Anda di halaman 1dari 30

Jurnal Prakarsa Infrastruktur Indonesia

Edisi 1 0 | A p r i l 2 0 1 2

Port Development
Pembangunan Pelabuhan
n Reinventing Ports n Reducing Dwell Time
n Memberdayakan Kembali Pelabuhan
d

n A Director’s View n Port Labour Reform


n Mempersingkat Waktu Tunggu
n Port Competition and Regulation
n Pandangan Seorang Direktur n Reformasi Tenaga Kerja di Pelabuhan
n Maritime Education
n Persaingan dan Regulasi Pelabuhan n Pendidikan Bahari
ISI

ARTIKEL UTAMA
Memberdayakan Kembali Manajemen
Pelabuhan di Indonesia
Upaya memberdayakan kembali pelabuhan sangat penting
untuk memastikan bahwa pelabuhan dapat memberikan seluruh
potensinya…h.4
h.4
Mempercepat Pemindahan, Mengurangi Masalah:
Mempersingkat Waktu Tunggu (Dwell Time) Peti Kemas
Dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, keberadaan pelabuhan baru dan pelabuhan yang diperluas
dapat membantu mengurai kemacetan…h.9

Tenaga Kerja di Pelabuhan Indonesia: Peran Koperasi


Koperasi tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan Indonesia sudah mapan. Meski bermanfaat
untuk melindungi kepentingan para pekerja…h.12
Mendidik Bangsa Bahari
Lebih dari negara lain mana pun juga, Indonesia
adalah negara yang digerakkan oleh kualitas sistem
kepelabuhanannya…h.17

Persaingan Pelabuhan dan Kebutuhan


untuk Mengatur Perilaku Anti-Persaingan
Indonesia berhasrat menciptakan sektor pelabuhan yang
kompetitif. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu ada upaya
mengatasi beberapa hambatan…h.20

Pandangan Seorang Direktur


h.12 Kemal Heryandri, seorang pakar masalah kepelabuhanan,
membahas masa depan dan tantangan…h.24

27 Pandangan
Para Ahli 28 Sisi Kemanusiaan Infrastruktur:
Mendaur Ulang Sampah Jakarta

30 Hasil & Prakarsa


Edisi Mendatang
Sampul foto oleh Rahmad Gunawan

Jurnal triwulanan ini diterbitkan oleh Prakarsa Infrastruktur Indonesia, sebuah proyek yang didanai Pemerintah Australia
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan relevansi, mutu, dan jumlah investasi di bi-
dang infrastruktur. Pandangan yang dikemukakan belum tentu mencerminkan pandangan Kemitraan Australia Indonesia
maupun Pemerintah Australia. Apabila ada tanggapan atau pertanyaan mohon disampaikan kepada Tim Komunikasi IndII
melalui telepon nomor +62 (21) 7278-0538, fax +62 (21)7278-0539, atau e-mail enquiries@indii.co.id. Alamat situs web
kami adalah www.indii.co.id

2
Prakarsa April 2012

Pesan Editor
Mengubah sistem kepelabuhanan Indonesia menjadi jaringan yang modern
dan efisien merupakan tantangan yang luar biasa kompleks. Pemerintah
Infrastruktur Dalam

Angka
Indonesia tidak bisa memusatkan perhatian hanya pada perbaikan di satu
bidang tertentu saja, karena memberdayakan kembali kepelabuhanan
merupakan rencana multidimensi yang menuntut penanganan sejumlah
masalah kebijakan yang fundamental dan saling terkait. Beberapa pertanyaan
penting adalah sebagai berikut:

Bagaimana cara terbaik untuk mensosialisasikan dan mengatur persaingan?


Hampir semua pelabuhan di Indonesia dikelola oleh BUMN, dan sebagian
besar kemampuan teknis di bidang operasional tergantung pada personelnya. 75%
Mengalihkan tanggung jawab ini dari BUMN adalah hal yang peka. Masalah Di seluruh dunia, porsi kendala pada efisiensi sistem
kepelabuhanan sebagai akibat kegiatan pemerintah seperti
persaingan juga akan meluas ke para pekerja pelabuhan, mengingat
kepabeanan; penggunaan teknologi informasi
bahwa saat ini koperasi TKBM (Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat) telah secara tidak efisien; dan praktik-kegiatan logistik di bawah
menguasai penyediaan semua tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan. standar.
Bagaimana cara mendorong dan mengelola investasi swasta, khususnya
Kerjasama Pemerintah Swasta? Diperkirakan lebih dari US$ 47 miliar 9,5%
Rata-rata laju pertumbuhan tahunan antara 2009 dan 2015
diperlukan untuk membangun pelabuhan Indonesia dalam kurun waktu sejak
di bidang lalu lintas peti kemas internasional
saat ini sampai tahun 2030. Hampir 70 persen dari jumlah tersebut harus di pelabuhan Indonesia.
berasal dari sektor swasta yang berarti bahwa peluang investasi harus dibuat
menarik.
5
Bagaimana peran regulator dan operator lembaga-lembaga terkait dapat Jumlah terminal yang direncanakan Pelindo II di Terminal
Kalibaru, Tanjung Priok. Pekerjaan konstruksi, yang akan
dirumuskan dan diterapkan? Visi kepelabuhanan Indonesia menyangkut
selesai tahun 2017, mencakup tiga terminal peti kemas dan
peran baru bagi otoritas pelabuhan yang harus dapat membuat keputusan dua terminal untuk produk migas.
independen mengenai struktur, pemasaran, penentuan harga, dan tenaga
kerja. Di pihak lain, Kementerian Perhubungan memiliki peran yang semakin
penting dalam menyusun dan menerapkan kebijakan secara menyeluruh serta 1:1
mengintegrasikan kebijakan di bidang kepelabuhanan dengan seluruh sistem Perkiraan rasio peti kemas ukuran 20-kaki sampai 40-
kaki yang ditangani di Tanjung Priok, angka yang tetap
transportasi Indonesia.
stabil sepanjang dasawarsa terakhir. Pelabuhan di negara
lain mengalami kenaikan dalam jumlah peti kemas 40-
Bagaimana kepentingan pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah, dapat kaki, tetapi Indonesia mengalami kendala seperti jalan
dibuat berimbang dan terpadu? Kebijakan kepelabuhanan harus dikelola yang sempit, yang menghambat penanganan peti kemas
pada tingkat nasional untuk memastikan bahwa hierarki kepelabuhanan, berukuran lebih besar
penempatan terminal khusus, dan keputusan-keputusan serupa dapat
mencerminkan kepentingan nasional. Tetapi pilihan-pilihan ini akan
membawa dampak luar biasa bagi pemerintah provinsi dan daerah. Untuk
Rp 1 triliun
Jumlah investasi yang dibutuhkan untuk membangun
memastikan hasil akhir terbaik, para pemangku kepentingan di semua tingkat pelabuhan peti kemas di Sorong, Papua. Pelabuhan ini se-
harus mampu bekerjasama secara efektif. dang dibangun sebagai kemitraan antara lima perusahaan
perkapalan, Pelindo IV, dan pemerintah Kabupaten Sorong.
Bagaimana Indonesia bisa berhasil dalam bersaing dengan negara-negara
tetangga di kawasan ini? Perencanaan kepelabuhanan Indonesia tidak dapat
diselesaikan hanya dengan berpangku tangan. Rencana penyediaan fasilitas
84%
Porsi dari jumlah peti kemas yang ditangani di 5 pelabu-
kepelabuhanan yang terbaik dapat gagal apabila Singapura atau Malaysia han Indonesia terbesar tahun 2009. Di seluruh Indonesia
menyediakan layanan yang lebih efisien. terdapat lebih dari 1700 pelabuhan.

Bagaimana kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dapat 75%


dikembangkan? Sistem kepelabuhanan modern membutuhkan personel Perkiraan persentase kargo curah kering berupa batu bara
terampil di semua tingkatan. Para penyusun rencana harus paham bagaimana yang ditangani di pelabuhan Indonesia.
memprediksi dan mempersiapkan diri untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Para manajer harus punya wawasan bagaimana teknologi informasi 69%
menopang rantai suplai global. Buruh pelabuhan harus diberi insentif agar Porsi volume peti kemas pada tahun 2009 yang
kinerja meningkat dan menguasai cara mengoperasikan peralatan, serta ditangani di 50 pelabuhan teratas di Indonesia,
terjamin keselamatannya. yang berasal dari perdagangan internasional.

Hal yang akan menjadi menarik dari pertanyaan di atas adalah bagaimana 600.000m3
hal-hal tersebut akan diterapkan – entah sebagian besar atau sebagian kecil Jumlah endapan yang menumpuk setiap tahun
– pada hampir setiap tantangan terkait kebijakan utama, mulai dari soal di perairan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu.
pembangunan infrastruktur hingga promosi dagang dan dari investasi hingga Pelindo II berencana untuk melakukan pengerukan
peningkatan kesehatan dan pendidikan. Modernisasi kepelabuhanan di secara berkala dengan biaya awal Rp 70 miliar.
Indonesia adalah pekerjaan yang sangat rumit, namun jika usaha ini berhasil,
maka akan menjadi pelajaran berharga yang bisa berlaku untuk berbagai
upaya lain di Indonesia. • CSW

3
Prakarsa April 2012

Memberdayakan Kembali Manajemen


Pelabuhan di Indonesia

Pemandangan di pelabuhan Batam. Pembangunan baru diperlukan di pelabuhan ini dan juga
di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Atas perkenaan Annetly Ngabito

Upaya memberdayakan kembali pelabuhan sangat penting untuk memastikan bahwa pelabuhan
dapat memberikan seluruh potensinya untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia. Agar
berhasil, diperlukan proses transisi yang terencana dengan baik, dengan penekanan pada pengem-
bangan SDM dan klaster industri. • Oleh Sudjanadi Tjipto Sudarmo

Upaya reformasi yang sedang dialih-kapalkan melalui pelabuhan- ditentukan sebagai kontribusi pada
berlangsung saat ini di sektor pelabuhan hub internasional yang pendapatan negara.
pelabuhan Indonesia sangat berada di negara-negara tetangga.
diperlukan. Pada masa lalu, sistem Sejak didirikan pada tahun 1991, Selain itu, Pelindo harus beroperasi
pelabuhan nasional tidak dikelola perusahaan pelabuhan milik Negara dengan standar beragam yang
dengan baik. Akibatnya, pelabuhan (Pelindo I sampai IV) belum dapat ditetapkan oleh Kementerian BUMN
belum dapat berkontribusi secara beroperasi dengan efisiensi maksimal dan Kementerian Perhubungan.
maksimal terhadap pertumbuhan atau berinisiatif membangun Akibatnya, timbul ketidakpastian
ekonomi Indonesia. Pelabuhan di pelabuhan hub internasional. Hal usaha dan ketidakpastian hukum
Indonesia hanya berfungsi sebagai ini bukan sepenuhnya kesalahan bagi para petugas administrasi,
pelabuhan pengumpan (feeder port). manajemen, karena setiap Pelindo manajer, dan pengelola, serta calon
Data tahun 2009 menunjukkan bahwa tersebut harus melakukan subsidi investor pelabuhan. Penafsiran yang
setiap tahun sekitar 90 persen kargo silang untuk kegiatan operasinya dan beragam terhadap peraturan yang ada
yang masuk dan keluar Indonesia menghasilkan laba dalam jumlah yang menyebabkan munculnya pembebanan
biaya tanpa adanya pelayanan.

4
Prakarsa April 2012

Pertumbuhan Menimbulkan mendatang dan 50 persen lagi mulai kajian lebih lanjut menunjukkan
Kondisi Mendesak tahun 2020 sampai 2030. bahwa hal ini sesuai dengan
Kondisi tersebut cukup menjadi permintaan pasar.
alasan untuk melakukan tindakan Sekurang-kurangnya 17 pelabuhan
meskipun dalam situasi yang statis, strategis memerlukan pembangunan Pemberdayaan Kembali adalah
apalagi peran pelabuhan dalam dan pengembangan terminal Satu-Satunya Jalan Maju
perekonomian terus berkembang. peti kemas. Pelabuhan Tanjung Mengingat besarnya investasi yang
Karena aliran kargo dunia terus Priok, Tanjung Perak, dan Belawan diperlukan, suatu visi bersama
meningkat selama dekade terakhir, memerlukan fasilitas baru dengan tentang cara untuk maju menjadi
upaya untuk mereformasi dan segera; pelabuhan lainnya, seperti sangat penting. Sampai saat ini,
mengembangkan sektor pelabuhan yang ada di Cilamaya, Banjarmasin, para pemangku kepentingan
Indonesia menjadi semakin mendesak. Pontianak, Batam, Palembang dan terjebak dalam diskusi dan
Panjang, memerlukan pembangunan perbedaan pendapat, dengan fokus
Berbagai kajian menunjukkan baru dalam jangka waktu lima tahun pada paradigma lama dan tujuan
bahwa selama 20 tahun mendatang mendatang. jangka pendek. Masing-masing
aliran peti kemas di Indonesia akan pemangku kepentingan memiliki
meningkat secara dramatis, dari Dengan adanya peningkatan aliran penafsiran berbeda tentang cara
8,8 juta TEU1 pada tahun 2009 peti kemas, perlu dibangun pelabuhan mendistribusikan kewenangan
diperkirakan akan menjadi 30 juta hub baru di kawasan timur dan barat administratif, khususnya terkait
TEU pada tahun 2020, dan 48 juta TEU Indonesia. Pelabuhan seperti Kuala dengan semangat otonomi daerah.
pada tahun 2030. Kargo curah kering Tanjung dan Bitung dapat dijadikan Namun, keputusan untuk masa depan
dan cair diperkirakan akan meningkat pilihan lokasi untuk pembangunan seharusnya tidak didasarkan pada
sebesar 50 persen sepanjang dekade pelabuhan hub tersebut, sepanjang keadaan apakah pelabuhan tersebut

Poin-poin Utama:
Upaya reformasi yang saat ini sedang berjalan di sektor pelabuhan Indonesia sangat diperlukan agar pelabuhan dapat
memberikan kontribusi sebesar-besarnya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. BUMN pelabuhan belum dapat beroperasi
dengan efisiensi maksimal atau berinisiatif untuk membangun pelabuhan hub internasional. Administrasi, pengelola dan
calon investor pelabuhan dihadapkan kepada tidak adanya kepastian usaha dan hukum. Oleh karena peran pelabuhan dalam
perekonomian dunia terus berkembang, upaya untuk mengatasi masalah tersebut menjadi semakin mendesak. Semakin
dramatisnya peningkatan aliran peti kemas dan kargo curah, memerlukan pembangunan dan investasi baru.

Satu-satunya cara untuk maju adalah pemberdayaan kembali perubahan kebijakan secara radikal, transformasi SDM, dan sinergi
manajemen. Harus ada pemisahan yang tegas antara fungsi regulasi (yang didelegasikan kepada otoritas pelabuhan) dan fungsi
pengelola (yang dijalankan oleh entitas bisnis pelabuhan).

Kunci utama untuk keberhasilan transisi adalah konsistensi, transparansi dan kesamaan persepsi di antara para pemangku
kepentingan. Selain itu, mengkaji masalah-masalah yang pernah terjadi dimasa lalu sangat diperlukan, seperti misalnya kegagalan
untuk mempertahankan KPS dalam pembangunan pelabuhan di Batam, sehingga dapat dipetik pelajaran dari pengalaman
tersebut. Keberhasilan pelaksanaan proyek percontohan yang menggunakan KPS adalah hal yang sangat penting.

Pengembangan SDM adalah komponen yang sangat penting dalam proses pemberdayaan kembali. Pengelolaan pelabuhan
memerlukan berbagai keahlian khusus untuk memastikan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat terkait aspek tata ruang,
konstruksi teknis, keselamatan, pembiayaan, kegiatan operasi, dan integrasi dengan sektor lain. Pengembangan SDM yang
kompeten akan memastikan bahwa perubahan dilaksanakan dengan cara yang aman dan sesuai dengan peraturan.

Sebagai perkembangan pembangunan pelabuhan, industri-industri baru dapat tumbuh di sekitar DLKR pelabuhan, di lokasi
tersebut pusat-pusat layanan menawarkan paket komprehensif untuk industri tertentu seperti kelapa sawit atau batubara.
Pemerintah pusat harus memegang peran pengendali dalam penentuan pelabuhan mana yang perlu dikembangkan sebagai
kawasan industri.

5
Prakarsa April 2012

Kunci dari blue ocean strategy adalah pendekatan yang terfokus bukan pada
persaingan untuk memperebutkan pangsa pasar (dikenal sebagai “red ocean”
approach) tetapi pada penciptaan sebuah “jaringan inovasi nilai” (value in-
novation network) yang membuat persaingan menjadi tidak relevan.

dikelola di tingkat pemerintah daerah, provinsi atau Langkah berikut dalam agenda pemberdayaan kembali
nasional. Keputusan harus bersifat strategis, didasarkan adalah mendiagnosa ketertinggalan industri layanan
pada potensi pelabuhan – karena lokasi, kesesuaian pelabuhan di Indonesia melalui perbandingan dengan
untuk melayani klaster industri, dan karakteristik yang negara lain dan memeriksa seberapa baik manajemen
serupa – sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pelabuhan diintegrasikan dengan bagian lain dari sistem
pertumbuhan ekonomi. manajemen transportasi nasional, dibandingkan dengan
negara lain.
Pendek kata, sistem pelabuhan perlu diberdayakan
kembali. Pemberdayaan kembali yang dimaksud disini Transisi Secara Hati-Hati
adalah lebih dari sekadar memunculkan beberapa Dengan melakukan kedua langkah seperti yang telah
gagasan baru. Hal ini berarti perumusan kembali visi dijelaskan diatas, kita dapat menyusun visi yang jelas
strategis, struktur dan prosedur kelembagaan, serta tentang bagaimana semestinya bentuk sistem pelabuhan
penggunaan teknologi informasi. Ini berarti mengubah yang telah diberdayakan kembali. Pertanyaannya adalah;
budaya perusahaan dan mengembangkan SDM. bagaimana kita dapat mencapainya? Prinsip kehati-hatian
Singkatnya, pemberdayaan kembali terdiri atas tiga sangat diperlukan dalam mendisain ulang berbagaiproses
elemen: perubahan radikal atas kebijakan, transformasi yang lebih baik dan selama berlangsungnya proses transisi
SDM, dan sinergi manajemen. menuju kebijakan baru. Perubahan harus dikomunikasikan
secara tepat untuk menghindari timbulnya resistensi dan
Perubahan kebijakan yang radikal memerlukan beberapa persepsi bahwa sebuah birokrasi baru akan menggantikan
langkah, yaitu : (a) penentuan posisi untuk berubah; (b) birokrasi yang lama.
diagnosa terhadap proses-proses yang sedang berlaku;
(c) merancang kembali proses-proses baru yang lebih Perubahan radikal dalam sistem pelabuhan yang telah
baik; dan (d) peralihan menuju kebijakan baru. Dalam diberdayakan kembali adalah pemisahan yang jelas
artikel singkat ini, penulis akan mengupas langkah- antara fungsi regulasi (yang didelegasikan kepada
langkah tersebut, dengan fokus khusus pada cara untuk otoritas pelabuhan) dengan fungsi pengelolaan (yang
memastikan keberhasilan proses peralihan dalam konteks diberikan kepada institusi bisnis pelabuhan). Sampai
pelabuhan Indonesia; pentingnya pengembangan SDM; saat ini, administrasi pelabuhan yang masih dikelola oleh
dan peran klaster industri. pemerintah melalui BUMN telah menciptakan monopoli
serta kebingungan dalam mengantisipasi aliran barang
Pertama, apa yang dimaksud dengan “penentuan posisi” dan perencanaan ke depan. Perubahan radikal ini harus
terkait dengan sistem pelabuhan nasional? Dalam hal ini ditangani secara hati-hati karena otoritas pelabuhan
berarti bahwa pemerintah harus menentukan kembali bertindak sebagai wakil pemerintah dan memikul
perannya. Pemerintah harus fokus pada pembuatan tanggung jawab yang sangat besar, antara lain dalam
kebijakan dan peraturan yang mendukung mekanisme hal: memastikan kelancaran aliran barang; menyediakan
pasar dan persaingan yang sehat. Pemerintah harus lahan dan kebutuhan air bersih serta menerbitkan
menghindari intervensi langsung, serta menjadi regulator perizinan; memberikan jaminan keamanan dan ketertiban
dan wasit yang adil. Apabila mungkin, pemerintah di pelabuhan; menyusun beberapa rencana induk
harus melakukan deregulasi, menghapuskan monopoli pelabuhan; dan menentukan DLKR (Daerah Lingkungan
terselubung, dan menentukan secara jelas batas, Kerja) dan DLKP (Daerah Lingkungan Kepentingan).
fungsi dan kewenangan entitas pelabuhan, sehingga
meningkatkan kepastian usaha dan mendorong peran Kunci utama keberhasilan transisi menuju kebijakan
serta swasta dalam investasi. baru adalah konsistensi, tansparansi dan kesamaan
persepsi para pemangku kepentingan. Selain itu, setiap
upaya harus dilakukan dengan mengambil “pelajaran”

6
Prakarsa April 2012

dari kegagalan di masa lalu, dan menerapkan proyek kepentingan ingin sukses dalam mengoptimalkan
percontohan yang akan menghasilkan model yang pelabuhan yang ada atau membangun pelabuhan
berhasil untuk masa depan. baru, membuat rencana induk untuk setiap pelabuhan,
membangun jaringan jalan dari pelabuhan ke kawasan
Konsistensi sangat penting selama persiapan industri dan mematuhi rencana tata ruang nasional.
pemberlakuan peraturan baru, dalam bentuk Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Menteri. Peraturan tersebut Masalah-masalah yang terjadi di masa lalu perlu dikaji,
harus tertulis agar tidak menimbulkan penafsiran seperti misalnya kegagalan untuk mempertahankan KPS
yang berbeda-beda. Perbedaan penafsiran yang dalam pembangunan pelabuhan di Batam, sehingga dapat
berkepanjangan akan menimbulkan ketidakpastian hukum dipetik pelajaran dari pengalaman tersebut.
dan memiliki konsekuensi hukum yang luas dalam hal
infrastruktur dan suprastruktur, SDM, penyelesaian utang Keberhasilan pelaksanaan proyek percontohan dengan
piutang, dan hal-hal lain yang terkait dengan kerjasama menggunakan KPS sangat penting. Pengembangan
dalam usaha jasa pelabuhan. Peraturan tersebut tidak Terminal Peti Kemas Kalibaru Tanjung Priok telah
boleh ambigu sehingga otoritas pelabuhan dapat diidentifikasi sebagai calon percontohan pelaksanaan
menjamin hak dan kewajiban secara proporsional, adil KPS, yang akan dilanjutkan di lokasi lain di kawasan timur
dan bebas dari monopoli, nepotisme, diskriminasi dan dan barat Indonesia. Baru-baru ini, Pemerintah Indonesia
intervensi politik. menyatakan bahwa Kalibaru akan dikembangkan oleh
Pelindo II, karena adanya kebutuhan mendesak akan
Setiap pelabuhan memiliki karakteristik teknis yang fasilitas tersebut. Meskipun demikian, Ditjen Perhubungan
berbeda-beda yang akan mempengaruhi sistem operasi Laut (DJPL) berkomitmen kuat untuk pengembangan
pelabuhan, jumlah investasi yang dibutuhkan, dan PPP. Rancangan RINP mencakup rencana tindak untuk
biaya perawatan. Setiap pelabuhan memiliki daerah pembangunan pelabuhan dengan menggunakan PPP,
datarannya masing-masing dan akses ke saluran distribusi yang sekitar 70 persen nilai investasinya berasal dari
serta cakupan lintas provinsi. Namun, peraturan harus sektor swasta.
secara konsisten diterapkan pada semua pelabuhan
untuk memotivasi para operator pelabuhan dan menarik Peran Penting SDM
investasi. Satu-satunya cara untuk menanggalkan birokrasi lama
adalah dengan mengembangkan SDM. Manajemen
Transparansi juga sangat penting bagi keberhasilan pelabuhan memerlukan berbagai keahlian khusus untuk
transisi. Ini merupakan ukuran bisnis yang strategis memastikan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat
untuk menarik investor dan kerjasama bisnis. Peran serta terkait aspek tata ruang, konstruksi teknis, keselamatan,
swasta dalam bisnis pelabuhan harus diarahkan kepada pembiayaan, kegiatan operasi, dan integrasi dengan
peningkatan kualitas layanan serta efisiensi operasi, sektor lain. Pengembangan SDM yang kompeten akan
dan bukan hanya peningkatan pendanaan investasi menjamin bahwa perubahan dilaksanakan dengan baik,
infrastruktur. aman, dan sesuai dengan peraturan.

Pemberdayaan kembali pelabuhan bertujuan untuk Apabila para manajer dan tenaga kerja tidak memiliki
memastikan bahwa seluruh bangsa menikmati komitmen terhadap perubahan, upaya untuk mengubah
manfaatnya. Hal ini menekankan pada perlunya sistem pelabuhan akan menghadapi risiko penolakan, atau
kesamaan persepsi diantara para pemangku kepentingan. disintegrasi moral. Demonstrasi pekerja pelabuhan dapat
Semua pihak harus menyepakati dan mengikuti roadmap dipahami terjadi jika mereka belum melihat manfaat
yang dituangkan dalam rencana tindak terpadu dalam dari perubahan yang harus mereka lakukan. Penjelasan
Rancangan Akhir Rencana Induk Pelabuhan Nasional yang komprehensif tentang hal tersebut dapat meredam
(RIPN) 2012 – 2030, yang saat ini sedang disebarkan ke konflik yang mungkin timbul selama proses transformasi.
seluruh Indonesia. Rencana Tindak dalam RIPN mencakup
strategi yang menyoroti, secara terukur, perbaikan Peran otoritas pelabuhan dan syahbandar adalah untuk
atas proses hukum, operasional, SDM dan penggunaan mengkomunikasikan visi secara efektif dan memimpin
teknologi. Selain itu, Rencana Tindak tersebut juga perubahan. Pelaku-pelaku utama tidak boleh terpaku
menyoroti perencanaan dan integrasi, menetapkan pada cara-cara lama dalam melakukan tugasnya. Mereka
prioritas pengembangan, serta mengamankan investasi harus selalu bertindak secara profesional dan melakukan
swasta dan Kerjasama Pemerintah Swasta (Public Private upaya sosialisasi secara ekstensif. Operator pelabuhan
Partnership [KPS]). Kesamaan persepsi tentang kriteria, harus berkonsentrasi untuk mempertahankan citra dan
norma dan standar sangat penting apabila para pemangku

7
Prakarsa April 2012

tingkat layanan. Pola pikir harus dapat melakukan hal yang sama klaster dan mendorong pelabuhan
berorientasi pada layanan, dan dengan yang dilakukan dalam terdekat untuk meningkatkan daya
pentingnya kecepatan dan efisiensi persaingan, namun lebih baik?” ahli saingnya.
harus benar-benar dipahami. strategi blue ocean kemungkinan
besar akan bertanya, “apa yang dapat Tulisan ini hanya menyinggung
Selama tahap transisi, selain kita lakukan tetapi tidak dilakukan sebagian kecil komponen
fokus pada program pendidikan di dalam persaingan?” Di sektor pemberdayaan kembali pelabuhan,
dan pelatihan, pakar SDM harus pelabuhan, salah satu jawabannya namun merupakan komponen yang
mendengarkan para pemangku adalah mendorong pertumbuhan sangat penting. Pendekatan yang
kepentingan dan melaksanakan industri baru dengan membangun bijaksana terhadap proses transisi,
prinsip-prinsip perbaikan yang pusat-pusat layanan yang dapat fokus pada pengembangan SDM,
berkesinambungan (continuous menawarkan paket komprehensif dan upaya mendorong klaster
improvement). Sebuah Tim Proses untuk produk-produk yang industri semuanya bertujuan
Perbaikan, yang melengkapi Tim memerlukan penanganan khusus. untuk memenuhi visi keseluruhan
Reformasi Birokrasi di Kementerian pembangunan Indonesia yang
PAN, dapat dibentuk di Kemenhub Berdasarkan strategi blue ocean dinyatakan dalam MP3EI. Bersama
untuk membantu otoritas pelabuhan yang berfokus pada pengembangan dengan pembangunan pelabuhan
dalam transisi tersebut. klaster industri, otoritas pelabuhan internasional dan upaya mendapatkan
dan entitas bisnis pelabuhan akan investasi swasta, langkah ini akan
Peran Klaster Industri berupaya untuk mencapai skala membawa kita kepada suatu sistem
Sebagai hasil pertumbuhan ekonomi (economies of scale). pelabuhan yang benar-benar
pembangunan pelabuhan, industri- Pembangunan terminal khusus “diberdayakan kembali”, bukan
industri baru dapat tumbuh di bersamaan dengan klaster industri hanya dalam struktur organisasi
sekitar DLKR, dengan penawaran memerlukan koordinasi di antara dan operasinya namun juga
paket komprehensif dari pusat kementerian teknis, Kementerian kemampuannya untuk mendukung
layanan pelabuhan kepada industri Energi dan Sumberdaya Mineral, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. n
seperti kelapa sawit atau batubara. pemerintah daerah. Perencanaan
Sejumlah pelabuhan di seluruh yang terpadu harus memperhitungkan CATATAN
1. TEU adalah satuan ukuran volume setara
dunia menggambarkan efektivitas karakteristik setiap daerah. dengan 20 kaki, singkatan dari “twenty-foot
pembangunan klaster industri. Pemerintah pusat harus memegang equivalent unit” yang digunakan sebagai
Contoh dalam industri pertambangan peran pengendali dalam penentuan satuan ukuran kapasitas kargo.
dan kimia antara lain terdapat di pelabuhan yang harus dikembangkan
Rotterdam, Antwerp, Hamburg, sebagai kawasan industri, karena
Marseilles, Houston, Yokohama. alokasi aset nasional secara optimal
Rotterdam, khususnya, adalah menjadi taruhannya.
pusat perdagangan, distribusi dan Tentang penulis:
pemasaran. Pemanfaatan kelebihan kapasitas di Sudjanadi Tjipto Sudarmo adalah Konsultan,
Dosen, dan Profesor Riset dibidang Manajemen
pelabuhan khusus dan pelabuhan Transportasi Laut dan Kepelabuhanan. Sejak
Pendekatan “blue ocean” yang mengemban misi tertentu tahun 1995 ia mengajar Manajemen Transportasi
merupakan cara yang inovatif untuk (dedicated port) harus dianggap Logistik di Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi
Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti. Ia
mempertimbangkan pembangunan sebagai pelengkap untuk layanan seorang Peneliti Senior dan Dosen Manajemen
pelabuhan dengan terminal khusus utama, bukan sebagai pesaing. Hal Pelabuhan, Perkapalan dan Logistik di Pusat
yang dikelilingi kawasan industri. ini menimbulkan tantangan khusus Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan di Institut
Pertanian Bogor dan bertindak sebagai Ketua
Kunci dari strategi blue ocean adalah, dan peluang bagi BUMN pelabuhan, Advisory Group on Ports and Harbors (AGPH).
pendekatan yang terfokus bukan pada yang telah memiliki sarana produksi Ia juga menjabat sebagai Komisaris Independen
persaingan untuk memperebutkan dan SDM. PT. Trada Maritime Tbk., perusahaan perkapalan
yang berfokus pada jasa transportasi laut dan
pangsa pasar (pendekatan “red logistik di sektor energi. Ia memiliki pengalaman
ocean”), tetapi lebih pada penciptaan Terminal khusus yang memiliki 30 tahun sebagai penasehat dan konsultan dalam
sebuah “jaringan inovasi nilai” (value keunggulan komparatif dan kompetitif industri pelabuhan dan perkapalan. Ia menjabat
sebagai Direktur Pelabuhan dan Pengerukan
innovation network) yang membuat dapat dipertimbangkan untuk diubah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada tahun
persaingan menjadi tidak relevan. menjadi pelabuhan utama, yang 1992–1996, dan sebagai Peneliti Senior di Badan
Alih-alih bertanya “bagaimana kita memprioritaskan kapal-kapal yang Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Perhubungan RI pada tahun 1996–2009.
terkait dengan spesialisasi industrinya. Pak Sudjanadi adalah Co-Team Leader IndII
Hal ini akan mendorong pembangunan Port Activity, untuk Finalisasi Rencana Induk
Pelabuhan Nasional.

8
Prakarsa April 2012

Mempercepat Pemindahan, Mengurangi Masalah:


Mempersingkat Waktu Tunggu (Dwell Time) Peti Kemas

Pemindahan barang memakan waktu. Ketika sebuah peti kemas tiba dengan kapal, beberapa
langkah perlu diselesaikan terlebih dahulu sebelum isinya dapat meninggalkan pelabuhan. Foto oleh Rahmad Gunawan

Dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang, keberadaan pelabuhan baru dan pelabuhan yang diperluas
dapat membantu mengurai kemacetan di pelabuhan. Namun sebelum pembangunan baru dimulai,
langkah-langkah pengurangan waktu keberadaan peti kemas di terminal pelabuhan dapat memperbaiki
situasi yang ada saat ini. • Oleh Natalia Cubillos Salcedo dan Henry Sandee
Perdagangan masuk dan keluar dari indikasi bahwa badan usaha pemerintah pelabuhan tidak lagi dapat dijamin. Pelindo
Indonesia sedang berkembang pesat. yang ada masih merupakan investor yang II, perusahaan pengelola pelabuhan milik
Perdagangan antar pulau-pulau utama di terpenting. Sementara pembangunan negara, memperkirakan bahwa arus peti
Indonesia diramalkan juga akan marak. baru masih menghadapi penundaan, arus kemas melalui Tanjung Priok akan meningkat
Tidak seperti negara lain seperti China peti kemas semakin deras (lihat ramalan paling sedikit 2 juta TEU lagi sebelum akhir
dan Vietnam, kapasitas pelabuhan pada Gambar 1). Gabungan dua kondisi 2014. Pada saat itu, perluasan pelabuhan
Indonesia sangat tidak memadai untuk ini berarti, peningkatan produktivitas dan mungkin belum siap. Artinya, kemacetan di
mengakomodasikan pertumbuhan efisiensi pengoperasian pelabuhan mutlak pelabuhan akan semakin parah. Diperlukan
perdagangan curah (bulk) maupun dalam diperlukan. lebih banyak waktu untuk memindahkan
peti kemas. Untuk menanggulangi masalah peti kemas yang masuk agar keluar dari
ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Sementara pertumbuhan ekspor dan impor pelabuhan dan memindahkan peti kemas
Laut telah menyusun Rencana Induk merupakan berita baik bagi perekonomian, yang keluar agar dimuat di atas kapal, dan
Pelabuhan Nasional dengan bantuan pintu masuk pelabuhan utama di Indonesia diperkirakan, penanganan peti kemas masuk
Prakarsa Infrastruktur Indonesia (IndII), semakin membungkuk di bawah tekanannya. akan terkena dampak terbesar.
yang memaparkan kebutuhan investasi Menurut perkiraan terakhir, pelabuhan
untuk memperluas pelabuhan yang ada dan Tanjung Priok tahun 2011 menangani Baru-baru ini Pemerintah Indonesia
membangun yang baru. hampir 6 juta TEU1. Para pakar pelabuhan meminta agar Bank Dunia memperkirakan
memperkirakan, dengan peralatan dan jalan waktu tunggu (dwell time) untuk barang-
Pengalaman mengindikasikan bahwa waktu akses yang ada, kapasitas idealnya adalah barang impor – waktu mulai dari saat peti
yang dialokasikan mulai dari perancangan sedikit di atas 5 juta TEU. Kementerian kemas diturunkan dari kapal hingga keluar
pelabuhan hingga ke tahap pembangunan Perhubungan baru-baru ini mengumumkan pintu gerbang terminal – di Tanjung Priok
ditafsirkan terlalu pendek. Satu kendala bahwa kapal-kapal sedang mengantre dan memberikan rekomendasi jangka
adalah perlunya menarik investasi swasta untuk berlabuh, dan sebagaimana telah pendek dan jangka panjang tentang cara
yang memainkan peran sangat penting diberitahukan kepada perusahaan- mempersingkat masa tersebut.
dalam pengembangan pelabuhan. Namun, perusahaan pelayaran, berlabuh di luar
prakarsa yang ada saat ini memberi

9
Prakarsa April 2012

Gambar 1: Ramalan Jumlah Kargo Peti Kemas


Bertambahnya waktu tunggu di pelabuhan terpenting Indonesia
memberi dampak negatif pada perekonomian negara dalam dua
200000
cara. Pertama, industri yang berorientasi ekspor menghadapi
180000 96% ketidakpastian akibat keterlambatan, sehingga mengurangi daya
2009 2015
160000 saing produk Indonesia di luar negeri. Manufaktur just-in-time,
140000 sistem di mana perusahaan harus mengelola jadwal mengimpor
75% bahan mentah dan mengekspor barang jadi secara ketat, akan
120000
menderita lebih parah sehingga menghalangi upaya Indonesia
100000 untuk menjadi bagian terpadu dari rantai pasokan yang efisien di
80000 141% seantero dunia. Secara keseluruhan, sekitar 19 persen bahan baku
60000 perusahaan asing atau perusahaan yang berorientasi ekspor di
Indonesia masih diimpor. Kedua, waktu adalah uang: hambatan dan
40000
kemacetan di pelabuhan mendongkrak biaya bagi usaha domestik
20000 dan pada akhirnya, harga yang dibayar oleh konsumen.
0
Domestik Internasional Jumlah Dalam upaya mempertahankan arus lalu lintas peti kemas
Sumber: Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan mengurangi penumpukan peti kemas di Tanjung Priok,
pemerintah telah mengambil beberapa langkah penting untuk
Perkiraan waktu tunggu bagi peti kemas yang masuk di Jakarta mengurangi waktu tunggu dan menjaganya tetap rendah. Sebagai
International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok pada bulan contoh, penyelesaian prosedur pengeluaran barang sekarang
Juli dan Agustus 2011 adalah 6 hari. Ini merupakan peningkatan 22 dilakukan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu (24/7), sambil
persen dari waktu tunggu yang diukur bulan Oktober 2010 (4,9 hari) mengembangkan sistem dokumentasi dan informasi elektronik
dan cukup mengkhawatirkan, mengingat Tanjung Priok menangani dengan tujuan menerapkan komunikasi tanpa kertas antara
lebih dari dua-per-tiga seluruh perdagangan internasional pengusaha swasta dan instansi pemerintah.
Indonesia, sedangkan jumlah lalu lintas peti kemas diramalkan
bertumbuh 160 persen pada tahun 2015. Upaya ini telah membantu menekan waktu tunggu menjadi rata-
rata 5 hari selama dua tahun terakhir. Tetapi efisiensi yang dapat
Selain itu, dengan menggunakan ukuran internasional, yang semakin menghemat waktu perlu ditemukan secepat mungkin
mencakup waktu peti kemas berada di pelabuhan tetapi di luar untuk mencegah kemunduran waktu tunggu lebih lanjut akibat
terminal, angka waktu tunggu Indonesia bertambah 1 sampai 7 peningkatan perdagangan, dan untuk mengimbangi kendala-
hari. Kinerja ini jauh lebih buruk dibandingkan pelabuhan lainnya kendala administrasi dan infrastruktur.
di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura (1,1 hari), Malaysia (4
hari), dan Thailand (5 hari) – lihat Gambar 2. Kemungkinan besar Penting untuk memahami alasan, mengapa terjadi penambahan
keadaan ini akan menjadi lebih parah di terminal-terminal lainnya waktu untuk menyelesaikan urusan kepabeanan dan mengeluarkan
di pelabuhan. peti kemas dari pelabuhan. Waktu tunggu dapat diuraikan menjadi

Poin-poin Utama:
Perdagangan masuk dan keluar dari Indonesia, serta antar pulau utama sedang berkembang pesat saat ini. Untuk mengakomodasi pertumbuhan ini perlu
dibangun pelabuhan baru dan pelabuhan yang ada diperluas, tetapi diperlukan 5 hingga 10 tahun sebelum pembangunan tersebut dapat dirampungkan.
Sementara itu, fasilitas yang ada terbebani melampaui kapasitas idealnya. Solusi yang segera dapat diterapkan adalah peningkatan efisiensi tata laksana
melalui cara-cara seperti mempersingkat waktu tunggu (dwell time). Waktu tunggu adalah waktu mulai dari saat peti kemas turun dari kapal hingga
akhirnya keluar dari pintu gerbang terminal. Bulan Juli dan Agustus 2011, waktu tunggu di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung
Priok, yang menangani lebih dari dua-per-tiga perdagangan internasional Indonesia, adalah 6 hari, jumlah ini mengalami kenaikan 22 persen dari tahun
sebelumnya. Pelabuhan lain di kawasan sekitar, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik.

Industri yang berorientasi ekspor menghadapi ketidakpastian akibat keterlambatan, dan dengan demikian daya saing produk Indonesia di luar negeri
pun berkurang. Hambatan dan kemacetan di pelabuhan mendongkrak naik biaya bagi usaha domestik dan pada akhirnya juga harga yang dibayar oleh
konsumen.

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mempersingkat waktu tunggu, seperti menyediakan layanan penyelesaian prosedur
kepabeanan secara non-stop (24/7) serta mengembangkan sistem dokumentasi dan informasi elektronik. Efisiensi yang semakin menghemat waktu
perlu ditemukan secepatnya untuk menghindari terjadinya kemunduran waktu tunggu lebih lanjut. Sebagian besar keterlambatan terjadi selama tahap
pra-penyelesaian prosedur kepabeanan dan disebabkan oleh kendala dalam peraturan. Tidak seperti prosedur yang berlaku di sebagian besar negara
maju, Indonesia mensyaratkan agar para importir membayar pajak-pajak dan bea masuk di muka (pra-bayar), sebelum mengajukan dokumen-dokumen
impor yang tidak dapat mereka lakukan sebelum kapal tiba. Selain itu, penyelesaian dokumen kepabeanan untuk barang pada saat akhir pekan dan di
luar jam kerja normal tidak dapat diandalkan. Mengupayakan agar semua pemangku kepentingan menyediakan layanan non-stop yang fleksibel dan
mempromosikan pengajuan dokumen impor sebelum kapal tiba, merupakan langkah penting menuju sistem pengeluaran barang yang lebih efisien.

10
Prakarsa April 2012

Gambar 2: Waktu Tunggu di Beberapa Negara Lain Gambar 3. Komponen Waktu Tunggu

Tanjung Priok 6+ Jumlah Hari


7
Thailand 5 6.04 Hari
6
Malaysia (Port Klang) 4
1.54
Inggris, Los Angeles (AS) 4 5

Australia, NZ 3 4 1.04

Prancis 3 3
Paska-Penyelesaian
Hong Kong 2 Prosedur Kepabeanan
2
3.46 Penyelesaian Prosedur
Singapura 1.1 Kepabeanan
1
Jumlah
Pra-Penyelesaian
0 2 4 6 Hari Prosedur Kepabeanan
Sumber:Bank Dunia 2010 0
Sumber: JICT, Ditjen Bea dan Cukai 2011

tiga komponen: pra-penyelesaian prosedur kepabeanan (waktu pengeluaran barang yang lebih efisien. Perubahan semacam itu
mulai saat kapal tiba hingga dokumen impor diajukan kepada pihak tidak menuntut investasi keuangan besar. Yang dibutuhkan adalah
Bea dan Cukai); penyelesaian prosedur kepabeanan; dan paska- kemauan politik yang kuat untuk mengubah peraturan yang
penyelesaian prosedur kepabeanan (waktu antara penyelesaian menghambat.
dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang melalui pintu
gerbang JICT). Berlawanan dengan persepsi umum tentang kinerja Meskipun ekspansi pelabuhan Tanjung Priok berikut investasi
buruk Bea dan Cukai, kajian Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan besar-besaran untuk membangun pelabuhan peti kemas baru sudah
bahwa penyebab utama keterlambatan adalah tahap pra- direncanakan, realisasi masing-masing memerlukan paling sedikit
penyelesaian prosedur kepabeanan yang mencapai 58 persen dari 5 dan 10 tahun sebelum membuahkan hasil. Namun demikian,
waktu tunggu (lihat Gambar 3). situasi sudah menjadi kritis, mengingat pesatnya pertumbuhan
perekonomian Indonesia dan kenyataan bahwa perdagangan
Penyebabnya terutama terkait hambatan akibat peraturan, peti kemas mendasari sebagian besar pertumbuhan tersebut.
termasuk metode pra-bayar yang digunakan di Tanjung Priok. Jika Indonesia ingin memanfaatkan peluang yang muncul, akibat
Sementara kebanyakan negara maju mengizinkan pengajuan pertumbuhan ekonomi yang meroket, dan melanjutkan manfaat
dokumen impor sebelum kapal tiba dan pada akhir proses tersebut kepada semua segmen masyarakat, maka efisiensi
menyediakan satu faktur yang mencakup biaya pelabuhan, pelabuhan impor internasional utama Indonesia mutlak harus
pajak-pajak dan bea masuk, sebagian besar importir dan dilakukan. n
produsen Indonesia wajib menunggu hingga kapal tiba, dan
harus membayar pajak-pajak dan bea masuk di muka (pra-bayar) Catatan Redaksi: Tulisan ini adalah versi perluasan sebuah artikel
sebelum mengajukan dokumen-dokumen. Mengingat pada yang aslinya dimuat dalam harian Jakarta Globe tanggal 16
umumnya pembayaran memerlukan waktu paling sedikit satu hari Februari 2012.
untuk mendapatkan konfirmasi dari Kas Negara, keterlambatan
semakin diperparah ketika kapal tiba hari Kamis atau pada akhir
pekan – pembayaran untuk kapal-kapal yang tiba hari Kamis baru CATATAN
diselesaikan secara administratif paling cepat pada hari Senin. 1. TEU adalah satuan ukuran volume setara dengan 20 kaki,
singkatan dari “twenty-foot equivalent unit” yang digunakan sebagai
Meskipun sistem layanan pelabuhan (kepabeanan dan terminal) satuan ukuran kapasitas kargo.
non-stop (24/7) telah diterapkan selama hampir dua tahun,
penyelesaian prosedur kepabeanan untuk barang pada akhir pekan
dan di luar jam kerja normal tetap saja tidak dapat diandalkan.
Sementara para petugas pabean dan terminal mungkin bertugas,
layanan lainnya seperti transaksi perbankan, informasi nilai
tukar mata uang terkini dari Bank Indonesia, layanan kasir dan Tentang penulis:
administrasi perusahaan pelayaran, bahkan depot peti kemas, Natalia Cubillos Salcedo adalah seorang ahli ekonomi
biasanya sudah tutup jam 5 sore pada hari Jumat. Mengupayakan bidang perdagangan di kantor Bank Dunia di Jakarta.
agar semua pemangku kepentingan menyediakan layanan non- Henry Sandee adalah spesialis senior bidang perdagangan
stop dan mempromosikan pengajuan dokumen impor sebelum di kantor Bank Dunia di Jakarta.
kapal tiba, keduanya merupakan langkah penting menuju sistem

11
Prakarsa April 2012

Tenaga Kerja di Pelabuhan Indonesia: Peran Koperasi

Seorang pekerja pelabuhan mengenakan rompi dari Koperasi setempat. Atas perkenan Annetly Ngabito

Koperasi tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan Indonesia sudah mapan. Meski
bermanfaat untuk melindungi kepentingan para pekerja, koperasi dapat menyebabkan praktik
monopoli. Di masa yang akan datang, diperlukan sebuah pendekatan baru yang berfokus pada
peningkatan keterampilan dan persaingan. • Oleh Jasief Sutopo Putrahardja

UU no. 17/2008 tentang Pelayaran (cargodoring), atau memindahkannya para pekerja yang bekerja keras di
menetapkan bahwa potensi setiap dari satu gudang ke gudang lainnya dan pelabuhan. Para pekerja tersebut
unsur dari sistem transportasi ke truk (receiving/delivery). Pekerjaan adalah anggota dari Koperasi TKBM
Indonesia harus dikembangkan tanpa keterampilan tersebut dilakukan (KTKBM) setempat. IKTKBM beroperasi
semaksimal mungkin untuk menjamin oleh tenaga kerja bongkar muat dalam kerangka kerja yang menuntut
bahwa Indonesia memiliki sistem (TKBM). peningkatan produktivitas para
transportasi yang efektif dan efisien. pekerja KTKBM, namun juga punya
Salah satu komponen yang terlihat Meski barangkali terlihat sederhana, kekhawatiran apakah monopoli KTKBM
jelas dari sistem ini adalah pemindahan pekerjaan yang dilakukan TKBM ini bisa efektif.
kargo, baik memindahkannya dari satu dilaksanakan dalam rangkaian rumit
kapal ke kapal lain maupun ke dermaga yang terdiri dari aturan, peraturan, Secara historis, koperasi TKBM
(stevedoring), memindahkannya dan visi yang terkadang bertentangan dibentuk sebagai upaya untuk
dari dermaga ke gudang pelabuhan dalam kaitannya dengan arti penting menanggapi persoalan kesejahteraan
dari pergerakan muatan yang efisien para pekerja. Karena satu-satunya
serta perlindungan atas kesejahteraan syarat untuk bekerja sebagai TKBM
adalah kekuatan fisik, banyak yang

12
Prakarsa April 2012

mencari pekerjaan sebagai TKBM, Yayasan Usaha Karya (YUKA) untuk TKBM, dan berpartisipasi dalam
sehingga terjadi penurunan upah. Saat mengorganisasi TKBM. pengembangan kegiatan untuk
bertindak sebagai perorangan, TKBM menjamin kelancaran arus barang di
tidak berdaya atas upah, tugas, atau SKB berikutnya dari kedua kemen­ pelabuhan laut.
ketentuan kerja mereka. Mereka dapat terian tersebut, serta sebuah Inpres,
bernegosiasi dengan posisi yang lebih membubarkan YUKA pada tahun SKB/1989 menegaskan solidaritas
kuat sebagai sebuah kelompok yang 1985. Secara bersamaan, sebuah TKBM dan menyatakan bahwa Koperasi
terorganisasir. badan sementara untuk mewakili TKBM memiliki dua kegiatan utama:
TKBM dibentuk di setiap pelabuhan
Pembentukan KTKBM laut, yang bertanggungjawab kepada • Administrasi operasional, termasuk
Untuk memahami tujuan dan kegiatan administrator pelabuhan. Struktur pendaftaran TKBM, pengelompokan
operasional Koperasi TKBM, peraturan ini ditegaskan melalui peraturan TKBM ke dalam kelompok kerja,
perundang-undangan yang mendasari tambahan pada tahun 1989, penyediaan jasa TKBM, dan
pembentukannya perlu dipahami. khususnya SKB/1989.1 SKB/1989 pengaturan giliran kerja.
Cikal-bakal koperasi ini lahir pada tahun menyatakan perlunya untuk segera
1978, dengan dikeluarkannya SKB mengembangkan koperasi TKBM di • Pelayanan kesejahteraan, termasuk
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, setiap pelabuhan agar TKBM dapat penyediaan makan pagi/siang/
dan Koperasi dengan Menteri mengelola diri mereka sendiri, malam, penyediaan transportasi,
Perhubungan tentang Pembentukan meningkatkan kesejahteraan pemeliharaan kesehatan, dll.

Poin-poin Utama:
Tenaga kerja bongkar muat, atau “TKBM”, merupakan anggota koperasi setempat. Kerangka hukum yang mengatur tentang koperasi
telah menimbulkan tuntutan agar TKBM meningkatkan produktivitasnya, serta kekhawatiran adanya monopoli yang secara efektif
dipegang koperasi.

Sebuah SKB pada tahun 1989 memandatkan adanya koperasi di setiap pelabuhan agar TKBM dapat mengelola diri mereka sendiri,
meningkatkan kesejahteraan TKBM, dan berpartisipasi dalam kelancaran arus barang di pelabuhan laut. SKB tahun 2002 yang
menggantikannya mempertahankan konsep tersebut namun menambahkan sebuah pasal yang secara efektif memberikan monopoli
kepada KTKBM untuk pekerjaan bongkar muat.

Koperasi TKBM juga diharuskan mematuhi perundang-undangan Indonesia tentang koperasi secara umum, yang menekankan
peningkatan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, UU no. 5/1999 dirancang untuk mencegah perilaku monopoli tetapi mengecualikan
kegiatan usaha koperasi yang dimaksudkan untuk melayani anggotanya. Ketentuan dalam SK Menhub no KM. 14/2002 telah ditafsirkan
sehingga berarti bahwa semua kegiatan bongkar muat harus melibatkan koperasi TKBM.

Sebagai akibat dari peraturan perundang-undangan tersebut, KTKBM belum menghadapi tekanan persaingan, yang mengakibatkan
rendahnya produktivitas dan kinerja yang buruk. Persoalan lain adalah bahwa KTKBM mengenakan biaya meskipun kegiatannya
dilakukan dengan menggunakan sistem ban berjalan dan pipanisasi, dan tidak melibatkan TKBM.

Pada tanggal 29 Desember 2011, SKB/2011 dikeluarkan untuk menggantikan SKB yang dikeluarkan pada tahun 2002. Berdasarkan
SKB/2011, unit-unit usaha KTKBM dapat membentuk sub-unit dan/atau kelompok kerja. Maksud ketentuan ini adalah untuk
memungkinkan KTKBM dari satu pelabuhan menawarkan jasanya di pelabuhan lain, sehingga meningkatkan persaingan dan
meminimalkan praktik monopoli. Namun, tindakan ini tidak akan mencapai hasil optimal jika sub-unit tersebut secara bersama-sama
mengendalikan pasar.

Ada kekhawatiran bahwa SKB/2011 dapat digunakan untuk membenarkan pengenaan biaya TKBM, bahkan ketika kegiatannya telah
dijalankan oleh mesin yang dioperasikan oleh tenaga manusia dan tidak melibatkan TKBM. Selain itu, setiap kegiatan bongkar muat
yang terjadi di luar daerah lingkungan kerja) atau daerah lingkungan kepentingan pelabuhan harus dilakukan oleh KTKBM di pelabuhan
terdekat.

Peraturan tersebut tampaknya memberikan perlindungan yang berlebihan. KTKBM tidak disiapkan untuk menghadapi persaingan
terbuka. TKBM harus dibantu untuk meningkatkan tingkat keterampilannya sehingga dapat berpartisipasi secara produktif dalam
kegiatan bongkar muat yang semakin sering melibatkan penggunaan peralatan mekanis. Untuk mencegah praktik monopoli yang
merugikan, TKBM harus dikelola oleh lebih dari satu koperasi penempatan pekerja, yang independen di setiap pelabuhan laut.

KTKBM harus memiliki pola pikir baru dan memahami bahwa koperasi yang menawarkan nilai
terbaik kepada pelanggan yang akan menjadi koperasi yang berhasil.

13
Prakarsa April 2012

SKB/1989 digantikan dengan SKB/20022 namun prinsip- kedua UU tersebut menyatakan bahwa anggota koperasi
prinsip di atas tetap berlaku. Meski demikian, beberapa bergabung secara sukarela.
ketentuan dalam SKB/2002 memperkenalkan beberapa
konsep yang baru atau berbeda. SKB/2002 mengatur Berdasarkan susunan kalimat dalam UU tersebut, dapat
tentang Unit Usaha Jasa Bongkar Muat (UUJBM) di bawah disimpulkan bahwa koperasi adalah sebuah badan usaha
pengawasan KTKBM. UUJBM dibentuk untuk mendukung yang didirikan dengan cara bottom-up (didirikan oleh
kelancaran bongkar muat barang di pelabuhan laut. Dengan anggota). Sebagaimana dinyatakan secara tegas dalam Pasal
demikian, usaha bongkar muat diturunkan tingkatnya 17 UU no. 25/1992, para anggota koperasi adalah pemilik
menjadi salah satu unit dari KTKBM, bukan sebagai usaha dan sekaligus pengguna jasa Koperasi. Pasal ini memperjelas
intinya, yang, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 3, bahwa koperasi harus digunakan sebagai sarana untuk
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para “saling meningkatkan kesejahteraan” anggotanya.
anggotanya.
Terkait dengan KTKBM, UU no. 25/1992 mengindikasikan
Selain itu, dan yang paling signifikan, Pasal 9 SKB/2002 bahwa ada dua jenis jasa yang diberikan oleh koperasi.
menetapkan ketentuan yang secara efektif memberikan Yang pertama adalah jasa kesejahteraan untuk para
monopoli kepada koperasi atas pekerjaan bongkar muat. anggota, yang harus didanai dengan “iuran” dari para
Pasal ini menyatakan bahwa perusahaan bongkar muat TKBM yang dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan yang
yang melakukan kegiatan bongkar muat barang di daerah mempekerjakan mereka.
lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan
pelabuhan3 harus bekerjasama dengan Koperasi TKBM Jasa yang kedua adalah produk usaha – jasa bongkar muat
dengan menggunakan jasa TKBM. dan pekerjaan terkait yang dijual oleh koperasi kepada
pihak-pihak yang bukan anggota koperasi. Menurut UU no.
SKB/2002 berlaku sampai baru-baru ini. Sebuah peraturan 25/1992, produk-produk usaha reguler ini tunduk kepada
baru mulai berlaku pada bulan Desember 2011, dan nanti aturan umum perilaku usaha.
akan dibahas dalam artikel ini.
UU no. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat secara khusus mengatur
Perundang-undangan tentang Koperasi koperasi. UU ini mendefinisikan monopoli dan menetapkan
Selain peraturan yang secara khusus terkait dengan TKBM, peraturan yang dirancang untuk mencegah perilaku
koperasi TKBM juga harus mematuhi perundang-undangan monopoli. Akan tetapi, Pasal 50 UU ini menyatakan bahwa
Indonesia tentang koperasi secara umum. Sejak tahun kegiatan usaha koperasi yang dimaksudkan secara khusus
1989, kegiatan KTKBM pertama tunduk kepada UU no. untuk melayani para anggotanya dikecualikan dari ketentuan
12/1967 tentang Pendirian Koperasi, lalu tunduk kepada UU Anti Monopoli.
UU penggantinya, UU no. 25/1992.

UU no. 12/1967 mendefinisikan koperasi sebagai: UU Terkait Lainnya


organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial UU lain yang tidak secara khusus mengatur koperasi
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum juga memiliki dampak penting terhadap peran dan
koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai fungsi KTKBM. SK Menhub no KM. 14/2002 tentang
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. UU no. Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat dari dan
25/1992 mendefinisikan koperasi sebagai: badan usaha ke Kapal mendefinisikan Perusahaan Bongkar Muat (PBM)
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum sebagai Badan Hukum Indonesia khusus untuk melakukan
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat dengan menggunakan peralatan dan TKBM sesuai dengan
yang berdasar atas azas kekeluargaan. UU no. 12/1967 ketentuan yang berlaku. Ketentuan ini ditafsirkan bahwa
dan UU no. 25/1992 memuat ketentuan yang serupa yang semua kegiatan bongkar muat harus melibatkan koperasi
menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah secara khusus TKBM.
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan secara
umum meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, UU no. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan memiliki implikasi
yang terkait dengan pelatihan dan rekrutmen. Pasal 12 UU ini
memandatkan bahwa para pemberi kerja bertanggung jawab

14
Prakarsa April 2012

atas peningkatan dan/atau pengembangan kemampuan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di pelabuhan.
para pekerjanya melalui pelatihan. Unit-unit usaha KTKBM Sebagaimana dijelaskan oleh seorang anggota tim yang
dianggap sebagai pemberi kerja para TKBM. terlibat dalam penyusunan SKB/2011, tujuan pencantuman
ketentuan tersebut adalah agar KTKBM dari satu
UU ini juga menyatakan bahwa para pemberi kerja dapat pelabuhan dapat menawarkan jasa ke pelabuhan lainnya,
merekrut sendiri para pekerja yang mereka butuhkan sehingga meningkatkan persaingan dan meminimalkan
atau menggunakan jasa dari agen penempatan. PBM dan praktik monopoli. Meski demikian, langkah ini tidak akan
operator terminal yang menggunakan peralatan khusus membawa hasil yang optimal apabila sub-unit tersebut
untuk jenis barang tertentu dapat menggunakan ketentuan menguasai pasar secara bersama-sama.
ini sebagai dasar untuk merekrut sendiri pekerja yang
terlatih untuk mengoperasikan peralatan khusus tersebut. SKB/2011 juga mengubah SKB/2002 sehingga menyatakan
bahwa kegiatan bongkar muat yang membutuhkan ban
berjalan, pipanisasi, derek terapung, atau peralatan
Dampak Perundang-undangan Tersebut serupa hanya dapat dilakukan oleh TKBM yang memiliki
Sebagian dari peraturan perundang-undangan yang keahlian dan kualifikasi yang diperlukan, dan “jumlah
dijelaskan di atas dirancang untuk melindungi kepentingan TKBM yang diperlukan” yang harus digunakan. SK ini juga
para pekerja yang rentan terhadap eksploitasi tanpa adanya menyatakan bahwa kegiatan tersebut harus dilakukan
peraturan perundang-undangan tersebut. Sayangnya, berdasarkan permintaan dari pengguna jasa, dan unit
perundang-undangan tersebut memiliki beberapa dampak usaha tersebut hanya akan menerima upah TKBM sesuai
negatif yang tidak diinginkan. Karena koperasi TKBM dengan kualifikasi dan jumlah TKBM yang melakukan
belum menghadapi tekanan persaingan, KTKBM belum pekerjaan. Ketentuan ini dapat ditafsirkan bahwa pekerja
perlu mengoptimalkan kualitas jasa yang diberikannya. terampil yang melakukan kegiatan bongkar muat dengan
Telah banyak keluhan mengenai produktivitas TKBM yang menggunakan ban berjalan, pipanisasi, derek terapung
disediakan oleh koperasi. Dari sudut pandang PBM, kinerja atau peralatan mekanis serupa harus anggota Koperasi
mereka semakin buruk dan tidak memenuhi harapan. TKBM. Ada kekhawatiran bahwa ketentuan tersebut
dapat digunakan sebagai alasan untuk terus mengenakan
Sebagaimana dilaporkan dalam Bisnis Indonesia dalam biaya TKBM meskipun kegiatannya tidak menggunakan
sebuah artikel edisi 23 Juni 2010, persatuan PBM TKBM.
mengajukan keberatan secara formal atas SK 2002 yang
menetapkan bahwa koperasi TKBM harus dilibatkan Pasal 9 SKB/2011 menentukan bahwa setiap kegiatan
dalam semua kegiatan bongkar muat. Asosiasi Pemilik bongkar muat yang terjadi di luar daerah kerja atau daerah
Kapal Indonesia mengajukan gugatan ke Komisi Pengawas kepentingan pelabuhan harus dilakukan oleh KTKBM
Persaingan Usaha (KPPU), yang menyatakan bahwa di pelabuhan laut terdekat. Pasal ini juga menyatakan
ketentuan SK tersebut telah secara efektif menciptakan bahwa kegiatan bongkar muat di terminal khusus harus
monopoli dan bahwa tingkat produktivitas di beberapa menggunakan TKBM. Bersama dengan Pasal 4, yang
pelabuhan terlalu rendah. mendefinisikan TKBM sebagai anggota koperasi, ini berarti
bahwa tidak ada kegiatan bongkar muat di mana pun yang
Masalah lainnya adalah bahwa koperasi mengenakan dapat dilakukan tanpa melibatkan KTKBM.
biaya meski kegiatan operasional dilakukan dengan sistem
ban berjalan dan jaringan pipa, tanpa melibatkan TKBM.
Pengenaan biaya tersebut bertentangan dengan Inpres no. Saran Penulis
5/2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional. TKBM memegang peran yang penting di pelabuhan dan
Menurut Inpres ini, biaya jasa pelabuhan yang dikenakan harus didukung. Namun peraturan yang berlaku sampai
tanpa pemberian jasa harus dihapuskan. saat ini tampaknya memberikan perlindungan yang
berlebihan. KTKBM tidak disiapkan untuk menghadapi
persaingan terbuka. Dukungan yang diberikan kepada
Perkembangan Baru TKBM, KTKBM, dan unit usaha dalam koperasi, harus
Pada tanggal 29 Desember, 2011 sebuah surat keputusan mengembangkan tingkat keterampilan dan mempersiapkan
bersama baru, SKB/20114 dikeluarkan untuk menggantikan TKBM untuk berpartisipasi dalam kegiatan bongkar muat
SKB/2002. Berdasarkan SKB/2011, unit usaha KTKBM yang semakin sering menggunakan peralatan mekanis.
dapat membentuk sub-unit dan/atau kelompok kerja

15
Prakarsa April 2012

Untuk mencegah praktik monopoli yang merugikan, TKBM Meningkatkan Produktivitas Buruh Pelabuhan:
harus dikelola oleh lebih dari satu koperasi penempatan Beberapa Temuan dari Kementerian Perhubungan
TKBM yang independen di setiap pelabuhan laut.
Catatan: penjelasan berikut ini dikutip dari temuan berdasarkan
kajian yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Agar kegiatan usaha koperasi berhasil, KTKBM harus Materi ini dipresentasikan pada tanggal 2 Maret 2012 dalam
memiliki pola pikir baru. Mereka harus memahami bahwa sebuah diskusi meja bundar mengenai tenaga kerja dan sumber
koperasi yang menawarkan nilai terbaik untuk pelanggan daya manusia di sektor pelabuhan yang disponsori oleh Kemenhub.
adalah koperasi yang akan paling berhasil. n Ada persepsi di kalangan industri pelabuhan bahwa Koperasi Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM) bertindak sebagai monopoli dalam
penyediaan jasa layanan. Akibatnya, produktivitas rendah, waktu
CATATAN pergantian kapal (turn-around) menjadi lebih lama, serta berpotensi
1. Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perhubungan meningkatkan biaya logistik dan biaya-biaya lainnya. Dengan adanya
Laut, Direktur Jenderal Bina Hubungan Ketenagakerjaan persoalan-persoalan ini, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan
dan Pengawasan Norma Kerja, serta Direktur Jenderal Bina dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) melakukan peninjauan
Lembaga Koperasi no. UM 52/1/9-89, KEP.103/BW/89, 17/ terhadap Surat Keputusan Bersama (SKB/2002) bersama para pejabat
SKD/BLK/VI/1989 tentang Pembentukan dan Pembinaan Kemenhub.
Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat.
2. Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Temuan Kemenhub antara lain meliputi:
Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Tenaga • Jumlah TKBM tidak sesuai dengan volume pekerjaan bongkar
Kerja, dan Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM muat. Pada umumnya terjadi kelebihan pasokan (oversupply)
No. AL.59/II/12-02, no.300/BW/2002 dan No. 113/SKB/ tenaga kerja.
Dep-S/VIII/2002 tentang Pembinaan dan Pengembangan • TKBM rata-rata bekerja sembilan hari per bulan, dan mendapat
Koperasi TKBM di Pelabuhan. upah di bawah upah minimum.
• Hampir 60 persen TKBM di dalam koperasi telah melewati usia
3. Seperti tertera dalam Undang-undang no 17/2008, pensiun.
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan • Tingkat keterampilan kerja dan spesialisasi pekerja pelabuhan
dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang kurang memadai.
digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan; • Koperasi tidak menyediakan cukup banyak program pendidikan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di dan pelatihan atau berusaha untuk mengurangi jumlah pekerja.
sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang • Kinerja tenaga kerja lamban dan produktivitas pada umumnya
dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran. rendah, hingga mencapai titik di mana biaya menjadi lebih tinggi
daripada semestinya.
4. Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perhubungan
Laut, Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Revisi SKB mencakup hal-hal berikut ini:
Ketenagakerjaan, dan Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi
• Tenaga kerja harus memenuhi persyaratan minimum dan
dan Usaha Kecil dan Menengah no.: UM.008/4.1/DJPL-
mengembangkan cara berpikir yang berfokus pada produktivitas
11, no. 93/DJPPK/XII/2011, no.: 96/SKB/DEP.1/XII/2011
dan daya saing.
tentang Pembinaan dan Penataan Koperasi TKBM di
• Perlu dicapai keseimbangan antara jumlah TKBM dan volume
Pelabuhan.
pekerjaan yang harus diselesaikan.
• Perlu diberlakukan batasan usia.
Tentang penulis: • Perlu ditetapkan kualifikasi bagi para manajer TKBM.
Jasief Sutopo Putrahardja saat ini adalah Dosen • TKBM harus dipekerjakan 21 hari per bulan.
Nautika pada Manajemen Pelayaran di Sekolah • Perlu disediakan tunjangan kesehatan dan asuransi hari tua serta
pelatihan.
Tinggi Ilmu Pelayaran Indonesia. Ia juga adalah
• Perlu diberlakukan sanksi terhadap TKBM yang tidak mencapai
dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. standar kinerja.
Ia mengajar bidang Kajian Perhubungan Laut. Ia • Perlu ada aturan eksplisit yang menjelaskan apakah tenaga kerja
memulai karirnya pada tahun 1966, pertama- dari koperasi TKBM wajib digunakan di luar daerah lingkungan
kerja pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan.
tama sebagai mualim di kapal dagang dan kapal • TKBM perlu menerima upah sesuai dengan kualifikasi mereka
AL, kemudian mengelola kegiatan operasional dan jumlah pekerjaan yang dilakukan.
dengan berbagai jabatan di Pelabuhan Tanjung
Dengan mengizinkan berbagai koperasi untuk saling bersaing di
Priok. Ia juga pernah menjabat di Pelindo II dan pelabuhan yang sama dapat memberi dampak anti-monopoli yang
PT EDI Indonesia dalam kapasitas manajerial, menguntungkan. Pekerjaan dapat dialokasikan secara kompetitif,
serta AKR Corporindo di Pelabuhan Guigang di sehingga setiap koperasi terdorong untuk meningkatkan kualitas
layanannya dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan para
Guang Xi, China. Selama dekade lalu sebagian
pekerja. Akan dibentuk kelompok manajer pelabuhan profesional,
besar karyanya difokuskan pada pelatihan SDM. khususnya di pelabuhan-pelabuhan besar. Setiap perusahaan
pemakai tenaga kerja koperasi dapat menentukan jumlah dan
kualifikasi tenaga kerja yang akan digunakannya.

16
Prakarsa April 2012

Mendidik Bangsa Bahari

Lebih dari negara lain mana pun


juga, Indonesia adalah negara
yang digerakkan oleh kualitas
sistem kepelabuhanannya.
Agar kegiatan kepelabuhanan
Indonesia dapat memenuhi
standar global, semua warga
negara mulai dari anak sekolah
sampai buruh pelabuhan
serta administrator dan pem­
buat kebijakan harus diberi
pemahaman tentang pentingnya
pelabuhan, dan bagaimana
memfungsikannya.
• Oleh Amba Mpote-Bigg

Bagaimana sebuah negara kepulauan


dengan posisi strategis seperti Indonesia
mempersiapkan diri untuk peningkatan
lalu lintas pelabuhan selama dua dekade
mendatang? Dengan menjadikan Geografi Indonesia membuat kita mudah memahami,
pendidikan sebagai landasan dari mengapa anak sekolah Indonesia perlu belajar tentang
kebijakan reformasi pelabuhan peran pelabuhan dalam pembangunan negeri mereka. Atas perkenan IFPRI-Images
nasionalnya,demikian pendapat para
ahli.

Indonesia adalah negara kepulauan UU tersebut mencakup integrasi, perlunya pengembangan sektor sumber
terbesar di dunia dan sangat bergantung efisiensi pelabuhan, keselamatan, daya manusia di bidang kepelabuhanan.
pada lebih dari 1700 pelabuhan untuk persaingan dan penentuan kembali
mencapai pertumbuhan ekonomi. Sejak otoritas pelabuhan. Tujuannya Pengembangan Tenaga Kerja
tahun 2009 sampai dengan 2020, PDB adalah untuk memastikan bahwa Pengembangan tenaga kerja sangat
Indonesia diproyeksikan akan tumbuh struktur manajemen pelabuhan penting untuk semua aspek reformasi
rata-rata 6,5 persen. Pada tahun 2020, Indonesia direvitalisasi dan efisien, kepelabuhanan.
aliran peti kemas akan mencapai lebih untuk mendorong investasi swasta,
dari dua kali lipat dari volume tahun meningkatkan teknologi dan tenaga “Pemberdayaan kembali manajemen
2009 dan akan naik dua kali lipat lagi kerja. Singkatnya, untuk menjadikan kepelabuhanan nasional merupakan
pada tahun 2030. Indonesia negara pelabuhan kelas dunia proses transformasi yang mendasar
yang berdaya saing. … oleh karena itu, sangat penting
SK tentang RIPN yang dikeluarkan untuk memastikan bahwa sumber
setelah UU no. 17/2008 tentang Sementara beberapa bagian UU daya manusianya kompeten”,
Pelayaran diberi mandat untuk tersebut masih membutuhkan kata Prof Sudjanadi, penasihat
melakukan reformasi dengan penjelasan atau pengembangan, kepelabuhanan, peneliti dan dosen di
menciptakan “sistem pelabuhan yang reformasi telah berjalan dan UU Lembaga Pengembangan Manajemen
efisien, kompetitif dan responsif untuk tersebut secara jelas memandatkan Transportasi. (Informasi lebih lanjut
Indonesia.”

17
Prakarsa April 2012

tentang visi Prof Sudjanadi tentang manajemen kepelabuhanan dan otoritas bidang industri kelautan serta beberapa
pengembangan kepelabuhanan, lihat pelabuhan sampai penerapan praktik lembaga kelautan independen. Warga
“Memberdayaan Kembali Manajemen usaha yang baik dan masalah kebijakan. negara Indonesia juga memanfaatkan
Kepelabuhanan di Indonesia” di beasiswa yang ditawarkan Australia dan
halaman 4.) Kurikulum tersebut akan diawali dengan negara lain untuk mengambil gelar PhD
penentuan peran, tugas dan tanggung dan mengikuti program pasca sarjana
Menurut para ahli, agar bisa jawab otoritas pelabuhan Indonesia dalam bidang manajemen pelabuhan
dilaksanakan secara efektif aspek-aspek yang baru, serta pembekalan kepada dan studi kelautan.
terkait organisasi, hukum, administrasi personel untuk menangani tantangan-
dan kebijakan proses reformasi tersebut tantangan dalam peningkatan volume Belajar Dimulai Sejak Usia Muda
bergantung pada SDM yang tepat. Para kegiatan pelabuhan. Beberapa ahli yakin bahwa pendidikan
pembuat kebijakan dan administrator dapat dilakukan pada tingkat yang lebih
harus memahami benar hal-hal penting, Manajemen (termasuk perencanaan rendah dari perguruan tinggi.
antara lain persaingan usaha, peraturan strategis, manajemen anggaran,
ekonomi dan operasional, analisis dan analisis keuangan), pemasaran, “Mengingat status Indonesia sebagai
tarif, perencanaan lingkungan, dan perencanaan/perekayasaan (dari negara yang paling bergantung pada
pengembangan SDM. penyusunan rencana induk pelabuhan pelabuhan di dunia, tampaknya
sampai pengembangan proyek serta belum terjalin hubungan yang erat
Prof Sudjanadi, penganjur reformasi kegiatan operasional terminal dan antara masyarakat dan pelabuhan .…
kurikulum dan pelatihan untuk tenaga pengelolaan perawatan), serta kontrak Kelihatannya karier di pelabuhan belum
kerja pelabuhan Indonesia, saat ini dan peraturan adalah beberapa bidang banyak dipromosikan”, kata Dr Paul
sedang mengembangkan kurikulum yang membutuhkan pengembangan Kent, konsultan internasional yang
pelatihan baru untuk personel kurikulum. bekerja di Indonesia Infrastructure
manajemen kepelabuhanan dan Initiative (IndII). (Artikel Kent,
kelautan Indonesia bekerjasama dengan “Sarana pelatihan yang ada sekarang “Persaingan Pelabuhan dan Kebutuhan
Pelabuhan Bremen di Jerman. Kursus tidak memadai”, kata Sudjanadi. untuk Mengatur Perilaku Anti-
tersebut akan mencakup topik yang Saat ini, di Indonesia terdapat Persaingan”, dapat dilihat di hal. 20.)
luas, mulai dari pemahaman tentang pendidikan setingkat universitas dalam

Poin-poin Utama:
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat bergantung pada lebih dari 1700 pelabuhan untuk
pertumbuhan ekonominya. UU no. 17/2008 tentang Pelayaran memandatkan bahwa Indonesia harus mengembangkan
“sistem kepelabuhanan yang efisien, kompetitif dan responsif”. Pendidikan harus menjadi landasan reformasi ini.

Para pembuat kebijakan dan administrator harus memahami benar hal-hal penting, antara lain persaingan usaha,
peraturan ekonomi dan operasional, analisis tarif, perencanaan lingkungan, dan pengembangan SDM. Penasihat
pelabuhan, peneliti dan dosen, Prof Sudjanadi, adalah penganjur reformasi kurikulum dan pelatihan, yang saat ini
sedang mengembangkan kurikulum pelatihan baru untuk pelabuhan Indonesia dan personel manajemen kelautan.

Sarana pendidikan lainnya antara lain adalah program setingkat universitas dalam bidang industri kelautan serta
sejumlah lembaga kelautan independen. Warga negara Indonesia juga memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan
Australia dan negara lain untuk mengambil gelar PhD dan program pasca sarjana di luar negeri.

Pendidikan yang terkait dengan pelabuhan dapat dimulai sejak dini, di mana anak sekolah belajar tentang arti penting
dari masalah kelautan, dan mengetahui peluang mereka untuk meniti karier di sektor pelabuhan.

Pengembangan keterampilan dalam bidang komputer dan teknologi informasi adalah kunci untuk meningkatkan
SDM. Sektor pelabuhan juga harus dipromosikan sebagai lingkungan kerja dengan penghasilan yang menjanjikan dan
peluang pengembangan karier.

Strategi juga harus mencakup buruh pelabuhan. Kepada mereka dapat diberikan sertifikasi untuk keahlian khusus
seperti teknik penanganan, keselamatan pekerja, dan pengoperasian peralatan. Sistem insentif yang berkualitas,
pelatihan lintas bidang, dan sistem pengembangan karier yang baku merupakan sarana untuk menanamkan rasa
bangga dan meningkatkan kinerja pekerja.

18
Prakarsa April 2012

“Pertama-tama, harus ada apresiasi untuk mendukung dekrit Rencana Induk sertifikasi keahlian khusus seperti teknik
pada pelabuhan pada usia dini. Anak- Kepelabuhanan yang disusun oleh IndII. penanganan, keselamatan pekerja, dan
anak dapat membina hubungan yang pengoperasian peralatan.
baik dengan pelabuhan duduk di Menarik Minat, Meningkatkan
bangku SD.” Sistem insentif yang berkualitas,
Daya Saing Tenaga Kerja pelatihan lintas bidang, dan sistem
Pengembangan SDM juga memerlukan
Sekalipun di AS, pada tingkat nasional pengembangan karier yang baku
upaya dipromosikannya sektor
hanya ada sedikit program yang merupakan sarana untuk menanamkan
pelabuhan sebagai lingkungan kerja
didedikasikan khusus untuk sektor rasa bangga dan meningkatkan kinerja
yang aman dan memberi imbalan yang
pelabuhan, kata Kent, beberapa negara pekerja.
besar, serta memiliki peluang untuk
bagian terkait maritim seperti Oregon
pengembangan karier. Saat ini bekerja
membuat buku mewarnai khusus anak “Buruh pelabuhan harus punya nilai
di pelabuhan Indonesia jarang dianggap
SD untuk mengembangkan kesadaran tawar … untuk mengembangkan insting
sebagai jalur karier yang layak.
tentang arti pelabuhan. Pesan bisnis lebih lanjut”, kata ahli hukum
sederhana seperti itu menekankan kelautan Hidayat Mao, konsultan
“Kita harus menarik minat lulusan
pentingnya pelabuhan dalam kehidupan hukum kelautan yang tinggal di Jakarta.
terbaik di bidang bisnis”, kata Dr Kent.
sehari-hari. “Mereka perlu memperoleh manfaat
sepenuhnya dari peraturan baru yang
Riset juga menunjukkan, perempuan
Tenaga kerja terlatih dan angkatan berfokus pada pengembangan.”
belum berperan penting dalam
kerja yang diberdayakan kembali sangat
kepelabuhanan Indonesia, meskipun
penting agar pelabuhan Indonesia Melihat ke Depan
jumlah mereka yang terlibat dalam
dapat menyamai standar dunia. Sistem Kunci sukses lainnya adalah seberapa
bidang teknik dan kelautan cukup
pelabuhan yang kompetitif bergantung baik Indonesia dapat “berpikir jauh
banyak. Untuk itu Kementerian
pada keberhasilan menarik dan ke depan” dan bersikap proaktif
Perhubungan telah ditugaskan
membina orang yang tepat ke dalam menghadapi tantangan masa depan
untuk merekrut dan mempekerjakan
semua bidang industri kelautan. dan arah untuk kepelabuhanan. UU
perempuan di pelabuhan.
Pelayaran itu sendiri memerlukan
“SDM di lembaga-lembaga yang baru penegasan dan redefinisi yang
Buruh pelabuhan tetap menjadi
bukan saja harus kompeten tetapi juga berkelanjutan, dan setiap evaluasi
perhatian. Saat ini, sektor pelabuhan
harus menjadi agen perubahan”, kata kemajuan harus dilakukan oleh
Indonesia diwarnai oleh praktik
Prof. Sudjanadi. “Mereka harus memiliki personil yang memenuhi syarat dan
monopoli. (Lihat “Tenaga Kerja
kesadaran akan situasi yang mendesak memang berhak melakukan evaluasi
di Pelabuhan Indonesia: Peran
untuk menghindari kemandekan dan secara jernih. Pola pikir strategis harus
Koperasi” di halaman 12.) Peraturan
berlakunya kembali pola-pola lama.” diwujudkan menjadi tindakan yang
yang mewajibkan pemanfaatan dan
pembayaran tenaga buruh pelabuhan efektif untuk pengembangan SDM.
Teknologi Informasi dikelola oleh koperasi TKBM, ditambah
Satu bidang penting adalah komputer dengan kurangnya peluang untuk maju, Kecuali jika ada komitmen untuk
dan teknologi informasi. Di seluruh menurunkan motivasi mereka. berubah, upaya untuk mengubah sistem
dunia, sistem yang menggunakan kepelabuhanan akan gagal atau stagnan,
teknologi elektronik yang canggih “Tidak ada insentif nyata untuk kata Prof. Sudjanadi. “Peran otoritas
digunakan untuk mengelola produksi, meninggalkan anggapan umum bahwa pelabuhan dan syahbandar adalah
pemasaran, transportasi dan distribusi. pemanfaatan buruh pelabuhan semata- mengomunikasikan visi ini secara efektif
Agar kegiatan pelabuhan Indonesia mata karena otot, bukan otak”, kata Dr dan memimpin jalannya perubahan. Visi
terintegrasi dengan sistem tersebut, Kent. strategis tentang kebutuhan pelabuhan
personel pelabuhan – dan yang [Indonesia] di masa depan – tidak dapat
lainnya di seluruh bagian jaringan Koperasi TKBM mungkin menolak dikembangkan tanpa SDM.” n
transportasi – harus mengembangkan mekanisasi karena khawatir akan
dan mempertahankan keterampilan mengarah pada berkurangnya
teknologi yang diperlukan. kebutuhan akan buruh pelabuhan
yang akan berakibat pada mengurangi
“Perubahan dalam cara pengoperasian peluang untuk mendapatkan
usaha memiliki implikasi yang besar bagi penghasilan, untuk itu diperlukan Tentang penulis:
transportasi, semakin meningkatnya sebuah pendekatan baru. Para buruh Amba Mpote-Bigg adalah wartawan dan
tuntutan akan jumlah yang lebih pelabuhan perlu diberikan kesempatan pengusaha wanita berpengalaman yang
besar dan semakin efisiennya sistem mendapat pelatihan dan dibuat merasa pernah menjadi kepala biro Dow Jones
infrastruktur merupakan dukungan pada sebagai bagian dari tenaga kerja yang di Pantai Gading dan menulis untuk Wall
perdagangan skala besar”, demikian kompetitif dan memenuhi standar Street Journal.
diungkapkan dalam naskah akademik dunia. Kepada mereka dapat diberikan

19
Prakarsa April 2012

Persaingan Pelabuhan dan Kebutuhan


untuk Mengatur Perilaku Anti-Persaingan

Peti kemas di Tanjung Perak, Surabaya Foto oleh Andre Susanto

Indonesia berhasrat menciptakan sektor pelabuhan yang kompetitif. Untuk mencapai tujuan
ini perlu ada upaya mengatasi beberapa hambatan dan menerapkan regulasi “dengan intervensi
minimal” guna meningkatkan persaingan. • Oleh Paul Kent

Sebagai bagian dari strategi layanan pelabuhan yang kompetitif di untuk menggunakan pelabuhan yang
pembangunan ekonomi secara Indonesia. Saat ini Indonesia tengah dimonopoli. Produktivitas yang lebih
keseluruhan, Indonesia menetapkan memasuki babak sistem pelabuhan rendah berarti kapal akan bersandar
UU no. 17/2001 tentang Pelayaran, modern yang dicirikan oleh suatu sistem lebih lama di pelabuhan. Ini dianggap
yang menghendaki adanya peralihan otoritas pelabuhan sebagai pemilik lahan, sebagai waktu menganggur, ketika kapal
paradigma dalam penatalaksanaan dan penyedia layanan pelabuhan oleh tidak menghasilkan pendapatan. Jadi,
dan pengoperasian pelabuhan di swasta. Namun, agar dapat memperoleh semakin lama waktu bersandar, semakin
Indonesia. UU tersebut menetapkan keuntungan dari paradigma baru ini, tinggi biaya operasional langsung dan
sistem otoritas pelabuhan yang akan Indonesia harus memusatkan perhatian juga biaya kesempatan.
melaksanakan peran pengaturan, pada cara melindungi persaingan usaha
mengakhiri kendali monopoli BUMN atas pelabuhan. Dari sudut pandang konsumen,
layanan pelabuhan, dan mengharuskan dampak persaingan (atau tidak
penyusunan rencana induk pelabuhan Tanpa persaingan, harga akan lebih adanya persaingan) dirasakan di pasar
nasional dan daerah. Secara bersama- tinggi dari yang didikte kondisi pasar. ritel. Konsumen Indonesia mungkin
sama, ketentuan-ketentuan tersebut Selain itu, produktivitas bisa menjadi membayar lebih mahal untuk televisi
mendukung terciptanya lingkungan lebih rendah. Harga yang lebih tinggi yang diimpor dari Jepang dibandingkan
berarti importir dan eksportir akan dengan harga yang dibayar konsumen
mengeluarkan biaya yang lebih tinggi Thailand untuk produk yang sama, gara-
gara monopoli di pelabuhan Indonesia.

20
Prakarsa April 2012

Masalah ini juga mempengaruhi ini. Anggaplah sebuah pelabuhan operator ketiga. Pendekatan seperti
ekspor – tekstil yang diproduksi di memiliki dua terminal peti kemas ini dapat dimasukkan ke dalam
Indonesia mungkin menjadi lebih mahal yang menangani kargo internasional. rencana induk, ketika para perencana
dibandingkan dengan tekstil yang Keduanya dikendalikan oleh operator pelabuhan memikirkan bagaimana
diproduksi di Pakistan (di mana operator yang sama. Ketika penggunaan caranya pelabuhan akan memenuhi
terminal swasta bersaing di pelabuhan- terminal-terminal tersebut mendekati permintaan yang diperkirakan. Selain
pelabuhan di Karachi dan Qasim) karena 70 persen, tiba waktunya untuk itu, para perencana dapat menerapkan
biaya pelabuhan dan tarif angkutan yang meningkatkan sarana-sarananya gerbang-gerbang yang terpisah dan
lebih tinggi, sebagai akibat monopoli untuk mengakomodasi meningkatnya menyediakan tempat-tempat bersandar
operator pelabuhan. permintaan. Perluasan dapat dirancang dan penyimpanan yang memadai untuk
sebagai sebuah terminal yang terpisah membuat satu atau lebih terminal
Peningkatan persaingan memerlukan dengan satu operator mengendalikan terpisah.
koordinasi antara keinginan untuk seluruh kegiatan dari dermaga hingga
meningkatkan persaingan, proses ke gerbang. Suatu konsesi dapat dibuat Akan tetapi, perencanaan pembangunan
penyusunan rencana induk, dan untuk menarik minat operator baru terminal yang memungkinkan adanya
pengawasan pengaturan. Sementara untuk berinvestasi di terminal tambahan beberapa operator tidak cukup untuk
permintaan akan layanan pelabuhan tersebut. Maka timbullah persaingan memastikan timbulnya lingkungan yang
meningkat, dan karenanya kapasitas antara kedua operator. kompetitif. Untuk itu diperlukan lebih
harus ditingkatkan, rencana peningkatan banyak lagi perlindungan.
harus dikaji ulang dalam konteks Ketika penggunaan terminal yang
bagaimana persaingan dapat terjadi. baru mendekati 70 persen, peluang Batasan-Batasan
lain muncul untuk memperluas untuk Peningkatan Persaingan
Sebuah skenario hipotesis dapat persaingan dengan memberikan Meskipun UU Pelayaran yang baru
digunakan untuk menunjukkan hal konsesi untuk terminal lain kepada secara jelas mengharuskan adanya

Poin-poin Utama:
Tidak adanya persaingan di sektor pelabuhan mengakibatkan meningkatnya harga dan menurunnya produktivitas. Warga
Indonesia membeli barang impor dengan harga lebih mahal, dan ekspor Indonesia menjadi lebih mahal dari ekspor dari negara-
negara yang pelabuhannya lebih efisien.

Peningkatan persaingan memerlukan koordinasi. Misalnya, ketika perluasan pelabuhan perlu dilakukan, fasilitas dan konsesi dapat
direncanakan sehingga menarik minat operator baru, dan menimbulkan persaingan dengan operator yang ada.

Meskipun UU Pelayaran mengharuskan adanya peningkatan persaingan, masih ada beberapa hambatan. BUMN Pelabuhan
(Pelindo) masih menguasai lahan, dan operator terminal swasta hanya boleh menawarkan jasa penanganan kargo umum dengan
syarat-syarat yang sangat ketat. Pembatasan investasi asing di sektor pelabuhan di Indonesia dapat mengurangi minat operator
global untuk berinvestasi di terminal. Pelindo, di sisi lain, dikecualikan dari UU Persaingan Usaha Indonesia.

Regulator persaingan usaha dibentuk untuk memastikan perusahaan berperilaku secara kompetitif. Jika ada pengaduan, regulator
seringkali memulai langkahnya dengan memeriksa sejauh mana pasar didominasi oleh hanya beberapa perusahaan. Pasar di
negara-negara yang memiliki program Kemitraan Pemerintah-Swasta dalam sektor pelabuhan tersukses di dunia umumnya
hanya memiliki satu atau sedikit perusahaan yang dominan. Dengan demikian, meski Indonesia mengurangi hambatan terhadap
persaingan, kemungkinan hasilnya adalah pasar yang didominasi oleh segelintir perusahaan saja.

Jika regulator akhirnya menangani suatu kasus, fokus penyelidikan terutama tertuju pada keadaan, apakah konsumen atau
pengguna jasa ekspedisi memiliki pilihan.

Lingkungan oligopolistik yang akan muncul di Indonesia menunjukkan perlunya kerangka peraturan untuk mengawasi persaingan
di pelabuhan. Kebijakan pelabuhan Indonesia mendukung regulasi dengan “minimal intervensi”. Alih-alih menentukan harga,
peraturan dapat digunakan untuk memantau kinerja operasional, tingkat tarif, kinerja keuangan, dan penentuan seberapa
banyak pilihan yang dimiliki para pengguna dan pengusaha jasa ekspedisi. Kemenhub dapat memegang tanggung jawab untuk
meningkatkan persaingan pelabuhan dan memantau perilaku yang sesuai dengan persaingan usaha.

21
Prakarsa April 2012

peningkatan persaingan, masih tersisa “ganas” dan menciptakan situasi yang peti kemas, kita katakan bahwa pasar
beberapa hambatan untuk mencapai mempersulit pesaing untuk masuk memiliki CR3 dari 90 persen.) Tentu
hal tersebut. Misalnya, UU tersebut pasar. Selain itu, dengan praktik saja, ukuran konsentrasi itu diterapkan
menciptakan kebingungan karena penentuan harga monopolinya, Pelindo pada operator terminal yang bersaing
tampak seolah-olah mempertahankan memiliki sumber daya keuangan untuk di pasar yang sama. Bisa saja pasar ini
status quo untuk BUMN (Pelindo I mengalahkan perusahaan lain dalam adalah daerah pedalaman yang dilayani
sampai IV). Meskipun UU tersebut tender untuk mengoperasikan terminal pelabuhan-pelabuhan tersebut.
membolehkan operator swasta untuk di tempat lain. Jadi, meskipun UU
ikut terlibat, kepada Pelindo diberi tersebut secara tegas menunjukkan Atau, regulator dapat menggunakan
kendali de facto atas lahan yang keinginan untuk meningkatkan Herfindahl-Hirschman Index (HHI).
mereka operasikan saat ini. Tidak ada persaingan di sektor pelabuhan, “arena Seperti uji CR, HHI berupaya mengukur
batas waktu sampai kapan kendali bermain” kompetitifnya belum setara. konsentrasi pasar, tetapi sekaligus
tersebut berlangsung. Selain itu, mempertimbangkan pangsa pasar setiap
meskipun operator terminal swasta pelaku terbesar untuk mendapatkan
diizinkan menawarkan jasa penanganan Kebijakan Persaingan Modern gambaran yang lebih akurat tentang
kargo umum, mereka hanya dapat Regulator persaingan usaha dibentuk dinamika persaingan di pasar tersebut.
melakukannya dalam keadaan luar untuk memastikan bahwa perusahaan- Pasar dengan CR4 dari 80 persen
biasa: dalam situasi darurat atau ketika perusahaan bertindak secara kompetitif. kemungkinan berperilaku dengan satu
fasilitas dan layanan pelabuhan tidak Kebijakannya biasanya didasari cara jika masing-masing dari keempat
efektif/efisien. Jika operator swasta oleh pemahaman tentang struktur anggota teratas memiliki pangsa
diberi izin, jangka waktunya lima tahun pasar. Secara teoritis, apabila suatu pasar 20 persen, dan dengan cara
(setelah itu mereka harus menyerahkan perusahaan (atau operator pelabuhan) yang sangat berbeda jika satu anggota
aset-aset penting kepada negara) melanggar ambang batas sehingga memiliki pangsa pasar 50 persen dan
dan izin hanya dapat diperpanjang menjadi perusahaan dominan, regulator tiga perusahaan lainnya hanya memiliki
jika keadaan awal belum berubah. langsung waspada, karena perusahaan 10 persen. HHI ditentukan dengan
Pembatasan ini membuat harapan itu berpotensi berperilaku monopolistik. menambahkan kwadrat dari pangsa
menurunkan biaya tinggi terminal pasar.
khusus peti kemas menjadi hampir tidak Bila pesaing tidak bertindak adil,
mungkin. pelaku pasar (atau pembeli jasa) dapat Negara yang berbeda menggunakan
mengajukan pengaduan. Sebelum kriteria berbeda untuk menentukan
Daftar negatif kondisi investasi bertindak, regulator terlebih dahulu apakah suatu pasar sangat
Indonesia membatasi investasi asing akan menilai kebenaran pengaduan terkonsentrasi. AS menggunakan
di sektor pelabuhan hingga 49 persen. tersebut. Seringkali, mereka terlebih HHI dan melihat angka yang lebih
Hal ini dapat menurunkan niat operator dahulu melihat sejauh mana suatu dari 1800 sebagai indikasi pasar
global, yang ingin mengendalikan pasar terkonsentrasi. Jika pasar sangat yang sangat terkonsentrasi. Dalam
terminal agar berkinerja baik, untuk terkonsentrasi, pasar tersebut terdiri proses penyaringan awal di Jerman,
memasuki pasar. Selain itu, Pelindo dari satu perusahaan dominan atau ada dugaan tentang dominasi pasar
dikecualikan dari UU persaingan usaha lebih. Pada awalnya, regulator dapat jika suatu perusahaan memiliki
Indonesia sehingga dapat berperilaku berupaya mengukur pasar dengan sekurang-kurangnya sepertiga
anti persaingan usaha. Berbeda dengan menghitung “rasio konsentrasi”. Tes ini pangsa pasar. Inggris menganggap
negara lain yang membatasi kepemilikan ini menggabungkan informasi tentang perusahaan memegang monopoli atau
(seperti Chili membatasi persentase jumlah perusahaan dan ukurannya, atau posisi dominan jika mengendalikan
terminal lain yang dapat dimiliki oleh “konsentrasinya”. Rasio konsentrasi (CR, sekurangnya 25 persen pasar. Di
operator terminal yang ada) atau jumlah concentration ratios) (CR) mengukur Australia, otoritas anti-monopoli akan
konsesi (seperti Meksiko membatasi persentase total penjualan dalam suatu menyelidiki usulan merger/akuisisi
jumlah konsesi yang dapat dimiliki industri yang dilakukan oleh beberapa jika CR4 akan menghasilkan pangsa 75
oleh operator terminal di kedua perusahaan besar tertentu. Dalam persen atau lebih (ketika perusahaan
pantai), Indonesia tidak menerapkan konteks pelabuhan, ini dapat berarti yang merger menguasai setidaknya 15
pembatasan semacam itu kepada persentase peti kemas yang ditangani persen pasar), atau jika perusahaan
Pelindo. Dengan demikian, secara oleh operator terminal terbesar atau yang merger akan memiliki pangsa pasar
teoritis, adalah mungkin bagi Pelindo kelompok operator terbesar. CRn 40 persen atau lebih.
untuk menunjukkan dominasinya mengacu pada n operator terminal
dengan menetapkan harga yang terbesar di industri ini. (Jadi, jika tiga Penerapan salah satu dari standar
operator terbesar menangani 90 persen tersebut pada program Kemitraan

22
Prakarsa April 2012

Pemerintah-Swasta yang paling mana pengguna dan pengusaha jasa mengandalkan pengajuan informasi
berhasil di sektor pelabuhan (Kolombia, ekspedisi memiliki pilihan (dengan yang biasanya sudah tersedia,
Argentina, Malaysia, dan Inggris) menghitung biaya transportasi total Kemenhub akan menyesuaikan dengan
menunjukkan bahwa pasar di setiap antara terminal dan daerah pedalaman). tujuan kebijakan tentang regulasi
negara ditandai dengan adanya satu Pengusaha jasa ekspedisi memilih dengan minimal intervensi.
perusahaan dominan, atau cukup sangat untuk menghindari terminal yang buruk
terkonsentrasi jika uji HHI digunakan operasionalnya, dan akan memilih Sebagaimana disebutkan di atas,
seperti di AS. Dengan demikian, bahkan opsi lain jika mungkin. Jika regulator Indonesia masih perlu mengatasi
jika Indonesia menurunkan hambatan menentukan bahwa profitabilitas tinggi, hambatan yang ada dalam
persaingan seperti yang dijelaskan tetapi tarif yang dikenakan “kompetitif”, pengembangan persaingan usaha.
di atas, kemungkinan hasilnya masih maka mungkin tidak ada masalah. Tetapi Jika tidak diatasi dalam waktu dekat,
berupa pasar yang didominasi oleh jika laba tinggi, dan kinerja buruk, maka para pelaku pasar saat ini dapat terus
segelintir perusahaan. regulator dapat berasumsi operator menggunakan dominasinya dengan
menerapkan perilaku monopoli. Dalam menguasai lahan yang seharusnya
Oleh karena berfokus pada struktur keadaan bagaimanapun, dengan tersedia untuk operator baru, atau
pasar, dan bukan kinerja pasar, tes- memantau perilaku berdasarkan faktor- meningkatkan harga monopoli untuk
tes ini tidak menentukan sejauh faktor ini, regulator akan memiliki mengukuhkan dominasinya. Kemenhub
mana konsumen (atau pengguna dan dasar untuk terlebih dulu menentukan, memiliki peran yang jelas untuk
pengusaha jasa ekspedisi) memiliki apakah pengaduan itu benar, dan memastikan lapangan usaha yang
alternatif yang dapat digunakan. Pilihan kedua, apakah perlu dilakukan kompetitif. Jika posisi monopoli para
konsumen (atau opsi pengguna jasa penyelidikan lebih lanjut. operator terminal tidak diatasi, hal itu
ekspedisi) sebenarnya adalah faktor juga dapat menghambat investasi di
yang paling kritis dalam menentukan Dengan memantau faktor yang sektor ekonomi lainnya. n
ada tidaknya masalah anti-monopoli, menentukan cara operator bersaing,
sedangkan faktor lainnya, seperti tingkat Indonesia dapat menghindari
laba atau profitabilitas, tidak terlalu tantangan yang lebih sulit berupa
penting, walau regulator ekonomi keharusan menentukan harga.
cenderung berfokus pada faktor Sebaliknya, regulator akan
tersebut dalam regulasi yang digunakan mengharuskan operator terminal
saat ini (mungkin karena konsumen untuk mengajukan tarif, melaporkan Tentang penulis:
tidak punya pilihan atau pilihannya indikator operasional tertentu, dan Paul Kent adalah Senior Vice President di
sangat terbatas). Jika regulator akhirnya menyerahkan laporan keuangan Perencanaan Infrastruktur dan Ekonomi
di Nathan Associates. Dr. Kent adalah
menyelidiki suatu kasus, penyelidikan tahunan serta informasi keuangan
tokoh terkemuka dalam bidang privatisasi
difokuskan terutama pada masalah yang lainnya terkait dengan laba atau dan peraturan pelabuhan yang telah
sangat kritis ini. tingkat pengembalian modal. mengarahkan atau berpartisipasi dalam
Perjanjian layanan, yaitu kontrak proyek-proyek pelabuhan dan logistik di
antara operator dan pengusaha hampir 45 negara. Ia mengembangkan
Bagaimana Persaingan Pelabuhan jasa ekspedisi, juga harus diajukan perangkat pendukung keputusan untuk
Dapat Diatur berdasarkan aturan kerahasiaan untuk pembuat kebijakan, regulator, dan sektor
Lingkungan oligopolistik yang akan memastikan tidak adanya perilaku swasta. Disertasinya tentang regulasi
muncul di Indonesia menunjukkan diskriminatif. Dan operator juga harus persaingan pelabuhan menjadi dasar
diwajibkan untuk melaporkan niatnya penulisan untuk berbagai modul peraturan
perlunya kerangka peraturan untuk
melakukan merger dengan atau untuk Perangkat Reformasi Pelabuhan
mengawasi persaingan di pelabuhan. Bank Dunia. Sebagai kontributor berbagai
Kebijakan Indonesia tentang pelabuhan mengakuisisi perusahaan lain.
jurnal perdagangan dan jurnal ilmiah, Dr.
mendukung adanya regulasi dengan Kent adalah satu-satunya orang Amerika
“minimal intervensi”. Jadi, alih-alih Kemenhub akan bertanggungjawab yang telah menerima gelar doktor
menentukan harga, yang merupakan meningkatkan persaingan pelabuhan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Pusat
tantangan dalam hal penentuan harga dan dengan demikian dapat memantau Rusia untuk Ekonomi dan Operasional
yang wajar, kita dapat mengaturnya perilaku persaingan. Apabila menurut Perhubungan Laut di Moskow. Sebelum
dengan memantau perilaku persaingan keadaan, baik sebagai hasil pemantauan bergabung dengan Nathan Associates, Dr.
pelabuhan. Ini dapat dilakukan dengan maupun dari pengaduan yang diterima, Kent adalah Associate Director di National
cara, regulator memantau kinerja mungkin terdapat perilaku anti- Ports and Waterways Institute, Louisiana
persaingan usaha, Kemenhub dapat State University.
operasional, tingkat tarif, kinerja
keuangan, dan menentukan sejauh mengajukannya ke KPPU. Dengan

23
Prakarsa April 2012

Pandangan
Seorang Direktur
Kemal Heryandri, seorang
pakar masalah kepelabuhanan,
membahas masa depan dan
tantangan yang akan dihadapi
Pemerintah Indonesia seiring
dengan berkembangnya sektor
kepelabuhanan.

Kemal Heryandri menjabat sebagai


Direktur Pelabuhan dan Pengerukan
di Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut (Dirjen Perhubungan Laut),
Kementerian Republik Indonesia.
Ia adalah lulusan program
pascasarjana di bidang Perencanaan
dan Perekayasaan Pelabuhan dari
International Institute of Hydraulic
Engineering, IHE-Delft Technology
University, Belanda. Sebelumnya, ia
pernah menjabat sebagai Sekretaris
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
untuk periode 2010–2011.

Pak Kemal berbincang dengan


Prakarsa saat berada di Batam untuk
menghadiri beberapa lokakarya dalam
rangka mensosialisasikan Rencana
Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
kepada pejabat Pemerintah Daerah Kemal Heryandri Atas perkenan Annetly Ngabito

dan Pemerintah Provinsi.

Menurut pendapat Bapak, apakah saat pra-kualifikasi. Mereka melihat menguntungkan. Perusahaan swasta
strategi terbaik untuk dapat Tanjung Priok begitu ramai, dan akan biasanya mengambil keputusan
mengimplementasikan Rencana dikembangkan. Biasanya, investor berdasarkan berapa banyak
Induk Pelabuhan Nasional? Terutama swasta akan meminta dokumen keuntungan yang dapat dihasilkan.
mengingat 70 persen dana yang pendukung berisi informasi yang Kita harus menunjukkan bahwa
dibutuhkan untuk pengembangan diperlukan, bagaimana hasil studi kalau Anda bangun sesuatu, itu
pelabuhan berasal dari sektor kelayakannya, kemudian bagaimana akan menghasilkan profit. Kuncinya
swasta? potensinya, dan seterusnya. ada di situ. Jadi dia tahu sekian
Mereka berpikir : jika belum ada besar potensi kargonya. Itu strategi
Memang kita harus menyiapkan pelabuhan, sementara industri di pertama.
dokumen yang betul-betul wilayah sekitarnya berkembang,
dipersiapkan dengan baik, dalam pasti produksinya harus dibawa ke Kemudian, yang kedua, kita harus
arti kita harus bisa menjual kepada pelabuhan yang agak jauh. Sementara menjamin bahwa nanti tidak terjadi,
sektor swasta sehingga mereka kalau ada pelabuhan di dekat lokasi misalnya, pemutusan kontrak usaha
tertarik untuk berinvestasi, sebagai industri, pengguna pelabuhan pasti setelah baru dua tahun berjalan. Jadi
contoh, Pelabuhan Kalibaru di akan lari ke pelabuhan terdekat. ada keamanan dan kepastian hukum.
Jakarta Utara. Banyak yang tertarik Jadi, ini merupakan investasi jangka
dengan Pelabuhan tersebut, dan Jadi kita harus menunjukkan panjang: 50 tahun, 30 tahun, 40
33 perusahaan sudah mendaftar kepada pengusaha swasta, bahwa tahun. Investor harus diyakinkan oleh
pelabuhan siap dikembangkan, Pemerintah bahwa mereka terjamin
sudah siap menghasilkan, dan akan dan bisa terus mengoperasikan
pelabuhan sampai kontraknya selesai.

24
Prakarsa April 2012

Sekarang peraturan kita sudah Contohnya, saat investor meminta Apakah dia akan menjadi hub nantinya,
mendukung pemberian jaminan oleh 50 tahun, aturan kita yang berlaku pasar yang menentukan.
Pemerintah, tetapi karena belum membatasi maksimal hanya 30 tahun.
ada banyak contoh, mereka masih Belum ada aturan yang jelas mengenai Tapi Kuala Tanjung berpotensi untuk
ragu. Ada contoh kerjasama seperti konsesi itu. Belum ada insentif yang menjadi hub. Kenapa? Karena untuk
Hutchinson di Pelabuhan Tanjung diberikan oleh Pemerintah. Saat menjadi internasional, dia harus punya
Priok, dalam kerjasama tersebut ini Pemerintah sudah membentuk produk dulu. Di dekatnya ada Kawasan
kontrak mereka dihargai oleh Perusahaan Penjamin Infrastruktur. Industri Sei Mangkei. Produksi di
Pemerintah. Nah, itu bagus. Selain itu juga ada juga kawasan industri tersebut itu besar
perusahaan-perusahaan lain yang bisa sekali volumenya, potensi kargonya
menyediakan jaminan. Kemudian ada juga akan besar. Sementara di Belawan,
Kerjasama antara Hutchison juga Undang-Undang Pembebasan kondisinya berbeda, ada keterbatasan
[Hutchison Port Holdings, yang Lahan. alur dan kolam harus dikeruk setiap
mengoperasikan Jakarta International tahun. Hal ini tidak mencukupi dan
Container Terminal] berbeda dengan kurang efisien jika dibandingkan
program Kerjasama Pemerintah- Bukankah Undang-Undang besarnya volume kargo. Kapal yang
Swasta [PPP] yang selama ini Pembebasan Lahan yang baru ini berukuran di atas minus 91 tidak akan
ditawarkan oleh Pemerintah. Betulkah belum diterbitkan? bisa masuk. Berbeda dengan Kuala
sampai saat ini belum ada proyek PPP Tanjung yang mempunyai potensi
untuk pelabuhan? Memang belum, tetapi itu akan kedalaman yang besar.
menjadi aturan yang mendukung PPP.
Lalu kemudian Batam juga berpotensi
Oh, ya. Agak berbeda karena untuk menjadi hub. Jadi, tidak apa-
Hutchinson bekerjasama langsung Menurut MP3EI [Masterplan apa: Malaysia punya Pelepas dan Port
dengan Pelindo. Saat ini PPP yang Percepatan dan Perluasan Klang. Malaysia punya dua hub dengan
murni untuk pelabuhan belum ada. Pembangunan Ekonomi Indonesia], dua segmen yang agak berbeda, kalau
Oleh karena itu, kami mendorong Kuala Tanjung merupakan wilayah menurut saya. Yang pertama memiliki
IndII agar kita bersama-sama dapat yang paling cocok untuk menjadi hub kawasan industri, sedangkan yang satu
merealisasikan ini. internasional – bukan Batam. lagi memiliki lokasi strategis.

Ya, Kuala Tanjung sedang dipersiapkan. Tetapi Kuala Tanjung juga mempunyai
Berhubung kita sedang berada Kuala Tanjung berpotensi untuk lokasi strategis karena berada di
di Batam, apakah Bapak dapat menjadi hub internasional. Selat Malaka. Kalau salah satu saja
menceritakan mengapa belum ada bisa menjadi hub internasional,
proyek PPP yang mendapatkan entah itu Batam atau Kuala Tanjung,
investor swasta setelah 10 tahun? Kuala Tanjung dianggap masih itu sudah bagus. Tapi, dua-duanya
merupakan greenfield jika kita proyeksikan sebagai pelabuhan
Sebenarnya bukannya belum laku dibandingkan dengan Batam. Apa internasional yang berpotensi menjadi
[dengan investor swasta], tapi otoritas alasan pemilihan ini, sedangkan hub. Malaysia punya dua hub sekarang,
lokal belum bisa memberi penawaran Batam saja belum berhasil Tanjung Pelepas dan Port Kelang.
menarik dengan baik. Kalau menurut mendapatkan investor? Sedangkan Singapura hanya memiliki
saya begitu. satu pelabuhan.
Sebenarnya saya sudah menjelaskan
saat melakukan sosialisasi, bahwa kita
Apakah otoritas lokal di Batam dapat tidak boleh menyatakan bahwa satu Menurut Bapak, apakah salah satu
dibantu dengan mempersiapkan pelabuhan akan menjadi hub. Yang alasan Batam belum menjadi hub
dokumen yang lebih baik oleh menjadikan dia hub adalah pasar. internasional disebabkan oleh tekanan
Pemerintah Pusat? Apakah hambatan Market. dari Singapura dan Malaysia?
yang dialami dalam pengembangan
PPP? Sama seperti kita membangun hotel. Kalau menurut saya tekanannya
Apakah hotel tersebut akan ramai, akan murni sekedar kompetisi. Seringkali
Sebenarnya Otoritas Batam sudah menjadi hotel yang okupansinya bisa kita salah mengartikan keadaan yang
memulai jauh hari sebelumnya. Jadi, 100 Persen? ‘Kan, tidak bisa begitu. ada. Di satu pihak, kita tidak mampu
sebelum orang membicarakan PPP, Pasar yang menentukan. Tapi hotel itu, bersaing tapi kita menyalahkan orang,
Otoritas Batam sebenarnya sudah ‘kan, harus dilengkapi dengan fasilitas dengan mengatakan kita dihalang-
memulai. Mereka sudah lebih dulu dan pelayanan yang baik untuk menarik halangi. Bukan seperti itu. Siapa,
menawar­kan tender. Hanya saja, waktu tamu. Sama, pelabuhan juga begitu. yang menghalangi kita membangun
itu mereka tidak didukung adanya regu­ Yang jelas kita setuju berkomitmen pelabuhan atau dermaga di wilayah
lasi yang kuat oleh Pemerintah Pusat. untuk membangun Kuala Tanjung milik kita sendiri? Kalau kita punya
sebagai pelabuhan internasional. uang, kita bangun, tidak ada yang bisa

25
Prakarsa April 2012

melarang, bukan? Kemudian, kalau kita ini dulu dan dua-tiga tahun selesai. Yang kedua, mengenai masalah
sediakan fasilitasnya juga tidak ada Selama masa itu jangan membangun pelayanan. Selain kita bangun
yang bisa melarang. yang lain dulu dibangun. Itu bisa dermaganya, kita juga harus sediakan
saja dilakukan,tinggal membutuhkan cranes-nya. SDM-nya juga perlu kita
Dulu, saat Tanjung Pelepas sedang komitmen yang kuat. perhatikan, sehingga kita benar-benar
dibangun, siapa yang bisa melarang? bisa memberikan pelayanan yang
Itu wilayah Malaysia sendiri. Singapura terbaik. Kinerjanya juga harus kita
merasakan dampak Tanjung Pelepas Adakah individu dari Kementerian perhatikan. Mudah-mudahan ini bisa
sekarang. Karena ada Tanjung Perhubungan yang dapat meyakinkan bermanfaat, karena juga dapat menjadi
Pelepas, volume Singapura berkurang. pejabat di tingkat atas untuk acuan.
Batam juga begitu kalau kita bangun berkomitmen untuk melakukan hal
menjadi pelabuhan internasional. Ini tersebut? Tetapi Rencana Induk ini harus tetap
masalahnya kita masih belum bisa dinamis. Kalau sebuah pelabuhan tetap
membangun dengan dana sendiri, Seharusnya ada pendekatan yang tumbuh, yang sebelumnya pengumpan,
karena kita mengandalkan investor. lebih menyeluruh dalam mewujudkan berkembang menjadi pengumpul,
tujuhan ini. Kita harus saling kerjasama dan kemudian menjadi pelabuhan
Sah-sah saja kalau dalam kompetisi dengan pemangku kepentingan seperti internasional, ya boleh saja. Jadi,
Singapura menarik investor dengan Kementerian Koordinator Bidang Rencana Induk hanya berperan sebagai
mengatakan, kalau membangun di Perekonomian, Bappenas, Menteri acuan. Kita mesti punya blueprint dulu,
Singapura saja, kami beri diskon, Keuangan, dan lain-lain. “Indonesia dan ini bisa ditinjau terus. Setiap tiga
asal jangan membangun di negara incorporated.” Mestinya seperti itu tahun sampai lima tahun harus kita
lain. Boleh saja. Namanya bisnis, ada bukan? Saya optimis jika seperti itu. tinjau. Karena Rencana Induk ini, ‘kan,
kompetisi. Misalnya kompetisi dua dinamis sekali.
hotel, yang satu bilang Anda jangan
menginap di sini. Menginap di tempat Satu pertanyaan terakhir, Pak: Tetapi di lapangan nantinya, kita
saya saja,saya beri tarif lebih murah. Menurut Bapak, apa dampak dari bisa saja punya rencana, tapi
Lalu mau apa kita? Rencana Induk Nasional ini dalam nantinya betul-betul kekuatan
kurun waktu 5–10 tahun yang akan pasar yang menentukan bagaimana
datang? pelaksanaannya. n
Apakah Pemerintah Indonesia
dapat mengikuti langkah yang Mestinya pengembangan pelabuhan —Wawancara ini dilakukan oleh
diambil Perdana Menteri Mahathir mengacu pada RIPN, terutama dalam Communications Officer IndII, Annetly
Mohamad sewaktu Malaysia prioritas pembangunan. Jadi kita Ngabito.
membangun Pelabuhan Tanjung punya skala prioritas. Kita tidak lagi
Pelepas, di mana Pemerintah membangun pelabuhan-pelabuhan CATATAN
Malaysia mendanai semua pengumpan yang memang belum 1. “Minus 9” adalah sebuah cara
pembangunan infrastruktur awal dibutuhkan untuk dikembangkan. untuk mengkategorikan ukuran
menggunakan dana pemerintah Kecuali untuk pelabuhan-pelabuhan kapal dengan mengacu kepada jarak
dan kemudian menjualnya kepada yang terletak di pulau terluar, karena antara bagian bawah kapal dengan
perusahaan swasta seperti Maersk untuk kepentingan pertahanan dan permukaan air. Banyak kapal yang
Line, Evergreen, dan lain-lain? juga untuk, misalnya, membantu berukuran lebih besar dari ini.
masyarakat yang membayar harga
Itu tergantung keinginan nasional. tinggi untuk komoditas karena tidak
Pemerintah bisa memerintahkan untuk adanya pelabuhan. Itu dalam rangka
membangun Batam – seperti saat promosi.
Malaysia membangun Tanjung Pelepas
– dengan segala daya dikerahkan, Tetapi mungkin dengan adanya RIPN,
semua dana dikeluarkan oleh seharusnya kita bisa melihat: apabila
pemerintah. ada pelabuhan pengumpul, kita bisa
cek pemanfaatannyanya. Jika sudah
Tergantung kita untuk memutuskan padat sekali, kita bangun. Jadi kita
untuk membangun dua pelabuhan: mempunyai skala prioritas yang lebih
Kuala Tanjung dan Batam, misalnya tinggi.Kadangkala seperti yang pernah
dengan menggunakan uang APBN 2013. terjadi pelabuhan mana yang akan
Semua dimasukkan ke APBN. Masing- dibangun tergantung pada siapa yang
masing pelabuhan didanai empat kuat dalam melobi. Mestinya RIPN ini
triliun, jadi total biaya adalah delapan menjadi referensi kita. Itu satu hal.
triliun. Kita fokus ke dua pelabuhan

26
Prakarsa April 2012

Pertanyaan:
Menurut pendapat Anda, langkah
prioritas seperti apa yang seharusnya
Pandangan
diambil untuk melaksanakan RIPN
(Rencana Induk Kepelabuhanan
Nasional/NPMP) secara efektif?
Para Ahli
Erry Hardianto
t

Senior General Manager, Trade & Marketing Department


PT Maersk Line Indonesia

“Langkah yang perlu diambil adalah pengintegrasian perencanaan dengan pihak yang relevan agar tercipta
konsistensi di setiap tingkat pemangku kepentingan, sehingga implementasi industri rantai suplai dapat
berjalan lancar dan dapat menekan biaya transportasi ke tingkat yang kompetitif dengan negara Asia lainnya.
Perencanaan infrastruktur pelabuhan sebaiknya didesain sesuai dengan kebutuhan kapasitas jangka panjang
(umur ekonomis) sampai dengan 50 tahun ke depan. Beberapa pelabuhan besar Asia bahkan didesain untuk
umur ekonomis sampai dengan 100 tahun. Selain itu, pembangunan dan pengembangan kawasan pelabuhan
selayaknya disesuaikan dengan kondisi geografis di Indonesia, dan melalui mekanisme pasar (business
oriented) dapat ditentukan lokasi-lokasi di mana sistem kepelabuhanan yaitu pelabuhan pengumpul (hub and
spoke) dan pelabuhan pengumpan dapat dibangun. Hal ini akan sangat berguna untuk mendukung efisiensi
anggaran.”
t

Octavianus Sembiring
Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Corporate Banking I Group – Relationship Department 3

“Percepatan pembangunan pelabuhan di Indonesia dapat terlaksana dengan meningkatkan lebih banyak
partisipasi perbankan nasional. Kelayakan proyek, jumlah kredit besar dan jangka waktu yang panjang
merupakan tantangan utama bagi perbankan untuk membiayai sektor ini. Oleh karena itu yang merupakan
pilihan ideal adalah pembiayaan dana talangan dari perbankan secara sindikasi kepada perusahaan dan/
atau pembiayaan proyek yang dijamin asuransi kredit, dilanjutkan dengan penggantian struktur keuangan
(refinancing) dengan sumber dana jangka panjang seperti surat hutang (bond) atau saham (equity).”

Saptono R. Irianto
t

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)

“Agar RIPN ( NPMP) dapat dilaksanakan secara efektif, perlu dikembangkan konsistensi dan simplifikasi
birokrasi perijinan dari Pemerintah, yang tetap fleksibel bagi BUP (Badan Usaha Pelabuhan) dalam
menghadapi perubahan dalam pola perdagangan (trade pattern) dan langkah-langkah untuk menekan biaya
logistik secara umum.”

27
Prakarsa April 2012

Beristirahat setelah seharian bekerja Foto oleh Andre Susanto

Sisi Kemanusiaan Infrastruktur: Mendaur Ulang Sampah Jakarta


Catatan Redaksi: Di kolom seri “Sisi Kemanusiaan Infrastruktur”, yang telah terlatih dengan cepat menelusuri setiap kantong
penulis, Andre Susanto, meluangkan waktu untuk mempelajari sampah, seolah memiliki penglihatan sinar-x saat memilih
kehidupan beberapa warga yang ia temui setiap hari dalam sampah yang masih berharga dan membuang sisanya. Meskipun
perjalanannya menuju dan dari kantor. Mereka adalah para harus bekerja cepat, ia tidak membuat sampah tersebut
pekerja yang memiliki peran penting terkait pengelolaan berserakan kemana-mana. Dengan hati-hati ia membuka
sampah di kota-kota di Indonesia: para pemungut sampah, yang kantung sampah, mengambil yang bisa dijualnya, dan kemudian
dikenal dengan sebutan “pemulung”, ini dengan tekun memilah mengikat kembali kantung sampah tersebut, sesuatu tindakan
dan mendaur ulang barang-barang yang telah dibuang oleh yang tidak semua pemulung mau melakukannya.
warga yang lebih kaya. (Untuk informasi lebih lanjut tentang
topik pengelolaan limbah padat di Indonesia dan beberapa Wajahnya sangat saya kenali karena saya melihatnya setiap
rencana yang sedang disusun terkait dengan cara pembuangan hari saat berangkat kerja. Melalui kaca spion saya bisa melihat
sampah yang lebih baik bagi kesehatan masyarakat dan langkahnya yang mantap, bergerak lambat tapi pasti, menyusuri
lingkungan dapat dilihat dalam jurnal Prakarsa edisi Juli 2011 rute yang sama selama bertahun-tahun. Walau sosoknya
tentang “Sanitasi Perkotaan” atau kunjungi www.indii.co.id.) terlihat rapuh namun bahasa tubuhnya menunjukkan tekadnya
yang kuat.
Bagi kita pada umumnya, memilah sampah adalah suatu
tindakan yang biasanya kita lakukan tanpa sadar atau bukan Ibu Desi belum pernah menikah, dan tinggal sendiri di gubuk
suatu tindakan yang dapat meningkatkan harga diri kita: dekat perumahan, tanpa anak atau suami yang menunggunya
sehingga kita merasa puas karenanya, dan bahkan bukan di rumah. Seperti dikatakannya, sulit menemukan seorang
pula suatu tindakan yang membanggakan bahwa kita telah suami bila harus bekerja hampir 16 jam sehari, termasuk di
ikut berperan dalam penyelamatan lingkungan. Namun, bagi akhir pekan. Ia tidak menyesal menjalani hidupnya sendiri, dan
sebagian orang lainnya, memilah sampah merupakan bagian ia menyatakan bahwa ia tak ingin membesarkan seorang anak
dari hidup, seperti contohnya bagi Ibu Desi. Wajah letihnya dalam kondisi kehidupannya yang seperti sekarang. Tapi jelas
dengan serius mengamati apa saja yang dibuang ke tempat ia mencintai anak-anak. Saat menemukan mainan bekas, ia
sampah. Jari rampingnya dengan cekatan memilah sampah, seringkali memberikannya kepada anak-anak yang dikenalnya.
mengambil yang bisa dijual atau digunakannya sendiri. Matanya Ia bisa mendapatkan sedikit uang dengan menjualnya, tapi
kebahagiaan yang diperoleh saat memberikannya kepada anak-
anak dan membuat mereka senang jauh lebih besar.

28
Prakarsa April 2012

Ia tidak memberitahu berapa besar pendapatannya setiap hari, Gudang tersebut menerima kabel tembaga dari orang-
hanya sekedar cukup untuk membeli makan, katanya. Semua orang seperti Pak Agus yang memungutnya dari tempat
yang ditemukannya setiap hari harus diserahkan pada induk pembuangan di lokasi pembangunan. Ibu Eni bersama
semangnya untuk ditimbang hasilnya, dan kemudian sang induk buruh lainnya duduk diatas tanah, dan dengan pisau tumpul
semang memberinya uang saku harian. Sebagai imbalannya, ia dengan cepat menguliti isolasi kabel. Anak-anak mereka
diperbolehkan membangun gubuk di atas tanah si induk semang bermain ditengah-tengah dengusan nafas para pria yang
tersebut. Penghasilannya setiap hari tergantung dari sampah membongkar truk limbah logam. Anak-anak bergerak
yang bisa dibawanya. cepat, melesat diantara para pekerja dan truk, berkelit dan
menghindar dari alat berat dan benda logam tajam.
Ibu Desi adalah seorang pemulung, salah satu dari tahap awal
rantai daur ulang sampah di Indonesia. Bagi para pemulung, Saat menjelang sore, Pak Agus kembali menemui pembelinya
daur ulang bukan sekedar perbuatan yang baik; tapi merupakan agar dapat bertemu keluarganya sebelum gelap. Pukul 5 sore
cara untuk bertahan hidup. Komplek perumahan yang saya Ibu Eni akan meminta upah hariannya, memanggil anak-anaknya
tempati memiliki kebijakan “Pemulung Dilarang Masuk”, tetapi dan membeli kebutuhan untuk mempersiapkan makan malam.
tidak diberlakukan dengan ketat. Meski demikian hanya dua
kali pernah terjadi masalah terkait dengan pemulung. Kedua Keluarga ini biasanya berkumpul kembali sekitar pukul 6
masalah itu menyangkut adanya orang baru yang mencari sore. Ibu Eni dan Pak Agus duduk bersama-sama di trotoar,
sampah di wilayah Ibu Desi. Dua kali pula Ibu Desi dengan sengit menikmati saat bersama sebagai keluarga, sementara anak-
mempertahankan wilayahnya. anaknya bermain di dalam gerobak. Seringkali anak-anak
berteriak kegirangan ketika mereka menemukan benda
Ibu Desi hidup dalam kehidupan yang keras, namun berharga baru yang dibawakan oleh ayahnya. Pukul 7 malam,
pekerjaannya memberikan peran penting dalam pengelolaan saat saya biasa lewat, anak-anak mereka biasanya sudah
sampah Indonesia. Tanpa pemulung sepertinya yang memilah tertidur, tak menyadari bahwa mereka berperan dalam proses
sampah kita, barang bekas yang bisa diselamatkannya tidak daur ulang perkotaan Indonesia. n
akan terpakai kembali atau didaur ulang.

Ibu Desi merupakan pemandangan yang saya lihat saat Apakah Anda masuk dalam daftar pengiriman IndII?
berangkat kerja di pagi hari, sedangkan Pak Agus dan Jika Anda saat ini belum menerima terbitan jurnal
keluarganya adalah gambaran yang saya lewati dalam triwulan Prakarsa dan ingin berlangganan, silakan
perjalanan pulang setiap malam. Gerobak mereka berada
mengirimkan e-mail ke: enquiries@indii.co.id. Nama
dipinggir jalan arteri yang sibuk di wilayah Jakarta Selatan.
Pak Agus memiliki dua anak yang masih kecil, yang biasanya
Anda akan kami masukkan dalam daftar pengiriman
duduk di atas gerobaknya, bermain dengan sampah-sampah Prakarsa versi elektronik dan e-blast IndII. Jika Anda
yang berhasil dikumpulkannya setiap hari, sementara istrinya ingin menerima kiriman jurnal Prakarsa versi cetak,
mengawasi mereka. Pak Agus selalu kelihatan letih, tapi silakan menyertakan alamat lengkap pada e-mail Anda.
senyumnya yang cerah untuk anak-anaknya menjadikan
Tim Redaksi Prakarsa
wajahnya bercahaya.
Carol Walker, Managing Editor
Kehidupan sehari-harinya membutuhkan kekuatan fisik, karena carol.walker@indii.co.id
dia harus menarik gerobaknya dengan seutas tali yang terikat di Eleonora Bergita, Senior Programme Officer
bahunya, dengan menggunakan potongan selang plastik sebagai
bantalan. Ia mengelilingi lingkungan sekitarnya, memilah-milah eleonora.bergita@indii.co.id
sampah, dan membeli barang bekas atau barang-barang daur Pooja Punjabi, Communications Consultant
ulang. pooja.punjabi@indii.co.id
Annetly Ngabito, Communications Officer
Ia tidak diharuskan menjual apa yang ditemukannya pada orang
tertentu; ia dapat menjual barang-barang yang ditemukannya pooja.punjabi@indii.co.id
pada pembeli tertinggi. Kadang ia meminjam uang agar dapat David Ray, IndII Facility Director
membeli limbah dan barang daur ulang untuk dijual kembali. david.ray@indii.co.id
Pada umumnya ia bisa mendapatkan uang sedikit lebih banyak
Mark Collins, Deputy Facility Director
dari Ibu Desi, untuk menghidupi istri dan anak-anaknya. Mereka
tidak memiliki rumah, selain gerobak tempat mereka tinggal. mark.collins@indii.co.id
Jim Coucouvinis, Technical Director – Water and Sanitation
Untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup, istrinya, Ibu Eni, jim.coucouvinis@indii.co.id
bekerja di salah satu gudang daur ulang tembaga. Ia menguliti David Shelley, Technical Director – Transport
kabel dari bungkus isolasinya sambil mengawasi kedua anaknya.
david.shelley@indii.co.id
Bersama para perempuan lain dan beberapa anak remaja, ia
bekerja dengan tekun sampai suaminya kembali di malam hari. Lynton Ulrich, Technical Director – Policy & Regulation
lynton.ulrich@indii.co.id

29
Prakarsa April 2012

Hasil
Sebuah Proyek Percontohan
Tempat Pemrosesan Akhir Regional Akan Dilaksanakan
Strategi penting dalam menangani masalah persampahan di Indonesia adalah pengembangan
tempat pemrosesan akhir (TPA) sanitary landfill regional, yang akan dibangun di beberapa lokasi,
termasuk Mamminasata. Fasilitas yang direncanakan akan melayani wilayah metropolitan yang
mencakup kota Makassar serta kabupaten Maros, Gowa, dan Takalar. Daerah ini merupakan
penggerak pertumbuhan ekonomi bagi kawasan Sulawesi dan seluruh wilayah timur Indonesia,
tetapi wilayah ini juga menghadapi masalah lingkungan dan sanitasi yang hanya dapat
ditanggulangi dengan membangun TPA sanitary landfill yang tepat. Prakarsa Infrastruktur
Indonesia (IndII) telah menyusun Detailed Engineering Design (DED – Rancangan Teknis Terperinci)
untuk proyek tersebut. Bantuan ini memungkinkan Direktorat Jenderal Cipta Karya (DGHS)
bisa meneruskan proyek Mamminasata dengan menggunakan pinjaman dari JICA. DED yang
merupakan persyaratan pinjaman JICA, akan berkontribusi dalam penyelenggaraan proses
lelang yang transparan dan kompetitif serta memastikan efektivitas pinjaman tersebut berikut
pelaksanaannya sesuai jadwal. Pembangunan di Mamminasata ini akan menjadi contoh bagi
wilayah lain di Indonesia yang wajib menyelaraskan upaya pemerintah daerah dan pusat untuk
menciptakan tempat pemrosesan akhir yang berkelanjutan.

Prakarsa Edisi Mendatang

Tema Lintas Sektoral

Meskipun kegiatan yang dilakukan Prakarsa Infrastruktur Indonesia (IndII) yang didanai oleh AusAID, beserta mitranya
di lingkungan Pemerintah Indonesia sangat beraneka ragam, namun sebenarnya memiliki sejumlah kesamaan. Para
pembuat kebijakan baik di Indonesia maupun di Australia telah menegaskan pentingnya tema-tema lintas sektoral
seperti persoalan tentang jender dan penyandang cacat, kemiskinan, perlindungan anak, serta pelestarian lingkungan
hidup. Tema yang sama pentingnya adalah strategi monitoring dan evaluasi (M&E) serta manajemen risiko. Prakarsa
edisi Juli akan membahas persoalan lintas sektoral yang secara khusus terkait dengan pemrograman infrastruktur dan
mempelajari pendekatan praktis untuk mencapai sasaran seperti mitigasi risiko, melakukan penilaian dampak, serta
pengarusutamaan gender dalam pemerintah.

30

Anda mungkin juga menyukai