Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan
Pembelajaran PKN
Disusun oleh:
Kelompok 10 :
UNIVERSITAS PASUNDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran PKN
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran”. Penyusunan makalah dilakukan secara berkala oleh
penulis.
Sesuai dengan maksud dan tujuannya, makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana
Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Terimakasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
Bapak Asep Deni Normansyah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini karena telah
memberikan kami kesempatan untuk menyusun makalah ini. Pada kesempatan ini juga
perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua rekan-rekan yang selalu
semangat dan ambisius untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kami juga
masih dalam proses belajar, Maka dari itu sumbang saran dari semua pihak sangat kami
harapkan, mudah-mudahan karya ini bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………..
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Mekanisme Pembembangan Pembelajaran………………………………………..
B. Kebijakan Mendikbud Terbaru……………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam mengembangkan pembelajaran yang baik
seperti apa.
2. Mengetahui kebijakan mendikbud terbaru
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengembangan
aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan, sedangkan secara
metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik
secara teoritis maupun praktis.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menetapkan empat
program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi
1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
2) Ujian Nasional (UN),
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
4) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
“Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan
yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia,” demikian disampaikan Mendikbud pada peluncuran Empat Pokok
Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”, di Jakarta, Rabu (11/12).
1) Arah kebijakan baru penyelenggaraan USBN, kata Mendikbud, pada tahun 2020 akan
diterapkan dengan ujian yang diselenggarakan hanya oleh sekolah. Ujian tersebut dilakukan
untuk menilai kompetensi siswa yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk
penilaian lainnya yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok,
karya tulis, dan sebagainya). “Dengan itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil
belajar siswa. Anggaran USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru
dan sekolah, guna meningkatkan kualitas pembelajaran,” terang Mendikbud.
2) Selanjutnya, mengenai ujian UN, tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN untuk terakhir
kalinya. “Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa
(literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan
karakter,” jelas Mendikbud.
Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah jenjang sekolah
(misalnya kelas 4, 8, 11), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.
“Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan
TIMSS,” tutur Mendikbud.
4) Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud tetap menggunakan sistem
zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan
kualitas di berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50
persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan
untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. “Daerah
berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi,” ujar Mendikbud.
Mendikbud berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam memeratakan
akses dan kualitas pendidikan “Pemerataan akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi dengan
inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti redistribusi guru ke sekolah yang kekurangan
guru,” pesan Mendikbud.
Pada kesempatan ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi kepada Mendikbud atas gagasan
“Merdeka Belajar”. “Kami mendukung inisiatif Kemendikbud mengangkat gagasan tersebut.
Dengan kebijakan ini guru dapat lebih fokus pada pembelajaran siswa dan siswa pun bisa lebih
banyak belajar. Mari kita semua bersikap terbuka dan optimis dalam menyongsong perubahan
ini,” pungkas Menko PMK. *
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara materi,
artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan,
sedangkan secara metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan
strategi pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis.
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
e) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional.
f) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
g) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan konsep materi
pembelajaran.
h) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan
siswa dan materi.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/8356/2/BAB1%20-08303249050.pdf
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/mendikbud-tetapkan-empat-pokok-kebijakan-
pendidikan-merdeka-belajar
https://www.dadangjsn.com/2015/06/langkah-langkah-cara-mengembangkan.html