Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBERIAN IMUNISASI COVID 19 - UPT PUSKESMAS GONDANGLEGI


TAHUN 2021

A. PENDAHULUAN
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian Imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu
saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem
kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan
terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisas itidak cukup hanya dilakukan
satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti,Tuberkulosis,
hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, dan
lain sebagainya.
Vaksin adalah produk biologi berisi antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah
diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.

B. LATAR BELAKANG
Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagai bencana non-alam. Sejak diumumkannya kasus konfirmasi
pertama pada Maret 2020, dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi
telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak hanya terjadi di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun telah
menyebar hingga kepedesaan di daerah terpencil. Sampai dengan tanggal 27
Desember 2020, sebanyak 706.837 kasus konfirmasi COVID-19 telah dilaporkan
di Indonesia dan tercatat sejumlah 20.994 orang meninggal.
Pandemi COVID-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan berdampak terhadap sistem
kesehatan Indonesia yang terlihat dari penurunan kinerja pada beberapa program
kesehatan. Hal ini disebabkan prioritasi pada penanggulangan pandemi COVID-
19 serta adanya kekhawatiran masyarakat dan petugas terhadap penularan
COVID-19. Di beberapa wilayah, situasi pandemi COVID19 bahkan berdampak
pada penutupan sementara dan/atau penundaan layanan kesehatan khususnya
di posyandu dan puskesmas. Pandemi COVID-19 juga memberi dampak besar
bagi perekonomian yaitu:
1) Membuat daya beli masyarakat, yang merupakan penopang perekonomian
sebesar 60 persen, jatuh cuku pdalam. Hal ini dibuktikan dengan data dari
BPS yang mencatatkan bahwa konsumsi rumahtangga turun dari 5,02 persen
pada kuartal I tahun 2019 menjadi 2,84 persen pada kuartal 1 tahun 2020 ini;
2) Menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan pada dunia usaha
sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha;
3) Seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga
komoditas turun dan ekspor Indonesia kebeberapa negara juga terhenti.
Selain itu, pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikand
ampak yang terlihat nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektorsosial,
pariwisata, dan pendidikan.
Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakinmeningkat yang
disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol
kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak minimal
1 – 2 meter. Tanpa intervens kesehatan masyarakat yang cepat dan tepat,
diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19 akan memerlukan perawatan di
rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian yang diperkirakan mencapai
250.000 kematian.
Upaya telah dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk
mengembangkan vaksin yang ideal untuk pencegahan infeksi SARS-CoV-2
dengan berbagai platform yaitu vaksin inaktivasi /inactivated virus vaccines,
vaksin virus yang dilemahkan (live attenuated), vaksinvektor virus, vaksin asam
nukleat, vaksin seperti virus (virus-like vaccine), dan vaksin subunit protein.
Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi jika dinilai dari sisi
ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan upaya
pengobatan. Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yaitu dengan menerapkan upaya Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter, sesuai
dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Vaksinasi
Pada Masa Pandemi COVID-19. Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas harus melakukan advokasi kepada
pemangku kebijakan setempat, serta berkoordinasi denganlintas program, dan
lintas sector terkait, termasuk organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
organisasi keagamaan, tokoh masyarakat dan seluruh komponen masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan vaksinasi COVID-19. Petugas kesehatan
diharapkan dapat melakukan upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
kepada masyarakat serta memantau status vaksinasi setiap sasaran yang ada di
wilayah kerjanya untuk memastikan setiap sasaran mendapatkan vaksinasi
COVID-19 lengkap sesuai dengan yang dianjurkan.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit akibat virus covid - 19
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi transmisi/penularan, menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat COVID-19 di wilayah kerja UPT Puskesmas Gondanglegi,
b. Mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity). Kekebalan
kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan
merata di seluruh wilayah.
c. Melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial
dan ekonomi.
d. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis yang benar.

D. TATA NILAI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI


Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan upaya
Imunisasi tetap berorientasi kepada tata nilai yang ada di
PuskesmasGondanglegi, yaitu :
a. Profesional: pelaksanaan kegiatan dan pemberian layanan harus sesuai
dengan standart kompetensi dan prosedur yang ditetapkan
b. Amanah:uraian tugas dilakukan sesuai dengan tugas yang dibebankan dan
mendukung capaian kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan
c. Harmonis:peran lintas program dan lintas sector yang sudah disepakati
terlaksana dan 95% karyawan hadir disetiap acara pertemuan untuk
pembinaan dan evalausi
d. Inovatif:hasil analisa kinerja dilakukan perbaikan dengan memanfaatkan
semua peluang inovasi yang di identifikasi dari semua penanggungjawab
upaya, penanggungjawab program, pelaksana kegiatan, masyarakat dan
lintas sector terkait

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. KegiatanPokok
a. Perencanaan;
b. Penyediaan dan distribusi logistik;
c. Penyimpanan dan pemeliharaan logistik;
d. Penyediaan tenaga pelaksana;
e. Pelaksanaan pelayanan;
2. RincianKegiatan,
a. Perencanaan;
1. Penentuan Sasaran
a. SasaranImunisasi
Usia 18 s.d 59 tahun
2. Perencanaan Kebutuhan Logistik Imunisasi terdiri dari vaksin, Auto
Disable Syringe dan safety box. Ketiga kebutuhan tersebut harus
direncanakan secara bersamaan dalam jumlah yang berimbang (system
bundling).
b. Penyediaan dan distribusi logistik;
Penyediaan Logistik Pemerintah bertanggungjawab terhadap penyediaan
logistic Imunisasi Program:
a. Penyediaan vaksin,
b. ADS
c. Safety box
d. Peralatan cold chain
e. Hand Sanitiser
g. APD
c. Penyimpanan dan pemeliharaan logistik;
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai
didistribusikan ketingkat berikutnya (atau digunakan), vaksin harus selalu
disimpan pada suhu yang telah ditetapkan, yaitu:vaksin disimpan pada suhu
2°C s.d. 8°C pada vaccine refrigerator dan ditempatkan terpisah dengan
vaksin rutin
d. Penyediaan tenaga pelaksana;
Untuk terselenggaranya pelayanan Imunisasi dan surveilans KIPI,
maka setiap jenjang administrasi dan unit pelayanan dari Tingkat Pusat
sampai Tingkat Puskesmas, harus memiliki jumlah dan jenis ketenagaan
yang sesuai dengan standar, yaitu memenuhi persyaratan kewenangan
profesi dan mendapatkan pelatihan kompetensi, serta petugas yang ditunjuk
yag telah diberikan kalakarya oleh petugas yang terlatih.
e. Pelaksanaan pelayanan;
Kegiatan pelaksanaan Vaksinasi Covid di UPT Puskesmas Gondanglegi
dilakukan setiap hari sabtu dengan pelaksanaan 2 sesi, ditiap sesinya
dibatasi 15 orang. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di UPT Puskesmas
Gondanglegi dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemberian Imunisasi pada sasaran imunisasi usia 18 s.d 59 tahun
2. Pemberian konseling, informasi dan edukasi

G. SASARAN
Pendataan sasaran penerima vaksin dilakukan secara top-down melalui
Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 yang bersumber dari
Kementerian/Lembaga terkait atau sumber lainnya meliputi nama, Nomor
Induk Kependudukan, dan alamat tempat tinggal sasaran. Melalui Sistem
Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 dilakukan penyaringan data (filtering)
sehingga diperoleh sasaran kelompok penerima vaksin COVID-19 sesuai
kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan jumlah sasaran per kelompok
penerima vaksin dilakukan melalui pertimbanganKomitePenanganan COVID-
19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Penetapan jumlah sasaran
per kelompok penerima vaksin untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan
menjadi dasar dalam penentuan alokasi serta distribusi vaksin dan logistic
vaksinasi dengan juga mempertimbangkan cadangan sesuai kebutuhan

H. PERAN LINTAS SEKTOR dan LINTAS PROGRAM


I. JADWAL PELAKSANAAN / PENTAHAPAN VAKSINASI COVID
Tahapan pelaksanaan vaksinasi COVID 19 dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tahap 1 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 1 adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga
kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani
pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
2. Tahap 2 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 2 adalah:
a. Petugas pelayanan public yaitu Tentara Nasional Indonesia / Kepolisian
Negara Republik Indonesia, apara thukum, dan petugas pelayanan public
lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal,
perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum,
serta petugas lain yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
b. Kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun).
3. Tahap 3 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 3 adalah masyarakat rentan dari aspek
geospasial, sosial, dan ekonomi.
4. Tahap 4 dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 S
Sasaran vaksinasi tahap 4 adalah masyarakat dan pelaku perekonomian
lainnya dengan pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin

I. ALUR PELAKSANAAN VAKSINASI COVID


Kegiatan pelaksanaan Vaksinasi Covid di UPT Puskesmas Gondanglegi
dilakukan setiap hari sabtu dengan pelaksanaan 2 sesi, ditiap sesinya dibatasi 15
orang.
Pelaksanaan vaksinasi covid 19 harus tetap mematuhi protocol kesehatan,
1. Sasaran pada saat ke puskesmas harus memakai masker
2. Mencuci tangan sebelum masuk ke wilayah puskesmas
3. Tetap menjaga jarak
Prosedur pelaksanaan vaksinasi
a. Meja 1 ( Pendaftaran / Vervikasi )
 Petugas memanggil sasaran penerima vaksinasi kemeja 1 sesuai dengan
nomor urutan kedatangan
 Petugas memastikan sasaran menunjukkan nomor tiket elektronik (e-ticket)
dan / atau KTP untuk dilakukan verifikasi sesuai dengan tanggal pelayanan
vaksinasi yang telah ditentukan
 Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare Vaksinasi
(pada komputer/ laptop/ HP) atau secara manual yaitu dengan
menggunakan daftar data sasaran yang diperoleh melalui aplikasi Pcare
Vaksinasi yang sudah disiapkan sebelum hari H pelayanan (data sasaran
pada aplikasi Pcare diunduh kemudian dicetak/ print)
b. Meja 2 ( Skrening )
 Petugas kesehatan melakukan anamnesa untuk melihat kondisi kesehtan
dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) serta melakukan
pemeriksaan fisik sederhana. Pemeriksaan meliputi suhu tubuh dan tekanan
darah.
 Vaksinasi COVID-19 tidak diberikan pada sasaran yang memiliki riwayat
konfirmasi COVID-19, wanita hamil, menyusui, usia dibawah 18 tahun dan
beberapa kondisi komorbid yang telah disebutkan dalam format skrining
 Data skrining tiap sasaran langsung diinput keaplikasi PcareVaksinasi oleh
petugas menggunakan komputer/ laptop/ HP. Bila tidak memungkinkan
untuk menginput data langsung kedalam aplikasi (misalnya akses internet
tidak ada atau sarana tidak tersedia), maka hasil skrining dicatat di dalam
format skrining untuk kemudian diinput kedalam aplikasi setelah tersedia
koneksi internet.
 Berdasarkan data yang dimasukkan oleh petugas, aplikasi akan
mengeluarkan rekomendasi hasil skrining berupa :sasaran layak divaksinasi
(lanjut), ditunda atau tidak diberikan. Jika diputuskan pelaksanaan vaksinasi
harus ditunda, maka petugas menyampaikan kepada sasaran bahwa akan
ada notifikasi ulang melalui sms blast atau melalui aplikasi peduli lindungi
untuk melakukan registrasi ulang dan menentukan jadwal pengganti
pelaksanaan vaksinasi.
 Dilanjutkan dengan pengisian keputusan hasil skrining oleh petugas di
dalam aplikasi Pcare Vaksinasi.
 Ketika pada saat skrining dideteksi ada penyakit tidak menular atau
dicurigai adanya infeksi COVID-19 maka
 Pasien diruju kePoliUmum untuk mendaptkan pemeriksaan lebih lanjut
 Sasaran yang dinyatakan sehat diminta untuk melanjutkan ke Meja 3
 Petugas memberikan penjelasan singkat tentang vaksin yang akan
diberikan, manfaat dan reaksi simpang (KIPI) yang mungkin akan terjadi
dan upaya penanganannya.
c. Meja 3 ( Pemberian Vaksinasi )
 Sasaran duduk dalamposisi yang nyaman
 Untuk vaksin multi dosis petugas menuliskan tanggal dan jam dibukanya
vial vaksin dengan pulpen/ spidol dilabel pada vial vaksin
 Petugas memberikan vaksinasi secara intra muscular sesuai prinsip
penyuntikan aman.
 Untuk mengantisipasi terjadinya kasus KIPI yang serius maka sasaran
diminta untuk tetap tinggal di tempat pelayanan vaksinasi selama 30
menit sesudah vaksinasi dan petugas harus tetap berada di tempat
pelayanan minimal 30 menit setelah sasaran terakhir divaksinasi.
 Petugas menuliskan nama sasaran, NIK, nama vaksin dan nomor batch
vaksin pada sebuah memo. Memo diberikan kepada sasaran untuk
diserahkan kepada petugas di Meja 4
 Selesai penyuntikan, petugas meminta dan mengarahkan sasaran untuk
ke Meja 4 dan menunggu selama 30 menit.
d. MEJA 4 (PetugasPencatatan)
 Petugas menerima memo yang diberikan oleh petugas Meja 3
 Petugas memasukkan hasil vaksinasi yaitu jenis vaksin dan nomor batch
vaksin yang diterima masing-masing sasaran kedalam aplikasi Pcare
Vaksinasi.
 Bila tidak memungkinkan untuk menginput data langsung ke dalam
aplikasi (misalnya akses internet tidak ada atau sarana tidak tersedia),
maka hasil pelayanan dicatat di dalam format pencatatan manual yang
sudah disiapkan sebelum hari H pelayanan untuk kemudian diinput
kedalam aplikasi setelah tersedia koneksi internet.
 Petugas mempersilahkan penerima vaksinasi untuk menunggu selama
30 meniti di ruang observasi dan diberikan penyuluhan dan media KIE
tentang pencegahan COVID-19 melalui 3 M dan vaksinasi COVID
 Petugas memberikan kartu vaksinasi, manual dan/ atau elektronik, serta
penanda kepada sasaran yang telah mendapat vaksinasi. Petugas dapat
mencetak kartu elektronik melalui aplikasi Pcare Vaksinasi. Kartu
tersebut ditandatangani dan diberi stempel lalu diberikan kepada sa
saran sebagai bukti bahwa saran telah diberikan vaksinasi serta
memberitahukan jadwal pemberian imunisasi yang kedua

J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring data cakupan melalui sistem informasi setiap hari
2. Monitoring kualitas layanan melalui supervisi
3. Kegiatan evaluasi pelaksanaan dan evaluasi dampak melalui surveilans
COVID-19 serta menampung apakah ada hambatan selama proses
pelaksanaan
K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan pada setiap pelaksanaan kegiatan/pelayanan oleh
pelaksana kegiatan dan penanggungjawab program dengan menggunakan
Format laporan yang telah disediakan dan melalukan input data melalui aplikasi
pcare vaksin
2. Pelaporan
Dilakukan dengan menggunakan format laporan yang ada dan melalui aplikasi p
care vaksin:
3. EvaluasiKegiatan
Evaluasi dilakukan setiap selesai kegiatan serta menampung apakah ada
hambatan selama proses pelaksanaan

Gondanglegi, Januari 2020


Mengetahui Pengelola Program Imunsasi
Kepala UPT PuskesmasGondanglegi

Dr. Widya Damayanti, MMRS RismawatiKartikasari, AMd. Keb.

Anda mungkin juga menyukai