Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

AL ISLAM KEMUHAMADIYAAN II

RESUME TENTANG TAYAMUN

DISUSUN
OLEH

SUKARNI MAJID
121055520120002

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

2021 / 2022

BERWUDHU
1. Pengertian Wudhu
Secara bahasa Wudhu berasal dari kata wudho-a. Artinya adalah bersih, baik, atau
murni. Namun, jika didefinisikan secara Fiqih, Wudhu adalah menggunakan air pada
anggota tubuh tertentu dan dibuka dengan niat. Pengertian ini dirasa cukup tanpa perlu
ditambah apapun atau lebih dipanjangkan lagi.

2. Penyebab Wudhu
Wudhu adalah bagian dari bersuciyang termasuk hadats kecil adalah:

 Ada sesuatu yang keluar dari alat kelamin atau dubur. Bisa berupa air, bisa berupa
kotoran, bisa berupa darah, atau sesuatu yang tidak lumrah berupa batu atau biji-bijian
yang pernah dimakan dan tidak tercerna dengan baik.
 Tidur dengan tidak menempelkan dubur ke alas duduk. Tidur yang dimaksud di sini
adalah tidur yang sebenar-benarnya, bukan mengantuk. Tidur dan mengantuk biasa
dibedakan dengan mimpi. Tidur ditandai dengan mimpi. Mengantuk biasanya masih
bisa mendengar perkataan orang-orang sekitar. Jika ragu apakah hanya mengantuk
atau sudah tidur, maka tidak perlu berwudhu.
 Hilang akal. Penyebabnya bukan karena tidur, melainkan karena mabuk, sakit, gila,
pingsan, atau hal lain semacamnya.
 Bersentuhan kulit antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim, yang tidak ada
halangan apapun antara dua kulit tersebut. Pengecualian dari kulit adalah rambut,
kuku, dan gigi. Maka jika ada seorang lelaki menyentuh rambut, kuku, atau gigi
seorang perempuan, wudhunya tidak akan batal.
 Menyentuh alat kelamin manusia menggunakan bagian dalam telapak tangan. Tidak
terkecuali apakah kelamin yang disentuh adalah miliknya sendiri atau milik orang
lain, Wudhu tetap batal.
 Menyentuh bibir anus.

3. Syarat Wudhu
Jika kebetulan Anda melihat kitab-kitab yang membahas tentang Wudhu, mungkin
Anda tidak akan menemukan pembahasan tentang syarat wudhu. Sebab, biasanya pokok
pembahasan hanya berkisar  pada rukun, sesuatu yang membatalkan Wudhu, serta
sunnah-sunnah yang ada di dalam Wudhu.Meski begitu, sebenarnya ada juga hal yang
harus dilakukan atau dipersiapkan sebelum melakukan Wudhu. Apa saja itu?

 Menggunakan air yang suci mensucikan


Syarat untuk bersuci adalah menggunakan air yang suci mensucikan. Sebab, jenis air
terbagi menjadi empat: air suci mensucikan, air suci mensucikan tetapi makruh
digunakan, air suci tetapi tidak boleh dipakai untuk bersuci, air najis.

 Air suci mensucikan merupakan Air Mutlak. Jika diambil pengertian, Air Mutlak
adalah air yang namanya bisa berubah sesuai dengan tempatnya. Misal ditempatkan di
dalam gelas, airnya akan berubah nama menjadi air gelas. Misal ditempatkan di dalam
kendi, airnya akan berubah nama menjadi air kendi. Termasuk bagian dari air mutlak
itu adalah air sumur, air hujan, air sungai, air sumber, air laut, air salju, dan air
embun.
 Air suci mensucikan tetapi makruh digunakan. Air yang tergolong suci mensucikan
namun makruh untuk digunakan adalah Air Musyammas. Air ini adalah air yang
menjadi panas karena tertempat matahari. Biasanya ditempatkan pada tempat
berbahan logam yang terkena terik matahari. Air Musyammas masih bisa digunakan
bersuci, namun makruh.
 Air suci tetapi tidak boleh dipakai untuk bersuci. Air ini adalah Air Musta’mal,
dihukumi suci, tidak najis, tetapi tidak bisa digunakan untuk bersuci. Pengertian Air
Musta’mal sendiri adalah air yang sudah digunakan bersuci. Jika air ini dikumpulkan
dan jumlahnya lebih dari 216 liter, maka Air Musta’mal berubah menjadi air suci
mensucikan dan bisa digunakan bersuci.
 Air najis merupakan air yang kurang dari 216 liter dan kemasukan najis. Atau, bisa
jadi air yang lebih dari 216 liter, kemasukan najis, dan warna atau bau air berubah.

Jadi, kesimpulannya adalah, air yang bisa digunakan untuk bersuci adalah Air Mutlak
atau Air Musyammas. Hanya saja, Air Musyammas makruh untuk digunakan bersuci
kerena mengandung efek kurang baik.

 Menghilangkan sesuatu yang menghalangi sampainya air ke permukaan anggota


Wudhu
Syarat lain untuk Wudhu adalah anggota Wudhu bersih dari sesuatu yang menghalangi
sampainya air pada permukaan kulit. Yang dimaksud dengan anggota Wudhu di sini
adalah setiap bagian tubuh yang harus dibasuh atau diusap saat berwudhu.

Itulah mengapa, ketika Anda baru selesai mengecat atau mengelem sesuatu misalnya,
pastikan tidak ada ceceran cat atau lem yang menutupi bagian tubuh Anda. Sebab, ceceran
cat atau lem tersebut akan menutupi kulit Anda.

4. Rukun Wudhu
Bilangan seluruh rukun Wudhu adalah enam. Enam tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:

 Niat bersama basuhan pertama


Niat Wudhu tidak perlu diucapkan. Namun, tidak masalah kalau memang diucapkan.
Sebab ucapan akan menuntun hati untuk membaca niat. Niat Wudhu yang lumrah
digunakan adalah:

ِ ‫ث األَصْ غ‬
‫َر فَرْ ضًا هلل تعالى‬ ِ ‫ْت ْال ُوضُو َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫نَ َوي‬

 Membasuh Wajah
Batas wajah atas adalah bagian yang ditumbuhi rambut kepala. batas bawah adalah
ujung dagu. Batas tepi adalah dua daun telinga. Karena itu, pastikan seluruh wajah
terbasuh ketika Wudhu. Biasanya bagian pipi yang sudah dekat dengan telinga yang
sering tertinggal.

 Membasuh kedua tangan hingga siku


Yang menjadi catatan pada rukun Wudhu ini adalah seluruh siku harus ikut basah.
Atau dengan kata lain, batas basuhan harus di atas siku. Jadi, perhatikan ini betul, agar
bagian siku tidak ketinggalan ikut dibasuh. Dan jika pertanyaannya seseorang tidak
memiliki tangan, maka tangan yang dibasuh adalah sepanjang kira-kira panjang tangan
seseorang saat utuh.
 Mengusap sebagian kepala
Dalam mengusap kepala disini bisa saja dilakukan dengan mengusap sebagian rambut
di kepala yang masih dalam batas kepala. Artinya, jika rambut ditarik, bagian tersebut
tidak akan keluar dari batas lingkaran kepala. Tidak perlu sampai mengusap dan
mengoyak kepala, cukup dengan meletakkan tangan yang telah basah di kepala, juga
sudah cukup.

 Membasuh kaki hingga mata kaki


Dalam ini, ada pembahasan yang menarik terkait membasuh kaki. Sebab,
adapembahasan tentang khuffain atau sepatu khusus padang pasir. Pembahasannya tentu
akan panjang, namun bukan pada artikel ini.

 Tertib
Tertib adalah mengerjakan pekerjaan sesuai urutannya. Dengan begitu, Anda benar-
benar harus hafal urutan rukun Wudhu secara benar, tidak boleh dibalik-balik. Sebab,
Wudhu menjadi tidak sah jika sampai rukun-rukunnya dilakukan secara terbalik.

5. Tata Cara Wudhu


Sebenarnya, tata cara Wudhu adalah melakukan apa yang menjadi rukun Wudhu.
Kalau pun ada sesuatu yang ditambahkan, maka itu disebut sebagai sunnah Wudhu.
Terdapat beberapa sunnah yang bisa dilakukan ketika berwudhu. Sunnah-sunnah tersebut
adalah:

 Secara umum, sunnah Wudhu ada sepuluh. Seluruhnya adalah:


 Membaca basmalah sebelum berwudhu.
 Membasuh telapak tangan sebelum mulai mengambil air Wudhu atau
memasukkannya ke dalam bak mandi.
 Berkumur bersamaan dengan menghisap air lewat hidung, sebelum berwudhu
 Mengusap seluruh kepala ketika sampai pada rukun Wudhu mengusap sebagian
kepala
 Mengusap dua daun telinga, luar dan dalam dengan air yang baru. Sunnah ini
dilakukan setelah mengusap kepala, sebelum membasuh kaki.
 Menyela jenggot yang lebat setelah membasuh wajah.
 Menyela jemari tangan dan kaki ketika tengah membasuh keduanya.

Anda mungkin juga menyukai