Anda di halaman 1dari 17

Effect of Probiotic Supplementation In Artificial Diets on Feed Digestibility

And Growth of Tilapia (Oreochromis niloticus)

Nurhidayatina Kamil1). Indra Suharman2). Adelina2)

Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

ABSTRACT

This research was conducted on April 4 to June 1 2015 at Fish Nutrition Laboratory
and Aquaculture Technology Laboratory, Fisheries and Marine Sciences Faculty,
Riau University. This research aimed to determine the effect of probiotic
supplementation in artificial diets on feed digestibility, feed efficiency, protein
retention and growth of Tilapia (Oreochromis niloticus). Completely Randomized
Design (CRD), was used with five treatments and three replications. The treatments
were probiotic supplementation in diets with different concentration i.e : P0 (without
probiotic supplementation in diets), P1 (probiotic sapplementation of 5 mL/kg diets),
P2 (probiotic sapplementation of 10 mL/kg diets), P3 (probiotic sapplementation of
15 mL/kg diets) dan P4 (probiotic sapplementation of 20 mL/kg diets). Probiotic
given through artificial diets with 30% of crude protein content. The results showed
P4 (probiotic sapplementation of 20 mL/kg diets) were the best treatment with feed
digestibility of 50,74%, feed efficiency of 29,27%, protein retention of 45,63%, and
specific growth rate of 3,64% for Tilapia (Oreochromis niloticus).

Key word : Diets, Digestibility, Growth, Oreochromis niloticus, Probiotic

1. Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University


2. Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN

Ikan nila merupakan satu komoditi terhadap penyediaan pakan


perikanan yang cukup merupakan kendala utama.
menguntungkan, karena dilihat dari Kegiatan budi daya
proses budidayanya yang mudah, memerlukan biaya yang cukup besar
memiliki toleransi terhadap terutama dalam pengadaan pakan,
lingkungan yang kurang bagus dan yakni mencapai 60% dari total biaya
juga pertumbuhan yang cepat. Dengan produksi. Besarnya biaya pakan
keunggulan ikan nila tersebut banyak disebabkan sebagian besar bahan baku
pembudidaya yang tertarik untuk seperti tepung ikan yang harus di
membudidayakannya. Namun dalam impor, sehingga harga pakan ikan
proses budi daya, biaya produksi harus meningkat tajam, sedangkan
harga jual ikan peningkatannya relatif membantu proses penyerapan pakan
kecil (Sukria, 2004). dalam pencernaan ikan.
Pakan merupakan faktor Dalam meningkatkan nutrisi
penunjang proses biologis yang sangat pakan, bakteri yang terdapat dalam
penting bagi ikan untuk pertumbuhan, probiotik memiliki mekanisme dalam
pemeliharaan jaringan tubuh maupun menghasilkan beberapa enzim untuk
reproduksi. Pakan ikan yang bermutu pencernaan pakan seperti amylase,
tinggi adalah pakan yang mengandung protease, lipase dan selulose. Enzim
protein, karbohidrat, vitamin yang tersebut yang akan membantu
mudah dicerna oleh ikan. Untuk menghidrolisis nutrien pakan (molekul
meningkatkan kecernaan pakan dapat kompleks), seperti memecah
juga dilakukan dengan penambahan karbohidrat, protein dan lemak
probiotik ke dalam pakan. Pemberian menjadi molekul yang lebih sederhana
probiotik tersebut diharapkan dapat dengan mempermudah proses
masuk kedalam saluran pencernaan ikan pencernaan dan penyerapan dalam
sehingga dapat memperbaiki saluran pencernaan ikan (Putra, 2010).
kemampuan ikan dalam mencerna Bakteri yang terkandung dalam
pakan. Irianto (2003) menyatakan bahwa probiotik yang akan digunakan adalah
probiotik dapat mengatur lingkungan bakteri Lactobacillus sp., Acetobacter
mikroba pada usus, menghalangi sp. dan Yeast.
mikroorganisme patogen dalam usus Hasil penelitian yang dilakukan
dengan melepas enzim-enzim yang Arief (2013) menunjukkan bahwa
membantu proses pencernaan makanan. pemberian probiotik dengan dosis 5%
Menurut wilkinson (1989) pada pakan komersial dapat
menyatakan probiotik adalah suatu menghasilkan laju pertumbuhan dan
produk yang mengandung efisiensi pakan yang baik pada ikan
mikroorganisme hidup dan non nila Gift, sehingga dapat digunakan
patogen, yang diberikan pada dalam pakan dengan harapan dapat
organisme untuk memperbaiki mengurangi biaya pakan dalam budi
pertumbuhan, efisiensi/konversi pakan daya ikan nila.
dan kesehatan organisme. Menurut Penelitian ini bertujuan untuk
Irianto (2003) pemberian probiotik mengetahui pengaruh pemberian
dalam budi daya dapat diberikan probiotik dalam pakan buatan terhadap
melalui pakan, air sebagai media budi kecernaan pakan, serta mengetahui
daya, maupun melalui perantara pakan dosis probiotik yang diberikan dalam
hidup seperti rotifera dan artemia. pakan untuk menunjang pertumbuhan
Pemberian probiotik dalam pakan ikan nila (Oreochromis niloticus).
berpengaruh dalam saluran
pencernaan, sehingga akan sangat

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah Juni 2015 yang bertempat di


dilaksanakan pada tanggal 4 April ± 26 Laboratorium Teknologi Budi Daya
dan Laboratorium Nutrisi Ikan masing-masing bahan sesuai dengan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan kebutuhan protein yang diharapkan
Universitas Riau, Pekanbaru. Bahan yaitu sebesar 30%. Proporsi probiotik
ditentukan sesuai kebutuhan masing-
yang digunakan adalah benih ikan nila
masing perlakuan, sedangkan bahan-
(Oreochromis niloticus) yang bahan lain disesuaikan jumlahnya
berukuran 4 ± 6 cm dengan padat tebar berdasarkan hasil perhitungan pada
20 ekor/wadah. Ikan ini diperoleh dari Tabel 1.
hasil pemijahan di Desa Sei. Tibun,
kec. Kampar, kab. Kampar. Parameter yang diamati, yaitu
kecernaan pakan, Kecernaan pakan
Wadah percobaan yang dihitung dengan persamaan yang
digunakan adalah Akuarium ukuran 60 dikemukakan oleh Watanabe (1988)
x 40 x 40 cm sebanyak 15 unit. pH sebagai berikut :
KP = 100 ±(100 x a/a, )
meter, DO meter, alat penepung
Dimana : KP = Kecernaan ikan
(blender), penggiling dan oven. Pakan a = Kadar Cr2O3 dalam pakan (%)
uji yang digunakan dalam penelitian a, = Kadar Cr2O3 dalam feses (%)
ini adalah pakan buatan yang diramu Efisiensi pemberian pakan
sendiri dalam bentuk pelet. Probiotik dapat dihitung dengan menggunakan
yang digunakan adalah probiotik rumus Watanabe (1988) rumus
merek Raja Lele, Bahan-bahan pakan menghitung efisiensi pakan adalah :
EP =
untuk pembuat pelet adalah, tepung
( Bt Bd ) Bo
kedelai, tepung ikan, dan tepung x100%
F
terigu. Bahan pelengkap ditambahkan Dimana:
vitamin mix, mineral mix dan minyak EP=Efisiensi Pakan (%)
ikan. Bt= Bobot biomassa ikan pada akhir
penelitian (g)
Metode yang digunakan dalam Bo=Bobot biomassa ikan pada awal
penelitian adalah metode eksperimen penelitian (g)
dengan menggunakan Rancangan Bd =Bobot biomassa ikan yang mati
Acak Lengkap (RAL) satu faktor selama penelitian (g)
dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali F=Jumlah pakan yang dikonsumsi ikan
ulangan sehingga diperlukan 15 unit selama penelitian (g)
percobaan. Adapun perlakuannya
sebagai berikut : Retensi protein dapat dihitung
P0= Probiotik 0 ml/kg pakan dengan rumus Watanabe (1988) :
RP =
P1= Probiotik 5 ml/kg pakan
Pertambahan bobot protein tubuh ( g )
P2= Probiotik 10 ml/kg pakan x 100%
Bobot total protein yang dikonsumsi ( g )
P3= Probiotik 15 ml/kg pakan
P4= Probiotik 20 ml/kg pakan
Dimana : RP = Retensi Protein (%)
Pelet yang akan dibuat sebelumnya
ditentukan formulasi dan komposisi
laju pertumbuhan spesifik (%) Analisis Data
diukur dengan menggunakan rumus
Huisman (1991): Data yang diperoleh selama
LPS = (LnWt ± LnWo)/tx100% penelitian disajikan dalam bentuk tabel
Dimana: kemudian dihitung laju pertumbuhan,
LPS=Laju pertumbuhan spesifik (%) efisiensi pakan, kelulushidupan dan
WT=Bobot akhir penelitian (g) retensi protein. Untuk mengetahui
Wo=Bobot awal penelitian (g) pengaruh perlakuan terhadap
T = Lama penelitian (hari) parameter yang diuji dilakukan analisa
Tingkat kelulushidupan dapat dengan uji statistik dengan menghitung
dihitung dengan rumus Effendie Anova, tetapi sebelumnya diuji
(1992) sebagai berikut : normalitas dan homogenitas. Apabila
Nt nilai probabilitas (P<0,05) maka ada
SR u100 % pengaruh penambahan probiotik dalam
No
pakan buatan terhadap perubahan yang
Dimana:
diukur. Untuk melihat perbedaan antar
SR= Kelulushidupan (%)
perlakuan dilakukan uji lanjut yaitu uji
Nt=Jumlah ikan yang hidup pada akhir
Newman-Keuls. Sedangkan data
penelitian (ekor)
kualitas air dan kecernaan pakan
No=Jumlah ikan yang hidup pada awal
dianalisa secara deskriptif
penelitian (ekor)

Tabel 1. Formulasi Bahan Pakan yang digunakan

Perlakuan (Probiotik ml/kg pakan)


Kandungan
Bahan P0 (0) P1 (5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
protein
B P B P B P B P B P
1
T. ikan 29.6 46 13.6 46 13.6 46 13.6 46 13.6 46 13.6
T. kedelai 471 31 14.6 31 14.6 31 14.6 31 14.6 31 14.6
1
T. terigu 11 17 1.8 17 1.8 17 1.8 17 1.8 17 1.8
Vitamin mix 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
Mineral mix 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
Minyak ikan 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
JUMLAH 100 30 100 30 100 30 100 30 100 30
PROTEIN NABATI 16.4 16.4 16.4 16.4 16.4
PROTEIN HEWANI 13.6 13.6 13.6 13.6 13.6
Pencampuran bahan harus Kemudian adonan pelet dicetak di
dilakukan secara bertahap, dimulai penggilingan dan diteruskan dengan
dari jumlah yang terendah sampai melakukan pengeringan dengan
yang terbanyak hingga campuran penjemuran di bawah sinar matahari.
homogen. Selanjutnya bahan yang Setelah kering pelet bisa digunakan
telah homogen tadi ditambahkan air untuk pakan ikan, serta pelet yang
hangat sebanyak 35±40% dari bobot telah jadi dianalisa proksimat . Hasil
total bahan. Penambahan air dilakukan analisa proksimat pakan dapat dilihat
sedikit demi sedikit sambil bahan pada Tabel 2.
diaduk merata hingga seperti adonan.

Tabel 2. Hasil Analisa Proksimat Pakan Penelitian


Kandungan nutrien (%)
Pakan Protein Lemak BETN Abu Air Serat
kasar
26.11 9.66 37.18 10.04 10.64 6.38
*
Sumber : : Laboratorium Nutrisi Ikan Institut Pertanian Bogor (IPB)

Tahap penambahan probiotik berperan sebagai nutrien untuk bakteri


ke dalam pakan uji yaitu mengukur probiotik. Kemudian probiotik yang
volume probiotik sesuai perlakuan (0, telah dilarutkan diambil menggunakan
5, 10, 15, 20 ml/kg pakan). Kemudian spuit sesuai jumlah yang telah
probiotik pada masing-masing ditentukan dan dimasukkan ke dalam
perlakuan diambil dengan spuit dan sprayer untuk disemprotkan secara
dimasukkan ke dalam 250 ml aquades. merata pada pelet, selanjutnya pelet
Kemudian ditambahkan gula pasir satu dikering anginkan selama 30 menit,
sendok makan (10 gram) dan diaduk setelah kering pakan diberikan kepada
perlahan-lahan selama 15 menit ikan uji. Penambahan probiotik
sampai 30 menit. Gula pasir tersebut dilakukan setiap hari dengan dosis
yang telah ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan pemeliharaan (Oreochromis niloticus) pada setiap


ikan nila (Oreochromis niloticus) perlakuan. Hasil dari masing-masing
selama 56 hari dan penimbangan yang parameter yang diukur kemudian
dilakukan setiap 14 hari diperoleh disajikan dalam bentuk Tabel dan
seluruh data dari benih ikan nila Grafik.

Kecernaan Pakan
Kecernaan suatu pakan yang dapat diserap oleh saluran
menggambarkan berapa persen nutrien pencernaan tubuh ikan, semakin besar
nilai kecernaan suatu pakan maka pakan yang dikonsumsi, bila kualitas
semakin banyak nutrien pakan yang suatu pakan baik dan dikonsumsi
dapat dimanfaatkan oleh ikan tersebut. dalam jumlah banyak maka semakin
Nilai nutrien yang dapat diserap oleh banyak nutrien yang dapat diserap oleh
tubuh dipengaruhi oleh berbagai hal saluran pencernaan ikan (Handajani,
seperti kualitas pakan dan jumlah 2008).
Data hasil kecernaan pakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecernaan pakan (%) ikan nila pada setiap perlakuan selama penelitian.
Perlakuan (Probiotik, ml/kg pakan) Kecernaan pakan %
P0 (0) 49.50
P1 (5) 48.98
P2 (10) 48.98
P3 (15) 37.50
P4 (20) 50.74

pakan pada perlakuan P3 dengan dosis


Tabel 3 menunjukkan bahwa 15 ml/kg pakan, hal ini diduga pakan
kecernaan pakan berkisar 37,50- tersebut terdegradasi oleh bakteri
50,74%. NRC (1993) menyatakan sebelum di analisis sehingga nilainya
bahwa kecernaan pakan oleh ikan menurun. Nutrisi pakan tersebut
secara umum sebesar 75-95%. Ini dimanfaatkan oleh bakteri untuk
berarti kecernaan pakan pada pertumbuhannya. Fardiaz (1992)
penelitian ini termasuk rendah, dalam Arief et al., (2008) menyatakan
kecernaan pakan tertinggi adalah pada bahwa Lactobacillus sp. merupakan
perlakuan P4 (Penambahan probiotik bakteri proteolitik yang dapat
20 ml/kg pakan) yaitu 50,74% dan menguraikan protein menjadi asam
yang terendah adalah pada perlakuan amino. Asam amino ini digunakan
P3 (penambahan probiotik 15 ml/kg oleh bakteri untuk memperbanyak diri.
pakan) yaitu 37,50%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Penambahan probiotik penambahan probiotik pada pakan
sebanyak 20 ml/kg pakan, dapat menurunkan protein pakan ikan
menunjukkan hasil yang maksimal apabila tidak langsung diaplikasikan
untuk setiap parameter uji. Hal ini untuk ikan. Padahal protein ini sangat
diduga karena jumlah bakteri yang dibutuhkan oleh ikan untuk
masuk ke dalam saluran pencernaan pertumbuhannya, pemeliharaan
ikan dan hidup di dalamnya meningkat jaringan tubuh serta sebagai sumber
sejalan dengan dosis probiotik yang energi. Apabila keberadaannya pada
diberikan. Menurunnya kecernaan
pakan rendah secara otomatis akan mikroba patogen, serta saling
mempengaruhi pertumbuhan ikan. berinteraksi antar spesies mikroba
Kecernaan suatu pakan dalam saluran pencernaan, baik
menggambarkan berapa persen nutrien secara antagonis maupun sinergis.
yang dapat diserap oleh saluran Interaksi yang terjadi sangat penting
pencernaan tubuh ikan, semakin besar dalam mempertahankan keseimbangan
nilai kecernaan suatu pakan maka mikroflora saluran pencernaan.
semakin banyak nutrien pakan yang Kemampuan mikroba menguntungkan
dapat dimanfaatkan oleh ikan tersebut. dalam menghambat perkembangan
Nilai nutrien yang dapat diserap oleh mikroba patogen, menunjukkan
tubuh dipengaruhi oleh berbagai hal kemampuannya untuk
seperti kualitas pakan dan jumlah mempertahankan keseimbangan
pakan yang dikonsumsi, bila kualitas mikroflora di dalam saluran
suatu pakan baik dan dikonsumsi pencernaan ikan. Kemampuan
dalam jumlah banyak maka semakin tersebut berhubungan dengan
banyak nutrien yang dapat diserap oleh kemampuannya menghasilkan
saluran pencernaan ikan (Handajani, senyawa antimikroba seperti peptida
2008). yang disintesis dalam ribosom.
Apabila kecernaan pakan Bakteri yang terkandung
meningkat, selanjutnya pakan akan dalam probiotik beraktivitas ketika
lebih efisien dimanfaatkan oleh ikan masuk dalam saluran pencernaan
karena nutrisi pakan akan mudah yaitu tumbuh kemudian berkoloni.
terserap oleh tubuh yang selanjutnya Bakteri probiotik tersebut juga
retensi protein akan meningkat akibat menciptakan suasana asam pada
dari penyerapan nutrisi pakan. NRC pencernaan sehingga terjadi sekresi
(1993) menyatakan bahwa Feed enzim lebih cepat dan meningkatkan
suplement produk terjadi perubahan kecernaan pakan. Pernyataan tersebut
kualitas bahan yang disebabkan sesuai dengan pernyataan Mulyadi
proses fermentasi yang dilakukan oleh (2011) bahwa aktivitas bakteri dalam
mikroba, mengakibatkan perubahan pencernaan akan berubah dengan cepat
kimia dari senyawa yang bersifat apabila ada mikroba yang masuk
kompleks menjadi senyawa yang melalui pakan atau air yang
lebih sederhana dan mudah dicerna menyebabkan terjadinya perubahan
sehingga memberikan efek positif keseimbangan bakteri yang sudah ada
terhadap nilai kecernaan pada ikan. dalam usus (saluran pencernaan)
Hal penting yang diperlukan dengan bakteri yang masuk. Adanya
mikroflora saluran pencernaan adalah keseimbangan antara bakteri saluran
berada dalam keseimbangan, yaitu pencernaan ikan menyebabkan bakteri
antara mikroba menguntungkan dan probiotik bersifat antagonis terhadap
bakteri pathogen sehingga saluran dibandingkan dengan penelitian
pencernaan ikan lebih baik dalam Agustono (2014) memperoleh
mencerna dan menyerap nutrisi pakan. kecernaan tertinggi adalah pada
pemberian probiotik 10 ml/kg pakan
Hasil kecernaan pakan yang
sebesar (98,75%).
diperoleh selama penelitian sebesar
37,50-50,74% termasuk rendah

Efisiensi Pakan

Jumlah pakan yang diberikan perhitungan efisiensi pakan pada ikan


pada ikan penelitian pada setiap uji selama penelitian dapat dilihat pada
perlakuan sesuai dengan pertambahan Tabel 4.
bobot ikan nila selama penelitian Hasil
Tabel 4. Efisiensi Pakan (%) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Setiap
Perlakuan Selama Penelitian
Perlakuan (probiotik, ml/kg pakan)
Ulangan
P0 (0) P1(5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
1 17.6 22.5 25.2 23.5 28.8
2 16.7 24.4 21.7 21.2 29.5
3 19.8 25.5 20.8 23.6 29.5
Jumlah 54.1 72.5 67.7 68.3 87.8
Rata ± rata 18.03±1.59 24.17±1.51 22.57±2.32 22.77±1.35 29.27±0.40 c
a b b b

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan adanya
perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05).
Berdasarkan Tabel 4 terlihat diberikan. Selanjutnya bakteri tersebut
bahwa perlakuan P0 berbeda nyata di dalam saluran pencernaan ikan
dengan P1, P2 dan P3 dan berbeda mensekresikan enzim-enzim
sangat nyata terhadap P4 (P < 0.05). pencernaan seperti protease dan
Efisiensi pakan yang paling tinggi amilase (Irianto, 2003). Enzim yang
berada pada perlakuan P4 disekresikan ini jumlahnya meningkat
(penambahan probiotik 20 ml/kg juga sesuai dengan jumlah dosis
pakan) yaitu 29,27% dan yang paling probiotik yang diberikan yang pada
rendah terdapat pada perlakuan P0 akhirnya meningkatkan kecernaan
(tanpa penambahan probiotik) yaitu pakan. Peningkatan kecernaan pakan
18,03%. bermakna pula pada semakin tingginya
Penambahan probiotik nutrien yang tersedia untuk diserap
sebanyak 20 ml/kg pakan tubuh, sehingga protein tubuh dan
menghasilkan efisiensi pakan yang pertumbuhan meningkat.
tertinggi. Hal ini diduga karena Hasil efisiensi pakan yang
jumlah bakteri yang masuk ke dalam diperoleh selama penelitian sebesar
saluran pencernaan ikan relatif banyak 29,27% termasuk tinggi dibandingkan
sejalan dengan jumlah probiotik yang dengan penelitian Putri et al., (2012)
dengan penambahan probiotik 15 bahwa penambahan probiotik pada
ml/kg pakan menghasilkan efisiensi pakan ikan patin sebanyak (10 ml/kg
pakan ikan nila 20,32%, selanjutnya pakan) menunjukkan hasil efisiensi
efisiensi pakan pada penelitian pakan sebesar 65,32%.
Setiawati et al., (2013) menunjukkan

Retensi Protein

Data mengenai hasil perhitungan retensi protein benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) setiap perlakuan dan ulangan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Retensi Protein (%) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Setiap
Perlakuan Selama Penelitian
Perlakuan (probiotik, ml/kg pakan)
Ulangan
P0 (0) P1(5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
1 14.61 25.36 28.44 28.45 45.01
2 11.21 23.16 23.49 24.70 45.87
3 16.76 26.52 21.09 28.80 46.01
Jumlah 42.58 75.04 73.02 81.95 136.89
Rata ± rata 14.19±2.79 25.01±1.70 24.32±3.74 27.32±2.27 45.63±0.54 c
a b b b

Keterangan :Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan adanya
perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05).
Berdasarkan Tabel 5 terlihat dimanfaatkan oleh tubuh sebagai zat
bahwa perlakuan P0 berbeda nyata pembangun protein tubuh.
dengan P1, P2 dan P3 dan berbeda Retensi protein tertinggi
sangat nyata terhadap P4 (P < 0.05).
terdapat pada perlakuan P4
Retensi protein tertinggi terdapat pada
perlakuan P4 (penambahan probiotik (penambahan probiotik 20 ml/kg
20 ml/kg pakan) yaitu 45,63% dan pakan) yaitu 45,63%. Hal ini terjadi
yang terendah pada perlakuan P0 karena dengan kecernaan pakan dan
(tanpa penambahan probiotik) yaitu efisiensi pakan yang tinggi pada
14,19%. perlakuan ini, serta kemampuan ikan
Buwono (2000) menyatakan untuk memanfaatkan protein pakan
retensi protein merupakan gambaran untuk pertumbuhan lebih efisien.
dari banyaknya protein yang diberikan, Subagiyo dan Djunaedi (2011)
yang dapat diserap dan dimanfaatkan mengatakan bahwa protein yang
untuk membangun dan menambah terkandung dalam pakan ikan
protein tubuh ataupun memperbaiki berhubungan langsung dalam
sel-sel tubuh yang sudah rusak. Cepat mendukung sintesa protein dalam
tidaknya pertumbuhan ikan tubuh. Meningkatnya protein dalam
dipengaruhi oleh banyaknya protein tubuh berarti ikan telah mampu
yang dapat diserap lewat pakan dan memanfaatkan protein yang telah
diberikan secara optimal lewat pakan pertumbuhan ikan, walaupun
untuk kebutuhan tubuh seperti kebutuhan ikan sangat kecil.
metabolisme, perbaikan sel-sel rusak Hasil penelitian Arief (2013)
dan selanjutnya untuk pertumbuhan. menunjukan bahwa retensi protein
Menurut Kompiang dan Ilyas yang tertinggi terdapat pada
(1988) nilai gizi dari suatu protein penambahan probiotik 5 ml/kg pakan
ditentukan oleh kandungan asam yaitu 58,99%, sedangkan hasil retensi
amino yang tersedia (tercerna dan protein penelitian ini yang terbaik
terserap ikan) dan faktor utama terdapat pada perlakuan P4
mempengaruhi pertumbuhan ikan
(penambahan probiotik 20 ml/kg
adalah protein dan asam amino. NRC
(1993) menyatakan bahwa karbohidrat pakan) yaitu 45,63%.
dan lemak juga membantu

Laju Pertumbuhan Spesifik

Bobot rata-rata individu pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada


Gambar 1 berikut ini.
Bobot rata-rata ikan

14
12
10 P0 (0 ml/kg pakan)
nila (g)

8
P1(5 ml/kg pakan)
6
4 P2 (10 ml/kg pakan)
2 P3 (15 ml/kg pakan)
0 P4 (20 ml/kg pakan)
0 14 28 42 56
Hari Ke
.
Gambar 1. Perubahan bobot rata-rata individu benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) pada setiap perlakuan selama penelitian

Pada Gambar 1 dapat dilihat P3. Pada hari ke 28 menunjukkan


bahwa pada 14 hari pertama bahwa perlakuan P4 (penambahan
pertumbuhan benih ikan nila probiotik 20 ml/kg pakan)
(Oreochromis niloticus) pada setiap menghasilkan pertumbuhan yang lebih
perlakuan masih relatif sama karena tinggi dan perlakuan yang terendah
pada hari 0 hingga 14 benih ikan terdapat pada perlakuan P0 (tanpa
masih melakukan adaptasi namun pada penambahan probiotik) dibandingkan
perlakuan P4 (penambahan probiotik tiga perlakuan lainnya. Pada hari 42
20 ml/kg pakan) yang lebih tinggi hingga 56 terlihat pada P4
dibandingkan perlakuan P1, P2 dan (penambahan probiotik 20 ml/kg
pakan) unggul pertumbuhanya dari memilih jenis pakan yang mudah
perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dicerna dari pada pakan yang sukar
pendapat Cortez-Jacinto et al., (2005) dicerna. Selanjutnya Halver (1989)
menjelaskan bahwa laju pertumbuhan mengatakan kecepatan pertumbuhan
spesifik berkaitan erat dengan ikan tergantung pada jumlah pakan
pertambahan berat tubuh yang berasal yang diberikan, ruang, suhu,
dari pakan yang dikonsumsi. Hal ini kedalaman air dan faktor-faktor lain.
karena protein merupakan zat pakan Pakan yang dimanfaatkan oleh ikan
yang sangat diperlukan bagi pertama digunakan untuk memelihara
pertumbuhan. Agustono (2014) tubuh dan untuk memperbaiki alat-alat
menyatakan salah satu nutrien penting tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan
yang dibutuhkan ikan adalah protein. pakan yang ada digunakan untuk
Pemanfaatan protein bagi pertumbuhan.
pertumbuhan ikan dipengaruhi Selanjutnya untuk melihat
beberapa faktor, antara lain ukuran pertumbuhan ikan baung secara
ikan, umur ikan, kualitas protein spesifik dapat diketahui melalui
pakan, kandungan energi pakan, suhu perhitungan laju pertumbuhan spesifik
air dan frekuensi pemberian pakan. yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Menurut Soesono (1984)
dalam Agustono (2014) ikan lebih

Tabel 6. Laju Pertumbuhan Spesifik (%/hari) Ikan Nila Pada Setiap Perlakuan Selama
Penelitian
Perlakuan (probiotik, ml/kg pakan)
Ulangan
P0 (0) P1(5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
1 1.36 1.69 2.02 2.03 2.36
2 1.46 1.70 1.87 1.93 2.46
3 1.55 2.02 1.73 1.96 2.45
Jumlah 4.37 5.41 5.62 5.92 7.27
a b
Rata ± rata 1.46±0,09 1.80±1,18 1.87±1,14 1.97±0,05 3.64±0,05 c
b b

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan adanya
perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05).
Berdasarkan Tabel 6 terlihat Hasil penelitian menunjukan
bahwa perlakuan P0 berbeda nyata bahwa pertumbuhan ikan nila pada
dengan P1, P2 dan P3 dan berbeda setiap perlakuan selama pemeliharaan
sangat nyata terhadap P4 (P < 0.05). mengalami peningkatan, ini
Laju pertumbuhan spesifik yang disebabkan oleh faktor internal dan
tertinggi pada perlakuan P4 eksternal. Adapun faktor internal
(penambahan probiotik 20 ml/kg diantaranya keturunan, jenis kelamin,
pakan) sebesar 3.64% dan terendah umur, parasit dan penyakit, sedangkan
pada perlakuan P0 (tanpa penambahan faktor eksternal diantaranya adalah
probiotik) yaitu 1.46 %. pakan dan kualitas air disekitar media
pemeliharaan ikan. Pakan yang
dimanfaatkan oleh ikan pertama pencernaan pakan seperti amylase,
digunakan untuk memelihara tubuh protease, lipase dan selulose. Enzim
dan untuk memperbaiki alat-alat tubuh tersebut yang akan membantu
yang rusak, setelah itu kelebihan pakan menghidrolisis nutrien pakan
yang ada digunakan untuk (molekul kompleks, seperti memecah
pertumbuhan dan pembentukan karbohidrat, protein dan lemak
jaringan tubuh paling besar menjadi molekul yang lebih
dipengaruhi oleh keseimbangan sederhana akan mempermudah
protein dan energi dalam pakan. proses pencernaan dan penyerapan
Pakan yang mengandung dalam saluran pencernaan ikan (Putra,
probiotik 5-20 ml/kg pakan 2010).
menghasilkani pertumbuhan ikan lebih Hal ini sesuai dengan
baik dibandingkan dengan pakan pernyataan Dhingra (1993) bahwa
kontrol P0 (tanpa penambahan probiotik bermanfaat dalam mengatur
probiotik). Jika dilihat pertumbuhan lingkungan mikroba pada usus,
ikan pada perlakuan P4 (penambahan menghalangi mikroorganisme patogen
probiotik 20 ml/kg pakan) usus dan memperbaiki efisiensi
pertumbuhannya tertinggi yaitu 3.64%, pakan dengan melepas enzim-enzim
diikuti dengan P3 (penambahan yang membantu proses pencernaan
probiotik 15 ml/kg pakan) yaitu makanan. Selain itu probiotik mampu
1.97%, kemudian P2 (penambahan meningkatkan kekebalan tubuh dari
probiotik 10 ml/kg pakan) yaitu serangan penyakit dan memperbaiki
1.87%, dan P1 (penambahan probiotik kualitas lingkungan, juga dapat
5 ml/kg pakan) yaitu 1.80%. Irianto meningkatkan nilai nutrisi pakan dan
(2003) menyatakan bahwa probiotik laju penyerapan nutrien sehingga
dapat mengatur lingkungan mikrobia memungkinkan ikan nila ini mencapai
pada usus, menghalangi pertumbuhan yang maksimum.
mikroorganisme patogen dalam usus Hasil penelitian Putri (2012)
dengan melepas enzim-enzim yang menunjukan bahwa pemberian
membantu proses pencernaan probiotik EM4 pada pelet yang
makanan. Wang et al., (2008) dalam mengandung daun kaliandra
Ahmadi et al., (2012) menjelaskan berpengaruh terhadap pertumbuhan
bahwa bakteri probiotik menghasilkan benih ikan nila. Pemberian probiotik
enzim yang mampu mengurai senyawa sebesar 15 ml/kg pakan memberikan
kompleks pakan menjadi sederhana hasil terbaik terhadap laju
sehingga siap digunakan ikan. Dalam pertumbuhan spesifik sebesar 2,76%.
meningkatkan nutrisi pakan, bakteri Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
yang terdapat dalam probiotik laju pertumbuhan spesifik ikan nila
memiliki mekanisme dalam lebih tinggi yaitu 3,64%.
menghasilkan beberapa enzim untuk
Kelulushidupan

Kelulushidupan atau survival rate Adapun yang mempengaruhi tinggi


adalah perbandingan antara jumlah rendahnya kelulushidupan adalah
individu yang hidup pada akhir atau faktor biotic antara lain competitor,
suatu periode dalam suatu populasi. kepadatan populasi, umur dan
kemampuan organism beradaptasi
terhadap lingkungan (Effendi,1979).

Tabel 7. Kelulushidupan (%) Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Selama


Penelitian
Ulangan Kelulushidupan Ikan Nila(probiotik, ml/kg pakan)
P0 (0) P1(5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
1 95 100 100 100 100
2 80 85 95 95 100
3 95 95 90 100 100
Jumlah 270 280 285 295 300
Rata - rata 90±8.66 a 93±7.63 a 95±5.00 a 98± 2.88 a 100± 0.00 a
Keterangan : Huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan tidak adanya
perbedaan yang nyata antar perlakuan (P0>0,05).

Berdasarkan Tabel 7 terlihat Kelulushidupan merupakan


bahwa perlakuan P0, P1, P2, P3 dan persentase organisme yang hidup
P4 menunjukkan tidak adanya pada akhir pemeliharaan dari jumlah
perbedaan yang nyata terhadap organisme yang ditebar pada saat
kelulushidupan ikan nila (P>0,05). Hal pemeliharaan dalam suatu wadah.
ini disebabkan kerena probiotik Menurut Armiah (2010)
merupakan mikroba yang aman dan kelulushidupan ikan dipengaruhi oleh
relatif menguntungkan dalam saluran faktor dalam dan faktor luar ikan.
pencernaan. Mikroba ini menghasilkan Faktor dalam terdiri dari umur dan
zat yang tidak berbahaya bagi ikan kemampuan ikan dalam menyesuaikan
tetapi justru menghancurkan mikroba diri dengan lingkungan, faktor luar
patogen pengganggu sistem terdiri dari kondisi abiotik, kompetisi
pencernaan. Selain itu, bakteri tersebut antara spesies, penambahan populasi
dapat mendominasi di saluran ikan dalam ruang gerak yang sama,
pencernaan ikan dan bakteri-bakteri meningkatnya predator dan parasit,
patogen akan berkurang kekurangan makanan dan sifat-sifat
keberadaannya sehingga ikan akan biologis lainnya terutama yang
memanfaatkan bakteri baik tersebut berhubungan dengan penanganan dan
untuk tumbuh dan ikan menjadi sehat. penangkapan. Dalam budi daya,
kelulushidupan merupakan penentuan
keberhasilan usaha pemeliharaan.
Kualitas Air

Pada penelitan ini parameter dilakukan sebanyak 3 kali selama


kualitas air yang diukur adalah suhu, penelitian. Adapun data yang
pH, Amoniak dan oksigen terlarut diperoleh dari penelitian ini dapat
(DO), pengukuran kualitas air dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian

Parameter Kualitas Air


Perlakuan Suhu DO Amonia
pH
(0C) (ppm) (mg/l)
Per Per Per Per
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
tengahan tengahan Tengahan Tengahan

P0 27,6 26,4 27,2 6,7 7,3 7.5 4,2 4,8 5,2 0,003 0,001 0,002
P1 27,6 25,7 29,5 6,8 7,4 7,2 4,1 4,7 5,1 0,002 0,004 0,001

P2 27,6 28,9 28,3 7,2 6,8 7,7 4,4 4,7 5,4 0,001 0,003 0,001
P3 27.5 27,3 28,6 6,9 6,7 7,1 4,4 4,9 5,3 0,002 0,004 0,003
P4 27,8 26,5 29,9 7,5 7,1 7,5 4,3 4,9 5,2 0,001 0,001 0,001

Sumber : hasil penelitian

Berdasarkan data tersebut ± 5,4 ppm. Hal ini sesuai dengan


diketahui bahwa suhu air berada pada pernyataan Amri dan Khoiruman
kisaran yang optimal yaitu 26 ± 29 0C. (2005) yang menyatakan bahwa
Hal ini sesuai dengan kisaran suhu kandungan oksigen terlarut di perairan
ideal untuk ikan nila menurut Amri yang baik untuk pertumbuhan ikan nila
dan Khoiruman (2005) yaitu 14-35 0C. adalah tidak kurang dari 2 ppm.
Derajat keasaman (pH) masih pada
keadaan normal yaitu 6,7-7,5. Menurut Kandungan amoniak selama
pernyataan Amri dan Khoiruman penelitian berkisar antara 0,001-0,003
(2005) pH yang baik untuk mg/l dan masih dalam batas kewajaran
pertumbuhan ikan nila adalah 6,5-9. sesuai dengan pernyataan Boyd (1982)
Kandungan oksigen terlarut bahwa kandungan amoniak tidak boleh
(DO) selama penelitian ini berkisar 4,1 lebih dari 1 mg/l.
Kesimpulan
terbaik diperoleh pada penambahan
Penambahan probiotik sebanyak 5±20 probiotik sebanyak 20 ml/kg pakan
ml/kg ke dalam pakan buatan (P4) yang mengasilkan kecernaan
berpengaruh terhadap kecernaan pakan sebesar 50,74%, efisiensi pakan
pakan, efisiensi pakan, retensi protein, 29,27%, retensi protein 45,63%, laju
laju pertumbuhan spesifik dan pertumbuhan spesifik 3,64 %, dan
kelulushidupan benih ikan nila kelulushidupan 90-100 %.
(oreochromis niloticus). Perlakuan
Daftar Pustaka

Agustono. 2014. Pengukuran Berkala Ilmiah Perikanan 3(2):


Kecernaan Protein Kasar, Serat 53-58.
Kasar, Lemak Kasar, Betn, dan
Armiah, S. 2008. Pengaruh
Energi Pada Pakan Komersial
Penambahan Probiotik Pada
Ikan Gurami (Osphronemus
Pakan Buatan Terhadap
Gouramy) Dengan
Pertumbuhan dan Rasio
Menggunakan Teknik
Konversi Pakan Ikan Nila Gift
Pembedahan. Jurnal Ilmiah
(Oreochromis niloticus).
Perikanan dan Kelautan 6(1) 73-
Berkala Ilmiah Perikanan 3(2):
75.
53-58.
Ahmadi. H. Iskandar dan K. Nia .
Boyd, C. E. 1982. Water Quality
2012. Pemberin Probiotik
Management For Pond Fish
Dalam Pakan Terhadap
Culture. Departement Of
Pertumbuhan Lele Sangkuriang
Fisheries All Allend
(Clarias Gariepinus) Pada
Aquaculture. Album University.
Pendedran II. Jurnal Perikanan
Alabana. USA. 325 hlm.
dan Kelautan. 3(4) 99-107.
Buwono. I. D. 2000. Kebutuhan
Amri, K. dan Khairuman. 2005. Budi
Asam Amino Essensial dalam
Daya Ikan Nila Secara Intensif.
Ransum Pakan Ikan. Kanisius.
PT Agromedia Pustaka. Jakarta
Yogyakarta. 38 hlm.
65 hlm.
Dhingra. M. 1993. Probiotic in
Arief. M. 2013. Pemberian Probiotik
Yang Berbeda Pada Pakan Poultry Diet Livestock
Komersial Terhadap Production and Management.
Pertumbuhan Retensi Protein Sania Enterprises Indore
Dan Serat Kasar Pada Ikan Nila 452001, India.43 p.
(Oreochromis sp.). Jurnal
Effendie, M. I. 2002. Metodologi Kelautan . Unpad. Jatinangor.
Biologi Perikanan . Yayasan 78 hlm. (tidak diterbitkan).
Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
163 hlm. NRC. 1993. Nutritional Requirement
of Warmwater Fishes. National
Handajani. H. 2008. Pengujian Academic of Science.
Tepung Azolla Terfermentasi Washington, D. C.248 p.
Sebagai Penyusun Pakan Ikan
Terhadap Pertumbuhan dan Putra, A. N. 2010. Kajian Probiotik,
Daya Cerna Ikan Nila Gift. Prebiotik dan Sanbiotik Untuk
Naskah Publikasi. Fakultas Meningkatkan Kinerja
Peternakan Perikanan. Pertumbuhan Ikan Nila
Universitas Muhammadiyah. (Oreochromis niloticus). Tesis.
Malang. 2(3) 145-161. IPB: Bogor. 109 hlm. (tidak
diterbitkan).
Irianto. A. 2003. Probiotik
Aquacultere. Cetakan I. Gadjah Putri. F. S. Hadidah dan H. Kiki. 2012.
Mada Universitas Press. Pengaruh Pemberian Bakteri
Bulaksumur. Yogyakarta. 125 Probiotik pada Pelet yang
hlm. Mengandung Kaliandra
(Calliandracalathyrus)
Irianto. A. 2007. Potensi Terhadap Pertumbuhan Benih
Mikroorganisme: di Atas Langit Ikan Nila (Oreochromis
Ada Langit. Ringkasan Orasi niloticus). Jurnal Perikanan dan
Ilmiah di Fakultas Biologi Kelautan. 3(4) 283-291.
Universitas Jendral Sudirman.
Tanggl 12 Mei 2015. Setiawati, J. E., Tarsim, Y. T. Adiputra
dan S. Hudaida. 2013. Pengaruh
Kompiang. I. Dan Ilyas. 1998. Penambahan Probiotik pada
Nutritional Value of Protein Pakan Dengan Dosis Berbeda
Enriched Cassava-Casapro. Terhadap Pertumbuhan,
Ilmu Peternakan 7: 22-25. Kelulushidupan, Efisiensi Pakan
dan Retensi Protein Ikan Patin
Mulyadi. A. E. 2011. Pengaruh (Pangasius hipophthalmus).
Pemberian Probiotik pada Pakan Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Komersil Terhadap Lju Budi daya Perairan. 1 (2) 125-
Pertumbuhan Benih Ikan Patin 127.
Siam (Pangasius
hipophthalmus). Skripsi. Subagiyo dan A. Djunaedi. 2011.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Skrining Kandidat Bakteri
Probiotik dari Saluran
Pencernaan Ikan Kerapu Pengembangan Industri Pakan
Berdasarkan Aktivitas Pedesaan. Prosiding Temu
Antibakteri dan Produki Enzim Bisnis Pengembangan Nutrisi
Proteolitik Ekstraseluler. Jurnal dan Pakan Ikan Budi daya.
Ilmu Kelautan.16(1):41-48. Surabaya. 9 hlm.

Sudjana. 1992. Desain dan Analisis Wilkinson, 1989. The Use of


Eksperimen. Tarsito. Bandung. Probiotics in Aquaculture.
285 hlm. Aquaculture. 180 p

Sukria. H. A. 2004. Pabrik Pakan


Skala Mini dan Pola
.

Anda mungkin juga menyukai