Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK ANNISA
PREEKLAMPSIA DALAM KEHAMILAN

1. Pengertian (definisi ) Preeklampsi adalah timbulnya hipertensi dapat disertai


proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20
minggu sampai berlangsung 3 bulan pasca persalinan
2. Anamnesis 1. Umur kehamilan ≥ 20 minggu s/d 3 bulan pascasalin
2. Hipertensi
3. Tidak ada : kejang, penurunan kesadaran, penglihtn
kabur, nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati.
3. Pemeriksaan fisik 1. Preeklamsi
Diagnosis preeklamsi didasarkan atas timbulnya
hiertensi (sistolik atara 140-<160 mmHg dan sistolik
antara 90-<110 mmHg) disertai proteinuria (>300
mg/24 jam, atau 1+ dipstick)
2. Preeklampsi berat
Bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini
preeklampsi digolongan berat.
 Tekanan darah sistolik>160 mmHg atau tekanan
darah diastolic >110 mmHg
 Proteinuria >2g/24 jam atau >2+ dalam
pemeriksaan kualitatif ( dipstick)
 Kreatinin serum >1,2 mg% disertai oliguria
(<400ml/24 jam)
 Trombosit <100.000/mm
 Angiolisis mikroangiopati ( peningkatan kadar
LDH)
 Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT)
 Sakit kepala yang menetap atau gangguan visus
dan serebral
 Nyeri epigastrium yang menetap
 Pertumbuhan janin terhambat
 Edema paru disertai sianosis
 Adanya “HELLP Sydrome” (H: Hemolysis; EL:
Elevated liver enzymes ; LP: Low Platelet count)
4. Kriteria Diagnosis -
5. Diagnosa Banding  Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil
yang sudh ditemukn sebelum kehamilan atau yang
ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20
minggu, dan yang menetap setelah 12 minggu pasca
persalinan.
 Preeklamsi/ eklamsi atas dasar hipertensi kronis
adalah timbulnya preeklampsi atau eklamsi pada
pasien hipertensi kronik.
 Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi
dalam kehanilan pada wanita yang tekanan darah
sebelumnya normal dan tidak mempunyai gejala-
gejala hipertensi kronjk atau preeklamsi/ eklamsi
 (tidak disertai proteinuria). Gejala ini akan hilang
dalam waktu <12 minggu pascasalin.
6. Pemeriksaan  Preeklamsi : urin lengkap
penunjang  Preeklamsi berat
 Pemeriksaan laboratorium : ( bila tersedia sarana
&prasarana)
 Pemeriksaan Hb, Ht, Lekosit, Trombosit, Urin
lengkap.
 Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca, dan Cl;kadar
glukosa , Urea N, Kreatinin, SGOT, SGPT,
analisa gas darah, asam urat darah.
 Pemeriksaan KTG
 Pemeriksaan foto rontgen thoraks
7. Terapi 1. Preeklamsi
Lihat Alogaritma
2. Preeklamsi berat
Rawat bersama dengan Departemen yang Terkait
(Penyakit dalam, Penyakit Saraf,Mata, Anestesi, dll)
A. Medikamentosa
 Infus larutan ringer laktat
 Pemberian obat
A.1 MgSO4
Cara pemberian MgSO4:
Pemberian melalui intravena secara kontiyu (infus
dengan infusion pump):
a. Dosis awal:
4 gramMgSO4 (10 cc MgSO4 40% atau 20 cc
MgSO4 20%) kedalam 100 cc NaCL/ RL, dibrikan
selama 15-20 menit. (siapan cairan NaCL/RL 100 cc
selanjutnya dikurangi 10 cc bila menggunakan
MgSO4 40% atau 20 cc bila menggunakan MgSO4
20% kedalam larutan sisa tersebut ditambahkan 10cc
MgSO4 40%,atau 20 cc bila menggunakan MgSO4
20 %). Tetesan +50 gtt/menit, akan habis dalam 15-
20 menit.
b. Dosis pemeliharaan
10 gram (25cc MgSO4 40%) dalam 500 cc cairan
RL, (bila menggunakan MgSO4 40% cairan 500
NaCL dikurangi 25cc, selanjutnya ditambahkan 25
cc MgS04 40%. Bila menggunakan MgSO4 20%,
cairan 500 NaCL dikurangi 50cc, selanjutnya
ditambahkan 50 cc MgSO4 20%) diberikan dengan
kecepatan 1-2 gram/jam (20-30 tetes permenit).
 Syarat pemberian MgSO4
 Harus KALSIUM GLUKONAS 10% (1
gram dalam 10 cc)sebagai antidotum MgSO4,
yaitu diberikan i.v dalam waktu 3-5 menit.
 Refleks patella (+)
 Frekuensi pernapasan > 16 kali per menit
 Produksi urin >30 cc dalam 1 jam sebelumnya
(0,5 cc/kg bb/ jam)
 Sulfas magnesikus dihentikan bila :
 Ada tanda-tanda intoksikasi
 Setelah 24 jam pascasalin
 Dalam 6 jam pascasalin sudah terjadi
perbaikan tekanan darah (normotensif)
A. 2 Atihipertensi
Diberikan terutama bila tekanan darah mencapai :
 Sistolik >160 mmHg
 Diastolik > 110 mmHg
Dapat diberikan : (Gawat Darurat)
 Nifedipin : 10 mg peroral dan dapat diulang
setiap 30 menit (makdimal 120 mg/ 24 jam)
sampai terjadi penurunan MABP 20 %.
Selanjutnya diberikan dosis rumatan 3x10 mg
 (pemberian nifedipin tidak diperkenankan
diberikan sub lingual).
 Nikardipine diberikan bila tekanan darah >
180/110 mmHg/ hipertensi emergensi dengan
dosis 1 ampul 10 mg dalam larutan 50 cc per
jam atau 2 ampul 10 mg dalam larutan 100 cc
tetes per menit mikro drip. Pelarut yang tidak
dapat digunakan adalah ringer laktat dan
bikarbonat natrikus.
B Pengolahan konservatif
a. Indikasi:
Kehamilan preterm (<34 minggu) tanpa
disertai tanda-tanda impending eklamsi dengan
keadaan janin baik
b. Pengobatan medisinal:
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan
secara aktif, pemberian MgSO4 dihentikan bila
sudah mencapai tanda-tanda preeklamsi,
selamat lambatnya dalam waktu 24 jam.
c. Pengelolaan obstetrik:
 Selama perawatan konservatif, tindakan
observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes
tanpa kontraksi dan USG untuk memantau
kesejahteraan janin.
 Bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada
perbaikan maka keadaan ini dianggap
sebagai kegagalan perawat konservatif
pengobatan medisinal dan sangat dianjurkan
untuk dilakukan diterminasi. Cara terminasi
sesuai dengan pengelolahan aktif.
 Penyulit
Sindroma HELLP, gagal jantung, edema
paru, kelainan pembekuan darah.
 Konsultasi
Disiplin Ilmu Terkait (Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, ICU, Departemen Saraf,
Departemen Mata)
 Perawatan Rumah Sakit
Lampiran protokol
 Terapi
Lampiran protokol
 Izin Tindakan
Seksio sesarea, ekstraksi forsep,
embryotomi
 Lama Perawatan
Lampiran protokol
C. Pengelolaan Aktif
Indikasi
Bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah ini:
Ibu:
1. Kehamilan >34 minggu (dengan kortikosteroid
selama 2 hari telah diberikan, dan memberi
tahu bagian perinatology sebelum pengakhiran
kehamilan)
2. Adanya gejala impending eklamsi
3. Gagal perawatan konservatif
4. Kondisi ibu tidak stabil
Janin:
 Adanya tanda-tanda gawat janin
 Adanya tanda pertumbuhan janin terhambat
Laboratorik:
 Adanya sindrom HELLP
D. Pengelolaan Obstetri
( cara terminasi kehamilan)
I. Gravida :
1. Dilakukan induksi persalinan
Bila skor bishop>6. Bila perlu dilakukan
pematangan serviks dengan misoprostol. Induksi
persalinan harus sudah mencapai kala II dalam
waktu 24 jam. Bila tidak tercapai, induksi
persalinan dianggap gagal, dan harus disusul
dengsn seksio sesarea.
2. Indikasi seksio sesarea:
a. Syarat persalinan pervaginam tidak terpenuhi
b. Terdapat kontraindikasi persalinan
pervaginam
c. Induksi persalinan gagal
d. Terjadi gawat janin
e. Kelainan letak
f. Bila umur kehamilan <34 minggu
II inpartu:
1. Perjalanan persalinan diikuti dengan grafik
friedman ( tidak perlu bila dilakukan induksi atau
augmentasi)
2. Memperpendek kala II
3. Seksio sesarea dilakukan apabila terdapat
kegawatan ibu dan gawat janin.
4. Bila skor bishop <6 direkomendasikan tindakan
seksio sesarea.
5. Anestesia : disesuaikan dengan kemampuan
sarana kesehatan.
8. Edukasi Perjalanan penyakit, Pencegahan, Tatalaksana
9. Prognosis dubia
PREEKLAMSIA

USG Asetosal 80 mg

KTG Kalsium 1gram (suplemen)

Laboratorium Antiagregasi

Konsultasi Kortikosteroid

≥34 minggu ≤ 34 minggu Bila dilakukan rawat jalan syarat:

PJT - pengawasan ketat

Gawat Janin - pemeriksaan ibu janin

Gagal Perawatan Rawat Inap - keadaan ibu & janin stabil

Timbul Komplikasi

Keadaan tidak Stabil > 34 minggu

Menjadi PEB Bila Syarat

Timbul Eklamsi PEB Membaik tidak terpenuhi

Terminasi

Bila keadaan ibu dan janin stabi


PEB) masih ada tempat untuk p
Terminasi kelola kehamilan ≥ 34 minggu konservatif Sp 37 mg dengaan s

seperti PEB - Dilakukan rawat inap


- Bila tidak dapat dilaku
inap
-

Terminasi
PREEKLAMSI BERAT

≥34 minggu ≤ 34 minggu

Gawat janin Gawat janin (-)

Sindrom Help Sindrom Help (-)

PJT PJT (-)

Payah Jantung
Gangguan Ginjal
Konservatif
MgSO4
Aktif
R/ Antihipertensi
R/ Supportif
Kortikosteroid

Terminasi

≤ 34 minggu tidak Perbaikan


membaik

Rawat

Pervaginam Sectio Caesaria ≥ 34 minggu

Sectio Caesaria
CLINICAL PATHWAY
PREEKLAMPSIA

RUMAH SAKIT KHUSUS


IBU DAN ANAK ANNISA

No. RM : 00.18.31
Nama Pasien : Ny. ISWANTI BB : 98 Kg
Jenis Kelamin : Perempuan. TB : 163 cm
Tanggal Lahir : 29 FEBRUARI 1980 Tgl.Masuk : 05/02/2019 Jam : 16.15 wita
Diagnosa Masuk RS : G2P1A0 H 33 mgg perawatan Tgl.Keluar : 07/02/2019 Jam : 13.00 wita
dengan PEB

Penyakit Utama : ………………………. Kode ICD Lama Rawat : 3 Hari


Penyakit Penyerta : PEB Kode ICD : …………. Rencana Rawat
Komplikasi : ………………………. Kode ICD : …………. R. Rawat/ kelas : MINA /I
Tindakan : Perawatan Kode ICD : …………. Rujukan : Ya / Tidak
………………………. Kode ICD : ………….
Dietary Counseling and
Surveillance Kode ICD : O14.1

HARI PENYAKIT
1 2 3 4 5 6 7
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
HARI RAWAT
1 2 3 4 5 6 7
1. ASESMEN AWAL
Dokter IGD √ Pasien masuk melalui IGD
Dokter Spesialis √

ASESMEN AWAL MEDIS Tim Kebidanan


Pasien masuk melalui RJ
Tim Anestesi
Tim Rehabilitasi Medik
Perawat Primer : √
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
Dilanjutkan dengan asesmen bio,
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN skrining gizi, nyeri, status fungsional
psiko, sosial, spiritual dan budaya
: bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhanedukasi dan
budaya
Darah rutin, BT/CT, GDS, kreatinin, √
nitrogen urea darah
2. LABORATORIUM
Urin rutin √

3. RADIOLOGI/IMAGING USG √

CTG √

4. KONSULTASI Anestesi √

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP √ √ √ Visite harian/ Follow up


a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Atas Indikasi/ Emergency
√ √ √ Dilakukan dalam 3 shift, 14
kebutuhan dasar tetap
b. ASESMEN KEPERAWATAN Perawat Penanggung Jawab
dilaksanakan sesuai kondisi
pasien
√ √ √ Lihat risiko malnutrisi melalui
skrining gizi dan mengkaji data
antropometri, biokimia, fisik/
c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
klinis, riwayat makan termasuk
alergi makanan serta riwayat
personal dalam 48 jam
Telaah Resep √ √ √ Dilanjutkan dengan intervensi
d. ASESMEN FARMASI farmasi sesuai hasil telaah dan
Rekonsiliasi Obat √ √ √
rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS

a. DIAGNOSIS MEDIS Preeklamsi berat √

00205. Risiko Shock Masalah keperawatan yang


dijumpai setiap hari. Dibuat oleh
00028 Defisit Volume Cairan √
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN perawat penanggung jawab
mengacu pada NANDA Int 2015
00029 Penurunan Curah Jantung - 2017
00200 Tidak efektifnya perfusi
jaringan : Plasenta
Risiko Fetal Distress* √ √ √

00132 Nyeri Akut (Post Op)

00148 Takut √

00094 Intoleransi aktivitas √ √ √

Prediksi sub optimal asupan energi


berkaitan rencana tindakan bedah/
operasi sektio caesaria pasien
dipuasakan ditandai dengan asupan
makanan lebih rendah dari kebutuhan
Sesuai dengan data asesmen,
(NI-1.4)
kemungkinan saja ada diagnosis
c. DIAGNOSIS GIZI Meningkatnya kebutuhan energi dan
lain atau diagnosis berubah
protein berkaitan dengan
selama perawatan
meningkatnya kebutuhan zat gizi
ditandai dengan habis melahirkan,
tindakan operasi sectio, estimasi
asupan lebih rendah dari kebutuhan
( NI-5.1)
Jadwal kontrol Post Op √ √

Identifikasi Kebutuhan di rumah √ √


Program pendidikan pasien dan
7. DISCHARGE PLANNING
Indentifikasi pendukung mobilisasi √ √ keluarga

Informasi pemberian obat dirumah √ √

8. EDUKASI TERINTEGRASI

Penjelasan Diagnosis √ Oleh semua pemberi asuhan


a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS berdasarkan kebutuhan dan juga
Rencana terapi √ berdasarkan Discharge Planning.

Informed Consent √
Pengisian formulir informasi dan
Diet pasca bedah sectio adalah diet √ √ √ √ edukasi terintegrasi oleh pasien
post partum/diet ibu menyusui tinggi dan atau keluarga
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
energi dan tinggi protein sesuai
dengan kebutuhan Edukasi gizi bersamaan dengan
√ √ kunjungan awal, dapat juga
c. EDUKASI KEPERAWATAN Penurunan kecemasan dilakukan pada hari ke 4 atau hari
ke 5
Manajemen nyeri
Mobilisasi Post Operasi SC Meningkatkan kepatuhan pasien
meminum/menggunakan obat
Informasi Obat √
d. EDUKASI FARMASI
Konseling Obat √
PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN √
Lembar Edukasi Terintegrasi Di TTD Keluarga/Pasien
EDUKASI TERINTEGRASI
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA

a. INJEKSI MgSO4 40% 4 gr drip dlm Nacl 100 √


ml habis dalam 30 menit
MgSO4 40% 6 gr drip dlm RL 500 ml √
hbskan dalam 6 jam.
Inj. Dexamethasone 2x6 mg IM √ √

Inj Ranitidin 2x25 mg √ √

Inj Ceftriaxone 2x1 g √ √

b. CAIRAN INFUS Ringer Laktat (RL) √ √ √

Nacl √

Dopamit 3x250 mg, PO √ √ √


c. OBAT ORAL
Valisanbe 2x2 mg,PO √ √ √

Dopamit 3x250 mg, PO √ √ √ √


d. OBAT PULANG
Valisanbe 2x2 mg,PO √ √ √ √

10. TATA LAKSANA/INTERVENSI

a. TATA LAKSANA/INTERVENSI Seksio sesarea (terminasi kehamilan) Ditetapkan pre op


MEDIS Pemasangan kateter urine 2x24 jam √
Kode NIC : 4258 Manajemen Shock
Kode NIC : 4180 Manajemen
Hipovolemia
Kode NIC : 6680 Monitoring tanda- √ √ √ √ √
tanda vital
Kode NIC : 4190 Pasang IV Line √ √ √
dengan RL
b. TATA LAKSANA/INTERVENSI Kode NIC : 0580 Pasang Kateter Urin √ √ √ √ √
Mengacu pada NIC
KEPERAWATAN
Kode NIC : 6771 Monitor DJJ dan √ √ √ √ √
Gerakan Janin
Kode NIC : 6771 Monitor Fetal
(Antepartum) elektronik
Kode NIC : 2880 Koordinasi
Persiapan Operasi
Kode NIC : 2080 Monitor Cairan &
Elektrolit
Kode NIC : 1400 Manajemen Nyeri
Kode NIC : Penurunan √ √
Kecemasan/Takut
Kode NIC : 1800 Memenuhi √ √ √ √ √
Perawatan Diri
Bentuk makanan, kebutuhan zat
Diet Tinggi EnergiTinggi Protein
c. TATA LAKSANA/INTERVENSI GIZI gizi disesuaikan dengan usia dan
(Post Partum dan Post Sectio)
kondisi klinis
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI √ √ √ √ √
FARMASI Rekomendasi kepada DPJP Sesuai dengan hasil monitoring

11. MONITORING & EVALUASI Monitor perkembangan pasien


Asesmen Ulang & Review Verifikasi √ √ √ √ √
a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan
Kode NOC : 0802 Monitoring Tanda- √ √ √ √ √
Tanda Vital
Kode NOC : 4010 Monitoring
Perdarahan
Kode NOC : 4120 Manajemen Cairan √ √ √ √ √
b. KEPERAWATAN Mengacu pada NOC
Kode NOC : 0112 Monitoring Fetal √ √ √ √ √

Kode NOC : 1605 Monitoring Nyeri

Kode NOC : 1402 Monitoring Cemas √ √ √ √ √

Monitoring asupan makan Sesuai dengan masalah gizi dan


tanda gejala yang akan dilihat
Monitoring Antropometri kemajuannya
c. GIZI
Monitoring Biokimia Mengacu pada IDNT
(International Dietetics &
Monitoring Fisik/Klinis terkait gizi Nutrition Terminology)
Monitoring Interaksi OBat √ √ √ √ √
Menyusun sofware interaksi
d. FARMASI Monitoring Efek Samping Obat √
Dilanjutkan dengan intervensi
Pemantauan Terapi Obat farmasi sesuai hasil monitoring

12. MOBILISASI / REHABILITASI


Tahapan mobilisasi sesuai kondisi
Program post op hari 2 sampai hari pasien namun dianjurkan
a. MEDIS/TIM REHABILITASI MEDIK
pulang mobilisasi dini sejak 12 jam post
b. KEPERAWATAN Mobilisasi dibantu/sebagian √ √ √ √ √ operasi
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL
Nyeri luka operasi terkontrol dalam 3
hari
Mobilisasi bertahap dengan
pendamping
Luka operasi baik
a. MEDIS
Kontraksi uterus baik

Tidak ada perdarahan per vaginam

Mobilisasi mandiri dengan support √ √ √ √ √

0802 Tanda-Tanda Vital dalam Batas √ √ √ √ √


Normal
0419 Shock Hipovelemik teratasi

0602 Cairan/hidrasi terpenuhi √ √ √ √ √ Mengacu pada NOC


b. KEPERAWATAN
0111 Status Fetal dalam batas normal √ √ √ √ √ Dilakukan dalam 3 shift

1402 Cemas/takut Terkontrol √ √ √ √ √

0306 Perawatan diri terpenuhi √ √ √ √ √

Asupan makanan > 80% √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ Status gizi optimalisasi diet


c. GIZI Ketepatan pemberian diet
sesuai dan pemberian tepat waktu
Ketepatan waktu pemberian makan √ √ √ √ √

Terapi Obat sesuai Indikasi √ √ √ √ √


Meningkatkan Kualitas hidup
d. FARMASI
√ √ √ √ √ pasien
Obat Rasional
TTV dalam batas normal √

Janin dalam kondisi normal √ Status pasien/tanda vital sesuai


14. KRITERIA PULANG
dengan PPK

Resume Medis dan Keperawatan √ Pasien membawa Resume


15. RENCANA PULANG /
Penjelasan diberikan sesuai dengan √ Perawatan/ Surat Rujukan/ Surat
EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
keadaan umum pasien Kontrol/Homecare saat pulang.
Surat pengantar control √

VARIAN

- -

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verivikasi

( ) ( ) ( )

Keterangan :
Yang harus dilakukan
Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai