Nim: 18037141066
PHBS
Definisi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di kesehatan
dan berperan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Manfaat PHBS
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
PHBS diberbagai tatanan
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan
kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih
serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan
yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu
yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa
kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya
dan melakukannya.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca
persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi
ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu
yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan
penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi
balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan
perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika
kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang
digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan
sederhana.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan
mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain
hepatitis B, HIV/AIDS.
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal
seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara
memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah
bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah
didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat
terpenuhi.
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan
kekuatan otot dan menyehatkan badan.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain
diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu
penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber
polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan
kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa
menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan
tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap
penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes,
stroke dan hipertensi.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit
penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan,
katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti
menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak
mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak mengundang datangnya
serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri,
thypus, cacingan dll.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial
lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapi
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat
umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari
meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum
4. tidak merokok,
Strategi PHBS
a. Gerakan Pemberdayaan
b. Bina Suasana
1) Pendekatan individu
2) Pendekatan kelompok
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintah dan menyandang dana pemerintah.
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecah
masalah
Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009),
ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan PHBS, yaitu:
Faktor ini mencangkup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap PHBS. Di mana
faktor ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi
bagi tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat
sosial ekonomi
Faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi anak-anak. Misalnya, air bersih, tempat pembuangan sampah jamban, ketersediaan
makanan bergizi dan sebagainya.
Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya PHBS.
Latar Belakang
Dasar Hukum
O Kep. Bersama Mendiknas No. 2/2003, Menkes No. 1068/2003, Menag. No. 230-
B/2003 dan Mendagri No. 4415-404/2003 Tentang Tim Pembina UKS
O Surat Mendagri kepada Gub, Bupati, Walikota No. 441.5/1650/SJ tgl 28 April 2010,
Perihal Pembinaan dan Pengembangan UKS di Daerah.
Definisi
UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah dan lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang
pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga dilaksanakan oleh masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utamanya.
Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penarangan agar anak tahu
bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008).
Tujuan UKS
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta
didik maupun warga sekolah serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
a. Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup
sehat dan teratur.
b. Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Peserta didik dapat memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
d. Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat
kesehatan.
e. Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat dal
kehidupan sehari-hari.
f. Peserta didik mendapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan
berat badan yang seimbang.
h. Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i. Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang
optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
Ruang Lingkup
Kegiatan umum UKS disebut dengan Trias UKS, yang terdiri dari :
1. Pendidikan kesehatan
- Kegiatan Intrakurikuler
Memasukkan materi kesehatan dlm jam pelajaran & sesuai
kurikulum yg berlaku (Biologi, Agama, Penjas Orkes, BP) atau
melalui muatan lokal
Materi : pertolongan pertama, pengenalan & pencegahan penyakit,
IMS, Napza, Gizi, Kespro, PKHS
- Kegiatan Ekstrakurikuler
Diluar jam pelajaran, didlm sekolah & diluar sekolah:
- Melibatkan warga sekolah & nakes (kegiatan dokcil, KKR,
- pramuka, diskusi, mading, kerjabakti, lomba2 ttg kesehatan)
- Memanfaatkan Masa Orientasi Siswa (sasaran siswa baru)
- Bimbingan & penyuluhan kesehatan
- Perilaku gaya hidup sehat
2. Pelayanan kesehatan
- Kegiatan Promotif
-Penyuluhan & pembinaan sarana
-keteladanan (gizi, kesling)
-Pembinaan personal hygiene
-Peningkatan kebugaran jasmani
-Mengembangkan peran aktif siswa
- Kegiatan Preventif
-Pemeliharaan personal hygiene
- Penjaringan kesehatan
-Pemeriksaan kesehatan berkala
-Observasi perilaku
-Konseling Kesehatan Remaja
Dokter
Perawat
Bidan
Ahli Gizi
Ahli Kesling, promkes dll.
Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat
pembuangan tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah
Pengawasan kantin sekolah
Pengawasan bangunan sekolah yang sehat
Pengawasan binatang serangga dan pengerat yang ada di lingkungan sekolah
Pengawasan terhadap pencemaran lingkungan tanah, air dan udara disekitar
sekolah.
Kegiatan UKS
1. Pemeriksaan kes, meliputi gigi dan mulut, mata telinga dan tenggerokan, kulit dan
rambut, dsb.
2. Pemeriksaan perkembangan kecerdasan
3. Pemberian imunisasi
5. Pengobatan sederhana
6. Pertolongan pertama
Sasaran UKS
a. Taman kanak-kanak
b. Pendidikan dasar
c. Pendidikan menengah
d. Pendidikan kejuruan
e. Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III, VI karena
pada kelas I merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari
pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar
karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan.
Disamping itu, pada saat ini adalah waktu yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan,
dan dikelas I inilah dilakukan penjaringan untuk mendeteksi adanya kelainan yang mungkin
timbul sehingga mempermudah pengawasan ke jenjang berikutnya.Kelas III, dilaksanakan
untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas 1 dahulu dan langkah-langkah
selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS.Kelas VI dalam rangka
mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga
memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.
1. Berikut ini adalah komponen yang terlibat dalam pelaksanaan UKS, antara lain:
a. Guru UKS
b. Peserta didik
Prinsip-Prinsip Pengelolaan
1) Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta didik, karyawan sekolah.
2) Masyarakat diluar sekolah, orangtua muridyang bernaung dibawah Badan
Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3).
c. Melaksanakan rujukan adalah untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak dapat
diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan yaitu puskesmas atau rumah sakit.
d. Kolaborasi tim, karena UKS merupakan kegiatan yang melibatkan kerjasama lintas
sektoral, maka diperlukan kerja sama tim yang baik dan terorganisasi, dan tiap-tiap instansi
mempunyai uraian tugas yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam
melaksanakan kegiatannya[U8] .
Konseling Remaja
Penyalahgunaan NAPZA
Pengertian Konseling
KONSELING
adalah proses pemberian bantuan dari seorang konselor kepada seorang atau
sekelompok orang (klien) agar dapat memahami masalahnya dan mengambil keputusan
dalam menyelesaikan masalah tersebut.
KONSELOR
KLIEN
Definisi Konseling
Baruth dan Robinson (1987); konseling berasal dari bahasa latin yaitu counsilium
“bicara bersama”, mengandung arti orang-orang berkumpul untuk mendapatkan pengertian
masalahnya.
Hackney and Cormier (1979); konseling adalah hubungan membantu, terdiri dari :
orang yang mencari bantuan; ada orang yang mau membantu dan orang tersebut terlatih; serta
dalam setting yang memungkinkan untuk proses saling menerima dan memberi.
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, bukan
masa transisi yang selama ini digaung-gaungkan. Karena mereka dicap telah mengalami
kegamangan, akibatnya, sebagian remaja yang sewaktu kanak-kanak telah di didik dengan
baik oleh orang tuanya merasa perlu mencari identitas baru, identitas yang berbeda dari yang
mereka miliki sebelumnya.
Masa remaja merupakan masa yang bergejolak. Pada masa ini suasana hati (Mood)
biasa berubah-ubah dengan sangat cepat. Masa remaja disebut juga dengan masa untuk
menemukan identitas diri. Usaha pencarian identitas pun banyak dilakukan dengan
menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika seorang remaja
gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau Identity
Confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang menggambarkan
keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan
belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Dia sering merasa tertekan dan muram atau justru menjadi individu yang
perilakunya cenderung agresif. Pertengkaran dan perkelahian sering kali terjadi akibat dari
ketidak stabilan emosinya.
Seorang konselor harus bisa mengarahkan kepada hal-hal yang positif serta menjadi
remaja yang bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka, sehingga mereka akan tumbuh
kematangan kejiwaannya, kedewasaan dalam berfikir dan bertingkah laku sehingga menjadi
remaja yang tangguh dalam menghadapi berbagai problematika yang dialaminya dan
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
a. Mereka harus diingatkan pada fitrah keislamannya. Tingkatkan keimanan mereka, buat
mereka nyaman berIslam, bersentuhan langsung dengan nilai-nilai kebenaran yang
terkandung dalam Islam dan buat mereka patuh terhadap kewajiban sebagai seorang muslim.
b. Bantu remaja untuk mengerti perubahan-perubahan yang dialaminya. Hormon-hormon
baru yang mereka miliki menghasilkan dorongan-dorongan fisik yang harus mereka kelola.
Konselor dapat membantu mereka untuk menumbuhkan kendali diri (self control) yang
Islami. Ajarkan mereka tentang kaidah-kaidah keagamaan, seperti wudlu dapat menurunkan
kemarahan dan meredam emosi, shalat bisa mencegah mereka dari perbuatan keji, dan puasa
dapat mematangkan emosi dan menumbuhkan kemandirian mereka. Dorong mereka untuk
selalu menjaga kesehatan, menggapai prestasi, sehingga mereka mampu membuat bangga di
lingkungannya.
c. Dekatkan mereka pada Al-Qur’an. Buat mereka nyaman dan gemar berinteraksi dengan
Al-Qur’an agar terbiasa dan akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik bagi remaja. Karena
kedekatan seorang remaja dengan Al-Qur’an akan menjaga mereka dari berbagai pengaruh
buruk atau negatif.
d. Tumbuhkan Muraqabah mereka pada Allah. Ingatkan mereka untuk takut pada Allah dan
pengawasannya yang tiada henti, tanamkan rasa malu dan ajarkan tentang akhlak terhadap
diri sendiri.
Tujuan Konseling
Manfaat Konseling
Timbulnya pemahaman dan pengertian diri sehingga menemukan jalan keluar bagi
dirinya dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
Remaja mencapai perkembangan yang optimal, baik secara akademis, psikologis dan
sosial
Teknik Konseling
Komunikasi Terapeutik
-Menganggukkan kepala dan mengatakan “Ya, saya mengerti” sehingga klien tahu
bahwa anda mendengarkan
a. Perhatian secara nonverbal à biarkan PS bercerita hal yg mereka anggap penting dan
tunjukkan bahwa anda tertarik
b. Fasilitasi à komentar spt “Bisa anda cerita lb lanjut ttg itu” akan menolong PS
memusatkan pada ceritanya
c. Menyimpulkan à misalnya: “Jadi anda meng-alami sedih sejak 3 minggu ini, sulit
tidur dan berat badan turun”. Hal ini membuat PS merasa anda mendengarkan dan dia
dpt mengoreksi kesalahan
d. Klarifikasi à untuk menyimpulkan dan menghu-bungkan satu sama lain. Misalnya
“jadi anda merasa sedih dan susah tidur stl DO dari sekolah?
c. Empati
-Pada saat yg bersamaan konselor tetap memiliki jarak dg klien untuk menjaga agar
konselor tetap berada pd posisi sbg konselor
1. Greet-Salam
Untuk membangun hubungan dan mencairkan suasana agar klien merasa aman dan
nyaman dalam mengemukakan masalah.
2. Ask-Tanyakan
Untuk mengetahui secara medlm ttg perasaan, alasannya datang dan mengidentifikasi
masalah klien.
3. Tell-Ungkapkan
Untuk memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan klien remaja
4. Help-Bantu
Untuk diskusikan alternative pemecahan masalah serta konsekuensinya shg klien bisa
membuat keputusan
5. Eplain-Jelaskan
Untuk menjelaskan pd klien yg perlu dilakukan stl mengambil keputusan, termasuk
konsekuensinya
6. Return-Undang
Untuk mengevaluasi proses konseling dan membuka kesempatan bg klien untuk
tindak lanjut jika diperlukan
Beberapa Prinsip Konseling
1. Konselor memp. Sikap dan pandangan yg luas, fleksibel, tak memihak atau
berprasangka, bersikap optimis dan mampu jadi pendengar yg baik
2. Individu yg dihadapi memp. Kebutuhan; Biologis, psikologis dan sosial
9. Konselor berfungsi sbg cermin, jangan direktif dan memberi nasihat terlalu dini. Bl
ada penilaian moral, klien terancam
10. Tujuan: klien dpt membimbing diri sendiri dan pecahkan masalah
12. Bl klien meninggalkan konselor, ia harus merasa dimengerti, diterima, aman dan
penuh harapan akan dibantu