Bab Ii FS
Bab Ii FS
TINJAUAN PUSTAKA
A. Frozen Shoulder
semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan
lingkup gerak sendi baik secara aktif mapun pasif yang disebabkan adanya
bahu yang biasanya berlangsung selama 18 bulan. Proses ini sering berawal dari
seluruh rotator cuff dan persendian sekitar yang mendasari (Appley, 2010).
bone), humerus (upper arm bone), dan sternum. Daerah persendian bahu
secara secara sinkron. Pada sendi glenohumeral sangat luas lingkup geraknya.
5
6
Karena caput humeri tidak masuk ke dalam mangkok fossa glenoidalis yang
Sendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas
glenoidalis scapula yang dangkal dan berbentuk buah per. Permukaan sendi
terdiri dari rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya labrum
sendi “ball and socket”. Sendi ini diperkuat oleh ligament glenoidalis, ligament
serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis dan collum anatomicum
Gambar 2.1
Struktur bagian dalam sendi bahu dilihat dari depan (Putz, R & R. Pabst, 2002).
7
Standard Orthopaedic Measurement (ISOM) sendi bahu pada orang normal dapat
Penggerak utama dari gerakan ini adalah m. pectoralis mayor dan laterale
seperti yang ditunjukan pada gambar 2.2. Sesuai standar ISOM sendi bahu pada
minor seperti yang ditunjukan pada gambar 2.2. Sesuai standar ISOM sendi bahu
pada orang normal dapat digerakkan eksorotasi 60° pada posisi lengan disamping
tubuh dan 90° pada posisi lengan abduksi 90° (Russe, 1975).
dorsi dan m. teres mayor seperti yang ditunjukan pada ambar 2.2. Sesuai standar
8
ISOM sendi bahu pada orang normal dapat digerakkan endorotasi 90° pada posisi
lengan disamping tubuh dan 90° pada posisi lengan abduksi 90° (Russe, 1975).
Otot penggerak pada gerakan ini adalah m. latisimus dorsi dan m. teres
mayor, sedangkan pada gerakan hiperekstensi m. teres mayor tidak berfungsi lagi,
hanya sampai 90º dan digantikan fungsinya oleh m. deltoideus posterior seperti
yang ditunjukan pada gambar 2.2. Sesuai standar ISOM sendi bahu pada orang
supraspinatus dari 0º - 90º, sedangkan untuk 90º - 180º dibantu oleh m. pectoralis
mayor, m. coraco brachialis, dan m. biceps brachii seperti yang ditunjukan pada
gambar 2.2. Sesuai standar ISOM sendi bahu pada orang normal dapat digerakkan
Gerak ini merupakan suatu gerak kombinasi dari gerakan abduksi, adduksi,
Gambar 2.2
Ada dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika adalah rotasi atau
gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi merupakan gerakan menurut garis
lurus kemudian kedua gerakan tersebut akan menghasilkan gerakan tertentu dalam
sendi atau permukaan sendi yang disebut gerakan artrokinematika. Rotasi tulang
atau gerakan fisiologis akan menghasilkan gerakan roll-gliding di dalam sendi dan
dalam sendi yang termasuk dalam joint play movement (Mudatsir, 2002).
10
therapy untuk menggambarkan apa yang terjadi didalam sendi ketika dilakukan
pada saat pemeriksaan maupun terapi. Ada 3 macam joint play movement : a.
a. Traction
Apabila translasi tulang arahnya tegak lurus dan menjauhi bidang terapi,
serta terjadi peregangan permukaan sendi disebut traksi, apabila tidak sampai
b. Compression
Apabila arah gerakan translasi tegak lurus terhadap dan kearah bidang
terapi, dan kedua permukaan sendi saling mendekat/ menekan disebut kompresi.
Apabila timbul nyeri akibat kompresi sendi, hal ini mengindikasikan adanya lesi
sendi.
c. Gliding
Apabila gerakan yang terjadi paralel sejajar dengan bidang terapi (bukan
Penting juga bagi fisioterapi untuk dapat melakukan pemeriksaan end feel.
End feel merupakan gerakan yang dilakukan mulai dari titik tempat tahanan
pertama dirasakan (first stop) sampai dengan tahanan terakir (final stop) dalam
11
lingkup gerak sendi tersebut. End feel pada hakekatnya adalah kualitas tahanan
pada akhir gerakan. End feel juga tergantung dengan karakteristik anatomi
berubah sehingga tidak sesuai dengan karakteristik end feel pada sendi tersebut
seperti final stop terasa lebih cepat atau lebih lambat dari normal atau kualitas
tahanannya tidak sesuai dengan karakteristik dari sendi tersebut. Sesuai dengan
feel fisiologis atau normal yang berupa end feel kapsuler atau kapsuloligamenter
seperti pada saat terjadi gerakan rotasi bahu, karena pada gerakan tersebut terjadi
regangan kapsul sendi atau ligamentum. Adapun end feel fisiologis lainnya antara
lain end feel lunak dan end feel keras (Mudatsir, 2002).
3. Etiologi
disease, TB paru, bronchritis kronis dan diabetes mellitus dan diduga penyakit ini
a. Teori hormonal
12
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan
datangnya menopause.
b. Teori genetik
contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat
yang sama.
d. Teori postur.
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
4. Patologi
Frozen shoulder merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi
peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan
akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu
istirahat, gerak sendi bahu menjadi terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut ini
atau perlengketan yang nyata dan keterbatasan gerak dari glenohumeral yang di
ikuti oleh keterbatasan gerak scapula. Fase ini berakhir 4-12 bulan.
c. Recovery (Thawing) : pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri
dan tidak ada synovitis tetapi terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan
Tanda dan gejala klinis yang sering timbul pada penderita frozen shoulder
a. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, sering kali
ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan. Nyeri berangsur-angsur bertambah
berat dan pasien sering tidak bisa tidur pada sisi yang terkena, setelah beberapa
bulan nyeri mulai berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin menjadi,
berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-
angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi normal (Appley, 2010).
Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari
mengangkat lengan yang sakit yaitu saat fleksi dan abduksi sendi bahu di atas 90º
atau disebut dengan shrugging mechanism. Juga dapat dijumpai adanya atropi otot
glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Sifat nyeri dan
keterbatasan gerak sendi bahu dapat menunjukkan pola yang spesifik, yaitu pola
kapsuler. Pola kapsuler sendi bahu yaitu gerak eksorotasi paling nyeri dan terbatas
kemudian diikuti gerak abduksi dan endorotasi, atau dengan kata lain gerak
(Kuntono, 2004).
Gambar 2.3
mechanism. Juga dapat dijumpai adanya atropi otot gelang bahu (dalam berbagai
tingkatan) (Kuntono, 2004). Biasanya tidak ada yang terlihat pada saat dilakukan
6. Komplikasi
Pada kondisi frozen shoulder yang berat dan tidak dapat mendapatkan
penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama, maka akan timbul
problematik yang lebih berat antara lain : (1) Kekakuan sendi bahu, (2)
terjadinya deformitas pada sendi bahu, (4) Atropi otot-otot sekitar sendi bahu, (5)
7. Diagnosis Banding
a. Tendinitis supraspinatus
humeri, akan melewati terowongan pada daerah bahu yang dibentuk oleh kaput
humeri sebagai alasnya, serta acromion dan ligamen korako acromialis sebagai
penutup bagian atasnya. Disini tendon tersebut akan saling bertumpang tindih
dengan tendon dari kaput longus biceps. Adanya gesekan berulang-ulang serta
16
dalam jangka waktu yang lama oleh tendon biceps ini akan mengakibatkan
supraspinatus 0-60 derajat keterbatasan gerak sendi bahu terutama abduksi dan
eksorotasi, nyeri tekan pada sekitar tendon otot supraspinatus, tes Appley stratch
b. Tendinitis bisipitalis
akibat jatuh atau dipukul pada bahu, dengan lengan dalam posisi adduksi serta
lengan bawah dalam posisi supinasi atau dapat juga terjadi pada orang-orang yang
bekerja keras pada posisi di atas secara berulang kali. Pemeriksaan fisik pada
nyeri tekan pada tendo otot biceps, tes Yergason disamping timbul nyeri juga
otot biceps tergelincir dan berada diluar sulkus bicipitalis sehingga terjadi
c. Bursitis subakromialis
aktif), tetapi sebelumnya sudah merasakan pegal-pegal di bahu. Lokasi nyeri yang
dirasakan adalah pada lengan atas atau tepatnya pada insersio otot deltoideus di
tuberositas deltoidea humeri. Nyeri ini merupakan nyeri rujukan dari bursitis
17
subacromialis yang khas, ini dibuktikan dengan tidak adanya nyeri tekan pada
tuberkulum humeri. Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya painfull arc sub
acromialis 70º-120º, tes fleksi siku melawan tahanan pada posisi fleksi 90º
merasakan nyeri di daerah persendian bahu dan atasnya. Hal ini umum terjadi
pada anak atau orang dewasa muda. Tetapi pada orang jompo, mereka tidak
merasakan nyeri, melainkan datang dengan keluhan bahwa lengannya lemas tidak
bisa berabduksi (Sidharta, 1984). Pada orang tua, ruptur dapat terjadi karena
trauma yang ringan saja, disebabkan oleh adanya degenerasi pada rotator cuff.
Pada pemeriksaan fisik penderita dapat melakukan abduksi sampai 90º, namun
bila meneruskan abduksi tersebut tidak dapat dan lengan jatuh atau dengan
dilakukan tes lengan jatuh (drop arm test). Gerakan pasif tidak terdapat nyeri atau
B. Problematik Fisioterapi
Adapun berbagai macam gangguan yang timbul dari frozen shoulder adalah
sebagai berikut :
1. Impairment
adanya spasme otot penggerak bahu, adanya nyeri pada bahu dan keterbatasan
2. Functional limitation
adalah keterbatasan gerak dan nyeri, oleh karena itu dalam keseharian sering
saku belakang kesulitan memakai pakaian dalam bagi wanita dan gerakan-gerakan
3. Participation restriction
menyebabkan seseorang tersebut tidak percaya diri dan merasa kurang berguna
C. Teknologi Intervensi
stressor berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-
balik dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25 centimeter.
(Sujatno,dkk 2002).
Efek fisiologis dan terapeutik dari micro wave diathermy (MWD) antara lain
(1) meningkatkan metabolisme sel-sel lokal ± 13% setiap kenaikan suhu 1 0C, (2)
1) logam pada tubuh, 2) gangguan peredaran darah/ pembuluh darah, 3) nilon dan
bahan lain yang tidak menyerap keringat, 4) jaringan dan organ yang mempunyai
banyak cairan seperti mata atau luka yang basah, 5) gangguan sensibilitas, 6)
kehamilan, 7) menstruasi.
2. Terapi Manipulasi
amplitudo kecil dan pasien tidak bisa mencegah gerakan yang terjadi, terapi
(sliding) searah dengan tulang yang bergerak. Untuk traksi sendi bahu arahnya
adalah ke lateral, ventral cranial atau tegak lurus untuk permukaan sendi pada
posisi loose packed position. Pelaksanaan traksi bisa kesegala arah menurut
Gerakan translasi (traksi dan gliding) dibagi menjadi tiga gradasi. Gradasi
sehingga tidak sampai terasa adanya geseran permukaan sendi. Kekuatan gaya
tarik yang diberikan sebatas cukup untuk menetralisir gaya kompresi yang bekerja
pada sendi. Kombinasi antara tegangan otot, gaya kohevisitas kedua permukaan
c. Grade III Traksi dan Gliding dilakukan sampai diperoleh slack taken up
kemudian diberi gaya lebih besar lagi sehingga jaringan di sekitar persendian
Gambar 2.4
3. Terapi Latihan
lbih baik (Kisner, 2007). Prinsip dasar dalam melakukan terapi latihan adalah
dengan menggerakan humerus dari fossa glenoidalis. Latihan ini dapat membantu
mengurangi nyeri dengan traksi ringan dan gerak isolasi dan memberikan gerak
awal dari struktur sendi dan cairan synovial. Ketika pasien menahan tarikan,
22
(Kisner, 2007).