Anda di halaman 1dari 25

POAC : Planning, Organizing, Actuating,

Controlling

Sebagai pemimpin selain harus memiliki karakter kepemimpinan, juga harus menguasai fungsi-
fungsi manajerial. Fungsi manajerial inilah yang akan membantu pemimpin untuk menjalankan
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Perlu diingat bahwa jika seorang pemimpin tidak
memiliki kemampuan manajerial, maka ia hanya akan mampu merumuskan dan menentukan
visi/misi organisasi kedepan, namun tidak mampu untuk menjalankan seluruh aktivitas
organisasi menuju pencapaian visi/misi organisasi tersebut. Untuk itu sebagai pemimpin
mengenal fungsi-fungsi manajerial adalah sangat penting, karena manajemen merupakan seni
dalam pengelolahan organisasi guna pencapaian tujuan organisasi
Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau ketatalaksanaan untuk mencapai suatu
tujuan dengan melibatkan orang lain. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber – sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu.
Ada banyak fungsi manajemen yang diungkapkan oleh para ahli manajemen, seperti : Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding (Pemberian Komando),
Coordinating (Pengkoordinasian), Controlling (Pengawasan) oleh Henry Fayol; Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan Pegawai), Directing
(Pembinaan Kerja), Coordinating (Pengkoordinasian), Reporting (Pelaporan), Budgeting
(Anggaran) oleh Luther Gullick; Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Staffing (Penyusunan Pegawai),Directing (Pembinaan Kerja), Controlling (Pengawasan) oleh 
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel; dan beberapa ahli manajemen lagi. Namun  dalam materi ini
akan memuat fungsi manajemen yang lebih sederhana dan bersifat menyeluruh oleh George R.
Terry, yakni POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controlling).

            Mengapa POAC ? Karena POAC merupakan fungsi manajemen yang bersifat umum dan
meliputi keseluruan proses manajerial. Banyak para ahli menambah banyak pengertian dari
fungsi manajemen, namun diantara banyak tambahan tersebut, didalamnya sudah termasuk
keempat fungsi yang diperkenalkan oleh George R Terry, yakni Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerak dan Pengawasan.
Keempat fungsi manajemen tersebut dalam manajemen modern tidak berjalan linear, namun
spiral. Hal ini memungkinkan organisasi akan bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada
satu tahap. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa siklus manajemen yang dilakukan oleh suatu
organisasi adalah merencanakan, mengorganisasi staf dan sumber daya yang ada, melaksanakan
program kerja, dan mengendalikan (pengawasan) jalannya pekerjaan. Di dalam tahapan pengendalian
dilakukan evaluasi untuk memperoleh umpan balik (feed back) untuk dasar perencanaan selanjutnya, 
atau untuk perencanaan kembali (replanning). Demikian seterusnya sehingga kegiatan fungsi-fungsi
manajemen tersebut merupakan suatu siklus spiral.
(Bentuk jalan proses fungsi manajerial)

PLANNING (PERENCANAAN)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk
mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan
sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala
keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal
dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala
sumber daya dalam organisasi difoku skan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan
prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi
untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai
upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan
tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa
menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus
SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja
organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat
dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat
dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan,
bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
            Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga
melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan
perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan
se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan
pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang
bisa diperoleh dari luar organisasi.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :


1.      Analisis situasi & identifikasi masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan tujuan
organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT
2.      Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala prioritas
terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan
untuk menjamin keberlangsungan organisasi
3.      Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi,
maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan program dapat
diukur capaiannya.
4.      Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran)

ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-
orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu
dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian
tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah
mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan  memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan
pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian.
Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka
kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu
menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi
SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi.
Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan
dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai
tujuan organisasi.

Langkah-langkah Pengorganisasian :

 Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan
organisasi yang harus dicapai)
 Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong,
karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)
 Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta
punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis
koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk
menuju tujuan organisasi)
 Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan
tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap
pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja
agar mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :

1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,


2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.

Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya


memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya
organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi
yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama
yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang
terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang
tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.

Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :

 Mengambil keputusan
 

 Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.
 Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
 Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
 Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha
mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah petunjuk atau
penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang
terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan
controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan
dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam
melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan
staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara
baik.
Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :

 Menciptakan kerjasama yang lebih efisien


 Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf
 Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan
 Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja
staf
 Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

  
CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas
organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan
demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud
pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan
pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata
tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak
dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan
antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan
perkembangan lingkungan sekitar organisasi.
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan
organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif
sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya
pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Manfaat pengawasan :

 Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan


 Dapat mengetahui adanya penyimpangan
 Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
 Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
 Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi :

1. Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,


2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.
Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan
tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,

4. Melakukan tindakan perbaikan.


Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,

5. Meninjau dan menganalisis ulang rencana.


Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan
tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang
berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.

Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :

1. Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota

2. Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi hasil yang dari
pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan pengukuran
capaian hasil)

3. Pengawasan saat proses dilakukan


Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung mengikuti proses dan
mengadakan korkesi jika ada penyimpangan

4. Pengawasan berkala
Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan
sekali, 2 atau 3 bulan)

5. Pengawasan mendadak (sidak)


Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan
menghindari terjadinya penyimpangan

6. Pengawasan Melekat (waskat)


Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan-
tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi
penyimpangan atau kesalahan

Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk  adalah


evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan
kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses
kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi
kepada pemimpin yang lebih tinggi.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak
melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan
secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi
tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.

Penutup

            Fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian


(pengawasan) merupakan kekuatan para pemimpin dalam melaksanakan fungsi manajerial
organisasi. Jika seorang pemimpin mampu secara baik merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan organisasi serta segala sumber daya yang ada didalamnya, maka tujuan dari
organisasi akan dengan mudah tercapai. Dan pemimpin tersebut akan menjadi pemimpin yang
seutuhnya karena bukan saja hanya mampu menciptakan misi/ visi organisasi, namun juga
berhasil menjalankan aktivitas manajerial dalam kehidupan berorganisasi. Untuk itu jadilah
pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan dan kemampuan melaksanakan fungsi
manajerial, sehingga tujuan organisasi bisa didaratkan dalam pelaksanaan aktivitas, dan tidak
hanya berada diatas kertas program.  

(dibawakan oleh Ricky A. Nggili, dalam Pelatihan kepemimpinan Fakultas


Teknologi Informatika - UKSW, November 2011)
Diposkan 21st November 2011 oleh Ricky Nggili
Label: manajemen Organisasi POAC
Menerapkan Fungsi Manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) Dalam Aspek Perusahaan
Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata “manage” yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola.

Manajemen dapat diartikan sebagai:

 Manajemen sebagai suatu proses


 Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
 Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science)

Menurut George Robert Terry:

“manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling).

Tujuan manajemen:

 Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
 Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

Manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan:


Ket:

“ Semakin tinggi jabatan seseorang, maka jumlah akan semakin sedikit, sedangkan tugas dan
tanggung jawabnya akan semakin besar. Sedangkan semakin rendah jabatan seseorang, maka
jumlah pemegang jabatan tersebut akan semakin banyak dan tanggung jawabnya semakin kecil.”

Fungsi Manajemen:

Perencanaan (planning)

Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-


kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai.

4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan:

 Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap
hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan.
 Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang
akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari
kegiatan yang dilakukan.
 Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga
diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
 Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan,
sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.

Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu:

 Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan


 Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

 Pengorganisasian (organizing)

Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh
bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-
sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan
kelompok dan organisasi.

Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan


sinkronisasi) dalam rangka menciptakan keharmonisan dalam kegiatan organisasi.

Pelaksanaan atau penerapan (actuating)

Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen


yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai
dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

Pengawasan (controlling)

Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan


pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan  hasil yang efektif dan efisien serta
bernilai guna dan berhasil guna.

Penerapan Fungsi Manajemen dalam Aspek Perusahaan

Pengelolaan fasilitas dan bahan baku

Fasilitas kantor maupun fasilitas produksi sangat diperlukan perusahaan untuk menunjang
keberhasilan usaha. Kelengkapan fasilitas yang diperlukan perusahaann haruslah dapat
menghemat biaya dan menambah efisiensi dalam menyelesaikan pekerjaan. Fasilitas haruslah
dipelihara, karena:

 Akan memperpanjang umur ekonomis fasilitas tersebut


 Proses dapat berjalan lancar karena jarang terjadi kemacetan mesin
 Menghindarkan kemungkinan kerusakan berat/total dari fasilitas produksinya
 Kualitas produk dapat dipertahankan karena proses produksi selalu terkendali
 Dapat menekan biaya pemeliharaan fasilitas
 Aliran bahan baku dapat berjalan normal, maka biaya penyimpanan juga dapat ditekan.

Perbekalan produksi meliputi semua barang dan bahan-bahan baku yang dimiliki perusahaan dan
digunakan proses produksi. Bahan adalah unsur yang melekat dan secara langsung terlibat pada
produk yang bersangkutan.

Bahan dapat dibedakan atas dua: bahan baku dan bahan pembantu.
Bahan baku: bahan utama yang diproses atau diolah menjadi produksi jadi

Bahan baku yang dibutuhkan:

 Bahan baku untuk proses produksi


 Bahan baku setengah jadi

Bahan pembantu: bahan yang ditambahkan dan sifatnya hanya untuk melengkapi.

Bahan pembantu yang dibutuhkan:

 Bahan pembantu untuk proses produksi


 Bahan pengemas produk

Tujuan pengendalian persediaan adalah:

 Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan


 Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya
 Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya
 Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan

Kerugian jika persediaan bahan baku terlalu besar:

 Besarnya biaya penyimpanan yang ditanggung perusahaan


 Besarnya dana investasi yangb terserap pada persediaan bahan baku dapat menghambat alokasi
dana investasi di bidang lain.
 Resiko kerusakan lebih tinggi yang dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan bahan baku
 Kerugian bila penurunan harga bahan baku di pasaran

Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit:

 Kebutuhan proses produksi sering kurang


 Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan
kuantitas produk
 Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya.
 Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil

Untuk memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, wirausahawan dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut:

 Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya
 Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan.
 Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan cara penawaran umum
 Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan
 Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan
 Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi
 Menempatkan tenaga pengawas yang bertangggung jawab terhadap terlaksananya proses
produksi yang sesuai dengan program perusahaan.

Barang dagang dipajang dalam bentuk window display, interior display, dan eksterior display

Metode penilalaian persediaan bahan baku di toko/perusahaan

1)         Metode FIFO (first in first out)

Bahan baku yang lebih dulu ada dalam persediaan akan lebih dahulu digunakan dalam proses
produksi secara urut. Apabila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis
digunakan atau dijual, maka penggunaan/penjualan bahan berikutnya harganya akan didasarkan
pada harga beli berikutnya.

2)        Metode LIFO (last in first out)

Bahan yang terakhir dalam persediaan, justru akan lebih dahulu digunakan dalam proses
produksi/lebih dahulu dikeluarkan.

Mendeteksi barang dagangan:

 Buku pembelian: buku pembelian tunai, pembelian kredit, dan buku persediaan barang
 Buku penjualan: buku penjualan tunai dan kredit
 Perlengkapan lainnya: buku voucher untuk mencatat pembayaran hutang, faktur penjualan dan
nota, materai, kuitansi, dan surat jalan/pengantar barang
 Keamanan barang: a) check point/label elektronik, alat pengaman barang, b) kamera, alat
pengaman, c) cermin yang dipasang di berbagai sudut toko/perusahaan.
 Tanggung jawab: petugas/karyawan/staf pimpinan toko memegang peranan penting

Mengelola Sumber Daya Manusia

Prinsip pengelolaan sumber daya manusia:

 Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai asset atau kekayaan perusahaan yang
utama
 Tenaga kerja sebagai individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk berbakti pada
perusahaan dan masyarakat lingkungannya.
 Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan komitmennya pada pekerjaan
dan pada perusahaannya.
 Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan.
 Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerjasama sebagai suatu tim kerja untuk
mencapai kepentingan bersama.
 Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan atau peningkatan jaringan kerja
(networking)

Langkah-langkah pengelolaan SDM yang bekerja di dalam perusahaan:


 Menentukan kebutuhan pegawai/karyawan dan tujuan yang akan dicapai perusahaan
 Mengadakan observasi dan penelitian tentanng SDM
 Menyelesaikan masalah-masalah SDM di dalam perusahaan dengan menetapkan metode yang
diperkirakan ada frelevansinya dengan kperluan pengelolaan SDM yang berkualitas di dalam
perusahaan
 Berdasarkan hasil pemilihan dan hasil percobaan terhadap SDM sebagai pegawai/ karyawan di
dalam perusahaan, akan ditemukan metode-metode atau alternatif penyelesaian pengelolaan
SDM yang berkualita sebagai tenaga kerja di dalam perusahaan
 Metode-metode yang telah dipilih dan diuji, terus dievaluasi berdasarkna hasil pengalaman
wirausaha di dalam mengelola SDm di perusahaannya.
 Akhirnya, wirausaha melaksanakan metode pengelolaan SDM yang sudah ditentukan dengan
menetapkan pelaksana-pelaksana atau petugas yang ada di perusahaan.

Tahapan-tahapan dalam membuat pengelolaan SDM meliputi: ramalan, sasaran, kebijaksanaan,


program, faktor waktu, prosedur kerja, dan anggaran biaya.

Maksud dan tujuan pengelolaan SDM:

 Mendapatkan pegawai/karyawan dan membinanya dalam rangka mendayagunakan SDm yang


berkualitas didalam melaksanakan pekerjaannya
 Meningkatkan kreativitas, inovatif, prestatif, dan keterampilan kerja pegawai/karyawan di
dalam perusahaan milik wirausaha
 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang lebih baik, harmonis, dan serasi di antara para
pegawai/karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal

Pengembangan pengelolaan SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan / pendidikan


kepada karyawan agar mereka memperoleh kemampuan, ketrampilan, dan keahlian di dalam
melaksanakan pekerjaan.

Peranan pengelolaan SDM:

 Pelaksana proses pengembangan usaha/bisnis


 Kunci maju mundurnya kegiatan usaha/bisnis
 SDM yang produktif, inovatif, dan prestatif
 Perencana dan pengatur organisasi di dalam perusahaan milik wirausaha
 Modal dasar pengembangan usaha atau bisnis
 Dinamisator pengembangan dan kemajuan usaha atau bisnis
 Pengendali proses produksi yang efektif dan efisien
 Penggerak manajemen usaha/bisnis
 Adminstrator kepegawaian di dalam perusahaan milik wirausaha
 Generator ketenagakerjaan di dalam perusahaan milik wirausaha

Tujuan penilaian SDM yang berkualitas:

 Pertimbangan untuk tambahan gaji/upah/bonus


 Menilai aktivitas, kreativitas dan inovatif pegawai/karyawan dalam melaksanakan tugas
 Menilai kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai/karyawan dalam melaksanakan
tugas
 Pertimbangan untuk promosi pegawai/karyawan perusahaan

Parameter penilaian dan pengelolaan SDM:

 Kejujuran pegawai
 Tanggung jawab dalam bekerja
 Keandalan dan kemahiran
 Kualitas pekerjaan
 Inisiatif, inovatif, dan presentatif
 Pemanfaatan waktu dalam bekerja
 Sikap pegawai terhadap perusahaan
 Pengetahuan pegawai terhadap perusahaan
 Kerjasama pegawai di dalam perusahaan
 Kehadiran dan kerajinan pegawai bekerja di dalam perusahaan

Pelaksanaan Pengelolaan SDM:

1)      Latihan dan Pendidikan

Macam-macam latihan dan pendidikan:

 Latihan industri (industrion training): bertujuan membantu pegawai/karywan dalam


menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien.
 Latihan tugas (job training): bertujuan memberikan instruksi kepada pegawai/karyawan guna
melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam perusahaan
 Latihan supervisor (supervisor training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan tentang
bagaimana memeriksa dan mengawasi kegiatan pekerjaan dalam perusahaan
 Latihan manajemen (management training): bertujuan untuk melatih pegawai/karyawan yang
memangku suatu jabatan tertentu di dalam perusahaannya, misalnya untuk menjadi sekretaris
atau akuntan
 Latihan pengembangan pimpinan (executive development): bertujuan untuk pengembangan
pimpinan/manajer perusahaan milik wirausaha agar mereka memperoleh kemampuan
memimpin anak buanhnya dalam rangka pengembangan usaha

2)      Mutasi

Adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan
ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar.

Tujuan mutasi:

o Meningkatkan produktivitas kerja


o Mendayagunakan pegawai
o Mengembangkan kecakapan dan keterampilan pegawai
o Menin gkatkan tenaga kerja ahli pada unit-unit yang membutuhkan dalam perusahaan\
o Mengisi jabatan-jabatan yang belum terisi dalam perusahaan

Alasan perlu adanya mutasi:

o Menempatkan pegawai/karyawan yang tepat pada jabatan tertentu


o Meningkatkan prestasi kerja
o Menanamkan rasa senang dalam melaksanakan tugas/bekerja
o Menimbulkan rasa puas dalam bekerja
o Meningkatkan ilmu pengetahuan dan kecakapan pegawai
o Menghilangkan rasa jenuh atau bosan dalam bekerja

3)      Promosi

Adalah: kenaikan jabatan yang lebih tinggi, baik kekuasaan maupun tanggungjawab seorang 
pegawai/karyawan dalam suatu struktur organisasi di perusahaan

Tujuan diadakannya promosi:

o Dapat meningkatkan semangat kerja


o Merupakan suatu penghargaan terhadap pegawai/karyawan yang cukup
membanggakan
o Dapat menjamin stabilitas kepegawaian di dalam perusahaan
o Menanamkan rasa kepuasan di dalam bekerja
o Meningkatkan produktivitas
o Menambah harga diri yang kuat pada waktu bekerja
o Dapat meningkatkan kegairahan didalam bekerja
o Adanya motivasi ke arah prestasi para pegawai/karyawan

Manfaat evaluasi SDM melalui promosi sbb:

o Alat motivasi SDM


o Alat memperbaiki kesalahan pada waktu bekerja
o Alat untuk meningkatkan SDM dalam hal kecakapan, keterampilan, dan kemampuannya
dalam bekerja

Mengelola proses produksi

 Proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi (man, money,
material, method) untuk menghasilkan suatu produk.

Karakterisitik proses produksi:

=Dilihat dari proses produksi=

 Produksi langsung, meliputi:


o Produksi primer: produksi dari alam langsung, ex: perikanan, pertambangan, dsb.
o Produksi sekunder: proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang sudah
ada, ex: kayu untuk membangun rumah, jembatan,dsb.
 Produksi tidak langsung, yaitu; proses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau
produk dalam bentuk jasa, ex; kesehatan oleh dokter, perbaikan kendaraan oleh montir,dsb.

=Dilihat dari sifat proses produksi=

 Proses ekstraktif, yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam
 Proses analitik, yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang menjadi
bermacam-macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya.
 Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa  bentuk produk baru
 Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk, 
atau sering disebut proses perakitan.

=Dilihat dari jangka waktu produksi=

 Proses terus menerus, yaitu proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi untuk
mengahasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh musim
atau cuaca dan waktu. Sifat produknya beberapa jenis dan diproduksi dalam skala besar.
 Proses secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang kegiatan produksinya berjalan tidak
setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal, misalkan produksi berdasarkan pesanan, prosukdi
berdasarkan musim tertentu,dsb.

Sebelum melakukan kegiatan produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana prosuk dan
produksinya, terkait denngan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu:

1)      What, barang apa yang akan dihasilkan?

2)      How, bagaimana cara produksinya dan

3)      How much, berapa banyak yang akan dihasilkan

Perbedaan perencanaan produk dan perencanaan produksi:

Aspek Perencanaan produk Perencanaan produksi


Sasaran Rencana tentang apa (what) dan berapa Rencana tentang apa dan berapa banyak yang
banyak (how much) yang dapat diproduksi akan diproduksi perusahaan untuk
perusahaan. waktu/proses produksi tertentu.

Waktu Jangka waktu penggunaan bersifat jangka Jangka waktu biasanya untuk satu tahun
panjang. berjalan, dan biasanya ada perubahan tiap
bulan.

Manfaa Berguna untuk menyusun layout pabrik, Berguna antara lain untuk menyusun schedule
t lingkungan kerja serta perekrutan tenaga produksi, menghitung kebutuhan bahan utama
kerja. dan bahan penolong, dan upah tenaga kerja.

Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan harus


mempertimbnagkan hal-hal berikut:

 Jumlah kebutuhan produksi per produk untuk jangka waktu tertentu


 Kebijakan persediaan terhadap jumlah persediaan bahan baku/penolong, bahan setengah jadi
dan bahan jadi.
 Kebijakan kapasitas mesin/ kapasitas produksi.
 Tersedianya fasilitas produksi yang memadai.
 Tersedianya bahan baklu, bahan penolong dna tenaga kerja.
 Jumlah produksi yang ekonomis.
 Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu.
 Skala produksi dan karakteristik proses produksi.
 Dana lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi.

Aspek produksi lain yang harus diperhatikan:

 Lokasi produksi, yang paling efisien dan strategis baik bagi perusahaan/wirausaha dan
konsumen/pelanggan
 Volume operasi, prediksi kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan.
 Mesin dan peralattan, yang sesuai dengan kemajuan teknologi produksi saat ini, dimana
kapasitas produksi disesuaikan dengan luas produksi (tidak over kapasitas)
 Bahan baku dan bahan penolong dalam jumlah yang cukup.
 Tenaga kerja, seimbang dengan tingkat produksi.
 Tata letak/layout, harus tepat sehingga mengurangi kesalahan selama proses produksi
berlangsung.

Sistem pengendalian produksi:

 Pengendalian proses produksi, menetapkan jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi pada
periode mendatang, teknik penyelesesaian proses produksi, waktu dimulainya proses produksi,
dan waktu penyelesaian proses produksi.
 Pengendalian bahan baku, kecukupan bahan baku untuk kelancaran kegiatan proses produksi,
tidak boleh kosong, sangat sedikit atau terlalu banyak.
 Pengendalian tenaga kerja, keseimbangan antara pekerja dengan kebutuhan proses produksi,
baik dari segi jumlah, waktu kerja dan keahliannya.
 Pengendalian biaya produksi, dengan menggunakan acuan BEP dan biaya yang relevan, sehingga
tidak ada over cost.
 Pengendalian kualitas produk, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
 Pengendalian pemeliharaan, mengacu pada sarana, prasaran dan fasilitas proses produksi yang
baik dan teratur demi kelancaran proses produksi.

Pengendalian mutu produk


Unsur-unsur yang harus tersedia dalam pengendalian mutu produk, yaitu petugas pengawas
produk, alat-alat standar untuk mengukur mutu produk, tempat-tempat produk yang perlu
diawasi dan batas penyimpanan produk.

Tujuan pengendalian produk:

 Pengawasan terhadap bahan-bahan yang masuk ke pabrik


 Pengawasan terhadap tingkat kegiatan proses produksi
 Pengawasan terhadap produk yang sudah selesai sebelum dipasarkan
 Tes-tes produk dari konsumen
 Penyelidikan sebab-sebab kesalahan yang timbul selama proses produksi

Mengelola keuangan

Hal-hal yang wajib dipertimbangkan dalam mengelola keuangan:

 Membuat pembukuan yang teratur dan tertib, mencatat semua yang masuk dan keluar dengan
rincian yang jelas tentang jumlah, asalnya, tujuannya, tanggalnya dan keterangan lainnya.
 Memeriksa keabsahan semua bukti pembayaran
 Memeriksa harta pribadi dan keuangan perusahaan
 Menentukan gaji para tenaga kerja, termasuk pemilik sendiri
 Membuat anggaran untuk tepat aspek keuangan dan membandingkan realisasinya
 Menggunakan jasa bank dengan sebaik-baiknya.

Pengelolaan keuangan yang baik dengan penyelenggaraan administrasi yang tertib, akan
memberikan informasi:

 Jumlah laba yang diperoleh


 Posisi harta, utang dan modal perusahaan
 Kegiatan perusahaan seperti penjualan, pemasaran, utang, piutang, persediaan barang
dagangan.
 Laporan pajak, laporan penghasilan,dsb.

Aspek-aspek pengelolaan keuangan:

1)      Mengelola modal kerja

Modal kerja adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan penghasilan
langsung (current income) sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada suatu periode
tertentu.

2)      Mengelola piutang

Biasanya memberikan piutang jauh lebih mudah daripada penagihannya, oleh karena itu
perusahaan harus pandai dalam membuat kebijakan agar piutang cepat terbayar. Misalnya, jika
saat belum melunasi piutang-piutangnya maka pelanggan tidak dapat diberi piutang lagi.
3)      Mengelola kas

Setiap perusahaan selalu membutuhkan uang tunai (kas) untuk menjalankan usahanya. Kas
tersebut digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari seperti pembelian bahan baku, upah
pegawai, pembayaran utang.

Komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan keuangan:

 Kebutuhan dana, yaitu keseluruhan kebutuhan dana yang harus dipenuhi guna mendukung
kelancaran kegiatan usaha, misalkan dana untuk aktiva tetap, modal kerja, pembiayaan
awal,dsb.
 Sumber dana, dari mana dana itu diperoleh juga harus diperhatikan. Hal ini untuk menjaga agar
kondisi neraca tetap dalam keadaan sehat, yaitu perbandingan antara kewajiban dengan modal
yang tidak terlalu jauh. Sumber dana dapat diperoleh dari sumber internal dan eksternal.
 Proyeksi neraca, perlu dperhatikan bagaimana kondisi keuangan perusahaan, hal ini untuk
mengetahui kekayaan perusahaan dan kondisi  keuuangan yang lain yang sangat berpengaruh
terhadap kegiatan usaha secara keseluruhan, misalnya kondisi saldo aktiva lancar, aktiva tetap, 
kewajiban jangka pendek, dan jangka panjang, kekayaan bersih dsb.
 Proyeksi laba rugi, sangat penting dalam memperkirakan kondisi laba rugi perusahaan pada
masa yang akan datang. Kompenen dalam proyeksi ini meliputi proyeksi penjualan, proyeksi
biaya, proyeksi keuntungan, dsb.
 Proyeksi arus kas, meliputi arus kas masuk, kondisi arus kas keluar dan kondisi arus kas masuk
bersih dalam satu periode produksi atau usaha.

Langkah-langkah pengelolaan keuangan usaha:

1. Menetapkan tujuan pengelolaan keuangan usaha


2. Menetapkan tingkat dan target efisiensi usaha
3. Mengembangkan pengelolaan keuangan usaha secara menyeluruh untuk memberikan peta
peluang usaha pada masa mendatang
4. Mengevaluasi fakta dan data angka keuangan usaha
5. Mengevaluasi strategi kemajuan dan pengembangan pengelolaan keuangan usaha
6. Memeriksa kebenaran pengelolaan keuangan usaha dan merevisi jika ada kesalahan dan
peyimpangan
7. Mendokumenatasikan data-data dan fakta pengelolaan keuangan usaha

Mengelola administrasi

Merupakan kegiatan bersama yang terdapat disetiap perusahaan. Untuk mengetahui hal-hal yang
perlu dicatat harus ditelusuri semua kegiatan usaha, kemudian dikelompokkan menurut jenis
kegiatannya.

Kategori pengelolaan administrasi


Administrasi pengelolaan persediaan 1. Kartu barang
2. Metode pengelolaan barang
3. Buku inventaris pengelolaan barang
4. Metode penyimpanan barang
5. Tempat penyimpanan barang

Administrasi pembukuan 1. Buku untuk mencatat transaksi harian


2. Buku jurnal
3. Buku besar
4. Buku neraca (neraca saldo, lajur, dan
perubahan modal
5. Laporan laba-rugi

Sistem pembukuan dan administrasi perkantoran 1. Sistem pencatatan surat menyurat


2. Data kepegawaian
3. Peraturan perusahaan
4. AD/ART

Sistem penunjang produksi 1. Buku inventaris peralatan dan perlengkapan


produksi
2. Buku pengelolaan, pengawasan, dan
perawatan peralatan produksi
3. Buku laporan produksi umum

Administrasi pembukaan usaha

Sistem pembukuan ada dua metode:

1)      System cash basis (dasar tunai)

Yaitu sistem pembukuan yang mendasarkan pada transaksi tunai dan kas untuk menentukan
pengakuan pendapatan, beban, atau biaya.

Penhasilan neto dihitung dari jumlah penerimaan kas dari penghasilan bruto dikurangi dengan
jumlah pengeluaran kas untuk beban. Sistem akuntasi ini pembukuannya sangat sederhana dan
banyak digunakan oleh para pengusaha kecil yang memiliki transaksi tidak terlalu banyak dan
kompleks.

2)      System accrual basis (dasar himpun)

Yaitu sistem pembukuan yang mendasarkan pada pengakuan pendapatan dan beban atau biaya
sesuai periode atau tahun, artinya untuk menentukan laba usaha dengan cara menghitung semua
pendapatan pada periode tertentu dikurangi dengan semua beban atau biaya pada periode yang
bersangkutan.

Dalam sistem pembukuan ini semua prosedur dan teknik akuntansi dilaksanakan secara lengkap
berdasarkan prinsip dan prosedur akuntansi.

Memasarkan produk
 Pemasaran adalah serangkaian kegiatana manusia yang ditujukan untuk memperlancar serta
menyempurnakan pertukaran (Philip Kotler)

Pentingnya pemasaran produk:

1. Menganalisis situasi lingkungan dan peluang pasar


2. Menetapkan strategi pemasaran produk/jasa
3. Mengembangkan sasaran pemasaran produk/jasa
4. Menciptakan taktik/tindakan pelaksanaan pemasaran produk.

Tujuan pemasaran produk:

1. Membawa kearah peningkatan koordinasi dalam pemasaran produk


2. Menetapkan standar prestasi untuk mengukur hasil pemasaran produk
3. Memberikan dasar yang logis untuk pengambilan keputusan dalam pemasaran produk.
4. Meningkatkan kemampuan untuk menhadapi perubahan-perubahan dalam pemasaran produk.
5. Memberikan pendekatan yang teratur bagi usaha, a.l:

o Pengendalian di dalam usaha-usaha kegiatan pemasaran produk


o Menjamin keserasian antara bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan
o Menyelaraskan kegiatan pemasaran produk
o Menggunakan cara-cara berusaha dalam bidang pemasaran produk secara optimal.

Strategi pemasaran produk:

Salah satu strategi pemasaran produk adalah marketing mix, yaitu kombinasi empat variabel
yang terdiri dari produk, tempat, harga, promosi.

 Strategi produk, mencakup masalah bentuk penawaran secara fisik, merk, pembungkus, garansi,
dan servis setelah penjualan.

Dapat dilakukan dengan cara:

o Penetrasi pasar, strategi pemasaran untuk tetap bertahan pada produk semula, tetapi
penjualannya diperbanyak
o Pengembangan produk, melakukan pembaharuan produk/memproduksi produk baru,
akan tetapi dipasarkan pada pasar yang sama.
o Perluasan pasar, produk yang sama tetapi pasarnya diperluas.
o Diversifikasi, dengan cara membuat produk baru dan pasar baru.

 Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang


dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain
channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
 Strategi harga, mencakup pertimbangan biaya,keuntungan, praktik persaingan, dan perubahan
keinginan pasar.
 Strategi promosi, mencakup periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
Teknik pemasaran produk:

 Pemasaran langsung, langsung dari produsen ke konsumen, ex; produk kerajinan rumah tangga
dan produk home industri.
 Pemasaran tidak langsung, pemasaran melalui perantara, ex; agen, pedagang besar, pedagang
kecil, pedagang eceran, baru ke tangan konsumen.
 Pemasaran semi langsung, hanya menggunakan satu perantara, yaitu menggunakan saluran
pedagang eceran.

Ruang lingkup riset pemasaran:

Riset pasar

1. Mengukur potensi pasar


2. Menganalisis pasar
3. Menyelidiki karakteristik pasar
4. Menganalisis besarnya penjualan
5. Memperkirakan besarnya permintaan akan produk baru
6. Penelitian potensi dari tiap-tiap daerah penjualan.

Riset barang

1. Meneliti barang-barang saingan


2. Menyelidiki barang-barang yang ada
3. Meneliti desain dan karakteristik pembungkusan
4. Menyelidiki product mix
5. Mengadakan penilaian dan pengujian pasar terhadap barang baru.

Riset penjualan

1. Penetapan dan kemungkinan perubahan daerah penjualan


2. Penelitian metode-metode penjualan yang ada
3. Membuat ramalan penjualan
4. Menganalisis kegiatan para penjual beserta kompensasinya
5. Meneliti saluran distribusi.

Riset ekonomi perusahaan

1. Melakukan peramalan jangka pendek dan jangka panjang


2. Menyelidiki perkembangan perusahaan
3. Menyelidiki kebijaksanaan gudang dan lokasi pabrik
4. Menyelidiki ekspor dan kegiatan internasional
5. Menyelidiki kegiatan karyawan perusahaan.

Pelaksanaan pemasaran produk:


Pedagang eceran
Ukuran penentuan keberhasilan wirausaha sebagai pengelola usaha di bidang pembuatan produk,
yaitu produknya dapat dijual, laku, meningkatkan pemasaran, dan mendapatkan keuntungan.

Usaha jasa

1. Menyebarkan pamflet untuk memberi informasi tentang jasa yang ditawarkan


2. Memasang papan merk yang mencolok, menarik, dan dapat dibaca dari kejauhan.
3. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni
4. Melayani konsumen dengan menyenangkan
5. Mengadakan demonstrasi dengan cara pembuatan bidang usaha jasa
6. Memberi hadiah khusus bagi pembeli
7. Mengirimkan kartu lebaran/tahun baru kepada para pelanggan yang diketahui alamatnya.
8. Memberi potongan harga khusus bagi pelanggannya

Usaha pembuatan produk

1. Membuat produk yang berkualitas, bermanfaat,dan disenangi oleh pelanggan


2. Menentukan siapa saja, berapa jumlah dan dimana calon pembeli produk
3. Menyelidiki bagaimana perkembangan dan pergeseran selera/minat konsumen terhadap
produk
4. Menyelidiki siapa dan berapa serta dimana pesaing dan calon pesaing, dan apa kelebihan dan
kelemahan pesaing di usaha yang sama
5. Mengetahui kemampuan perusahaan, apakah mengikuti perkembangan teknologi atau tidak
dan kemampuan karyawan dalam produksi
6. Mengetahui perkembangan proses pembuatan produk
7. Menyelidiki bagaimana pembungkusan produk selama ini, apaka sudah aman, menarik dan
harganya relatif ringan.
8. Menyelidiki bagaimana kerja sama antara perusahaan dan penyalur selama ini, apakah lancar
atau tidak.

Bentuk lain strategi pemasaran, a.l:

 Metode pusat pengaruh, yaitu menggunakan orang yang berpengaruh seperti pejabat
pemerintahan atau ketua organisasi profesi, yang menjadi pusat pengaruh yang dapat
dimanfaatkan oleh wiraniaga dalam menjual produk dan jasa.
 Metode spotter (hubungan antar teman), yaitu menggunakan orang yang dikenal sebagai teman
dan menjadikan mereka sebagai sumber informasi, meskipun bukan sebagai pusat pengaruh
 Metode mata rantai, merupakan petunjuk dari pembeli yang puas dengan produk atau jasa yang
dibeli dari suatu perusahaan melalui pelayanan wiraniaga.
 Metode observasi, yaitu memperoleh prospek melalui observasi, misalnya dengan melakukan
pengamatan pada surat kabar lokal.

Note:

atau bisa di download lewat link berikut:


Menerapkan Fungsi Manajemen POAC

Anda mungkin juga menyukai