Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

NAMA : ARIF RAHMAN


NIM : 191011201616 (smt 5)

PERTEMUAN KE- 11 PENJUALAN ANGSURAN BARANG-BARANG TAK


BERGERAK DAN BARANG BERGERAK

 PENCATATAN PENJUALAN ANGSURAN


Dalam penjualan angsuran pada umumnya laba kotor diakui secara proporsional dengan
penerimaan kas. Karena ada kemungkinan terjadi pembatalan penjualan angsuran. Sehingga kalau
terjadi pembatalan penjualan angsuran tidak selalu mengalami kerugian. Bahkan bisa terjadi justru
penjual memperoleh keuntungan. Kalau laba kotor diakui pada periode penjualan, seandainya
terjadi pembatalan penjualan angsuran, maka akan terjadi kerugian pada penjual. Tetapi untuk
penjualan angsuran barang-barang tidak bergerak tetap ada yang mengakui laba kotor pada periode
penjualan.
Contoh penjualan angsuran untuk barang tidak bergerak dan penjualan angsuran untuk barang
bergerak. Untuk penjualan angsuran barang tidak bergerak diberi contoh 2 metode pencatatan,
yaitu laba diakui dalam periode penjualan dan laba diakui secara proporsional dengan penerimaan
kas. Untuk penjualan barang bergerak hanya diberi contoh 1 metode pencatatan yaitu laba diakui
secara proporsional dengan penerimaan kas. Karena pada umumnya untuk penjualan angsuran
barang bergerak, laba diakui secara proporsional dengan penerimaan kas. Setiap angsuran yang
diterima di dalamnya ada unsur harga pokok dan laba.
Penjualan angsuran pada umumnya laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan
kas. Karena ada kemungkinan terjadi pembatalan penjualan angsuran.

PERTEMUAN KE- 12 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


 LAPORAN KEUANGAN PENJUALAN REGULER DAN PENJUALAN ANGSURAN
Dalam neraca harus disebutkan secara jelas masing-masing saldo dari piutang penjualan
angsuran (masing-masing periode penjualan angsuran). Masing-masing saldo dari laba kotor
belum direalisasi dari masing-masing periode penjualan angsuran juga harus disebutkan secara
jelas. Dalam laporan laba atau rugi harus dipisahkan antara penjualan, biaya dan laba atau rugi
dari penjualan reguler dan dari penjualan angsuran. Sedangkan laba atau rugi yang dicantumkan
dalam laporan laba atau rugi adalah laba/rugi yang direalisasi selama satu periode tersebut
(termasuk laba yang direalisasi dari penjualan angsutan periode- periode sebelumnya).

PERTEMUAN KE- 13 AKUNTANSI PENJUALAN KONSINYASI


 PENJULAN KONSINYASI
Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain untuk
dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian. Jadi dalam penjualan
konsinyasi ada dua pihak yaitu pihak yang menitipkan barang dan pihak yang dititipi barang.
Perjanjian kedua belah pihak tersebut disebut perjanjian konsinyasi. Perjanjian konsinyasi berisi
mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Pihak yang menitipkan barang adalah sebagai pemilik barang. Pihak ini disebut dengan
pengamanat atau consignor. Sedangkan barang yang dititipkan disebut barang konsinyasi atau
consigment out. Walaupun barang sudah dititipkan barang tersebut masih menjadi milik
pengamanat. Jadi oleh pengamanat masih dicatat sebagai persediaan.
Penjualan konsinyasi mempunyai manfaat baik bagi pengamanat maupun komisioner. Bagi
pengamanat dapat bermanfaat untuk lebih mengenalkan produknya ke banyak konsumen,
sehingga dapat memperluas daerah pemasarannya. Bagi komisioner manfaat yang dapat
diperoleh yaitu dapat komisi apabila berhasil menjualkan barang titipannya. Sedangkan apabila
komisioner tidak berhasil menjualkan barang titipannya komisioner tidak mengalami kerugian
sama sekali karena barang yang tidak laku bisa dikembalikan kepada pengamanat.
 AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN KONSINYASI
Berhubung penjualan konsinyasi melibatkan dua pihak yaitu pengamanat dan komisioner
maka akuntansi juga diselenggarakan di pengamanat dan juga diselenggarakan di komisioner.
Baik di pengamanat maupun di komisioner ada dua metode pencatatan akuntansi yang dapat
digunakan yaitu:
a. Metode Terpisah
Dalam metode terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah
dengan laba atau rugi penjualan biasa atau penjualan lainnya. Sehingga pada akhir periode
bisa diketahui dengan jelas laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan laba
atau rugi dari penjualan lainnya
b. Metode Tidak Terpisah
Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain
untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian. Metode
pencatatan akuntansi yang dapat digunakan yaitu: Metode Terpisah dan metode Tidak
Terpisah.

PERTEMUAN 14: PELAPORAN SEGMEN (1)

 PELAPORAN SEGMEN
Diversifikasi ke produk baru dan pasar multinasional selama tahun 1990-an menciptakan
kebutuhan untuk informasi yang terpisah dari masing-masing segmen atau komponen
perusahaan.
Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat dilihat sebagai sebuah portofolio asset yang
beroperasi sebagai devisi atau entitas anak, yang seringkali memiliki cakupan multinasional.
Berbagai komponen perusahaan besar dapat mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda,
tingkatan dan jenis resiko yang berbeda, dan kesempatan untuk tumbuh yang berbeda.
Permasalahan utama untuk akuntan adalah bagaimana mengungkapkan informasi yang
diperlukan untuk mencerminkan perbedaan-perbedaan mendasar tersebut.
 ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN
Dalam PSAK 5 (revisi 2009) Segmen Operasi disebutkan pada paragraph: 05. Segmen operasi
adalah suatu komponen dari entitas:
1. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari
entitas yang sama)
2. Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya
3. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan segmen operasi dapat terlibat dalam
aktivitas bisnis yang belum menghasilkan pendapatan, misalnya operasi permulaan dapat
menjadi segmen operasi sebelum memperoleh pendapatan.
 INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI
Banyak entitas teridentifikasi melalui bebrapa lini bisnis. Setiap lini dapat mempunyai faktor
kompetitif yang unik dan dapat bereaksi secara berbeda terhadap perubahan lingkungan
ekonomik. Sebagai contoh, sebuah perusahaan besar seperti Jhonson&Jhonson beroperasi
dalam bebrapa lini utama: konsumsi, farmasi dan profersional. Produk-produk termasuk lensa
kontak sekali pakai, produk bayi, peralatan bedah, terapi antibody, serta obat demam dan flu.
Selain itu, perusahaan menghadapi resiko yang berbeda dalam setiap pasar dalam memperoleh
faktor produksinya. Laporan keuangan konsolidasian menyajikan semua faktor heterogen
tersebut dalam konteks entitas tunggal. Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk
memunngkinkan pengguna lapoaran keuangan melihat dibalik jumlah konsolidasi untuk masing-
masing komponen yang membentuk entitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai