Lembaga Yuditatif Komisi Yudusial - Kelompok 3
Lembaga Yuditatif Komisi Yudusial - Kelompok 3
DISUSUN OLEH
NAMA: NPM:
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena berkat kasih dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Hukum Kelembagaan Negara yang berjudul
Lembaga Yudikatif Komisi Yudisial. Kemudian kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas ini sekaligus pembinaanya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan baik sesuai dengan apa yang diketahui oleh Penulis.
Sebagai insan biasa kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah
Lembaga Yudikatif Komisi Yudisial, kesalahan dalam penulisan, kesalahan dalam
penggunaan kata, kesalahan dalam pengungkapan materi dan sebagainya. Namun sebagai
insan biasa kami menyadari juga bahwa sedikit pun ilmu pasti akan berguna, sehingga dari
kata itu tercermin bahwa kami harapkan Makalah Lembaga Yudikatif Komisi Yudisial
dapat berguna buat pengetahuan kita.
Demikian kata pengantar ini, Kami susun dan semoga Makalah Lembaga Yudikatif
Komisi Yudisial dapat digunakan sebagaimana semestinya untuk semua kalangan, baik
Penulis sendiri maupun orang lain. Sekian yang dapat kami sampaikan atas perhatiannya
kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….……………….4
A.Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. .5
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..……………12
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut maka salah satu
prinsip penting negara hukum adalah adanya jaminan penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman yang merdeka, bebas dari pengaruh kekuasaan lainnya untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Hakim sangat erat
kaitannya dengan hukum atau negara hukum. Karena hukum akan ditegakkan di mana
ada pengadilan yang merupakan tempat untuk mengadili dan tentunya dalam
pengadilan ada hakim yang berperan sebagai pemutus sebuah keputusan yang adil.
Untuk itu, perlu adanya kode etik profesi hakim yaitu aturan tertulis yang harus
dipedomani oleh setiap Hakim Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
Hakim. Adapun maksud dan tujuan adanya kode etik profesi hakim ini adalah Sebagai
alat pembinaan dan pembentukan karakter Hakim dan pengawasan tingkah laku Hakim.
Selain itu juga sebagai sarana kontrol sosial, pencegah campur tangan ekstra yudisial,
dan pencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antar sesama anggota dan antara
anggota dengan masyarakat. Tujuan dari kode etik ini adalah memberikan jaminan
peningkatan moralitas Hakim dan kemandirian fungsional bagi Hakim dan
menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada lembaga peradilan. Dengan adanya kode
etik profesi hakim yang menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia, baik dalam
menjalankan tugas profesinya harapannya adalah untuk mewujudkan keadilan dan
kebenaran maupun dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yang harus dapat
memberikan contoh dan suri teladan dalam kepatuhan dan ketaatan kepada hukum.
Tetapi kenyataannya sekarang hakim banyak menyimpang dari kode etik tersebut.
Faktanya bisa dilihat dari media massa ataupun cerita pribadi yang berupa pengalaman
dengan melihat secara langsung. Tetapi, media massa kurang begitu mengekspose
karena biasanya kasus pelanggaran kode etik ini tidak sampai ke publik. Komisi
Yudisial (KY) menemukan banyak laporan yang menyatakan hakim melakukan praktik
yang dilarang dalam menangani perkara. Itu menunjukkan kemerosotan penegakan
hukum akibat penegak hukum yang tak professional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Lembaga Yudikatif?
2. Apa pengertian Komisi Yudisial?
3. Bagaimana sejarah pembentukan Komisi Yudisial?
4. Apa tujuan Komisi Yudisial?
5. Apa tugas pokok dan wewenang Komisi Yudisial?
6. Apa Komisi Yudisial dalam ketatanegaraan Indonesia?
BAB II
4
PEMBAHASAN
5
2004. Meski pengesahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 pada 13 Agustus
2004, namun kiprah Komisi Yudisial dimulai sejak terbentuknya organ organisasi pada
2 Agustus 2005. Ditandai dengan pengucapan sumpah ketujuh Anggota Komisi
Yudisial periode 2005-2010 di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Periode
tersebut dipimpin Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum, dan Wakil Ketua M. Thahir
Saimima, S.H., M.Hum. Anggota yang lain adalah Prof. Dr. Mustafa Abdullah
(Koordinator Bidang Penilaian Prestasi Hakim dan Seleksi Hakim Agung), Zaenal
Arifin, S.H. (Koordinator Bidang Pelayanan Masyarakat), Soekotjo Soeparto, S.H.,
L.LM. (Koordinator Bidang Hubungan Antar Lembaga), Prof. Dr. Chatamarrasjid Ais,
S.H., M.H. (Alm) (Koordinator Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),
dan Irawady Jonoes, S.H. (Koordinator Bidang Pengawasan Keluhuran Martabat dan
Perilaku Hakim) yang tidak dapat menuntaskan hingga masa jabatan berakhir.
6
dan wewenang baru bagi Komisi Yudisial, antara lain : melakukan seleksi
pengangkatan hakim adhoc di Mahkamah Agung, melakukan upaya peningkatan
kapasitas dan kesejahteraan hakim, melakukan langkah-langkah hukum dan langkah
lain untuk menjaga kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, melakukan
penyadapan bekerja sama dengan aparat penegak hukum, dan melakukan pemanggilan
paksa terhadap saksi. Disahkannya undang-undang tersebut merupakan konkritisasi dari
upaya memperkuat wewenang dan tugas Komisi Yudisial sebagai lembaga negara
independen yang menjalankan fungsi checks and balances di bidang kekuasaan
kehakiman dalam rangka mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun dalam
perjalanan melaksanakan wewenang dan tugas tersebut, Komisi Yudisial mendapatkan
banyak dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Misalnya, saat para advokat
dan/atau Pengacara Publik pada LKBH Usahid Jakarta, ICW, ILR, LBH Jakarta,
YLBHI, MTI, TIl, Perludem, PUSaKO Universitas Andalas, dan KRHN, yang
tergabung dalam Koalisi Mayarakat Untuk Peradilan Profesional, yang beralamat di
LKBH Usahid Jalan Prof. Dr. Soepomo, SH., Nomor 84, Tebet, Jakarta Selatan
melakukan judicial review terkait mekanisme pengangkatan hakim agung.
7
Lengkapnya susunan Anggota KY tersebut dilanjutkan dengan pemilihan Ketua
dan Wakil Ketua KY definitif yang digelar pada Jumat, 26 Februari 2016, pukul 09.30
WIB di Gedung KY, Jalan Kramat Raya No.57, Jakarta Pusat. Hasilnya, Dr. Aidul
Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum terpilih sebagai Ketua KY dan Sukma Violetta, S.H.,
LL.M. sebagai Wakil Ketua KY Paruh Waktu I Periode 2015-2020.
8
lembaga peradilan. Dengan demikian, lembaga peradilan dapat lebih berkonsentrasi
untuk meningkatkan kemampuan intelektualitasnya yang diperlukan untuk memutus
suatu perkara.
- Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan, karena senantiasa
diawasi secara intensif oleh lembaga yang benar-benar independen. Di sini
diharapkan inkonsistensi putusan lembaga peradilan tidak terjadi lagi, karena setiap
putusan akan memperoleh penilaian dan pengawasan yang ketat dari Komisi
Yudisial. Dengan demikian, putusan-putusan yang dianggap kontroversial dan
mencederai rasa keadilan masyarakat dapat diminimalisasi kalau bukan dieliminasi.
- Meminimalisasi terjadinya politisasi terhadap rekrutmen hakim, karena lembaga
yang mengusulkan adalah lembaga hukum yang bersifat mandiri dan bebas dari
pengaruh kekuasaan lain, bukan lembaga politik lagi, sehingga diidealkan
kepentingan-kepentingan politik tidak lagi ikut menentukan rekrutmen hakim yang
ada.
2) Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
4) Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim,
Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga mempunyai
tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim;
9
Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial dapat
meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan
merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komisi Yudisial merupakan lembaga yang diamanatkan oleh UUD 1945 Republik
Indonesia yang memiliki Visi dan Misi, seperti: VISI Komisi Yudisial dinyatakan
sebagai berikut: Terwujudnya penyelenggara kekuasaan kehakiman yang jujur, bersih,
transparan, dan profesional. MiSi Komisi Yudisial dinyatakan sebagai berikut:
Menyiapkan calon hakim agung yang berakhlak mulia, jujur, berani dan kompeten.
Mendorong pengembangan sumber daya hakim menjadi insan yang mengabdi dan
menegakkan hukum dan keadilan. Melaksanakan pengawasan penyelenggara kekuasaan
kehakiman yang efektif, terbuka dan dapat dipercaya. Visi dan misi komisi yudisial
jelas merupakan suatu usaha atau upaya dalam membangun sistem peradilan yang
bersih dan bebas dari mafia hukum. Selain faktor dari Komisi Yudisial sebagai landing
of the last resort untuk membangun sistem peradilan yang bersih dan bebas dari mafia
hukum terdapat banyak faktor pendukung lainnya,seperti tidak terlepas dari peran serta
para penegak hukum dalam hal ini juga peran serta dari Masyarakat itu sendiri. Faktor
inilah yang akan membangun suatu sistem peradilan yang bersih dan bebas dari mafia
hukum.
B. Saran
Adanya kekhawatiran akan melahirkan monopoli kekuasaan kehakiman, pasca
penyatuan satu atap kekuasaan kehakiman di bawah MA. Potensi abuse of power sangat
besar apabila tidak ada lembaga yang melakukan pengawasan terhadap jalannya
kekuasaan kehakiman tersebut. Karena alasan-alasan yang terjadi di Indonesia itulah,
dan untuk mereformasi peradilan yang ada, maka Komisi Yudisial dibentuk.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.komisiyudisial.go.id/
http://www.komisiyudisial.go.id/statis-38-wewenang-dan-tugas.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Yudisial_Republik_Indonesia
12