Anda di halaman 1dari 55
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BONDOWOSO, NOMOR \4 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN BONDOWOSO PERTANIAN ORGANIK Menimbang Mengingat ‘TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. BUPATI BONDOWOSO, . bahwa untuk meningkatkan produksi pangan di Kabupaten Bondowoso dalam mendukung ketahanan pangan nasional, perlu dilakukan perbaikan terhadap struktur tanah dengan meningkatkan bahan organik ke dalam tanah melalui pemberian pupuk organik; . bahwa agar petani di Kabupaten Bondowoso dapat menggunakan dan memanfaatkan pupuk organik secara luas dan optimal, perlu diselenggarakan _gerakan pemanfaatan pupuk organik melalui Gerakan Bondowoso Pertanian Organik (GERAKAN BOTANIK); . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk memberikan arahan yang jelas dan tepat dalam penyelenggaraan Gerakan Botanik, perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Bondowoso Pertanian Organik Tahun 2017 dengan Peraturan Bupati; . Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1950, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1965, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 3.Undang-Undang. Fant ori Zz Tain oes dan iceman Tin LI dan | Kain Poranian | Kain PU dan PR] Kabag Ad | Rab Wl “Tt 10. li. -2- 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lemboron-Meaem ayc)Ranuh! Indonesia ‘Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan_Lingkungan _Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058); Undang-Undang Nomor 12 ‘Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 12.Undang-Undang. 35 12. Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242); 14, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfataan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); 20.Peraturan, aa een —————— ce ai La [ Wane | Hon aan Fag SRS oS = 20. al. 22. 23. 24, 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680); Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 13 Tahun 2008 tentang Irigasi (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2008 Nomor 3 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2010 Nomor 7 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bondowoso (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 Nomor 1 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 Nomor 9 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2014 Nomor 1 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2016 Nomor 10); Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 66 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2016 Nomor 66); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN BONDOWOSO PERTANIAN ORGANIK TAHUN 2017. Pasal 1... Para Roordinaa ain Pertanian | Kadi PU dan PR Kabag Adm, —] abe Wah i ae \(umpayAr Pasal 1 Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Bondowoso Pertanian Organik Tahun 2017 secara terperinci dijabarkan Lampiran I, Lampiran II, Lampiran Ill, Lampiran IV, Lampiran V, dan Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 2 Petunjuk pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan pedoman yang harus dilaksanakan oleh seluruh aparatur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bondowoso guna terwujudnya partisipasi masyarakat dan keberhasilan produksi pangan di Kabupaten Bondowoso pada Tahun 2017. Pasal 3 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada _tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, —_memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bondowoso. l BERITA DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2017 NOMOR —— Porhetogngan Kabag Adm] Kabag Alcan ee LAMPIRAN 1 PERATURAN BUPATI BONDOWOSO, NOMOR '4 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN BONDOWOSO PERTANIAN ORGANIK TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produksi pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional merupakan program prioritas dalam pembangunan pertanian di Indonesia terutama program swasembada beras yang telah dicanangkan pemerintah. Peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian diupayakan antara lain melalui pengembangan penggunaan benih varietas unggul yang sangat responsif terhadap asupan unsur hara, sarana prasarana produksi, ketersediaan dan kualitas air serta kondisi agroklimat. Keberhasilan pencapaian sasaran produksi _komoditas pertanian di Kabupaten Bondowoso masih dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya kandungan bahan organik rata-rata di bawah 2% (dua per seratus) dan adanya penggunaan pupuk anorganik terutama Urea yang tidak rasional sehingga merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, perlu dilakukan perbaikan terhadap struktur tanah dengan meningkatkan bahan organik tanah. Peningkatan bahan organik dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik ke dalam tanah. Kabupaten Bondowoso sebagai suatu wilayah yang memiliki keunggulan komparatif dengan populasi ternak sapi yang cukup tinggi, merupakan penyedia bahan baku pembuatan pupuk organik. Kedepannya perlu adanya terobosan-terobosan yang signifikan dalam pelaksanaan program Botanik agar semakin banyak para petani yang tertarik menggunakan pupuk organik dan dapat menekan penggunaan pupuk anorganik. B, Tujuan 1. Memanfaatkan potensi bahan baku yang tersedia. 2. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah. af ae ears a an aT Rie Ei RES { SS ‘| Ae Te Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meningkatkan effisiensi penggunaan pupuk anorganik Meningkatkan kualitas dan daya saing produk yang dihasilkan. ee? FP Meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani. 7. Melestarikan ekosistem dan meningkatkan kesehatan konsumen. C. Sasaran 1. Lahan pertanian minim bahan organik. 2. Sumberdaya manusia pertanian. D. Lokasi Kegiatan Lokasi yang menjadi sasaran kegiatan adalah 209 Desa dan 10 Kelurahan di 23 Kecamatan. Il, GAMBARAN UMUM KEGIATAN Tahapan —_pertanian organik di Kabupaten Bondowoso diimplementasikan menjadi 3 (tiga) tahap : A. Tahap Pertama 1. Mensosialisasikan dan menggerakkan pembuatan dan penggunaan pupuk organik. 2. Menggunakan pupuk anorganik secara rasional. 3. Meningkatkan produktivitas. B. Tahap Kedua 1. Menggerakkan penggunaan pestisida nabati, agensia hayati dan musuh alami. Meningkatkan penggunaan pupuk organik. 3. Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik dan pestisida kimia. 4. Meningkatkan kualitas produk pertanian. C. Tahap Ketiga Menghasilkan produ pertanian organik dengan: 1. Menjaga kualitas pasokan air irigasi. 2. Memfasilitasi sertifikasi produk yang dihasilkan pada lembaga sertifikasi yang berkompeten. 3. Memfasilitasi jaringan pemasaran. Fant beoinee ianian | Kadi PU dan PR] Kabag Mim | Kabag Hucom Peregynian oT ROAD MAP PELAKSANAAN PERTANIAN ORGANIK. KABUPATEN BONDOWOSO No. Kegiatan 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 1. | Sosialisasi pembuatan dan penggunaan pupuk organik [2 |Penggunaan pestisida nabati_ dan perluasan cluster 3. |Branding/sertifikasi produk dan fasilitasi pemasaran produk organik Ill. KEGIATAN POKOK TAHUN 2017 A. Kegiatan Sekolah Lapang Pengembangan Pupuk Organik (SLPPO) 1. Latar Belakang Pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan harus terus digalakkan agar kegiatan usaha tani senantiasa menguntungkan, lestari dan tetap ramah lingkungan. Peningkatan derajat kesuburan tanah melalui penerapan sistem pertanian berbasis organik secara terpadu memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara tuntutan produktivitas pertanian dan perbaikan kualitas lahan. Pertanian padi konvensional/kimia memberi dampak nyata pada penurunan kandungan bahan organik tanah, perubahan sifat fisik, kimia dan biologis lahan yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas lahan. Disamping itu, penggunaan pupuk dan pestisida kimia/anorganik berdampak nyata pada penurunan kualitas kesehatan manusia akibat residu kimia berbahaya yang tertinggal pada bahan pangan yang dikonsumsi. Peningkatan pendidikan dan _pendapatan _masyarakat mempengaruhi kesadaran masyarakat akan produk pangan sehat dan meningkatkan permintaan terhadap produk pangan organik. Hal tersebut memberi dampak positif terhadap permintaan produk organik termasuk beras organik. Oleh karena itu untuk meningkatkan derajat kesuburan lahan, dan meningkatkan kesadaran dan keterampilan petani dalam penggunaan saprodi organik, maka perlu dilakukan program terpadu dan berkelanjutan. Sekolah Lapang Pengembangan Pupuk Organik (SLPPO) merupakan program terpadu dan berkelanjutan untuk Para Roortinast an ean Rai aan PR] aba Al] Raa Fp (rare meningkatkan standarisasi dan produksi komoditas agro organik, terutama beras organik. Rencana program yang akan dilaksanakan adalah SLPPO dengan menerapkan satu teknologi yang diimplementasikan secara komperhensif, terpadu dan berkelanjutan untuk tanaman, tanah dan air berbasis teknologi Sustainable Organic Farming (SOF) 2. Tujuan a. Meningkatkan keterampilan petani untuk berbudidaya padi secara organik melalui penerapan paket teknologi pertanian organik secara optimal b. Meningkatan produktifitas dan efisiensi usaha tani c. Merealisasikan lahan dan produk organik yang tersertifikasi d. Menumbuhkembangkan klaster organik 3. Sasaran a. Lahan pertanian kritis bahan organik b. Lahan pertanian minim pencemaran. c. Sumber Daya Manusia pertanian. 4. Input Tersedianya dana Aanggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bondowoso bagi pelaksanaan kegiatan sebesar Rp. 3.089.637.500,00 (tiga milyar delapan puluh sembilan juta enam ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) 5. Output Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya Sekolah Lapang Pengembangan Pupuk Organik (SLPPO) dan dihasilkannya produk beras organik tersertifikasi yang berlokasi di Desa Lombok Kulon Kecamatan Wonosari, Desa Taal Kecamatan Tapen, Desa Sulek Kecamatan Tlogosari dan Desa Sumber Malang Kecamatan Wringin. 6. Outcomes a. Perbaikan kualitas lahan pertanian secara berkelanjutan. b. Tersedianya produk pangan organik yang bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. c. Peningkatan nilai tambah komoditi pertanian yang akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Para Roordina fs 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso B. Kegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura 1. Latar Belakang Usaha agribisnis hortikultura menuntut dipenuhinya berbagai persyaratan agar diperoleh efisiensi usaha produksi yang tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan yang optimal, dan produksi yang berkelanjutan serta sumber daya alam pertanian yang lestari, Menghadapi persaingan dalam era globalisasi sekarang ini, petani dan pelaku usaha agribisnis hortikultura dituntut mau dan mampu menerapkan teknologi produksi secara benar. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang aman konsumsi, bermutu tinggi dan kontinuitas jumlah produk sesuai permintaan pasar. Oleh karena itu perlu dikembangkan produk hortikultura yang berorientasi pada pengembangan kawasan dan menerapkan Good Agriculture Practices (GAP) sesuai_—-Peraturan = Menteri_—Pertanian = Nomor: 48/Permentan/OT.140/ 10/2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur Yang Baik. Sesuai kondisi dan potensi produk hortikultura di Kabupaten Bondowoso, serta dalam rangka menunjang terwujudnya kawasan agribisnis hortikultura, maka beberapa komoditas utama Bondowoso seperti buah-buahan (mangga, durian, manggis, pisang, apokad), sayuran (tomat, cabai, kentang, bawang merah, kubis), dan tanaman obat (jahe, kunyit, temulawak) sangat memungkinkan untuk lebih dikembangkan secara intensif di beberapa wilayah kecamatan. Sejalan dengan kebijakan _ pengembangan _hortikultura, pengembangan komoditas tidak lagi merujuk pada komoditas unggulan daerah, tetapi pengembangan diarahkan dalam satu kawasan yaitu kawasan pengembangan sentra hortikultura. Sehingga pemilihan komoditas didasarkan pada asumsi potensi wilayah yang sama dalam satu kawasan. Dengan terwujudnya kawasan pengembangan sentra hortikultura maka seluruh aktivitas agribisnis dapat berjalan dengan baik mulai dari hulu sampai dengan hilir. Kegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura, merupakan kegiatan yang strategis dalam rangka pembentukan kawasan agribisnis hortikultura di Kabupaten Bondowoso. Untuk Peat Reon ([ Raamgffipana | Kedin tH den] Radin Perianian | es CET ae PU dan PR] Kabag Adm yt mewujudkan maksud tersebut, maka melalui anggaran APBD Kabupaten Bondowoso Tahun 2017, perlu dilaksanakan Kegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura Tahun 2017. 2. Tujuan a. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kawasan dan sentra produksi tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias dan tanaman obat yang berkelanjutan, dengan selalu meningkatkan penggunaan pupuk organik. Lokasi di Kecamatan Pakem, Wringin, Maesan dan Grujugan. b. Mendorong petani untuk selalu menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), Good Handling Practise (GHP), dan Standard Operating Prosedur (SOP). c. Menghasilkan produk yang aman konsumsi, bermutu tinggi sesuai permintaan pasar serta jumlah produk yang terjamin kontinuitasnya. d. Mengemban budidaya sayuran, tanaman obat dan tanaman buah yang ramah lingkungan dengan mengikuti prinsip organik. Lokasi Kecamatan Sumber Wringin, Grujugan, Taman Krocok, Cermee, Tanaman, Jambesari Darussholah, Pakem, Tegalampel dan Bondowoso. e. Menghasilkan produk sayuran tanaman obat dan tanaman buah yang bermutu dan aman dikonsumsi. 3. Sasaran a. Terlaksananya cKegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura Tahun Anggaran 2017. b. Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura melalui penerapan GAP dan SOP. c. Meningkatnya jumlah registrasi lahan usaha tanaman buah- buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat yang menerapkan GAP/SOP. d. Terbentuknya Desa Organik yang dapat menghasilkan produk bermutu dan aman dikonsumsi, terintegritas dan memenuhi skala ekonomi. Para Keon Taba = 4. Input Tersedianya dana APBD Kabupaten Bondowoso bagi pelaksanaan kegiatan sebesar Rp. 1.479.350.000,00 (satu milyar empat ratus tujuh puluh Sembilan ribu tiga ratus lima puluh ribu rupiah) 5. Output a. Terlaksananya Kegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura Tahun Anggaran 2017 di Kabupaten Bondowoso. b. Terlaksananya penerapan pedoman budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural Practices/GAP dan Standart Operating Procedure/SOP). c. Terlaksananya registrasi lahan usaha pada lokasi kawasan tanaman buah, sayuran dan tanaman obat. d. Terlaksananya kegiatan pembinaan untuk pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. e. Terbangunnya Desa Organik berbasis tanaman sayuran, tanaman obat dan tanaman buah di 7 (tujuh) wilayah Balai Penyuluhan (BP) di Kabupaten Bondowoso. f. Dihasilkannya produk hortikultura bermutu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, keluarga dengan menerapkan budidaya dan pasca panen sayuran, obat dan buah dengan mengikuti prinsip organik. g. Meningkatkan mutu dan mengikuti produk sayuran, tan obat dan buah. 6. Outcome a.Terlaksananya koordinasi antar pihak terkait dalam pelaksanaan pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. b. Terfasilitasinya pertemuan-pertemuan dalam rangka mewujudkan kawasan agribisnis hortikultura. c. Tersedianya lahan usaha petani di kawasan agribisnis yang telah menerapkan budidaya tanaman hortikultura yang baik sesuai prinsip-prinsip GAP. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan: Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso Porat Roordinaat ==- ©. Kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan 1. Latar Belakang Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis. Dalam mempercepat pembangunan di pedesaan yang bernuansa pertanian diperlukan komitmen dan tanggung jawab moral pembangunan dari segenap aparatur pemerintah, masyarakat maupun swasta sehingga pembangunan pertanian dapat dilakukan secara efektif, efisien, terintegrasi dan sinergis dengan pembangunan sektor lainnya (terpadu) serta berwawasan lingkungan. Kawasan pedesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota dan mempunyai hubungan yang bersifat interdependensi/timbal balik yang dinamis terutama untuk kawasan yang mempunyai produk unggulan perlu ditumbuhkembangkan menjadi kawasan agrobisnis dalam satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Inti dari program pengembangan kawasan agropolitan adalah gerakan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Oleh Karena itu arah pembangunan kawasan agropolitan adalah mengutamakan tumbuh kembangnya sistem kelembagaan ekonomi kerakyatan yang mandiri dan berkualitas, yang dinamis dan didukung dengan mensinergiskan program pemerintah dengan partisipatif masyarakat. Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bondowoso akan memberikan dukungan positif terhadap agenda penanggulangan kemiskinan, pengangguran, _ketenagakerjaan, dan memacu kewirausahaan. Selain itu juga memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi, infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan tata ruang. Untuk mewujudkan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso, salah satunya perlu adanya Kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan Tahun 2017 yang dibiayai anggaran dari APBD Kabupaten Bondowoso Tahun Anggaran 2017. ES [EE [Ren ori [Had On PT ane | Rabe | LSE a { Ae 2. Tujuan a. Mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, dan berkelanjutan di kawasan agropolitan, b. Menghasilkan produk yang aman konsumsi, dengan mengembangkan budidaya tanaman ramah lingkungan sesuai prinsip organik. 3. Sasaran Terlaksananya © pemberdayaan —masyarakat, —_ penguatan kelembagaan petani, pengembangan kelembagaan sistem agribisnis, dan pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu, di Kecamatan Sukosari, Sumber Wringin, Sempol, dan Tlogosari, dalam mewujudkan kawasan agropolitan di Kabupaten Bondowoso. 4. Input Tersedianya dana APBD Kabupaten Bondowoso _sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) bagi pelaksanaan kegiatan. 5. Output Terlaksananya Kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan Tahun 2017 di Kabupaten Bondowoso. 6. Outcome a. Berkembangnya agribisnis hortikultura di kawasan agropolitan, yaitu di Kecamatan Sukosari, Sumber Wringin, Sempol, dan Tlogosari. b. Terwujudnya kawasan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso. 7. SKPD yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso . Kegiatan Pengembangan Agribisnis Biofarmaka 1. Latar Belakang Potensi dan prospek pengembangan tanaman obat atau biofarmaka secara nasional cukup baik untuk dikembangkan, bahkan di Kabupaten Bondowoso potensi dan prospek pengembangan tanaman biofarmaka juga mengalami kemajuan yang cukup signifikan, baik dari segi minat petani, maupun peluang pasarnya. Permintaan produk biofarmaka yang cenderung selalu meningkat Tabag Adin. | Rag i -10- menjadi alasan pengembangan tanaman biofarmaka untuk terus dilakukan. Pola hidup sehat masyarakat yang sudah mulai beralih dari obat-obatan kimia ke pada konsumsi produk alami (back to nature) juga mendorong peningkatan produksi tanaman obat. Selain untuk bahan obat herbal/jamu, tanaman obat seperti jahe, kunyit, dan lain-lain juga dipergunakan sebagai bahan bumbu, bahan tambahan pada makanan dan bahan dasar pada minuman. Secara agroklimat, Indonesia mempunyai kecocokan untuk pengembangan tanaman biofarmaka, Indonesia juga mempunyai keragaman varietas tanaman biofarmaka yang cukup besar. Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan _pengembangan tanaman biofarmaka belum pernah dilakukan secara khusus dengan penyediaan anggaran tersendiri, melainkan untuk pengembangan biofarmaka masih disisipkan pada kegiatan-kegiatan lainnya. Upaya awal dari rencana pengembangan tanaman biofarmaka di Kabupaten Bondowoso, yang harus dilakukan adalah pembekalan dan pembinaan teknis kepada petani, tetang budidaya tanaman biofarmaka yang baik dan benar, untuk menghasilkan produk yang baik mutu dan produktivitasnya. Untuk mewujudkan maksud tersebut, maka melalui anggaran APBD Kabupaten Bondowoso Tahun 2017, perlu dilaksanakan Kegiatan Pengembangan Agribisnis Biofarmaka Tahun 2017. 2. Tujuan a. Petani mempunyai pengetahuan teknis dan keterampilan budidaya tanaman biofarmaka yang baik untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman biofarmaka di Kabupaten Bondowoso, dengan selalu meningkatkan penggunaan pupuk organik. . Petani mampu memasarkan produk biofarmaka baik dalam bentuk segar maupun simplisia. 3. Sasaran a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan serta motivasi petani untuk mengembangakan tanaman biofarmaka di wilayah Kecamatan Cermee dan Kecamatan Tegalampel. b. Terbangunnya pengembangan kawasan hortikultura khususnya tanaman biofarmaka di wilayah Kecamatan Cermee dan Tegalampel. Taye | ain aa | Ran Pana | aca PU Gan PR] Wag A] Walaa ape Sgfesniant | Sige { nan [te i te a1 4. Input ‘Tersedianya dana APBD Kabupaten Bondowoso sebesar Rp. 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) bagi pelaksanaan kegiatan. 5. Output Terlaksananya Pengembangan Agribisnis Tanaman Biofarmaka di wilayah Kecamatan Cermee dan Kecamatan Tegalampel. 6. Outcome a. Meningkatnya luasan kawasan, produksi, dan produktivitas tanaman biofarmaka di wilayah Kecamatan Cermee dan Kecamatan Tegalampel. b. Tersedianya produk tanaman biofarmaka di wilayah Kecamatan Cermee. yang siap dipasarkan di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso E. Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan 1. Latar Belakang Lahan pekarangan merupakan areal yang potensial untuk pengembangan hortikultura dengan tanaman sayuran, buah-buahan dan biofarmaka yang dapat menjadi sumber penghasil bahan makanan bernilai gizi dan bernilai ekonomi tinggi. Sejauh ini sebagian besar lahan pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal sehingga hasiInya kurang dapat dirasakan. Ditinjau dari potensi lahan dan adanya kemauan yang cukup tinggi dari masyarakat khususnya kaum wanita, masih terbuka peluang untuk meningkatkan optimalisasi lahan pekarangan dengan tanaman hortikultura. Keadaan ini sangat menguntungkan dan perlu dukungan dari semua pihak agar dapat diperoleh hasil yang maksimal mengingat akhir-akhir ini sering terjadi lonjakan harga Komoditas sayuran akibat adanya fenomena anomali iklim yang menyebabkan gangguan produksi atau gagal panen di lahan konvensional (sawah/tegal). Sejalan dengan kondisi tersebut maka kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan perlu terus didorong dan Tee = a = -12- dimasyarakatkan dengan baik sebagai alternatif budidaya di lahan sempit yang relatif tak banyak menghadapi kendala iklim. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah pekarangan atau lahan- lahan sempit yang ada di lingkungan pemukiman penduduk baik di desa maupun di perkotaan. Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan dengan melibatkan kelompok wanita tani, ibu- ibu pengurus Pemberdayaan Kesejahteraaan Keluarga (PKK), Dasawisma, dan Posyandu. Teknis budidaya yang dilakukan adalah dengan penanaman tanaman buah, tanaman sayuran, dan tanaman biofarmaka atau Tanaman Obat Keluarga (TOGA), di lahan pekarangan sehingga lahan pekarangan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan berbagai tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi (buah, sayur, dan tanaman obat) dalam pelengkap gizi keluarga serta sumber pendapatan untuk menunjang ekonomi rumah tangga. Selain itu melalui kegiatan ini diharapkan dapat diciptakan peluang penyediaan pangan, gizi dan kesehatan untuk masing-masing keluarga, serta mendukung Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Kabupaten Bondowoso, yang pada akhirnya juga mendukung terciptanya peningkatan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan maksud tersebut, maka melalui anggaran APBD Kabupaten Bondowoso Tahun 2017, perlu dilaksanakan kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan Tahun 2017. 2. Tujuan 1, Adanya —optimalisasi_ pemanfaatan —pekarangan yang berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan gizi dan Kesehatan keluarga serta menambah pendapatan sekaligus ikut menjaga/memelihara kelestarian dan estetika lingkungan. 2. Penggunaan pupuk organik bagi tanaman pekarangan guna mendapatkan produk yang lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi. 3. Adanya motivasi sekaligus menggerakkan upaya penyediaan buah- buahan/sayuran/tanaman obat keluarga secara swadaya. fet ood fags eee = aia - == ; - eas) 3. Sasaran a. Terbangunnya pengembangan kawasan hortikultura melalui Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan dengan selalu meningkatkan penggunaan pupuk organik b. Adanya penumbuhan dan penguatan kelembagaan Kelompok Pemanfaatan Pekarangan seperti Kelompok Wanita Tani dan PKK yang digerakkan oleh tenaga pendamping (Mantri Tani, Pengamat Hama (POPT),dan petugas pertanian kabupaten. 4. Input Tersedianya dana APBD Kabupaten Bondowoso sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) bagi pelaksanaan kegiatan. 5. Output Terlaksananya Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan di Kecamatan Maesan, Sumber Wringin, Tamanan dan ‘Tamankrocok. 6. Outcome a. Peningkatan pemanfaatan pekarangan di Kecamatan Maesan, Sumber Wringin, Tamanan dan Taman Krocok dibanding tahun sebelumnya. b. Peningkatan produksi dan konsumsi komoditi hortikultura oleh rumah tangga terutama di wilayah Kecamatan Maesan, Sumber Wringin, Tamanan dan Taman Krocok. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso F. Kegiatan Pelatihan Petani Dan Pelaku Agribisnis 1. Latar Belakang Belakangan ini para pemuda terutama anak-anak petani sebagai generasi penerus pembangunan pertanian cenderung kurang berminat untuk terjun kedunia pertanian guna melanjutkan tongkat estafet orangtuanya. Hal ini disebabkan kekurangtahuan mereka akan potensi besar yang ada pada dunia pertanian karena mereka beranggapan bahwa bertani merupakan pekerjaan yang kurang menjanjikan untuk sebuah kehidupan yang layak. Untuk mengatasi hal perlu adanya pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan petani atau anak petani di TagfeKeipana | Radin Ui'dan | Radin Perinian | Kadin PU dan PR] Kabag Adm] Rabag Hajime Agffroricanan | Perketysngan |e Poregimian } a t -14- pedesaan. Pelatihan ini merupakan pelatihan yang dikelola oleh petani dirasakan cukup efektif dalam mendorong dan mempercepat terjadinya transfer teknologi, pasar, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup. 2. Tujuan Mempersiapkan anak tani remaja sebagai generasi penerus dari orang tuanya, sehingga mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang inovatif di bidang pertanian untuk menyongsong pertanian masa depan yang lebih baik. Menumbuhkan dan mengembangkan kelompok usaha petani untuk mengurangi jumlah penduduk miskin di pedesaan. Sebagai basis penumbuhan ekonomi kerakyatan. 3. Sasaran Sasaran Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Bagi Petani Remaja yang tersebar di 7 (tujuh) Balai Penyuluhan (BP), yaitu : 1 | GUNUNG ANYAR 20 Orang 2 | CONGKRONG 20 Orang 3 | TANGSIL - 20 Orang 4 | SUMBER WRINGIN 20 Orang 5 | MASKUNING 20 Orang 6 | PAKEM 20 Orang 7 | BESUK 7 20 Orang JUMLAH = 140 Orang 4. Input Tersedianya dana APBD Kabupaten Bondowoso sebesar Rp. 550.000.000,00 (lima ratus lima puluh juta rupiah) bagi pelaksanaan kegiatan tersebut. 5. Output Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya bimbingan teknis/pembinaan yang bermanfaat untuk Radin fpana | Radin OF dan dan ffoienan | perhubaysen 2’, Tabag Adie, | Kabeg Hakan] eas -15- kesejahteraan petani anggota kelompok tani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso di 7 Balai Penyuluhan (23 Kecamatan). 6. Outcome Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap remaja tani sehingga dapat membantu menciptakan sumberdaya manusia yang tangguh dan mandiri khususnya dikalangan generasi muda. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso. G. Kegiatan - Peningkatan © Kapasitas © Tenaga = Penyuluh Pertanian/Perkebunan 1. Latar Belakang Kegiatan penyuluhan dan pembinaan bagi petani merupakan salah satu upaya untuk memberi bimbingan teknis peningkatan kapasitas petani. Kegiatan ini sangat strategis karena dengan memberi penyuluhan dan pembinaan, kelompok dapat mengerti dan memahami arti dari kegiatan ini, sehingga dapat memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan peningkatan -—kapasitas tenaga_—penyuluh pertanian/perkebunan memiliki kegiatan berupa Bimbingan Teknis, Deseminasi Teknologi dan Pertemuan Kamisan . 2. Tujuan Kegiatan peningkatan _kapasitas tenaga_~—penyuluh pertanian/perkebunan bertujuan untuk =—smeningkatkan kemampuan/kualitas sumber daya manusia pertanian melalui optimalisasi pendampingan bagi petani. 3. Sasaran Sasaran kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan adalah Penyuluh Pertanian yang terlatih. 4. Input Kegiatan ini didukung adanya pertemuan Deseminasi Teknologi, Pertemuan Kamisan dan Bimbingan Teknis dengan Dana Kegiatan enflrexnaet | Perhatepgsn ae = — = =p al -16- sebesar Rp. 978.500.000,00 (sembilan ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah) 5. Output Meningkatkan Kemampuan/Kualitas Sumber Daya Manusia Pertanian Melalui Optimalisasi Pendampingan Bagi Petani. 6. Outcome Meningkatkan peran serta masnyarakat atau kelompok tani binaan dalam bertani. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso. H. Kegiatan Pembinaan dan Feasilitasi Pembentukan dan/atau Pengesahan Badan Hukum Kelompok Petani Tembakau 1. Latar Belakang Pemberdayaan masyarakat merupakan proses perubahan dengan menempatkan kreativitas dan prakarsa masyarakat yang sadar diri. Permasalahan petani sangat kompleks mulai dari permasalahan pertaniannya hingga masalah keluarga. Petani sudah lama dihimpit permasalahan terkait dengan masalah tanaman. Tetapi ketika ada permasalahan itu selalu langsung diberi solusi oleh pihak luar tanpa mengetahui permasalahan sebenarnya yang terjadi. Petani tidak pernah diajak diskusi bersama bagaimana menyelesaikan dengan mengetahui permasalahan dan menemukan solusinya. Untuk menggali potensi petani, diperlukan metode yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang selama ini dihadapi. Pemberdayaan masyarakat melalui sekolah lapang dan system kebersamaan ekonomi yang dinilai paling tepat untuk membantu petani dalam menggali masalah dan menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. 2. Tujuan Untuk memberikan pembelajaran non formal untuk petani dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha tani dapat lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan. Taigfipang | Radin dan | Radin Pertanian | Kacin PU dan PR] Kabag Adm ts ( -17- 3. Sasaran Daerah sentra tanaman tembakau yang ada di Kabupaten Bondowoso, terutama para petaninya yang tersebar di 9 (sembilan) Kecamatan, yaitu: aa = a 1 Pupuk kandang 500 sak, dedak katul 2 | Maesan 1.000 kg, gula pasir 20 kg, sekam 3. | Wringin padi 3.000 kg, biakan murmi/mikro 4 | Pakem organisme 100 liter, terpal 10 buah, 5_| Tegalampel termometer 10 buah, timba plastik 50 6 | Taman Krocok buah, gembor 50 buah, sekrop 10 7 | Grujugan buah 8 | Tenggarang 9. | Jambesari DS 4, Input Sebagai bahan masukan untuk mendukung kegiatan tersebut adalah daya dukung lahan yang cukup luas dan tersentra, serta daya dukung petani yang cukup banyak dan sangat antusias untuk pengetahuan dan ketrampilan petani meningkat. Dalam rangka meningkatkan kualitas produksi tembakaunya, didanai dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebesar Rp. 593.182.000,00 (lima ratus sembilan puluh tiga juta seratus delapan puluh dua ribu rupiah). 5. Output Keluaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terlaksananya Sekolah Lapang dan Sistem Kebersamaan Ekonomi Budidaya Tembakau 6. Outcome Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani tembakau sehingga bisa memperbaiki perekonomian petani. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso I. Kegiatan Peremaj 1. Latar Belakang n Tanaman Kelapa Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur > 60 tahun. Peremajaan juga dilakukan pada pohon kelapa yang berumur < 60 Tae asi Radin CH dan] Kadi Pertanian | Radin PO dan PR] Kaag Ad. —] Kabog Hua Se = } -18- tahun jika tanaman tidak produktif, atau produksi kurang dari 30 butir/pohon/tahun. Agar tidak mengganggu kebutuhan bahan baku kelapa dalam jangka panjang, jumlah pohon kelapa yang dapat diremajakan dalam satu wilayah maksimal 15% (lima belas per seratus) -16% (enam belas per seratus) dari populasi tanaman kelapa. Metode peremajaan yang dianjurkan adalah tebang bertahap 20% (dua puluh per seratus) per tahun Metode tebang bertahap sebesar 20% (dua puluh per seratus) per tahun merupakan alternatif paling tepat untuk diterapkan ditinjau dari segi agronomis dan pendapatan petani. Metode peremajaan kelapa tebang bertahap dapat dilakukan sambil menerapkan jarak tanam baru, yaitu 6m x 16 m sistem pagar dan pemberian pupuk organik yang optimal. Tujuan Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal (30 butir/pohon/tahun) yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, Serta dapat memberi penghasilan yag cukup bagi petani kelapa. Sasaran Sasaran yang adalah kelompok tani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, yang berlokasi di : 1. | Makmur IV, Desa Kabuaran Grujugan 8.750 Kg Input Kegiatan ini didukung adanya pemberian bantuan pupuk organik yang didistribusikan ke kelompok tani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, dengan pendanaan dari lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Output Keluaran yang diharapkan pada kegiatan ini adalah meningkatnya mutu tanaman kelapa. . Outcome Hasil yang diharapkan adalah tercapainya peremajaan tanaman kelapa. atin EH dan | Kadin Poranian | adin PU dan PR] Rabag Adm a 214 =e -19- 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso J. Kegiatan Diversifikasi Tanaman Cengkeh Dengan Tanaman Kopi 1. Latar Belakang Perkebunan merupakan usaha penanaman lahan dengan tanaman-tanaman keras. Ada dua macam perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat adalah perkebunan yang dikelola oleh rakyat. Perkebunan besar biasanya dikelola oleh pemerintah atau perusahaan perkebunan. Perkebunan besar biasanya menanam karet, kelapa, kelapa sawit, cengkeh dan kopi. Hasil perkebunan ini lebih ditujukan untuk ekspor sehingga dapat menghasilkan devisa bagi Negara. Diversifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan pertanian. Diversifikasi tanaman dilakukan agar pertanian tidak hanya menghasilkan satu jenis tanaman. Contoh diversifikasi pertanian adalah sistem tumpang sari yaitu menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan pada lahan yang sama. Misalnya, menanam secara bersama-sama cengkeh dengan kopi. Diversifikasi dapat dilakukan diantara dua musim tanam atau pada satu musim secara bersamaan. 2. Tujuan ‘Tujuan diversifikasi tanaman cengkeh dan kopi adalah untuk menambah pendapatan petani/kelompok tani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso. 3. Sasaran Pemanfaatan lahan semaksimal mungkin untuk menghasilkan tanaman yang optimal serta untuk meningkatkan pendapatan bagi petani/kelompok tani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, bantuan berupa: Sumber Wringin | Sumber Darungan Jaya II ‘Kain PU dan PR | Rabag Ad ae =20- 4. Input Daya dukung bantuan pupuk organik dan antusias petani yang cukup tinggi untuk meningkatkan penghasilan petani dan kelompok tani, Sumber dana kegiatan ini dari lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 50.000.000,00. 5. Output Keluaran dari kegiatan ini terlaksananya diversifikasi tanaman cengkeh dengan tanaman kopi. 6. Outcome Keluaran yang dihasilkan adalah terlaksananya peningkatan produktivitas hasil perkebunan cengkeh dan kopi. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan ~ Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso K. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Kotoran Ternak 1. Latar Belakang Secara umum usaha peternakan di Kabupaten Bondowoso diusahakan secara tradisional dan belum memperhatikan pengelolaan limbah kotoran ternak menjadi pupuk bokhasi dan biogas yang berasal dari usaha peternakannya. Permasalahan tersebut antara lain: a.Peternak di pedesaan masih mengabaikan dan menelantarkan limbah kotoran ternak. b. Peternak sebagian besar belum mau dan mampu membuat pupuk bokashi dan biogas dari kotoran ternak. c.Peternak belum seluruhnya melaksanakan pembuatan dan penggunaan pupuk bokashi dan biogas secara baik. Oleh karena itu, untuk mendorong agar petani peternak mau dan mampu membuat dan menggunakan pupuk bokashi dan biogas, perlu terus diadakan sosialisasi dan penyuluhan serta pendampingan praktek lapangan yang dilakukan peternak secara swadaya melalui kelompok-kelompok ternak yang sudah terbentuk. 2. Tujuan a.Meningkatkan wawasan dan pengetanuan serta membangun Kesadaran pentingnya pupuk bokashi dan biogas kepada para peternak melalui penyuluhan. rat carinast wang | Rain OW dan] Radin Pertanian | Radin PU dan PR] Kabag Ade | Kaba Wale Ser sere 21. b.Mengajak peternak secara swadaya untuk membuat dan menggunakan pupuk bokhasi dan biogas secara baik melalui pendampingan praktek lapangan. 3. Sasaran Kelompok-kelompok ternak. 4. Input a.Tersedia dana untuk pelaksanaan _penyuluhan —_sebesar Rp. 75.000,000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah) b.Tersedia pengetahuan teknologi peternakan tepat guna tentang pembuatan pupuk bokhasi dan biogas. 5. Output a, Terlaksananya kegiatan penyuluhan tentang pupuk bokhasi dan biogas. b. Kelompok ternak yang mandiri mengelola limbah kotoran ternak. 6. Outcome a. Kelompok ternak dapat memahami pentingnya pupuk bokhasi dan biogas serta dapat membuat secara swadaya dan menggunakannya secara baik. b.Kelompok ternak dapat berperan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. c. Kelompok ternak dapat berperan mengurangi penggunaan pupuk kimia serta meningkatkan kualitas struktur tanah pertanian. d. Kelompok ternak dapat memanfaatkan biogas pada rumah tangga- rumah tangga peternak sebagai penerangan maupun gas. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso L. Penyuluhan Pemanfaatan Limbah Pertanian Untuk Pakan Ternak 1. Latar Belakang Secara umum usaha peternakan di Kabupaten Bondowoso diusahakan secara tradisional dan belum memperhatikan pengelolaan dan pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak yang memiliki nilai gizi tinggi. Permasalahan tersebut antara lain: Farat eorlinat adn. DW dan] Wadi Perenian | Kacin PU dan PR] Kaba Aa Re -22- a.Peternak di pedesaan mengabaikan dan menelantarkan limbah pertanian berupa jerami padi terutama di musim hujan, sedangkan, pemanfaatannya pada musim kemarau. b.Peternak sebagian besar belum mau dan mampu memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Oleh karena itu, untuk mendorong agar peternak mau dan mampu menggunakan bahan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan yang bergizi tinggi sehingga meningkatkan produktivitas usaha peternakannya. Upaya tersebut, perlu diadakan penyuluhan dan pendampingan praktek lapangan tentang pengolahan limbah pertanian menjadi pakan yang memiliki kandungan gizi tinggi melalui kelompok-kelompok ternak yang sudah terbentuk. 2. Tujuan a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta membangun kesadaran pentingnya pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak yang memiliki kandungan gizi tinggi kepada peternak melalui penyuluhan, b. Mengajak peternak secara swadaya membuat dan menggunakan pakan ternak dari pengolahan limbah pertanian secara baik melalui pendampingan praktek lapangan. 3. Sasaran Kelompok-kelompok ternak. 4, Input a.Tersedia dana untuk pelaksanaan penyuluhan _ sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). b. Tersedia teknologi peternakan tepat guna tentang pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak 5. Output a. Terlaksananya kegiatan penyuluhan pengelolaan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan berkualitas tinggi. b. Kelompok ternak yang mandiri mengelola limbah pertanian menjadi pakan ternak. Tear Tadiyfapang | Wain dan | aa ora Tabag Ad — | Kaba ake degfetiens | neem fi saaipree| x IY v -23- 6. Outcome a. Kelompok ternak dapat melakukan dan memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan ternak yang memiliki kandungan gizi tinggi secara baik. b.Kelompok ternak dapat meningkatkan nilai tambah usaha pertaniannya. c. Kelompok ternak bisa mencukupi kebutuhan pakan ternak bergizi tinggi pada musim kemarau melalui upaya pengelolaan limbah pertanian. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso M. Kegiatan Pendampingan Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) 1. Latar Belakang Kabupaten Bondowoso sebagai daerah agraris memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan komoditas hasil pertanian. Program pengembangan sektor agraris harus bersifat komperhensif dan tidak parsial. Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani maka prioritas pembangunan pertanian di Kabupaten Bondowoso selain pada upaya peningkatan produktivitas dan pengembangan komoditas untuk meningkatkan ketahanan pangan dan akselesari pencapaian swasembada pangan, juga diarahkan pada pengembangan olahan komoditi hasil pertanian primer menjadi produk maupun produk olahan jadi, Ke depan pembangunan pertanian juga harus memberikan porsi yang seimbang pada aspek pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, karena disinilah nilai tambah dan daya saing itu bersumber. Oleh karena itulah, dalam rangka mendukung upaya peningkatan daya saing produk pertanian lokal maupun olahannya, Khususnya komoditas organik maka dilaksanakanlah Kegiatan Pendampingan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) ‘Tahun Anggaran 2017 a ie aro as em] - Fy mt -24- 2. Tujuan a.Meningkatkan _keterampilan _petani_—anggota_—_—kelompok tani/gabungan kelompok tani dalam mengolah dan mengemas hasil pertanian. b. Penguatan kelembagaan Gapoktan, c. Peningkatan kualitas produk olahan hasil pertanian. d.Menyediakan sarana promosi dan pemasaran produk hasil pertanian berikut olahannya, utamanya produk organik melalui outlet Serambi Botanik dan Pasar Tani. 3. Sasaran Komoditas pertanian lokal berikut produk olahannya, Khususnya produk organik. 4. Input Tersedianya dana APBD Kabupaten Bondowoso sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) bagi pelaksanaan kegiatan. 5. Out Put Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya Kegiatan Pendampingan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP). 6. Out Come a.Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hasil pertanian Kabupaten Bondowoso b.Peningkatan dan perluasan akses pasar bagi komoditas hasil pertanian dan produk olahannya, khususnya produk organik. c. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. d. Peningkatan serapan tenaga kerja. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso N. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Kotoran Ternak 1. Latar Belakang Secara umum usaha peternakan di Kabupaten Bondowoso diusahakan secara tradisional dan belum memperhatikan pengelolaan limbah kotoran ternak menjadi pupuk bokhasi dan biogas yang berasal dari usaha peternakannya. Permasalahan tersebut antara lain: [ss eae | Wa ewe | ean an PRY Gg | Ka pT te -25- a. Peternak di pedesaan masih mengabaikan dan menelantarkan limbah kotoran ternak. b. Peternak sebagian besar belum mau dan mampu membuat pupuk bokashi dan biogas dari kotoran ternak. c. Peternak belum seluruhnya melaksanakan pembuatan dan penggunaan pupuk bokashi dan biogas secara baik. Oleh karena itu, untuk mendorong agar petani peternak mau dan mampu membuat dan menggunakan pupuk bokashi dan biogas, perlu terus diadakan sosialisasi dan penyuluhan serta pendampingan praktek lapangan yang dilakukan peternak secara swadaya melalui kelompok-kelompok ternak yang sudah terbentuk. 2. Tujuan a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta membangun kesadaran pentingnya pupuk bokashi dan biogas kepada para peternak melalui penyuluhan. b. Mengajak peternak secara swadaya untuk membuat dan menggunakan pupuk bokhasi dan biogas secara baik melalui pendampingan praktek lapangan. 3. Sasaran Kelompok-kelompok ternak. 4. Input a. Tersedia dana untuk pelaksanaan penyuluhan _sebesar Rp. 75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah). b. Tersedia pengetahuan teknologi peternakan tepat guna tentang pembuatan pupuk bokhasi dan biogas. 5. Output a. Terlaksananya kegiatan penyuluhan tentang pupuk bokhasi dan biogas. b. Kelompok ternak yang mandiri mengelola limbah kotoran ternak. 6. Outcome a. Kelompok ternak dapat memahami pentingnya pupuk bokhasi dan biogas serta dapat membuat secara swadaya dan menggunakannya secara baik. b. Kelompok ternak dapat berperan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Taag Adin | Rabag Hag Porelggomian -26- c. Kelompok ternak dapat berperan mengurangi penggunaan pupuk kimia serta meningkatkan kualitas struktur tanah pertanian. d. Kelompok ternak dapat memanfaatkan biogas pada rumah tangga- rumah tangga peternak sebagai penerangan maupun gas. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso ©. Penyuluhan Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak 1, Latar Belakang Secara umum usaha peternakan di Kabupaten Bondowoso diusahakan secara tradisional dan belum memperhatikan pengelolaan dan pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan teak yang memiliki nilai gizi tinggi. Permasalahan tersebut antara lain: a. Peternak di pedesaan mengabaikan dan menelantarkan limbah pertanian berupa jerami padi terutama di musim hujan, sedangkan, pemanfaatannya pada musim kemarau b. Peternak sebagian besar belum mau dan mampu memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Oleh karena itu, untuk mendorong agar peternak mau dan mampu menggunakan bahan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan yang bergizi tinggi sehingga meningkatkan produktivitas usaha peternakannya. Terhadap upaya tersebut, perlu diadakan penyuluhan dan pendampingan praktek lapangan tentang pengolahan limbah pertanian menjadi pakan yang memiliki kandungan gizi tinggi melalui kelompok-kelompok ternak yang sudah terbentuk. 2. Tujuan a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta membangun kesadaran pentingnya pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak yang memiliki kandungan gizi tinggi kepada peternak melalui penyuluhan. b. Mengajak peternak secara swadaya membuat dan menggunakan pakan ternak dari pengolahan limbah pertanian secara baik melalui pendampingan praktek lapangan. I a Eg nee Tilden | Kadin Feranian | Kadin PU dan PR] Rabag Adm, —| Rabe Wakao aa Ae 27 3. Sasaran Kelompok-kelompok ternak. 4. Input a. Tersedia dana untuk pelaksanaan penyuluhan _sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). b, Tersedia teknologi peternakan tepat guna tentang pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak. 5. Output a, Terlaksananya kegiatan penyuluhan pengelolaan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan berkualitas tinggi. b. Kelompok ternak yang mandiri mengelola limbah pertanian menjadi pakan ternak. 6. Outcome a, Kelompok ternak dapat melakukan dan memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan ternak yang memiliki kandungan gizi tinggi secara baik. b. Kelompok ternak dapat meningkatkan nilai tambah usaha pertaniannya. c. Kelompok ternak bisa mencukupi kebutuhan pakan ternak bergizi tinggi pada musim kemarau melalui upaya pengelolaan limbah pertanian. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso P. Kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1, Latar Belakang a. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutunya, aman untuk dikonsumsi, merata dan terjangkau. b. Peningkatan cadangan pangan tingkat rumah tangga melalui pemanfaatan lahan pekarangan. c. Kurangnya pengetahuan masyarakat di tingkat rumah tangga dalam mengelola cadangan pangan dan memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. d. Peningkatan ketersediaan pangan, perbaikan gizi, mengurangi engeluaran keluarga dan atau menambah pendapatan keluarga. SS tad Pe Kain Li dan | Kadin Pertanian | Kadin PU dan PR ag Hake Sp ae 2. 4. 5. -28- Tujuan a. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan hidup keluarga. Meningkatkan penganekaragaman pangan. Meningkatkan kualitas gizi keluarga. Meningkatkan pendapatan keluarga. Menumbuhkembangkan ekonomi kreatif di setiap desa. p Reg . Sasaran, Seluruh desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Bondowoso, melalui : a, Pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK desa, Dasa Wisma dan kelompok wanita. b. Menumbuhkembangkan kebun bibit desa dan sarana penunjang lainnya. c. Meningkatkan peran Koperasi Wanita sebagai sumber permodalan, penyedia agroinput dan pemesan hasil produksi. d. Meningkatkan peran Pos Pelayanan ‘Terpadu (POSYANDU)/Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai sarana peningkatan gizi keluarga. Input a. Meningkatkan gizi di tingkat rumah tangga. b. Peningkatan pemanfaatan pekarangan di tingkat rumah tangga. c. Perbaikan mutu produk pangan di tingkat rumah tangga. Output a. Terselenggaranya sosialisasi tentang pengembangan KRPL. b. Terlaksananya pembuatan _—bedengan/pekarangan —_ untuk pemanfaatan lahan pekarangan di tingkat rumah tangga. c. Tersedianya dana stimulant untuk pengembangan KRPL. d. Terlaksananya pelatihan teknis bagi petugas pendamping desa/ kelurahan lokasi KRPL. ¢. Terlaksananya pelatihan manajemen bagi pelaku KRPL. f. Terselenggaranya peningkatkan mutu produk pangan agar aman dikonsumsi di tingkat rumah tangga. g. Meningkatnya pendapatan keluarga. }. Outcome a. Tersedianya tanaman sayuran, buah-buahan, ternak dan ikan di lokasi KRPL. ari - ya a [aie =a [= a ae =F v -29- b. Meningkatnya kemampuan anggota PKK dalam mengelola lahan pekarangan secara optimal. c. Meningkatnya kemampuan petugas dalam mendampingi TP PKK desa/ kelurahan. d. Meningkatnya manajemen Tim Penggerak PKK desa/kelurahan dalam mengelola KRPL di wilayahnya. e. Agar kelompok wanita memahami tentang mutu hasil produk pangan di tingkat rumah tangga. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso Q. Kegiatan Karang Kitri 1, Latar Belakang a. Adanya degradasi lahan yang beralih fungsi dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. b. Semakin meluasnya lahan kritis sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif seperti kekeringan, banjir atau tanah longsor. Untuk itu perlu upaya untuk memulihkan dan menjaga kelestarian fungsi lahan pekarangan melalui kegiatan Karang Kitri. c. Sumberdaya lahan pekarangan diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menjaga kelestarian fungsi dan kualitas sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga. d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga melalui peningkatan produktivitas tanaman pekarangan. e. Peningkatan ketersediaan pangan, perbaikan gizi, mengurangi pengeluaran keluarga dan atau menambah pendapatan keluarga. 2. Tujuan a. Memulihkan, mempertahankan dan menjaga kelestarian fungsi lahan pekarangan. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan. Meningkatkan produktivitas lahan pekarangan. Meningkatkan pendapatan keluarga. e9poeg¢g Meningkatkan gizi keluarga melalui penganekaragaman jenis tanaman yang diproduksi dan dikonsumsi oleh keluarga. Pare Roorinast Tag o pang | Kadin LW dan] Kadin Pertain | Kain PU dan PR | Kabog Adm TFT ees v =30- 3. Sasaran Seluruh desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Bondowoso, melalui a. Pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK desa, Dasa Wisma dan kelompok wanita b. Menumbuhkembangkan kebun bibit desa dan sarana penunjang lainnya. c. Meningkatkan peran Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)/Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai sarana peningkatan gizi keluarga. 4, Input a. Meningkatkan gizi di tingkat rumah tangga. b. Peningkatan pemanfaatan pekarangan di tingkat rumah tangga, c. Peningkatan produksi lahan pekarangan. d. Sebagai perlindungan terhadap tanah dan air sehingga mengurangi resiko lahan kritis. 5. Output a, Terselenggaranya sosialisasi tentang pengembangan Karang Kitri. b. Terlaksananya pembuatan _bedengan/pekarangan —_ untuk pemanfaatan lahan pekarangan di tingkat rumah tangga. c. Tersclenggaranya peningkatkan mutu produk pangan agar aman dikonsumsi di tingkat rumah tangga. d. Meningkatnya pendapatan keluarga. 6. Outcome a. Meningkatnya ketersediaan bahan pangan berupa: tanaman sayuran, buah-buahan, ternak dan obat-obatan tradisional. b. Meningkatnya peranan anggota PKK maupun kelompok wanita dalam mendukung lahan pekarangan sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan. c. Meningkatnya kemampuan anggota PKK maupun kelompok wanita dalam mengelola lahan pekarangan secara optimal. d. Meningkatnya pemanfaatan lahan pekarangan sehingga dalam jangka panjang bahan organik yang berasal dari ternak dan tanaman pekarangan mampu memelihara kesuduran tanah dan menghindari terjadinya erosi dan proses perusak lainnya. Porat Roordinaa y Cy [oF 7 We -31- 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso R. Kegiatan Penyediaan Sarana Maupun Prasarana Klaster Industri 1. Latar Belakang Dibutuhkan sarana promosi dan pemasaran bagi produk-produk Gerakan Botanik. 2. Tujuan Menyediakan sarana promosi dan pemasaran bagi produk- produk Gerakan Botanik 3. Sasaran Show Room Produk Unggulan Kabupaten Bondowoso 4. Input APBD Kabupaten Bondowoso Rp 165.650.000,00 (seratus enam puluh lima juta rupiah) 5. Output Operasional Show Room Produk Unggulan berjalan lancar. 6. Outcome Meningkatnya jangkauan pemasaran produk Gerakan Botanik. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bondowoso S. Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Potensi Unggulan Daerah 1. Latar Belakang Dibutuhkan sarana promosi dan pemasaran bagi produk-produk Gerakan Botanik. 2. Tajuan Menyediakan sarana promosi dan pemasaran bagi produk- produk Gerakan Botanik 3. Sasaran Memperluas jangkauan pemasaran produk unggulan Kabupaten Bondowoso pas ee ae = al +—- -32- 4. Input APBD Kabupaten Bondowoso Rp 837.125.000,00 (delapan ratus tiga puluh tujuh juta seratus dua puluh lima ribu rupiah) 5. Output ‘Terselenggaranya pameran Festival Muharram. 6. Outcome Meningkatnya jangkauan pemasaran produk Gerakan Botanik 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bondowoso T. Kegiatan Pembangunan Promosi Perdagangan Internasional 1. Latar Belakang Dibutuhkan sarana promosi dan pemasaran bagi produk-produk Gerakan Botanik. 2. Tujuan Menyediakan sarana promosi dan pemasaran bagi produk- produk Gerakan Botanik 3. Sasaran Memperluas jangkauan pemasaran produk unggulan Kabupaten Bondowoso. 4. Input APBD Kabupaten Bondowoso Rp 779.390.000,00 (tujuh ratus tuju puluh sembilan juta tiga ratus Sembilan puluh ribu rupiah) 5. Output ‘Terlaksananya partisipasi dalam acara pameran baik regional maupun nasional. 6. Outcome Meningkatnya jangkauan pemasaran produk Gerakan Botanik. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bondowoso Tain LH dan | Kadin Pertanian | Kadin PU dan PR” Rabag Adm. —] Rabog Wuhan [meena ch we -33- U. Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Pemasaran Produk Unggulan Daerah 1. Latar Belakang Dibutuhkan sarana pemasaran bagi produk-produk Gerakan Botanik. 2. Tujuan Menyediakan sarana pemasaran bagi produk-produk Gerakan Botanik 3. Sasaran Meningkatkan pemasaran produk unggulan Kabupaten Bondowoso. 4, Input APBD Kabupaten Bondowoso Rp 24.790.914,00 (dua puluh empat juta tujuh ratus sembilan puluh sembilan empat belas rupiah). 5. Output Keikutsertaan dalam pasar lelang Puspa Agro Sidoarjo 6. Outcome Meningkatnya pemasaran produk Gerakan 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bondowoso V. Pembangunan / Peningkatan / Rehabilitasi / Pengembangan Perumahan, Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Perdesaan. 1. Latar Belakang Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah Salah satu unsur pelaksana urusan Pemerintahan di Kabupaten Bondowoso bidang Perumahan dan Kawasan Permukinan, yang mempunyai tugas untuk membantu melaksanakan urusan di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Untuk memenuhi Penyediaan prasarana serta sarana dasar permukinan khususnya Perumahan, Air bersih dan Sanitasi serta Jalan Lingkungan di kawasan permukiman. Menuju permukiman yang sehat seria mendukung Program Pelaksanaan Gerakan Botanik di Kabupaten Bondowoso yang tidak mencemari lingkungan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 3 - at pppoe aaiyipang | Radin Idan | Radin Feranian ee Tabag Ada 2. Tujuan ‘Tercapainya Pembangunan/Peningkatan/Rehabilitasi penyediaan Perumahan dan Kawasan Permukiman Serta Infrastruktur Perdesaan. 3. Sasaran Tersebar di lokasi sasaran Bondowoso Pertanian Organik. 4. Input Tersedianya dana. 5. Output Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Perumahan dan Kawasan Permukiman. 6. Outcome Meningkatnya sarana dasar Perumahan dan Lingkungn Kawasan Permukiman yang sehat. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bondowoso. W. Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi 1, Latar Belakang a. Potensi sumber daya air Kabupaten Bondowoso yang cukup besar diharapkan mampu menunjang usaha peningkatan luas areal pertanian di Kabupaten Bondowoso dari luas areal lahan pertanian yang ada sekarang yaitu sebesar 37.405 Ha. b. Berdasarkan data Target dan Capaian Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017 dari luas lahan 37.405 Ha tersebut yang sistem irigasinya masih belum teknis yaitu seluas 6.169 Ha. Terdiri dari semi teknis sebesar 2.418 Ha dan sederhana 3.751 Ha. 2. Tujuan a. Meningkatnya luas areal sawah. b. Meningkatnya intensitas tanam. c. Meningkatnya keandalan air irigasi. 3. Sasaran Meningkatkan kualitas pembangunan pengairan sebagai penunjang gerakan pertanian organik khususnya di Desa Nogosari, Tain eranian | Resin PU dan PR | Kabag Am] Kagan] “ee ica | Pechetapeen -35- Pencalongan, Kerang Kecamatan Sukosari, Desa Sbr. Gading, Tegal Jati, Sukosari Kidul, Rejoagung Kecamatan Sumber Wringin; dan Desa Mrawan, Cindogo, Jurang Sapi Kecamatan Tapen; Desa Gunosari, Brambang DS, Sulek, Kembang, Patemon, Tlogosari, ‘Trotosari, Jebung Kidul Kecamatan Tlogosari serta umumnya tersebar di Kabupaten Bondowoso. 4. Input Pembangunan sarana prasarana saluran_ irigasi_ guna mendukung kegiatan Botanik Tahun 2017. 5. Output ‘Terlaksananya Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di 51 lokasi guna mengoptimalisasikan produktifitas dan hasil dari pada kegiatan Bondowoso Pertanian Organik. 6. Outcome a. Peningkatan luas areal sawah. b. Peningkatan intensitas tanam. c. Ketersediaan air irigasi pada setiap musim tanam. d. Pengoptimalisasian kegiatan Botanik. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso X. Kegiatan Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi 1. Latar Belakang Berdasarkan data target dan capaian kinerja Dinas yang membidangi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2016 yaitu jumlah bendung kondisi rusak sebesar 48 buah dari total 454 buah; jumlah saluran sekunder kondisi rusak sebesar 26.025m dari total 163.089 m; jumlah saluran tersier kondisi rusak sebesar 149.350 m dari total 421.463 m; jumlah bangunan pelengkap kondisi rusak sebesar 1.315 buah dari total 4.371 buah; maka diperlukan upaya pemeliharaan dan rehabilitasi terhadap sarana dan prasarana irigasi tersebut agar bisa berfungsi secara lebih optimal. 2. Tujuan ‘Terpeliharanya kondisi jaringan irigasi. Fan Korii pee Tain Li dan | Kain Pertanian | din PU dan PR] Kabag Ka Pet ae -36- 3. Sasaran Meningkatkan kualitas kegiatan operasional dan pemeliharaan bidang pengairan sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara optimal sebagai penunjang gerakan pertanian organik khususnya dikecamatan Sumber Wringin, Kecamatan Tapen, dan Kecamatan Tlogosari serta umumnya tersebar di Kabupaten Bondowoso. 4. Input Pembangunan sarana prasarana saluran irigasi guna mendukung kegiatan Botanik tahun 2017, diantaranya disajikan pada lampiran 2. 5. Output ‘Terlaksananya rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di 23 lokasi. 6. Outcome a, Jumlah kondisi bendung yang baik. b. Jumlah kondisi saluran sekunder yang baik. c. Jumlah kondisi saluran tersier yang baik. d. Jumlah kondisi bangunan pelengkap yang baik. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso Y. Kegiatan Pembangunan / Peningkatan / Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Pedesaan 1. Latar Belakang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso adalah salah satu Perangkat Daerah yang mempunyai tugas untuk meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan di bidang: Infrastruktur prasarana serta sarana dasar pekerjaan umum Khususnya di bidang jalan dan jembatan serta prasarana dasar pemukiman/air bersih dan air limbah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kelancaran aksesbilitas perekonomian dan pemukiman sehat. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan Kadin LW dan | Kadin Poranian | adin PU dan PR] Kabag Adm, | Kabag Wale or ee -37- serta peningkatan lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat yang mendukung program pelaksanaan Gerakan Botanik di Kabupaten Bondowoso yang tidak mencemari lingkungan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 2. Tujuan Tercapainya pembangunan/peningkatan/rehabilitasi jalan dan jembatan 3. Sasaran Tersebar di 4 (empat) lokasi khususnya di Kecamatan ljen, Sumber Wringin, Sukosari dan Tlogosari dan serta umumnya tersebar di Kabupaten Bondowoso. 4. Input Pembangunan jalan dan jembatan guna mendukung kegiatan Botanik tahun 2017, diantaranya disajikan pada Lampiran III. 5. Output Terlaksananya pembangunan/peningkatan/rehabilitasi jalan dan jembatan di 45 (empat puluh lima) lokasi. 6. Outcomes Meningkatnya kelancaan aksesbilitas barang/jasa dan manusia. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso. Z. Kegiatan Peningkatan/Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan 1. Latar Belakang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso adalah salah satu Perangkat Daerah yang mempunyai tugas untuk meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan di bidang Infrastruktur prasarana serta sarana dasar pekerjaan umum Khususnya di bidang jalan dan jembatan serta prasarana dasar pemukiman/air bersih dan air limbah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kelancaran aksesbilitas perekonomian dan pemukiman sehat. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan Para Koonin mi Se 7 Pee a -38- serta peningkatan lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat yang mendukung program pelaksanaan Gerakan Botanik di Kabupaten Bondowoso yang tidak mencemari lingkungan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 2. Tujuan ‘Tercapainya pembangunan peningkatan pelayanan air bersih 3. Sasaran Tersebar di Kecamatan Tlogosari serta umumnya tersebar di Kabupaten Bondowoso 4, Input Pembangunan pelayanan air bersih ciantaranya disajikan pada Lampiran IV. 5. Output Terbangunnya sarana dan prasarana air bersih sebanyak 2 lokasi 6. Outcomes ‘Terlayani/terpenuhinya kebutuhan air bersih penduduk. 7. Perangkat Daerah yang melaksanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso. AA. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah 1. Latar Belakang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso adalah salah satu Perangkat Daerah yang mempunyai tugas untuk meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan di bidang: Infrastruktur prasarana serta sarana dasar pekerjaan umum Khususnya di bidang jalan dan jembatan serta prasarana dasar pemukiman/air bersih dan air limbah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kelancaran aksesbilitas perekonomian dan pemukiman sehat. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta peningkatan lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat yang mendukung program pelaksanaan Gerakan Botanik di Kabupaten Feral Roondinaat a ge [a | aan Forni [ in FU dan PT aba a] a Tas a ty Me

Anda mungkin juga menyukai