Anda di halaman 1dari 12

210 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm.

210-221

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG


DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT

Rara Ayu Mulia Murti1, Martha Tri Lestari2, dan Dini Salmiyah Fithrah Ali3
1,2,3
Universitas Telkom

ABSTRAK

Komunikasi terjadi dalam suatu situasi tertentu, salah satunya adalah komunikasi organisasi. Sebuah organisasi
pastinya akan memerlukan komunikasi, karena digunakan sebagai alat untuk memperlancar jalannya kegiatan
dan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan
dengan tugas utama menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Sebagai perusahaan besar, PT.
PLN (Persero) berkewajiban untuk selalu prima dalam hal kinerja dan pelayanan pelanggan. Oleh karena
itu, PT. PLN (Persero) Area Bandung menyadari bahwa perlu adanya langkah nyata untuk meningkatkan
kinerja karyawan dengan melakukan penguatan koordinasi antarfungsional dengan membuat kegiatan Code
of Conduct yang diadakan di kantor PT. PLN (Persero) Area Bandung setiap hari Selasa. Code of Conduct
dalam pelaksanaannya sangat berguna untuk meningkatkan koordinasi seluruh karyawan dalam menjalankan
tugas sehari-hari maupun tugas lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi organisasi
PT. PLN (Persero) Area Bandung dalam kegiatan Code of Conduct. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan
pendekatan studi kasus yang akan diuraikan secara deskriptif. Berdasarkan hasil observasi partisipatif dan
wawancara mendalam, proses komunikasi dalam kegiatan Code of Conduct berlangsung secara two ways
communication dengan arah aliran informasi yang terjadi yaitu komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas,
dan komunikasi horizontal sehingga pola jaringan komunikasi organisasi yang terbentuk adalah pola jaringan
saluran bebas (all channel).

Kata-kata Kunci: PT. PLN (Persero) area bandung, kegiatan code of conduct, komunikasi organisasi, arah
aliran informasi, pola jaringan komunikasi organisasi

ORGANIZATIONAL COMMUNICATION PT. PLN (PERSERO) AREA


BANDUNG IN CODE OF CONDUCT ACTIVITY
ABSTRACT

Communication Occurs in a given situation, which one is organizational communication.. An organization


will certainly require communication because It is used as a tool for the smooth running of activities and
in order to achieve the goals set by the organization. PT. PLN (Persero) is a company with the main task of
providing electricity to the public interest. As a big company, PT. PLN (Persero) Area Bandung is obliged to
always excellent in terms of performance and customer service. Therefore, PT. PLN (Persero) Area Bandung
realize that the need for concrete steps for Enhance employee performance by strengthening coordination
functional with others functional by making the Code of Conduct activity that held at the office of PT. PLN
(Persero) Area Bandung every Tuesday. Code of Conduct activity in practice is very useful to improve the
coordination of all employees in performing everyday tasks as well as other tasks. The purpose of this
study was to Determine the organizational communication PT. PLN (Persero) Bandung Area Bandung in
Code of Conduct activity. This study is a qualitative case study approach will be Described descriptively.
Based on the results of participant observation and interviews, the process of communication in the Code of
Conduct activity took place in two-way communication with the direction of flow of information that occurred
downward communication, upward communication, and communication horizontally so that the pattern of
communication network organization that is formed is a network pattern-free channels (all channels).

Keywords: PT. PLN (Persero) bandung area, code of conduct’s activity, communication organization,
directions flow of information, pattern of communication organization

Korespondensi: Rara Ayu Mulia Murti, S.Ikom. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan
Bisnis, Universitas Telkom, Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Bandung 40257. Email: muliamurti@
gmail.com
Submitted: May 2016, Accepted: August 2017, Published: December 2017
ISSN: 2303-2006 (print), ISSN: 2477-5606 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/jkk
Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 48a/E/KPT/2017
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221 211

PENDAHULUAN yang dapat mengurangi keindahaan dan


membahayakan keselamatan masyarakat dan
Komunikasi selalu muncul dalam konteks, petugas lapangan PT. PLN (Persero). Kedua
yakni dalam suatu situasi tertentu. Secara adalah sering terjadinya pemadaman listrik
teoritis, konteks komunikasi dibedakan menurut yang sangat merugikan masyarakat dan waktu
bebrapa kategori yaitu salah satunya berdasarkan penanganan terhadap pemadaman yang dirasa
jumlah partisipan dalam kegaiatan komunikasi, lama semakin menambah kerugian masyarakat.
disebut tataran komunikasi. Sesuai yang tertulis Ketiga adalah naiknya tarif tenaga listrik
dalam buku Ilmu Komunikasi (Daryanto,2011: yang terkadang dirasa terlalu tiba-tiba dan
29) tataran komunikasi meliputi komunikasi tidak berorientasi pada rakyat kecil. Corengan
intrapribadi, komunikasi antarpribadi, ini berkaitan dengan citra perusahaan, dan
komunikasi kelompok, komunikasi publik, citra tersebut tentu dibangun salah satunya
komunikasi massa, dan komunikasi organisasi. melalui kegiatan/program yang dilakukan
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan (Nurussa’adah & Sumartias, 2017).
yang pada awal berdirinya ditetapkan sebagai Dengan banyaknya permasalahan yang
Perusaahaan Umum dengan status Pemegang dialami oleh PT. PLN (Persero) membuat
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) tingkat kinerja PT. PLN (Persero) kurang jika
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17 dibandingkan perusahaan-perusahaan besar
tahun 1972. Namun seiring dengan kebijakan BUMN lainnya. Menurut data yang didapat dari
Pemerintah yang memberikan kesempatan (Majalah Invonesia, 2014), PT. PLN (Persero)
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam hanya meraih posisi ke-10 pada tahun 2014
bisnis penyediaan tenaga listrik, maka sejak untuk perusahaan BUMN terbaik dari segi
tahun 1994 status PLN (Persero) beralih kinerja, pelayanan pelanggan, pendapatan,
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan penanganan terhadap masalah perusahaan yang
Perseroan sesuai Akta nomor 169 tanggal 13 dapat dilihat pada tabel 1.
Juli 1994 dari Sutipto S.H. Notaris, Jakarta.
Pada tahun 2009, sesuai dengan UU No. 30 Tabel 1 Perusahaan BUMN dengan Kinerja
Tahun 2009, PLN (Persero) tidak lai sebagai Terbaik Tahun 2015
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) tapi sebagai perusahaan BUMN No Nama Perusahaan BUMN
dengan tugas utama menyediakan tenaga listrik 1 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero),
bagi kepentingan umum (Company Profile PT. Tbk
PLN (Persero), 2011).
2 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
PT. PLN (Persero) berhasil menunjukan
prestasinya dengan diakuinya mereka sebagai 3 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
perusahaan besar menurut survey yang 4 PT. Bank Negera Indonesia (Persero), Tbk
dilakukan oleh salah satu majalah bisnis 5 PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk
skala Internasional yaitu Fortune Magazine 6 PT. Bio Farma (Persero)
Edisi Tahun 2014. Seperti yang dilansir oleh 7 PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
(Fortune Magazine, 2014) PT. PLN (Persero) 8 PT. Angkasa Pura (Persero)
berhasil dinobatkan menjadi perusahaan besar
9 PT. Pertamina (Persero)
dunia peringkat 477 dengan relatif usia yang
10 PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)
masih muda. Menurut data yang disajikan,
PT. PLN (Persero) mampu mendapatkan total Sumber: Majalah Invonesia, 2015
pendapatan bersih sebesar Rp 257,4 Trilliun
Rupiah sepanjang tahun 2014. Baik kinerja, pelayanan pelanggan, dan
Namun prestasi membanggakan tersebut penyelesaian masalah pada perusahaan tentu
harus tercoreng dengan banyaknya sorotan- semua melibatkan karyawan di dalamnya.
sorotan negatif terhadap kinerja PT. PLN Karyawan sebagai aktor utama penentu
(Persero). Pertama, publik menyoroti kurangnya tumbuh dan kembangnya sebuah perusahaan
pengawasan dan pemeliharaan untuk jaringan ke arah yang lebih baik ini perlu melakukan
listrik, banyak kabel-kabel dengan tegangan perbaikan diri. Hal itu selaras dengan budaya
listrik tinggi tidak dalam posisi sebenarnya perusahaan PT. PLN (Persero) sendiri yang

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
212 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221

menempatkan karyawan sebagai fokus nyata yang dilakukan PT. PLN (Persero) Area
utama dalam melancarkan jalannya kegiatan Bandung untuk memperlancar arus komunikasi
bisnis perusahaan, maka karyawan PT. PLN antar fungsional adalah melakukan kegiatan
(Persero) dituntut untuk selalu maksimal dalam yang dinamakan Code of Conduct.
memberikan kontribusi kinerja terbaiknya bagi Menurut hasil wawancara dengan Bapak
perusahaan. Dalam mensukseskan perbaikan Dony selaku Supervisor Administrasi PT.
diri karyawan ini, maka harus melibatkan PT. PLN (Persero) Area Bandung tanggal 17
PLN (Persero) kantor Area dan kantor Unit November 2015 pukul 13.00 WIB di Kantor
yang tersebar di seluruh Indonesia, hal tersebut PT. PLN (Persero) Area Bandung, kegiatan
dikarenakan dalam pelaksanaan tugasnya yang Code of Conduct adalah kegiatan rutin PT.
lebih berhubungan dengan pelanggan adalah PLN (Persero) Area Bandung yang di dalamnya
kantor PT. PLN (Persero) Area dan PT. PLN terdapat pembekalan secara materi tentang visi
(Persero) kantor Unit. & misi perusahaan, nilai-nilai perusahaan, dan
PT. PLN (Persero) Area Bandung yang pedoman perilaku yang harus selalu dipatuhi oleh
terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 436 seluruh karyawan. Selain terdapat pembekalan
Bandung ini merupakan kantor pusat PT. PLN materi, dalam kegiatan Code of Conduct yang
(Persero) untuk wilayah Bandung. Sebagai menjadi fokus perhatian karyawan adalah
kantor pusat Bandung, maka PT. PLN (Persero) adanya pembahasan mengenai pekerjaan yang
Area Bandung memiliki tanggung jawab lebih dapat berupa informasi mengenai pekerjaan
untuk memberikan kinerja terbaiknya bagi yang akan dilakukan, kendala yang dihadapi
perusahaan dan pelanggan secara umumnya. di lapangan, dan tentang pencapaian kinerja
Sebagai perusahaan yang dalam melakukan pekerjaan. Pembahasan mengenai pekerjaan
pekerjaannya membutuhkan kerja sama dari ini dilakukan dalam bentuk diskusi, dimana
seluruh fungsional yang ada, mengharuskan PT. karyawan dapat memberikan tanggapan sesuai
PLN (Persero) Area Bandung memiliki tingkat dengan pembahasan yang sedang dilakukan.
kordinasi yang baik. Salah satu langkah dalam Observasi penelitian pola komunikasi
meningkatkan koordinasi demi melancarkan organisasi dalam kegiatan Code of Conduct
pekerjaan adalah dengan memperlancar arus dilakukan dari tanggal 3 November 2015-24
komunikasi antarfungsional yang ada. Langkah November 2015 ditampilkan pada tabel 2.

Tabel 2 Observasi Kegiatan Code of Conduct Periode November 2015

No Hari / Tanggal Kegiatan Code of Conduct


1 Selasa, 3 November 2015 Kegiatan Code of Conduct dimulai dengan yel-yel yang
mengandung semangat untuk meraih pencapaian PT. PLN
(Persero) Area Bandung, dilanjut pembacaan visi & misi
perusaaan, pembacaan do and don’t do and don’t yang
merupakan pedoman perilaku karyawan, dan pembahasan
knowledge sharing dengan tema kematian.
2 Selasa, 17 November 2015 Kegiatan Code of Conduct dimulai kembali dengan yel-
yel semangat tentang pencapaian yang harus selalu dicapai
karyawan PT. PLN (Persero) Area Bandung, dilanjut den-
gan visi & misi perusahaan, dan pembacaan tentang SIPP
yang merupakan tata nilai perusahaan, dan terakhir adanya
knowledge sharing tentang salah satu bagian dari PT. PLN
(Persero) yaitu PDKB TM.
3 Selasa, 24 November 2015 Kegiatan Code of Conduct kembali dimulai dengan yel-yel
semangat, pembacaan visi & misi perusahaan, pembacaan
tata nilai perusahaan yaitu SIPP, dan knowledge sharing
tentang tidak boleh adanya gratifikasi di PT. PLN (Persero)
Area Bandung.
Sumber: Olahan penulis, 2015
KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221 213

Komunikasi organisasi adalah komunikasi pesan dengan cara yang teoat sehingga pesan
antara orang-orang dalam jabatan (posisi) yang yang dimaksud dapat dipahami. Dalam suatu
berada dalam organisasi tersebut. Komunikasi organisasi, pola jaringan komunikasi adalah
organisasi meliputi komunikasi interpersonal bagaimana suatu pesan termasuk arus informasi
(percakapan antara atasan dan bawahan), dan instruksi disampaikan secara rinci.
komunikasi publik (presentasi yang dilakukan Menurut Ruliana (2014: 80) terdapat lima
oleh para eksekutif dalam perusahaan), jenis pola jaringan komunikasi organisasi,
komunikasi kecil (komunikasi antara rekan yaitu: (1) Pola jaringan rantai, yaitu pola
kerja dalam satu unit), dan komunikasi dengan komunikasi dengan lima tingkatan hierarki
menggunakan media (memo internal, e-mail, sehingga hanya dikenal komunikasi sistem
dan konferensi jarak jauh) (West & Turner, 2012: arus ke atas dan sistem arus ke bawah dengan
38). Selain itu, Schein juga mengungkapkan menganut hubungan garis lurus tanpa terjadinya
bahwa organisasi mempunyai karakteristik penyaringan, (2) Pola jaringan roda, yaitu pola
tertentu yang mempunyai struktur, tujuan, komunikasi di mana semua laporan, instruksi,
saling berhubungan dengan satu bagian dengan perintah kerja dan pengawasan terpusat pada
bagian lainnya dan sangat tergantung kepada satu orang pemimpin yang memimpin empat
komunikasi manusia untuk mengkordinasikan bawahan atau lebih dan diantara bawahan
aktivitas dalam organisasinya (Irawan & Venus, tidak dapat terjadi interaksi, (3) Pola jaringan
2016). lingkaran, yaitu pola komunikasi di mana
Arah aliran informasi organisasi adalah semua anggota/staf bisa terjadi interaksi pada
informasi yang berpindah dari seseorang setiap tiga tingatan hierarkinya, tetapi tanpa ada
yang kedudukannya lebih tinggi kepada orang kelanjutannya pada tingkatan yang lebih tinggi
lain yang kedudukannya lebih rendah, dan dan hanya terbatas pada setiap level, (4) Pola
informasi yang bergerak dari suatu jabatan jaringan huruf Y, yaitu pola komunikasi dengan
yang kedudukannya lebih rendah kepada empat level jenjang hierarkinya. Satu supervisor
jabatan yang lebih tinggi, serta informasi yang mempunyai dua bawahan dan dua atasan yang
bergerak di antara orang-orang dalam jabatan mungkin berbeda divisi/departemen, dan
atau tingkatan yang sama, dan tidak ketinggalan (5) Pola jaringan saluran bebas, yaitu pola
informasi yang bergerak di antara orang-orang komunikasi di mana semua tingkatan dapat
yang tidak menjadi atasan atau bawahan melakukan interaksi secara timbal balik tanpa
satu sama lainnya. Sehingga menurut (Pace menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
dan Faulus, 2006: 183) arah aliran informasi Istilah Code of Conduct adalah kode etik
adalah komunikasi ke bawah, komunikasi ke yang digunakan dalam bidang keguruan dan
atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi keorganisasian yang ditulis dalam bentuk
informal atau selentingan. Penyajian informasi dokumen yang dikeluarkan oleh asosiasi
yang dalam penerapannya didasari oleh profesional, lembaga pelaksana pengawasan
kreatifitas, keindahan (daya tarik), ketepatan atau lembaga-lembaga profesi lainnya yang
isi dengan ilustrasi, serta keefektifan waktu bertujuan untuk memberikan bimbingan perilaku
yang diperlukan Dalam menginterpretasikan bagi para anggotanya, melindungi pengguna
informasi (Miftah, Rizal, & Anwar, 2016). jasa, dan menjaga reputasi profesionalitasnya
Pola komunikasi merupakan model (Shirley van Nuland, 2009: 19)
dari proses komunikasi, sehingga dengan Kegiatan Code of Conduct merupakan
adanya berbagai macam model komunikasi satu-satunya kegiatan yang pelaksanaannya
dan bagian dari proses komunikasi dapat dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) Area
ditemukan pola yang sesuai dan mudah Bandung yang dapat mengumpulkan seluruh
digunakan dalam berkomunikasi (Komariah, karyawan mulai dari tingkatan tertinggi yaitu
Perbawasari, Nugraha, & Budiana, 2013). Manajer Area, Assisten Manajer, Supervisor
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan dan Fungsional di dalam ruang dan waktu yang
proses komunikasi yang terjadi adalah pola sama, dengan seperti itu dalam kegiatan Code of
jaringan komunikasi organisasi. Pola jaringan Conduct komunikasi akan berlangsung secara
komunikasi organisasi dapat dipahami sebagai variatif. Komunikasi organisasi dalam kegiatan
bentuk atau hubungan antara dua orang atau Code of Conduct akan berlangsung mengikuti
lebih dalam pengiriman dan penerimaan rantai formal maupun rantai informal organisasi.

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
214 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221

Untuk melihat komunikasi organisasi yang Penelitian Kulitatif (2014: 92) mengatakan
berlangsung, maka peneliti menggunakan arah dalam melakukan penelitian, data yang diperoleh
aliran informasi sebagai dasar untuk melihat dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
proses komunikasi yang terjadi. Arah aliran itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
informasi terbentuk berdasarkan isi pesan yang Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
disampaikan oleh karyawan dalam kegiatan melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
Code of Conduct. merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
Untuk lebih menjelaskan tentang memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
alur komunikasi organisasi yang terjadi tema dan polanya.
dalam kegiatan Code of Conduct PT. PLN Setelah data direduksi, maka langkah
(Persero) Area Bandung, maka peneliti selanjutnya adalah melakukan penyajian data.
akan menggamabarkannya ke dalam pola Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
komunikasi organisasi. Arah aliran informasi bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
dalam organisasi, dan pola komunikasi bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
organisasi termasuk ke dalam proses sejenisnya.
komunikasi organisasi, sehingga penelitian ini Langkah ketiga dalam analisis data
diberi judul “Komunikasi Organisasi PT. PLN kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
(Persero) Area Bandung dalam Kegiatan Code verifikasi. Kesimpulan adalah merupakan
of Conduct”. temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
METODE PENELITIAN gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah
Paradigma yang digunakan dalam diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau
penelitian ini adalah paradigma interpretatif. interaktif, hipotesis atau teori.
Paradigma Interpretatif menurut Nasrullah
(2014: 163) mempunyai asumsi bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
kehidupan sosial didasarkan pada interaksi
sosial dan sistem makna sosial dibangun bersifat Dari hasil penelitian dalam kegiatan Code
subjektif karena realitas sosial didasarkan pada of Conduct Pt. PLN (Persero) Area Bandung
definisi seseorang tentang hal tersebut. Dalam komunikasi berlangsung tanpa menganut
paradigma interpretatif data yang didapat komunikasi ke bawah dan komunikasi ke
mampu membuka peluang untuk nantinya atas. Komunikasi hanya berlangsung secara
diterjemahkan atau dimaknai sebagaimana horizontal antara bagian fungsional dan bagian
yang didapat oleh peneliti di lapangan. fungsional lainnya. Berikut adalah penyajian
Penelitian ini menggunakan metode hasil penelitian yang didapatkan peneliti
kualitatif deskriptif. Pengertian deskriptif berdasarkan teknik wawancara dengan para
menurut (Kriyantono, 2009: 67) adalah informan.
penelitian dengan membuat deskripsi secara Pola komunikasi digunakan dalam
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta- menggambarkan proses komunikasi yang
fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. sebenar-benarnya terjadi. Dalam sebuah
Sementara menurut (Rakhmat, 2009: 24- organisasi, pola komunikasi memudahkan
25) metode deskriptif hanyalah memaparkan peneliti dalam melihat dan menganalisa
situasi atau peristiwa bukan mencari atau keseluruhan proses komunikasi yang terjadi
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dalam organisasi ataupun perusahaan. Dalam
atau membuat prediksi. Ciri dari deskriptif ialah penelitian ini, pola jaringan komunikasi
titik berat pada observasi dan suasana alamiah organisasi difokuskan pada kegiatan Code of
(naturalistis setting). Conduct PT. PLN (Persero) Area Bandung.
Teknik analisis data yang dilakukan adalah Sebelum masuk ke dalam hasil penelitian
reduksi data, penyajian data, dan penarikan mengenai pola jaringan komunikasi organisasi
kesimpulan. Reduksi data merupakan proses dalam kegiatan Code of Conduct, peneliti
berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan terlebih dahulu menjelaskan menganai sejarah
dan keluasan dan kedalaman wawasan yang terbentuknya kegiatan Code of Conduct di PLN
tinggi. Sugiyono dalam bukunya Memahami (Persero).

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221 215

Berdasarkan buku pedoman perilaku PT. disepakatinya adanya kegiatan Code of Conduct
PLN (Persero) sejarah terbentuknya kegiatan yang sekarang menjadi salah satu kegiatan yang
Code of Conduct PT. PLN (Persero) bermula harus ada di seluruh kantor PT. PLN (Persero)
pada tahun 2009 ketika PT. PLN (Persero) seluruh Indonesia dengan harapan untuk
mempunyai keinginan untuk menjadikan PT. menyukseskan perubahan mindset pendukung
PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik besar visi dan kinerja unggul.
skala ASEAN mengalahkan Perusahaan Listrik Sebelum masuk ke dalam pola komunikasi
Malaysia yaitu TNB, Tenaga Nasional Berhad. organisasi, peneliti akan menguraikan dan
PT. PLN (Persero) secara matang melakukan mendeskripsikan terlebih dahulu proses
perencanaan untuk mendukung keinginan komunikasi organisasi dalam kegiatan Code of
menjadikan PT. PLN (Persero) sebagai Conduct ke dalam arah aliran informasi. Arah
perusahaan listrik terbaik di Asia Tenggara aliran informasi berguna untuk melihat alur
dengan membentuk rancangan kegiatan- komunikasi mengikuti alur formal dan mengikuti
kegiatan yang merupakan implementasi alur informal dalam suatu organisasi atau
perubahan sikap dan mindset karyawan. perusahaan. Arah aliran informasi organisasi

Sumber: PT. PLN (Persero), 2010


Gambar 1 Alur Terbentuknya Kegiatan Code of Conduct
Dalam skema tersebut jelas terlihat akan seputar tentang komunikasi ke bawah,
bahwa kegiatan Outbound merupakan langkah komunikasi ke atas, komunikasi horizontal,
awal PT. PLN (Persero) dalam perencanaan atau bahkan memungkinkan komunikasi
perubahan. Kegiatan Outbound ini lah yang terjadi melewati jalur formal organisasi yaitu
menjadi awal munculnya kegiatan-kegiatan komunikasi informal, pribadi, dan selentingan.
yang merupakan implementasi perubahan sikap Komunikasi ke bawah adalah komunikasi
dan mindset. Jelasnya pada tahun 2010, PT. yang memungkinkan seseorang dengan otoritas
PLN (Persero) membuat kegiatan Outbound jabatan tinggi memberikan informasi kepada
dengan mengharuskan seluruh karyawannya seseorang dengan otoritas yang lebih rendah.
ikut serta dalam kegiatan, hal itu karena PT. PLN Walaupun di PT. PLN (Persero) Area Bandung,
(Persero) menginginkan kegiatan Outbound tingkatan tertinggi berdasarkan struktural
yang menyenangkan tersebut dapat membangun perusahaan adalah Manajer Area, namun dalam
semangat dan kebersamaan karyawan. Salah praktek kegiatan Code of Conduct tidak terjadi
satu hasil nyata dari diadakannya kegiatan komunikasi ke bawah. Hal tersebut karena
Outbound oleh PT. PLN (Persero) adalah karyawan menganggap bahwa dalam kegiatan

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
216 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221

Code of Conduct karyawan hanya berperan fungsional dengan bagian fungsional lainnya,
sebagai pelaksana kegiatan dan peserta kegiatan membuat komunikasi yang paling dominan
bukan berdasarkan posisi jabatan mereka dalam terjadi adalah komunikasi antara rekan sekerja
struktural organisasi sehingga tidak adanya atau unit-unit kerja yang ada di PLN (Persero)
alur komunikasi ke bawah yang memiliki ciri Area Bandung. Koordinasi yang merupakan
khas adanya pesan berupa instruksi tugas atau bentuk komunikasi ke bawah yang dilakukan
perintah kerja. dalam kegiatan Code of Conduct adalah (1)
Manajer Area selaku pemegang otoritas menyatukan pemahaman atau persepsi karyawan
tertinggi tidak menggunakan kegiatan PLN (Persero) Area Bandung agar tidak ada lagi
Code of Conduct sebagai tempatnya untuk kesalahan pemahaman terhadap pekerjaan, (2)
mengeluarkan instruksi tugas, melainkan koordniasi yang menyangkut dengan tata cara
hanya melakukan pembahasan bdengan pelaksaan pekerjaan di lapangan yang notabene
memberikan saran dan kesimpulan yang dirasa adalah kerjasama antar bagian fungsional.
dibutuhkan oleh karyawan secara keseluruhan. Dalam kegiatan Code of Conduct, karyawan
Pemberian saran dan kesimpulan ini dapat bebas memberikan tanggapan apapun selama
diartikan sebagai pandangan Manajer Area sifatnya masih memiliki keterkaitan dengan
terhadap permasalahan yang diangkat oleh topik pembahasan dalam knowledge sharing.
bagian pelaksana kegiatan Code of Conduct Komunikasi seperti itu memungkinkan suasana
dalam knowledge sharing. Terkadang dalam menjadi lebih aktif karena semua karyawan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, karyawan dapat terlibat dalam proses komunikasi.
menemui kendala-kendala yang menghambat Tanggapan tidak hanya dari pihak peserta
penyelesaian pekerjaan, untuk itu peran kepada pihak pelaksana saja tetapi juga bisa
Manajer Area dalam memberikan saran kepada antara peserta dengan peserta. Dengan seperti
karyawan sangat dibutuhkan. itu komunikasi dalam kegiatan Code of Conduct
Komunikasi ke atas adalah ketika memungkinkan siapa saja untuk berbicara tanpa
informasi bergerak dari merka dengan tingkatan adanya tokoh sentral atau tokoh utama yang
lebih rendah kepada mereka yang memiliki mengatur keseluruhan proses komunikasi yang
tingkatan lebih tinggi dalam struktur organisasi terjadi dalam kegiatan Code of Conduct .
perusahaan. Sama halnya dengan komunikasi ke Dalam kegiatan Code of Conduct, tidak
bawah, dalam kegiatan Code of Conduct karyawa ada tokoh sentral di mana semua pokok-
menganggap bahwa tidak ada komunikasi ke pokok pembicaraan terpusat hanya seorang
atas selama kegiatan tersebut berlangsung. Hal kepadanya dikarenakan komunikasi organisasi
tersebut diperjelas bahwa dalam kegiatan Code dalam kegiatan Code of Conduct membebaskan
of Conduct tidak ada proses memerintah dan semua karyawan untuk mengeluarkan suara
tidak ada proses diperintah. Komunikasi ke atas baik dalam bentuk pemberian tanggapan berupa
berlangsung secara formal karena melewati menyetujui apa yang dibicarakan oleh bagian
rantai formal organisasi, sementara kegiatan pelaksana kegiatan, mengajukan pertanyaan
Code of Conduct adalah suatu kegiatan yang yang berkaitan dengan pokok pembicaraan
tidak menganut komunikasi secara formal dalam kegiatan Code of Conduct, pemberian
karena dalam pelaksanaannya karyawan dapat gagasan atau ide yang dapat digunakan untuk
melakukan komunikasi secara bebas, terbuka, mempermudah prosedur pengerjaan di lapangan,
dan melewati batasan tingkatan sehingga dan juga pemberian saran yang dirasa sangat
komunikasi ke atas pun dianggap tidak terjadi dibutuhkan oleh bagian fungsional tertentu baik
dalam kegiatan Code of Conduct. yang berperan sebagai pelaksana kegiatan atau
Komunikasi horizontal adalah informasi yang sedang tidak berperan sebagai pelaksana
yang bergerkan di antara rekan sekerja atau kegiatan atau yang disebut peserta kegiatan.
unit-unit kerja yang berbeda. Dalam kegiatan Dengan seperti itu sudah jelas bahwa
Code of Conduct, komunikasi horizontal komunikasi dalam kegiatan Code of Conduct
merupakan komunikasi yang satu-satunya memilki arus komunikasi yang membebaskan
terjadi menurut pandangan karyawan PLN seluruh karyawan dalam melakukan komunikasi
(Persero) Area Bandung. Hal tersebut karena secara timbal balik tanpa menganut siapa
tujuan pelaksanaan kegiatan Code of Conduct yang menjadi tokoh sentralnya. Hal tersebut
adalah meningkatkan koordinasi antara bagaian dikarenakan karyawan bersifat aktif dalam

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221 217

pemberian tanggapan yang menyebabkan (Persero) Area Bandung mengalami perubahan


komunikasi organisasi terjadi secara bebas dan konsep yang awalnya ditujukan untuk
menyeluruh. menginternalisasikan atau menyosialisasikan
Kegiatan Code of Conduct PT. PLN kepada karyawan tentang pedoman perilaku
(Persero) Area Bandung adalah sebuah dan nilai-nilai perusahaan menjadi sebuah
kegiatan rutin dimana karyawan bersama- kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
sama melakukan pembahasan mengenai komunikasi dan koordinasi seluruh karyawan
pekerjaan atau hal-hal lainnya yang memiliki guna menyatukan pemahaman tentang
kaitannya dengan PT. PLN (Persero) Area pekerjaan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Bandung secara keseluruhan. Selayaknya Selaras dengan yang disampaikan oleh Bapak
kegiatan yang membicarakan tentang pekerjaan Dony, selaku Supervisore Administrasi Umum
maka komunikasi yang baik dan jelas sangat PT. PLN (Persero) Area Bandung yang
dibutuhkan dalam kegiatan ini. Komunikasi menyatakan bahwa kegiatan Code of Conduct
yang baik akan sangat berpengaruh terhadap banyak mengalami perubahan.
kelancaran proses komunikasi selama kegiatan Komunikasi ke bawah dalam kegiatan Code
Code of Conduct berlangsung. of Conduct terjadi jika yang sedang melakukan
Kegiatan Code of Conduct PT. PLN pembicaraan adalah Manajer Area. Pesan

Tabel 3 Sejarah Kegiatan Code of Conduct

Tahun 2009 OPI (Operation Performance Improvement) region


Jawa dan Bali memiliki kenginan membentuk PT.
PLN (Persero) menjadi perusahaan listrik terbesar
Asia Tenggara mengalahkan perusahaan listrik
Malaysia, yaitu PMB.
Terbentuknya kegiatan internalisasi tata nilai
Tahun 2010 perusahaan dan do & don’t perusahaan.
Adanya kebutuhan karyawan akan sebuah wadah
atau forum yang melibatkan seluruh karyawan untuk
melakukan pembahasan mengenai pekerjaan dan
hal-hal terkait lainnya dengan perusahan.
Terbentuknya kegiatan untuk mendiskusikan perihal
pekerjaan, seperti kendala saat bertugas di lapangan,
Tahun 2014 kinerja pekerjaan, dan sosialisasi mengenai kegiatan
perusahaan.

Sumber: Hasil penelitian 2016

Tabel 4 Konsep Kegiatan Code of Conduct

Konsep Kegiatan Melakukan internalisasi atau sosialisasi kepada


Code of Conduct Dulu seluruh karyawan mengenai nilai-nilai perusahaan
PLN (Persero) yaitu Saling Percaya, Integritas,
Peduli dan Pembelajar yang didalamnya terdapat
apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
oleh karyawan PT. PLN (Persero).
Mengumpulkan seluruh karyawan ke dalam ruang
dan waktu yang sama untuk sama-sama melakukan
Konsep Kegiatan diskusi atau dikenal dengan knowledge sharing.
Code of Conduct Sekarang Knowledge sharing ini dapat berupa pembahasan
apapun baik tentang pekerjaan atau hal lain yang
masih berkaitan dengan pekerjaan.

Sumber: Hasil penelitian, 2016

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
218 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221

Tabel 5 Inti Pembahasan Kegiatan Code of Conduct

Inti Pembahasan Mengangkat tema-tema menarik yang memiliki


Kegiatan Code of Conduct Dulu relevansi dengan nilai-nilai perusahaan PLN
(Persero), yaitu Saling Percaya, Integritas, Peduli
dan Pembelajar.

Inti Pembahasan Kegiatan Pembahasan tidak lagi hanya tentang tata nilai
Code of Conduct Sekarang perusahaan PLN (Persero) melainkan pembahasan
yang dilakukan berkisar tentang pekerjaan karyawan
dan hal-hal yang memiliki keterkaitan dengan
aktivitas atau pekerjaan karyawan lainnya.
Sumber: Hasil penelitian, 2016

Tabel 6 Tujuan Kegiatan Code of Conduct


Tujuan Kegiatan Code of Conduct Dulu • Mengingatkan karyawan terhadap nilai-nilai
perusahaan dan pedoman perilaku yang dimiliki
oleh PLN (Persero).

• Membentuk karyawan yang berorientasi terhadap


perusahaan dan pelanggan di setiap pelaksanaan
pekerjaannya.

Tujuan Kegiatan Code of Conduct Sekarang • Menyamakan persepsi atau cara pandang karyawan
terhadap pekerjaan.

• Meningkatkan komunikasi untuk seluruh karyawan


untuk memperlancarnya jalannya aktivitas dan
peekrjaan perusahaan guna dapat mencapai
pencapain-pencapaian yang sudah ditetapkan.

• Meningkatkan koordinasi antar bagian fungsional


mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Sumber: Hasil penelitian, 2016

yang termasuk dalam komunikasi ke bawah pencapaian yang telah mereka dapat dari apa
adalah rasio kerja dan umpan balik. Rasio yang sudah mereka kerjakan.
kerja adalah ketika Manajer Area melakukan Komunikasi ke atas dalam kegiatan Code
pembahasan yang berisi tentang kesimpulan
atau saran yang pada akhirnya menghasilkan
pemahaman karyawan terhadap pekerjaan
yang harus mereka kerjakan. Sementara umpan
balik adalah tipe pesan penyampaian apresiasi
terhadap kinerja karyawan PLN (Persero)
Area Bandung. Gambar 2 menggambarkan
komunikasi ke bawah dalam kegiatan Code of
Conduct PT. PLN (Persero) Area Bandung.
Komunikasi ke atas dalam kegiatan Code
of Conduct terjadi jika yang menjadi pembicara
adalah karyawan yang menjabat sebagai bagian
Fungsional. Jabatan Fungsional menggunakan
kegiatan Code of Conduct sebagai saat yang Gambar 2 Komunikasi ke Bawah dalam
tepat untuk memberitahu tentang pencapaian- Kegiatan Code of Conduct

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221 219

of Conduct PT. PLN (Persero) Area Bandung lebih kepada masalah-masalah sosial yang
lebih bersifat laporan kepada atasan bahwa dialami oleh karyawan, sebagai contohnya
karyawan sudah melakukan pekerjaan dengan adalah sekedar membicarakan hubungan
baik. Gambar 3 menggambarkan komunikasi ke karyawan satu sama lainnya.
atas dalam kegiatan Code of Conduct PT. PLN Setelah mengetahui komunikasi organisasi
(Persero) Area Bandung. PT. PLN (Persero) Area Bandung dalam kegiatan
Code of Conduct melalui arah aliran informasi
organisasi, maka peneliti akan menggambarkan
komunikasi organisasi pada kegiatan Code of
Conduct PT. PLN (Persero) Area Bandung ke
dalam pola jaringan komunikasi organisasi.
Pola jaringan komunikasi organisasi ini berguna
untuk memberikan gambaran lebih jelas
tentang alur komunikasi yang sesungguhnya
terjadi dalam kegiatan Code of Conduct yang
melibatkan seluruh karyawan PT. PLN (Persero)
Gambar 3 Komunikasi ke Atas dalam Area Bandung.
Kegiatan Code of Conduct Sementara itu, untuk Pola komunikasi
organisasi yang terjadi adalah pola komunikasi
saluran bebas (all channel). Pola komunikasi
organisasi saluran bebas (all channel) terjadi
karena komunikasi berlangsung secara terbuka
dan bebas dengan melibatkan seluruh karyawan
Gambar 4 Komunikasi Horizontal dalam dengan tingkatan jabatan berbeda yaitu
Kegiatan Code of Conduct Manajer Area, Assisten Manajer, Supervisor
dan Fungsional. Komunikasi terbuka dan
Komunikasi horizontal dalam kegiatan bebas memungkinkan seluruh karyawan bebas
Code of Conduct terjadi jika pembahasan yang mengutarakan pendapatnya selagi hal tersebut
dilakukan karyawan bertujuan untuk melakukan berhubungan dengan topik pembahasan
koordinasi antar bagian fungsional satu dan knowledge sharing yang telah disampaikan
bagian fungsional lainnya. Koordinasi yang oleh pelaksana kegiatan. Selain itu, komunikasi
dilakukan dalam kegiatan Code of Conduct berlangsung secara menyeluruh di mana
berguna untuk menyatukan pemahaman seluruh seluruh karyawan dapat melakukan interaksi
karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan siapapun tanpa memperhatikan posisi
oleh bagian fungsional tertentu dan juga mereka dalam jabatan struktural dan tanpa juga
koordinasi langsung berupa kerjasama yang memperhatikan jabatan lawan berbicaranya
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam struktur organisasi, sehingga karyawan
dengan baik dan cepat. Koordanasi dalam dapat secara bebas dan terbuka pula dalam
kegiatan Code of Conduct juga berguna untuk memberikan umpan balik. Penggambaran
meningkatkan komunikasi seluruh karyawan pola komunikasi organisasi saluran bebas (all
guna memperlancar pengerjaan pekerjaan channel) dalam kegiatan Code of Conduct PT.
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. PLN (Persero) Area Bandung ditunjukkan oleh
Selain komunikasi sesuai rantai formal, Gambar 5.
komunikasi dalam kegiatan Code of Conduct Pada gambar 5 terlihat bahwa komunikasi
PLN (Persero) Area Bandung berjalan di dalam kegiatan Code of Conduct yang
luar rantai formal atau yang disebut dengan melibatkan seluruh karyawan terjadi secara
komunikasi informal, pribadi dan selentingan. bebas, menyeluruh dan dua arah tanpa dibatasi
Komunikasi informal dalam kegiatan Code of antar tingkat jabatan struktural. Hal itu selaras
Conduct adalah ketika dua karyawan atau lebih dengan pemaparan teori tentang pola jaringan
telibat perbincangan di luar dari pembahasan saluran bebas.
knowledge sharing yang dibahas oleh bagian Pola jaringan saluran bebas (all channel)
pelaksana dan karyawan lainnya. Komunikasi menurut Ruliana (2014: 81), merupakan pola
informal yang sering dilakukan oleh karyawan jaringan yang mengizinkan semua anggota

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
220 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221

Pola jaringan saluran bebas terjadi karena


dalam kegiatan Code of Conduct PT. PLN
(Persero) Area Bandung komunikasi bertujuan
untuk meningkatkan koordinasi antara seluruh
karyawan PT. PLN (Persero) Area Bandung, oleh
karena itu diskusi bersama mengenai pekerjaan
sangat terlihat dalam kegiatan Code of Conduct
PT. PLN (Persero) Area Bandung. Selayaknya
diskusi maka memerlukan keikutsertaan seluruh
karyawan dan tidak diperbolehkan adanya
batasan komunikasi karena akan mengurangi
efektivitas diskusi yang sedang dilakukan.
Diskusi juga membutuhkan tanggapan segera
Gambar 5 Komunikasi Horizontal dalam dari seluruh pihak yang terlibat karena
Kegiatan Code of Conduct diskusi sifatnya membutuhkan hasil dengan
segera sehingga karyawan harus memberikan
komunikasi secara aktif melakukan komunikasi. tanggapannya terhadap pembahasan knowledge
Dalam pola jaringan saluran bebas ini dapat sharing dalam kegiatan Code of Conduct.
terjadi komunikasi lanjutan di antara semua
tingkatan yang terlibat tanpa adanya batasan SIMPULAN
komunikasi pertingkatannya seperti pola
lingkaran. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian
Pola jaringan saluran bebas (all channel) ini adalah (1) kegiatan Code of Conduct PT.
menggambarkan tentang tiga tingkatan atau PLN (Persero) Area Bandung adalah kegiatan
lebih yang ada dalam organisasi di mana semua menyampaikan informasi yang berkaitan
tingkatan dapat berkomunikasi satu sama dengan pekerjaan dengan tujuan meningkatkan
lainnya. Ciri khas dari pola jaringan saluran komunikasi serta koordinasi seluruh karyawan
bebas adalah komunikasi terjadi secara dua arah agar pekerjaan dapat selesai dengan cepat dan
di mana seluruh pihak terlibat dalam proses tepat. (2) Arah aliran informasi berlangsung
komunikasi. Komunikasi bersifat informatif secara komunikasi ke atas, komunikasi ke
dan persuasif sehingga memerlukan umpan bawah, komunikasi horizontal, dan komunikasi
balik dari pihak-pihak yang terlibat. pribadi. (3) Pola komunikasi organisasi yang
Karyawan dalam kegiatan Code of Conduct terbentuk adalah pola komunikasi saluran bebas
PT. PLN (Persero) Area Bandung memiliki (all channel).
tanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan dan Sedangkan saran yang peneliti ajukan
peserta kegiatan, di mana pelaksana diharuskan adalah (1) koordinasi pekerjaan seperti dalam
melakukan penjelasan terhadap materi kegiatan Code of Conduct sangat memegang
knowledge sharing kepada peserta kegiatan peranan penting dalam menyelesaikan tugas,
lainnya. Sementara karyawan selaku peserta oleh karena itu peningkatan komunikasi yang
kegiatan aktif memberikan tanggapan berupa terorganisir sangat dibutuhkan. (2) Kesadaran
memberikan saran atau mengajukan pertanyaan karyawan dalam mendengarkan pembicara
terhadap materi knowledge sharing yang dipilih perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan
oleh bagian pelaksana. dalam pemahaman informasi yang diterima.
Di kegiatan Code of Conduct peserta
kegiatan dapat dengan bebas mengajukan DAFTAR PUSTAKA
pertanyaan atau memberikan saran untuk
kemudian ditujukan kepada jabatan apapun Buku Company Profile. (2011). Jakarta: PLN
yang ada di bagian pelaksana kegiatan Code (Persero)
of Conduct pada saat itu. Hal tersebut berarti Buku Pedoman Perilaku. (2010). Jakarta: PLN
komunikasi dapat terjadi dengan melewati (Persero)
tingkatan struktural perusahaan di mana Admin. (2014). Inilah daftar perusahaan
karyawan tidak membatasi dirinya hanya BUMN terbaik di Indonesia. Diakses 8
melakukan komunikasi pada tingkatan tertentu. Februari 2014 dari http://www.invonesia.

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 5, No. 2, Desember 2017, hlm. 210-221 221

com/daftar-perusahaan-bumn-terbaik. Nasrullah, R. (2014). Teori dan riset media


html siber (cybermedia). Jakarta: Prenada
Adam, M & Budiawati, A.D. (2014). PLN Media Grup
masuk peringkat fortune 500. Diakses 10 Nuland, S. V. & Khandelwal, B. P. (2009). Ethics
Juli 2014 dari http://m.viva.co.id/berita/ in education: the role of teacher codes
bisnis/520218-pln-masuk-peringkat- canada and south asia. Paris: Internation
fortune-500 Institute for Educational Planning
Irawan, D. & Venus, A. (2016). Pengaruh iklim
Nurussa’adah, E. & Sumartias, S. (2017).
komunikasi organisasi terhadap kinerja
pegawai kantor keluarga berencana Komunikasi politik partai keadilan
Jurnal Kajian Komunikasi, 4/2, 122–132 sejahtera (pks) dalam keterbukaan
Komariah, K., Perbawasari, S., Nugraha, A. R., ideologi 1. Jurnal Kajian Komunikasi,
& Budiana, H. R. (2013). Pola komunikasi 5/1, 43–52
kesehatan dalam pelayanan dan Pace, R. W. & Faules, D. F. (2006). Komunikasi
pemberian informasi mengenai penyakit organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
tbc pada puskesmas di kabupaten bogor. Rakhmat, J. (2009). Metode penelitian kualitatif.
Jurnal Kajian Komunikasi, 1/2, 173–185 Bandung: Remaja Rosdakarya
Miftah, M. N., Rizal, E., & Anwar, R. K. Ruliana, P. (2014). Komunikasi organisasi:
(2016). pola literasi visual infografer teori dan studi kasus. Jakarta: Rajawali
dalam pembuatan informasi grafis Pres
(infografis). Jurnal Kajian Informasi Dan Sugiyono. (2014). Memahami penelitian
Perpustakaan, 4(1), 87–94
kualitatif. Bandung: Alfabeta Bandung

KOMUNIKASI ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) AREA BANDUNG DALAM KEGIATAN CODE OF CONDUCT
(RARA AYU MULIA MURTI, MARTHA TRI LESTARI, DAN DINI SALMIYAH FITHRAH ALI)

Anda mungkin juga menyukai