Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI MASSA

PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM REVOLUSI


INDUSTRI 4.0

DOSEN: M. SAUKI, S.IP, MA.

OLEH:

 UMRAH CANTIK
 FERI FERDIAN
 M. ARIF RAHMAN
 TAUFIK RAHMAN
 M. AKBAR
 JUMIATI
 FADIANAH
 NURAINI

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL ILMU POLITIK


(STISIP) MBOJO-BIMA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era revolusi industri 4.0 yang seperti sekarang ini, terjadi perkembangan
secara pesat dalam bidang teknologi diberbagai negara termasuk di Indonesia
sendiri. Sekarang ini banyak kecanggihan teknologi yang mendukung
perkembangan dunia informasi. Perkembangan teknologi pada jaringan komputer
menyebabkan peningkatan pesat pada bidang telekomunikasi yang ditandai
dengan munculnya internet. Internet juga mendorong perekonomian dengan
maraknya perdagangan melalui internet yang saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Revolusi industri 4.0?
2. Bagaimana kita memanfaatkan media komunikasi di revolusi industry 4.0
ini?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
2. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang industri 4.0
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Revolusi industri 4.0


Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan cyber physical
system merupakan revolusi yang menitikberatkan pada otomatisasi serta
kolaborasi antara teknologi saber. Revolusi 4.0 ini sendiri muncul di abad ke-21
dengan ciri utama yang ada adalah penggabungan antara informasi serta teknologi
komunikasi ke dalam bidang industri.
Dengan kemunculan revolusi ini, mengubah banyak hal di berbagai sektor.
Dimana yang pada awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk menjalankan
operasionalnya, sekarang digantikan dengan penggunaan mesin teknologi.
1. Dampak dari adanya Revolusi Industri 4.0
Terjadinya revolusi ini sendiri membuat banyak sektor industri
mendapatkan kemudahan. Namun, selain adanya dampak positif tersebut,
terdapat pula dampak negatif yang terjadi akibat revolusi ini. Berikut
adalah dampak positif maupun dampak negativenya:
a. Dampak Positif Revolusi Industri 4.0
 Kemudahan dalam mengakses informasi dikarenakan
dapat menggunakan gadget maupun teknologi lainnya.
 Efektivitas dalam bidang produksi dengan mengganti
tenaga manusia yang ada dan menggantinya dengan
teknologi mesin. Selain mengurangi biaya produksi karena
mengurangi penggunaan tenaga kerja, dengan
menggunakan teknologi dapat meningkatkan hasil
produksi.
 Dapat meningkatkan pendapatan nasional karena dapat
memproduksi barang dalam waktu yang relatif singkat
dengan kualitas yang baik.
 Peningkatan peluang kerja bagi tenaga ahli, hal ini
dikarenakan walaupun menggunakan mesin tetap saja
membutuhkan tenaga ahli manusia untuk
menggerakkannya.
b. Dampak Negatif Revolusi Industri 4.0
 Lebih rentan terhadap serangan siber, hal ini dikarenakan
proses produksinya menggunakan mesin teknologi, oleh
sebab sangat penting untuk memiliki sistem keamanan
yang baik.
 Butuh biaya besar dalam investasi alat serta pekerja, hal
ini dikarenakan harus mengeluarkan uang untuk membeli
alat terlebih dahulu serta pelatihan keterampilan pegawai
agar dapat menjalankannya.
 Adanya urbanisasi, dimana meningkatnya jumlah populasi
masyarakat yang ada di kota besar.
 Berdampak untuk lingkungan, hal ini dikarenakan dengan
penggunaan mesin yang ada dapat menghasilkan polusi
udara, limbah dalam jumlah besar, serta hal negatif
lainnya yang dapat merusak lingkungan.

B. Ciri - ciri revolusi industri 4.0


Disebut juga sebagai era disrupsi karena pada era industri generasi
keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan. Sejarah telah
mencatat bahwa revolusi industri 4.0 telah banyak menelan korban dengan
matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Yang cepat dapat memangsa yang
lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0,
sudah mulai diterapkan di berbagai lini. Kemunculan komputer kuantum,
teknologi berbasis
internet, printer 3D, teknologi nano, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi,
bioteknologi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang
memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Selain itu,
wajah ekonomi dunia saat ini telah banyak menerapkan dukungan internet dan
dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.

Di era ini, industri akan memasuki dunia virtual penggunaan mesin-mesin


automasi Efek yang dari serta terintegrasi dengan jaringan internet. penerapan
teknologi ini adalah meningkatnya efisiensi produksi dan terjadi peningkatan
produktivitas serta daya saing.
Layaknya koin yang punya dua sisi berbeda, industri 4.0 tak hanya
membawa keuntungan bagi sektor industri, tapi juga tantangan baru bagi para
tenaga kerja. Adanya otomasi atau pemanfaatan robot dalam proses produksi
manufaktur memungkinkan terjadinya pengurangan tenaga kerja

C. Memanfaatkan media Komunikasi di Revolusi Industri 4.0


Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung
secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di
dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan.
Sedangkan Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang
ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang
menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai.
Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan
menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan
olehFriedrich Engels dan LouisAuguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
Apa sesungguhnya revolusi industri 4.0? Prof. Klaus Martin Schwab,
teknisi dan ekonom Jerman, yang juga pendiri dan Executive Chairman World
Economic Forum, yang pertama kali memperkenalkannya.dalam bukunya The
Fourth Industrial Revolution (2017), ia menyebutkan bahwa saat ini kita berada
pada awal sebuah revolusi yang secara mendasarmengubah cara hidup, bekerja
dan berhubungan satu sama lain.
Revolusi industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of atau for
Things yang diikuti teknologi baru dalam data sains, kecerdasan buatan, robotik,
cloud, cetak tiga dimensi, dan teknologi nano. Kehadiran revolusi industri 4.0
memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak
terpikirkan sebelumnya. Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang
terancam, profesi dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan
buatan dan robot.
Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri
4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan
otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi
teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat
pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear. Salah satu
karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (Tjandrawinata, 2016).
Pada saat ini dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 dimana
teknologi berkembang dengan sangat pesat dan hampir menguasai berbagai sektor
dalam segala bidang. Di era revolusi industri 4.0 semua serba cepat dan otomatis.
Era revolusi industri 4.0 juga menggeser pola yang semula manual menjadi serba
digital. Bagi para pelaku industri, era revolusi industri 4.0 ini menghadirkan
peluang dan tantangan tersendiri. Di satu sisi, revolusi industri 4.0 dapat
meningkatkan produktivitas dengan adanya mesin dan teknologi yang canggih.
Sedangkan di sisi lain era revolusi industri 4.0 juga dapat meningkatkan angka
pengangguran yang tinggi. Oleh karena para pelaku industri harus bisa
menyikapinya dengan bijak dan hati-hati (Venti, 2019).
Guru dalam pembelajaran era revolusi industri 4.0 berperan sebagai
fasilitator dan motivator dalam proses belajar dan pembelajaran. Adapun
teknologi digital dan media online yang digunakan berfungsi untuk mencari
materi ajar yang dapat membantu dalam memahami materi pembelajaran. Dalam
bidang pendidikan, revolusi industri 4.0 bisa menjadi jalan alternatif untuk
melaksanakan pembelajaran online di tengah pandemi Covid-19 yang sedang
melanda. Banyak aplikasi yang digunakan sebagai media dan sarana pembelajaran
secara online, contohnya yaitu whatsapp, google classroom, edmodo, dan lain
sebagainya. Bahkan guru juga bisa menyampaikan materi secara tatap muka
dengan siswanya menggunakan aplikasi seperti google meet, zoom, cisco webex,
dan lain-lain. Selain itu ada beberapa fitur aplikasi seperti ruang guru, zenius, dan
quipper yang dapat membantu siswa di jenjang SD, SMP, dan SMA untuk belajar
secara mandiri. Hal utama yang menjadi poin penting yaitu, dengan semakin
berkembang pesatnya revolusi industri juga harus diimbangi dengan kompetensi
sumber daya manusia yang baik. Karena sumber daya manusia menentukan arah
dan kemajuan suatu bangsa (Rohida, 2018).
Beberapa aplikasi yang dapat digunakan sebagai media dan sarana
pembelajaran online yang telah disebutkan di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
 Whatsapp

Dengan dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh whatsapp dapat


digunakan sebagai media alternatif untuk melakukan kegiatan diskusi
bersama dengan cara membuat whatsapp grup atau grup whatsapp. Pada
jenjang universitas, whatsapp sering digunakan sebagai media asinkronus
pembelajaran online. Whatsapp juga bisa digunakan untuk video
teleconference, hanya saja karena terbatasnya anggota yang dapat
bergabung sehingga whatsapp kurang cocok apabila dijadikan sebagai
media web meeting.
 Google Classroom
Kemdikbud menyebut Google Classroom sebagai salah satu
platform pembelajaran jarak jauh terkait dengan adanya himbauan belajar
dari rumah untuk mencegah penularan Covid-19 di Indonesia.
Google Classroom merupakan bagian dari Google Suite for
Education yang pada saat ini aplikasinya sudah dapat diunduh di google
playstore. Dengan google classroom pembelajaran online menjadi lebih
efektif dan bermanfaat tentunya.
 Google Meet

Google Meet adalah produk dari Google yang merupakan layanan


komunikasi video yang dikembangkan oleh Google. Dengan google meet
dosen dapat menjelaskan materi pembelajaran kepada mahasiswa secara
face to face. Sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Google meet dapat mengundang hingga 100 peserta untuk bergabung
dalam setiap panggilan. Akan tetapi, penggunaan google meet tidak
dilakukan secara intens karena penggunaan google meet memakan kuota
internet yang cukup banyak.
 Zoom

Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan


video. Zoom dapat digunakan baik melalui handphone ataupun tampilan
desktop. Zoom juga menjadi salah satu aplikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran online di tengah pandemic Covid-19. Melalui zoom
guru atau dosen dapat menyampaikan materi pembelajaran secara face to
face kepada siswa atau mahasiswa. Tampilan gambar dan audio yang
dihasilkan oleh aplikasi zoom ini cukup baik. Selain itu, zoom dapat
menampung hingga 1000 peserta.

D. Peluang di Era Revolusi Industri 4.0


Dalam bidang perekonomian, industri 4.0 menghadirkan beberapa
lapangan pekerjaan baru, seperti adanya Go-jek, Grab, dan Uber. Dimana hal
tersebut memberikan manfaat yang pada mulanya tukang ojek yang hanya ada di
beberapa titik sekarang dengan mudah kita bisa meminta tukang ojek menjemput
kita sesuai dengan lokasi kita.
Pemanfaatan teknologi diarahkan upaya membantu siswa dalam
mengembangkan ketrampilan teknologi sebagai bagian dari kompetensi pada abad
21. Dalam pemanfaatan teknologi dapat melibatkan siswa untuk berperan aktif
dalam penggunaaan teknologi sehingga diharapkan siswa yang melek teknologi
dan mampu memanfaatkan teknologi dengan baik sehinggan hal ini dapat
meningkatkan pencapaian prestasi (Yuniani, 2019). Ada dua cara untuk
menggunakan media sosial untuk tujuan pendidikan. Pertama,
mengintegrasikannya kedalam sistem pendidikan saat ini sebagai pengajaran. Hal
ini bisa dilakukan dengan cara guru atau pendidik membuka saluran seperti
Youtube. Sehingga, peserta didik dapat membuka materi tersebut berulangulang.
Cara kedua yaitu dengan menggunakan media sosial sebagai saluran pembelajaran
dan memakai metode blended learning. Kedua cara ini dinilai efektif mengingat
kemampuan menangkap materi pelajaran orang berbeda-beda.
Namun dalam pelaksanaannya antara guru dan peserta didik memiliki
pengalaman sosial yang berbeda, sebagai pengaruh dari perbedaan beragam
fenomena sosial yang menyertai masa hidup dan perkembangannya, sehingga
menyebabkan perbedaan cara berpikir, cara belajar, dan cara bersikap antara
keduanya. Peserta didik hari ini dapat diklasifikasikan sebagai generasi digital
asli, yaitu mereka yang lahir dan berkembang di era digital, sedangkan para guru
mayoritas merupakan generasi digital imigran, yaitu generasi yang lahir sebellum
era digital. Selain itu, dilansir dari acara Kuliah Umum dengan topic Tantangan
Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 yang diadakan oleh Pusat Pengembangan
Mata Kuliah Universitas (P2MU), Dr. Cepi Riyana, M.Pd. mengatakan tantangan
pendidikan di era revolusi industri 4.0 berupa perubahan dari cara belajar, pola
pikir, serta pola bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi
kreatif berbagai bidang (Ghufron, 2018).
Tantangan revolusi industri 4.0 perlu ditanggapi secara bijak dan langsung
oleh para pemangku kepentingan (stake holders) dengan cara wajib memiliki
kemampuan literasi data, teknologi, dan manusia. Literasi data dibutuhkan untuk
meningkatkan skills dalam mengolah dan menganalisis pelajaran untuk siswa
maupun guru. Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan
teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan literasi manusia
wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau pengembangan karakter
individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era “banjir”
informasi. Munculnya invasi pada bidang IPTEK yang menggantikan
kolonialiasme bidang ekonomi dan politik sehingga menuntut setiap negara
mempersiapkan diri secara penuh. Perubahan era revolusi industri 4.0 harus
dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital dan komputasi,
solusi yang diberikan dengan penyesuaian kurikulum pendidikan, menyiapkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang cakap ICT, meningkatkan kemampuan
peserta didik dan mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik dan kesiapan
sarana dan prasaranan berbasis digital.
Pendidikan terutama pembelajaran di lembaga formal memiliki tugas dan
tanggung jawab yang berat yaitu mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang
mampu menghadapi tantangan perubahan zaman yang tengah berlangsung dan
yang akan terus berkembang maju. Pendidikan yang tengah berlangsung harus
mampu mempersiapkan siswa minimal lima kompetensi yang dibutuhkan di era
globalisasi ini, yaitu: (a) kompetensi intelektual (b) kompetensi personal, (c)
kompetensi komunikatif, (d) kompetensi sosial budaya, dan (e) kompetensi
kinestesis vokasional. Pembelajaran dilaksanakan untuk menghadapi tuntutan
abad 21 dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan
masalah, berkomunikasi secara efektif, bekerjasama, serta berkreasi dan
berinovasi. Pembelajaran keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat
difasilitasi melalui proses pembelajaran yang autentik dan berpusat pada peserta
didik seperti: (a) Community of Inquiry; (b) Project Based Learning; (c)
Reflective-Metacognitive Learning Model; dan model lainnya. Model-model
pembelajaran inovatif berpusat pada siswa tersebut semestinya diintegrasikan
melalui sistem online (blended learning) sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa menjadi pebelajar mandiri seperti tujuan umum pendidikan (Prasetyo, 2020)

E. Tantangan dan Solusi Era Revolusi Industri 4.0


Kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan pada segala bidang.
Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan
biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia
(Tjandrawinata, 2016). Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara
manusia melakukan sesuatu dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan
transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Manusia akan berada pada masa
kehidupan yang dinamis, maka dari itu manusia harus memiliki kemampuan
memprediksi dan beradaptasi terhadap perubahan. Tiap negara harus merespons
perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif. Respons tersebut dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor
publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industri 4.0
dapat dikelola menjadi peluang.
Irianto (2017) menyederhanakan tantangan industri 4.0 yaitu; (1) kesiapan
industri; (2) tenaga kerja terpercaya; (3) kemudahan pengaturan sosial budaya;
dan (4) diversifikasi dan penciptaan lapangan kerja dan peluang industri 4.0 yaitu;
(1) inovasi ekosistem; (2) basis industri yang kompetitif; (3) investasi pada
teknologi; dan (4) integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kewirausahaan.
Revolusi industri juga berhubungan dengan revolusi mental di mana para
pelaku di dunia industri harus mentransformasikan diri menjadi mental yang
komunikatif, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif (Suwardana, 2018). Pelajar
sebagai calon pelaku harus siap menghadapi era revolusi 4.0. Salah satu aspek
yang berperan penting adalah aspek pendidikan, pendidikan penting untuk
mempersiapkan pelajar menghadapi tantangan era revolusi 4.0. Untuk bisa
bertahan dan berkembang dii tengah tantangan transformasi era 4.0, pendidikan
harus merumuskan strategi baru yang sesuai.
Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan
literasi baru sebagai penguat gerakan literasi lama. Gerakan literasi baru yang
dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu, 1) literasi digital, 2) literasi
teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2017). Tiga keterampilan ini diprediksi
menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan atau di era industri
4.0. Literasi digital diarahkan pada tujuan peningkatan kemampuan membaca,
menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital (big data), literasi
teknologi bertujuan untuk memberikan pemahaman pada cara kerja mesin dan
aplikasi teknologi, dan literasi manusia diarahkan pada peningkatan kemampuan
berkomunikasi dan penguasaan ilmu desain (Aoun, 2017). Literasi baru yang
diberikan diharapkan menciptakan lulusan yang kompetitif dengan
menyempurnakan gerakan literasi lama yang hanya fokus pada peningkatan
kemampuan membaca, menulis, dan matematika.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada saat ini dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 di mana
teknologi berkembang dengan sangat pesat dan hampir menguasai berbagai sektor
dalam segala bidang. Di era revolusi industri 4.0 semua serba cepat dan otomatis.
Era revolusi industri 4.0 juga menggeser pola yang semula manual menjadi serba
digital. Bagi para pelaku industri, era revolusi industri 4.0 ini menghadirkan
peluang dan tantangan tersendiri. Di satu sisi, revolusi industri 4.0 dapat
meningkatkan produktivitas dengan adanya mesin dan teknologi yang canggih.
Sedangkan di sisi lain era revolusi industri 4.0 juga dapat meningkatkan angka
pengangguran yang tinggi.
Dalam situasi pandemi seperti pada saat ini, teknologi sangat banyak
membantu. Terutamanya dalam bidang pendidikan. Pada saat ini semua kegiatan
pembelajaran dilakukan secara daring. Pemanfaatan teknologi diterapkan melalui
media pembelajaran yang digunakan. Banyak aplikasi yang digunakan sebagai
media dan sarana pembelajaran secara online, contohnya yaitu whatsapp, google
classroom, edmodo, dan lain sebagainya. Bahkan guru juga bisa menyampaikan
materi secara tatap muka dengan siswanya menggunakan aplikasi seperti google
meet, zoom, cisco webex, dan lain-lain. Selain itu ada beberapa fitur aplikasi
seperti ruang guru, zenius, dan quipper yang dapat membantu siswa untuk belajar
secara mandiri.
Dibalik kemudahan yang didapat dari era revolusi 4.0, terdapat tantangan-
tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah dengan mempersiapkan
generasi penerus bangsa agar memiliki mental yang komunikatif, berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif. Maka dari itu pendidikan penting untuk mempersiapkan
pelajar menghadapi tantangan era revolusi 4.0. Untuk bisa bertahan dan
berkembang di tengah tantangan era revolusi 4.0, pendidikan harus merumuskan
strategi baru yang sesuai. Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah
adalah gerakan literasi baru sebagai penguat gerakan literasi lama. Gerakan
literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu, 1) literasi
digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher education in the age of artificial


intelligence. US: MIT Press.

Ghufron, M. A. (2018). Revolusi Industri 4.0: Tantangan, Peluang dan Solusi


Bagi Dunia Pendidikan. Seminar Nasional dan Diskusi Panel
Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, 332-
337.

H. Suwardana. (2018). Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. Jurnal


Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri, Vol. 1, Nomor 2, PP. 102-10.

Irianto, D. (2017). Industry 4.0: The Challenges of Tomorrow. Disampaikan pada


Seminar Nasional Teknik Industri, BatuMalang.

Khonitan, Dwi, dan Utami, Bekti Nur. (2019). Motivasi Generasi Muda dalam
Menyongsong Revolusi Industri 4.0 Melalui Pendidikan Bidang
Pertanian di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Jurnal Sains
Psikologi, Vol. 8, Nomor 1, 162-170.

Ningsih, Murti. Pengaruh Perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Dunia


Teknologi di Indonesia.

Prasetyo, Banu, dan Trisyanti, Umi. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan
Perubahan Sosial. Prosiding SEMATEKSOS 3 Strategi Pembangunan
Nasional MenghadapiRevolusiIndustri 4.0, 22-27.

Anda mungkin juga menyukai