Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan
Pembelajaran PKN

Asep Deni Normansyah, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 10 :

1. Aji Alzena (NPM175010004)


2. Syarifanisya Alie (NPM 175010013)
3. Virgia Anisa L. (NPM 175010035)
4. Anggun Purnama (NPM 175010038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran PKN
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran”. Penyusunan makalah dilakukan secara berkala oleh
penulis.

Sesuai dengan maksud dan tujuannya, makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana
Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Terimakasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
Bapak Asep Deni Normansyah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini karena telah
memberikan kami kesempatan untuk menyusun makalah ini. Pada kesempatan ini juga
perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua rekan-rekan yang selalu
semangat dan ambisius untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena kami juga
masih dalam proses belajar, Maka dari itu sumbang saran dari semua pihak sangat kami
harapkan, mudah-mudahan karya ini bermanfaat.

Bandung, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………..
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Mekanisme Pembembangan Pembelajaran………………………………………..
B. Kebijakan Mendikbud Terbaru……………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tidak terlepas dari perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran
adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, serangkaian perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan
seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas (Suhardi, 2007:24). Faktor-faktor
keberhasilan pembelajaran kimia meliputi guru, murid, buku-buku penunjang, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), handout, powerpoint,
silabus, standar kompetensi dan kompentensi dasar. Proses belajar mengajar juga tidak
terlepas dari sarana prasarana seperti meja, kursi, dan laboratorium yang mendukung
berjalannya belajar mengajar dengan baik.
Pendidik lebih sering menyampaikan ilmu sebagai fakta bukannya sebagai
peristiwa atau gejala yang harus diamati, diukur dan didiskusikan, sehingga proses
pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan peserta didik untuk
menghafal informasi tanpa dituntut untuk menghafal informasi, peserta didik dipaksa
untuk mengingat dan menimbun informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu apalagi menghubungkan informasi yang di peroleh dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya ketika peserta didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis tetapi miskin aplikasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan perubahan yang
signifikan terhadap perkembangan proses pembelajaran. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mendorong berbagai pembaharuan proses pembelajaran
sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan
kurikulum, inovasi pembelajaran, serta pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.
Guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong
siswa belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam
pembelajaran di kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pengembangan pembelajaran?
2. Apa kebijakan terbaru dari mendikbud?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam mengembangkan pembelajaran yang baik
seperti apa.
2. Mengetahui kebijakan mendikbud terbaru
BAB II

PEMBAHASAN

A. MEKANISME PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,


konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis
dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan
belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik. Maka pengembangan
pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam
kehidupan. Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara materi, artinya dari

aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan, sedangkan secara
metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik
secara teoritis maupun praktis.

Penelitian pengembangan adalah suatu atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu


produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung
jawabkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan produk baru melalui
pengembangan.

Berdasarkan pengertian pengembangan yang telah diuraikan yang dimaksud dengan


pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu
yang lebih baik dan berguna sedangkan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses
atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk
yang

telah ada menjadi produk yang dapat dipertanggung jawabkan.


2. Mekanisme pengembangan pembelajaran

- Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah


sebagai berikut :
a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan konsep materi
pembelajaran.
d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan
siswa dan materi.
1) Merumuskan Indikator Pencapaian kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indicator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
2) Menentukan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indicator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian :
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian
kometensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) System penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran.
3) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah KD,
Keluasam, Kedalaman, Tingkat alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutihkan oleh peserta didik yang
beragam.
4) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,narasumber, serta
lingkungan fisik,alam,social dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan KD serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.

B. KEBIJAKAN MENDIKBUD TERBARU

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menetapkan empat
program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi
1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
2) Ujian Nasional (UN),
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
4) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

“Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan
yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia,” demikian disampaikan Mendikbud pada peluncuran Empat Pokok
Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”, di Jakarta, Rabu (11/12).

1) Arah kebijakan baru penyelenggaraan USBN, kata Mendikbud, pada tahun 2020 akan
diterapkan dengan ujian yang diselenggarakan hanya oleh sekolah. Ujian tersebut dilakukan
untuk menilai kompetensi siswa yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk
penilaian lainnya yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok,
karya tulis, dan sebagainya). “Dengan itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil
belajar siswa. Anggaran USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru
dan sekolah, guna meningkatkan kualitas pembelajaran,” terang Mendikbud.

2) Selanjutnya, mengenai ujian UN, tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN untuk terakhir
kalinya. “Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa
(literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan
karakter,” jelas Mendikbud.
Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah jenjang sekolah
(misalnya kelas 4, 8, 11), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.
“Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan
TIMSS,” tutur Mendikbud.

3) Sedangkan untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kemendikbud akan


menyederhanakannya dengan memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan baru tersebut,
guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP.
Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
“Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu
untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja
cukup,” jelas Mendikbud.

4) Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud tetap menggunakan sistem
zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan
kualitas di berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50
persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan
untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. “Daerah
berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi,” ujar Mendikbud.

Mendikbud berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam memeratakan
akses dan kualitas pendidikan “Pemerataan akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi dengan
inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti redistribusi guru ke sekolah yang kekurangan
guru,” pesan Mendikbud.

Pada kesempatan ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi kepada Mendikbud atas gagasan
“Merdeka Belajar”. “Kami mendukung inisiatif Kemendikbud mengangkat gagasan tersebut.
Dengan kebijakan ini guru dapat lebih fokus pada pembelajaran siswa dan siswa pun bisa lebih
banyak belajar. Mari kita semua bersikap terbuka dan optimis dalam menyongsong perubahan
ini,” pungkas Menko PMK. *
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara materi,
artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan,
sedangkan secara metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan
strategi pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis.
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
e) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional.
f) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
g) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan konsep materi
pembelajaran.
h) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan
siswa dan materi.

Kebijakan mendikbud terbaru yaitu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)


Nadiem Anwar Makarim, menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan
“Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi

1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),


2) Ujian Nasional (UN),
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
4) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
Dalam melakukan sebuah proses belajar mengajar, Peran guru sangatlah penting,
sehingga tugas guru sebagai pendidik bukan hanya mengajar tetapi mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih menilai, dan mengevaluasi peserta didik

DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/8356/2/BAB1%20-08303249050.pdf

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/mendikbud-tetapkan-empat-pokok-kebijakan-
pendidikan-merdeka-belajar

https://www.dadangjsn.com/2015/06/langkah-langkah-cara-mengembangkan.html

Anda mungkin juga menyukai