Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

(KARAKTERISTIK SOSIAL EMOSI ANAK)

DISUSUN OLEH :

NOVIRA RAMADANI
NIM : 20900120010

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


TP. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhana wa ta’ala, hanya berkat rahmat dan
ridho-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah yang berjudul “Karakteristik Sosial
Emosi Anak” ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Psikologi
perkembangan.

Ucapan terimakasih kami ucapkan pula pada dosen kami Ahmad Afif, S.Ag., M.Si.
selaku dosen yang tidak pernah bosan membimbing, mengingatkan, dan memotivasi penulis
hingga makalah ini selesai.

Meskipun telah dikerjakan secara maksimal, penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis
demi hasil yang lebih baik.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat membawa makna dan
manfaat bagi pembaca, untuk mengubah pembelajaran menulis jadi lebih baik.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 1

C. TUJUAN .............................................................................................................................. 1

BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2

A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK ................................................ 2


1) Periode Bayi ................................................................................................................. 2
2) Periode Prasekolah........................................................................................................ 2
3) Periode Usia sekolah ................................................................................................... 3
B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK .................................................. 4
BAB III: PENUTUP .......................................................................................................................... 7

KESIMPULAN .................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sosialisasi pada anak di tandai dengan kemampuan anak untuk
berdabtasi dengan lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan emosi, dan
perilakunya.
Perkembangan sosial adalah proses di mana anak mengembangkan keterampilan
interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan, meningkatkan pemahamannya tentang
orang yang ada di luar dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan perilku.
Sedangkan perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami,
mengekspresikan dan belajar megendalikan emosinya seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Emosi anak harus dipahami oleh para guru agar dapat mengarahkan
emosi negative menjadi emosi positif sesuai dengan harapan sosial.
Ada beberapa karakteristik sosial emosi anak yang akan mereka alami dalam
perkembangannya yang akan dibahas secara rinci dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1) Apa saja karakteristik sosial anak?
2) Apa saja karakteristik emosi anak?

C. Tujuan
Untuk mejadi acuan bagi kami untuk mengetahui sosial emosi yang dialami oleh
seorang anak agar kami dapat membantu mengontrol emosi dan pergaulan mereka
sehari-hari sehingga tidak memberikan dampak buruk bagi perkembangannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Sosial Anak


1. Periode Bayi
a. Usia 1-4 bulan, anak belum mampu membereskan objek atau benda.
b. Usia 3-4 bulan, mata sudah melihat objek/benda, sudah bisa tersenyum pada
orang lain.
c. Usia 5-6 bulan, bereaksi berbeda terhadap suara, terkadang agresif, memegang,
melihat, mengikuti suara dan tingkah laku sederhana.
d. Usia 12 bulan, mengenal larangan.
e. Usia 14 bulan, anak sudah mampu melakukan aktivitas sederhana.
2. Periode Prasekolah
a. Membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya.
b. Mulai dapat bermain Bersama.
c. Mulai menunjukkan tingkah laku sosial, seperti:
1) Pembangkangan (negativisme)
2) Agresif (aggression)
3) Berselisih (arguing)
4) Menggoda (teasing)
5) Persaingan (rivaly)
6) Kerja sama (cooperation)
7) Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)
8) Mementingkan diri sendiri (selfishness)
9) Simpati (syimpaty)

Menurut Hurlock (1980:116), ada beberapa pola perilaku sosial anak, antara lain:

a. Meniru. Agar anak merasa sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan
perilaku orang yang sangat dia kagumi.
b. Persaingan. Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain sudah
tampak pada usia 4 tahun.
c. Kerja sama. Pada akhir tahun ketiga bermain kooperatif dan kegiatan
berkelompok mulai berkembang dan meningkat, baik dalam frekuensi maupun

2
lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk
bermain dengan orang lain.
d. Simpati. Simpati ini sangat berhubungan dengan perasaan dan emosi orang lain,
maka hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum 3 tahun.
e. Empati. Perilaku empati tidak hanya melibatkan emosi dan perasaan orang lain
saja, tetapi juga membayangkan diri sendiri di tempat orang lain atau
membayangkan diri sendiri sebagai orang lain.
f. Dukungan sosial. Dukungan dari teman-teman merasa lebih penting dibanding
dukungan dari orang dewasa pada masa kanak-kanak ini. Anak tidak akan
menganggap baik dan burukmenurut orang dewasa tetapi menunjukkan perilaku
yang dianggap sama dengan teman-temannya.
g. Membagi. Untuk memperoleh pengakuan sosial adalah dengan membagi
miliknya, seperti mainan atau benda yang dia miliki untuk anak-anak lain.
3. Periode Usia Sekolah
Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya
pada aktivitas keluarga. Mereka membentuk kelompok (gang) sehingga periode ini
di sebut dengan periode gang age. Peranan teman sebaya pada tahap ini sangat
penting dan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Diantara pengaruh
yang ditimbulkannya pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini:
a. Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku
yang dapat diterima oleh kelompok.
b. Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain di luar nilai orang tua.
c. Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan
kepuasan emosional dari rasa berkawan.
Snowman dalam patnomodewo (1995:29) mengemukakan beberapa
karakteristik perilaku sosial pada anak usia sekolah, diantaranya sebagai berikut:
a. Pada umumnya anak usia dini memilki satu atau dua sahabat. Akan tetapi sahabat
itu cepat berganti. Mereka pada umumnya dapat dengan cepat menyesuaikan diri
secara sosial. Sahabat yang dipilih biasanya dari jenis kelamin yang sama.
Kemudian berkembang dengan menjadi bersahabat dengan anak yang berjenis
kelamin berbeda.
b. Kelompok bermainnya cenderung kelompok kecil,tidak terlalu terorganisasi
secara baku sehingga kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c. Anak yang lebih kecil seringkali mengamati anak yang lebih besar.

3
d. Pola bermain anak prasekolah lebih bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas
sosial dan gender.
e. Perselisihan sering terjadi. Akan tetapi dalam jangka waktu yang sebentar
kemudian mereka berbaikan kembali.
f. Setelah masuk TK, pada umumnya kesadaran mereka terhadap peran jenis
kelamin telah berkembang. Anak laki-laki lebih senag bermain di luar, bermain
kasar dan bertingkah laku agresif, sedangkan anak perempuan lebih senang
bermain yang bersifat kesenian, bermain boneka dan menari.
Dari berbagai pendapat di atas, tingkah laku sosial pada anak usia dini
berbeda-beda tergantung tingkatan usia anak. Semakin tumbuh, semakin berkembang
tingkah laku sosial anak. Tingkah laku sosial anak sangat berpengaruh dalam proses
interaksi dan sosialisasi anak dengan lawan sosial seperti teman sebaya dan orang
dewasa.
B. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
Menurut Masnipal (2013:117), ada beberapa ciri utama reaksi emosi sosial anak
usia dini, yaitu:
1. Anak lebih sering terjadi perselisihan dengan teman sebaya,menunjukkan sikap suka
tidak suka (walaupun rentang benci pendek), suka merajuk (menangis dan
bersembunyi sendiri bila dimarahi), sedih bila barang kesayangannya hilang/mati.
2. Keinginan berteman lebih intens, bermain bersama di rumah maupun di luar rumah,
hubungan antar anggota keluarga seperti kakak lebih sering terjadi bentrokan, karna
anak berusaha menunjukkan kekuatannya di hadapan anggota keluarganya.
3. Perilaku yang mencolok adalah perilaku marah/tidak senang dengan
menyembunyikan diri sambil menangis, anak harus diakui sebagai bagian dari
kelompok/keluarga, kegiatan pertemuan lebih intens, perselisihan mulai berkurang.
4. Interaksi anak dengan teman sebaya sangat intens, sudah jarang bertengkar atau bisa
bekerja sama lebih lama, respon positif dari orang dewasa membuat anak dekat.
Sedangkan menurut Hurlock (1978) perkembangan emosi ini terlihat mencolok
pada anak usia 2,5 tahun - 3,5 tahun, dan 5,5 tahun - 6,5 tahun. Perkembangan emosi
dipengaruhi oleh kematangan dan belajar. Adapun karakteristik reaksi sosial anak
adalah sebagai berikut:
1. Reaksi emosi anak sangat kuat. Dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak
dan semakin bertambah matangnya emosi anak, maka anak akan semakin terampil
dalam memilki kadar keterlibatan emosionalnya.

4
2. Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkan.
3. Reaksi emosi anak mudah berubah dari suatu kondisi ke kondisi lain.
4. Reaksi emosi bersifat individual.
5. Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.
6. Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku.
7. Emosi seringkali tampak. Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi yang
meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali
mengakibatkan hukuman, sehingga mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan
situasi yang membangkitkan emosi. Kemudian mereka akan berusaha mengekang
ledakan emosi mereka atau bereaksi dengan cara yang lebih dapat diterima.
Dari kedua uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri utama reaksi
sosial emosi pada anak adalah saling berkaitan diantara keduanya. Emosi sangat
dipengaruhi oleh sosial atau lingkungan anak, dan proses sosial anak pun bisa
dipengaruhi oleh emosi yang semakin berkembang. Semakin anak tumbuh maka
semakin berkembang tingkat emosi sosial anak. Pada masa anak ini, emosi masih
belum matang artinya masih belum bisa ia kendalikan. Reaksi sosial emosi anak tidak
bisa dibuat-buat dan terjadi secara alami dalam proses interaksi dengan teman sebaya
atau orang dewasa.
Menurut Syamsu Yusuf, emosi sebagai suatu peristiwa psikologis memiliki
beberapa ciri sebagai berikut:
1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti: pengamatan
dan berpikir.
2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).

3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan pancaindra.


Terdapat pola-pola emosi umum pada awal masa kanak-kanak, antara lain :

1. Amarah. Anak mengungkapkan rasa marahnya dengan menangis, berteriak,


menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul
2. Takut. Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik, kemudian
menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar, dan bersembunyi, menangis dan
menghindari situasi yang menakutkan.
3. Cemburu. Anak yang lebih muda dapat mengungkapkan kecemburuannya secara
terbuka atau menunjukkannya dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti
mengompol, pura-pura sakit, atau menjadi nakal. Perilaku ini semua bertujuan untuk

5
menarik perhatian orang tua.
4. Ingin tahu. Reaksi pertama adalah dalam bentuk penjelajahan sensomotorik
(meraba), kemudian berkembang menjadi bertanya.
5. Iri hati. Reaksi dari iri hati ini bermacam-macam, yang paling umum mengeluh
dengan barang kepunyaan sendiri dan mengungkapkan ingin mempunyai barang
seperti orang lain atau dengan mengambil barang kepunyaan orang lain.
6. Gembira. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa,
bertepuk tangan, melompat-lompat atau memeluk benda atau orang yang membuat
dirinya bahagia.
7. Sedih. Secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan
dengan kehilangan minat terhadapa kegiatan normalnya, termasuk makan.
8. KasihSayang. Anak mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah besar
tetapi ketika masih kecil anak mengungkapkannya secara fisik, seperti memeluk,
menepuk, dan mencium objek kasihsayangnya.

Emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan:
1. Cemas: murung, diam, keringat dingin, lari menjauh.
2. Senang: senyum, mengeluarkan bunyi, bergumam, menyanyi, membelai, memeluk,
mencium.
3. Takut: mengkeret, wajahnya mengerut, berteriak-teriak
4. Marah: gregetan seperti mau melawan,berteriak”tidak!”, menyakiti diri sendiri,
menangis.
5. Kesal: Menggigit, menjambak, membanting barang, mengangkat barang dengan satu
tangan.
6. Sedih: murung, tidak mau makan, melempar-lempar piring.
7. Kecewa: murung, wajah memelas, cemberut.

Reaksi emosi anak usia dini dapat kita kenali dengan kasat mata atau terlihat jelas
baik secara verbal anak maupun non verbal anak, pasalnya emosi anak selalu muncul
secara kuat dan berhenti secara tiba-tiba. Reaksi emosi pada anak sangat berbeda
dengan emosi pada orang dewasa.

6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perkembangan sosial dan emosi pada anak tidak terlepas dengan kondisi emosi
dan kemampuan anak merespon lingkungannya diusia sebelumnya. Bayi yang dapat
pengasuhan secara baik di mana kebutuhannya secara fisik dan psikologis terpenuhi,
akan merasa nyaman dan membentuk rasa percaya pada lingkungan sekitarnya,
begitupun sebaliknya. Menurut Hurlock, pola perilaku sosial anak meliputi: meniru,
persaingan, kerja sama, simpati, empati, dukungan sosial, dan membagi.

Pola emosi umum pada awal masa kanak-kanak yaitu: amarah, takut, cemburu,
ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan adanya kasih sayang

Ciri utama reaksi sosial emosi pada anak adalah saling berkaitan antara pendapat
Masnipal dan Hurlock tentang perkembangan sosial emosi anak. Emosi sangat
dipengaruhi oleh sosial atau lingkungan anak, dan proses sosial anak pun bisa
dipengaruhi oleh emosi yang semakin berkembang. Semakin anak tumbuh maka
semakin berkembang tingkat emosi sosial anak. Pada masa anak ini, emosi masih
belum matang artinya masih belum bisa ia kendalikan. Reaksi sosial emosi anak tidak
bisa dibuat-buat dan terjadi secara alami dalam proses interaksi dengan teman sebaya
atau orang dewasa.

7
DAFTAR PUSTAKA
www.paud.id
https://melyloelhabox.blogspot.com
https://sc.syekhnurjati.ac.id

8
9
1

Anda mungkin juga menyukai