuah tulisan karena tanda baca mempunyai makna tersendiri

berdasarkan bentuknya masing-masing.

2. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Penggunaannya

Penggunaan tanda baca sangat dituntut dalam sebuah penulisan ejaan

khususnya penulisan karya ilmiah yang harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI).9 Jenis dan penggunaan tanda baca dalam PUEBI

diuraikan sebagai berikut:

a. Tanda Titik (.)

Kaidah yang mengatur dalam penggunaan tanda titik diuraikan di bawah

ini:

1) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau

seruan.

Contoh: Rumah orang tuaku berada di Takalar.

2) Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.

Contoh: W. R. Supratman

3) Tanda titik digunakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.

Contoh: S.Pd. (Sarjana Pendidikan)

4) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik

yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Contoh: Pukul 9.10.11 (pukul 9 lewat 10 menit 11 detik)

5) Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

9
Riri Ariyanti, “Analisis Kesalahan Penggunaan Penggunaan Tanda Baca pada Koran
Mercusuar,” Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 4, no. 4 (2019), h. 12.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/download/12178/9361. (21 Desember 2019).
15

Contoh: Penduduk Indonesia yang berjenis kelamin perempuan pada tahun

2019 sekitar 132.890.000 jiwa.

6) Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar.

Contoh: A. Latar Belakang

7) Tanda titik digunakan setelah nama penulis, tahun, judul tulisan yang tidak

berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan penerbit dalam daftar

pustaka.10

Contoh: Eko Sugiarto. 2017. KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

b. Tanda Koma

Ihwal pemakaian tanda koma yang cenderung sangat banyak aturan dan atau

ketentuannya tersebut telah diatur dengan sangat terperinci di dalam buku PUEBI.

Oleh karena itu, berkenaan dengan penulisan karangan ilmiah akademis

sepertinya memang harus mendapatkan perhatian yang lebih cermat dari para
mahasiswa, dosen, peneliti, guru, pelajar, dan penulis pada umumnya.11 Beberapa

kaidah penggunaan tanda koma:

1) Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian

atau pembilangan.

Contoh: Saya membeli buku, pulpen, mistar, penghapus, dan kertas HVS.

10
Syahruddin, dkk., Mari Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar (Makassar: CV
Permata Ilmu Makassar, 2011), h. 68.
11
Kunjana Rahardi, Memerantikan Ejaan dalam Karya Tulis Ilmiah (Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), h. 64.
16

2) Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari

kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,

sedangkan, dan melainkan.

Contoh: Saya mengirim pesan untuk Nurmi, tetapi belum dibaca.

3) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.

Contoh: Kalau hujan deras, saya takut keluar.

4) Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya

oleh karena itu, jadi, lagi pula, dengan demikian, meskipun begitu, akan

tetapi.

Contoh: Lagi pula, saya tidak tahu apa-apa.

5) Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti o, ya,

wah, aduh, hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik,

atau Nak.

Contoh: Aduh, saya lupa membawanya.


6) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain dalam kalimat.

Contoh: Kata ibu, “Kamu harus datang!”

7) Tanda koma digunakan di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian

alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama dan tempat wilayah atau

negeri yang ditulis berurutan.

Contoh: Makassar, 26 Januari 2021

8) Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.


17

Contoh: Sugiarto, Eko. 2017. KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

9) Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau

catatan akhir.

Contoh: Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2017), h. 81.

10) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,

atau marga.

Contoh: Dr. Fatimah, M.Pd.

11) Tanda koma digunakan di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah

dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh: Rp10,50

12) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau

keterangan aposisi yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: Semua warga, baik anak-anak maupun orang tua, harus ikut
dalam perayaan 17-an ini.

13) Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada

awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian. 12

Contoh: Dalam pelatihan ini, kami akan rajin dan bersungguh-sungguh.

c. Tanda Titik Koma (;)

Adapun beberapa kaidah dalam penggunaan tanda titik koma:

1) Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung

untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain

di dalam kalimat mejemuk.

12
Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET, 2017), h. 81-86.
18

Contoh: Anto bermain bola di halaman belakang rumah; Andini bermain

ayunan di teras rumah; Bobi dan Anggi mengerjakan tugas bersama.

2) Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.

Contoh:

Syarat penerimaan mahasiswa baru Tahun Ajaran 2020/2021 meliputi:

(1) Memiliki ijazah, SKL, atau SKHU SMA/sederajat;

(2) Sehat jasmani dan rohani; dan

(3) Sanggup membayar uang pembangunan dan uang kuliah

tunggal persemester.

3) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian

pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. 13

Contoh: Ibu membeli baju, jilbab, dan sepatu; kue, lauk, dan sayur.

d. Tanda Titik Dua (:)

Berikut merupakan kaidah dalam penggunaan tanda titik dua:

1) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap bila

diikuti rangkaian atau pemerian.


Contoh: Perlengkapan yang saya butuhkan: tali, pita, gunting, dan balon.

2) Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.

Contoh: Ketua Tingkat : Amita Sagena

Wakil Ketua : Wan Ajijah

Bendahara : Silviana Anugrah A.

3) Tanda titik dua digunakan dalam teks drama setelah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh: Siska : “Hari apa kamu akan bimbingan?”

13
TIM Redaksi BIP, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
h. 58-59.
19

Selfi : “Insya Allah besok, tetapi siang.”

4) Tanda titik dua digunakan (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii)

surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu

karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.14

Contoh: Surah Muzammil: 13.

e. Tanda Hubung (-)

Berikut beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca hubung:

1) Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal

oleh pergantian baris.

Contoh: Sebelum berangkat Kuliah Kerja Nyata (KKN), kamu harus se-

minar proposal terlebih dahulu.

2) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur kata ulang.

Contoh: Anak-anak, pertama-tama, menari-nari, kemerah-merahan.

3) Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun

yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata-kata

yang dieja satu-satu.


Contoh: 12-12-2019

4) Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau

ungkapan.

Contoh: Ber-evolusi bandingkan dengan be-revolusi.

5) Tanda hubung digunakan untuk merangkai :

(1) Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital;

(2) Ke- dengan angka;

(3) Angka dengan –an;

(4) Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital;

14
Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, h. 87-88.
20

(5) Kata dengan kata ganti Tuhan;

(6) Huruf dan angka;

Kata ganti –ku, -mu, dan –nya dengan singkatan yang berupa huruf

kapital;

6) Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa daerah atau bahasa asing.15

Contoh: di-read.

f. Tanda Pisah (—)

Beberapa kaidah dalam penggunaan tanda pisah yaitu:

1) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat

yang memberikan penjelasan di luar bangun kalimat.

Contoh: Kesuksesan anak itu—saya yakin akan dicapai—dengan

perjuangan yang maksimal.

2) Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau

keterangan yang lain.

Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga


pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti

sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau

sampai.16

Contoh: 14—31 Desember 2019, kita libur.

g. Tanda Elipsis (…)

Berikut beberapa kaidah dalam penggunaan tanda elipsis:

15
As‟ad Sungguh, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 45-47.
16
TIM GRASINDO, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah
(Jakarta: PT Grasindo, 2016), h. 96.
21

1) Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam

dialog.

Contoh: Kalau seperti ini … lebih baik kita diskusikan kembali.

2) Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat

atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.17

Contoh: Takalar adalah salah satu … di Provinsi Sulawesi Selatan.

h. Tanya Tanya (?)

Beberapa kaidah dalam penggunaan tanda tanya yaitu:

1) Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.

Contoh: Kapan kamu seminar proposal?

2) Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 18

Contoh: Apakah kamu tahu, tidak(?)

i. Tanda seru (!) digunakan setelah ungkapan atau pernyataan yang berupa

seruan atau perintah.


Contoh: Tolong ambilkan saya air minum!

j. Tanda Kurung ((…))

Beberapa kaidah dalam penggunaan tanda kurung yaitu:

1) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan.

Contoh: Gunakan KTM (kartu tanda mahasiswa) untuk meminjam buku

di Perpustakaan Umum UIN Alauddin Makassar.

2) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang

bukan bagian integral pokok pembicaraan.

17
TIM GRASINDO, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
h. 70-71.
18
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 96.
22

Contoh: Perkembangan kemampuan menulis peserta didik (pada tabel 2)

menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 35%.

3) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang

kehadirannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

Contoh: Penyanyi itu berasal dari (provinsi) Nusa Tenggara Timur.

4) Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang

memerinci satu urutan keterangan.19

Contoh: Fungsi bahasa meliputi (1) sebagai komunikasi, (2) sebagai alat

ekspresi, (3) sebagai alat adaptasi dan integrasi, dan (4) sebagai alat

kontrol sosial.

k. Tanda Kurung Siku ([…])

Beberapa kaidah dalam penggunaan tanda kurung siku yaitu:

1) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok

kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan dalam

naskah asli yang ditulis orang lain.

Contoh: Sang Prabu men[d]engar suara anaknya menangis.


2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang

sudah bertanda kurung.20

Contoh: Perbedaan ketiga metode ini (persamaannya dibahas pada Bab II

[lihat halaman 13-19]) perlu diuraikan dalam bab ini.

l. Tanda Petik Ganda (“…“)

Adapun beberapa kaidah dalam penggunaan tanda petik ganda:

1) Tanda petik ganda digunakan untuk mengapit petikan langsung yang

berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

19
Eko Sugiarto, KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, h. 96-97.
20
As‟ad Sungguh, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah, h.
53.
23

Contoh: “Ayo belajar bersama!” kata Andini.

2) Tanda petik ganda digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau

bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Contoh: Dia membeli buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”

yang merupakan kumpulan surat dari R. A. Kartini.

3) Tanda petik ganda mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata

yang memiliki arti khusus.21

Contoh: Dia menghapus make up menggunakan pembersih muka yang

biasa disebut “toner”.

m. Tanda Petik Tunggal („…‟)

Beberapa kaidah dalam penggunaan tanda petik tunggal:

1) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di

dalam petikan lain.

Contoh: “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, „Ibu, aku

sangat rindu,‟ rasa lelahku hilang seketika."

2) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna terjemahan, atau


penjelasan ungkapan asing.22

Contoh: hands up „angkat tangan‟

n. Tanda Garis Miring (/)

Berikut merupakan kaidah dalam penggunaan tanda garis miring:

1) Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat dan nomor pada alamat

dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contoh: Jl. Monumen Emmy Saelan III/36.

21
Andi halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, h. 19.
22
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, h. 79.
24

2) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta

setiap.23

Contoh: Kita akan pergi ke pantai/taman?

o. Tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk menunjukkan penghilangan

bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.24

Contoh: 19 Desember ‟19 (‟19 = 2019)

B. Karangan

1. Pengertian Karangan

Karangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan hasil

mengarang: tulisan, cerita, artikel, buah pena. Karangan adalah hasil perwujudan

gagasan sesorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh

masyarakat pembaca.25

Menurut Sugina, karangan adalah hasil perwujudan ide, gagasan, dan

pikiran manusia yang tersusun dari rangkaian kata demi kata membentuk sebuah

kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana. Karangan mempunyai


tujuan tertentu sehingga dapat dibaca dan dipahami maksudnya oleh pembaca.

Dengan demikian, untuk membuat karangan yang baik seseorang dituntut

menguasai perbendaharaan kata dengan baik. 26 Jadi, dapat disimpulkan bahwa

karangan adalah hasil perwujudan dari gagasan atau ide seseorang yang

23
TIM GRASINDO, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
h. 76-77.
24
Andi Halimah, Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, h. 19.
25
The Liang Gie, Terampil Mengarang (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 2.
26
Sugina, “Analisis Kesalahan Berbahasa Karangan Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 01 Karangpandan, Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016," Kepala UPT
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jenawi Karanganyar, vol. 4, no. 1 (2018), h. 61-62.
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/stilistika/article/download/98/88. (Diakses 20
Desember 2019).
25

dituangkan dalam bahasa tulis dan mempunyai tujuan tertentu. Ciri-ciri karangan

yang baik (1) mudah diterima dan dipahami oleh pembaca, (2) kalimat

penjelasnya logis, (3) setiap kalimat tersusun dengan urut dan logis, serta (4)

efisien dan ekonomis agar pembaca mudah menangkap atau memahami isi

karangan.27

2. Tujuan Karangan

Menulis adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh seseorang,

bahkan ada yang menyebutnya sebagai hobby. Selain itu, ada pula orang yang

menulis karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan karangan,

misalnya karena ingin membujuk orang lain, menggambarkan sesuatu,

menceritakan kisah atau pengalaman masa lalu, dan atau sekadar ingin menghibur

pembaca.28

Penulisan karangan biasanya berdasarkan keinginan penulis, kebutuhan

pembaca, bahkan tuntutan bagi penulis untuk menyelesaikan program tertentu.

Tugas membuat karangan yang diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk

mengetahui pengalaman peserta didik, meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik,
serta melatih kemampuan peserta didik dalam menggunakan kosakata. Selain itu,

peserta didik juga dilatih untuk mengingat kembali pengalaman yang pernah

dilaluinya, kemampuan menggambarkan keadaan, serta dalam mengolah

informasi yang dimilikinya.

Salah satu materi yang terdapat di dalam tugas peserta didik untuk

membuat karangan yaitu pada materi kelas 5 SD dalam tema 5 sub tema 2

27
Guru sekolah.co.id, “Karangan, Ciri-Ciri, Pengertian, Jenis-Jenis, Langkah beserta
Contoh Lengkap”, Situs Resmi Guru Sekolah. https://gurusekolah.co.id/jenis-karangan/ (15
November 2020).

28
Barnawi dan M. Arifin, Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2016), h. 17.
26

pembelajaran 4. Materi pada pembelajaran ini berupa penjelasan dan contoh

mengenai ketampakan alam yaitu Gunung Sinabung yang terletak di Sumatera

Utara dan ketampakan buatan yaitu kebun teh yang berada di Puncak, Bogor.

Setelah membaca teks bacaan yang berjudul “Indahnya Kebun Teh di Puncak,

Bogor” peserta didik diberi tugas untuk membuat pertanyaan berdasarkan bacaan

yang telah dibaca kemudian diperiksa dengan cara bertukar dengan teman

sebangku. Tugas peserta didik pada pembelajaran ini tidak hanya membuat

pertanyaan, tetapi peserta didik juga diberi tugas untuk berlatih membuat teks

nonfiksi berupa karangan tentang ketampakan alam di daerah sekitar, yaitu

ketampakan alam di sekitar lingkungan sekolah.29

3. Penggolongan Karangan

Berdasarkan bentuk dan tujuannya, karangan digolongkan menjadi:30

a. Karangan Narasi (Cerita)

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau

kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang


diceritakan itu secara berurutan dan dalam kurun waktu tertentu. Terdapat 3 unsur

utama dalam karangan narasi, yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau

waktu.31

b. Karangan Deskripsi (Lukisan)

Keraf menyatakan bahwa karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan

yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga

29
Diana Puspa Karitas, Tema 5 Ekosistem: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
(Balitbang: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, 2017), h. 76-81.
30
The Liang Gie, Terampil Mengarang, h. 25.
31
Intan Pandini, "Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan pada
Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMAN Model 5 Palu," Bahasa dan Sastra, vol. 5, no. 4 (2020),
h. 83. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/12747. (Diakses 13 Januari
2021).
27

objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan pembaca

melihat sendiri objek itu.32

c. Karangan Eksposisi (Paparan)

Karangan eksposisi adalah karangan yang menerangkan, menjelaskan, atau

memaparkan sebuah gagasan atau ide kepada pembaca dengan tujuan untuk

menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan sejelas-jelasnya.

d. Karangan Argumentasi (Bincangan)

Karangan argumentasi adalah karangan yang di dalamnya dikemukakan

alasan atau argumen yang kuat untuk memengaruhi pembaca sehingga pembaca

menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan itu benar.

e. Karangan Persuasi (Ajakan)

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk meyakinkan dan

membujuk pembaca agar melakukan apa yang diinginkan penulis. 33

32
Yossy Idris, dkk., “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui
Metode Discovery Dengan Menggunakan Media Gambar Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia TA 2011/2012 Universitas Ekasakti Padang,” Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, vol. 2, no. 3 (2014), h. 17.
https://scholar.google.co.id/citations?user=K28EaHIAAAAJ&hl=id. (Diakses 13 Desember 2020).
33
Nunung Yuli Eti, Paragraf (Klaten: PT Intan Pariwara, 2018), h. 36-41.
28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif.

Sulaiman Saat dan Sitti Mania mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1


Langkah kerja penelitian kualitatif bersifat deskriptif maksudnya untuk

mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting social dalam suatu tulisan

yang bersifat naratif dengan menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu

kejadian terjadi.2

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Takalar

yang berlokasi di Jalan Papekang Lambusu, Desa Banggae, Kecamatan

Mangarabombang, Kabupaten Takalar.


B. Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu wali kelas V yang menghasilkan

data berupa hasil wawancara dan tulisan karangan peserta didik kelas V MIN 2

Takalar yang berjumlah 13 karangan.

1
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi Peneliti
Pemula (Gowa: Pusaka Almaida, 2019), h. 129.
2
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 29.

28
29

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk memperoleh data.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu.3 Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara dalam penelitian

ditujukan kepada Guru Kelas V yang dapat dilakukan di ruang kelas, ruang guru,

atau sebagainya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pelengkap dari penggunaan metode

wawancara yang berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu, biasanya berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Dokumen dalam penelitian ini

berupa tulisan karangan peserta didik yang berjumlah 13 karangan.


D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan

data. Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

sendiri sebagai instrumen utama dan menggunakan beberapa instrumen tambahan,

yaitu:

1. Pedoman wawancara, terdiri atas beberapa item pertanyaan yang

ditanyakan langsung kepada narasumber atau informan untuk

memperoleh informasi. Selain itu, peneliti juga menggunakan alat tulis

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 231.
30

dan alat perekam untuk mencatat hal-hal atau informasi yang disampaikan

oleh narasumber saat melakukan wawancara.

2. Format dokumentasi, berupa hasil tulisan karangan peserta didik dan

foto/gambar setelah melakukan wawancara. Pembelajaran Tematik pada

kelas V tema 5 sub tema 2 pembelajaran 4, peserta didik diberi tugas

untuk membuat karangan yang berisi tentang hasil amatannya melihat

ketampakan alam di sekitar lingkungan sekolah.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Jenis analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama berada di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. 4

Salah satu analisis data yang populer digunakan oleh para peneliti kualitatif adalah

analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman. Berikut tahapan analisis

datanya:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memfokuskan, membuang, dan mengorganisasikan data dalam satu cara, di mana


kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan. 5 Salah satu cara untuk

memilih dan memfokuskan data dalam reduksi data yaitu dengan memberikan

kode pada setiap kesalahan. Penggunaan kode pada kesalahan penggunaan tanda

baca peserta didik dalam tulisan karangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini!

Tabel 3.1 Kode Kesalahan

Nama Kode Keterangan

KPTT Kesalahan penggunaan tanda titik

KPTK Kesalahan penggunaan tanda koma

4
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 246.
5
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
(Jakarta: Kencana, 2014), h. 407-408.
31

KPTH Kesalahan penggunaan tanda hubung

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data

yang biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, bagan, hubungan antar

kategori, atau sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian kualitatif

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas. 6 Penarikan kesimpulan dilakukan

dengan mendeskripsikan atau menggambarkan kesalahan-kesalahan penggunaan

tanda baca peserta didik dalam menulis.

Tarigan mengajukan langkah-langkah dalam menganalisis kesalahan,

yaitu:

1. Mengumpulkan data;
2. Mengidentifikasi kesalahan;

3. Menyusun peringkat kesalahan;

4. Menjelaskan kesalahan;

5. Memperkirakan daerah rawan kesalahan; dan

6. Mengoreksi kesalahan.7

F. Pengujian Keabsahan Data

6
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya
(Jakarta: Grasindo, 2010), h. 120-125.
7
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa
(Bandung: Angkasa, revisi 2011), h. 63-64.
32

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengecek kembali data-data yang telah ditemukan atau dilakukan dengan teknik

pemeriksaan. Keabsahan data ini bertujuan untuk meyakinkan semua orang bahwa

temuan dalam penelitian dapat dipercaya atau dipertimbangkan. Pelaksanaan

teknik pemeriksaan dilakukan dengan beberapa kriteria yaitu:

1. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti memahami dengan baik penelitian dan

mengecek kembali data-data yang telah didapatkan dengan cermat. Dengan cara

tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti

dan sistematis.

2. Menggunakan Bahan Referensi

Menggunakan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

3. Diskusi dengan Teman Sejawat

Uji kredibilitas ini peneliti lakukan dengan cara mengekspose hasil

penelitian. Diskusi ini dilakukan bersama dosen pembimbing, dosen penguji, dan
rekan-rekan sejawat dengan tujuan untuk meningkatkan kredibilitas hasil

penelitian sehingga data dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diakui

kebenarannya.
33
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara

mendalam kepada guru kelas V, dalam hal ini Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai

narasumber dan format dokumentasi berupa tulisan karangan peserta didik.

Peneliti melihat tulisan karangan peserta didik tidak dibatasi, ada peserta didik

yang membuat karangan narasi, deskripsi, atau yang lainnya. Peserta didik
membuat karangan berdasarkan hasil amatannya mengenai ketampakan alam di

sekitar lingkungan sekolah yang dapat diceritakan atau digambarkan dalam bentuk

karangan menggunakan kata-kata.

Peneliti melihat kemampuan menulis karangan peserta didik kelas V

dalam menerapkan penggunaan tanda baca yang tepat sangat bervariasi. Ada

beberapa peserta didik yang masih kurang tepat dalam menggunakan tanda baca

sehingga perlu diperbaiki, sama halnya dengan pendapat atau pandangan yang

diungkapkan oleh narasumber.


Hasil wawancara dengan 8 poin pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti

kepada narasumber di Ruang Perpustakaan MIN 2 Takalar:

1. Tanda baca apa yang pernah diajarkan kepada peserta didik?


Sebenarnya ada 15 tanda baca dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI), tetapi yang dipelajari di Sekolah Dasar (SD) itu
hanya sebagian. Tanda baca yang pernah saya ajarkan kepada peserta
didik itu hanya beberapa, ada tanda titik, tanda koma, tanda titik dua,
tanda tanya, tanda seru, tanda hubung, dan tanda petik ganda. Jadi, di
sekolah dasar itu hanya memperkenalkan beberapa tanda baca dan
penggunaan atau penempatannya.1
2. Metode apa yang digunakan dalam menyampaikan atau mengajarkan

materi tanda baca?

1
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.

33
34

Saya menggunakan metode ceramah dan latihan dalam menyampaian


materi tanda baca. Saya menyampaikan beberapa tanda baca dan
penggunaan atau penempatannya lalu mengulang materi dengan
bersama-sama peserta didik melihat teks bacaan kemudian
memperhatikan tanda baca yang digunakan dalam teks tersebut. 2
3. Media apa yang digunakan dalam mengajarkan materi tanda baca?
Media yang saya gunakan dalam pembelajaran materi tanda baca adalah
teks bacaan yang terdapat dalam buku tematik dengan judul bacaan
“Indahnya Kebun Teh di Puncak, Bogor”. Saya memerintahkan kepada
peserta didik untuk membaca teks bacaan tersebut secara bergiliran
kemudian menyebutkan tanda baca apa yang digunakan dan
menyebutkan penyebab menggunakan tanda baca tersebut.3
4. Bagaimana pemahaman peserta didik tentang penggunaan tanda baca?
Saya melihat mereka cukup paham karena pada saat menjelaskan,
mereka memahaminya dan ketika memintanya untuk mengulang,
mereka dapat melakukannya dengan cukup baik meskipun belum secara
keseluruhan. Apabila dilihat dari tulisan peserta didik, mereka pun
menunjukkan kalau sudah cukup paham dengan materi tersebut karena
dapat menggunakan tanda baca dengan benar, walaupun masih ada
beberapa yang kurang atau salah. Misalnya pada tulisan karangan salah
satu peserta didik ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa yang
kurang dalam menggunakan tanda baca. Tulisan karangan peserta didik
ini tidak menggunakan tanda koma untuk menghindari salah baca di
awal kalimat, tidak menggunakan tanda hubung untuk menandai kata
yang terpenggal oleh pergantian baris, dan tidak menggunakan tanda
titik pada akhir kalimat pernyataan. Selain itu peserta didik juga sering
lupa untuk memberikan tanda tanya pada akhir kalimat tanya, sehingga
kalimatnya terkesan sebuah pernyataan.4
5. Apakah ada kendala yang dihadapi peserta didik dalam menggunakan
tanda baca ketika menulis?
Betul, ada kendala yang dihadapi peserta didik dalam menggunakan
tanda baca ketika menulis. Ketika diberi tugas untuk menulis, termasuk
menulis karangan, peserta didik terkadang bingung dan terlalu lama
memikirkan apa yang akan ditulis sehingga apabila terburu-buru maka
peserta didik menulis dengan apa adanya dan kurang memperhatikan
lagi penggunaan tanda baca. Sama ketika membaca, peserta didik selalu
terburu-terburu sehingga kurang memperhatikan lagi tanda baca yang
ada pada teks.5

2
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
3
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
4
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
5
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
35

6. Kesalahan tanda baca apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?
Tanda koma adalah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh peserta
didik karena banyaknya kaidah dalam penggunaan tanda koma itu
sendiri.6
7. Apa yang menyebabkan peserta didik melakukan kesalahan penggunaan

tanda baca ketika menulis?


Sebab-sebab kesalahan peserta didik dalam menggunakan tanda titik
yaitu karena peserta didik tidak menggunakan tanda titik pada akhir
kalimat pernyataan. Adapun penyebab peserta didik melakukan
kesalahan pada penggunaan tanda koma, yaitu karena peserta didik
tidak menggunakan tanda koma pada unsur-unsur dalam suatu
pemerincian; peserta didik tidak menggunakan tanda koma untuk
mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi; peserta didik
tidak menggunakan tanda koma di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.
Penyebab kesalahan pada penggunaan tanda hubung, yaitu karena
biasanya peserta didik tidak menggunakan tanda hubung untuk
menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris dan
menyambung unsur kata ulang. Adapun penyebab kesalahan
penggunaan tanda baca peserta didik secara umum karena mungkin
mereka lupa atau kurang teliti, namanya juga anak-anak, walaupun
ketika melakukan pembelajaran saya sering mengulang-ulang dan
selalu mengingatkan.7
8. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah di atas?
Mengulang-ulang atau selalu mengingatkan dan memberi contoh adalah
solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesalahan
penggunaan tanda baca yang dilakukan oleh peserta didik. Selain itu,
saya juga harus mencari dan menggunakan metode maupun media yang
tepat serta menarik untuk digunakan dalam mengajarkan materi
tersebut.8
Setelah melakukan wawancara dengan narasumber, peneliti meminta

tulisan karangan peserta didik yang telah lalu untuk dianalisis sebagai sumber data

pendukung dari metode wawancara di atas. Adapun hasil analisis tersebut

6
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
7
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
8
Hasil Wawancara Peneliti dengan Ibu Jumriah, S.Pd.I. sebagai Guru Kelas V MIN 2
Takalar pada Tanggal 10 Desember 2020, Pukul 10.10 Wita.
36

disajikan dalam bentuk deskripsi beserta alternatif perbaikannya yang akan

diuraikan satu persatu pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Analisis Karangan Subjek 01

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTT Setiap hari saya Menggunakan tanda Setiap hari saya

berjalan kaki dari koma setelah kata berjalan kaki

rumah ke sekolah karena dari rumah ke

sekolah. kalimat selanjutnya sekolah,

Rumahku merupakan rumahku

berjarak sekitar keterangan tambahan berjarak sekitar

300 meter dari atau aposisi. 300 meter dari

sekolah. sekolah.

2 KPTK Di tengah-tengah Menggunakan tanda Di tengah-

ada lapangan titik setelah kata tengah ada

yang biasa olahraga karena lapangan yang

dilakukan merupakan akhir biasa dilakukan

upacara bendera kalimat pernyataan. upacara bendera

dan digunakan dan digunakan

sebagai tempat sebagai tempat

olahraga, olahraga.

3 KPTK Di sekolahku ada Menggunakan tanda Di sekolahku

banyak ruangan koma setelah kata ada banyak

ruang kelas, ruangan karena ruangan, ruang

ruang kepala adanya keterangan kelas, ruang


37

sekolah, ruang tambahan pada kepala sekolah,

guru, wc, dan kalimat berikutnya. ruang guru, wc,

dapur sekolah. dan dapur

sekolah.

4 KPTK Disamping kanan Menggunakan tanda Di samping

dan dan kiri banyak koma setelah kata kanan dan kiri

KPTT rumah warga- warga-warga karena banyak rumah

warga ada rumah adanya keterangan warga-warga,


panggung dan tambahan dan tanda ada rumah

ada juga rumah titik setelah kata panggung dan

batu rumah batu karena ada juga rumah

akhir kalimat batu.

pernyataan.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Karangan Subjek 02

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTK Waktu itu kami Tanda titik setelah Waktu itu kami

menulis memakai kata pulpen karena menulis memakai

pensil atau akhir kalimat pensil atau

pulpen, pernyataan. pulpen.

2 KPTH …karena kami Menggunakan tanda …karena kami

diajar belajar hubung pada kata diajar belajar

bersungguh bersungguh sungguh bersungguh-

sungguh. untuk menyambung sungguh.


38

unsur kata ulang.

3 KPTH Kami di Menggunakan tanda Kami di-

hubung setelah kata


suruh membuat suruh membuat
di untuk menandai
karangan tentang karangan tentang
bagian kata yang
sebuah pekerjaan sebuah pekerjaan
terpenggal oleh
di rumah. di rumah.
pergantian baris.

4 KPTK dan Kami ada cerita Menggunakan tanda Kami ada cerita

KPTT untuk guru koma setelah kata untuk guru

dengan membuat puisi karena adanya dengan membuat

puisi kisah guru keterangan tambahan. puisi, kisah guru

yang membuat Tanda titik setelah yang membuat

kami tersenyum kata tersenyum kami tersenyum.

karena akhir kalimat

pernyataan.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Karangan Subjek 03

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTT Saya juga mau Menggunakan tanda Saya juga mau

menanam titik setelah kata lain- menanam

bungga-bungga lainnya karena akhir bunga-bunga

yang sangat kalimat pernyataan. yang sangat

cantik dan saya cantik dan saya

melihat rumah- melihat rumah-

rumah pangung, rumah


39

tempat motor, panggung,

dan lain-lainya tempat motor,

dan lain-lainya.

2 KPTK dan Aku lihat juga Menggunakan tanda Aku lihat juga

KPTT kolam ikan, air koma setelah kata kolam ikan, air

terjung dan sebuah wc karena terjun dan

pingirnya, unsur pemerincian dan pinggirnya,

bugga-bugga, tanda titik setelah kata bunga-bunga,


ada juga kanting lain-lainnya karena ada juga kantin

di belakan, ada akhir kalimat di belakang, ada

sebuah wc dan pernyataan. sebuah wc, dan

lain-lainnya lain-lainnya.

3 KPTK Selain itu ada Menggunakan tanda Selain itu ada

juga penjual koma setelah kata juga penjual nasi

nasi kuning, bendera merah putih kuning, tempat

tempat bendera dan rak sepatu karena bendera merah

merah putih rak merupakan unsur putih, rak buku,

buku, rak sepatu pemerincian. rak sepatu, dan

dan lain- lain-lainnya.

lainnya.

4 KPTK …, motor, Menggunakan tanda …, motor, mobil,

mobil, sepeda, koma setelah kata sepeda, bentor,

bentor dan di bentor karena unsur dan di sana ada

sana ada mesjid suatu pemerincian dan masjid, tempat

tempat tanda koma setelah sembahyang.


40

sembahyan. kata masjid karena ada

unsur tambahan.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Karangan Subjek 04

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTK Sekolah saya Tanda titik setelah kata Sekolah saya

terletak di desa Desa Banggae karena terletak di Desa


Banggae, akhir kalimat Banggae.

pernyataan.

2 KPTK Saat masuk ke Menggunakan tanda Saat masuk ke

sekolah saya koma setelah kata sekolah, saya

melihat banyak sekolah untuk melihat banyak

ruangan, menghindari salah baca ruangan,

terutama ruang di belakang keterangan terutama ruang

kepala sekolah pada awal kalimat. kepala sekolah

yang cantik dan yang cantik dan

bersih…. bersih….

3 KPTK Di dekat Menggunakan tanda Di dekat

lapangan upacara koma setelah kata lapangan upacara

juga ada kolam kolam karena adanya juga ada kolam,

yaitu kolam ikan keterangan tambahan. yaitu kolam ikan

yang juga ada yang juga ada

ikan-ikannya. ikan-ikannya.
41

4 KPTT Semua kelas Tanda koma setelah Semua kelas

terlihat sangat kata bersih seharusnya terlihat sangat

bersih, karena dihilangkan dan bersih karena

kita tidak boleh menggunakan tanda kita tidak boleh

pakai sepatu titik setelah kata kelas pakai sepatu

masuk ke dalam karena akhir kalimat masuk ke dalam

kelas peryataan. kelas.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Karangan Subjek 05

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTK Saya bersekolah Menggunakan tanda Saya bersekolah

di MIN 2 koma setelah kata di MIN 2

Takalar terletak MIN 2 Takalar Takalar, terletak

di desa Banggae. karena adanya di Desa

keterangan tambahan. Banggae.

2 KPTH Sekolahku Menggunakan tanda Sekolahku

berada di pinggir hubung pada kata berada di pinggir

jalan poros jadi lewat lewat untuk jalan poros jadi

banyak menyambung unsur banyak

kendaraan yang kata ulang. kendaraan yang

lewat lewat. lewat-lewat.

3 KPTH Di depan Menggunakan tanda Di depan

sekolahku ada hubung pada kata sekolahku ada

banyak tanaman bunga bunga untuk banyak tanaman


42

dan bunga bunga menyambung unsur dan bunga-

yang dipagari. kata ulang. bunga yang

dipagari.

4 KPTK Saat masuk Menggunakan tanda Saat masuk

gerbang sekolah koma setelah kata gerbang sekolah,

kita akan melihat sekolah untuk kita akan

banyak ruangan menghindari salah melihat banyak

yang bertingkat baca pada awal ruangan yang


ada ruang kelas 1 kalimat dan bertingkat, ada

sampai 6, ruang menggunakan tanda ruang kelas 1

guru, ruang koma setelah kata sampai 6, ruang

kepala sekolah, bertingkat karena guru, ruang

perpustakaan, adanya keterangan kepala sekolah,

toilet, dan dapur tambahan. perpustakaan,

sekolah. toilet, dan dapur

sekolah.

5 KPTH Ada lapangan Menggunakan tanda Ada lapangan

yang berada hubung pada kata yang berada di

ditengah tengah, tengah tengah dan tengah-tengah,

kolam ikan guru guru untuk kolam ikan di

disamping, menyambung unsur samping,

panggung aksi, kata ulang. panggung aksi,

dan juga dan juga

parkiran untuk parkiran untuk

kendaraan guru kendaraan guru-


43

guru. guru.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Karangan Subjek 06

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTH Di lingkungan Menggunakan tanda Di lingkungan


sekolahku ada hubung pada kata sekolahku ada

banyak tumbuh tumbuh tumbuhan, banyak tumbuh-

tumbuhan, pohon pohon pohon, dan tumbuhan,

pohon, bunga bunga bunga untuk pohon-pohon,

bunga, dan menyambung unsur bunga-bunga,

keindahan. kata ulang. dan keindahan.

2 KPTK dan Bagian depan Menggunakan tanda Bagian depan ada

KPTH ada SDN titik setelah kata poros SDN Banggae

Banggae dan karena akhir kalimat dan jalan poros.

jalan poros, pernyataan. Tanda Bagian belakang

bagian belakang hubung pada kata sekolahku ada

sekolahku ada pohon pohon untuk banyak pohon-

banyak pohon menyambung unsur pohon, seperti

pohon, seperti kata ulang. pohon kelapa, ….

pohon kelapa,

….
44

3 KPTH Di tengah Tanda hubung pada Di tengah-

kata tengah tengah dan


tengah ada tengah ada
bunga bunga untuk
lapangan, kolam lapangan, kolam
menyambung unsur
ikan, panggung ikan, panggung
kata ulang.
aksi, dan aksi, dan

beberapa bunga beberapa bunga-

bunga. bunga.

4 KPTK Jadi kelasku ada Menggunakan tanda Jadi, kelasku ada


di lantai atas. koma setelah kata jadi. di lantai atas.

5 KPTT Depan kelasku Menggunakan tanda Depan kelasku

ada beberapa pot titik setelah kata sepatu ada beberapa pot

dengan bunganya kami karena akhir dengan bunganya

dan rak sepatu kalimat pernyataan. dan rak sepatu

untuk untuk

menyimpan menyimpan

sepatu kami sepatu kami.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Karangan Subjek 07

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTT Sekolahku ada Menggunakan tanda Sekolahku ada

bunga-bungya, titik setelah kata pohon bunga-

ada rumah- jeruk karena akhir bunganya, ada

rumahnya, ada kalimat pernyataan. rumah-

kolam ikan, rumahnya, ada


45

bendera, kolam ikan,

lapangan, pohon bendera,

mangga, pohon lapangan, pohon

jeruk mangga, pohon

jeruk.

2 KPTK Di samping Menggunakan tanda Di samping

sekolah ada titik setelah kata sekolah ada

penjual nasi, penjual nasi karena penjual nasi.


akhir kalimat

pernyataan.

3 KPTK Di belakang Menggunakan tanda Di belakang

sekolah ada koma setelah kata sekolah ada

kantin ada pot kantin dan pot bunga kantin, ada pot

bunga dan karena unsur bunga, dan

sebagai- pemerincian. sebagainya.

sebagainya.

4 KPTH dan Di belakang Tanda hubung pada Di belakang

KPTT sekolah ada kata bambu untuk sekolah ada

pohon bam menandai bagian kata pohon bam-

yang terpenggal oleh


bu, pemandangan bu,
pergantian baris dan
yang indah, dan pemandangan
tanda titik setelah kata
adek-adek yang yang indah, dan
di bawah karena akhir
belajar di bawah adik-adik yang
kalimat pernyataan.
belajar di bawah.
46

5 KPTT Saya melihat Tanda titik setelah kata Saya melihat

motor cewek- pohon cantik karena motor cewek-

cewek di depan akhir kalimat cewek di depan

dan sangat pernyataan. dan sangat

banyak pohon banyak pohon

cantik cantik.

6 KPTT …motor-motor Menggunakan tanda …motor-motor

guru kami, al- titik setelah kata pel guru kami, Al-
Qur‟an, dan pel karena akhir kalimat Qur‟an, dan pel.

pernyataan.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Karangan Subjek 08

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTK Dilingkungan Menggunakan tanda Di lingkungan

sekolah banyak koma setelah kata sekolah banyak

macam-macam pohon jeruk karena macam-macam

bunga, pohon unsur suatu bunga, pohon

mangga, pohon pemerincian atau mangga, pohon

pisang, pohon pembilangan. pisang, pohon

kelapa, pohon kelapa, pohon

jati, pohon jeruk jati, pohon jeruk,

dan tanaman- dan tanaman-

tanaman lainnya. tanaman lainnya.

2 KPTT Dilingkungan Menggunakan tanda Di lingkungan


47

sekolah juga ada titik setelah kata pohon sekolah juga ada

banyak yang jeruk karena akhir banyak yang

menam padi, kalimat pernyataan. menanam padi,

pohon srikaya, pohon serikaya,

pohon rambutan, pohon rambutan,

dan pohon jeruk dan pohon jeruk.

3 KPTT Lingkungan Tanda titik setelah kata Lingkungan

sekolah terlihat sekitarnya karena sekolah terlihat


sejuk karena akhir kalimat sejuk karena

warnanya juga pernyataan. warnanya juga

hijau seperti hijau seperti

warna tanaman warna tanaman

yang ada di yang ada di

sekitarnya sekitarnya.

4 KPTH Didepan Tanda hubung pada Didepan

sekolahku ada kata kendaraan untuk sekolahku ada

penjual nasi, menandai bagian kata penjual nasi,

kerupuk, bakso, yang terpenggal oleh kerupuk, bakso,

dan juga ada pergantian baris. dan juga ada

banyak kenda Tanda hubung pada banyak kenda-

kata lewat lewat untuk


raan yang lewat raan yang lewat-
menyambung unsur
lewat lewat.
kata ulang dan tanda

titik setelahnya karena

akhir kalimat
48

pernyataan.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Karangan Subjek 09

Kode Penjelasan Alternatif


No. Kalimat
Kesalahan Kesalahan Perbaikan

1 KPTT Sekolahku Menggunakan tanda Sekolahku

terletak di titik setelah kata terletak di


Banggae dan di sebagainya karena Banggae dan di

sekolahku ada akhir kalimat sekolahku ada

bunga, pohon, pernyataan. bunga, pohon,

kolam, dan kolam, dan

sebagainya sebagainya.

2 KPTK Di dekat Menggunakan tanda Di dekat

sekolahku ada koma setelah kata sekolahku ada

sawah mereka sawah karena ada sawah, mereka

menanam padi. keterangan menanam padi.

tambahan.

3 KPTK Ada perpustakaan Menggunakan tanda Ada

dan ada juga koma setelah kata perpustakaan

lapangan disitu lapangan karena ada dan ada juga

kita biasa keterangan tambahan lapangan, di situ

berolahraga dan tanda koma kita biasa

adalagi pohon setelah kata berolahraga, ada

jeruk, dan ada berolahraga karena lagi pohon


49

cabai yang unsur pemerincian. jeruk, dan ada

ditanam. cabai yang

ditanam.

4 KPTK dan Di depan Tanda koma setelah Di depan

KPTT sekolahku ada kata bunga karena sekolahku ada

banyak mobil dan unsur pemerincian. banyak mobil

banyak bunga ada Tanda titik setelah dan banyak

menjual nasi, dan kata kerupuk karena bunga, ada

ada lagi menjual akhir kalimat menjual nasi,

kerupuk pernyataan. dan ada lagi

menjual

kerupuk.

5 KPTK …, gula-gula dan Menggunakan tanda …, gula-gula

ada menjual koma setelah kata dan ada menjual

gosok-gosok biasa gosok-gosok karena gosok-gosok,

kita mendapat ada keterangan biasa kita

minuman, tambahan. Tanda mendapat

benihet, boneka koma setelah boneka minuman,

banyak mainan dan banyak mainan benihet, boneka,

dan ada yang karena unsur banyak mainan,

menjual es krim. pemerincian. dan ada yang

menjual es krim.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Karangan Subjek 10

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan
50

1 KPTK Saat masuk Tanda koma setelah Saat masuk

gerbang sekolah kata sekolah untuk gerbang

saya melihat menghindari salah sekolah, saya

banyak tanaman baca pada awal melihat banyak

seperti …. kalimat. tanaman seperti

….

2 KPTK dan Depan sekolah Menggunakan tanda Depan sekolah

KPTT saya ada banyak koma setelah kata saya ada banyak
rumah dan ada poto-poto guru karena rumah dan ada

juga sekolah, unsur pemerincian. juga sekolah,

pagar, cerita, Menggunakan tanda pagar, cerita,

poto-poto guru titik setelah kata nama foto-foto guru,

dan nama sekolah karena akhir dan nama

sekolah kalimat pernyataan. sekolah.

3 KPTH dan Ada kantin di Tanda hubung pada Ada kantin di

KPTK samping sama kata melihat untuk samping sama

penjual nasi menandai kata yang penjual nasi

kuning dan saya terpenggal oleh kuning dan saya

meli pergantian baris dan meli-

seharusnya
hat kelas yang hat kelas yang
menggunakan tanda
luas dan cantik, luas dan cantik.
titik setelah kata

cantik karena akhir

kalimat pernyataan.

4 KPTT Saya senang Tanda titik setelah Saya senang


51

sekolah disini kata disini karena sekolah di sini.

akhir kalimat

pernyataan.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Karangan Subjek 11

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTT Di samping kiri Menggunakan tanda titik Di samping kiri

sekolahku, ada setelah kata cuci tangan sekolahku, ada

WC, ada bunga, karena akhir kalimat WC, ada bunga,

ada tempat cuci pernyataan. ada tempat cuci

tangan tangan.

2 KPTK, Di samping Menggunakan tanda Di samping

KPTH,dan kanan ada koma setelah kata kanan kanan, ada

KPTT tempat parkir, untuk menghindari salah tempat parkir,

ada rumah baca pada awal kalimat. ada rumah-

rumah, dan Tanda hubung pada kata rumah, dan

lapangan rumah rumah untuk lapangan.

menyambung unsur kata

ulang, dan tanda titik

setelah kata lapangan

karena akhir kalimat

pernyataan.
52

3 KPTK Di dalam Tanda koma setelah kata Di dalam

kelasku juga keindahan karena ada kelasku juga

ada keindahan keterangan tambahan. ada keindahan,

ada kipas angin, ada kipas angin,

kursi, meja, …. kursi, meja, ….

Tabel 4.12 Hasil Analisis Karangan Subjek 12

Kode Alternatif
No. Kalimat Penjelasan Kesalahan
Kesalahan Perbaikan

1 KPTT Di depan Tanda titik setelah Di depan

sekolah ada SD kata pagar karena sekolah ada SD

dan juga jalan akhir kalimat dan juga jalan

poros dan pernyataan. poros dan

pohon-pohon pohon-pohon

yang berada di yang berada di

dalam pagar dalam pagar.

2 KPTH dan Samping kiri Tanda hubung pada Samping kiri

KPTK dan kanan kata rumah rumah dan kanan

sekolah adalah untuk menyambung sekolah adalah

rumah rumah unsur kata ulang dan rumah- rumah

warga banyak tanda koma setelah warga, banyak

rumah panggung kata warga karena ada rumah panggung

kayu dan rumah keterangan tambahan. kayu dan rumah

batu. batu.

3 KPTK Sekolahku Menggunakan tanda Sekolahku


53

bertingkat koma setelah kata bertingkat

karena banyak ruangan untuk karena banyak

ruangan memisahkan kalimat ruangan,

sedangkan setara yang satu dari sedangkan

tanahnya tidak kalimat setara tanahnya tidak

luas. berikutnya yang luas.

didahului oleh kata

sedangkan.

Tabel 4.13 Hasil Analisis Karangan Subjek 13

Kode Penjelasan Alternatif


No. Kalimat
Kesalahan Kesalahan Perbaikan

1 KPTK Samping sekolah Tanda koma setelah Samping

dan ada kolam, ada kata pohon jeruk sekolah ada

KPTH pohon mangga, karena unsur kolam, ada

pohon jeruk dan pemerincian dan pohon mangga,


berbagai bunga- tanda hubung pada pohon jeruk, dan

bunga berwarna kata berwarna warni berbagai bunga-

warni. untuk menyambung bunga berwarna-

unsur kata ulang. warni.

2 KPTK Aku sudah 5 Menggunakan tanda Aku sudah 5

dan tahun sekolah di koma setelah kata tahun sekolah di

KPTH sini dan ada indah karena unsur sini dan ada

burung yang pemerincian. Tanda burung yang

sangat indah ada hubung pada kata sangat indah,

rumah pohon, berwarna warni ada rumah


54

ada kantin, untuk menyambung pohon, ada

bendera unsur kata ulang. kantin, bendera

berwarna merah berwarna merah

putih, dan ada putih, dan ada

ikan berwarna ikan berwarna-

warni. warni.

3 KPTTK Ada wc tamu Tanda titik koma Ada wc tamu

dan dan wc guru, ada setelah kata wc guru, dan wc guru;


KPTH pot bunga yang bersusun susun, dan ada pot bunga

bersusun susun, membacanya sebagai yang bersusun-

ada pengganti kata susun; ada

perpustakaan, penghubung untuk perpustakaan,

kita bisa memisahkan kalimat kita bisa

membacanya, setara yang satu dari membacanya;

dan lapangan yang lain. Tanda lapangan yang

yang sangat luas. hubung pada kata sangat luas.


bersusun susun

untuk menyambung

unsur kata ulang.

B. Pembahasan

Penggunaan ejaan merupakan hal yang harus diperhatikan ketika menulis

agar pembaca dengan mudah dapat memahami makna dan maksud suatu tulisan.

Salah satu bagian dari ejaan yang harus diperhatikan ketika menulis yaitu

penggunaan tanda baca karena dapat memengaruhi makna, tujuan, ataupun nada

suatu tulisan. Tanda baca merupakan simbol yang penting dalam sebuah bahasa
55

tulis karena dapat membantu pembaca untuk memahami isi atau makna suatu

tulisan. Tanda baca ini mempunyai 15 jenis dan mempunyai fungsi atau

penempatan berdasarkan bentuknya masing-masing.

Analisis karangan dilakukan karena karangan adalah suatu tulisan yang

sering dijumpai, baik dalam situasi formal ataupun nonformal. Analisis karangan

bertujuan agar kesalahan-kesalahan dalam menulis karangan bisa diketahui dan

diperbaiki sehingga bisa menghasilkan karangan yang lebih baik lagi. Senada

dengan pernyataan sebelumnya bahwa analisis kesalahan dilakukan sebagai

patokan untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, baik dalam

memilih metode pengajaran, memilih media pembelajaran, ataupun memilih

sumber data yang tepat sehingga akan memberikan hasil yang optimal (Sudrajat,

2018).

Hasil wawancara dengan narasumber menyatakan bahwa pemahaman

peserta didik mengenai penggunaan tanda baca ketika menulis sudah cukup baik,

dapat dilihat pada hasil tulisan peserta didik meskipun belum secara keseluruhan.

Kendala yang dihadapi oleh peserta didik dalam menggunakan tanda baca ketika
menulis yaitu karena terlalu lama memikirkan apa yang akan ditulis. Oleh karena

itu, apabila waktu untuk mengerjakan hampir habis maka peserta didik terburu-

buru menulis dan kurang memperhatikan lagi ejaan yang tepat, termasuk

penggunaan tanda baca. Faktor lain yang menyebabkan siswa melakukan

kesalahan penggunaan tanda baca yaitu karena motivasi belajar siswa yang masih

rendah dan guru yang belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal,

lebih menekankan aspek teoretikal dari pada keterampilan praktis bahasa tulis

(Puspitasari, 2014).

Hasil analisis menggambarkan bahwa masing-masing tulisan peserta didik

mempunyai kesalahan, ada yang berbeda dan ada yang sama antara satu dengan
56

yang lainnya. Apabila dilihat dari tulisan peserta didik, tidak ada yang menulis

secara sempurna atau tidak ada kesalahan dalam menggunakan tanda baca, ada

yang salah dalam menggunakan tanda baca dan ada yang menghilangkan tanda

baca itu sendiri. Adapun kesalahan dalam menggunakan tanda baca karena peserta

didik sering lupa dan terburu-buru ketika menulis sehingga masih terjadi

kesalahan, bahkan sering.

Hasil wawancara dengan narasumber dan hasil analisis tulisan peserta

didik yang dilakukan oleh peneliti, mempunyai jawaban atau gambaran yang

sama. Narasumber menyatakan bahwa kesalahan penggunaan tanda baca yang ada

dalam karangan peserta didik yaitu kesalahan penggunaan tanda titik, kesalahan

penggunaan tanda koma, dan kesalahan penggunaan tanda hubung, dapat dilihat

pada tulisan peserta didik. Namun kesalahan penggunaan tanda titik koma tidak

disebutkan oleh narasumber padahal juga terdapat kesalahannya dalam tulisan

peserta didik, penghilangan tanda titik koma.

Kesalahan penggunaan tanda titik sering terjadi karena peserta didik tidak

memberi tanda titik pada akhir kalimat pernyataan. Penelitian yang dilakukan oleh
Hariani menunjukkan bahwa ada 21% peserta didik yang masih salah dalam

menggunakan tanda titik. Kesalahan penggunaan tanda titik tersebut terjadi karena

peserta didik tidak memberi tanda titik pada akhir kalimat pernyataan (Hariani,

2016).

Kesalahan penggunaan tanda koma terdapat dalam tulisan peserta didik

karena menggunakan tanda koma itu sendiri pada akhir kalimat pernyataan,

seharusnya menggunakan tanda titik. Selain itu, peserta didik juga tidak

menggunakan tanda koma pada suatu unsur pemerincian; penghilangan tanda

koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat

pada awal kalimat; penghilangan tanda koma untuk mengapit keterangan


57

tambahan; penghilangan tanda koma untuk menghindari salah baca di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Berdasarkan studi pendahuluan

Nasution menyatakan bahwa kesalahan tanda koma terjadi pada kalimat tersebut

karena pada akhir kalimat tidak diberikan tanda titik melainkan tanda koma

(Nasution, 2013).

Kesalahan penggunaan tanda hubung dilakukan oleh peserta didik karena

tidak menggunakan tanda hubung untuk menandai bagian kata yang terpenggal

oleh pergantian baris. Selain itu, peserta didik juga tidak menggunakan tanda

hubung untuk menyambung unsur kata ulang.

Kesalahan dalam penggunaan tanda titik koma yaitu karena peserta didik

tidak menggunakan atau menghilangkan tanda titik koma itu sendiri. Peserta didik

terlalu banyak menggunakan tanda koma dalam kalimat tersebut dan itu dapat

digantikan dengan menggunakan tanda titik koma. Tanda titik koma dalam tulisan

peserta didik dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk

memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain dalam kalimat

majemuk.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, disimpulkan

bahwa setiap peserta didik mempunyai kesalahan dalam menggunakan tanda baca,

ada yang sama dan ada yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis tulisan peserta didik, ada 4 kesalahan

penggunaan tanda baca yang dilakukan oleh peserta didik dalam menulis

karangan, yaitu tanda titik, tanda koma, tanda hubung, dan tanda titik koma.

Kesalahan penggunaan tanda koma adalah hal yang paling sering

dilakukan oleh peserta didik. Hal yang menjadi penyebab kesalahan penggunaan

tanda koma yaitu karena peserta didik menghilangkan atau tidak menggunakan

tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian. Tidak hanya itu,

peserta didik juga tidak menggunakan tanda koma untuk mengapit keterangan

tambahan dan penghilangan tanda koma untuk menghindari salah baca di

belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.


Kesalahan penggunaan tanda titik sering terjadi karena peserta didik tidak

memberi tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Kesalahan penggunaan tanda hubung juga sering dilakukan oleh peserta didik

karena tidak menggunakan tanda hubung untuk menandai bagian kata yang

terpenggal oleh pergantian baris. Selain itu, peserta didik juga tidak menggunakan

tanda hubung untuk menyambung unsur kata ulang. Kesalahan penggunaan tanda

titik koma dilakukan karena peserta didik tidak menggunakan tanda titik koma

sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu

dari kalimat setara yang lainnya dalam kalimat majemuk.

57
58

Secara umum penyebab peserta didik sering melakukan kesalahan dalam

penggunaan tanda baca yaitu karena lupa dan terburu-buru ketika menulis, untuk

itu guru senantiasa mengulang-ulang dan mengingatkan peserta didik.

B. Implikasi Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan,

baik itu dari pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, maupun dari peneliti itu

sendiri. Sekiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak sekolah

maupun pihak peneliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka

peneliti menyarankan kepada:

1. Peserta didik agar meningkatkan rasa ingin tahu mengenai pembelajaran

Bahasa Indonesia karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah

satu implikasi pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu penggunaan tanda

baca yang secara pasti akan digunakan ketika menulis.

2. Guru/wali kelas untuk senantiasa mengingatkan, memberikan motivasi,

dan arahan kepada peserta didik untuk belajar dengan sungguh-sungguh

sehingga mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,


baik secara lisan maupun tulis.

3. Kepala madrasah, agar sekiranya bisa memfasilitasi peserta didik untuk

dapat belajar dengan maksimal. Seperti menyediakan buku-buku pelajaran

atau cerita yang dapat menambah wawasan peserta didik; mengadakan

lomba menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan

benar serta ejaan yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia.
59
DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, Anggi Citra dan Avini Martini. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam
Karangan Narasi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kecamatan
Sumedang Selatan.” Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 7 no. 2 (2018).
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP/article/view/6267
(Diakses 23 Februari 2021).
Ariyanti, Riri. “Analisis Kesalahan Penggunaan Penggunaan Tanda Baca Pada
Koran Mercusuar.” Jurnal Bahasa dan Sastra, vol. 4 no. 4 (2019).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/download/12178/936
1 (21 Desember 2019).
Asdam, Muhammad. Bahasa Indonesia Pengantar Pengembangan Kepribadian.
Makassar: CV. Awal, 2012.
Astuti, Linda Dwi. “Hubungan Penguasaan Kosakata Dengan Kemampuan
Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SDN Gugus Sultan Agung
Kecamatan Pucukwangi Kabupaten Pati”. Skripsi. Semarang: Fak. Ilmu
Pendidikan UN Semarang, 2016.
Barnawi dan M. Arifin. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016.
Cahyani, Isah. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kencana, 2009.
Djafar, Hamsiah. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Makassar:
Alauddin University Press, 2013.
Eti, Nunung Yuli. Paragraf. Klaten: PT Intan Pariwara, 2018.
Gie, T. L. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi, 2002.
Halimah, Andi. Konsep Dasar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Tafsir Quran Surah Al-„Alaq. https://tafsirweb.com/12870-surat-al-alaq-ayat-
4.html. Diakses 13 Desember 2019.
Idris, Yossy, dkk. “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
Melalui Metode Discovery dengan Menggunakan Media Gambar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TA 2011/2012
Universitas Ekasakti Padang”. Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 2 no. 3
(2014).https://scholar.google.co.id/citations?user=K28EaHIAAAAJ&hl=i
d (Diakses 13 Desember 2020).
Indihadi, Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa.
https://www.pdfdrive.com/analisis-kesalahan-berbahasa-e56587817.html.
Diakses 04 September 2020.
Karitas, Diana Puspa. Tema 5 Ekosistem: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013.
Balitbang: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, 2017.
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Dharma Art, 2015.
Khoirurrohman, Taufiq. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa Kelas
3 SDN Ketug Kecamatan Butuh Tahun Pelajaran 2017/2018.” Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, vol. 8 no. 2 (2018).

59
https://journal.peradaban.ac.id/index.php/jdpgsd/article/view/303 (Diakses
24 Februari 2021).
Kuspitasari, Endah Septiana. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada
Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Diponegoro 8 Rowalo”. Skripsi.
Purwokerto: Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMP, 2013.
Marlina, Ida. dkk. "Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Pengisian
Teks Dialog Rumpang Di Sekolah Dasar." Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, vol. 5 no. 2 (2018).
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/7115
(Diakses 13 Desember 2020).
Martaulina, Sinta Diana. Bahasa Indonesia Terapan. Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2018.
Nasution, H. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Karangan
Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Tanjungpinang”. Skripsi.
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Novita, Bella, dkk. “Analisis Penggunaan Konjungsi dan Tanda Baca dalam Teks
LHO pada Siswa SMA Kelas X.” Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1 no.
2 (2018).
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/128
(Diakses 05 Agustus 2020).
Nugraheni, Aninditya Sri. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif Jakarta: Kencana, 2017.
Pandini, Intan. “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan pada
Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMAN Model 5 Palu." Bahasa dan
Sastra, vol. 5 no. 4 (2020).
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/12747 (Diakses
13 Januari 2021).
Prahastantika, Shindu Aulia. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Penulisan Kembali
Teks Nonfiksi Menggunakan Bahasa Sendiri pada Siswa Kelas IVB SDN
Sukamakmur 01 Jember”. Skripsi. Jember: Fak. Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember, 2019.
Puspitasari, Yeti. “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca Pada
Paragraf Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor”.
Skripsi. Jakarta: Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2014.
Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo, 2010.
Rahardi, Kunjana. Memerantikan Ejaan Dalam Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya, 2010.
Rajab, Ilmia. “Analisis Penggunaan Tanda Baca dalam Menulis Teks Laporan
Hasil Observasi Siswa Kelas X SMAN 1 Pangkajene Kabupaten
Pengkep”. Skripsi. Makassar: Fak. Bahasa dan Sastra UNM, 2017.
RM, David Budianto. “Analisis Kesalahan Tanda Baca dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dalam Karangan pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V di MI AL-ISLAM Kota Bengkulu”. Skripsi.
Bengkulu: Fak. Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2019.

60
Saat, Sulaiman dan Sitti Mania. Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi
Peneliti Pemula. Gowa: Pusaka Almaida, 2019.
Salam, Sucipto, dkk. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Tanya dan
Tanda Baca Titik Pada Teks Dialog Siswa.” Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, vol. 3 no. 2 (2016).
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/article/view/5147
(Diakses 24 Februari 2021).
Sari, D. Rika, dkk. “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia
pada Kolom Opini Surat Kabar Serambi.” Jurnal Bahasa Indonesia, vol. 2
no. 1 (2019) (Diakses 23 Februari 2020)
Satori, Djam‟an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sholikhah, Hani Atus. “Kesalahan Penulisan pada Siswa Tingkat Dasar: Analisis
Isi pada Karangan Siswa MI Nurul Falah OKI Sumsel.” Bahasa dan
Sastra, vol. 3 no. 2 (2017).
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jip/article/view/1652 (Diakses 23
November 2020).
Silitonga, Susan Nauli. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa SD
Negeri Gemawang Sinduadi Mlati Sleman”. Skripsi. Yogyakarta: Fak.
Bahasa dan Seni, 2016.
Sudrajat, R.T., dkk. “Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Pembelajaran Mata
Kuliah Sintaksis Berbasis Lesson Study pada Mahasiswa Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia Stkip Siliwangi Bandung. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1 no. 1 (2018).
https://www.journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/view/32
Sumayyah. “Pengaruh Model Picture and Picture Terhadap Keterampilan
Menulis Teks Nonfiksi dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V SD”. Skripsi.
Yogyakarta: Program Pascasarjana, UN Yogyakarta, 2019.
Sungguh, As‟ad. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.
Sugiarto, Eko. KITAB PUEBI: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Pembentukan istilah. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2017.
Sugina, “Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jenawi Karanganyar:
Analisis Kesalahan Berbahasa Karangan Narasi Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 01 Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2015/2016.” Sastra dan Bahasa, vol. 4 no. 1 (2018).
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/stilistika/article/download/98/8
8 (Diakses 20 Desember 2019).
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2013.
Syahruddin, dkk. Mari Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar. Makassar: CV
Permata Ilmu Makassar, 2011.
TIM GRASINDO. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: PT Grasindo, 2016.

61
TIM Redaksi BIP. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2011.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.

62
L

N
Lampiran I

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Nama Responden : Jumriah, S.Pd.I.

Hari/Tanggal : 10 Desember 2020

Waktu : 10.10-11.00 Wita

Tempat : Ruang Perpustakaan MIN 2 Takalar

No. Daftar Pertanyaan

1 Tanda baca apa yang pernah diajarkan kepada peserta didik?

2 Metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi tanda baca?

3 Media apa yang digunakan dalam mengajarkan materi tanda baca?

4 Menurut Ibu, bagaimana pemahaman peserta didik tentang penggunaan

tanda baca, apakah sudah dipahami dengan baik atau belum?

5 Apakah ada kendala yang dihadapi peserta didik dalam menggunakan

tanda baca ketika menulis?

6 Kesalahan tanda baca apa yang paling sering dilakukan oleh peserta didik?

7 Apa sebab-sebab peserta didik melakukan kesalahan pada penggunaan

tanda baca, misalnya tanda titik, tanda koma, dan sebagainya?

8 Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut?


Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Lampiran VII
Lampiran VIII
Lampiran IX
Lampiran X
Lampiran XI
Lampiran XII
Lampiran XIII
Lampiran XIV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Silviana Anugrah Abdullah lahir di


Bontomate‟ne pada tanggal 13 September 1998,
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan Abdullah Daeng Tarra (Almarhum) dan
Hadana Daeng Rannu. Sekarang penulis
bertempat tinggal di Jalan Monumen Emmy
Saelan no. 36, Makassar. Penulis sendiri berasal
dari salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi
Selatan, yaitu Kabupaten Takalar.
Penulis memulai jenjang pendidikan di TK Nurjannah Desa Lengkese
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar pada tahun 2003, selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di SD Inpres Lengkese II pada tahun 2004 sampai
tahun 2009, kemudian pindah ke SD Inpres Kalampa hingga lulus pada tahun
2010. Penulis melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Takalar
pada tahun ajaran 2010/2011dan selesai pada tahun 2013. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Polut yang kini telah berubah nama menjadi
SMAN 6 Takalar dan selesai pada tahun 2016. Penulis melanjutkan pendidikan di
salah satu PTN yang ada di Makassar, tepatnya UIN Alauddin Makassar dengan
jalur UM-PTKIN dan terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

77

Anda mungkin juga menyukai