PERTEMUAN 1: PERSEKUTUAN (PEMBENTUKAN DAN AKUNTANSI OPERASI
PERUSAHAAN PERSEKUTUAN Persekutuan merupakan bentuk usaha yang popular karena mudah untuk membentuknya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan ketrampilan mereka dalam suatu usaha bersama tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh ekuitas modal lebih dibandingkan dengan perusahaan perseorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan yang cepat. Akuntansi untuk persekutuan mengharuskan pengakuan dari beberapa faktor penting. Diantaranya sudut pandang akuntansi, persekutuan merupakan entitas bisnis yang terpisah. Namun, hukum perpajakan melihat persekutuan hanya sebagai sebuah saluran, tidak terlepas dari kepentingan bisnis dari mitra individu. Oleh karena itu, ada beberapa perbedaan antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan untuk kejadian-kejadian tertentu, sperti nilai yang ditetapkan ke asset yang dikontribusikan dalam pembentukan persekutuan. REGULASI HUKUM PERSEKUTUAN Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-undang terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut menjelaskan hak-hak setiap sekutu/partner dan kreditor pada tahap pembuatan, operasi, dan likuidasi peresekutuan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak dan tanggung jawab sekutu/partner dengan sekutu yang lain dan kreditor dari persekutuan. DEFINISI PERSEKUTUAN Pada KUHPer Pasal 1618 menyatakan bahwa “persekutuan/perseroan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk mengivestasikan sesuatu ke dalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi diantara mereka.” Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor yang berbeda: a. Asosiasi dua orang atau lebih. Istilah “orang” biasanya bersifat individu; tetapi dapat juga berupa perusahaan atau persekutuan lain b. Untuk menginvestasikan sesuatu. Artinya setiap sekutu harus berkontribusi sesuatu ke persekutuan, setiap sekutu memiliki otoritas yang jelas, kecuali dibatasi oleh perjanjian persekutuan. c. Usaha untuk mencari keuantungan. Sebuah persekutuan mungkin dibentuk untuk menjalankan segala bisnis, perdagangan, profesi dan jasa lain yang legal. PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN Satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam pembentukannya. Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang yang berjabat tangan atau bisa bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak diatas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan. Perjanjian persekutuan harus mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Nama dari peresekutuan dan nama dari para sekutu b. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan c. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode yang digunakan untuk menghitung kontribusi modal di masa depan d. Spefikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga atas saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian e. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti penambhan sekutu baru dan berhentinya sebuah sekutu KARAKTERISTIK UTAMA LAINNYA DARI PEREKUTUAN Semua persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD. Untuk persektuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, undang-undang menyediakan kerangka hukum yang mengatur hubungan di antara sekutu dan hak kreditor dalam persekutuan. Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan operasi persekutuan: a. Perjanjian persekutuan b. Persekutuan sebagai entitas terpisah c. Sekutu adalah agen persekutuan d. Kewajiban sekutu adalah kewajiban Bersama e. Hak dan kewajiban sekutu f. Kepentingan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan g. Pengunduran diri sekutu JENIS-JENIS PERSEKUTUAN TERBATAS Banyak orang melihat kemungkinan adanya tanggung jawab personal atas kewajiban persekutuan sebagai kerugian utama dari bentuk bisnis persekutuan umum. Limited Partnership (LP)/Persekutuan Terbatas, terdapat setidaknya satu sekutu umum dan satu atau lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggungjawab secara personal atas kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab manajemen. Sekutu terbatas bertanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi modal, tetapi tidak memiliki wewenang manajemen. AKUNTANSI UNTUK PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang tepat terhadap nonkas dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Item yang dikontribusi oleh sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan. AKUN SEKUTU Persekutuan bisa mengelola bebrapa akun untuk masing-masing sekutu dalam pencatatan akuntansinya, Akun sekutu (partner’s account) tersebut adalah sebagai berikut: a. Akun Modal b. Akun Prive (Penarikan) c. Akun Pinjaman PERTEMUAN 2: PERSEKUTUAN (PENGALOKASIAN LABA RUGI SEKUTU) MENGALOKASIKAN LABA ATAU RUGI PARA SEKUTU Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode bersangkutan dengan perjanjian persekutuan. Hampir semua persekutuan memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi. Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus memastikan bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi. Banyak perdebatan permasalahan dan perdebatan di kemudian hari yang dapat dihindari dengan menentukan secara hatihati atas pembagian laba atau rugi dalam pasal-pasal perjanjian persekutuan. Pada umumnya persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi sebagai berikut (Baker, 2017): a. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (Preselected ratio) b. Bunga atas saldo modal (Interest on capital balance) c. Gaji kepada sekutu d. Bonus kepada sekutu Rasio yang Ditetapkan Sebelumnya (Preselected Ratio) Rasio ini dibagi menjadi tiga cara, dimana pembagian modal dapat berasal dari modal awal, modal akhir atau modal rata-rata. Bunga Atas Saldo Modal (Interest on Capital Balance) Apabila pembagian laba (rugi) dilakukan dengan memperhitungkan bunga modal untuk masing-masing penyertaan dan sisanya dibagi dengan perbandingan.
PERTEMUAN 3: PERSEKUTUAN (LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN)
LAPORAN PERHITUNGAN LABA (RUGI)
Sebagaimana halnya pada perusahaan-perusahaan umumnya laporan keuangan yang biasanya disusun untuk badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari dua laporan keuangan utama, yaitu laporan perhitungan laba (rugi), laporan perubahan modal dan Neraca. Bunga atas pinjaman dan gaji karyawan merupakan biaya bagi perusahaan dan harus dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan besarnya laba (rugi) periodic. Sedang bunga atas modal yang ditanamkan dan gaji pemilik diperlakukan sebagai perhitungan pembagian laba (rugi). LAPORAN PERUBAHAN MODAL Laporan perubahan modal di dalam persekutuan identic dengan Laporan Perubahan Modal yang Ditahan, peda perusahaan-perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas. Laporan perubahan modal, merupakan ikhtisar semua transaksi baik transaksi-transaksi usaha maupun transaksi-transaksi modal yang mengakibatkan kenaikan dan berkurangnya saldo modal masin-masing pemilik selama satu periode tahun buku. NERACA Sebagian besar ketentuan didalam menyusun Neraca Persekutuan tidak berbeda dengan neraca perusahaan-perusahaan pada umumnya. Kecuali penyajian pada sisi pasiva didalam neraca persekutuan menggunakan dasar “ konsep pemilik (proprietary concept), dengan menonjolkan hal pemilikan tiap-tiap anggota melalui rekening modalnya secara terpisah. IKHTISAR a. Laporan keuangan pada persekutuan terdiri dari 3 laporan keuangan utama, yaitu Laba rugi, Perubahan Modal dan Neraca b. Bunga atas pinjaman dan gaji karawan merupakan biaya bagi perusahaan dan harus dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan besarnya laba / rugi periodic c. Bunga atas modal yang ditanamkan dan gaji pemilik diberlakukan dalam sebagai perhitungan pembagian laba/rugi PERTEMUAN 4: PERSEKUTUAN (PERUBAHAN KEANGGOTAAN PERUBAHAN KEANGGOTAAN Perubahan keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu baru atau pengunduran diri sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber modal tambahan utama atau sebagai tenaga ahli. Struktur hukum dari persekutuan mensyaratkan bahwa penerimaan sekutu baru (admission of a new partner) secara tidak langsung merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini. Labih lanjut, pengumuman public biasanya dibuat mengenai penambahan sekutu baru, sehingga pihak ketiga yang melakukan transaksi bisnis dengan persekutuan menyadari adanya perubahan dalam persekutuan. Anggota baru bergabung dengan memiliki hak-hak anggota lama Bila hal ini terjadi maka masuknya anggota baru kedala firma merupakan transaksi antara pemilik firma yang modalnya akan dijual dengan anggota baru yang akan membeli modal yang bersangkutan. Pembelian modal tidak berpengaruh terhadap asset dan utang Firma, tapi akan berpengaruh berkurangnya modal sekutu yang dibeli oleh sekutu baru. Hal ini juga berpengaruh pada pembagian Laba/rugi antara sekutu lama dan sekutu baru. Modal sekutu baru didapat dari pembelian modal sekutu lama dan juga hak laba rugi didapat dari hasil pembelian modal dari anggota lama firma.
PERTEMUAN 5 PERSEKUTUAN (LIKUIDASI)
PEMAHAMAN LIKUIDASI Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan: Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aset non-kasnya dijual (dilikuidasi). Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu: a. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir periode. b. Menguangkan (menjual) semua aset selain kas. Tahap yang kedua ini disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aset non-kasnya lebih kecil dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aset non kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi laba tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi. c. Melunasi semua hutang persekutuan. Setelah penjualan aset non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu). Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu. d. Melunasi hutang sekutu. Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana. e. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi. LIKUIDASI SEDERHANA/SEKALIGUS Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation). Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non asetnya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aset non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi. Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu: a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang- piutang sekutu yang bersangkutan. d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu. e. Kondisi Khusus Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga. Ikhtisar a. Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aset non-kasnya dijual (dilikuidasi) b. Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu : 1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi (berupa ratio pembagian laba) 2. Menguangkan (menjual) semua aset selain kas. Tahap yang kedua ini disebut Realisasi 3. Melunasi semua hutang persekutuan 4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.