Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk siswa dan oleh siswa untuk guru untuk
mengekspresikan kesan konstruksif, pesan, harapan, dan kritik terhadap proses pembelajaran.
Melalui refleksi diperoleh informasi positif tentang bagaimana guru dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, serta bahan observer untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar dicapai. Selain
itu kegiatan ini dapat membawa kepuasaan siswa.
Sebelum masuk ke sekolah dasar, anak belajar bahasa melalui komunitasnya, yaitu keluarga, teman, media
radio atau televisi, dan lingkungannya.
Anak-anak itu belajar dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi diajari secara khusus.
Mereka belajar bahasa melalui pola berikut.
Tanpa sadar ternyata anak melakukan strategi dalam belajar satu bahasa di
antaranya adalah
(a) Mengingat. Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar
bahasa atau belajar apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat
dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar, dan
melihat sesuatu, memori anak merekamnya.
(b) Meniru. Dalam belajar bahasa anak menggunakan strategi peniruan. Peniruan di
sini bisa berarti mencontoh secara kreatif arau menginspirasi.
(c) Mengalami Langsung. Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa
pertamanya adalah mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang
nyata.
(d) Bermain. Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan
kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain kadang si anak berperan sebagai orang
dewasa; sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan. Tanpa
disadari, mereka sedang bermain drama, sekaligus berlatih berbicara dan menyimak.
Teori Neurofungsional
Teori ini menyatakan adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf .Dua daerah
otak yaitu belahan otak kanan (daerah Wernickle) dan belahan otak kiri (daerah Brocka),
menentukan pemerolehan B2. Dalam kaitannya dengan pemerolehan B2, fokus teori ini
berkenaan dengan perbedaan usia (pada usia kritis otak berasda pada kesiapan sempurna
untuk belajar bahasa), fosilisasi ( aspek bahsa yang telah terkuasai bertahun-tahun hingga
usia dewasa menjadai unsur kompetensi yang otomatis dan memfosil atau menetap secara
permanen), ujaran terpola, dan pola latihan di kelas dalam mempelajari B2.
Pemerolehan B2 dapat diterangkan menurut fungsi syaraf dengan memperhatikan dua hal.
Pertama, fungsi syaraf yang mana yang digunakan untuk berkomunukasi. Kedua, tingatan
mana dalam system syaraf tersebut yang dilibatkan
Piaget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek, dan bukan pula sebagai
tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya dalam diri individu. Pengetahuan
sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi
antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara pikiran dengan
objek. Secara teoritik perkembangan kognitif mencakup tiga proses mental yakni assimilation,
accomodation, dan equilibration. Yang dimaksud dengan assimilation atau asimilasi adalah integrasi
data baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dalam pikiran. Contohnya, ketika kita melihat
benda asing berupa pesawat terbang, proses mental yang terjadi adalah mencari apakah konsep
benda asing itu ada dalam pikiran kita dengan bertanya “ini benda apa ya?”. Sementara itu
accomodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif dengan situasi
baru. Contohnya, bila ternyata konsep benda asing itu belum ada dalam pikiran kita, kemudian kita
mencoba mencari tahu apa sesungguhnya pesawat terbang. Dengan menggunakan konsep lain yang
sudah ada di dalam pikiran kita, misalnya layang-layang, dan lain-lain kemudian kita mencoba
membangun pengertian baru tentang konsep pesawat terbang. Dengan begitu kita mendapatkan
pengetahuan baru tentang konsep pesawat terbang. Sedangkan equilibration atau ekuilibrasi adalah
proses penyesuaian yang sinambung antara asimilasi dan akomodasi. Contohnya, jika suatu waktu
ada benda asing lain yang pada dasarnya mirip dengan pesawat terbang dalam pikiran kita akan
terjadi proses adaptasi untuk memahami benda asing itu sampai kita mendapatkan pengertian yang
utuh dan pada akhirnya kita mengerti konsep pesawat terbang secara umum. Anak usia SD/MI berada
dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional sampai Konkret. Pada usia ini anak memerlukan
bimbingan sistematis dan sistemik guna membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, peran
pendidikan di SD/MI sangatlah strategis bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak.
Pendidikan di Era Orde Lama Penetapan program Panca Wardana dan Sapta Usaha Tama
sebagai dasar kebijakan pendidikan nasional berdasarkan Manipol Usdek.
Pendidikan di Era Orde Baru Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
lahir ketika Fuad Hasan menjabat sebagai menteri. Usaha pembangunan terencana dalam Pelita
I sampai Pelita II, III dan seterusnya telah dilancarkan oleh pemerintahan Orde Baru dengan
tokoh-tokoh teknorat dalam pucuk pimpinan pemerintahan. Rencana pendidikan dalam Pelita I
ini dapat dikembangkan menurut satu rencana dan menyesuaikan keuangan Negara. Harga
minyak tanah yang melonjak naik pada masa orde baru ini berakibat pada keuangan Negara
yang membengkak. Hal ini menjadi penyebab di dirikannya SD Inpres (Instruksi Presiden)
mengangkat guru-guru dan mencetak buku pelajaran. Hasil dari Pelita I dalam bidang
pendidikan yaitu telah ditatar lebih dari 10.000 orang guru. Enam puluh tiga koma lima juta buku
SD kelas I telah dibagikan, 6000 gedung SD dibangun, 57.740 orang guru terutama guru SD
diangkat, serta 5 Proyek Pusat Latihan Teknik yaitu di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan
Ujung Pandang telah dibangun.
Di Era Reformasi yakni setelah tahun 1998, lahir kurikulum berbasis kompetensi baik tahun
2004, 2006, maupun 2013. Kurikulum 1994 digunakan pada masa pemerintahan Habibie telah
mengalami penyempurnaan pada masa pemerintahan Gus Dur. Pendidikan pada masa
pemerintahan Megawati mengalami perubahan tatanan, antara lain:
Setelah jabatan Megawati turun dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, UU No.
20/2003 masih berlaku ditambah dengan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Setelah
penetapan UU tersebut disusul dengan pergantian Kurikulum KBK menjadi KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) berdasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan serta silabus