Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

NAMA : ARIF RAHMAN


NIM : 191011201616 (smt 5)

PERTEMUAN 1: PERSEKUTUAN (PEMBENTUKAN DAN AKUNTANSI OPERASI


PERUSAHAAN
 PERSEKUTUAN
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang popular karena mudah untuk membentuknya
dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan ketrampilan mereka
dalam suatu usaha bersama tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih
fleksibel untuk memperoleh ekuitas modal lebih dibandingkan dengan perusahaan
perseorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan yang cepat.
Akuntansi untuk persekutuan mengharuskan pengakuan dari beberapa faktor penting.
Diantaranya sudut pandang akuntansi, persekutuan merupakan entitas bisnis yang terpisah.
Namun, hukum perpajakan melihat persekutuan hanya sebagai sebuah saluran, tidak terlepas
dari kepentingan bisnis dari mitra individu. Oleh karena itu, ada beberapa perbedaan antara
akuntansi pajak dan akuntansi keuangan untuk kejadian-kejadian tertentu, sperti nilai yang
ditetapkan ke asset yang dikontribusikan dalam pembentukan persekutuan.
 REGULASI HUKUM PERSEKUTUAN
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-undang
terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut menjelaskan hak-hak
setiap sekutu/partner dan kreditor pada tahap pembuatan, operasi, dan likuidasi peresekutuan.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak dan tanggung jawab sekutu/partner dengan
sekutu yang lain dan kreditor dari persekutuan.
 DEFINISI PERSEKUTUAN
Pada KUHPer Pasal 1618 menyatakan bahwa “persekutuan/perseroan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk mengivestasikan sesuatu ke dalam usaha agar
memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi diantara mereka.” Definisi ini dapat
dibagi menjadi tiga faktor yang berbeda:
a. Asosiasi dua orang atau lebih. Istilah “orang” biasanya bersifat individu; tetapi dapat juga
berupa perusahaan atau persekutuan lain
b. Untuk menginvestasikan sesuatu. Artinya setiap sekutu harus berkontribusi sesuatu ke
persekutuan, setiap sekutu memiliki otoritas yang jelas, kecuali dibatasi oleh perjanjian
persekutuan.
c. Usaha untuk mencari keuantungan. Sebuah persekutuan mungkin dibentuk untuk
menjalankan segala bisnis, perdagangan, profesi dan jasa lain yang legal.
 PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam pembentukannya.
Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang yang
berjabat tangan atau bisa bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak diatas kertas yang
disebut akta pendirian persekutuan. Perjanjian persekutuan harus mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Nama dari peresekutuan dan nama dari para sekutu
b. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan
c. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode yang digunakan untuk
menghitung kontribusi modal di masa depan
d. Spefikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga atas
saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang
digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian
e. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti penambhan sekutu baru
dan berhentinya sebuah sekutu
 KARAKTERISTIK UTAMA LAINNYA DARI PEREKUTUAN
Semua persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD. Untuk
persektuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, undang-undang menyediakan
kerangka hukum yang mengatur hubungan di antara sekutu dan hak kreditor dalam
persekutuan. Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan
dan operasi persekutuan:
a. Perjanjian persekutuan
b. Persekutuan sebagai entitas terpisah
c. Sekutu adalah agen persekutuan
d. Kewajiban sekutu adalah kewajiban Bersama
e. Hak dan kewajiban sekutu
f. Kepentingan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan
g. Pengunduran diri sekutu
 JENIS-JENIS PERSEKUTUAN TERBATAS
Banyak orang melihat kemungkinan adanya tanggung jawab personal atas kewajiban
persekutuan sebagai kerugian utama dari bentuk bisnis persekutuan umum. Limited
Partnership (LP)/Persekutuan Terbatas, terdapat setidaknya satu sekutu umum dan satu atau
lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggungjawab secara personal atas kewajiban
persekutuan dan memiliki tanggung jawab manajemen. Sekutu terbatas bertanggung jawab
hanya sampai dengan kontribusi modal, tetapi tidak memiliki wewenang manajemen.
 AKUNTANSI UNTUK PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap nonkas dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Item yang
dikontribusi oleh sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan.
 AKUN SEKUTU
Persekutuan bisa mengelola bebrapa akun untuk masing-masing sekutu dalam pencatatan
akuntansinya, Akun sekutu (partner’s account) tersebut adalah sebagai berikut:
a. Akun Modal
b. Akun Prive (Penarikan)
c. Akun Pinjaman
PERTEMUAN 2: PERSEKUTUAN (PENGALOKASIAN LABA RUGI SEKUTU)
 MENGALOKASIKAN LABA ATAU RUGI PARA SEKUTU
Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode bersangkutan
dengan perjanjian persekutuan. Hampir semua persekutuan memiliki perjanjian alokasi laba
atau rugi. Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka
akuntan harus memastikan bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi. Banyak
perdebatan permasalahan dan perdebatan di kemudian hari yang dapat dihindari dengan
menentukan secara hatihati atas pembagian laba atau rugi dalam pasal-pasal perjanjian
persekutuan.
Pada umumnya persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi sebagai
berikut (Baker, 2017):
a. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (Preselected ratio)
b. Bunga atas saldo modal (Interest on capital balance)
c. Gaji kepada sekutu
d. Bonus kepada sekutu
 Rasio yang Ditetapkan Sebelumnya (Preselected Ratio)
Rasio ini dibagi menjadi tiga cara, dimana pembagian modal dapat berasal dari modal
awal, modal akhir atau modal rata-rata.
 Bunga Atas Saldo Modal (Interest on Capital Balance)
Apabila pembagian laba (rugi) dilakukan dengan memperhitungkan bunga modal untuk
masing-masing penyertaan dan sisanya dibagi dengan perbandingan.

PERTEMUAN 3: PERSEKUTUAN (LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN)

 LAPORAN PERHITUNGAN LABA (RUGI)


Sebagaimana halnya pada perusahaan-perusahaan umumnya laporan keuangan yang
biasanya disusun untuk badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari dua laporan
keuangan utama, yaitu laporan perhitungan laba (rugi), laporan perubahan modal dan Neraca.
Bunga atas pinjaman dan gaji karyawan merupakan biaya bagi perusahaan dan harus
dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan besarnya laba (rugi) periodic. Sedang bunga
atas modal yang ditanamkan dan gaji pemilik diperlakukan sebagai perhitungan pembagian
laba (rugi).
 LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Laporan perubahan modal di dalam persekutuan identic dengan Laporan Perubahan
Modal yang Ditahan, peda perusahaan-perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas.
Laporan perubahan modal, merupakan ikhtisar semua transaksi baik transaksi-transaksi usaha
maupun transaksi-transaksi modal yang mengakibatkan kenaikan dan berkurangnya saldo
modal masin-masing pemilik selama satu periode tahun buku.
 NERACA
Sebagian besar ketentuan didalam menyusun Neraca Persekutuan tidak berbeda
dengan neraca perusahaan-perusahaan pada umumnya. Kecuali penyajian pada sisi pasiva
didalam neraca persekutuan menggunakan dasar “ konsep pemilik (proprietary concept),
dengan menonjolkan hal pemilikan tiap-tiap anggota melalui rekening modalnya secara
terpisah.
 IKHTISAR
a. Laporan keuangan pada persekutuan terdiri dari 3 laporan keuangan utama, yaitu Laba
rugi, Perubahan Modal dan Neraca
b. Bunga atas pinjaman dan gaji karawan merupakan biaya bagi perusahaan dan harus
dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan besarnya laba / rugi periodic
c. Bunga atas modal yang ditanamkan dan gaji pemilik diberlakukan dalam sebagai
perhitungan pembagian laba/rugi
PERTEMUAN 4: PERSEKUTUAN (PERUBAHAN KEANGGOTAAN
 PERUBAHAN KEANGGOTAAN
Perubahan keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu baru atau
pengunduran diri sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber modal tambahan
utama atau sebagai tenaga ahli. Struktur hukum dari persekutuan mensyaratkan bahwa
penerimaan sekutu baru (admission of a new partner) secara tidak langsung merupakan
persetujuan dari semua sekutu saat ini. Labih lanjut, pengumuman public biasanya dibuat
mengenai penambahan sekutu baru, sehingga pihak ketiga yang melakukan transaksi bisnis
dengan persekutuan menyadari adanya perubahan dalam persekutuan.
 Anggota baru bergabung dengan memiliki hak-hak anggota lama
Bila hal ini terjadi maka masuknya anggota baru kedala firma merupakan transaksi
antara pemilik firma yang modalnya akan dijual dengan anggota baru yang akan membeli
modal yang bersangkutan. Pembelian modal tidak berpengaruh terhadap asset dan utang
Firma, tapi akan berpengaruh berkurangnya modal sekutu yang dibeli oleh sekutu baru. Hal
ini juga berpengaruh pada pembagian Laba/rugi antara sekutu lama dan sekutu baru. Modal
sekutu baru didapat dari pembelian modal sekutu lama dan juga hak laba rugi didapat dari
hasil pembelian modal dari anggota lama firma.

PERTEMUAN 5 PERSEKUTUAN (LIKUIDASI)


 PEMAHAMAN LIKUIDASI
Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan: Likuidasi terjadi apabila semua
sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aset non-kasnya dijual
(dilikuidasi). Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu:
a. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa
ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba.
Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir
periode.
b. Menguangkan (menjual) semua aset selain kas. Tahap yang kedua ini disebut Realisasi.
Apabila nilai realisasi aset non-kasnya lebih kecil dibanding nilai bukunya maka kerugian
harus ditanggung semua sekutu dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai
realisasi aset non kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan
menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi laba tersebut
diakui sebagai rugi laba realisasi.
c. Melunasi semua hutang persekutuan. Setelah penjualan aset non-kas (realisasi) maka
hasilnya akan menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga
(bukan sekutu). Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang
pihak ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu.
d. Melunasi hutang sekutu. Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka
menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu
maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana.
e. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan setelah hutang
kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.
 LIKUIDASI SEDERHANA/SEKALIGUS
Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation). Likuidasi sekaligus/ sederhana
sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk
semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi
non asetnya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja
yaitu setelah semua aset non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada
sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada
sekutu yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-
piutang sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus
menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
 Ikhtisar
a. Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan,
serta aset non-kasnya dijual (dilikuidasi)
b. Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu :
1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi
(berupa ratio pembagian laba)
2. Menguangkan (menjual) semua aset selain kas. Tahap yang kedua ini disebut
Realisasi
3. Melunasi semua hutang persekutuan
4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan setelah
hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.

Anda mungkin juga menyukai