Anda di halaman 1dari 56

Persimpangan Jalan

 Daerah di mana 2 jalan atau lebih bergabung atau


bersimpangan, termasuk jalan dan fasilitas tepi jalan
untuk pergerakan lalu lintas di dalamnya (AASHTO,
2001)

Penggunaan bersama-sama oleh setiap orang yang


menggunakannya
Jenis Simpang
Simpang Empat
4 (+) 4 (X) 4 (sudut pertemuan tdk teratur )

4 ( break junction dan stagger)


Persimpangan Stager
Tipe Konflik …
MENGAPA PERSIMPANGAN PERLU DIATUR ?

--> potensi titik konflik antar pergerakan lalu lintas

Sp. Empat Jenis - jenis konflik titik konflik --> area konflik
(32)
1. Crossing (memotong) perlu dikendalikan/dieleminir
2. Diverging (memisah)
3. Merging (menyatu)
4. Weaving (menyilang)
Jumlah konflik tergantung
pd :
1.Jml kaki persimpangan
Sp. Tiga (9)
Weaving 2.Jml lajur tiap kaki persim
• bundaran 3. Jenis pengaturan
• ruas jalan dengan
4.Jumlah pergerakan yg
beberapa lajur tanpa
diijinkan
median
Jumlah Konflik
PERMASALAHAN UMUM REKAYASA LALU LINTAS PADA DAERAH
PERSIMPANGAN

▪Manajemen terhadap titik konflik lalu lintas


(Titik konflik menyebar terlalu dekat dengan daerah simpang, arus belok kanan
besar, kurang tegasnya pengaturan prioritas, pengaturan oleh “ Pak ogah “)

▪Pembagian Ruang Lalu Lintas


(Kurang tepatnya peberian lajur khusus belok kiri, Pembagian waktu hijau yang
tidak proporsional, timbulnya tundaan dan antrian, pelanggaran masuk simpang
saat lampu masih merah )

▪Geometrik Persimpangan
(radius simpangan, jarak pandangan, lebar lajur dan langkanya bentuk kanalisasi
arus belok kiri. Perlengkapan jalan yang tersedia juga kurang memenuhi syarat dan
kurang tepat )

▪Land Use dan Landscape


( lands use daerah komersiil yang menpengaruhi simpang, keberadaan lansekap
yang mengurangi kapasitas dan jarak pandang )

▪Strategi dan teknik manajemen lalu lintas yang kurang


tepat
( Pemilihan tipe pengendalian yang kurang tepat, blocking back effect, sistem satu
arah( SSA ) yang kurang tepat, aspek keselamatan )
Permasalahan Umum Pemakai Jalan pada
Daerah Persimpangan
▪ Pengemudi
Pengemudi sepeda motor cenderung untuk melewati
garis henti dan memasuki ruang persimpangan pada
saat all-red; pengemudi kendaraan pribadi kurang
memahami aturan prioritas di daerah persimpangan;
pengemudi angkutan umum menaikkan, menurunkan
serta menunggu penumpang pada daerah
persimpangan; ojek mangkal di daerah persimpangan
▪ Pejalan Kaki
Pejalan kaki dan calon penumpang angkutan umum
cenderung menggunakan ruang lalu lintas serta
berkumpul untuk naik atau turun dari angkutan umum
pada daerah persimpangan. Keadaan ini secara
signifikan mereduksi kapasitas persimpangan
Prinsip Dasar Pengendalian Persimpangan

• Meminimumkan daerah atau luasan konflik


• Mengurangi jumlah titik konflik
• Memisahkan titik konflik
• Memprioritaskan lalu lintas utama
• Mengendalikan kecepatan
• Memandu lintasan kendaraan
• Memperbaiki sudut pandang semua pemakai jalan
• Memilih dan menempatkan rambu dan marka
jalan dengan tepat
• Memberi penerangan jalan yang memadai
MENGELIMINIR KONFLIK

KONFLIK AREA 1. KANALISASI

2. LARANGAN BELOK KANAN


3. SISTEM ARUS LL SATU ARAH
4. SIMPANG SUSUN (FLY OVER)
5. GRADE SEPARATED
Jarak Pandang pada simpang
JENIS - JENIS PENGATURAN PERSIMPANGAN
1. PRIORITAS
PP 43 Th. 93 Pasal 63
Pada persim prioritas hak utama diberikan kepada :
a. kend dr depan &/atau cabang --> ada rambu/marka
b. kend dr jalan utama bila datang dr cabang yg lebih kecil
atau jl. akses (pekarangan).
c. kend dr sebelah kiri u/ sp 4 atau lebih sama besar
d. kend dr sebelah kiri u/ sp 3 tdk tegak lurus
e. kend dr arah cabang yg lurus u/ sp 3 tegak lurus
2. PRIORITAS DENGAN PETUGAS
petugas yg mengatur prioritas pergerakan
arus lalu lintas
3. BUNDARAN
PRINSIPNYA PRIORITAS
KEND YG TELAH BERADA DI BUNDARAN MENDAPAT
HAK UTAMA UTK JALAN

4. DENGAN APILL
PRIORITAS PERGERAKAN ARUS LL DIATUR DGN LAMPU
( HIJAU, KUNING, MERAH), YANG DIATUR SECARA
BERGANTIAN UTK TIAP PERGERAKAN DLM PERIODE TTT,
YG DITETAPKAN BERDASARKAN PROPORSI ARUS LL

5. PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG


DAPAT BERUPA UNDER PASS ATAU FLY OVER
PEMILIHAN METODE PENGENDALIAN

Secara umum pengendalian persimpangan


mempertimbangkan :
Hirarki jalan
Karakteristik lalu lintas,
Topografi dan ketersediaan lahan,
Lingkungan,

Biaya,

Faktor Manusia
Pertimbangan hierarki jalan
Hierarki Jalan Arteri primer Arteri sekunder Kolektor Lokal
Arteri primer ❑Traffic light ❑Traffic light ❑Stop dua arah Stop dua arah
❑Persimpangan ❑Persimpangan pada jalan pada jalan lokal
tak sebidang tidak sebidang kolektor
(studi kasus) ❑Traffic light

Arteri ❑Traffic light ❑Stop dua arah Stop dua arah


sekunder pada jalan pada jalan lokal
kolektor
❑Traffic light

Kolektor Stop dua arah ❑Pemberian


pada jalan Minor rambu prioritas
pada jalan lokal
❑Stop dua arah
pada jalan lokal

Lokal ❑Tidak ada


kontrol
❑Pemberian
rambu prioritas
pada jalan minor
❑Stop dua arah
pada jalan minor
Pertimbangan Volume lalu lintas, kecelakaan, geometri simpang
Dan pengaturannya
Tipe Pengendalian Volume Kecelakaan Geometri Operasi

Proritas Umumnya rendah 5 tabrakan tegak lurus Persimpangan pada Kecepatan di jalan
dalam periode 24 jalan minor sehingga minor mendekati 16
bulan atau 7 tabrakan jarak pandang km/jam
dalam periode 36 terbatas
bulan Kanalisasi belok kiri
Stop dua arah Umumnya volume Analisis kasus Jalan minor memasuki Dalam satu area ada
rendah pada jala kecelakaan terbaru jalan raya utama persimpangan yang
minor (semua berdasarkan tipe dan Jarak pandang tidak dilengkapi
jalan satu jalur) kekerasannya terbatas pada satu rambu, sementara
(kefatalan ) atau lebih jalan persimpangan lain ada
rambu

Stop semua arah Volume sedang di 7 atau lebih tabrakan


semua jalan pada periode 24 bulan
(semua jalan satu atau 10 tabrakan
jalur) dalam jangka 36 bulan
Perbandingan yang bersifat dapat
volume lalu lintas diperbaiki
pada jalan utama
dan jalan minor
kurang lebih 60
% dan 40 %
Traffic Light Pembenaran Upaya perbaikan Jarak pandang dari Lihat ketentuan pada
pemasangan pegaturan untuk salah satu posisi pokok bahasan
traffic light menurunkan berhenti sangat pembenaran
kecelakaan mengalami terbatas pemasangan trafic
kegagalan light
Lihat ketentuan pada
pokok bahasan
pembenaran
pemasangan traffic
light
KRITERIA PENENTUAN PENGATURAN
PERSIMPANGAN

15
MINOR ROAD (1000 Kend/hr)

GRADE SEPARATED

10
BUNDARAN
ATAU APILL

PRIORITAS

10 20 30 40 50
MAJOR ROAD (1000 Kend/hr)

Sumber : Australian Road Research Board (ARRB)


Pengaturan persimpangan
Prioritas
Prinsip-prinsip kanalisasi

 Meminimumkan Kecepatan Relatif, Prinsip ini


diartikan sebagai tindakan untuk meminimumkan
sudut konflik.
 Meminimumkan Area Konflik.
 Areal perkerasan persimpangan tanpa pemanduan
gerakan lalu lintas akan menyebabkan lalu lintas
kendaraan dan penyerang tidak terkendali.
Kesemrawutan gerakan-gerakantersebut akan
mempertinggi resiko kecelakaan dan kemacetan.
 Menurunkan Kecepatan Arus Tertentu.
 Kanalisasi menikung memaksa pengendara
menurunkan kecepatannya. Demikian pun dengan
cara mempersempit lajur masuk persimpangan.
Prinsip-prinsip kanalisasi

 Memberikan Areal Untuk Membelok.


 Lalu lintas membelok kanan yang besar selayaknya
diberikan lajur penampungan khusus.
 Memisahkan Titik Konflik di dalam persimpangan.
 Larangan untuk arus tertentu dengan membuat
pulau-pulau yang secara fisik menghalangi dan
mengarahkan lalu lintas serta pengutamaan
gerakan tertentu.
 Pada persimpangan dengan gerakan-gerakan yang
kompleks yang perlu dipasang traffic light selain
kanalisasi.
 Memberi perlindungan terhadap pejalan kaki.
 Sebagai tempat pemasangan fasilitas jalan dan
alat pengendali lalu lintas
SIMPANG PRIORITAS

qM (1 − BM .qM )
qm(maks) = qM ( a − BM ) − Bm.qM
e 1− e
qM,qm = arus pada jalan utama dan jalan kecil
bM,bm = waktu antara minimum jalan utama dan kecil
a = ruang antara minimum yang dapat diterima pada arus jalan
utama
APILL
PENGERTIAN
APILL merupakan suatu alat (manual, mekanis atau
elektris) alternatif, untuk pemberian prioritas bagi masing-
masing pergerakan LL pada persimpangan secara
berurutan, untuk memerintahkan para pengemudi/
pejalan kaki utk berhenti atau berjalan.

ALAT INI MEMBERIKAN PRIORITAS BERGANTIAN DALAM SUATU


PERIODE WAKTU.
TUJUAN DARI PEMISAHAN WAKTU PERGERAKAN INI --> UNTUK
MENGHINDARKAN TERJADINYA PERGERAKAN YANG SALING
PERPOTONGAN MELALUI TITIK-TITIK KONFLIK PADA SAAT
BERSAMAAN
KAPAN APILL PERLU DIPERTIMBANGKAN ?

Suatu persimpangan perlu dipertimbangkan dipasang


APILL, apabila :
1. Minimal rata-rata arus lalu lintas diatas 750 kend /
jam selama 8 jam dalam sehari
2. Waktu menunggu rata-rata telah melampaui 30
detik
3. Rata-rata jumlah pejalan kaki lebih dari 175 orang /
jam selama 8 jam dalam sehari
4. Sering terjadi kecelakaan
5. Kombinasi
6. Telah dipasang suatu sistem pengendalian lalu
lintas terpadu (ATC)
(TIDAK BAKU SESUAI SITUASI & KONDISI SETEMPAT)
MANFAAT APILL
1. Meningkatkan keselamatan LL pada persimpangan
• Mengurangi/menghilangkan konflik
• Mengontrol kecepatan kendaraan
2. Meningkatkan effesiensi pergerakan LL pada
persimpangan -> melalui efektivitas pemanfaatan
kapasitas persimpangan
3. Pemberian fasilitas bagi penyeberang pejalan
kaki
4. Pengaturan distribusi dari kapasitas berbagai arah arus
lalu lintas (kendaraan umum, kendaraan pribadi, sepeda
motor dan lain-lain).
Tolok Ukur Keberhasilan

 Berkurangnya penundaan waktu (delay)


 Angka kecelakaan berkurang
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L

• Manual, yaitu digerakkan oleh manusia


(Manual Actuated Traffic Light Controller):
- Full manual : perpindahan nyala lampu secara penuh
dilakukan secara manual;
- Semi manual : Telah mempunyai program tetap,
namun penyalaan lampu hijau dapat
diatur secara manual oleh petugas;

• Kontrol dengan waktu tetap (Pre-timed)


Kontrol ini mempunyai pengaturan waktu hijau yang
telah ditentukan sebelumnya.
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Vehicle Actuated
Waktu Hijau SESUAI volume arus lalu lintas yang
melalui detector kendaraan.
memperkecil waktu tunggu

• Semi Vehicle Actuated


Waktu Hijau min. yang tetap untuk semua fase (Fixed
time), sesuai dengan keadaan lalu lintas, waktu min.
dapat diperpanjang hingga mencapai waktu
maksimum.
- dipergunakan pada jalan-jalan yang tidak simetris
beban lalu lintasnya
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L

• Sistem Koordinasi, Gelombang Hijau (Green


Waves).
Sistem koordinasi adalah pengabungan beberapa
APILL yang berdekatan sehingga kendaraan yang
berada dalam sistem tersebut akan selalu mendapat
nyala hijau (green waves).
- Mengabungkan beberapa APILL yang berdiri
sendiri (isolated)
- kecepatan tertentu dan tetap
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L

• Computerized Traffic Light Controller.


Area Traffic Control System
Pengkoordinasian APILL secara terpadu dalam suatu
wilayah, berdasarkan volume aktual pada ruas jalan dan
persimpangan yang dikontrol pada satu lokasi dengan
sistem komputerisasi.

Informasi didapat, dari:


- detektor
- kamera TV
Jika desain APILL buruk ?

 Meningkatkan frekuensi kecelakaan


 Penundaan yang lama bagi kendaraan saat
memasuki persimpangan
 Memaksa kendaraan mengambil rute
memutar
 Mebuat pengemudi marah dan frustasi
Definisi yang berkaitan
dengan APILL
 Siklus (panjang siklus atau waktu siklus)
urutan lengkap suatu lampu lalin
 Fase bagian dari siklus yang dialokasikan
untuk kombinasi pergerakan lalu lintas
yang menerima hak prioritas jalan selama
suatu interval waktu
 Interval : bagian dari siklus lampu dimana
tidak terjadi perubahan warna lampu
 Offset : waktu dalam detik antara
permulaan fase lampu hijau di satu
persimpangan dengan permulaan lampu
hijau di persimpangan berikutnya
Definisi yang berkaitan
dengan APILL
 Waktu antar hijau : waktu antara akhir lampu
hijau untuk satu fase dengan awal lampu
hijau untuk fase berikutnya
 All red interval : lama waktu menyalanya
lampu merah untuk seluruh kaki
persimpangan utnuk keperluan pengosongan
atau kesempatan pejalan kaki menyebrang
 Headway keberangkatan rata-rata : waktu
antar keberangkatan
 Satuan Mobil penumpang : menghitung efek
akibat pergerakan kendaaran berdasarkan
jenis kendaraan dan arah pergerakan
Definisi yang berkaitan
dengan APILL
 Kaki/ Cabang (approach) : bagian dari kaki
persimpangan yang digunkan kendaraan
bergerak mendekati persimpangan
 Kapasitas : jumlah maksimum kendaraan yang
diperkirakan akan melintasi suatu jalan
tertentu atau bagian jalan tertentu dalam
satu arah selama periode waktu tertentu pada
kondisi lalu lintas dan jalan yang umum
 Volume kritis : suatu volume atau kombinasi
volume yang menggunakan kapasitas jalan
terbesar
PERHITUNGAN WAKTU
LAMPU LALU LINTAS
1. Arus Jenuh
Tingkat arus maksimum pada suatu kaki persimpangan
jika lampu pengatur lalu lintas terus menerus menyala hijau
S = 600 we (smp/jam)

we = lebar efektif kaki persimpangan (m)


FAKTOR-FAKTOR KOREKSI ARUS JENUH :
a. Faktor ukuran kota (Cs) ;
b. Faktor gesekan samping (Sf) ;
c. Faktor kelandaian (G) ;
d. Faktor kendaraan parkir (P) ;
e. Faktor kendaraan belok kanan (RT) ;
f. Faktor kendaraan belok kiri (LT).
2. Perbandingan Volume dan Kapasitas

Y=Q/S

Q = volume lalu lintas per jam (smp)


S = saturation flow (smp)
3. Waktu Hilang

Total waktu dimana waktu siklus tidak digunakan secara


efektif oleh gerakan kendaraan.
a. Waktu semua merah, ditambah
b. Hilangnya waktu pada permulaan dan akhir periode hijau,
diasumsikan selama 2 detik.
KONVERSI SATUAN MOBIL PENUMPANG (SMP)

SATUAN MOBIL
JENIS PENUMPANG (SMP)
KELAS
KENDARAAN
RUAS SIMPANG
Sedan/jeep, Oplet,
Mikrobus, Pick Up
Light Vehicle (LV) 1,00 1,00

Bus standar
Truk sedang Heavy Vehicle (HV) 1,20 1,30
Truk Berat

Sepeda Motor Motor Cycle (MC) 0,25 0,40

Becak, Sepeda,
Un-motorised (UM) 0,80 1,00
Andong, dll

Sumber : Kapasitas Jalan Indonesia (KAJI), 1985


4. Penetapan Waktu Siklus
a. Waktu Siklus Minimal
L
C1min = (detik)
1 - IFR
b. Waktu Siklus Optimal
1,5 L + 5
Co = (detik)
1 - IFR
L = total waktu hilang setiap fase = nl + R = (wha – 1)
n = jumlah fase
l = waktu hilang tiap fase, diasumsikan 3 detik
R = waktu semua merah
c. Batasan Panjang Waktu Siklus
✓ Min : 40 det
✓ Max: 130 det
5. Waktu Tahapan
a. Waktu hijau efektif

 yi, max
Hi = (Co – L)
IFR
Hi = waktu hijau untuk tahap I, det
Co = waktu siklus optimal, det
b. Waktu hijau aktual

Hia = Hi + li – k= Hi – 1
Hia = waktu hijau aktual, det
k = waktu kuning, 3 det
li = lost time pada tahap I, det
Contoh perhitungan

Volume dan Kapasitas masing-masing kaki


Utara Selatan Timur Barat
Q (smp) 650 600 1400 1500
S (smp) 1850 1900 3850 3850
y (Q/S) 0,35 0,32 0,36 0,39

0,35 Yi max 0,39


 Y max = IFR 0,74
L = Σ (Wha – 1) = (6-1) + (5-1)
= 9 detik
1,5 L + 5 1,5 (9) + 5
Co = = = 71 det
1 – IFR 1 – 0,74
Perhitungan waktu hijau
Yus max
➢ Hus = x (Co – L) det -1
IFR
0,35
Hus = x (71 – 9) det -1 = 28 det

0,74

YTB max
➢ HTB = x (Co – L) det -1
IFR
0,39
HTB = x (71 – 9) det -1 = 32 det
0,74
DIAGRAM PHASE

Waktu kuning 3 det


Waktu merah 40 det

Fase I US
all red = 2 dt
Fase II TB
Waktu merah 33 (+ 3) det
Waktu hijau 32 det
all red = 3 dt
Waktu siklus 71 det

Waktu antara hijau 1 : 5 detik,


waktu antara hijau 2 : 6 detik
KONFLIK AREA 1. KANALISASI

2. APILL

3. BUNDARAN
4. SISTEM ARUS LL SATU ARAH
5. SIMPANG SUSUN (FLY OVER)
MANAJEMEN LALU LINTAS BUNDARAN

GIVE
WAY
CONTOH PENERAPAN &
PENGATURAN ARUS LALU
LINTAS DI BUNDARAN

LAJUR
GANDA

LAJUR
TUNGGAL
Kapan Bundaran dipilih ?

 Arus lalu lintas belok kanan tinggi


 Terdapat lebih dari 4 kaki
 Arus lalu lintas yang datang dari masing-masing kaki
hampir sama besar
 Tersedia lahan yang cukup memadai untuk membangun
bundaran
Manfaat Bundaran :
 Memaksa kendaraan mengurangi kecepatan
 Konflik berpotongan diganti bersilangan
 Mudah meningkatkan kapasitas
PERHITUNGAN SIMPANG BUNDARAN
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)

C = 135 xWw1,3 x(1 + We / Ww)1,5 x(1 − pw / 3) 0,5 x(1 + Ww / Lw) −1,8 xFcsxFrsu

KETERANGAN :
Co
Ww = LEBAR JALINAN
We = LEBAR MASUK
Lw = PANJANG JALINAN
FCs = FAKTOR UKURAN KOTA
Frsu = FAKTOR PENYESUAIAN TIPE LINGKUNGAN JALAN, HAMBATAN
SAMPING DAN KENDARAAN TAK BERMOTOR
Thanks

Anda mungkin juga menyukai