Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE


ANALYSIS (FTA) DI BATIK PAOMAN ART DESA PAOMAN KECAMATAN
INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perundang-undangan K3
yang diampu oleh Eko Maulana Syaputra, SKM., M.PH.

Oleh Kelompok 4:
Nurwandi (132010118002)
Susanthi (132010118003)
Haura Syafiqoh (132010118033)
Epriati Lestari (132010118035)
Endang Ayu (132010118036)
Ratih Safitri (132010118037)
Kiki Rizki Amelia (132010118044)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahya sehingga kita semua masih diberikan kesehatan hingga saat ini, tak lupa
sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya dan sahabatnya serta kita semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah
Perundang-undangan K3 yang akan dilaksanakan di Batik Paoman Art Desa Paoman
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, Jawa barat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Eko Maulana Syaputra, SKM.,
M.PH. selaku dosen mata kuliah Perundang-undangan K3 yang membantu kami dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan yang kami susun.
Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi terciptanya kesempurnaan dalam laporan ini.
Akhir kata semoga dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan manfaat
terutama dalam menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap penggunaan metode
Fault Tree Analysis dalam menganalisis kecelakaan kerja. Khususnya bagi kelompok
kami dan juga teman-teman semua.

Indramayu, 15 Desember 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................4
C. Manfaat..............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................5
A. Batik Paoman.....................................................................................................5
B. Fault Tree Analysis (FTA).................................................................................6
1. Definisi Fault Tree Analysis..........................................................................6
2. Simbol Fault Tree Analysis...........................................................................7
3. Manfaat dari Fault Tree Analysis..................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................8
A. Jenis Penelitian...................................................................................................8
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................8
1. Lokasi Penelitian...........................................................................................8
2. Waktu Penelitian...........................................................................................8
C. Pengumpulan Data.............................................................................................8
1. Sumber Data..................................................................................................8
2. Instrumen.......................................................................................................8
3. Cara Pengumpulan Data................................................................................8
4. Persiapan Pengumpulan Data........................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................10
A. Hasil.................................................................................................................10

ii
B. Pembahasan......................................................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................15
A. Kesimpulan......................................................................................................15
B. Saran................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
LAMPIRAN...................................................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Fault Tree Analysis Dari Proses Perebusan Kain Batik.........................10
Gambar 4. 2 Fault Tree Analysis Dari Proses Perendaman Warna Kain Batik..........11
Gambar 4. 3 Fault Tree Analysis Dari Proses Pengawetan Warna Batik....................12

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Simbol Fault Tree Analysis (FTA)...............................................................7

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri kerajinan di Indonesia telah tumbuh sejak berabad-abad yang lalu
dan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusianya. Industri
kerajinan bermula dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kemudian berkembang menjadi industri yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat banyak. Salah satu industri kerajinan di Indonesia yang berkembang
sampai saat ini yaitu batik. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi
dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya daerah Jawa sejak
lama. Kata batik dalam bahasa Jawa berasal dari kata ‘tik”. Kata itu mempunyai
pengertian berhubungan dengan suatu pekerjaan halus, lembut, dan kecil yang
mengandung keindahan (Handoyo, 2008). Pada dasarnya teknik membuat batik,
seperti yang diterangkan oleh Sewan Susanto (1980: 5) adalah proses - proses
pekerjaan dari permulaan yaitu dari mori batik sampai menjadi kain batik.
Pengerjaan dari mori batik menjadi kain batik dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu: pertama, persiapan yaitu macam-macam pekerjaan pada mori sehingga
menjadi kain yang siap untuk dibuat batik. Kedua, membuat batik yaitu macam-
macam pekerjaan dalam pembuatan batik yang sebenarnya, meliputi; pelekatan
lilin batik pada kain, pewarnaan batik, dan menghilangkan lilin.
Batik Indramayu sering disebut pula dengan sebutan Batik Paoman. Nama
Batik Paoman sendiri berasal dari nama salah satu daerah di Kabupaten
Indramayu yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kota Indramayu yang bernama
Paoman. Paoman merupakan sentra kerajinan batik di Indramayu. Daerah
pembatikannya terdiri dari dua wilayah Kecamatan, yaitu di Kecamatan
Indramayu adalah di Desa Paoman dan Pabean Udik sedangkan di Kecamatan
Sindang adalah di Desa Penganjang, Desa Babadan, dan Desa Terusan.

1
Batik Paoman tergolong ke dalam kelompok batik pesisiran. Oleh karena
itu, banyak mengangkat flora dan fauna serta lingkungan lautnya diungkap secara
datar dan banyak menggunakan garis-garis yang meruncing (dalam bahasa
Indramayu disebut ririan), latarnya berwarna muda seperti ada pengaruh
pelunturan dari keseluruhan warna motif batik dan warna pokok hiasan cenderung
menggunakan warna gelap yang agak kusam. Susunan motifnya sangat dinamis,
cenderung asimetris dan ritmis (Hamidi, 2010). Motif yang diterapkan di batik
Paoman tidak banyak mengandung makna simbolis, hal tersebut disebabkan
karena para pembatik lebih cenderung menganggap membatik selayaknya
melukis tanpa maksud apapun selain hanya semata-mata tertarik keindahan obyek
terebut, kemudian batik sebagai komoditi ekonomi yang dibuat berdasarkan selera
konsumen dan tidak memakan waktu lama dalam proses pembuatannya
(Handayani, 2013). Dari setiap proses produksi memiliki potensi bahayanya
masing-masing.
Potensi bahaya dan risiko di tempat kerja antara lain akibat sistem kerja atau
proses kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan, yang bersumber dari
keterbatasan pekerjaannya sendiri, perilaku hidup tidak sehat, perilaku kerja tidak
aman, buruknya lingkungan kerja, kondisi pekerjaan yang tidak ergonomik,
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja yang tidak kondusif bagi
keselamatan dan kesehatan kerja. Sebaliknya, pekerja yang terganggu
kesehatannya baik karena cedera, cacat, atau terserang penyakit dapat
mengganggu kelancaran pekerjaan, dengan demikian menurunkan
produktifitasnya, lebih lanjut juga akan melemahkan daya saingnya
(Kurniawidjaja, 2010 dalam Jonathan, 2017). Kejadian kecelakaan kerja
disebabkan oleh dua faktor, yaitu tindakan manusia yang tidak memenuhi
keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman
(unsafe condition) (Suma’mur, 1987).
Oleh karena itu, penerapan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan
lingkungan kerja pada perusahaan sangat penting. Perusahaan harus

2
memerhatikan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja
karyawannya, karena sangat berpengaruh tercapainya produktivitas yang optimal.
Kecelakaan kerja saat bekerja dapat diminimalisir dengan menerapkan
keselamatan, kesehatan kerja (K3), dan lingkungan kerja. Suatu kegiatan proses
produksi di perusahaan, manusia memegang peranan yang sangat penting selain
faktor mesin dan bahan baku. Jadi manusia sebagai karyawan perlu
dipertahankan, usaha mempertahankan karyawan ini tidak hanya menyangkut
masalah mengenai pencegahan kehilangan karyawan-karyawan tersebut tetapi
juga untuk mempertahankan sikap kerjasama dan kemampuan bekerja dari para
karyawan tersebut. (Budiharjo, dkk, 2017).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan risiko adalah
dengan menentukan faktor penyebab yang kemungkinan besar menimbulkan
kegagalan, menemukan tahapan kejadian yang kemungkinan besar sebagai
penyebab kegagalan, menganalisa kemungkinan sumber-sumber resiko sebelum
kegagalan timbul, menginvestigasi suatu kegagalan, dan efisiensinya yang disebut
dengan metode Fault Tree Analysis (FTA). Metode FTA menggunakan konsep
pemikiran yang mendorong untuk mengurangi cacat dengan mencari dan
menganalisis akar penyebab permasalahan yang ada sehingga dapat dicari solusi
pencegahannya (Ferdiana, 2016).
Berdasarkan survei yang sudah dilakukan, terdapat beberapa potensi bahaya
yang ada di tempat kerja yang dapat membahayakan keselamatan pekerja
misalnya lantai yang licin akibat dari proses pencelupan kain batik yang
menimbulkan risiko pekerja terpeleset, penggunaan air raksa dan detergen pada
proses perendaman warna kain batik yang dapat menimbulkan risiko air raksa dan
detergen mengenai kulit dan mata pekerja, dan dari proses perebusan yang
menimbulkan risiko pekerja tersiram/terciprat air rebusan kain batik. Berdasarkan
wawancara singkat dengan pekerja, para pekerja juga pernah mengalami
kecelakaan kerja seperti terpeleset akibat lantai yang licin, terkena air raksa, dan
juga tersiram air rebusan kain batik.

3
Melihat dari banyaknya potensi-potensi bahaya pada area produksi kain
batik di Batik Paoman Art dan juga pentingnya pengendalian kecelakaan kerja
maka penulis tertarik untuk menganalisis bahaya keselamatan dan kesehatan kerja
menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) di Batik Paoman Art.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada pada proses
produksi batik di Batik Paoman Art Desa Paoman Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui sistem manajemen risiko yang dilakukan di Batik
Paoman Art.
b) Untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Batik Paoman Art.
c) Untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Batik Paoman Art telah sesuai dengan peraturan-peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
C. Manfaat
1. Dapat segera dilakukan pengendalian apabila terdeteksi adanya potensi-
potensi bahaya yang dapat terjadi di Batik Paoman Art.
2. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa praktikum dalam
pelaksanaan analisis bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA).
3. Memberi input yang berguna sebagai evaluasi mengenai pelaksanaan
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Batik Paoman Art.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Batik Paoman
Batik Indramayu sering disebut pula dengan sebutan Batik Paoman. Nama
Batik Paoman sendiri berasal dari nama salah satu daerah di Kabupaten
Indramayu yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kota Indramayu yang bernama
Paoman. Paoman merupakan sentra kerajinan batik di Indramayu. Daerah
pembatikannya terdiri dari dua wilayah Kecamatan, yaitu di Kecamatan
Indramayu adalah di Desa Paoman dan Pabean Udik sedangkan di Kecamatan
Sindang adalah di Desa Penganjang, Desa Babadan, dan Desa Terusan.
Batik Paoman tergolong ke dalam kelompok batik pesisiran. Oleh karena
itu, banyak mengangkat flora dan fauna serta lingkungan lautnya diungkap secara
datar dan banyak menggunakan garis-garis yang meruncing (dalam bahasa
Indramayu disebut ririan), latarnya berwarna muda seperti ada pengaruh
pelunturan dari keseluruhan warna motif batik dan warna pokok hiasan cenderung
menggunakan warna gelap yang agak kusam. Susunan motifnya sangat dinamis,
cenderung asimetris dan ritmis (Hamidi, 2010). Motif yang diterapkan di batik
Paoman tidak banyak mengandung makna simbolis, hal tersebut disebabkan
karena para pembatik lebih cenderung menganggap membatik selayaknya
melukis tanpa maksud apapun selain hanya semata-mata tertarik keindahan obyek
terebut, kemudian batik sebagai komoditi ekonomi yang dibuat berdasarkan
selera konsumen dan tidak memakan waktu lama dalam proses pembuatannya
(Handayani, 2013).
Selain diperkenalkan langsung oleh bangsa Cina, batik di Indramayu sangat
erat kaitannya dengan batik Lasem yang di dalamnya dipengaruhi oleh motif
Cina. Dikarenakan pada masa itu banyak pengrajin dari Lasem hijrah ke
Indramayu. Seperti yang terdapat pada kain batik dengan motif burung hong yang
mirip dengan batik Lasem. Keberadaan batik di Indramayu diperkirakan sudah

5
dimulai pada masa kerajaan Demak yaitu pada tahun 1527. Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya batik-batik kuno yang telah berumur sekitar 200-300 tahun,
yang dimiliki oleh orang-orang tua yang merupakan warisan turun temurun dari
nenek moyang mereka (Handayani, 2013).
1. Langkah-langkah Pembuatan Batik Paoman
a. Menggambar dalam bentuk berbagai motif batik pada kainnya.
b. Setelah itu direndam dengan air keras dan ditambahkan detergen supaya
meresap ke dalam pori-pori kainnya agar warnanya menjadi cantik dan
tahan lama.
c. Kemudian setelah direndam, kain batik dikeringkan dan ditiriskan di luar
ruang produksi.
d. Setelah kering, kemudian kain batik ditambahkan pewarna lagi.
e. Lalu kain batik dijemur kembali di samping tempat produksi.
f. Setelah proses penjemuran yang kedua kalinya, kain batik direndam lagi
menggunakan pewarna.
g. Selanjutnya yaitu proses perebusan kain batik dengan memakai tambahan
lilin agar kain tersebut menjadi kaku.
B. Fault Tree Analysis (FTA)
1. Definisi Fault Tree Analysis
Fault Tree Analysis merupakan sebuah analytic tool yang
menerjemahkan secara grafik kombinasi-kombinasi dan kesalahan yang
menyebabkan kegagalan dari sebuah sistem (Foster, 2004). Metode ini efektif
dalam menemukan inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu
kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal
dari satu titik kegagalan.

6
2. Simbol Fault Tree Analysis

Tabel 2. 1 Simbol Fault Tree Analysis (FTA)


Keterangan:
a) Top Event adalah kejadian yang diwakili oleh sebuah simbol persegi
b) Transferred Event adalah simbol perpindahan
c) Undeveloped Event adalah kejadian yang belum berkembang
d) Basic Event adalah kejadian dasar dengan data yang cukup
3. Manfaat dari Fault Tree Analysis
a) Identify failure deductively membantu tim berfokus pada penyebab setiap
peristiwa dalam urutan yang mengarah pada kegagalan.
b) Promote effective information communication menyajikan informasi
analisis sistem dengan cara yang jelas dan ringkas, sehingga memudahkan
untuk mengakses dan memahami hasil analisis dengan baik.
c) Account for human error salah satu metode komprehensif dengan
melibatkan faktor manusia sebagai penyebab dari sebuah kegagalan.

7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode observasi
dan wawancara.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Batik Paoman Art, Desa Paoman,
Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2021.
C. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini hanya dari data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber aslinya yang berupa
wawancara, jajak pendapat (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek,
kejadian atau hasil pengujian.
2. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah voice recorder,
alat tulis, dan kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada tenaga kerja pembuatan batik. Pertanyaan kuesioner
meliputi pertanyaan mengenai kecelakaan yang pernah terjadi pada pekeja.
3. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh 7 orang, yang terdiri dari mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara setelah adanya
persetujuan untuk melakukan wawancara.

8
4. Persiapan Pengumpulan Data
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti meminta izin untuk melakukan
penelitian kepada instansi terkait. Setelah perijinan disetujui, peneliti meminta
persetujuan terhadap tenaga kerja yang akan dijadikan sampel penelitian.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan kunjungan yang sudah dilakukan, didapatkan hasil, yaitu
seperti yang di bawah ini:
1. Proses Perebusan Kain Batik

Kulit melepuh

Tersiram air
perebusan

and
Pekerja bagian
perebusan
or

Kurang hati-hati Korban tidak


menggunakan APD

Tidak ada Kurang pengetahuan


pengawasan
Gambar 4. 1 Fault Tree Analysis Dari Proses Perebusan Kain Batik

10
2. Proses Perendaman Warna Kain Batik
Tidak betah memakai
sepatu boot

Tidak paham manfaanya


Tidak
memakai or
sepatu boot Kurangnya kesadaran

and Tidak ada pengawasan


Terpeleset

Lantai yang
Dari proses pencelupan
basah
or warna kain
terdapat
genangan air
Selokan air yang terlalu
kecil

Gambar 4. 2 Fault Tree Analysis Dari Proses Perendaman Warna Kain Batik

11
3. Proses Pengawetan Warna Batik

Mata pedih
dan merah

Terkena percikan
air keras

and

Tidak Environment
Menggunakan APD

or or

Mengabaikan Kurangnya Tidak ada Lingkungan Pencahyaan yang


penggunaan Kesadaran pengawasan yang terlalu kurang pada bagian
APD Manfaat panas proses pengawetan
APD

or or

Asap Ketajaman
perebusan penglihatan
kain batik menurun

Kurang
fokus dan
waspada

Gambar 4. 3 Fault Tree Analysis Dari Proses Pengawetan Warna Batik

12
B. Pembahasan
1. Perebusan kain batik
Kegagalan yang terjadi pada saat proses perbusan kain batik yaitu kulit
melepuh yang disebabkan oleh tersiram air rebusan kain secara terus menerus
karena para pekerja dibagian perebusan tidak memakai APD berupa sarung
tangan bahan karet untuk melindungi tangan dari air rebusan kain batik,
kuranganya pengetahuan pekerja mengenai informasi tentang K3 mejadi salah
satu faktor serta tidak adanya pengawasan dari pihak pabrik untuk memberi
arahan mengenai safety pada saat bekerja, akibatnya pekerja menjadi kurang
berhati-hati dan tidak fokus pada saat bekerja yang menimbulkan kecelakaan
kerja.
2. Perendaman warna kain batik
Pada proses perendaman warna kain batik, kecelakaan yang pernah
terjadi yaitu terpeleset yang disebabkan:
a. Pekerja tidak memakai sepatu boot
Pekerja tidak memakai sepatu boot karena pekerja merasa tidak
nyaman menggunakan sepatu boot saat bekerja, tidak paham manfaat
menggunakan sepatu boot untuk keselamatan dirinya, kurangnya
kesadaran pekerja terhadap pentingnya penggunaan sepatu boot dan
kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh penanggung jawab lapangan
atau pemilik produksi.
b. Lantai yang basah terdapat genangan air
Keadaan lingkungan pada proses perendaman warna kain batik
yaitu terdapat banyak genangan air dilantai yang disebabkan karena air
bekas proses pewarnaan yang dibuang tidak ditampung dengan baik.
selokan yang kecil menjadi penyebab lantai becek dan licin.
3. Pengawetan warna kain batik
Pada proses pengawetan warna kain batik, kecelakaan yang pernah
terjadi yaitu mata pedih dan merah yang disebabkan:

13
a. Tidak menggunakan APD
Pekerja tidak memakai alat pelindung diri berupa kacamata saat
melakukan pengawetan warna batik. Dimana hal ini penting dilakukan
karena air keras yang ada di pengawetan warna batik sangat berbahaya
jika terkena tubuh. Pada mata bisa menyebabkan kerusakan mata.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan pada proses pengawetan ini sangat panas yang
diakibatkan karena asap dari proses pengrebusan kain batik sehingga
fokus pekerja menjadi berkurang dan pencahayaan yang kurang pada
proses pengawetan warna batik juga menjadi permasalahan, dimana
ketajaman penglihatan menurun menyebabkan pekerja menjadi kurang
fokus dan waspada.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Fault Tree Analysis merupakan sebuah analisis resiko yang menerjemahkan
secara grafik kombinasi-kombinasi dan kesalahan yang menyebabkan kegagalan
dari sebuah sistem dengan penggambaran menyerupai pohon untuk menganalisis
sebuah kejadian dari suatu kegagalan untuk mencari permasalahan untuk
menemukan solusi, seperti permasalahan pada produksi batik di Batik Paoman
Art Indramayu yaitu pekerja mengalami permasalah diantaranya yaitu kulit
melepuh akibat proses perebusan kain batik, terpeleset karena lantai licin, mata
perih yang mengakibatkan mata menjadi merah karena asap dari hasil perebusan
tercemar keseluruh ruangan para pekerja, faktor-faktor permasalahan ini bisa di
gambarkan dengan Fault Tree Analysis dengan cara mencari permasalahan yang
ada kemudian dianalisis untuk menemukan sebuah solusi atau pencegahan supaya
keamanan dan keselamatan para pekerja terjamin.
B. Saran
Pentingnya kesadaran penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja
bagian dalam pembuatan batik. Karena dilihat dari lingkungan proses pembuatan
batik seperti area perebusan, pewarnaan dan pengawetan terdapat banyak resiko
bahaya yang mungkin bisa terjadi pada pekerja.

15
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, PH., V.P.K.L., L.O.H.D. 2017. Pengaruh Keselamatan Kerja, Kesehatan
Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada
PT. Air Manado. Jurnal, Vol.5 No.3 September 2017 ISSN 2303-1174.
Manado.

Ferdiana, Tara, dan Ilham Priadythama. 2016. Analisis Defect Menggunakan Metode
Fault Tree Analysis (FTA) Berdasarkan Data Ground Finding Sheet
(GFS) PT. GMF Aeroasia. Jurnal Prosiding. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.

Foster, S. T. 2004. Managing Quality: an Integrative Approach. Pearson Education


International.

Hamidi, Aep S. 2010. Batik Warisan Budaya Asli Indonesia. Yogyakarta: Pura
Pustaka.

Handayani, Tity Sari. 2013. Batik Paoman Indramayu Jawa Barat. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Bahasa dan Seni.

Jonathan, Leon. 2017. Analisis Bahaya Keselamatan Pada Pekerja Bagian Produksi
Pabrik Kelapa Sawit PT PP London Sumatera TBK Tanjung Morawa
Tahun 2017. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.

Sumamur, P.K. 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV


Haji Masagung.

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai