Anda di halaman 1dari 10

SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...

(30-40)

MENINGKATKAN KINERJA GURU


MELALUI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
DAN IKLIM ORGANISASI DI MADRASAH

Januar Barkah
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas IPPS
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
januar_link@yahoo.com

Abstrak; Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial kepala


sekolah dan iklim organisasi terhadap kinerja guru Madrasah. Jenis penelitian yang
digunakan diskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data dengan kuisioner.
Terdapat pengaruh positif kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru
Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta. Terdapat pengaruh positif iklim organisasi terhadap
kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta. Terdapat pengaruh positif kemampuan
manajerial kepala sekolah dan iklim organisasi terhadap kinerja guru Madrasah Aliyah
Negeri 13 Jakarta. Sedangkan hasil dari nilai R2 (R Square) sebesar 0.417. Hal ini
menunjukan bahwa sebesar 41.7% kemampuan manajerial kepala madrasah dan iklim
organisasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru sedangkan
sisanya sebesar 57.3% berpengaruh oleh faktor lainnya yang tidak teramati oleh penulis.

Kata Kunci: Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah, Iklim Organisasi dan Kinerja
Guru

Abstract; The purpose of the study to determine the effect of the principal managerial
capabilities and organizational climate on the performance of school teachers. The
research used a descriptive quantitative data collection techniques with questionnaires.
There is a positive effect of managerial ability principals on teacher performance
Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta. There is a positive effect of organizational climate
on the performance of Teachers of Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta. There is a positive
effect of managerial ability of principals and organizational climate on teacher
performance Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta. While the results of the value of R2 (R
Square) is 0.417. This shows that for 41.7% headmaster managerial capabilities and
organizational climate jointly positive effect on teacher performance while the remaining
57.3% influenced by other factors that are not observed by the authors.

Keywords: Managerial Ability Principals, Organizational Climate and Teacher


Performance

PENDAHULUAN proses pembelajaran di kelas, dan peran


Keberhasilan pendidikan kepemimpinan tersebut akan tercermin
sesungguhnya akan terjadi bila ada dari bagaimana guru melaksanakan peran
interaksi antara tenaga pendidik dengan dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja
peserta didik. Guru sebagai tenaga guru merupakan faktor yang amat
pendidik merupakan pemimpin menentukan bagi mutu
pendidikan, dia amat menentukan dalam pembelajaran/pendidikan yang akan
30
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

berimplikasi pada kualitas output macam bidang keterampilan, yaitu


pendidikan setelah menyelasaikan technical, human, dan conceptual. Ketiga
sekolah. keterampilan manajerial tersebut berbeda-
Menurut Suharsaputra (2010: 46) beda sesuai dengan tingkat kedudukan
kinerja guru pada dasarnya merupakan manajer dalam organisasi.
kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan Berdasarkan fenomena di
oleh guru dalam melaksanakan tugasnya Madrasah Aliyah Negeri 13 menunjukan,
sebagai pendidik. Dunda (Rahman dkk, bahwa: Rendahnya motivasi kerja kepala
2005: 72) menyatakan bahwa, “Kinerja madrasah dalam melaksanakan tugasnya;
guru dapat dinilai dari aspek kemampuan Pengalaman kerja kepala madrasah yang
dasar yang harus dimiliki oleh seorang masih minim; Lemahnya disiplin kerja
guru yang dikenal dengan sebutan kepala madrasah dalam melaksanakan
“kompetensi guru”. tugasnya; Kemampuan manajerial Kepala
Berkenaan dengan kompetensi madrasah masih rendah; Iklim organisasi
yang perlu dimiliki guru profesional, yang tidak kondusif; Ketrampilan kepala
UUGD 14/2005 pasal 8 dan Permen madrasah dalam menyelesaikan
Diknas No.13 tahun 2007 tentang Standar permasalahan belum memuaskan.
Kinerja Kepala madrasah mengatakan Selain kemampuan manajerial
bahwa ada empat kompetensi yang harus kepala madrasah, iklim oganisasi juga
dimiliki guru, yaitu: kompetensi mempengaruhi kinerja guru. Sementara
pedagogik, profesional, pribadi itu, iklim organisasi seperti struktur
(personal), dan kompetensi sosial keorganisasian yang berkaitan erat dengan
(kemasyarakatan). Rendahnya kinerja pendistribusian tugas dan tanggung jawab
guru akan berpengaruh terhadap serta kewenangan mengarah pada
pelaksanaan tugas yang pada gilirannya hubungan kedekatan guru dengan kepala
akan berpengaruh pula terhadap sekolah, hal ini menunjukkan perhatian
pencapaian tujuan pendidikan. Pada kepala sekolah terkesan hanya diberikan
kondisi semacam ini, kepala madrasah secara sepihak. Dengan pola iklim
memegang peranan penting karena dapat organisasi tersebut, tidak mengherankan
memberikan iklim yang memungkinkan apabila tingkat kedisiplinan guru dapat
bagi guru berkarya dengan penuh dikatakan rendah, yang ditandai oleh
semangat. Dengan keterampilan kecenderungan guru untuk melaksanakan
manajerial yang dimiliki, kepala madrasah tugas sesuai dengan persepsinya sendiri,
membangun dan mempertahankan kinerja misalnya datang tidak tepat waktu, tidak
guru yang positif. melaksanakan pembelajaran di kelas,
Menurut (Akdon, 2002: 24) atau tidak melaksanakan tugas dengan
kemampuan manajerial kepala madrasah alasan yang tidak jelas. Hubungan guru
adalah seperangkat keterampilan teknis dengan anak didik cenderung bersifat
dalam melaksanakan tugas sebagai arogan. Tidak jarang guru memberikan
manajer sekolah untuk mendayagunakan hukuman yang tidak mendidik, misalnya
segala sumber yang tersedia untuk memukul atau tidak mengikutsertakan
mencapai tujuan sekolah secara efektif anak didik dalam proses pembelajaran
dan efisien. Dalam menjalankan kinerja tanpa memberikan teguran terlebih dahulu
manajerialnya, kepala madrasah memiliki agar tidak diulangi, sedangkan
tiga jenis keterampilan. Untuk lebih keterbatasan sarana dan prasarana
jelasnya Paul Hersey (Wahjosumidjo, pelaksanaan pembelajaran seperti
2003: 99) menyatakan bahwa dalam ketersediaan alat dan sumber belajar juga
rangka pelaksanaan tugas-tugas masih ditemui.
manajerial paling tidak diperlukan tiga

32
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

Sejauh pengamatan penulis, belum manajerial skill adalah keahlian


ada penghargaan yang diberikan kepada menggerakan orang lain untuk bekerja
guru, misalnya peningkatan kesejahteraan dengan baik.
atas keberhasilan pelaksanaan tugas- Dalam penelitiannya yang
tugasnya, baik dari kepala sekolah berjudul Identifikasi Faktor-Faktor
maupun komite sekolah, sedangkan Kemampuan Manajerial yang diperlukan
dukungan manajemen termasuk dalam hal dalam implementasi School Based
ini ketersediaan sarana dan prasarana Management (SBM) dan Implikasinya
penunjang kegiatan proses pembelajaran terhadap Program Pembinaan Kepala
masih sangat terbatas. Sekolah/Madrasah, Akdon (2002: 15)
Penelitian ini bertujuan untuk menyatakan bahwa kemampuan
menguji masalah-masalah yang telah manajerial adalah seperangkat
dirumuskan, yaitu untuk mengetahui keterampilan teknis dalam melaksanakan
seberapa jauh pengaruh setifikasi guru dan tugas sebagai manajer sekolah/madrasah
kinerja guru terhadap hasil belajar peserta untuk mendayagunakan segala sumber
didik di Madrasah Aliyah Negeri 13 yang tersedia untuk mencapai tujuan
Jakarta. Secara khusus penelitian ini sekolah/madrasah secara efektif dan
bertujuan untuk: Mengetahui pengaruh efisien.
kemampuan manajerial Kepala Madrasah Kemampuan manajerial sangat
dan iklim organisasi terhadap kinerja guru berkaitan erat dengan manajemen
Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta. kepemimpinan yang efektif karena
sebenarnya manajemen pada hakekatnya
TINJAUAN PUSTAKA adalah masalah interaksi antara manusia
Kemampuan Manajerial Kepala baik secara vertikal maupun horizontal
Sekolah oleh karena itu kepemimpinan dapat
Wahjosumidjo (2003: 83) dikatakan sebagai perilaku memotivasi
mendefinisikan kepala sekolah sebagai orang lain untuk bekerja kearah
seorang tenaga fungsional guru yang pencapaian tujuan tertentu.
diberi tugas untuk memimpin suatu Kepemimpinan yang baik seharusnya
sekolah dimana diselenggarakan proses dimiliki dan diterapkan oleh semua
belajar mengajar, atau tempat dimana jenjang organisasi agar bawahanya dapat
terjadi interaksi antara guru yang memberi bekerja dengan baik dan memiliki
pelajaran dan peserta didik yang semangat yang tinggi untuk kepentingan
menerima pelajaran. organisasi.
Paul Hersey dkk (Wahjosumidjo, Menurut Robbins (2006: 50),
2003: 99) menyatakan bahwa dalam kemampuan (ability) merujuk ke suatu
rangka pelaksanaan tugas-tugas kapasitas individu untuk mengerjakan
manajerial paling tidak diperlukan tiga berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
macam bidang keterampilan, yaitu: Yulk (2005: 28) mengemukakan bahwa,
technical, human dan conceptual. Ketiga kemampuan dapat di artikan keterampilan
keterampilan manajerial tersebut berbeda- menuju kepada kemampuan dari
beda sesuai dengan tingkat kedudukan seesorang untuk melalukan berbagai jenis
manajer dalam organisasi. kegiatan kognitif atau di perlukan dengan
Manajerial berasal dari kata suatu cara yang efektif. Demikian pula
manager yang berati pimpinan. Menurut Siagian (2002: 36) mengemukakan bahwa
Fattah (2000: 13) menjelaskan bahwa kemampuan manajerial adalah keahlian
praktek manajerial adalah kegiatan yang menggerakan orang lain untuk bekerja
dilakukan oleh manajer. Selanjutnya dengan baik.
Siagian (2002: 63) mengemukakan bahwa

33
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan guru. Pola hubungan antara guru
kemampuan manajerial adalah dengan pemimpin membentuk sesuatu
kemampuan untuk menggerakan orang jenis kepemimpinan dalam melaksanakan
lain dalam memanfaatkan sumber-sumber fungsi-fungsi kepemimpinannya.
yang ada dalam mencapai tujuan Subsistem yang paling penting
organisasi secara efisien dan efektif. dalam suatu organisasi adalah
Ukuran seberapa efisien dan efektifnya subsisteminisasi. Hal ini disebabkan
seorang manajer adalah seberapa baik dia berhasil atau tidaknya organisasi itu
menetapkan rencana dalam mencapai mencapai tujuan dan mempertahankan
tujuan yang memadai, kemampuan eksistensinya lebih banyak ditentukan
memimpin secara efektif merupakan oleh faktor manusianya. Oleh sebab itu,
kunci keberhasilan organisasi. Kepala dalam melaksanakan aktivitasnya,
sekolah sebagai manajer pada jalur manusia yang bekerja peada organisasi
pendidikan formal, di tuntut memiliki tersebut perlu disubsitusi dengan berbagai
kemampuan dalam manajemen sekolah, stimulus dan fasilitas yang dapat
agar mampu mencapai tujuan proses meningkatkan kebutuhan dan gairah
belajar mengajar secara keseluruhan. kerjanya.
Kemampuan manjerial kepala sekolah Hoy dan Miskel (2001: 216)
adalah kapasitas yang di miliki oleh mengemukakan bahwa terdapat tingkah
seorang kepala sekolah dalam mengelola laku didalam setiap organisasi mempunyai
organisasi dan sumber daya yang ada, fungsi yang tidak sederhana karena
guna mencapai tujuan organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah kebutuhan
mancakup: individu-individu dan tujuan-tujuan
1. Kemampuan merencanakan dengan organisasi yang ingin dicapai bersama.
indikator yaitu mampu menyusun dan Hubungan-hubungan antar unsur di
menerapkan strategi, dan mampu dalamnya sangatlah dinamis, mereka
mengefektifkan perancanaan; membawa kebiasaan-kebiasaan unik dari
2. Kemampuan mengorganisasikan rumah masing-masing dengan segala
dengan indikator mampu melakukan simbol dan motifasi.
departementalisasi, membagi tanggung Herzberrg (Hersey dan Blancard,
jawab dan mampu mengelola personil; 2004: 64) aktifitas yang dilakukan oleh
3. Kemampuan dalam pelaksanaan manusia dapat berjalan dengan baik jika
dengan indikator yaitu mampu situasi dan kondisinya mendukung serta
mengambil keputusan, dan mampu memungkinkan aktifitas itu terlaksana.
menjalin komunikasi; Dengan demikian dapat di simpulkan
4. Kemampuan mengadakan pengawasan bahwa kondisi lingkungan kerjaan iklim
indikator mampu mengelola, dan organisasi sekolah harus diciptakan
mampu mengendalikan operasional. dengan sedemikian rupa sehingga guru
merasa nyaman dalam melaksanekan
Iklim Organisasi tugas, pokok dan fungsinya.
Iklim organisasi sekolah jika Lingkungan atau iklim kondusif
dikaitkan dengan iklim organisasi sekolah akan mendorong guru lebih berprestasi
dalam organisasi merupakan suasana optimal sesuai dengan minat dan
dalam suatu organisasi yang diciptakan kemampuannya. Lingkungan kerja yang
oleh pola hubungan antar pribadi kurang mendukung seperti lingkungan
(interpersonal relationship) yang berlaku. fisik pekerjaan dan hubungan kurang
Pola hubungan ini bersumber dari serasi antar seorang guru dengan guru
hubungan antar guru dengan guru lainnya lainya ikut menyebabkan kinerja akan jadi
atau meungkin hubungan antar peminpin buruk

34
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

Iklim orgaisasi yang kondusif mempengaruhi perilaku mereka dalam


sangat dibutuhkan bagi guru untuk bekerja. Lebih jauh persepsi tersebut
menumbuhkan dorongan dalam diri guru mempengaruhi perilaku mereka dalam
tersebut untuk bekerja lebih bersemangat. bekerja.
Ini berarti bahwa iklim organisasi sekolah
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya Kinerja Guru
motivasi para guru. Iklim organisasi Kinerja berasal dari kata
sangat mempengaruhi motivasi dan performance. Ada pula yang memberikan
produktivitas para anggotanya untuk pengertian performance sebagai hasil
berpartisipasi, ada pula iklim yang justru kerja atau prestasi kerja. Menurut
memadamkan motivasi untuk berprestasi. Armstrong dan Baron dalam Wibowo
Pemimpin organisasi termasuk organisasi (2007: 7) kinerja merupakan hasil
pendidikan, harus memperhatikan iklim pekerjaan yang mempunyai hubungan
organisasi sekolah guru dalam kuat dengan tujuan strategis organisasi,
organisasinya. Pemimpin harus berusaha kepuasan konsumen dan memberikan
mengelola iklim organisasi sekolah kontribusi pada ekonomi.dengan
organisasinya, agar dapat menciptakan demikian, kinerja adalah tentang
suasana yang dapat menumbuhkan melakukan pekerjaan dan hasil yang
semangat dan kegairahan kerja para dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
gurunya. Melalui suasana yang demikian adalah tentang apa yang dikerjakan dan
guru akan merasa tenang, nyaman, tidak bagaimana cara mengerjakannya.
ada yang ditakuti dalam bekerja. Kinerja adalah hasil atau tingkatan
Iklim organisasi sekolah yang keberhasilan seseorang secara
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keseluruhan selama priode tertentu di
tingkat kebutuhan komunikasi diantara dalam melaksanakan tugas dibandingkan
orang-orang yang terlibat dalam dengan berbagai kemungkinan, seperti
pekerjaan. Menurut Hoy dan Miskel standar hasil kerja, target atau sasaran atau
(2001: 190) tingkat keterbentukan kriteria yang telah ditentukan terlebih
merupakan salah satu kategori iklim dahulu dan telah disepakati bersama
organisasi yang yang disebutnya performance diterjemahkan menjadi
sebagai Open Climate. kinerja, juga berarti prestasi kerja atau
Definisi iklim organisasi sekolah pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja
yang lebih oprasional dikemukakan oleh atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan
Robert Stringer (2002: 1), yaitu: asset kerja. Kinerja adalah penampilan prilaku
measurable properties of the work kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak,
enviroment, based on the collective ritme dan urutan kerja yang sesuai dengan
perception of the people who live and prosedur sehingga diperoleh hasil yang
work in the enviroment and demonstrated memenuhi syarat kualitas, kecepatan dan
to unfluencew there behaviour, atau jumlah. Buchari Alma (2007: 107)
dengan kata lain iklim organisasi sekolah menyatakan bahwa
merupakan seperangkat persepsi orang- performance diartikan sebagai
orang hidup dan bekerja dalam suatu penampilan yang baik untuk mencapai
lingungan dan mempengaruhi perilaku tujuan yang diinginkan oleh seorang guru,
mereka. maksudnya bahwa kinerja guru
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merupakan hasil atau output dari suatu
menyimpulkan iklim organisasi sekolah proses. Adapun yang mempengaruhi
adalah sejumlah persepsi orang-orang kinerja seorang guru diantaranya adalah
terhadap lingkungan di mana mereka fisiologis, keamanan, afiliasi,
bekerja. Lebih jauh persepsi tersebut penghargaan dan perwujudan (aktualisasi

35
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

diri). Dari pandangan ini jelas bahwa yang harus di laksanakan seorang guru
kinerja itu hanya dapat diketahui dengan sebelum memberikan atau menyampaikan
baik berdasarkan suatu proses penilaian materi pengajaran; meninjau kembali
jika semua tugas yang akan dilaksanakan materi pengajaran; mengembangkan
oleh seseorang benar-benar dijabarkan batas-batas latihan atau perencanaan
dengan baik, dan dapat menggambarkan mamastikan bahwasanya seluruh bahan-
suatu keseluruhan tugas organisasi yang bahan, alat bantu latihan, dan ruang kelas
bersangkutan. Dengan kata lain, bahwa telah dipersiapkan; mempersiapkan daftar
kinerja bukan menggambarkan suatu nilai untuk menentukan tingkatan dan
bagian saja dari organisasi, tetapi secara pengetahuan peserta latihan dan lain-lain.
keseluruhan. 1. Melaksanakan pengajaran, tanggung
Dalam dunia pendidikan ada dua jawab ini meliputi pemberian
hal pokok yang perlu ditekankan untuk partisipasi yang besar, dengan
dikemukakan yaitu, apa hasil pendidikan menggunakan landasan keterampilan,
dan siapa pemakai pendidikan tersebut. pemahaman materi dan urutan
Hasil pendidikan berupa nilai tambahan pengajaran, pelaksanaan teknik-teknik
bagi subjek didik, yang memiliki tingkat pertanyaan yang etektif dan
kepentingan yang berbeda antara subjek menggunakan alat bantu latihan dalam
didik itu sendiri sebagai pemakai utama rangka peningkatan proses belajar;
hasil pendidikan, orang tua sebagai 2. Menilai hasil-hasil belajar pengajaran
pemakai kedua, pasar tenaga kerja sebagai tersebut, tanggung jawab ini meliputi
pemakai ketiga dan guru atau staf penilaian prestasi peserta secara
pendukung sebagai orang yang terlibat objektif, mengumpulkan data materi
dalam proses pendidikan yang justru pengajaran dan behan-bahan serta
“menggunakan” subjek itu sendiri. Sanusi memperkirakan kinerja gurunya itu
Achmad (2001: 36) menyatakan bahwa sendiri.
“secara substantif istilah kualitas (mutu) Jadi, dapat disimpulkan bahwa
itu sendiri mengandung dua hal. Pertama dalam penguasaan kompetensi yang
sifat dan kedua taraf. Sifat adalah suatu meliputi (1) sikap guru dalam pelaksanaan
yang menerangkan keadaan benda tugas pendidikan dan pengajaran, (2)
sedangkan taraf menunjukan perencanaan materi pelajaran, (3) proses
kedudukanya dalam skala. Tiap manusia pembelajaran, (4) pemberian tugas
mempunyai pandangan yang beragam terstruktur, (5) interaksi guru dengan
tentang sifat dan taraf tersebut. Demikian peserta didik, (6) evaluasi hasil belajar dan
juga halnya degan sifat dan taraf kualitas (7) penguasaan bahan dan metodologi.
pendidikan deskripsi berdasarkan
pendekatan ekonomi dengan penekanan METODOLOGI PENELITIAN
pada relevansi keluaran pendidikan Dalam penelitian ini variabel yang
dengan dunia kerja, yang ditampilkan dikaji adalah kemampuan manajerial
melalui istilah-istilah “sikap kerja”, “siap kepala madrasah (X1), iklim organisasi
latih”, dan “siap pakai” akan berbeda (X2) dan kinerja guru (Y). Penelitian ini
dengan deskripsi yang memakai merupakan penelitian diskriptitf
pendekatan intrinsic dan instrumental kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis
pendidikan. memperoleh data dengan menggunakan
Ikke Dewi Sartika (2002: 100-101) kuesioner tertutup yang telah diberi skor
menyatakan bidang-bidang yang menjadi dan data tersebut nantinya akan dihitung
tanggung jawab guru adalah tiga bidang secara statistik. Survey dilakukan kepada
pokok, yaitu mempersiapkan pengajaran, sejumlah guru yang ada di Madrasah
bidang ini mencakup seluruh kegiatan Aliyah Negeri 13 Jakarta yang berjumlah

36
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

62 orang. Sampel diambil dengan teknik jika hasil dari pengujian instrumen
secara sensus atau total sampling. tersebut menunjukan hasil yang tetap.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Aplikasi pengujian akan dilakukan dengan
ini, penulis akan mencoba membuat mengunakan program SPSS Versi 16.00.
analisis dengan pendekatan perhitungan- Hasil perhitungan reliabilitas melalui
perhitungan yaitu: Analisis Regresi, program komputer statistik SPSS release
Model Summary, Anova, semuanya 16.0 untuk variabel Kemampuan
dianalisa dengan menggunakan analisis Manajerial Kepala Madrasah (X1) adalah
statistic computer SPSS Release 16.0. sebesar 0.654 sedangkan pada nilai alpha
Untuk mengetahui sampai sejauh mana untuk n = 62 sebesar 0.250 sehingga dapat
pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala disimpulkan bahwa rAlpha positif dan lebih
Madrasah dan Iklim Organisasi terhadap besar atau 0.654 > 0.250 maka dengan
Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri 13 demikian instrumen penelitian mengenai
Jakarta, maka penulis mencoba membuat variabel Kemampuan Manajerial Kepala
analisis melalui perhitungan sebagai Madrasah (X1) dapat dikatakan Reliabel.
berikut: (a) uji validitas dan reliabilitas, Hasil reliabilitas melalui program
(b) analisis koefisien korelasi dan (d) uji komputer statistik SPSS release 16.0
hipotesis. untuk variabel Iklim Organisasi (X2)
adalah sebesar 0.738 sedangkan pada nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN alpha untuk n = 62 sebesar 0.250 sehingga
Dengan menggunakan instrument dapat disimpulkan bahwa rAlpha positif dan
yang valid dan reliable dalam lebih besar atau 0.738 > 0.250 maka
pengumpulan data, maka diharapkan hasil dengan demikian instrumen penelitian
penelitian akan menjadi valid dan reliable. mengenai variabel Iklim Organisasi (X2)
Jadi, instrument yang valid dan reliable dapat dikatakan Reliabel. Hasil
merupakan syarat mutlak untuk perhitungan reliabilitas melalui program
mendapatkan hasil penelitian yang valid komputer statistik SPSS release 16.0
dan reliable. Hasil uji validitas terhadap untuk variabel Kinerja Guru (Y) adalah
variabel X1 (Kemampuan Manajerial sebesar 0.618 sedangkan pada nilai alpha
Kepala Madrasah) dari 10 butir instrumen, untuk n = 62 sebesar 0.250 sehingga dapat
keseluruhan instrumen variabel disimpulkan bahwa rAlpha positif dan lebih
dinyatakan valid karena nilai rhitung yang besar atau 0.618 > 0.250 maka dengan
diperoleh lebih besar dari nilai r tabel yaitu demikian instrumen penelitian mengenai
0.250 untuk n = 62. Hasil uji validitas variabel Kinerja Guru (Y) dapat dikatakan
terhadap variabel X2 (Iklim Organisasi) reliabel.
dari 10 butir instrumen, keseluruhan butir
instrument dinyatakan valid karena nilai Pengaruh antara Kemampuan
rhitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Manajerial Kepala Madrasah (X1)
rtabel yaitu 0.250 untuk n = 62. Hasil uji terhadap Kinerja Guru (Y)
validitas terhadap variabel Y (Kinerja Diperoleh nilai thitung untuk
Guru) dari 10 butir instrumen, variabel Kemampuan Manajerial Kepala
keseluruhan butir instrument dinyatakan Madrasah (X1) sebesar 4.402 sedangkan
valid karena nilai r hitung yang diperoleh ttabel untuk n = 62 adalah sebesar 2.000.
lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0.250 Jadi, thitung lebih besar dari ttabel atau 4.402
untuk n = 62. Pengujian Reliabilitas > 2.000. Karena hipotesis dirumuskan jika
adalah berkaitan dengan masalah adanya thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha
kepercayaan terhadap alat test diterima, dan hasil ini terbukti bahwa thitung
(instrumen). Suatu instrumen dapat > ttabel artinya bahwa memang terdapat
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pengaruh positif dan signifikan antara

37
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah meningkatkan unjuk kerja dosen. Temuan


(Variabel X1) terhadap Kinerja Guru penelitian tersebut telah mengmbangkan
(Variabel Y). pendapat De Roche yang mengatakan
Temuan penelitian ini mendukung bahwa, iklim sekolah (school climate)
hasil penelitian Khasanah (2005) yang mempunyai kontribusi yang positif
mengungkapkan adanya pengaruh yang terhadap keberhasilan pendidikan di
signifikan antara keterampilan manajerial sekolah. Lebih lanjut dijelaskan De Rche,
kepala sekolah dengan kinerja guru. sekolah yang mempunyai iklim sekolah
Temuan penelitian ini juga mendukung secara positif dapat meningkatkan kinerja
Sion (2005) dan Kempa (2009) yang guru dan personil sekolah lainnya. Iklim
mengungkapkan bahwa semakin baik sekolah yang kondusif dapat dibangun
keterampilan kepala sekolah, semakin melalui kerjasama kepala sekolah, guru,
baik performa mengajar guru. peserta didik dan masyarakat yang peduli
terhadap keberadaan pendidikan di
Pengaruh antara Iklim Organisasi (X2) sekolah. Kepala sekolah dan guru
terhadap Kinerja Guru (Y) merupakan penanggung jawab proses
Diperoleh nilai thitung untuk pendidikan di sekolah, oleh karena itu agar
variabel Iklim Organisasi (X2) sebesar iklim belajar dapat berlangsung dengan
3.901 sedangkan ttabel untuk n = 62 adalah baik, maka menjadi kewajiban kepala
sebesar 2.000. Jadi, thitung lebih besar dari sekolah dan guru untuk menciptakan iklim
ttabel atau 3.901 > 2.000. Karena hipotesis organisasi sekolah yang kondusif.
dirumuskan jika thitung > ttabel maka H0
ditolak dan Ha diterima, dan hasil ini Pengaruh antara Kemampuan
terbukti bahwa thitung > ttabel artinya bahwa Manajerial Kepala Madrasah (X1) dan
memang terdapat pengaruh positif dan Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja
signifikan antara Iklim Organisasi Guru (Y)
(Variabel X2) terhadap Kinerja Guru Dari hasil analisis Statistical
(Variabel Y). Program for Social Sciences (SPSS) Versi
Beberapa pendapat yang 16 yakni uji ANOVA atau nilai Ftest di
memperkuat temuan penelitian ini peroleh nilai Fhitung sebesar 21.070
dikemukakan oleh Hanna Amalia Sedangkan Ftabel ( 0,05) untuk n = 62
Mustopa (2013) bahwa, pengaruh iklim adalah 2.75. Jadi, Fhitung lebih besar dari
organisasi sekolah adalah sebesar 84,86% Ftabel (0,05) atau 21.070 > 2.75. Dengan
dan sisanya sebesar 15,14 % dipengaruhi tingkat signifikan sebesar 0,000 maka
oleh faktor lain. Demikian juga dapat dikatakan bahwa Kemampuan
Burhanuddin Nasution (2008) Manajerial Kepala Madrasah (X1) dan
menyebutkan bahwa, iklim organisasi Iklim Organisasi (X2), secara bersama-
berhubungan positif dengan kinerja guru sama memang terbukti positif
sebesar 56%. berpengaruh terhadap variabel Kinerja
Hasil penelitian ini tidak berbeda Guru (Y). Berdasakan nilai R Square
dengan temuan penelitian di Universitas (Koefisien Determinasi) sebesar 0.417.
Cendrawasih Jayapura yang Hal ini menunjukan bahwa sebesar 41.7%
menyimpulkan, iklim organisasi yang Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah
meliputi: lingkungan belajar mahasiswa, dan Iklim Organisasi secara bersama-
kebersihan lingkungan kampus, suasana sama berpengaruh positif terhadap Kinerja
kerja dosen, pengaruh dosen dengan Guru sedangkan sisanya sebesar 57.3%
pimpinan fakultas (dekan), perlakuan dan berpengaruh oleh faktor lainnya yang
penghargaan terhadap dosen dan tidak teramati oleh penulis.
pembagian tugas yang jelas dapat

38
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

Selaras dengan temuan Oka (2009) terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah
mengemukakan bahwa hubungan antara Negeri 13 Jakarta. Diperoleh hasil uji t
supervisi manajerial kepala sekolah pada tabel regresi, dimana nilai thitung yang
dengan kinerja guru sangat berpengaruh diperoleh sebesar 4.402 sedangkan ttabel
pada saat bersama-sama maupun secara untuk n = 62 adalah sebesar 2.000. Jadi
terpisah, ini karena supervisi manajerial thitung lebih besar dari ttabel atau 4.402 >
kepala sekolah merupakan faktor internal 2.000, artinya bahwa memang terdapat
dari penelitian yang berjudul ”Kontribusi pengaruh positif dan signifikan antara
Supervisi Manajerial, Gaya Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah
Kepemimpinan, dan Motivasi kerja (Variabel X1) terhadap Kinerja Guru
Terhadap Kinerja Guru ”(Studi Tentang (Variabel Y)
persepsi Para Guru pada Rintisan SBI di Terdapat pengaruh positif Iklim
SMA Se-Kabupaten Gianyar). Organisasi terhadap Kinerja Guru
Yanti (2010) melakukan penelitian Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta.
terhadap kompetensi, motivasi kerja dan Diperoleh hasil uji t pada tabel regresi,
iklim kerja terhadap kinerja guru pada dimana nilai thitung yang diperoleh sebesar
SMA Negeri 2 Mengwi. Temuannya 3.901 sedangkan ttabel untuk n = 62 adalah
adalah iklim kerja guru memiliki pengaruh sebesar 2.000. Jadi thitung lebih besar dari
kontribusi yang signifikan baik pada saat ttabel atau 3.901 > 2.000, artinya bahwa
bersama-sama maupun sendiri terhadap memang terdapat pengaruh positif dan
kinerja guru. Berbeda dengan penelitian signifikan antara Iklim Organisasi
ini faktor kompetensi manajerial kepala (Variabel X2) terhadap Kinerja Guru
sekolah memiliki pengaruh yang sangat (Variabel Y).
signifikan terhadap kinerja walaupun Terdapat pengaruh positif
suasana iklim kerja dan motivasi kerja Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
tidak terlalu kondusif. dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja
Penelitian yang dilakukan Rahman Guru Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta.
(2012) sangat memberikan pandangan Diperoleh hasil nilai Fhitung sebesar 21.070.
yang lebih, karena ditinjau dari beberapa Sedangkan F tabel ( 0,05) untuk n = 62
faktor internal yang mempengaruhi adalah 2.75. Jadi dapat dikatakan bahwa F
kinerja guru maka bukan satu-satunya hitung lebih besar dari F tabel (0,05) atau
yang memberikan pengaruh terhadap 21.070 > 2.75. Dengan tingkat signifikan
kinerja yaitu kompetensi manajerial sebesar 0,000 maka dapat dikatakan
kepala sekolah. Namun masih banyak lagi bahwa Kemampuan Manajerial Kepala
faktor yang mempengaruhi seperti salah Madrasah (X1) dan Iklim Organisasi (X2),
satunya juga faktor komitmen guru. secara bersama-sama memang terbukti
positif berpengaruh terhadap variabel
SIMPULAN Kinerja Guru (Y). Sedangkan hasil dari
Setelah pada bab sebelumnya nilai R2 (R Square) sebesar 0.417. Hal ini
diuraikan tentang pengaruh Kemampuan menunjukan bahwa sebesar 41.7%
Manajerial Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah
Organisasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) dan Iklim Organisasi secara bersama-
Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta, maka sama berpengaruh positif terhadap Kinerja
dari hasil analisis dan pembahasan pada Guru sedangkan sisanya sebesar 57.3%
bagian terdahulu, penulis akan mengambil berpengaruh oleh faktor lainnya yang
suatu kesimpulan dari hasil pembahasan tidak teramati oleh penulis.
penelitian ini sebagai berikut:
Terdapat pengaruh positif
Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

39
SOSIO e-KONS Vol.6 No.1Februari 2014 Januar Barkah, meningkatkan kinerja ...(30-40)

SARAN DAFTAR PUSTAKA


Dari kesimpulan di atas, maka Akdon. 2002. Identifikasi Faktor-faktor
penulis memberikan saran yang kiranya Kemampuan Manajerial yang
dapat membantu, yaitu sebagai berikut: Diperlukan dalam Implementasi School
1. Kepala sekolah semestinya memiliki Based Management dan Implikasinya
kemampuan manajerial yang cukup Terhadap Program Pembinaan Kepala
Sekolah. Jurnal Administrasi
dan mampu mengaplikasikan dalam
Pendidikan Universitas Pendidikan
tugas dan fungsinya sebagai kepala Indonesia.
sekolah, dan tetap fokus pada Alma, Buchari. 2007, Manajemen
perencanaan, pengorganisasian, Pemasaran & Pemasaran Jasa.
penggerakan dan Bandung: CV. Alfabeta.
pengendalian/pengawasan, sehingga Fattah, Nanang. 2000. Manajemen Berbasis
kinerja guru yang sudah baik akan Sekolah. Bandung: IKA IKIP.
menjadi lebih baik lagi dimasa Hersey and Blanchard. 2004. Introduction to
mendatang. Educational Administration,
2. Kemampuan manajerial kepala sekolah Standard, Theories, and Practise,
identik dengan kemampuan kepala Douglas. fiore.
Hoy, Wayne K and Miskel, Cecil G. 2001.
sekolah dalam melaksanakan
Education Administration: Theory,
manajemen berbasis sekolah (school Research and Practice (6th ed,
based management) dimaksud international edition). Singapore: Mc
semestinya kepala sekolah Graw-Hill Co.
memperhatikan tingkat kesiapan guru Rahman, dkk. 2005. Peran Strategis Kapala
dalam menerima tugas, bekerjasama, Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
berprestasi, sehingga terjadi Pendidikan. Bandung: Alqaprint
harmonisasi didalam proses belajar Jatinangor.
mengajar. Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku
3. Bagi guru, sebaiknya lebih Organisasi (alih bahasa Drs. Benjamin
meningkatkan kinerjanya dimasa Molan), Edisi Bahasa Indonesia,
Klaten: PT Intan Sejati.
mendatang dengan kesadaran dan
Sanusi, Achmad. 2001. Masalah Relevansi
inisiatif yang mandiri untuk berprestasi Perundang-undangan Sistem
tanpa harus melihat kemampuan Pendidikan. Formasi (Jurnal) Jakarta:
manajerial kepala sekolah. UHAMKA.
4. Iklim organisasi yang ada di sekolah Sartika, Ikke Dewi. 2002. Quality Service In
seharusnya diciptakan menjadi sebuah Education. Edisi Khusus Untuk
iklim organisasi yang kondusif, Kalangan Mahasiswa, Bandung:
sehingga iklim tersebut mampu Kantor Yayasan Potensia.
memberikan dukungan yang positif Siagian, Sondang P. 2002. Kiat
kepada anggota organisasi untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja.
mencapai tujuan organisasi yang telah Jakarta: Asdi Mahasatya.
Stringer, Robert. 2002. Leadership and
ditentukan.
Organizational Climate. Prentice
Hall. New Jersey.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi
Pendidikan. Bandung. Refika
Aditama.
Wahjosumidjo, 2003, Kepemimpinan dan
Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

40

Anda mungkin juga menyukai