Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampu : Dr. Cepi Riyana, M. Pd

Disusun Oleh : Syarifah Rida Nura ( 2002263 )

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam sholawat
serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang oenuh cahaya. Makalah ini akan
menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dilaksanakan pada saat
ini.

Kurikulum adalah sebuah kumpulan pelajaran yang di dalamnya terdapat media, metode,
serta prinsip-prinsip pengembangannya, oleh karena itu, pada makalah ini dibahas juga
tentang apa yang menjadi sumber serta macam-macam prinsip yang digunakan di dalam
kurikulum. Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
baik di dalam sistematika kepenulisan, pembahasan, dan lain sebagainya, oleh karena itu,
penulis memohon kepada para pembaca untuk mengoreksi, mengkritik, dan menyarankan
bagaimana baiknya penulisan makalah ini dalam rangka memperbaiki kepada arah yang lebih
baik. Terimakasih atas perhatiannya semoga sedikit banyaknya makalah sederhana ini dapat
memberikan manfaat baik bagi penulis atau pe mbaca sekalian. Akhirul kalam,
wassalamualaikum wr.wb.

Bandung, 22 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah .................................................................. 1


1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan masalah .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum ................................ 3


2.2 Macam-macam Sumber Prinsip Kurikulum………………………...8
2.3 Tipe-tipe Pengembangan Kurikulum……………………………….13
2.4 Pengembangan Kurikulum…………………………………………14

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan ........................................................................................ 20

3.2 Saran .............................................................................................. 20

Daftar Pustaka ...................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidkkan adalah ujung tombak peradaban, maju atau mundurnya suatu


negara bergantung terhadap pendidikan yang dikelola oleh suatu negara tersebut.
Standar Pengelolaan Kurikulum sebagai salah satu standar pendidikan nasional
memiliki peran yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa Indoensia.
Kurikulum adalah seperangkat pelajaran-pelajaran yang di dalamnya terdapat
metode, prinsip, dan lain sebagainya sehingga dapat memberikan wawasan lebih
kepada peserta didik. menurut Hasan Basrun yang dikutip dari Shofiyah (2018)
Kurikulum diartikan sebagai manhaj, yang merupakan cahaya, atau jalan ringan yang
dilewati manusia di bidang kehidupannya.

Seiring dengan perkembangan zaman tentunya akan merubah banyak hal


terutama dalam aspek sosiologis, psikologis, antropologis dan filosofis sehingga menjadi
hal yang wajar jika terjadi pengembangan di dalam kurikulum. Di dalam kurikulum
terdapat prinsip-prinsip yang menjadi patokan akan perkembangan kurikulum.
Kurikulum pada dasarnya mengalami perkembangan dan perubahan karena
kurikulum tumbuh mengikuti ruang dan waktu.

Menurut KBBI prinsip adalah landasan atau asas. Di dalam kurikululum


terdapat sumber-sumber yang menjadi inspirasi atas prinsip-prinsip kurkulum
yang berasal dari data empiris, data eksperimen, cerita rakyat dan akal sehat.
Selain ke-empat sumber tersebut ada beberapa landasan yang menjadi penyebab
serta mempengaruhi kenapa perubahan di dalam kurikulum diperlukan.

Landasan tersebut meliputi landasan filosofis, landasan sosio-kultur,


landasan psikologis dan organisasi kurikulum. Ke-empat landasan ini akan
mempengaruhi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Oleh karena itu,
makalah ini diberi judul “PRINSIP-PRINSIP KURIKULUM.”

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dihasilkan
rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apa pengertian prinsip pengembangan kurikulum?


2) Apa saja macam-macam sumber prinsip kurikulum?
3) Apa saja tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum?
4) Bagaimana pengembangan kurikulum?

1.3. Tujuan Rumusan Masalah

Adapun tujuan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Untuk memahami apa itu pengertian prinsip pengembangan kurikulum;


2) Untuk mengetahui macam-macam sumber prinsip kurikukum;
3) Untuk mengetahui tipe-tipe pengembangan kurikulum;
4) Untuk mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Pengembangan Kurikulum

Segala sesuatu memerlukan prinsip. Prinsip berfungsi menjadi dasar atau


pijakan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dan untuk apa melakukannya.
Menurut KBBI prinsip adalah asas atau kebenaran pokok yang menjadi pokok
dasar berpikir dan bertindak. Prinsip mempengaruhi dimensi ontologis,
epistimilogis dan aksilogis. Prinsip menunjukan sesuatu hal yang sangat penting,
mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan dan mengarahkan,
serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi atau kondisi
serupa (File UPI edu, 2020). Pengertian prinsip pada makalah ini adalah
sekumpulan asas yang menjadi dasar seseorang atau sekelompok orang pada
situasi tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang ideal.

Pengembangan adalah sebuah proses yang menciptakan pertumbuhan,


kemajuan, perubahan positif atau peningkatan komponen dalam demografi,
sosial, lingkungan, ekonomi dan fisik (Sid Israel, 2018) Pengembangan adalah
segala sesuatu yang bersifat konstruktif dan futuristic sebagaimana Max (2016)
mengatakan bahwa pengembangan menjelaskan tentang perubahan yang baik.
Pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral melalui pendidikan dan pelatihan (Abdul Majid, 2005)
oleh karena itu, pengembangan adalah segala macam proses yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dalam proses yang terstruktur, sistematis, relevan,
beserta memiliki tujuan yang jelas.

Dalam pendidikan, pengembangan kurikulum adalah satu diantara aspek yang


harus diperhatikan karena kurikulum adalah acuan dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan. Kurikulum secara bahasa berasal dari kata
curir dan curere yang berarti pelari dan tempat berpacu, sedangkan menurut
istilah adalah sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran sampai akhir program

3
pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah (Tim
Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012). Menurut J. Galen
Sailor dan William M Alexander (1974) kurikulum didefinisikan sebagai reflect
volume judgments regarding the nature of education.

Menurut Goodson yang dikutip dari Sao Wen Shu (2012) adalah a
multifaceted concept, constructed, negotiated and renegotiated at a variety of
levels and in a variety of arenas. kurikulum didefinisikan sebagai reflect volume
judgments regarding the nature ofeducation. Dikutip dari Syafii (2018) Marsh
dan Wills telah meninventarisir makna kurikulum baik yang luas maupun secara
sempit. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Curriculum is such permanent subject as grammer, reading, logic, rhetoric,


mathematics, and the greatest book of the western world that best embody
essential knowledge;

2) Curriculum is those subjects that are most useful for living in contemporary
society;

3) Curriculum is all planed learnings for which the school is responsible

Selain itu, menurut Hasan Basrun yang dikutip dari Shofiyah (2018)
Kurikulum diartikan sebagai manhaj, yang merupakan cahaya, atau jalan ringan
yang dilewati manusia di bidang kehidupannya. Sedangkan kurikulum dalam
konteks pendidikan, berarti jalur cerah yang dilalui oleh guru bersama siswa
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sebuah kumpulan
mata pelajaran yang digunakan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mendidik
peserta didiknya yang di dalamnya terdapat tujuan, metode, dan alat belajar yang
dibutuhkan guna meraih tujuan yang diharapkan.
Dalam pengembangan kurikulum tentu saja harus memiliki prinsip. Prinsip
yang ada di dalam pengembangan kurikulum menjadi asas bagaimana
pengembangan kurikulum berjalan. Prinsip dapat diartikan sebagai asas atau
landasan, sedangkan pengembangan berarti suatu proses yang di dalamnya

4
terdapat target dan metode sehingga dapat membawa kepada arah yang lebih
baik, sedangkan kurikulum adalah sekumpulan mata pelajaran yang dijadikan
acuan do dalam pendidikan, oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa prinsip
pengembangan kurikulum adalah asas-asas yang harus digunakan di dalam
proses pengembangan kurikulum sehingga dapat menjawab tantangan zaman. Di
dalam kurikulum terdapat prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip ini penting diketahui
supaya dapat dikembangkan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut
Hernawan yang dikutip dari Yunita Hariyanti (2018) adalah sebagai berikut:

2.1.1 Prinsip Relevansi

Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen


kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi), sedangkan secara
eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan sains dan teknologi. Prinsip
relevansi memiliki dua jenis, pertama adalah relevansi eksternal dan relevansi
internal (Yooko Juparmah, 2012). Prinsip relevansi eksternal yaitu tentang
bagaimana kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sedangkan prinsip
internal adalah bagaimana kurikulum sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Menurut Subandah yang dikutip dari Syafii (2018) pendidikan dapat dikatakan
relevan jika lulusan memberikan manfaat fungsional ditengah-tengah masyarakat.
Dalam hal ini mencakup:

1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik;

2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan yang akan datang;

3) Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja;

4) Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi.

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa prinsip relevansi penting untuk
diperhatikan untuk pengembangan kurikulum.

5
2.1.2 Prinsip Fleksibilitas

Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel terutama


fleksibel dalam implementasinya menyesuaikan berdasarkan kondisinya baik
situasi, kondisi atau waktu yang selalu berkembang. Peran fleksibelitas
kurikulum ini sangat penting diperhatikan karena menyangkut tentang bagaimana
kecocokan metode yang disampaikan terhadap siswa karena siswa berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda selain itu, prinsip fleksibilitas dalam
kurikulum juga mempengaruhi mutu pembelajaran.

Di dalam kurikulum harus memuat metode pembelajatam altermatif sehingga


jika guru tidak berhasil dalam satu metode, maka perlu dicoba metode lainnya
sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton dan kaku. Akan tetapi, perlu
diperhatikan beberapa prinsip yang khusus di dalam kurikulum yaitu:

1) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan;

2) Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan;

3) Prinsip yang berkenaan dengan proses belajar mengajar;

4) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media, alat belajar, dan media
pembelajaran;

5) Prinisp yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

Prinsip fleksibilitas menjadi salah satu prinsip pengembangan kurikulum


sehingga menjadikan pembelajaran tidak kaku dan monoton.

2.1.3 Prinsip Kontinuitas

Pada prinsip ini menjelaskan bahwa kurikulum harus berdasarkan jenjang


dan juga berkesinambungan dari mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
selain itu, pada tahap prinsip ini juga menjelaskan bahwa prinsip kontinuitas
harus memperhatikan baik hubungan vertikal ataupun horizontal. Pada prinsip ini
ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu pertama kontinuitas antara berbagai

6
tingkat sekolah dan yang kedua kontinuitas antar berbagai program (Syafii,
2018).

2.1.4 Prinsip Efesiensi

Kurikulum memiliki peran yang sangat vital dalam pendidikan sehingga


perlu diperhatikan bahwa siswa dapat menggali seluruh potensi yang mereka
miliki demi kebaikan dirinya sendiri. pada era seperti sekarang yang di dominasi
oleh teknologi seharusnya teknologi dapat menjadikan ke-efesiensian
pembelajaran yang terkandung di dalam kurikulum. Jika tujuan kurikulum dapat
disampaikan dengan waktu yang cukup lama, maka dengan adanya
perkembangan teknologi dapat mempermudah para guru untuk mempersingkat
hal ini.

2.1.5 Prinsip Efektivitas

Efektivitas adalah sebuah prinsip yang mengacu pada nilai tepat guna.
Dalam hal ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu guru dan siswa.
Efektifitas guru dapat dilihat dari bagaimana seorang guru tersebut mengajar
sehingga tujuan yang ingin teraih dapat tersampaikan, sedangkan untuk siswa
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana siswa tersebut belajar sehingga siswa
tersebut dapat memahami bukan hanya isi materi akan tetapi juga nilai yang
disampaikan.

Sedangkan menurut Muhammad Ikrom (2016) prinsip kurikulum sama


dengan pernyataan Yunita Hariyanti (2018) hanya saja Muhammad Ikrom (2016)
menambahkan beberapa poin, yaitu kurikulum harus berkesinambungan dan
berorientasi pada tujuan. Menurut Permen Diknas Nomor 22 tahun 2006
menyatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BNSP, kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip tersebut. Menurut Soetomo dan Soemanto (1993) prinsip
kurikulum meliputi:

7
1) Relevansi;

2) Efektivitas;

3) Efisiensi;

4) Kontinuitas;

5) Fleksibelitas

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pengembangan


kurikulum meliputi prinsip relevansi, efektifitas, efesiensi, kontinuitas, dan
fleksibelitas. Prinsip-prinsip yang disebutkan di atas sangat perlu untuk dalam
penelitian yang ketat dan berulang, dan dijadikan sebagai prinsip pengembangan
kurikulum.

2.2 Macam-Macam Sumber Prinsip Kurikulum


Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tidak dapat serta merta berdiri
sendiri, ada sebab yang mempengaruhinya, sebab tersebut dipengaruhi situasi,
kondisi dan waktu yang cenderung berubah. Sebab tersebut disebut dengan
sumber. Sumber yang mempengaruhi prinsip kurikulum ada macam-macamnya,
adapun macam-macamnya yaitu sebagai berikut:

2.2.1 Data empiris

Data adalah sekumpulan informasi yang sudah diolah sehingga dapat


ditarik kesimpulannya. Sedangkan kata empiris dalam hal ini bukan hanya
terbatas dalam penggunaan panca indera, akan tetapi lebih ditekankan kepada
kebenarannya dapat dibuktikan pada alam kenyataan atau dapat dirasakan oleh
alam panca indera (Depri Liber Soneta, 2014) Data empiris sejatinya mengacu
kepada data-data yang berasal dari pengalaman, hasil temuan, dokumen-dokumen
atau literatur-literatur hasil penelitian para ahli sehingga dapat menjadi sumber
prinsip pengembangan kurikulum, sedangkan menurut Nadjeda Ogienko (2014)
data empiris adalah data yang diambil dari hasil penelitian ilmiah. Data-data
ilmiah dalam penelitian ilmiah dapat digunakan sebagai sumber prinsip dalam

8
penentuan prinsip yang digunakan di dalam kurikulum baik dalam penemuan
ilmu alam atau ilmu sosial.

2.2.2 Data eksperimen

Kurikulum secara bahasa berasal dari kata curir dan curere yang berarti
pelari dan tempat berpacu, sedangkan menurut istilah adalah sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai
akhir program pelajaran sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh
penghargaan dalam bentuk ijazah (Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran, 2012).

Selain itu, faktor landasan kurikulum juga dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi prinsip-prinsip kurikulum. Menurut Syafii (2018) Ada lima
landasan yang dapat mempengaruhi kurikulum. Prinsip pengembangan
kurikulum yang muncul dari data eksperimen adalah data yang berasal dari
temuan-temuan yang vailid dan reliabel sehingga dapat menjadi prinsip dari
pengembangan kurikulum. Contoh data eksperiment adalah penemuan-penemuan
teknologi baru yang sedang berkembang sekarang ini (Steven M Ross, 2014).

2.2.3 Cerita atau legenda masyarakat

Cerita atau legenda masyarakat dapat menjadi sumber nilai-nilai dalam


kurikulum. Pasalnya, di dalam cerita atau legenda masyarakat terkandung nilai-
nilai yang menjadi inspirasi yang dapat diterapkan di dalam kurikulum. Cerita
masyarakat adalah ekspresi budaya masyarakat melalui bahasa tutur yang
berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya seperti agama dan
kepercayaan, undang-undang kegiatan ekonomi, sistem kekeluargaan dan
susunan serta nilai sosial masyarakat (Isnain, 2007) Cerita atau legenda
masyarakat dapat menjadi sebuah sumber alternatif karena data yang berbentuk
fisik sangat terbatas oleh karena itu, cerita atau legenda menjadi sangat penting
karena dapat menjadi sumber prinsip kurikulum. Fungsi dari cerita rakyat adalah
untuk: 1) sebagai bentuk hiburan; 2) sebagai alat pendidikan; 3) alat pemaksa dan

9
pengawas norma-norma masyarakat agar dipatuhi masyarakat; 4) nilai kebenaran;
5) nilai keteladanan, kebaikan, dan religious (Yullya Kartika Ayu, 2013).

2.2.4 Akal sehat

Manusia memiliki akal, itulah salah satu pembeda antara manusia dengan
binatang, akan tetapi, meskipun manusia memiliki akal, tidak semuanya dapat
menggunakan akal sehat mereka. Akal merupakan salah satu kekayaan yang
sangat berharga Akal sehat cenderung dapat membaca, menilai dan menarik
nilai-nilai universal yang sifatnya metafisik. Akal merupakan alat yang dapat
menyampaikan kebenaran juga sekaligus sebagai bukti dan pembeda antara haqq
dan bathil, serta apa yang ditemukannya dapat dipastikan kebenarannya,
sepanjang persyaratan-persyaratan fungsi kerjanya dijaga dan tidak diabaikan
(Dadang Mahdar, 2014) menurut Ibnu Khaldun yang dikutip dari Muhammad
Anin (2018) akal merupakan sebuah timbangan yang cermat, yang hasilnya
adalah pasti dan dapat dipercaya. Akal merupakan perangkat lunak yang ada pada
diri manusia sehingga berbagai kajian teori mulai sejak awal Islam hingga saat ini
tidak ada habisnya dan selalu mengalami perkembangan (M. Arif Setiawan,
2019).

Sedangkan sehat menurut KBBI arti kata sehat adalah baik seluruh badan
serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Sedangkan menurut WHO suatu
keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental, sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Oleh karena itu, akal sehat merupakan kondisi akal yang
tidak terpengaruh dan tidak mengalami oleh berbagai macam hal yang dapat
merusaknya sehingga penalaran yang digunakan selaras dengan persyaratan-
persyataan berfikir yang baik. Akal sehat menjadi salah satu sumber prinsip
dalam kurikulum karena sifatnya yang dapat membaca, menilai dan menarik
nilai-nilai universal yang ada di dalamnya sehingga dapat membentuk satu
konsep di dalam kurikulum. Akal sehat dapat meninbang dan memilah-memilih
sehingga dapat menjadi sumber prinsip pengembangan kurikulum.

10
Macam-macam sumber pengembangan kurikulum jelas memiliki
landasan, landasan ini yang akan mempengaruhi bagaimana prinsip kurikulum
akan muncul. Landasan-landasan tersebut berupa landasan filosofis, landansan
psikologis, landasan sosio kultur dan landasan kelompok pengembang
kurikulum. Ada pun penjelasanya adalah sebagai berikut:

1. Landasan filosofis

Landasan filosofis dapat mempengaruhi prinsip-prinsip di dalam lembaga


pendidikan. Pasalnya, landasan filosofis ini berkaitan dengan nilai-nilai yang
dirumuskan oleh lembaga pendidikan tersebut sehingga akan membentuk dan
menjadi sumber prinsip di dalam kurikulum. landasan filosofis terdiri dari dua
kata, yaitu landasan dan filosofis. Landasan menurut KBBI adalah tumpuan.
Menurut S. Wojowasito (1972) landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun
dapat diartikan sebagai fondasi, dasar, dasar, pedoman, dan sumber. Menurut
Gamal Thobrani (2020) landasan merupakan tumpuan dasar. Sedangkan filosofis
menurut KBBI adalah berdasarkan filsafat. Dalam berpikir secara filosofis, maka
manusia akan mendapatkan landasan untuk apa berbuat demikian dan kenapa
diperbuat demikian sehingga dapat melahirkan nilai-nilai yang universal. Oleh
karena itu, landasan filsosofis adalah cara berpikir secara filosofis yang dijadikan
sebagai tumpuan sehingga dapat diperoleh nilai-nilai secara universal.

Nilai filosofis ini dapat berasal dari agama, atau nilai-nilai universal
lainnya. Landasan filosofis ini terdiri dari berbagai macam cabang, yaitu: 1)
cabang metafisik yang membahas tentang hakikat nilai realitas; 2) epistimologi
dan logika yang membahas tentang sumber ilmu; 3) aksiologi yang membahas
tentang nilai guna dari hakikat tersebut (Masitoh, 2018). Sebagaimana yang
sudah dijelaskan di atas bahwa landasan filosofis ini perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

2. Landasan sosiologis

Dari kaca mata sosial, sejatinya lembaga pendidikan menyiapkan


lulusannya agar dapat terjun ke dalam masyarakat dan mengaplikasikan ilmu

11
yang mereka dapat di tengah-tengah masyarakat. Dalam upaya membentuk
lulusan yang bermutu, maka perlu dilihat juga apa yang sebenarnya dibutuhkan
oleh masyarakat tersebut. oleh karena itu, landasan sosiologis juga dapat menjadi
sumber dalam membentuk prinsip kurikulum. Landasan sosiologis adalah acuan
atau asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar
individu sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat (Wartono,
2015) karena sosiologi menjelaskan kondisi dan interaksi-interaksi yang terjadi di
masyarakat maka landasan sosiologis juga dapat menjadi sumber dalam
membentuk prinsip kurikulum

3. Landasan Psikologis

Peserta didik adalah manusia yang perlu diarahkan terutama dalam


perkembangan psikisnya menuju kematangan. Karena peserta didik adalah
manusia yang perlu diarahkan supaya menjadi pribadi yang matang, maka
pesertadidik juga digolongkan ke dalam manusia sosial. Setiap peserta didik pasti
akan berinteraksi satu sama lain baik pesertadidik antar pesertadidik, pesertadidik
dengan guru, atau dengan yang lainnya. supaya proses interaksi tersebut positif,
maka diperlukan prinsip-prinsip kurikulum yang sehat dan dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan terkait oleh karena itu, landasan psikologis juga dapat
menjadi sumber prinsip kurikulum.

Landasan Psikologi dapat mengembangkan potensi yang dimiliki setiap


anak, karena pada dasarnya potensi setiap anak itu berbeda-beda (Larasaty Indah
Kumalasari, 2016) di dalam kurikulum, landasan psikologis dapat digunakan
dalam menentukan prinsip-prinsip kurikulum karena di dalamnya terdapat
pembelajaran yang memperhatikan aspek keberagaman, gaya belajar,
karakteristik, permasalahan, potensi dan keunikan serta multiple intelegensi
(Candra Adi Wijaya, 2016). Ada dua hal yang sering digunakan dalam psikologi
yang mempengaruhi prinsip pengembangan kurikulum, yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi pembelajaran (Yunita, 2018) kedua ilmu psikologi
ini sangat dibutuhkan dalam mempengaruhi prinsip pengembangan kurikulum.

12
4. Landasan Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa


kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada murid
(Nurgiyanto, 1988) sedangkan menurut Nasution (1982) yang dikutip dari Hari
Sumaryo (2018) adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan akan
diajarkan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum ini menjadi landasan yang
menjadi macam-macam sumber prinsip kurikulum sehingga memunculkan
prinsip relevansi dan kontinuitas di dalam kurikulum yang dibuat. Melalui
landasan organisasi kurikulum ini guru akan memahami gambaran konseptual
mengenai tentang tujuan pendidikan yang diharapkan.

2.3 Tipe-tipe pengembangan kurikulum

Pada dasarnya, tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum merupakan


tingkat ketetapan (validity) dan ketetapan (reliability) prinsip yang digunakan.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe
prinsip, yaitu: anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh, anggapan kebenaran
parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan
pembuktian (hypothesis) (Tim MKPD dan Pengembang Kurikulum UPI, 2012).

Anggapan kebenaran yang menyeluruh atau disebut dengan whole truth


adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian
yang ketat dan berulang sehingga sangat sulit untuk dikritik. Anggapan
kebenaran parsial adalah fakta, konsep, dan prinsip yang terbukti efektif akan
tetapi masih dapat dikriktik dan ditinjau ulang karena tidak dapat digeneralisasi.
Anggapan yang masih memerlukan pembuktian adalah anggapan yang berasal
dari akal sehat, deliberasi, dan literasi-literasi yang lainnya sehingga perlu
dibuktikan kebenarannya. Pada dasarnya ketiga tipe pengembangan kurikulum
ini dapat digunakan tergantung dari sudut pandang mana tim pengembang
kurikulum ini melihat.

Berdasarkan konsep dan pelaksanaanya Badriah (2018) membagi menjadi


beberapa tipe kurikulum yaitu: 1) Kurikulum ideal yang membahas tentang

13
bagaimana sebuah kurikulum dapat dikembangkan seideal mungkin; 2)
Kurikulum aktual yaitu kurikulum yang membahas tentang bagaimana sebuah
kurikulum dibuat berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat pada masa
sekarang dan yang akan datang dan; 3) Kurikulum tersembunyi adalah kurikulum
yang membahas tentang nilai apa yang dimasukan ke dalam sebuah kurikulum.

2.4 Pengembangan kurikulum

Menurut Robert M. Diamond (1989), dan sarjana lainnya, pengembangan


program dalam konteks pengembangan kurikulum akan berkenaan pada dua hal,
yaitu: pengembangan suatu bidang studi/ mata kuliah/mata pelajaran (course);
dan pengembangan kurikulum pendidikan secara menyeluruh (curriculum).
Keduanya (course dan curriculum) memiliki kontribusi yang saling berkaitan
satu sama lainnya. Mata pelajaran yang disajikan sejatinya harus menyeluruh
sehingga pada satu mata pelajaran ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya.

Supaya pengembangan kurikulum menjadi efektif dan berhasil di sekolah,


maka guru harus terlibat di dalam pengembangan kurikulum (Merfat Ayesh
Alsubaie, 2016) Pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah proses
yang progresif, memiliki tujuan, dan terencana dan sistematis guna menciptakan
perkembangan-perkembangan positif di dalam sistem pendidikan (k.
Mohannasandram, 2018). Good (1973) mengatakan bahwa pengembangan
kurikulum adalah, “A general overall plan of the content that the school should
offer the student by the way of qualifying him for graduation or certification or
for enterance into a professional or vocational field.

Dalam pengembangan kurikulum perlu ada urgensi yang harus diuraikan


terlebih dahulu. Urgensi ini perlu diuraikan supaya dapat menjawab apakah
kurikulum yang ada di lembaga pendidikan perlu atau tidak di kembangkan.
Devco (2014) memberikan lima pertanyaan, yaitu:

1) Apakah kurikulum tersebut sesuai dengan tujuan?


2) Siapa yang mempelajari dan siapa yang tidak?
3) Siapa mengerjakan apa? Dan bagaimana?

14
4) Apa yang dirasakan oleh para stakeholder dengan kurikulum?
5) Berapa biaya yang diperlukan?

Dalam pengembangan kurikulum sejatinya tidak dapat lepas dari landasan-


landasan, landasan tersebut berupa landasan filosofis, landasan sosilogis,
landasan psikologis, dan landasan organisasi kurikulum. Landasan-landasan
tersebut lahir dari sebuah kajian atau penelitian yang mendalam sehingga dapat
menghasilkan suatu hasil yang dinilai tepat untuk dijadikan acuan dalam
pengembangan kurikulum. Ada sebuah kebutuhan yang untuk mengembangkan
kurikulum. K. Mohannasundaram (2018) menyebutkan bahwa kebutuhan-
kebutuhan yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu:

1) Komunikasi;
2) Pengembangan personalitas;
3) Penyiapan untuk dunia kerja;
4) Agama dan etika;
5) Aktifitas perencanaan kurikulum;
6) Tujuan dan inisiatif diri;
7) Fleksibilitas dan adaptabilitas;
8) Interaksi luat batas budaya;
9) Kemampuan penguasaan teknologi;
10) Dasar-dasar pemikiran konstruktifisme;
11) Tanggung jawab dan kepemimpinan

Landasan yang mempengaruhi pengembangan kurikulum adalah:

2.5.1 Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum

Landasan filosofis digunakan dalam pengembangan kurikulum karena


membahas seluruh permasalahan tentang manusia. Landasan filosofis ini sangat
perlu digunakan terutama dalam menemukan dan mengembangkan metodologi
yang tepat yang akan digunakan.

2.5.2 Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum;

15
Landasan Psikologis dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum
karena memberikan pengertian beserta prinsip untuk memahami manusia.
Landasan Psikologis dapat memberikan metode yang tepat dalam
pengembangan pendidikan karena mengingat pada dasarnya setiap anak
memiliki latar belakang dan potensi yang berbeda-beda sehingga landasan
psikologis ini perlu digunakan dalam pengembangan kurikulum untuk melihat
itu semua.

2.5.6 Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum

Manusia sebagai makhluk sosoial tentunya membutuhkan manusia yang


lain dalam memenuhi kebutuhan psikologis mereka. Dalam hal ini, manusia
senantiasa terlibat di dalam proses interaksi mereka. Proses interaksi ini tidak
lepas juga dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh masing-masing individu,
dalam masalah ini, maka landasan sosiologis dapat menjadi sumber prinsip
pengembangan kurikulum.

2.5.7 Landasan Ilmiah dan Teknologi Pengembangan Kurikulum

Perkembangan zaman tidak bisa diprediksi, pada saat ini sudah jelas
memasuki era teknologi dan internet of thing. oleh karena itu, landasan ilmiah
dan teknologi yang dilandasi dengan penemuan-penemuan ilmiah dapat
dijadikan sebagai landasan kurikulum dalam pengembangan pendidikan.

Proses pengembangan kurikulum meliputi sejumlah prinsip-prinsip dan


prosedur-prosedur terhadap perencanaan, implementasi, evaluasi dan dan
manajemen program pendidikan (Sri Wahyuni, 2016). Adapun proses
pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:

16
Design Develop

Review Implement

Evaluation Monitor

Pada tahap design melibatkan suatu kerja dimana dilakukan penyusunan-


penyusunan terkaid dengan apa yang seharusnya dibuat dan seperti apa
kurikulum tersebut dibentu. Pada tahap pengembangan maka hal ini dibuat se-
logis mungkin dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh keadaan ketika itu.
Pada tahap implementasi maka harus melibatkan seluruh komponen-komponen
sekolah dan pada tahap monitoring sebenarnya tahap ini dapat masuk ke dalam
tahap implementasi hanya saja pada bagian ini dikhususkan untuk mengawasi
supaya kurikulum yang dilaksanakan tidak keluar dari jalur yang ditentukan
sedangkan pada tahap evaluasi dilakukan dengan prinsip mengukur dan menilai
dan pada tahap selanjutnya yaitu mereview. Pada tahap ini dilakukan apakah
kurikulum yang digunakan masih relevan atau tidak, dan pada tahap selanjutnya
kembali lagi pada tahap design. Terdapat asas dan konsep yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum. LPMMP UNDIP (2020) asas yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

17
Kurikulum Baru

Market Signal
Perkembangan
IPTEK

Kurikulum lama Dorongan Internal

Adapun konsep pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:

1) Kurikulum Pengembangan Kognitif;


2) Kurikulum Teknologi;
3) Kurikulum Aktualisasi Diri;
4) Kurikulum Rekonstruksi Sosial;
5) Kurikulum Rasional Akademik.

Adapun contoh-contoh hasil dari pengembangan kurikulum yang ada di


Indonesia menurut Sri Rahayu (2016) yaitu:

1) Kurikulum 1968 dan sebelumnya;


2) Kurikulum 1975, 1984, dan 1994;
3) Kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004);
4) KTSP (Kurikulum 2006);
5) Kurikulum 2013;
6) Dan yang terakhir kurikulum 2013 revisi 2017.

18
Perubahan-perubahan kurikulum ini tentu sangat wajar karena setiap
zaman pasti memiliki tantangannya masing-masing. Kurikulum yang dibuat oleh
organisasi kurikulum sebagai upaya menjawab tantangan tersebut. akan tetapi, di
Indonesia masih ada kesan bahwa ganti Menteri ganti kurikulum yang tentunya
membawa polemic di dalam masyarakat.

19
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Dari penjelasan pada bab sebelumnya maka dapat diperoleh simpulan sebagai
berikut:

1) Prinsip pengembangan kurikulum pada dasarnya tidak baku, para ahli


sejatinya saling menambahkan satu sama lain, hanya saja pada masalah ini
pada banyak literatur bahwa prinsip pengembangan kurikulum meliputi
prinsip relevansi, fleksibilitas, efesiensi, efektifitas, dan kontinuitas;
2) Macam-macam sumber prinsip kurikulum meliputi data empiris, data
eksperimen, cerita rakyat, dan akal sehat. Sedangkan yang menjadi
landasannya adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosio-
kultur, dan landasan organisasi kurikulum;
3) Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum meliputti kesesuaian mata
pelajaran dan keseluruhan;
4) Pengembangan kurikulum berjalan diatas prinsip design, develop,
implementing, controlling dan reviewing.
3.2 Saran

Ada pun saran yang dapat dicantumkan adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan kurikulum sejatinya harus melihat pada ranah praktis juga


karena output daripada kurikulum adalah nilai guna bagi masyarakat;
2) Meskipun kurikulum selalu mengalami perubahan, maka seharusnya para
pemegang kebijakan kurikulum harus memasukan kurikulum dasar yang
paling dibutuhkan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Arisatul Choliq (2015) Relasi Akal dan Hati menurut Imam Al-Ghazali.
Kalimah. Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. Vol 13, No 2
Ahmad Zainuri (2018) Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan.
NoerFikriPalembang
Baderiah (2018) Pengembangan Kurikulum. Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo. Bandung
Dadang Mahdar (2014) Kedudukan Akal dalam Al-Quran dan Fungsinya dalam
Pendidikan Hukum Islam. Adliya. Vol 8, No 1
Devco (2018) Curriculum Development. Education Discussuion Paper
Hari Sunaryo (2018) Pengembangan Kurikulum SD. Organisasi Kurikulum,
Bandung
K. Muhanasandaram (2018) Curriculum and Design Development. Journal of
Applied and Advanced Research.Vol 3, No 3
Larasaty Indah Kumalasari (2016) Landasan Psikologis Merupakan Awal
Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
Merfat Ayesh Alsubaie (2016) Curriculum Development: Teacher Invilvement in
Curriculum Development. Journal of Education and Practice Vol, 7. No
9
Muhammad Amin (2018) Kedudukan Akal dalam Islam. TARBAWI: Jurnal
Pendidikan Agama Islam. Vol 3, No 1.
Nadejda Ogienko (2014) The Empirical Data Collection and Processing as a
Factor of Research Activity Effectiveness. CBU International
Conference on Innovation, Technology Transfer and Education,
Prague, Czech Republic.
Purwadhi (2019) Pengembangan Kurikulum dalam Abad XXI. Mimbar
Pendidikan: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan.Vol 4, No 2
Steven M. Ross (2018) Experimental Research Methods. The University of
Memphis. Australia
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2012) Kurikulum dan
Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia. Bandung
Yuliya Kartika Ayu (2013) Struktur, Fungsi, dan Nilai Budaya Legenda Orang l
Sibunian Gunung Singgalang di Pandai Sikek Tanah Datar. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol 3, No 2.

21
Bukti Test Plagiat
Syarifah Rida Nura_2002263

Anda mungkin juga menyukai